Anda di halaman 1dari 18

SKRIPSI

POLA KOMUNIKASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ( BPD )


DALAM PENGAWASAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA ( ADD )
DI DESA KANANTA KECAMATAN SOROMANDI KABUPATEN BIMA

OLEH

SUGIONO
NIM :1802051

JURUSAN KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP) MBOJO BIMA
2022
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Konsistensi Badan Permusyauwaratan Desa (BPD) dalam melakukan pengawasan

terhadap bagaimana suatu program Pemerintah, fungsi Pemerintah, peraturan dan keputusan

yang telah di tetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) dan di laksanakan

oleh Pemerintaha Desa. Sikap kepala Desa yang tidak otoriter dalam menjalankan

kepemimpinannya menjadi Badan Permusyauwaratan Desa ( BPD ) maupun melaksanakan

tugas dan kewenagannya dapat mewujudkan adanya pemerintah yang baik dan berpihak

kepada warga.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan harkat dan matabat masyarakat Desa melalui percepatan
dan pemerataan pembangunan, melalui upaya pemberdayaan masyarakat sehingga tujuan
pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) dapat tercapai sesuai dengan harapan
A. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada yang terdapat pada latar belakang masalah di

atas maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana pola komunikasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam

pengawasan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Kananta Kecamatan

Soromandi Kabupaten Bima?

B. FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini di fokuskan

pada:

Fokus penelitian adalah konsep di mana berisi pengertian atau definisi konsep
yang meliputi : aspek, dimensi, kompeten, bentuk dan gejala-gejala yang timbul
dari konsep tersebut yang nantinya akan di jadikan indikator dari konsep tersebut
A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (Pesan, ide, gagasan) dari satu

pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang

dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat

dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-

gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,

mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

B. Pola Komunikasi

Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya

berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan

pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identik

dengan proses komunikasi, karena pola komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi

(Deddy Mulyana).
A. Komunikasi Organisai

1. Pengertian Komunikasi Organisasi.

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti

paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada

yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

2. Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi

a. Komunikasi Internal.

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara Anggota-

Anggota Organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara

pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa

berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa

merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa).

Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi du

3. Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasi.

Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator harus

memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi

pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai komunikator, seorang manajer harus

menyesuaikan penyampaian pesannya


A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

deskriptif kualitatif dengan mengunakan metode Kualitatif yakni “ penelitian

survey adalah penelitia yang di lakukan pada populasi besar maupun populasi

kecil, tetapi data yang di pelajari adalah data dari informan yang di ambil dari

populasi tersebut sehingga di temukan kejadian-kejadian relative, distribusi,

dan hubungan antar variable … ” kerlinger dalam Sugiyono (2003 : 7)

penelitian survey adalah bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan tentang : Badan Permusyauwaratan Desa (BPD) dalam

pengawasan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Kananta

Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.


A. Informan Penelitian

Table 3.1. karakteristik Penelitian

No Nama Pekerjaan Jenis Ket

kelamin

1 Herman, S.Pd Ketua BPD Laki-Laki

2 Mahmud Anggota Laki-Laki

BPD

3 Rusdin, S.Pd Anggota Laki-Laki

BPD

4 Abdul Majid Anggota Laki-Laki

BPD

5 M. Nasir Anggota Laki-Laki

BPD

6 Ruslan, S.Pd,I Anggota Laki-Laki

BPD

7 Mahdi Anggota Laki-Laki

BPD

Sumber : Kantor Desa Kananta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima


Tahun 2022
Table 3.2. karakteristik Informan kunci.

No Nama Pekerjaan

1 Herman.S.Pd Ketua Bpd

2 Mahmud Anggota Bpd

3 Abdollah M. Said Kepala Desa

4 Abdul Kahir Kepala Dusun

5 Sumantrin Ketua Rt

6 Sulaiman Ketua Rw

7 H. Abdurrasid Tokoh Agama

8 Abdullmalik., Sh Tokoh Masyarakat

9 Kasim Tokoh Pemuda

10 Bunyamin., S.Pd Tokoh Pendidikan

Sumber : Kantor Desa Kananta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima Tahun

2022
Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis penelitian di atas
tentu saja di butuhkan data empiris.
Oleh karena itu peneliti ini
membutuhkan dua jenis data : yaitu
data sekunder dan data primer dengan
tehnik pengumpulan data sebagai
berikut:
Observasi
Menarik Kesimpulan
Wawancara
Dokumentasi

Tehnik Analisa
Data
Redukasi Data
Penyajian Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Keadaan geografis dan potensi sumber daya alam di Desa Kananta

Desa Kanantasecara administrasi adalah bagian dari Kecamatan

Soromandi Kabupaten Bima Timur yang berbatas dengan Desa kananta

Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima dengan luas wilayah 57,726

Kmdan jumlah penduduk 2500 jumlah KK 673 menurut data

kependudukan Desa KanantaTahun 2016 keadaan georafis Desa

Kanantaadalah Desa yang bermukim pada daratan rendah dengan

ketinggian _+ 50-100 Meter di atas permukaan laut dan di kelilingi oleh

gunung di bagian Timur, Selatan dan Utara sedangkan di bagian barat

adalah laut. Sedangkan luas wilayah keseluruhan Desa Kananta adalah

57,726 Km. untuk mengetahui lebih jelas batas wilayah Desa Kananta

Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima adalah sebagai berikut:

1. Sebelah timur Berbatas dengan Desa Kilo

2. Sebelah selatan berbatas dengan Desa Kamunti

3. Berbatas barat dengan gunung

4. Sebelah utara berbatas Dengan Desa Sai


Tabel 4.4 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Kananta

Kepala Desa

Sekretaris Desa

Kaur Kaur Kaur


Umum Perenc.& Keu/
Pel.Teknis Pel. Pel. Pelaporan Bendahara
Pemerintah Teknis
an Kesra Teknis
Pemb.
Kewilayahan / Kepala
Dusun
A. PEMBAHASAN

Konsisten Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam melakukan pengawasan


terhadap satuan kegiatan program kerja Pemerintah Desa merupakan hal yang
sangat urgensi, fungsi BadanPermusyawaratan Desa (BPD) dala mengawasi
kegiatan Pemerintahan adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan dan Perundang-Undangan serta pelaksanaan keputusan yang telah di
tetapkan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di
laksanakan oleh Pemerintah Desa. Sikap kepala Desa yang otoriter dalam
menjalankan kepemimpinannya menjadi Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
maupun pelaksanaan tugas dan kewenangan untuk mewujudkan Pemerintah yang
baik dan berpihak kepada Warga. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
merupakan Lembaga Desa yang mempunyai kedudukan sejajar dengan Kepala
Desa dan menjadi mitra Kepala Desa dalam penyelengaraan Pemerintah Desa
terrealisasiberdasarkan pengamatan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sering
di ikut sertakan dan di dengarkan apa yang menjadi aspirasi dan masukannya.
Sebagai nsur penyelengara Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa
(BPD)
1. Bagaimana Pola Komunikasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
dalam Pengawasan Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa
Kananta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.?
Pengawasan yang di lakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam
pengelolan Alokasi Dana Desa (ADD) yaitu melalui dari persiapan, perencanaan
dan pelaksanaan, evaluasi dan serta pengunaan Alokasi Dana Desa (ADD) yaitu
30 % untuk penyelengaraan pemerintahan. Jadi secara keseluruhan pengawasan
yang di lakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) baik pengelolan dan
penggunaan di lakukan secara langsung dan tidak langsung. Hal ini di lakukan
untuk meningkatkan harkat dan martabat Masyarakat Desa melalui upaya
pemberdayaan masyarakat sehingga tujuan pemberian Alokasi Dana Desa (ADD),
Pola Komunikasi BPD dalam proses perencanaan Alokasi Dana Desa (ADD),
dengan paradigma menekankan pada pendekatan Bottom up planning dengan
tetap mengacu pada arah kebijakan pembangunan Pemerintah Pusat yang tertuang
dalam perencanaan pembangunan Desa. Pendekatan ini diharapkan akan
memperjelas program kerja Tahunan Pemerintah Desa, sasaran yang ingin di
capai dan kebijakan yang ingin di tempuh untuk mencapai sasaran tersebut adalah
menjabarkan rencana strategis jangka panjang di lengkapi dengan (1)
pertimbangan yang berasal dari hasil evaluasi kinerja Pemerintah Desa Tahun
sebelumnya. (2) masukan-masukan atau dari pokok pikiran BPD dan aspirasi
masyarakat. (3) pengkajian kondisi yang saat ini sedang terjadi, sehingga di
ketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang sedang dan akan di
hadapi.
(BPD) mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya untuk

mewujudkan adanya Pemerintahan yang baik dan berpihak Kepada Warga.

Dengan Pola komunikasi sebagai berikut :

1. Pemetaan Aspirasi masyarakat dan kebutuhan masyarakat. Yakni Badan


Permusyawaratan Desa (BPD) melakukan reses untuk menyerap aspirasi
masyarakat tentang kebutuhan masayarakat dalam bidang Pembangunan,
Pembinaan Kemasyarakatan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Pelayanan
Publik oleh Pemerintah Desa.
2. Membentuk panitian kegiatan bersama Kepala Desa yakni kegiatan
pembangunan insfrastruktur Desa, seperti jalan Tani, Saluaran Irigasi,
Saluran Pembuangan Akhir (SPAL) dan kebutuhan lainnya dengan Pola
Komunikasi Antar Lembaga yang di lakukan oleh Badan Permusyawaratan
Desa (BPD).
3. Membuat jadwal kegiatan bersama Kepala Desa yakni jadwal kegiatan
Tahunan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Desa.
4. Menentukan tempat kegiatan berdasarkan Aspirasi masyarakat yakni
menentukan lokasi kegiatan pembangunan sesuai dengan tingkat kebutuhan
masyarakat pada tiap-tiap Dusun.
5. Menganalisah kondisi sarana dan prasarana bersama Kepala Desa yakni
menyiapkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembangunan
infrastruktur Desa.
6. Menyiapkan media pembahasan yakni menyediakan tempat dimana
dimusyawarakannya kegiatan pembangunan Desa.
7. Mengundang peserta musyawarah Desa yakni Pemerintah Desa, Masyarakat
pemanfaat pembangunan infrastruktur Desa untuk hadir dalam penetapan
pelaksanaan program Pembangunan Desa.
8. Mengolah hasil musyawarah yakni menata dan mengatur siklus program
pembangunan infrastruktur Desa bersama Kepala Desa sesuai hasil
musyawarah Desa.
A. Kesimpulan

Pola Komunikasi Bada Permusyawaratan Desa (BPD) adalah komunikasi antar


lembaga yang dilakukan oleh Pemertintah Desa denga Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) yaitu ada 2 (Dua) secara Formal dan Non Formal. Pertama secara
Forma yaitu dengan melakukan Komunikasi antar Lembaga Pemerintah Desa
bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) melalui Musyawarah, Mufakat dan
Rapat bersama Pemerintah Desa sedangkan yan Kedua Non forma yaitu
melakukan sosialisai melalui hajatan Pernikahan, sunatan dan melalui corong
mesjid di setiap Dusun, dalam Proses perencanaan Alokasi Dana Desa (ADD),
pada hakekatnya merupakan perencanaan instrumen kebijakan publik

sebagai upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pengelolaan

Alokasi Dana Desa (ADD) yaitu mulai dari persiapan, perencanaan dan

pelaksanaan, evaluasidan serta penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD)

yaitu 30% untuk penyelenggaraan Pemerintahan. Jadi secara keseluruhan

pengawasan yang dilakukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) baik.

2. bahwa persiapan pelaksanaan anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa

Kanantacukup baik, ini sudah sesuai dengan mekanisme dan ketentuan

peraturan dan Perundang - Undangan yang berlaku serta berdasarkan pada

hasil musyawarah desa yang dipimpin oleh BPD Desa Kananta.

3. Pola Komunikasi BPD dalam Proses perencanaan Alokasi Dana Desa

(ADD), dengan paradigma baru menekankan pada pendekatan Bottom up

planning dengan tetap mengacu pada arah kebijakan pembangunan

Pemerintah Pusat yang tertuang dalam perencanaan pembangunan Desa.

Pendekatan ini diharapkan akan memperjelas program kerja Tahunan

Pemerintah Desa, sasaran yang ingin dicapai dan kebijakan yang ditempuh

untuk mencapai saran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai