Anda di halaman 1dari 59

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TUGAS, FUNGSI BPD DAN PENYUSUNAN


TATA TERTIB BPD

Disampaikan :

ZAENAL ABIDIN

Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Desa


Ditjen Bina Pemerintahan Desa
Kementerian Dalam Negeri
KELEMBAGAAN DI DESA

PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN
PEMERINTAH DESA
DESA
DESA

BPD

LEMBAGA
DI DESA

LEMBAGA
LEMBAGA ADAT
KEMASYARAKATAN
DESA DESA

DESA MAJU,
MANDIRI &
DEMOKRATIS
SINERGITAS ???

• kegiatan yang tergabung biasanya pengaruhnya lebih besar daripada


jumlah total pengaruh masing-masing atau satu per satu
SIAPA YANG HARUS SINERGI ???
PERKEMBANGAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
=. LMD, BPD (PERWAKILAN) DAN BPD (PERMUSYAWARATAN) .=

REGULASI UU/PP
UU 5 Th 1979 / UU 22 Th 1999 / UU 32 Th 2004 / UU 6 Th 2014 /
Permendagri 2 th 1981 PP 76 Th. 2001 PP 72 Th. 2005 PP 43 Th 2014
Nomenkla- Lembaga Musyawarah Desa Badan Perwakilan Desa Badan Permusyawaratan Badan Permusyawaratan
tur (LMD) (BPD) Desa (BPD) Desa (BPD)
Pengertian lembaga permusyawaratan/ lembaga legislasi dan lembaga yang merupakan lembaga yang
permufakatan yang pengawasan dalam hal perwujudan demokrasi melaksanakan fungsi
keanggotaannya terdiri atas pelaksanaan Perdes, Anggaran dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
Kepala-kepala Dusun, Pimpinan Pendapatan dan Belanja Desa, pemerintahan desa anggotanya merupakan
Lembaga-lembaga dan Keputusan Kades. sebagai unsur wakil dari penduduk
Kemasyarakatan dan Pemuka- penyelenggara Desa berdasarkan
pemuka Masyarakat di Desa pemerintahan desa. keterwakilan wilayah dan
yang bersangkutan. ditetapkan secara
demokratis.
Fungsi - Tugas untuk menyalurkan - mengayomi adat istiadat, menetapkan Perdes a. membahas dan
pendapat masyarakat di Desa membuat Perdes, bersama Kades, menyepakati
dengan memusyawarahkan menampung dan menampung dan Rancangan Perdes
setiap rencana yang diajukan menyalurkan aspirasi menyalurkan aspirasi bersama Kades;
oleh Kepala Desa sebelum masyarakat, serta melakukan masyarakat. b. menampung dan
ditetapkan menjadi Keputusan pengawasan terhadap menyalurkan aspirasi
Desa. penyelenggaraan masyarakat Desa; dan
- Fungsi melaksanakan Pemerintahan Desa. c. melakukan
kegiatan-kegiatan - Fungsi pengawasan meliputi pengawasan kinerja
musyawarah/mufakat dalam pengawasan terhadap Kades.
rangka penyusunan pelaksanaan Perdes,APBDES
Keputusan Desa. dan Keputusan Kades.

Ketua & Kades & sekretaris desa Anggota BPD Anggota BPD Anggota BPD
sekretaris (masyarakat desa) (masyarakat desa) (masyarakat desa)
Catatan: Permendagri 4 Tahun 1999 Tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri
Dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Mengenai Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979
Tentang Pemerintahan Desa
TIGA PILAR PENGUATAN TERHADAP BPD

 BPD sebagai pengawal aspirasi


Mendorong terwujudnya aspirasi masyarakat, harus
sungguh-sungguh memperjuangkan aspirasi masyarakat
 Penjaga Kewibawaan Pemerintahan Desa
Harus membangun komunikasi yang baik dengan kepala
desa, dalam pengelolaan pemerintahan yang baik, jangan
ada gesekan
 BPD sebagai pelopor tata kelola Pemerintahan Desa
Kehadiran BPD dapat memantau, menganalisis, melaporkan
kualitas pelayanan publik, hak warga, pendidikan,
kesehatan, budaya, lingkungan, dll
BPD sebagai pembuat kebijakan bersama kepala desa, dan
mengawasi kinerja Kepala Desa
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat


BPD atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
(Permendagri 110 Tahun 2016 tentang BPD)

”Berdasarkan pada pengertian di atas maka fungsi BPD sangat strategis, karena
memiliki fungsi penyelenggaraan urusan pemerintahaan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain
itu, keanggotaan dan proses pemilihan menjadikan BPD sebagai lembaga yang
absah mewakili masyarakat dalam menyerap, mengelola dan menyampaikan
aspirasi masyarakat serta menjadi penyeimbang jalannya pemerintahan di desa.”
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEANGGOTAAN BPD

Anggota BPD adalah wakil dari penduduk Desa berdasarkan


keterwakilan wilayah dan keterwakilan perempuan, yang pengisiannya
dilakukan secara demokratis melalui proses
1. Pemilihan secara langsung; atau
2. Musyawarah perwakilan.

Jumlah anggota BPD ditetapkan dg Jumlah gasal, paling sedikit 5 paling banyak
9 Orang
Penetapan Jumlah anggota BPD memperhatikan jumlah penduduk dan
kemampuan keuangan Desa.
Masa keanggotaan BPD selama 6 (enam) tahun terhitung sejak pengucapan
sumpah/janji dan dapat dipilih untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga)
kali secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

MEKANISME PEMILIHAN ANGGOTA BPD


• Pengisian anggota BPD dilaksanakan oleh panitia yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
• Jumlah Panitia paling banyak 11 (sebelas) orang yang terdiri
atas unsur Perangkat Desa paling banyak 3 (tiga) orang dan
unsur Masyarakat paling banyak 8 (delapan) orang.
• Unsur masyarakat merupakan wakil dari wilayah pemilihan.
• Panitia melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon
anggota BPD dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum
masa keanggotaan BPD berakhir.
• Pemilihan calon anggota BPD paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum masa keanggotaan BPD berakhir.
• Calon anggota BPD terpilih disampaikan oleh Panitia kepada
Kepala Desa.
• Calon anggota BPD terpilih disampaikan oleh Kepala Desa
kepada Bupati/Wali Kota melalui Camat untuk diresmikan
dengan Keputusan Bupati/Wali Kota.
• Pengucapan sumpah janji anggota BPD paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak diterbitkannya keputusan Bupati/Wali Kota
mengenai peresmian anggota BPD.
• Keputusan Bupati/Wali Kota mulai berlaku sejak tanggal
pengucapan sumpah dan janji anggota BPD.
• Masa keanggotaan BPD selama 6 (enam) tahun terhitung sejak
tanggal pengucapan sumpah/janji, dapat dipilih untuk masa
keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut
atau tidak secara berturut-turut.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERESMIAN ANGGOTA BPD

1. Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan keputusan Bupati/Wali


kota paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya laporan
hasil pemilihan anggota BPD dari Kepala Desa.
2. Keputusan Bupati/Wali kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mulai berlaku sejak tanggal pengucapan sumpah dan janji anggota
BPD.
3. Pengucapan sumpah janji anggota BPD dipandu oleh Bupati/Wali
kota atau pejabat yang ditunjuk paling lama 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkannya keputusan Bupati/Wali kota mengenai
peresmian anggota BPD.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERSYARATAN ANGGOTA BPD

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


2. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Republik Indonesia
dan Bhinneka Tunggal Ika;
3. Berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun atau sudah/pernah
menikah;
4. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau
sederajat;
5. Bukan sebagai perangkat Pemerintah Desa;
6. Bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD;
7. Wakil penduduk Desa yang dipilih secara demokratis; dan
8. Bertempat tinggal di wilayah pemilihan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

“Anggota BPD yang telah melaksanakan sumpah


dan janji sebagaimana dimaksud mengikuti
pelatihan awal masa tugas yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota”

PASAL 18, PERMENDAGRI 110 TAHUN 2016 TENTANG BPD


4 1 04 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Perikanan Sungai/Kecil Milik
Desa**
4 1 05 Bantuan Perikanan (Bibit/Pakan/dst)
4 1 06 Pelatihan/Bimtek/Pengenalan Tekonologi Tepat Guna untuk Perikanan
Darat/Nelayan **
4 1 90-99 lain-lain kegiatan sub bidang kelautan dan perikanan*

4 2 Sub Bidang Pertanian dan Peternakan


4 2 01 Peningkatan Produksi Tanaman Pangan (Alat Produksi dan pengolahan pertanian,
penggilingan Padi/jagung, dll)
4 2 02 Peningkatan Produksi Peternakan (Alat Produksi dan pengolahan peternakan,
kandang, dll)
4 2 03 Penguatan Ketahanan Pangan Tingkat Desa (Lumbung Desa, dll)
4 2 04 Pemeliharan Saluran Irigasi Tersier/Sederhana
4 2 05 Pelatihan/Bimtek/Pengenalan Tekonologi Tepat Guna untuk Pertanian/Peternakan *
4 2 90-99 lain-lain kegiatan sub bidang Pertanian dan Peternakan*

4 3 Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa


4 3 01 Peningkatan kapasitas kepala Desa
4 3 02 Peningkatan kapasitas perangkat Desa
4 3 03 Peningkatan kapasitas BPD
4 3 90-99 lain-lain kegiatan sub bidang peningkatan kapasitas Aparatur Desa

4 4 Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga


4 4 01 Pelatihan/Penyuluhan Pemberdayaan Perempuan
4 4 02 Pelatihan/Penyuluhan Perlindungan Anak
4 4 03 Pelatihan dan Penguatan Penyandang Difabel (penyandang disabilitas)
4 4 90-99 lain-lain kegiatan sub bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak*
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KELEMBAGAAN BPD

Pimpinan BPD dan ketua bidang dipilih dari dan oleh anggota BPD secara
langsung dalam rapat BPD untuk pertama kali, yang dipimpin oleh anggota
tertua dan dibantu oleh anggota termuda. Rapat pemilihan dilaksanakan paling
lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/janji.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BPD menjalankan fungsi penyeimbang (checks and balances), demokrasi perwakilan, demokrasi
permusyawaratan dan demokrasi partisipatoris melalui penjaringan aspirasi
masyarakat, penyelenggaraan musyawarah Desa, dan pengawasan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

FUNGSI BPD TUGAS BPD


1. Membahas dan
menyepakati Rancangan
Peraturan Desa bersama
Kepala Desa;
2. Menampung dan
menyalurkan aspirasi
masyarakat Desa; dan
3. Melakukan pengawasan
kinerja Kepala Desa.
PENGGALIAN ASPIRASI MASYARAKAT
1. BPD melakukan penggalian aspirasi masyarakat.
2. Penggalian aspirasi dapat dilakukan langsung kepada
kelembagaan dan masyarakat Desa termasuk kelompok
masyarakat miskin, masyarakat berkebutuhan khusus,
perempuan, kelompok marjinal.
3. Penggalian aspirasi dilaksanakan berdasarkan
keputusan musyawarah BPD yang dituangkan dalam
agenda kerja BPD.
4. Pelaksanaan penggalian aspirasi menggunakan
panduan kegiatan yang sekurang-kurangnya memuat
maksud, tujuan, sasaran, waktu dan uraian kegiatan.
5. Hasil penggalian aspirasi masyarakat Desa disampaikan
dalam musyawarah BPD.
CONTOH
PANDUAN MENGGALI ASPIRASI MASYARAKAT BERKEBUTUHAN KHUSUS
(DIFABEL) DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2019

Maksud : Sebagai wujud pelaksanaan tugas dan fungsi BPD sebagai wadah
Penampung dan Penyalur Aspirasi seluruh elemen masyarakat di
Desa Sidomulyo tak terkecuali masyarakat berkebutuhan khusus
(Difabel)

Tujuan : 1. Mengetehaui Jumlah dan Klasifikasi Masyrakat Difabel;


2. Menemukenali Kebutuhan dan Permasalahan Masyarakat Difabel;
3. Menyalurkan aspirasi Masyarakat Difabel;

Sasaran : Masyarakat Difabel di Dusun 1,2,3, dan 4 Desa Sidomulyo

Waktu : Selasa, 26 Maret 2019 Pukul 09.00 WIB s.d. Selesai

Anggota BPD : 1. Abdullah (Anggota BPD Bidang Pemberdayaan Masyarakat)


2. Sulaiman (Anggota BPD Bidang Pemberdayaan Masyarakat)

Uraian kegiatan : 1. Melakukan observasi lapangan bersama Kepala Dusun terkait;


2. Menganalisis dan memetakan hasil temuan di Lapangan;
3. Penyiapan Laporan
MENAMPUNG ASPIRASI MASYARAKAT

• Pelaksanaan kegiatan menampung aspirasi


masyarakat dilakukan di sekretariat BPD.
• Aspirasi masyarakat diadministrasikan dan
disampaikan dalam musyawarah BPD.
CONTOH
BUKU DATA ASPIRASI MASYARAKAT DESA SIDOMULYO
KECAMATAN NISA KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2019

NAMA/LEMBAGA PIHAK ASPIRASI YANG


NO HARI/TANGGAL TINDAK LANJUT
PENYAMPAI ASPIRASI DISAMPAIKAN

1 2 3 4 5
1 Senin, 21 April 2019 PKK Kebutuhan sarana -
pendukung penyuluhan
bahaya DBD
2 Rabu, 23 April 2019 Karang Taruna Keluhan akan -
kepengurusan organisasi
3 Jumat, 25 April 2019 Jumadi, Dusun 4 Kebutuhan Perbaikan -
Jalan di dusun 4
4 dll

Mengetahui ........ Tanggal,Bulan,Tahun


Ketua BPD Sekretaris BPD.............

______________ ______________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi nomor urut sesuai waktu penyampaian aspirasi
Kolom 2 diisi dengan hari/tanggal aspirasi disampaikan
Kolom 3 diisi dengan nama individu/lembaga yang menyampaikan aspirasi
Kolom 4 diisi dengan aspirasi yang disampaikan
Kolom 5 diisi dengan langkah tindak lanjut serta pihak yang diminta menindaklanjuti
aspirasi
PENGELOLAAN ASPIRASI MASYARAKAT
1. BPD mengelola aspirasi masyarakat Desa melalui
pengadministrasian dan perumusan aspirasi.
2. Pengadministrasian aspirasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berdasarkan pembidangan yang meliputi
bidang pemerintahan, pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
3. Perumusan aspirasi dilakukan dengan cara menganalisa
dan merumuskan aspirasi masyarakat Desa untuk
disampaikan kepada Kepala Desa dalam rangka
mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan
yang baik dan kesejahteraan masyarakat Desa.
CONTOH
PENGELOMPOKAN ASPIRASI MASYARAKAT PER-BIDANG DESA
SIDOMULYO KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2019

BIDANG ASPIRASI/MASALAH SUBJEK/LOKUS


1 2 3
1. Kebutuhan Komputer untuk 1. Sekretariat BPD
PEMERINTAHAN Operasional BPD 2.
2.
1. Perbaikan Jalan 1. Dusun 4
PEMBANGUNAN 2.
2.
1. Penyuluhan Bahaya DBD 1. Dusun 1,2,3, dan 4
PEMBINAAN KEMASYARAKATAN 2.
2.
1. Pelatihan Pengolahan limbah 1. Dusun 1,& 3
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Plastik
2. 2.

1. dll 1.
PENANGGULANGAN BENCANA
2. 2.

Mengetahui ........ Tanggal,Bulan,Tahun


Ketua BPD Sekretaris BPD.............

______________ ______________
PENYALURAN ASPIRASI MASYARAKAT

1. BPD menyalurkan aspirasi masyarakat dalam bentuk lisan


dan atau tulisan.
2. Penyaluran aspirasi masyarakat dalam bentuk lisan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti penyampaian
aspirasi masyarakat oleh BPD dalam musyawarah BPD yang
dihadiri Kepala Desa.
3. Penyaluran aspirasi masyarakat dalam bentuk tulisan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti penyampaian
aspirasi melalui surat dalam rangka penyampaian masukan
bagi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, permintaan
keterangan kepada Kepala Desa, atau penyampaian
rancangan Peraturan Desa yang berasal dari usulan BPD.
1
PENGGALIAN

2
4
PENYALURAN ASPIRASI PENAMPUNGAN

3
PENGELOLAAN

 BAGAIMANA MEKANISMENYA DI DESA SAUDARA???

 APA YANG MENJADI FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR


PENGHAMBATNYA???
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH BPD

BPD melaksanakan Musyawarah BPD dalam rangka menghasilkan


keputusan BPD terhadap hal-hal yang bersifat strategis seperti musyawarah
pembahasan dan penyepakatan rancangan Peraturan Desa, evaluasi laporan
keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, menetapkan peraturan tata
tertib BPD, dan usulan pemberhentian anggota BPD.

Adapun mekanisme penyelenggaraan musyawarah BPD adalah sebagai berikut:


a. Musyawarah BPD dipimpin oleh pimpinan BPD;
b. Musyawarah BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah anggota BPD;
c. pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah guna mencapai
mufakat;
d. apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan
dilakukan dengan cara pemungutan suara;
e. pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam huruf d dinyatakan sah
apabila disetujui oleh paling sedikit 1/2 (satu perdua) ditambah 1 (satu) dari
jumlah anggota BPD yang hadir; dan
f. hasil musyawarah BPD ditetapkan dengan keputusan BPD dan dilampiri
notulen musyawarah yang dibuat oleh sekretaris BPD.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENYELENGGARAAN MUSDES

BPD menyelenggarakan Musyawarah Desa yang difasilitasi oleh


Pemerintah Desa. Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan
yang diikuti oleh BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk
memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, meliputi:
a. penataan Desa;
b. perencanaan Desa;
c. kerja sama Desa;
d. rencana investasi yang masuk ke Desa;
e. pembentukan BUM Desa;
f. penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan
g. kejadian luar biasa.

Musyawarah Desa dibiayai


dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDES).
1 3 Sub Bidang Administrasi Kependudukan, Pencatatan Sipil, Statistik dan Kearsipan
1 3 01 Pelayanan administrasi umum dan kependudukan (Surat Pengantar/Pelayanan
KTP, Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dll)
1 3 02 Penyusunan/Pendataan/Pemutakhiran Profil Desa (profil kependudukan dan
potensi desa)**
1 3 03 Pengelolaan administrasi dan kearsipan pemerintahan desa
1 3 04 Penyuluhan dan Penyadaran Masyarakat tentang Kependudukan dan Pencatatan Sip
1 3 05 Pemetaan dan Analisis Kemiskinan Desa secara Partisipatif
1 3 90-99 lain-lain kegiatan sub bidang administrasi kependudukan, pencatatan sipil, statistik
dan kearsipan*
1 4 Sub Bidang Tata Praja Pemerintahan, Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan
1 4 01 Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Desa/Pembahasan APBDes (Musdes,
Musrenbangdes/Pra-Musrenbangdes, dll., bersifat reguler)
1 4 02 Penyelenggaraan Musyawarah Desa lainnya (musdus, rembug warga, dll., yang
bersifat non-reguler sesuai kebutuhan desa)
1 4 03 Penyusunan Dokumen Perencanaan Desa (RPJMDes/RKPDes,dll)
1 4 04 Penyusunan Dokumen Keuangan Desa (APBDes/ APBDes Perubahan/ LPJ APBDes,
dan seluruh dokumen terkait)
1 4 05 Pengelolaan/Administrasi/Inventarisasi/Penilaian Aset Desa
1 4 06 Penyusunan Kebijakan Desa (Perdes/Perkades, dll - diluar dokumen Rencana
Pembangunan/Keuangan)
1 4 07 Penyusunan Laporan Kepala Desa/Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (laporan
akhir tahun anggaran, laporan akhir masa jabatan, laporan keterangan akhir tahun
anggaran, informasi kepada masyarakat)
1 4 08 Pengembangan Sistem Informasi Desa
1 4 09 Koordinasi/Kerjasama Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Desa
(Antar Desa/Kecamatan/Kabupaten, Pihak Ketiga, dll)**
1 4 10 Dukungan Pelaksanaan dan Sosialisasi Pilkades, Pemilihan Kepala Kewilayahan dan
Pemilihan BPD (yang menjadi wewenang Desa)
1 4 11 Penyelenggaraan Lomba antar kewilayahan dan pengiriman kontingen dalam
mengikuti Lomba Desa
1 4 90-99 lain-lain kegiatan sub bidang tata praja pemerintahan, perencanaan, keuangan dan
pelaporan*
CONTOH
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
PENYELENGGARAAN MUSDES PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
KODE BIDANG/SUB BIDANG/KEGIATAN UNIT VOLUME HARGA JUMLAH
REKENING SATUAN
(Rp)
1 BIDANG PEMERINTAHAN DESA
1 4 Sub Bidang Sub Bidang Tata Praja
Pemerintahan, Perencanaan, Keuangan dan
Pelaporan
1 4 01 Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan
Desa/Pembahasan APBDes
(Musdes,Musrenbangdes/Pra-
Musrenbangdes, dll., bersifat reguler)
Musyawarah Desa
Penyusunan Rencana Pembangunan Desa
Tahun 2020
Konsumsi Rapat 250 1 10.000 2.500.000
Spanduk (Opsional/Pilihan/Tidak Wajib) 1 1 150.000 150.000
ATK 1 1 200.000 200.000
Distribusi Undangan 1 1 75.000 75.000
Uang Sidang + Panitia non BPD 15 1 50.000 750.000
Penggandaan Bahan/Materi 1 1 100.000 100.000
Perlengkapan dan Kebersihan 1 1 100.000 100.000
Narasumber 3 1 500.000 1.500.000
Moderator 3 1 200.000 600.000
DLL disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan keuangan desa
TOTAL 5.975.000
Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa

 BPD membentuk panitia pemilihan kepala desa serentak dan panitia pemilihan Kepala Desa antar
waktu;
 Pembentukan panitia ditetapkan dengan keputusan BPD;
 Terdiri dari Perangkat Desa dan unsur masyarakat;
 Jumlah anggota panitia disesuaikan dengan beban tugas dan kemampuan pembiayaan;
 Panitia bertanggung jawab kepada BPD;
 Jika panitia tidak melaksanakan tugas dan kewajiban dapat diberhentikan dengan Keputusan BPD;
 Panitia melakukan tugas penjaringan dan penyaringan bakal calon Kepala Desa antar waktu;
 Penyaringan Bakal Calon Kepala Desa menjadi Calon Kepala Desa, paling sedikit 2 (dua) orang dan
paling banyak 3 (tiga) orang;
 Jika bakal calon kepala desa memenuhi syarat lebih dari 3 (tiga), panitia melakukan seleksi
tambahan dengan kriteria Pemerintahan Desa, tingkat pendidikan, usia dan persyaratan lain yang
ditetapkan Bupati/Walikota
 Jika bakal calon kepala desa memenuhi persyaratan kurang dari 2 (dua) orang, panitia
memperpanjang waktu pendaftaran selama 7 (tujuh) hari;
 Jika bakal calon kepala desa memenuhi persyaratan setelah perpanjangan waktu maka BPD akan
menunda pelaksanaan sampai waktu yang ditetapkan kemudian.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBENTUKAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


Musdes Khusus Pilkades Antarwaktu

• BPD menyelenggarakan musyawarah Desa Khusus untuk


pemilihan Kepala Desa antarwaktu.
• Penyelenggaraan Musyawarah Desa Khusus dilakukan untuk
mengesahkan calon Kepala Desa yang diajukan Panitia serta
memilih dan pengesahan calon Kepala Desa terpilih.
• Forum musyawarah Desa menyampaikan calon Kepala Desa
terpilih kepada Panitia untuk disampaikan kepada BPD.

BPD menyampaikan calon Kepala Desa terpilih kepada Bupati/Wali


Kota paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya laporan hasil
pemilihan Kepala Desa dari Panitia pemilihan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH DESA


KHUSUS PEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU
Pembahasan dan Penyepakatan
Rancangan Peraturan Desa
• BPD dan Kepala Desa membahas dan menyepakati Rancangan
Peraturan Desa yang diajukan BPD dan atau Kepala Desa.
• Pembahasan Rancangan Peraturan Desa diselenggarakan oleh
BPD dalam musyawarah BPD paling lambat 10 (sepuluh) hari
kerja terhitung sejak rancangan Peraturan Desa diterima oleh
BPD.
• Pelaksanaan pembahasan rancangan Peraturan Desa antara BPD
dan Kepala Desa untuk pertama kali dilakukan paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak pelaksanaan musyawarah internal BPD.
• Setiap pembahasan rancangan Peraturan Desa dilakukan
pencatatan proses yang dituangkan dalam notulen musyawarah.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBAHASAN DAN PENYEPAKATAN PERDES


• Dalam hal pembahasan Rancangan Peraturan Desa antara
BPD dan Kepala Desa tidak mencapai kata sepakat,
musyawarah bersama tetap mengambil keputusan dengan
disertai catatan permasalahan yang tidak disepakati.
• Rancangan Peraturan Desa dapat diajukan oleh Kepala Desa
kepada Bupati/Wali kota melalui Camat disertai catatan
permasalahan yang tidak disepakati untuk mendapatkan
evaluasi dan pembinaan.
• Tindaklanjut evaluasi dan pembinaan dapat berbentuk :
a. penghentian pembahasan; atau
b. pembinaan untuk tindaklanjut pembahasan dan
kesepakatan rancangan Peraturan Desa.
• Tindaklanjut pembahasan dan kesepakatan dapat dihadiri
Camat atau pejabat lain yang ditunjuk Bupati/Wali kota.
Pelaksanaan Pengawasan Kinerja Kepala Desa

a. BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Kepala


Desa.
b. Pelaksanaan pengawasan dilakukan melalui:
 perencanaan kegiatan Pemerintah Desa;
 pelaksanaan kegiatan; dan
 pelaporan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa.
c. Bentuk pengawasan oleh BPD berupa monitoring dan
evaluasi.
d. Hasil pelaksanaan pengawasan kinerja Kepala Desa
menjadi bagian dari laporan kinerja BPD.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENGERTIAN OPERASIONAL :
1) Pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kualitas dan
kuantitas pelaksanaan sebuah kegiatan sesuai dengan rencana dengan
menggunakan aturan dan instrumen yang telah ditetapkan.
2) Kinerja Kepala Desa adalah Hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas
yang dicapai oleh Kepala Desa dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggungjawab yang dieberikan oleh Undang-undang.
3) Monitoring adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi dngan
melihat secara langsung hasil kinerja Kepala Desa dalam suatu rangkaian
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penyelenggaraan
pemerintahan desa
4) Evaluasi adalah suatu pernyataan kesimpulan terhadap hasil penilaian atas
data dan informasi hasil monitoring untuk perbaikan dan atau peningkatan
kinerja Kepala Desa
INSTRUMEN PENGAWASAN TAHAP PERENCANAAN
Hasil
No Indikator Kinerja Pengawasan Keterangan
B C K
A. Penyusunan Dokumen RPJM Desa dan RKP Desa :
1. Memiliki Visi dan Misi Yang Jelas dan Terukur
2. Melakukan Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa dan RKP Desa
dengan melibatkan Lembaga Kemasyarakatan dan Masayarakat
3. Melakukan Penetapan Tim dengan SK Kepala Desa
4. Melakukan Rapat-rapat penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa
dengan Tim
5. Melakukan Penyelarasan arah kebijakan Kabupaten/Kota
6. Mendorong keterlibatan warga masyarakat
7. Memberikan Laporan Hasil Penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa
kepada BPD
8. Memberikan Dukungan Fasilitasi Musyawara Desa dan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan
9. Melakukan Pembahasan Rancangan Perdes RPJM Desa dan RKP Desa
dengan BPD
10. Melakukan Penetapan Perdes RPJM Desa dan RKP Desa tepat waktu
11. Melakukan Sosialisasi dan Penyebarluasan RPJM Desa dan RKP Desa
INSTRUMEN PENGAWASAN TAHAP
PERENCANAAN
Hasil
No Indikator Kinerja Pengawasan Keterangan
B C K
A. Penyusunan Dokumen APB Desa :
1. Melakukan Penyusunan Rancangan APB Desa bersama Sekretaris
Desa
2. Melakukan Verifikasi Rancangan APB Desa terhadap Kesesuaian
dengan RKP Desa
3. Melakukan Pembahasan Rancanagan APB Desa dengan BPD
4. Menerbitkan Perdes tenatang APB Desa
5. Melakukan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi APB Desa oleh Bupati
melalui Camat
6. Melakukan Sosialisasi dan Penyebarluasan Perdes PB Desa kepada
Mayarakat
INSTRUMEN PENGAWASAN TAHAP PELAKSANAAN
Hasil
No Indikator Kinerja Pengawasan Keterangan
B C K
A. Pelaksanaan Pembangunan melalui APB Desa :
1. Melakukan Penetapan Kebijakan Pelaksanaan Kegiatan
(Pemanfaatan SDA, tenaga kerja dan tenaga ahli infrastruktur di Desa,
dll)
2. Melakukan Penetapan Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa
3. Melakukan Penetapan Petugas Pemungutan Penerimaan Desa
4. Melakukan Penetapan Pelaksana Kegiatan
5. Melakukan Penyusunan Rencana Kerja
6. Melakukan Sosialisasi Kegiatan APBDesa
(melalui Musyawarah Pelaksanaan Kegiatan, SID, Papan Informasi
Desa, Media lain)
7. Memberikan Dukunagn Fasilitasi Musyawarah Desa Pelaksanaan
Kegiatan
8. Memberikan Pembekalan, Pembinaan dan Pengendalian kepada
Pelaksana Kegiatan
9. Melakukan Pembinaan dan Pengawasan terhadap Dokumen
Administrasi Kegiatan
10. Melakukan Pengadaan Tenaga Kerja sesuai keahlian dan prioritas
kepada masyarakat setempat
INSTRUMEN PENGAWASAN TAHAP
PELAKSANAAN
Hasil
No Indikator Kinerja Pengawasan Keterangan
B C K
A. Pelaksanaan non APB Desa :
1. Melakukan Pengelolaan Pengaduan dan Penyelesaian Masalah
2. Melakukan Upaya-upaya Pelestarian dan Pemanfaatan hasil
kegiatan
3. Melakukan Pembinaan Ketertiban Umum
4. Melakukan Pemberdayaan masyarakat dan Lembaga
Kemasyarakatan Desa
5. Menjalin Pola Hubungan dengan Kelembagaan di Desa
6. Melakukan Koordinasi dengan Camat
7. Melakukan Pembinaan dan Pengendalian Perangkat Desa
INSTRUMEN PENGAWASAN TAHAP PELAPORAN
Hasil
No Indikator Kinerja Pengawasan Keterangan
B C K
A. Pelaksanaan PeLAPORAN Kepala Desa :
1. Menyampaikan Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa Semester Pertama
2. Menyampaikan Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa Semester Akhir

3. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa


4. Membahas dan Menyepakati Perdes tentang Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi Pelaksanaan APBDesa bersama BPD

5. MenetapkanPerdes tentang Laporan Pertanggungjawaban Realisasi


Pelaksanaan APBDesa

6. Menyusun dan Menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa


7. Menyampaikan Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
kepada BPD

8. Menyampaikan Laporan Hasil Penanganan dan Penyelesaian Masalah

9. Menyusun dan Menyampaikan Laporan Akhir Masa Jabatan


Prinsip pengawasan
1) Kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh dari
monitoring dan evaluasi;
2) Pelaksanaan dilakukan secara objektif;
3) Melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan
berkepentingan secara proaktif;
4) Pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara
internal dan eksternal;
5) Mencakup seluruh objek pelaksanan agar dapat
menggambarkan secara utuh kondisi dan situasi
sasaran pemantauan dan evaluasi;
6) Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan dan pada saat yang tepat;
7) Dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan;
8) Berbasis indikator kinerja;
9) Efektif dan efisien.
Evaluasi LKPPD

a. BPD melakukan evaluasi LKPPD.


b. Evaluasi LKPPD merupakan evaluasi atas kinerja Kepala Desa
selama 1 (satu) tahun anggaran.
c. Dilakukan berdasarkan prinsip demokratis, responsif,
transparansi, akuntabilitas dan objektif.
d. Evaluasi pelaksanaan tugas Kepala Desa meliputi :
1) Capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa dan APBDesa;
2) Capaian pelaksanaan penugasan dari Pemerintah, Pemerintah
Provinsi Dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
3) Capaian ketaatan terhadap pelaksanaan tugas sesuai
peraturan perundang-undangan; dan
4) Prestasi Kepala Desa.
e. Pelaksanaan evaluasi LKPPD merupakan bagian dari laporan
kinerja BPD.
• BPD melakukan evaluasi LKPPD paling lambat 10
(sepuluh) hari kerja sejak LKPPD diterima.
• Berdasarkan hasil evaluasi BPD dapat:
a. membuat catatan tentang kinerja Kepala
Desa;
b. meminta keterangan atau informasi;
c. menyatakan pendapat; dan
d. memberi masukan untuk penyiapan bahan
musyawarah Desa.
• Dalam hal Kepala Desa tidak memenuhi permintaan
BPD, maka BPD tetap melanjutkan proses penyelesaian
evaluasi LKPPD dengan memberikan catatan kinerja
Kepala Desa.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

“Dalam hal Kepala Desa tidak memenuhi


permintaan BPD, maka BPD tetap melanjutkan
proses penyelesaian evaluasi LKPPD dengan
memberikan catatan kinerja Kepala Desa.
Pelaksanaan dan hasil evaluasi LKPPD menjadi
bagian dari laporan kinerja BPD”
Menciptakan Hubungan Kerja yang Harmonis dengan
Pemerintah Desa dan Lembaga Desa Lainnya

• Dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang


harmonis, BPD dapat mengusulkan kepada Kepala Desa
untuk membentuk Forum Komunikasi Antar
Kelembagaan Desa atau FKAKD.
• FKAKD terdiri dari unsur Ketua/Kepala kelembagaan
Desa yang telah terbentuk.
• FKAKD ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.
• Tugas FKAKD adalah menyepakati dan menyelesaikan
berbagai permasalahan aktual di desa.
AGENDA KERJA BPD
Laporan Kinerja BPD

• Laporan Kinerja BPD merupakan laporan atas


pelaksanaan tugas BPD dalam 1 (satu) tahun anggaran.
• Laporan kinerja BPD dilaporkan secara tertulis kepada
Bupati/Wali Kota melalui Camat, digunakan untuk
evaluasi kinerja BPD serta pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
• Laporan Kinerja BPD disampaikan kepada Kepala Desa
dan forum musyawarah Desa secara tertulis dan atau
lisan sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas BPD kepada masyarakat Desa.
• Laporan kinerja BPD disampaikan paling lama 4 (empat)
bulan setelah selesai tahun anggaran.
PERATURAN TATA TERTIB BPD

 BPD menyusun peraturan tata tertib BPD.


 Peraturan tata tertib BPD dibahas dan disepakati dalam
musyawarah BPD.
 Peraturan tata tertib BPD paling sedikit memuat:
a. keanggotaan dan kelembagaan BPD;
b. fungsi, tugas, hak, kewajiban dan kewenangan BPD;
c. waktu musyawarah BPD;
d. pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPD;
e. tata cara musyawarah BPD;
f. tata laksana dan hak menyatakan pendapat BPD dan
anggota BPD; dan
g. pembuatan berita acara musyawarah BPD.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

HAK, KEWAJIBAN, DAN WEWENANG BPD


5 BELANJA
5 1 Belanja Pegawai
5 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa
5 1 1 01 Penghasilan Tetap Kepala Desa
5 1 1 02 Tunjangan Kepala Desa
5 1 1 90-99 Penerimaan Lain Kepala Desa yang Sah
5 1 2 Penghasilan Tetap dan Tunjangan Perangkat Desa
5 1 2 01 Penghasilan Tetap Perangkat Desa
5 1 2 02 Tunjangan Perangkat Desa
5 1 2 90-99 Penerimaan Lain Perangkat Desa yang Sah
5 1 3 Jaminan Sosial Kepala Desa dan Perangkat Desa
5 1 3 01 Jaminan Kesehatan Kepala Desa
5 1 3 02 Jaminan Kesehatan Perangkat Desa
5 1 3 03 Jaminan Ketenagakerjaan Kepala Desa
5 1 3 04 Jaminan Ketenagakerjaan Perangkat Desa
5 1 4 Tunjangan BPD
5 1 4 01 Tunjangan Kedudukan BPD
5 1 4 02 Tunjangan Kinerja BPD
5 2 Belanja Barang dan Jasa
5 2 1 Belanja Barang Perlengkapan
5 2 1 01 Belanja Perlengkapan Alat Tulis Kantor dan Benda Pos
5 2 1 02 Belanja Perlengkapan Alat-alat Listrik
5 2 1 03 Belanja Perlengkapan Alat-alat Rumah Tangga/Peralatan dan Bahan Kebersihan
5 2 1 04 Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas/Isi Ulang Tabung Pemadam Kebakaran
Belanja Perlengkapan Cetak/Penggandaan - Belanja Barang Cetak dan
5 2 1 05 Penggandaan
Belanja Perlengkapan Barang Konsumsi (Makan/minum) - Belanja Barang
5 2 1 06 Konsumsi
5 2 1 07 Belanja Bahan/Material
5 2 1 08 Belanja Bendera/Umbul-umbul/Spanduk
5 2 1 09 Belanja Pakaian Dinas/Seragam/Atribut
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBERHENTIAN ANGGOTA BPD

Anggota BPD dinyatakan berhenti karena:


a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri; atau
c. Diberhentikan.

1. Pemberhentian anggota BPD diusulkan oleh pimpinan BPD berdasarkan hasil


musyawarah BPD kepada Bupati/Wali kota melalui Kepala Desa.
2. Kepala Desa menindaklanjuti usulan pemberhentian anggota BPD kepada
Bupati/Wali kota melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usul
pemberhentian.
3. Camat menindaklanjuti usulan pemberhentian anggota BPD kepada
Bupati/Wali kota paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usul
pemberhentian.
4. Bupati/Wali kota meresmikan pemberhentian anggota BPD paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak diterimanya usul pemberhentian anggota BPD.
5. Peresmian pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan dengan keputusan Bupati/Wali kota.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Anggota BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud apabila:


a. Berakhir masa keanggotaan;
b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan
tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan tanpa keterangan apapun;
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota BPD;
d. Tidak melaksanakan kewajiban;
e. Melanggar larangan sebagai anggota BPD;
f. Melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik BPD;
g. Dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan
ancaman pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
h. Tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat BPD lainnya yang menjadi
tugas dan kewajibannya sebanyak 6 (enam) kali berturut-turut tanpa alasan
yang sah;
i. Adanya perubahan status Desa menjadi kelurahan, penggabungan 2 (dua)
Desa atau lebih menjadi 1 (satu) Desa baru, pemekaran atau penghapusan
Desa;
j. Bertempat tinggal diluar wilayah asal pemilihan; dan/atau
k. Ditetapkan sebagai calon Kepala Desa.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBERHENTIAN SEMENTARA

a. Anggota BPD diberhentikan sementara oleh Bupati/Wali kota setelah


ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi, terorisme,
makar, dan/atau tindak pidana terhadap keamanan negara.
b. Dalam hal anggota BPD yang diberhentikan sementara berkedudukan
sebagai pimpinan BPD, diikuti dengan pemberhentian sebagai
pimpinan BPD.
c. Dalam hal pimpinan BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), pimpinan BPD lainnya memimpin rapat pemilihan pimpinan
BPD pengganti antarwaktu.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

• Menteri melalui Direktur Jenderal Bina PemerintahanDesa


melakukan pembinaan dan pengawasan secara nasional
terhadap pelaksanaan peran BPD dalam penyelenggaran
Pemerintahan Desa.
• Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasanterhadap
pelaksanaan peran BPD dalam penyelenggaranPemerintahan
Desa di Kabupaten/Kota.
• Bupati/Wali kota melakukan pembinaan pengawasaan
terhadap pelaksanaan peran BPD dalampenyelenggaran
Pemerintahan Desa di wilayahnya.

Anda mungkin juga menyukai