ABSTRAK
ABSTRACT
1.1. Pendahuluan
Kecamatan Rasanae Timur merupakan salah satu sentra pertanian di Kota Bima
dengan luasan areal sebesar 1112 Ha. Pengembangan potensi pertanian di areal perkotaan
tentu memiliki faktor penunjang berupa SDM petani yang lebih maju sehingga peningkatan
produksi disertrai kesadaran akan kelestarian lingkungan sekitar. Pemahaman ini tentu
dapat terlaksana melalui proses edukasi guna merubah pola pikir dan kesadaran petani
sebagai pelaku utama di tingkat lapangan. Salah satu perubahan pola pikir dalam usaha
tani yaitu reduksi penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan. Petani di
wilayah Rasanae Timur cenderung menggunakan pupuk di atas rekomendasi Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi NTB yaitu 250 kg Urea dan 300 Kg NPK per satu
kali musim tanam. Secara ekonomis menyebabkan berkurangnya keuntungan akibat
pembengkakan biaya usaha tani. Belum lagi dampak lingkungan akibat kerusakan ekologis
oleh zat kimia dari pupuk an- organik tersebut.
Keterbatasan alokasi di tahun 2022 yaitu hanya 72 % dari usulan Rencana Definitif
Kebutuhan Pupuk Kota Bima tentu menjadi titik balik perubahan pola pertanian ke arah
Sustainable Agriculture. Sebagai konsep pengembangan dari pembangunan berkelanjutan,
Sustainable Agriculture mengadopsi pemanfaatan sumber daya alam untuk proses produksi
pertanian dengan menekan dampak negative terhadap lingkungan seminimal mungkin.
Secara aspek ekonomis, petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi
yang cukup stabil dengan tingkat resiko yang bisa ditolerir (economically variable). Kondisi
di lapangan, keterbatasan jumlah pupuk kimia tidak menjadi kendala dalam peningkatan
produksi dengan ditopang oleh penggunaan pupuk organik.
Berdasarkan uraian analisis situasi tersebut, terdapat beberapa masalah yang dihadapi
oleh mitra dalam upaya mendukung program pertanian berkelanjutan melalui
pemnafaatan mol nira aren, antara lain;
Bulan Ke-
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Identifikasi potensi wilayah
2 Koordinasi Mitra PKM
3 Persiapan program
4 Pendampingan
5 Penyusunan laporan
6 Publikasi Hasil
3. Pendampingan program
Usulan PKM yang mengusung topik Pemanfaatan Mol Nira Aren Guna Mendukung
Sustainable Agriculture sesuai potensi di lokasi. Melalui Penyuluhan tentu memiliki aspek
kekuatan dan kelemahan dalam penerapan nya di tingkat lapangan. Identifikasi potensi
wilayah sebagai penjabaran aspek tersebut menjadi langkah dalm penentuan strategi
dalam penerapan program yang diuraikan sebagai berikut :
Potensi
1. Potensi pertanian dengan luasan 1112 Ha sebagai areal terluas di Kota Bima.
Optimalisasi pemanfaatan potensi guna penyerapan tenaga kerja di bidang pertania
sehingga mengurangi tingkat pengangguran.
2. Potensi pengembangan tanaman lontar di areal perkebunan didukung oleh minat
masyarakat karena budaya minum air tuak aren sudah mengakar bagi masyarakat
bima. Kondisi lahan yang berada di ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan
laut dan tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus sangat cocok dengan
topografi Kecamatan Rasanae.
3. Peluang pengembangan mol nira aren didukung oleh ketersediaan bahan baku yang
tidak perlu mengimpor dari luar Kota Bima. Terutama pada musim kemarau terjadi
peningkatan produksi nira sehingga stok melimpah.
4. Petani mulai perlahan mencari alternatif pemenuhan kebutuhan hara tanaman
dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harga nya semakin tinggi
dengan ketersediaan terbatas di saat musim awal tanam.
5. Dukungan petugas penyuluhan dalam melakukan sosialisasi PKM guna menjawab
permasalahan mitra.
6. Kemudahan memperoleh bahan baku untuk mol. Adapun bahan habis pakai yang
digunakan dalam pembuatan mol nira aren yaitu; Nira aren : 15.000 per liter, Kulit
buah : 1000 per kg, Sisa sayuran : 10. 000 per kg, EM4 : 30.000 per liter
Peran pendampingan tidak hanya terbatas pada fungsi menyampaikan inovasi dan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran kegiatan
penyuluhannya, akan tetapi harus mampu menjadi jembatan penghubung antara
pemerintah atau lembaga maupun pelaku usaha yang berkontribusi aktif dengan
masyarakat sasaran, baik dalam hal menyampaikan inovasi atau kebijakan-kebijakan yang
harus diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat sasaran, maupun untuk menyampaikan
umpan balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah/lembaga penyuluhan yang
bersangkutan.
Kendala Pendampingan
Stigma masyarakat suatu inovasi teknologi baru yang dipersepsi erat kaitannya
terhadap kondisi lingkungan (agro-ekosistem) dan tingkat kesulitan untuk menerapkan
teknologi tersebut. Penulis mengamati keadaan lapangan menunjukan kurang nya
dukungan sarana dan prasarana serta tenaga ahli dalam mendukung penggunaan mol nira
aren sebagai alternatif peningkatan produksi pertanian guna peningkatan pendapatan
masyarakat. Teknologi informasi akan membawa informasi baru layanan ke daerah
pedesaan di mana para petani, akan lebih banyak mendapatkan informasi yang nantinya
dapat dipilih mana yang sesuai dengan usaha taninya.
4. Partisipasi Mitra
khas setempat. Keputusan mengenai perilaku petani dapat dilihat melalui melihat respon
mereka terhadap produk baru. Misalnya anjuran teknologi baru, varietas maupun teknik
pemupukan yang disuluhkan oleh penyuluh. Analisis sikap ini telah menghasilkan sebuah
berperilaku tertentu, misalnya memberikan dosis pupuk NPK yang tepat untuk padi di
Persiapan
Penyuluhan
Masukan Ilmu
Pengetahuan
Pelatihan
Nira aren
Masukan
Air cucian beras, Teknologi
kulit buah, EM4
Pemampatan
5-7 Hari Campuran
kompos
Partisipasi merupakan suatu proses dimana warga atau petani padi punya
insiatif ikut serta atau aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan penyuluhan di WKBPP
Rasanae Timur.Untuk meningkatkan adopsi teknologi salah satunya adalah melalui
peningkatan partisipasi petani padi dalam penyuluhan. Partisipasi tinggi
menyebabkan pelaksanaan penyuluhan berorientasi kepada kebutuhan petani yang
memperhatikan keberagaman lokal dan sumberdaya yang dimiliki. Pelaksanaan
program dengan tingkat partisipasi tinggi juga dapat meningkatkan efisiensi dan
pemanfaatan biaya.
1) Pembuatan MOL sederhana dan mudah dengan waktu yang relatif singkat.
2) Biaya pembuatan murah, karena menggunakan bahan-bahan yang kurang
dimanfaatkan dan tersedia di sekitar.
3) Pupuk organik yang dihasilkan mengandung unsur kompleks baik makro
maupun mikro serta mengandung mikroba yang bermanfaat.
4) Ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu.
5) Biota tanah terlindungi sehingga dapat memperbaiki/mempertahankan
kualitas tanah.
6) Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk hasil tanaman.
BPS. (2020). Rasanae Timur Dalam Angka. Bima: Badan Pusat Statistik.
Kurniawan, A. (2018). Produksi Mol (Mikroorganisme Lokal) Dengan Pemanfaatan Bahan-
Bahan Organik Yang Ada Di Sekitar . Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 2, 36-44.
Lukman. (2018). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Nira Aren Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kangkung Darat. Jurnal Agrotech Vol. 8 No. 2, 50-55.
Lukman, Darman, Wahyudi I. (2016). Kajian nira aren (arenga pinnata merr.) Sebagai pupuk
organik cair terhadap pertumbuhan tanaman PADI. J. Agroland Vol. 23 No. 1, 20-
25.
Wijaya, H. (2015). Kajian Penggunaan Nira Aren Sebagai Substrat Pembuatan Ragi Roti.
https://repository.sttjaffray.ac.id , 1-22.
Pontoh, J. 2011. Analisis kandungan protein dalam nira aren. Chem Prog Volume, 4 (2): 75-79.
Puturuhu, Ferad, Johan Riry, Dan Albert J. Ngingi. 2011. Kondisi Fisik Lahan Tanaman Aren
(Arenga pinnata Merr.) Di Desa Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku
Tengah. Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 7. No 2.
Rachman, B. 2009. Karakteristik Petani dan Pemasaran Gula Aren di Banten. Forum Penelitian
Agro Ekonomi. Volume 27 No. 1.
Radam, Rosidah R dan Arfah Agustina Rezekiah. 2015. Pengolahan Gula Aren (Arenga pinnata
Merr) Di Desa Banua Hanyar Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Jurnal Hutan Tropis
Volume 3 No. 3.