Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DODIK PRASETIO

NIM : 21417149135

PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI PUBLIK S-1

MATA KULIAH : PENGANTAR ADMINISTRASI PUBLIK

DOSEN : HARDIAN W. WIDIANTO, MPA

Praktek pelaksanaan Administrasi Publik berdasarkan Pengalaman nyata selama menjalankan


pekerjaan di Desa.

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pada sistem pemerintahan desa sekarang ini
menempati posisi yang sangat penting. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 110 Tahun 2016 mengenai Badan Permusyawaratan Desa, mempunyai peranan
penting untuk membahas & menyepakati Rancangan Peraturan Desa beserta Kepala Desa,
menampung & menyalurkan aspirasi warga desa & melakukan supervisi kinerja Kepala desa.

Dari ketiga tugas tersebut, terlihat jelas bahwa BPD memiliki kewenangan untuk
menyepakati Peraturan Desa yang menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan desa. Posisi ini
menunjukkan betapa strategisnya BDP dalam ranah politik dan sosial di tingkat desa.

Badan Musyawarah Desa adalah badan yang mewujudkan demokrasi dalam


penyelenggaraan pemerintahan desa, dan anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa yang
bersangkutan, atas dasar musyawarah dan mufakat. Salah satu misi BPD adalah membahas dan
menyepakati rancangan peraturan desa, menyerap dan mengkomunikasikan aspirasi masyarakat
desa, serta memantau kinerja kepala desa.
Badan permusyawarah Desa bersama dengan pemerintah desa bekerja sama dengan
perangkat desa lainnya, termasuk penduduk desa, untuk berpartisipasi dalam pengembangan
program pembangunan atau rencana kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah desa. Hasil
keputusan musyawarah akan ditinjau dan dikoordinasikan dengan BPD.

Hasil keputusan tersebut kemudian dikirim ke Bupati secara tertulis melalui camat.
Sedangkan BPD melakukan musyawarah dengan pemerintah desa, dan pelaksanaannya harus
sesuai dengan agenda tahapan, siklus perencanaan desa.

Menurut Pasal 31 Permendagri 114 dari siklus perencanaan desa, khususnya, rapat umum
desa harus diadakan antara Januari dan Juni. Agenda rapat desa ini adalah penyusunan rencana
desa, dilanjutkan dengan pembentukan tim penyusun RKP desa yang disetujui oleh kepala desa
dan berita acaranya dibuat oleh BPD. Kemudian rapat desa yang harus diadakan antara bulan Juli
dan September. Pada musyawarah desa ini, penyusunan RKP desa menjadi agenda.

Dalam hal ini, redaksi akan menyusun berita acara hasil rancangan dan keputusan RKP
desa, dengan tetap memperhatikan batasan indikator, dengan mengusulkan program kegiatan
pemerintah desa kepada pemerintah daerah atau kabupaten meningkat. Kepala Desa bersama BPD
menetapkan dan mengumumkan Peraturan Desa (Perdes ) RKP Desa. Siskeudes kemudian bisa
masuk ke RKP Desa.

Berikutnya adalah musyawarah desa dari Oktober hingga Desember. Agenda musyawarah
desa ini adalah penyusunan APB desa, dan pada tahapan penyusunan RABP desa dan pemasukan
kembali siskuides, kepala desa akan bekerjasama dengan BPD untuk membuat dan mengumumkan
tata desa(Perdes) .) APBDesa. Setelah itu, anggaran desa akan ditentukan paling lambat 31
Desember. Ini sesuai dengan PP43: 101 (4 ).

Pada dasarnya BPD merupakan lembaga yang sangat memiliki kiprah krusial dalam setiap
aktivitas admistrasi yang diselenggarakan dalam taraf desa. BPD ikut pada setiap pengambilan
kebijakan yang dilaksanakan Pemerintah Desa. BPD bergerak sesuai dengan tugas utama &
fungsinya, bekerja sesuai regulasi dan perintah undang-undang yang berlaku. BPD sebagai mitra
kerja Pemerintah Desa untuk merumuskan kebijakan- kebijakan dan menjalankan proyek-proyek
pembangunan yang bermanfaat bagi desa, sehingga desa lebih maju & lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai