Anda di halaman 1dari 15

Pemanfaatan Mol Nira Aren Guna Mendukung Sustainable Agriculture

Melalui Penyuluhan di Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima


Nama : Mardiana EMAIL : diana581121@gmail.com

Jurusan : Agribisnis Bidang Minat Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

ABSTRAK

Tujuan pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yaitu penguatan


kapasitas petani dalam pemanfaatan sumberdaya lokal guna mendukung pertanian
berkelanjutan di Kecamatan Rasanae Timur. Nira aren yang bernilai ekonomis rendah
akibat belum optimal pemanfaatan oleh masyarakat menjadi produk yang bernilai
ekonomis. Melalui kegiatan penyuluhan memberikan transfer informasi dan teknologi guna
peningkatan nilai ekonomis nira aren dalam menjawab permasalahan ketersediaan pupuk
kimia. Membangun jiwa entrepreneurship melalui pelatihan pengolahan serta pemanfaatan
nira aren menjadi mol sebagai bahan campuran decomposer pupuk organik menunjang
pertanian berkelanjutan. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi: sosialisasi, persiapan
kegiatan, pelaksanaan, pendampingan, monitoring dan evaluasi. Skema pelaksanaan
kegiatan meliputi pre test, pelatihan lanjutan, post test dan pelatihan akhir. Sasaran
kegiatan melibatkan wanita tani yang menganggur dengan harapan dapat meningkatkan
pengetahuan atau keterampilan kaum perempuan sehingga memiliki pekerjaan guna
menambah pendapatan. Partisipasi mitra berupa dukungan pelaksanaan kegiatan yang
direncanakan berlangsung selama lebih kurang delapan bulan sesuai jadwal kegiatan.
Luaran PKM akan dipublikasi dijurnal pengabdian yang ber ISSN.

Kata kunci : mol nira aren, pertanian berkelanjutan, pengabdian

ABSTRACT

The purpose of implementing Community Service (PKM) activities is to strengthen the


capacity of farmers in utilizing local resources to support sustainable agriculture in East
Rasanae District. Palm sap which has low economic value due to not being optimally
utilized by the community becomes a product of economic value. Through outreach
activities providing information and technology transfer in order to increase the economic
value of palm sap in answering the problem of the availability of chemical fertilizers.
Building an entrepreneurial spirit through training on processing and utilizing palm sap
into moles as a mixture of organic fertilizer decomposers to support sustainable
agriculture. Methods of implementing activities include: socialization, preparation of
activities, implementation, mentoring, monitoring and evaluation. The scheme for
implementing activities includes pre-test, advanced training, post-test and final training.
The target of the activity involves unemployed women farmers in the hope of increasing
women's knowledge or skills so that they have jobs to increase income. Partner
participation is in the form of support for the implementation of activities that are planned
to last for approximately eight months according to the activity schedule. PKM outputs will
be published in service journals with ISSN.

Keywords: palm sap mole, sustainable agriculture, devotion

1.1. Pendahuluan

Kecamatan Rasanae Timur merupakan salah satu sentra pertanian di Kota Bima
dengan luasan areal sebesar 1112 Ha. Pengembangan potensi pertanian di areal perkotaan
tentu memiliki faktor penunjang berupa SDM petani yang lebih maju sehingga peningkatan
produksi disertrai kesadaran akan kelestarian lingkungan sekitar. Pemahaman ini tentu
dapat terlaksana melalui proses edukasi guna merubah pola pikir dan kesadaran petani
sebagai pelaku utama di tingkat lapangan. Salah satu perubahan pola pikir dalam usaha
tani yaitu reduksi penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan. Petani di
wilayah Rasanae Timur cenderung menggunakan pupuk di atas rekomendasi Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi NTB yaitu 250 kg Urea dan 300 Kg NPK per satu
kali musim tanam. Secara ekonomis menyebabkan berkurangnya keuntungan akibat
pembengkakan biaya usaha tani. Belum lagi dampak lingkungan akibat kerusakan ekologis
oleh zat kimia dari pupuk an- organik tersebut.

Keterbatasan alokasi di tahun 2022 yaitu hanya 72 % dari usulan Rencana Definitif
Kebutuhan Pupuk Kota Bima tentu menjadi titik balik perubahan pola pertanian ke arah
Sustainable Agriculture. Sebagai konsep pengembangan dari pembangunan berkelanjutan,
Sustainable Agriculture mengadopsi pemanfaatan sumber daya alam untuk proses produksi
pertanian dengan menekan dampak negative terhadap lingkungan seminimal mungkin.
Secara aspek ekonomis, petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi
yang cukup stabil dengan tingkat resiko yang bisa ditolerir (economically variable). Kondisi
di lapangan, keterbatasan jumlah pupuk kimia tidak menjadi kendala dalam peningkatan
produksi dengan ditopang oleh penggunaan pupuk organik.

Potensi pertanian di Kecamatan Rasanae Timur juga didukung oleh potensi


perkebunan salah satunya tanaman aren. Berdasarkan data statistik komoditi perkebunan
Kota Bima Tahun 2021, luasan areal tanaman lontar 9,75 Ha yang tersebar di 40 KK di
Kecamatan Rasanae Timur. Masyarakat pada umumnya, memanfaatkan semua bagian atau
produk tanaman ini dan memiliki nilai ekonomi. Setiap pohon aren dapat menghasilkan
nira rata-rata sekitar 10-25 liter per pohon per hari. Hasil nira dari aren, masih dijual
gelondongan sehingga daya simpan sangat rendah akibatnya rusak dan produk terbuang
percuma yang mengakibatkan nilai ekonomis nya rendah.

Pengelolaan nira menunjang Sustainable Agriculture melalui pemanfaatan Mikro


Organisme Lokal (MOL) yang merupakan larutan hasil fermentasi dimanfaatkan sebagai
dekomposer atau biang pembuatan kompos, pupuk organik cair maupun pestisida nabati.
Selain menambah umur simpan, juga mengurangi produk terbuang percuma dan dapat
bermanfaat untuk menunjang pembuatan pupuk organic guna reduksi penggunaan pupuk
kimia yang harga nya mahal serta kurang di tingkat petani. Sejalan dengan uraian jurnal
penelitian Teknologi Hasil Pertanian Unhas menyatakan nira merupakan media
pertumbuhan yang subur bagi bakteri acetobacter aceti yang aktif mensitesa gula
(glukosa). Cairan yang mengandung mikroorganisme merupakan tempat yang disukai
sebagai media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna sebagai
decomposer atau tambahan nutrisi bagi tanaman.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Balai Penyuluhan Pertanian


Kecamatan Rasanae Timur, pertanian berkelanjutan merupakan salah satu langkah strategi
dalam peningkatan produksi dengan minamalisir input produksi guna meningkatkan
pendapatan petani, membangun jiwa entrepreneurship dengan tetap menjaga fungsi
ekologi (lingkungan). Sinergi antara civitas akademika dengan penyuluh pertanian sebagai
petugas penyampai informasi di tingkat petani menciptakan perubahan dalam pola usaha
tani yang lebih baik di Kota Bima. Kegiatan penyuluhan sebagai sarana transfer informasi
dan teknologi memberikan multiplier effect dalam perencanaan pembangunan pertanian
berkelanjutan. Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melibatkan petani
khususnya ibu-ibu wanita tani serta petugas penyuluhan pertanian dengan dukungan
civitas academika sebagai penggagas transformasi pertanian di Kota Bima melalui
pemanfaatan potensi pengolahan nira agar tidak terbuang percuma.

1.2. Permasalahan Mitra

Berdasarkan uraian analisis situasi tersebut, terdapat beberapa masalah yang dihadapi
oleh mitra dalam upaya mendukung program pertanian berkelanjutan melalui
pemnafaatan mol nira aren, antara lain;

1. Penggunaan pupuk berlebih berbanding terbalik dengan penurunan alokasi pupuk


Kota Bima.
2. Penurunan kualitas tanah menunjukkan kerusakan lingkungan akibat penggunaan
pupuk berlebih.
3. Harga eceran pupuk mengalami kenaikan yang berakibat pembengkakan input
produksi sehingga terjadi penurunan keuntungan usaha tani.
4. Produksi nira aren melimpah dengan daya simpan rendah sehingga produk
terbuang percuma apabila tidak laku di pasaran.
5. Keberlanjutan pertanian sebagai sumber ketahanan pangan perlu meperhatikan
fungsi lingkungan.
6. Pengembangan usaha tani perkotaan dengan potensi edukasi sumber daya manusia
guna penerapan pertanian berkelanjutan masih terkendala transfer informasi dan
teknologi.

1.3. Alternatif Program


Program kemitraan masyarakat berupaya memberikan alternatif solusi guna
menjawab permasalahan di atas, yaitu :

1. Menjawab keluhan petani terkait kekurangan kuantitas pupuk kimia dengan


penggunaan pupuk organik berbahan dasar mol nira aren. Perilaku petani yang
masih menggunakan pupuk tidak sesuai dosis takaran mengalami kendala akibat
berkurang nya jumlah pupuk yang beredar di pasaran akibat penurunan alokasi
pupuk di Kota Bima yaitu dari 99% di tahun 2021 menjadi hanya 72 % di tahun
2022. Petani diberikan solusi untuk beralih ke penggunaan pupuk organik guna
menutupi kebutuhan pupuk agar kekhawatiran tanaman kekurangan unsur hara
bisa ditutupi dengan asupan dari sumber pupuk organik.
2. Pertanian berkelanjutan merupakan salah satu program pemerintah guna menjaga
sustainability lingkungan sebagai ekosistem makhluk hidup. Pemenuhan kebutuhan
pangan tetap terjamin dengan tidak merusak lingkungan sebagai akibat penerapan
budidaya tani konvensional. Masyarakat diberikan penyuluhan terkait perlunya
menjaga lingkungan sebagai sumber kehidupan. Perubahan pola pikir petani agar
sadar lingkungan melalui penggunaan bahan alami sebagai sumber hara bagi
tanaman yang dibudidayakan sebagai usaha dalam memperoleh penghasilan.
3. Peningkatan nilai ekonomis berupa penambahan nilai produk nira aren yang hanya
sebatas sebagai bahan siap minum serta tidak tahan lama disimpan dalam jangka
waktu lama. Difersifikasi produk menjadi sarana peningkatan pendapatan
masyarakat mengingat kecamatan Rasanae Timur sebagai sasaran PKM merupakan
salaha satu wilayah potensi pengembangan pertanian dengan areal terluas di Kota
Bima.
4. Edukasi petani melalui kegiatan penyuluhan didukung oleh petugas penyuluh
pertanian sebagai garda terdepan peningkatan produksi yang tentu saja arahnya
meningkatkan taraf hidup petani sebagai aplikator.
5. Integrasi pertanian berkelanjutan memberikan multiplier effect berupa pembukaan
lapangan kerja baru sehingga mengurangi tingkat pengangguran di Kota Bima.

Penerapan pertanian berkelanjutan berbasis sumber daya lokal dengan melihat


potensi produksi nira aren menjadi daya tarik untuk dikembangkan oleh masyarakat Kota
Bima khususnya di wilayah Kecamatan Rasanae Timur. Program ini layak diterapkan
karena selain mendapat dukungan dari berbagai stakeholder yang peduli dengan
pembangunan pertanian. Kegiatan penyuluhan menjadi sarana penting guna transfer
teknologi menunjang perubahan teknik budidaya maupun usaha tani agar lebih ramah
lingkungan. Peningkatan nilai ekonomis menjadi point menarik guna pengembangan
program sehingga potensi yang ada termanfaatkan dalam menunjang perekonomian
masyarakat.

2. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Metode pelaksanaan PKM menggunakan cara kooperatif yaitu model pembelajaran


yang sistematis dengan mengelompokkan murid untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif dan mengintegrasikan keterampilan sosial yang bernuansa akademik. Kelompok
belajar yang menjadi sarana yaitu kelompok tani. Target atau sasaran pada kegiatan PKM
yaitu ibu-ibu pengangguran yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani agar merka
memiliki aktivitas guna memperoleh penghasilan tambahan. Sasaran rekrutmen kegiatan
ini bekerjasama dengan Mitra (Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Rasanae
Timur) sebagai atasan petugas penyuluh pertanian yang akan memfasilitasi rangkaian
pelaksanaan kegiatan. Adapun metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini
yaitu:

1. Sosialisasi: kegiatan ini sebagai pengenalan awal bertujuan untuk memberikan


informasi dan arahan kepada mitra dan calon peserta kegiatan (istri petani yang
tergabung dalam kelompok) sebagai bentuk penguatan komitment untuk
mensukseskan kegiatan PKM ini.
2. Persiapan Kegiatan: observai dan perencanaan bertujuan untuk mengindetifikasi
dan menyiapkan segala kebutuhan untuk pelaksanaan kegiatan PKM.
3. Pelaksanaan : kegiatan ini merupakan tindakan penerapan PKM berupa penyuluhan
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan informasi mengenai pemanfaatan
nira aren sebagai mol serta pentingnya penerapan pertanian berkelanjutan. Setelah
informasi awal tersampaikan kepada mitra, selanjutnya dilakukan pelatihan berupa
cara mempraktekan materi pembuatan mold an aplikasi nya dalam mendukung
pertanian berkelanjutan.
4. Pendampingan: pengawalan guna memantau perkembangan mitra dalam
menjalankan PKM bertujuan untuk mendampingi mitra dan sasaran utama kegiatan
dalam upaya menjaga keberlanjutan hasil kegiatan. Selain itu, pendampingan dalam
aplikasi produk bagi budidaya pertanian, membentuk dan manajemen usaha serta
menjamin keberlanjutan usaha melalui prospek pemasaran produk mol nira aren.
5. Monitoring dan evaluasi (monev) untuk mengetahui ketercapian dan proses
kegiatan dan kendala sehingga pelaksanaan program yang masih kurang optimal.
Evaluasi dilakukan guna mencari solusi dalam penyelesaian kendala.

2.1. Prosedur Pendampingan Pengabdian

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan secara terpadu melalui


tahap perencanaan, pelaksanaan yang terukur melalui penyusunan materi penyuluhan
berdasarkan referensi dan dokumen data sekunder dari berbagai sumber terpecaya,
pelaksanaan penyuluhan dengan memberikan pre test dan post test setelah pelatihan. Guna
menjamin keberlanjutan program, tim memantau progress kemajuan PKM dengan
melakukan pendampingan serta monev untuk mengetahui kendala serta solusi
penyelesainnya. Berikut uraian prosedur kerja kegiatan PKM ini:

1. Sosialisasi program merupakan pengenalan program kepada mitra sebelum


pelaksanaan kegiatan PKM. Penyebaran ini dilakukan kepada kelompok atau individu,
yaitu dari mulut ke mulut. Penyampaian langsung kepada kelompok dapat dilaksanakan
dengan mengikuti demonstrasi plot di lahan petani oleh balai penyuluhan.
Penyampaian langsung kepada individu dapat dilakukan secara langsung kepada
petani yang bersangkutan. Sedangkan sosialisasi secara tidak langsung dilakukan oleh
tim dengan membagikan selebaran berupa brosur terkait uraian kegiatan PKM.
2. Perencanaan sebagai langkah awal dilakukan oleh tim dengan melakukan koordinasi
dengan petugas penyuluh pertanian guna menentukan sasaran dan rencana tahapan
pelaksanaan PKM di tingkat lapangan. Perencanaan merupakan bagian dari persiapan
pelaksanaan program sesuai potensi di lokasi.
3. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan koordinasi dengan mitra terkait kebutuhan
materi ajar, bahan maupun alat yang diperlukan saat pelatihan, kesiapan waktu dan
lokasi pelaksanaan pelatihan serta susunan pelaksanaan kegiatan PKM. Observasi
digunakan untuk mengamati kemampuan peserta dalam mempraktekkan materi
sebelum dan sesudah pelatihan. Adapun tahapan pelaksanaan pelatihan dibagi menjadi
tahapan sebgai berikut:
- Pre test, mitra diberikan kuisioner awal terkait pemahaman pemanfaatan
potensi pertanian, potensi nira aren, dan pentingnya penerapan pertanian
berkelanjutan. Setelah mengetahui rata-rata tingkat kemampuan mitra, tim
melakukan pelatihan awal berupa pemberian informasi terkait pertanian
berkelanjutan dan teknologi pengelolaan pupuk organik melalui pemanfaatan
Mikro Organisme Lokal (MOL).
- Pelatihan lanjutan berupa cara pembuatan mol nira aren, teknik aplikasi nya
pada budidaya tanaman, pengemasan produk dan pemasaran, peserta diberikan
pemahaman serta keyakinan untuk menerapkan pertanian berkelanjutan
dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia di sekitar lingkungan.
- Post test, mitra diberikan kuisioner akhir untuk mengukur perubahan
pemahaman mereka setelah penyampaian materi. Mitra diberikan soal yang
sama untuk membandingkan skor yang diperoleh sebelum dan sesudah
pelasanaan pelatihan. Pelatihan dirangkaikan dengan pengamatan di tingkat
lapangan saat aplikasi perlu dilakukan guna meyakinkan petani perubahan dan
dampak penggunaan pupuk organik hasil ekstrak dari mol nira aren.
- Pelatihan akhir berupa pengembangan produk untuk keberlanjutan pasar.
Materi yang diberikan berupa manajemen produk dan teknik pemasarannya.
4. Evaluasi kegiatan PKM dengan melakukan observasi dan wawancara kepada mitra
terkait dampak pelaksanaan program PKM. Respon masyarakat menjadi bahan
perbaikan kegiatan PKM agar terus ditingkatkan kualitas pelaksanaannya.
5. Pendampingan mitra guna menjamin keberlanjutan program agar terus
dilaksanakan oleh mitra secara berkesinambungan. Tim mengandeng penyuluh
pertanian untuk berperan serta dalam keberlanjutan program.
2.2. Jadwal Kegiatan PKM
Pelaksanaan kegiatan pendampingan pengabdian kepada masyarakat disusun
dengan membuat skema kegiatan yang terjadwal sebagai berikut:

Bulan Ke-
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Identifikasi potensi wilayah
2 Koordinasi Mitra PKM
3 Persiapan program
4 Pendampingan
5 Penyusunan laporan
6 Publikasi Hasil

3. Pendampingan program

Usulan PKM yang mengusung topik Pemanfaatan Mol Nira Aren Guna Mendukung
Sustainable Agriculture sesuai potensi di lokasi. Melalui Penyuluhan tentu memiliki aspek
kekuatan dan kelemahan dalam penerapan nya di tingkat lapangan. Identifikasi potensi
wilayah sebagai penjabaran aspek tersebut menjadi langkah dalm penentuan strategi
dalam penerapan program yang diuraikan sebagai berikut :

Potensi

1. Potensi pertanian dengan luasan 1112 Ha sebagai areal terluas di Kota Bima.
Optimalisasi pemanfaatan potensi guna penyerapan tenaga kerja di bidang pertania
sehingga mengurangi tingkat pengangguran.
2. Potensi pengembangan tanaman lontar di areal perkebunan didukung oleh minat
masyarakat karena budaya minum air tuak aren sudah mengakar bagi masyarakat
bima. Kondisi lahan yang berada di ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan
laut dan tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus sangat cocok dengan
topografi Kecamatan Rasanae.
3. Peluang pengembangan mol nira aren didukung oleh ketersediaan bahan baku yang
tidak perlu mengimpor dari luar Kota Bima. Terutama pada musim kemarau terjadi
peningkatan produksi nira sehingga stok melimpah.
4. Petani mulai perlahan mencari alternatif pemenuhan kebutuhan hara tanaman
dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harga nya semakin tinggi
dengan ketersediaan terbatas di saat musim awal tanam.
5. Dukungan petugas penyuluhan dalam melakukan sosialisasi PKM guna menjawab
permasalahan mitra.
6. Kemudahan memperoleh bahan baku untuk mol. Adapun bahan habis pakai yang
digunakan dalam pembuatan mol nira aren yaitu; Nira aren : 15.000 per liter, Kulit
buah : 1000 per kg, Sisa sayuran : 10. 000 per kg, EM4 : 30.000 per liter

Peran pendampingan tidak hanya terbatas pada fungsi menyampaikan inovasi dan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran kegiatan
penyuluhannya, akan tetapi harus mampu menjadi jembatan penghubung antara
pemerintah atau lembaga maupun pelaku usaha yang berkontribusi aktif dengan
masyarakat sasaran, baik dalam hal menyampaikan inovasi atau kebijakan-kebijakan yang
harus diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat sasaran, maupun untuk menyampaikan
umpan balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah/lembaga penyuluhan yang
bersangkutan.

Kendala Pendampingan

1. Minimnya kesadaran petani akibat kurangnya transfer informasi secara langsung di


tingkat masyarakat.
2. Penggunaan pupuk organik yang bersifat sistemik membutuhakan proses tidak
secepat penggunaan pupuk kimia. Sehingga menurunkan tingkat kepercayaan
petani dalam mendukung kegiatan pertanian berkelanjutan.

Stigma masyarakat suatu inovasi teknologi baru yang dipersepsi erat kaitannya
terhadap kondisi lingkungan (agro-ekosistem) dan tingkat kesulitan untuk menerapkan
teknologi tersebut. Penulis mengamati keadaan lapangan menunjukan kurang nya
dukungan sarana dan prasarana serta tenaga ahli dalam mendukung penggunaan mol nira
aren sebagai alternatif peningkatan produksi pertanian guna peningkatan pendapatan
masyarakat. Teknologi informasi akan membawa informasi baru layanan ke daerah
pedesaan di mana para petani, akan lebih banyak mendapatkan informasi yang nantinya
dapat dipilih mana yang sesuai dengan usaha taninya.

4. Partisipasi Mitra

Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program PKM yaitu memberikan informasi


awal terkait potensi berupa ketersediaan bahan baku, menyediakan lahan uji coba, tempat
pelaksanaan pelatihan, mobilisasi anggota peserta pelatihan serta membantu penyampaian
informasi kepada masyarakat lain terkait kegiatan PKM. Akan tetapi individu petani masih
memerlukan pembuktian terhadap kebenaran inovasi tersebut melalui uji coba atau
melihat kepada sesama petaninya yang telah mencoba. Selain itu, mereka mengeluhkan
faktor biaya tambahan yang akan ditimbulkan jika menggunakan teknologi anjuran. Petani
lebih memilih melakukan budidaya sesuai kebiasaan.

Adapun pengetahuan mengenai pelaksanaan, mereka sudah melakukan penyiapan


sarana produksi sampai pasca panen. Tetapi ini semua bukan untuk melakukan usahatani
padi sesuai anjuran. Sebagian besar pelaksanaan untuk usahatani padi masih
menggunakan benih tidak berlabel serta pupuk kimia tidak sesuai anjuran. melakukan
pendekatan melalui pertemuan kelompok dalam menyampaikan teknologi serta uji coba
terutama pada lahan pengurus kelompok. Konsep praktek pertanian berkelanjutan
menjadi penekanan pendampingan agar petani tidak bersikap apatis terhadap teknologi
pemupukan dan penanganan HPT sesuai kebutuhan tanaman dan tidak merusak
lingkungan.

Pendampingan dalam mengukur sikap dalam sektor pertanian seringkali bersifat

khas setempat. Keputusan mengenai perilaku petani dapat dilihat melalui melihat respon

mereka terhadap produk baru. Misalnya anjuran teknologi baru, varietas maupun teknik
pemupukan yang disuluhkan oleh penyuluh. Analisis sikap ini telah menghasilkan sebuah

modelyang dapat digunakan oleh agen penyuluhanuntuk membujuk petani agar

berperilaku tertentu, misalnya memberikan dosis pupuk NPK yang tepat untuk padi di

Kecamatan Rasanae Timur.

Gambar 1. Model perubahan perilaku melalui sikap


Sumber: Van den Ban, 1999

Berdasarkan gambar di atas, pertama-tama agen pendampingan pelaksanaan


penyuluhan harus membangkitkan perhatian petani dengan cara menampilkan pesan
sedemikian rupa sesuai kebutuhan petani. Pesan ini harus disampaikan agar petani
mengerti dan dapat memasukkannya ke dalam cara berpikir mereka. Petani kemudian
dibantu untuk menyeimbangkan antara keuntungan dan kerugian yang perilaku yang baru
ini. Apabila perubahan yang dianjurkan oleh agen penyuluh itu didukung oleh masyarakat
luas, maka akan terjadi umpan balik berupa penerimaan petani terhadap penggunaan NPK
sesuai anjuran.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) sebagai katalisator perubahan pola


pikir masyarakat khususnya petani yang sumber penghasilan berasal dari budidaya
tanaman untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Menjawab permasalahan kebiasaan
penggunaan pupuk berlebih ditengah kenaikan harga serta keterbatasan ketersediaan
dilapangan maka perlu memperhatikan alternatif melalui pemanfaatan sumber daya alam
di sekitar. Selain dapat menekan input biaya usaha tani, juga pemanfaatan nira aren dapat
meningkatkan nilai ekonomis produk yang selama ini kurang diperhatikan oleh
masyarakat. Melalui rangkaian kegiatan penyuluhan dan pelatihan dapat diuraikan
gambaran IPTEK pembuatan mol nira aren, sebagai berikut:

Persiapan

Penyuluhan

Masukan Ilmu
Pengetahuan
Pelatihan

Nira aren

Masukan
Air cucian beras, Teknologi
kulit buah, EM4

Pemampatan
5-7 Hari Campuran
kompos

Mol Nira Aren


Campuran POC

Pengemasan PETA LOKASI MITRA


Pestisida Nabati

Gambar 2. Uraian Proses

Partisipasi merupakan suatu proses dimana warga atau petani padi punya
insiatif ikut serta atau aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan penyuluhan di WKBPP
Rasanae Timur.Untuk meningkatkan adopsi teknologi salah satunya adalah melalui
peningkatan partisipasi petani padi dalam penyuluhan. Partisipasi tinggi
menyebabkan pelaksanaan penyuluhan berorientasi kepada kebutuhan petani yang
memperhatikan keberagaman lokal dan sumberdaya yang dimiliki. Pelaksanaan
program dengan tingkat partisipasi tinggi juga dapat meningkatkan efisiensi dan
pemanfaatan biaya.

MOL alternative pengganti cairan yang mengandung mikroorganisme hasil


produksi sendiri dari bahan-bahan alami di sekeliling kita (lokal), dimana bahan-
bahan tersebut merupakan tempat yang disukai sebagai media untuk hidup dan
berkembangnya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat
menghancurkan bahan-bahan organik (decomposer) atau sebagai tambahan nutrisi
bagi tanaman. MOL akan diaplikasikan untuk tanaman yang dibudidayakan petani.
Berikut adalah keunggulan dari pemanfaatan MOL;

1) Pembuatan MOL sederhana dan mudah dengan waktu yang relatif singkat.
2) Biaya pembuatan murah, karena menggunakan bahan-bahan yang kurang
dimanfaatkan dan tersedia di sekitar.
3) Pupuk organik yang dihasilkan mengandung unsur kompleks baik makro
maupun mikro serta mengandung mikroba yang bermanfaat.
4) Ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu.
5) Biota tanah terlindungi sehingga dapat memperbaiki/mempertahankan
kualitas tanah.
6) Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk hasil tanaman.

Meningkatnya suatu partisipasi kelompok akan memunculkan peningkatan


kedinamisan kelompok. Kedinamisan kelompok inilah yang akan membuat peluang
sebesar-besarnya kepada anggota kelompok untuk bekerjasama dan berpartisipasi
dalam memajukan suatu kelompok yang membuat tujuan yang dibuat tercapai.
Kelompok tani yang dinamis ditandai dengan adanya interaksi didalam kelompok
baik itu keluar maupun kedalam guna mencapai tujuan kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

BPS. (2020). Rasanae Timur Dalam Angka. Bima: Badan Pusat Statistik.
Kurniawan, A. (2018). Produksi Mol (Mikroorganisme Lokal) Dengan Pemanfaatan Bahan-
Bahan Organik Yang Ada Di Sekitar . Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 2, 36-44.
Lukman. (2018). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Nira Aren Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kangkung Darat. Jurnal Agrotech Vol. 8 No. 2, 50-55.
Lukman, Darman, Wahyudi I. (2016). Kajian nira aren (arenga pinnata merr.) Sebagai pupuk
organik cair terhadap pertumbuhan tanaman PADI. J. Agroland Vol. 23 No. 1, 20-
25.
Wijaya, H. (2015). Kajian Penggunaan Nira Aren Sebagai Substrat Pembuatan Ragi Roti.
https://repository.sttjaffray.ac.id , 1-22.
Pontoh, J. 2011. Analisis kandungan protein dalam nira aren. Chem Prog Volume, 4 (2): 75-79.
Puturuhu, Ferad, Johan Riry, Dan Albert J. Ngingi. 2011. Kondisi Fisik Lahan Tanaman Aren
(Arenga pinnata Merr.) Di Desa Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku
Tengah. Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 7. No 2.
Rachman, B. 2009. Karakteristik Petani dan Pemasaran Gula Aren di Banten. Forum Penelitian
Agro Ekonomi. Volume 27 No. 1.
Radam, Rosidah R dan Arfah Agustina Rezekiah. 2015. Pengolahan Gula Aren (Arenga pinnata
Merr) Di Desa Banua Hanyar Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Jurnal Hutan Tropis
Volume 3 No. 3.

Anda mungkin juga menyukai