Anda di halaman 1dari 6

135

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Mhd. Taufik dan Isril


FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293

Abstract: Implementation Regulation on Badan Permusyawaratan Desa. The purpose of this study
is to investigate the implementation of local regulations No. 7 of 2007 on the Village Consultative
Body (BPD) in Rokan Hulu District Tandun and analyze the factors that become barriers. This type
of research is descriptive qualitative research approach. The data used in this study is primary data,
primary data is data obtained through interviews and documentation. To analyze the data and
information obtained by qualitatively analyzed using triangulation. The results showed legislative
implementation of the BPD is still not running as it should, because the duties and functions of BPD
is still not optimal in the field. This is evident in responses from the head of the village, district,
community leaders and youth leaders gave statements BPD less than optimal performance.
Communication factors, resources, and attitudes as well as implementing bureaucratic structure
factor is a factor that becomes an obstacle for the implementation of the regulation.

Abstrak: Implementasi Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa. Tujuan


penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi peraturan daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu dan
menganalisis faktor yang menjadi kendalanya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer, data primer merupakan data yang didapat dengan menggunakan wawancara dan
dokumentasi. Untuk menganalisa data dan informasi yang diperoleh dengan dianalisis secara
kualitatif menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan implementasi Perda tentang
BPD masih belum berjalan sebagaimana mestinya, karena tugas pokok dan fungsi BPD masih
belum optimal di lapangan. Hal ini terbukti dari tanggapan pihak kepala desa, camat, tokoh
masyarakat dan tokoh pemuda memberikan pernyataan kurang optimalnya kinerja BPD. Faktor
komunikasi, sumber daya, dan sikap pelaksana serta faktor struktur birokrasi merupakan faktor
yang menjadi kendala bagi implementasi Perda tersebut.
Kata Kunci: implementasi kebijakan, Perda, BPD

PENDAHULUAN Ketua Rukun Warga (RW), Pemangku adat,


Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sangat golongan profesi, tokoh agama dan atau tokoh
besar perannya dalam pemerintahan desa ter- masyarakat lainnya. Anggota BPD ditetapkan
utama sebagai penyeimbang pemerintah desa dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 (lima) orang
yang dipimpin langsung oleh kepala desa. BPD dan paling banyak 11 (sebelas) orang, dengan
diangkat oleh masyarakat desa dan merupakan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk
perwakilan dari masyarakat desa. BPD sebagai dan kemampuan keuangan desa.
unsur penyelenggara pemerintahan desa yang BPD memiliki sekretariat yang dibantu oleh
berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi seorang sekretaris BPD yang diangkat dari
masyarakat serta melakukan pengawasan dalam perangkat desa atau Kaur Desa yang potensial,
penetapan dan pelaksanaan peraturan desa, cakap dan mampu atas usul BPD dan ditetapkan
anggaran pendapatan dan belanja desa, dan dengan Keputusan Bupati. Fungsi BPD adalah
kebijakan yang ditetapkan oleh kepala desa. menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala
Berdasarkan aturannya, BPD berangggota- Desa, kemudian mengayomi dan melestarikan
kan wakil dari penduduk desa bersangkutan adat istiadat serta nilai-nilai sosial budaya yang
berdasarkan keterwakilan wilayah. Kemudian tidak bertentangan dengan norma-norma agama.
anggota BPD terdiri dari unsur keterwakilan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

135
136 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 119-218

tentang Desa pasal 34 dan 35 menyebutkan BPD implementasi secara eksplisit mencakup tinda-
mempunyai tugas dan wewenang membahas kan oleh individu/kelompok privat (swasta) dan
rancangan peraturan desa bersama kepala desa, publik yang langsung pada pencapaian serang-
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksa- kaian tujuan terus menerus dalam keputusan
naan peraturan desa dan peraturan kepala desa, kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal
mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian ini meliputi antar usaha mentransformasi ke-
kepala desa, membentuk panitia dan memproses putusan dalam tindakan operasional, berusaha
pemilihan kepala desa dan menggali, menam- mencapai perubahan besar dan kecil sebagai-
pung, menghimpun, merumuskan dan penya- mana dimandatkan oleh keputusan kebijakan.
lurkan aspirasi masyarakat serta menyusun tata William (1971) dengan lebih ringkas menye-
tertib BPD. BPD berhak meminta keterangan butkan dalam bentuk lebih umum, penelitian
kepada pemerintah desa dan menyatakan pen- dalam implementasi menetapkan apakah orga-
dapat. Masa keanggotaan BPD adalah 6 tahun nisasi dapat membawa bersama jumlah orang
dan dapat diangkat kembali satu kali masa dan material dalam unit organisasi secara kohesif
jabatannya. dan material dalam unit organisasi secara kohesif
Di Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan dan mendorong mereka mencari cara untuk
Hulu BPD kurang menjalankan fungsinya di mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
lapangan. Dari pengamatan dengan berbagai Edward III (1980) mengemukakan untuk
alasan yang diberikan antara lain karena mereka efektifnya implementasi kebijakan harus diper-
memiliki pekerjaan tersendiri dan tidak hanya hatikan empat indikator, yaitu Komunikasi
mengurusi masalah kemasyarakatan, sehingga bahwa keberhasilan implementasi kebijakan
tugas sebagai anggota BPD dilaksanakan setelah mensyaratkan agar implementator mengetahui
pekerjaan pokok mereka selesai dikerjakan. apa yang harus dilakukan dan hal ini hanya dapat
Kemudian juga tidak adanya usaha menampung tercapai jika proses komunikasi berjalan baik;
aspirasi masyarakat sehingga ada keluhan dari Sumberdaya faktor penting untuk implementasi
warga masyarakat bahwa BPD tidak berjalan kebijakan agar efektif; Disposisi menunjukkan
sebagaimana mestinya. Fungsi budget tidak ber- sikap yang dimiliki oleh implementor; dan
jalan karena dalam penyusunan dan pengesahan Struktur Organisasi yang bertugas mengim-
ABPDes BPD tidak berperan (tidak pernah plementasikan kebijakan memiliki peran penting
membahas rancangan APBDes). Tata tertib BPD dalam implementasi kebijakan.
tidak dilaksanakan dan tidak dipahami karena Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
tata tertib dibuat oleh Kepala Desa. implementasi peraturan daerah Nomor 7 Tahun
Sebagai sebuah hasil, maka implementasi 2007 tentang Badan Permusyawaratan Desa
menyangkut tindakan seberapa jauh arah yang (BPD) di Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan
telah diprogramkan itu benar-benar memuaskan Hulu dan menganalisis faktor yang menjadi
(Lister, 1980). Akhirnya pada tingkatnya ab- kendalanya.
straksi tertinggi implementasi sebagai akibat ada
beberapa perubahan yang dapat diukur dalam METODE
masalah-masalah besar yang menjadi sasaran
program implementasi. Meter and Horn (1975) Jenis penelitian yang digunakan adalah
menekankan bahwa tahap implementasi tidak penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif
dimulai pada saat tujuan dan sasaran ditetapkan dengan tujuan mengetahui pelaksanaan tugas
oleh keputusan kebijaksanaan sebelumnya; tahap pokok dan fungsi BPD di Kecamatan Tandun
implementasi baru terjadi setelah proses legislatif Kabupaten Rokan Hulu dan faktor yang meng-
dilalui dan pengalokasian sumber daya dan dana hambat pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
telah disepakati. BPD. Dalam penelitian kualitatif, instrument
utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjut-
Ekawati (2005) menyatakan, bahwa definisi nya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka
Implementasi Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa (Mhd. Taufik dan Isril) 137

kemungkinan akan dikembangkan instrument juga bertugas serta berwenang membahas ran-
penelitian sederhana, yang diharapkan dapat cangan Peraturan Desa berama kepala desa,
melengkapi data dan membandingkan dengan kemudian melaksanakan pengawasan terhadap
data yang telah ditemukan melalui observasi dan pelaksanaan peraturan desa dan peraturan ke-
wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan pala desa. Kemudian mengusulkan pengang-
sendiri, baik pada grand to question, tahap katan dan pemberhentian kepala desa dan juga
focused and selection, melakukan pengumpu- membentuk panitia memproses pemilihan kepala
lan data, analisis dan membuat kesimpulan. desa dan menggali, menampung, menghimpun,
merumuskan dan menyalurkan aspirasi masya-
HASIL DAN PEMBAHASAN rakat dan menyusun tata tertib BPD.
Implementasi Peraturan Daerah tentang BPD Kinerja BPD masih rendah dan tidak sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang berlaku, hal
Peraturan Daerah No. 7 tahun 2007 tentang
ini banyak kendala yang dihadapinya diantaranya
BPD di Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan
Hulu berbicara masalah tugas pokok dan fungsi dapat dilihat dari berbagai persoalan yang
BPD. Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum dihadapi dan berbicara masalah tugas BPD pada
yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan kenyataannya. BPD masih belum optimal melak-
mengurus kepentingan masyarakat setempat, sanakan tugas dan fungsinya antara lain karena
membentuk BPD sebagai unsur penyelenggara dalam menjalankan tugasnya belum nampak hasil
Peerintahan Desa yang berfungsi menampung nyata seperti produk peraturan desa yang dibuat
dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta bersama kepala desa. Kemudian juga kehadiran
melakukan pengawasan dalam hal penetapan di Kantor BPD masih sangat jarang dilakukan
dan pelaksanaan peraturan desa, anggaran pen- dan juga masalah penyerapan aspirasi dan juga
dapatan dan belanja desa dan Kebijakan yang menyaluran aspirasi masyarakat juga jarang terjadi.
ditetapkan oleh kepala desa. Roda pemerintah di desa masih berjalan
Perda ini lahir menimbang PP No 72 Tahun lancar sehingga BPD belum ada selama ini
2005 tentang Desa. Pada pasal 1 ayat 6 dijelas- mengusulkan utnuk pemberhentian kepala desa.
kan bahwa pemerintahan desa adalah penye- Namun untuk pengusulan pengangkatan kepala
lenggaran urusan pemeirntahan oleh pemerintah desa sementara memang pernah terjadi. BPD
desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam berperan baik dalam pelaksanaan pemilukades.
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat pernyataan pihak yang berkepentingan yang
setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat membahas mengenai pelaksanaan tugas dan
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem fungsi BPD masih belum berjalan, sebagian besar
pemerintahan. Pada ayat 7 disebutkan bahwa dari anggota BPD mengakuinya dan mereka
BPD adalah lembaga yang merupakan perwu- mengharapkan untuk ke depan lebih meningkat.
judan demokrasi dalam penyelenggaraan pe- Implementasi Perda No 7 Tahun 2007 masih
merintahan desa sebagai unsur penyelenggara belum berjalan sebagaimana mestinya, karena
pemerintah. Anggota BPD adalah wakil dari tugas pokok dan fungsi BPD masih belum
penduduk desa bersangkutan berdasarkan ke- optimal di lapangan. Hal ini terbutki dari tang-
terwakilan wilayah. Kemudian juga anggota BPD gapan pihak kepala desa, camat, tokoh mas-
terdiri dari unsur keterwakilan ketua RW,pemangku yarakat dan tokoh pemuda memberikan per-
adat, golongan profesi tokoh agama dan tokoh nyataan kurang optimalnya kinerja BPD. Hal ini
masyarakat lain. dinyatakan bahwa banyak kendala yang belum
Pada pasal 12 dijelaskan BPD berfungsi dilakukan seperti masalah tugas membuat pe-
menetapkan Peraturan Desa bersama kepala raturan desa bersama kepala desa masih belum
desa dan juga mengayomi dan melestarikan adat dilakukan dan juga penampung dan menyalurkan
istiadat serta nilai-nilai sosial budaya yang tidak aspirasi masyarakat juga dinilai masih belum
bertentangan dengan norma-norma agama dan dijalankan.
138 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 119-218

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian kepada masyarakat. Selain itu juga faktor sikap
Muhammad yang mengatakan bahwa kinerja pelaksana yang karena kekurangan waktu dalam
BPD antara lain: turut memberikan pertimbangan melayani masyarakat menyebabkan implementasi
dalam pengambilan keputusan desa seperti kebijakan menjadi terkendala. Terakhir berkaitan
dalam peraturan desa dan turut mengambil dengan masalah struktur birokrasi yang mene-
keputusan bersama kepala desa tentang perma- rapkan tugas dan wewenang dari anggota BPD
salahan desa. Tingkat partisipasi masyarakat terkadang kurang jelas menjadi kendala ter-
dalam menunjuk wakilnya di BPD sehingga dapat sendiri kepada anggota BPD dalam memainkan
menyampaikan aspirasi atau keinginan masya- perannya dalam penyelenggaraan pemerintahan
rakat dan memberikan kepercayaan penuh ke- desa.
pada anggota BPD untuk menyampaikan Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan
aspirasi mereka tersebut. Cara menetapkan ang- oleh Edward (1980) bahwa struktur birokrasi
gota BPD yang duduk mewakili masyarakat di (bureaucratie structure), dimana suatu ke-
tingkat desa yang dilihat dari cara pencalonan bijakan seringkali melihat lembaga atau organisasi
yang diajukan masyarakat, kemudian melakukan dalam implementasinya dan memerlukan koor-
pemilihan kepada calon yang dicalonkan dan dinasi yang efektif diantara lembaga-lembaga
melakukan pengangkatan terhadap calon yang atau organisasi terkait. Struktur Birokrasi,
terpilih. menurut Edward struktur birokrasi adalah
Rendahnya latar belakang anggota BPD struktur birokrasi pelaksana program. Ada dua
merupakan kondisi pendidikan anggota BPD unsur/bagian yang menjadi telaahan Edward: 1)
yang dimiliki, gambaran tentang kondisi ekonomi Prosedur rutin atau Standar prosedur operasi
anggota BPD yang dimilikinya dan keadaan (Standard Operating Procedure = SOPs), 2)
budaya. Kurang mengertinya masyarakat tentang Fragmentasi (pemecahan/pembagian untuk
pemerintahan desa seperti fungsi pemerintah beberapa bagian kuasaan). Dalam telaahan
dalam desa, mekanisme penyelenggaraan pe- mengenai konteks struktur birokrasi, Edward
merintahan desa dan pentingnya kebijakan desa tidak menjelaskan secara nyata/eksplisit
yang ditetapkan dan rendahnya sikap masya- mengenai konteks struktur birokrasinya. Edward
rakat terhadap anggota BPD dalam menjalankan tidak membedakan organisasi/birokrasi pelak-
tugasnya kemudian sikap masyarakat terhadap sana kebijakan (implementing orgazation) ke
terhadap anggota BPD dalam menyampaikan dalam konteks intraorganisasional dan
aspirasi dan sikap masyarakat terhadap realisasi interorganisasional. Jadi, struktur birokrasi
aspirasi yang berkembang. yang dimaksudkan oleh Edward hanya berlaku
pada kasus implementasi kebijakan yang
Faktor yang Menjadi Kendala Implementasi diselenggarakan oleh pelaksana (intra organi-
Peraturan Daerah tentang BPD sasional pelaksanaan kebijakan) maupun dalam
konteks implementasi kebijakan yank diseleng-
Secara keseluruhan diketahui faktor ko- garakan oleh banyak organisasi (interorga-
munikasi, sumber daya dan sikap pelaksana serta nisasional policy implementation). Namun
faktor struktur birokrasi merupakan faktor yang demikian, variabel ini sangat penting dalam
menjadi kendala bagi implementasi peraturan mendukung efektifitas implementasi kebijakan.
daerah No 7 tahun 2007. Hal ini disebabkan
dengan komunikasi yang secara tidak langsung Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
hanya melalui handphone masih dinilai kurang proses implementasi yang dikemukakan oleh
efektif dalam menjalankan tugas dan fungsi BPD. Grindle di atas secara singkat dielaborasi oleh
Kemudian juga masalah kualitas sumber daya Darwin (1993) sebagai berikut: Kepentingan
manusia yang menjadi anggota BPD juga men- yang dipengaruhi, Implementasi suatu program
jadi masalah tersendiri dalam rangka membangun akan ditentukan oleh seberapa jauh perubahan-
BPD ke depan yang siap memberikan pelayanan perubahan yang dituntut oleh program itu akan
Implementasi Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa (Mhd. Taufik dan Isril) 139

mengancam kepentingan-kepentingan tertentu jenis keputusan kedua. Namun bukan berarti


dalam masyarakat. Kelompok-kelompok bahwa sentralisasi lebih unggul dari desentralisasi.
masyarakat yang merasa terancam oleh adanya Tetapi yang jelas hahwa desentralisasi agar dapat
program akan cenderung menampakkan sikap berhasil membutukan tanggung jawab Iebih besar
oposisinya baik secara terbuka maupun ter- dari para aktor baik yang berada di pusat mau-
selubung. Oleh karena itu, semakin besar adanya pun daerah. Keenam, Pelaksana-pelaksana
kelompok yang dirugikan akibat dari program, program, Dalam proses implementasi program,
maka proses implementasi program itu akan pelaksana program mempunyai peranan yang
semakin sulit. Sebaliknya semakin kecil ke- cukup penting atas keberhasilan maupun kegagalan.
lompok masyarakat yang merasa dirugikan Untuk itu setiap implementasi program
maka semakin mudah program tersebut di- diperlukan pelaksana yang tepat baik ditinjau dari
implementasikan. Type keuntungan/manfaat, Jika segi kualitas maupun kuuantitas. Di samping itu,
suatu kebijaksanaan atau program menjanjikan yang tak boleh dilupakan bahwa pelaksana
keuntungan/manfaat yang jelas bagi kelompok tersebut harus mempunyai komitmen yang tinggi
sasaran, maka dukungan terhadap implementasi terhadap keberhasilan implementasi program.
program akan mudah diperoleh. Karena dengan komitmen yang tinggi itu akan
Begitu pula sebaliknya, jika kelompok sasaran dapat mendorong mereka untuk mengem-
tidak dapat memahami keuntungan/manfaat yang bangkan berbagai upaya untuk mencapai hasil
bakal diperoleh dari suatu program, maka akan yang maksimal. Termasuk diantaranya adalah
sulit diperoleh dukungan bagi proses imple- mengembangkan koordinasi yang solid karena
mentasi program. Oleh karena itu, para im- tanpa koordinasi yang solid diantar pelaksana
plementator harus mampu menciptakan opini bagi program, maka mereka akan melakukan kegiatan
kelompok sasaran untuk meyakinkan mereka sesuai dengan persepsi dan kepentingan masing-
terhadap keuntungan/manfaat yang bakal masing sehingga pada gilirannya keberhasilan
diraihnya. Luasnya perubahan yang diharapkan, implementasi sulit tercapai. Ketujuh, Sumber-
Semakin luas perubahan yang diharapkan dart daya yang terlibat. Dalam Proses perumusan
implementasi suatu program terhadap kelompok kebijakan sebagian dari keputusan yang diambil
sasaran akan semakin sulit implementasi adalah menetapkan siapa atau lembaga mana
program tersebut memperoleh dukungan dari yang akan dibebani sebagai implementor dari
kelompok sasaran tersebut. Jika ada dua pilihan kebijakan tersebut. Agar implementasi dapat
dalam proses implementasi program dengan hasil berjalan secara efektif, maka implementor itu
yang kurang lebih sama, maka pilihan harus harus mempunyai kemampuan yang cukup dan
dijatuhkan pada alternatif yang menuntut didukung oleh sumber daya yang memadai.
perubahan terkecil dari kelompok sasaran. Oleh Kedelapan, Kekuasaan, kepentingan dan strategi
karena itu, setiap implementasi suatu program dari aktor yang terlibat. Pada dasarnya kebi-
atau kebijakan harus diusahakan atau dipilih jaksanaan atau program dilaksanakan dalam
strategi yang dapat minimalkan perubahan pada suatu suasana sistem politik tertentu, melibatkan
kelompok sasaran. Keempat, Ruang lingkup banyak kepentingan, baik di tingkat pusat maupun
pengambilan keputusan Ruang lingkup pengam- daerah, baik di lingkugan politisi, birokrat mau-
bilan keputusan juga berpengaruh terhadap pun kekuatan sosial dan bisnis dalam masyarakat.
implementasi keputusan tersebut. Ada keputusan Masing-masing aktor dalam kadar tertentu
yang diambil oleh sekelompok kecil policy mempunyai kekuasaan dan strategi tersendiri
maker di instansi pusat, namun ada pula ke- untuk memperjuagkan kepentingannya.
putusan yang diambil dengan melibatkan banyak
policy maker baik yang berada di pusat maupun SIMPULAN
di daerah. Keputusan jenis pertama akan lebih Implementasi Perda No 7 Tahun 2007
mudah diimplementasikan dibandingkan dengan tentang BPD masih belum berjalan sebagaimana
140 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 119-218

mestinya, karena tugas pokok dan fungsi BPD DAFTAR RUJUKAN


masih belum optimal di lapangan. Hal ini terbutki Abidin Said, Zainal. 2002. Kebijakan Publik.
dari tanggapan pihak kepala desa, camat, tokoh Jakarta: Yayasan Pancur Curah
masyarakat dan tokoh pemuda memberikan Dessler, 1985. Manajemen Sumber Daya
pernyataan kurang optimalnya kinerja BPD. Hal Manusia. Jakarta: Prenhallindo
ini dinyatakan bahwa banyak kendala yang Dunn, William, 1981. Public Policy Analvsis :
belum dilakukan seperti masalah tugas membuat An Introduction. Englewood Cliffs. N.J:
peraturan desa bersama kepala desa masih be- Prectice Hall. Inc.
lum dilakukan dan juga penampung dan me- Dye, Thomas R., 1981, Understanding Public
nyalurkan aspirasi masyarakat juga dinilai masih Policy, Englewood Cliffs: Prentice Hall Inc.
belum dijalankan. Faktor komunikasi, sumber Edward, George C., 1980. Implementing
daya dan sikap pelaksana serta faktor struktur Public Policy. Washington: Congressional
birokrasi merupakan faktor yang menjadi Quarterly Inc
kendala bagi implementasi Perda ini. Hal ini Ekawati, Lilik, 2005. Isu Strategik Riset dan
disebabkan dengan komunikasi yang secara Aksi Mewujudkan Akuntabilitas Pemerintah,
tidak langsung hanya melalui handphone masih
Surabaya: Usaha Nasional
dinilai kurang efektif dalam menjalankan tugas
Grindle, 1980. Policy Content and Context
dan fungsi BPD. Kemudian juga masalah kualitas
in Implementation Princeton. New Jersey:
sumber daya manusia yang menjadi anggota
University Press
BPD juga menjadi masalah tersendiri dalam
Lister, James P, 1980. Public Implementation:
rangka membangun BPD ke depan yang siap
Evaluation of the Field and Agenda of
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Future Research Policy Studies, Review
Selain itu juga faktor sikap pelaksana yang karena
Autum, 7 (1)
kekurangan waktu dalam melayani masyarakat
Nugroho, D. Riant, 2006, Otonomi Daerah,
menyebabkan implementasi kebijakan menjadi
Desentralisasi Tanpa Revolusi. Jakarta:
terkendala. Terakhir berkaitan dengan masalah
Elexmedia Komputindo
struktur birokrasi yang menerapkan tugas dan
wewenang dari anggota BPD terkadang kurang Tangkilisan, Hesel, Nogi, 2003, Implementasi
jelas menjadi kendala tersendiri kepada anggota Kebijakan Publik. Yogyakarta: Lukman Offset
BPD dalam memainkan perannya dalam pe- Wahab, Solichin A., 1997. Analisis Kebijakan
nyelenggaraan pemerintahan desa. Negara. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai