Anda di halaman 1dari 66

DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

KABUPATEN MALANG
TAHUN 2019
1. UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

2. PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
PP Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa.

3. Permendagri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan


Permusyawaratan Desa.

4. Perda Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2016 tentang


Desa.
1. Anggota BPD merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan keterwakilan
perempuan yang pengisiannya dilakukan secara demokratis
melalui proses pemilihan secara langsung atau musyawarah
perwakilan;
2. Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah gasal, paling
sedikit 5 orang dan paling banyak 9 orang;
3. Penetapan Jumlah anggota BPD memperhatikan jumlah
penduduk dan kemampuan Keuangan Desa;
4. Wilayah merupakan wilayah dalam desa seperti wilayah
dusun, RW atau RT.
1. Kelembagaan BPD terdiri atas:
a. Pimpinan; dan
b. Bidang.
2. Pimpinan BPD terdiri atas:
a. 1 orang ketua;
b. 1 orang wakil ketua; dan
c. 1 orang sekretaris.
3. Bidang terdiri atas:
a. bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembinaan
kemasyarakatan; dan
b. bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.
4. Bidang dipimpin oleh ketua bidang;
5. Pimpinan BPD dan ketua bidang merangkap sebagai anggota BPD.
BPD mempunyai fungsi:
1. membahas dan menyepakati
Rancangan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa;
2. menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat Desa; dan
3. melakukan pengawasan kinerja
Kepala Desa.
BPD mempunyai tugas:
a. menggali aspirasi masyarakat;
b. menampung aspirasi masyarakat;
c. mengelola aspirasi masyarakat;
d. menyalurkan aspirasi masyarakat;
e. menyelenggarakan musyawarah BPD;
f. menyelenggarakan musyawarah Desa;
g. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
h. menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan Kepala
Desa antarwaktu;
i. membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama Kepala
Desa;
j. melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;
k. melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa;
l. menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa
dan lembaga Desa lainnya; dan
m. melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BPD berhak:
a. mengawasi dan meminta keterangan tentang
penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada
Pemerintah Desa;
b. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa; dan
c. mendapatkan biaya operasional pelaksanaan
tugas dan fungsinya dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa.
Anggota BPD wajib:
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
b. melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan gender dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
c. mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,
kelompok, dan/atau golongan;
d. menghormati nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat Desa;
e. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
Pemerintah Desa dan lembaga desa lainnya; dan
f. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori
penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola
pemerintahan yang baik.
BPD berwenang:
a. mengadakan pertemuan dengan masyarakat untuk
mendapatkan aspirasi;
b. menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa
secara lisan dan tertulis;
c. mengajukan rancangan Peraturan Desa yang menjadi
kewenangannya;
d. melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja Kepala Desa;
e. meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan
Desa kepada Pemerintah Desa;
f. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;
g. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan
kestabilan penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta
mempelopori penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan
tata kelola pemerintahan yang baik;
h. menyusun peraturan tata tertib BPD;
i. menyampaikan laporan hasil pengawasan yang bersifat
insidentil kepada Bupati/Wali kota melalui Camat;
j. menyusun dan menyampaikan usulan rencana biaya operasional
BPD secara tertulis kepada Kepala Desa untuk dialokasikan
dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa;
k. mengelola biaya operasional BPD;
l. mengusulkan pembentukan Forum Komunikasi Antar
Kelembagaan Desa kepada Kepala Desa; dan
m. melakukan kunjungan kepada masyarakat dalam rangka
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
1. BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Kepala
Desa.
2. Pelaksanaan pengawasan BPD dilakukan melalui:
a. perencanaan kegiatan Pemerintah Desa;
b. pelaksanaan kegiatan; dan
c. pelaporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
3. Bentuk pengawasan BPD berupa monitoring dan evaluasi.
4. Hasil pelaksanaan pengawasan kinerja Kepala Desa
menjadi bagian dari laporan kinerja BPD.
1. Dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan
Pemerintah Desa dan lembaga Desa lainnya, BPD dapat mengusulkan
kepada Kepala Desa untuk membentuk Forum Komunikasi Antar
Kelembagaan Desa atau FKAKD.
2. Forum terdiri dari unsur Ketua/Kepala kelembagaan Desa yang telah
terbentuk.
3. Forum, ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.
4. Tugas forum menyepakati dan menyelesaikan berbagai permasalahan
aktual di desa.
1. BPD menggunakan hak menyatakan pendapat berdasarkan
keputusan BPD.
2. Pernyataan pendapat merupakan kesimpulan dari
pelaksanaan penilaian secara cermat dan objektif atas
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
3. Penilaian dilakukan melalui pembahasan dan pendalaman
suatu objek penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang
dilakukan dalam musyawarah BPD.
4. Keputusan BPD berdasarkan hasil musyawarah BPD.
1. BPD mendapatkan biaya operasional yang
bersumber dari APBDesa.
2. Biaya operasional digunakan untuk dukungan
pelaksanaan fungsi dan tugas BPD.
3. Besaran alokasi biaya operasional dengan
memperhatikan komponen kebutuhan
operasional dan kemampuan Keuangan Desa.
1. BPD menyusun peraturan tata tertib BPD.
2. Peraturan tata tertib BPD dibahas dan disepakati dalam
musyawarah BPD.
3. Peraturan tata tertib BPD paling sedikit memuat:
a. keanggotaan dan kelembagaan BPD;
b. fungsi, tugas, hak, kewajiban dan kewenangan BPD;
c. waktu musyawarah BPD;
d. pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPD;
e. tata cara musyawarah BPD;
f. tata laksana dan hak menyatakan pendapat BPD dan
anggota BPD; dan
g. pembuatan berita acara musyawarah BPD.
4. Pengaturan mengenai waktu musyawarah meliputi:
a. pelaksanaan jam musyawarah;
b. tempat musyawarah;
c. jenis musyawarah; dan
d. daftar hadir anggota BPD.
5. Pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPD meliputi:
a. penetapan pimpinan musyawarah apabila pimpinan dan
anggota hadir lengkap;
b. penetapan pimpinan musyawarah, apabila ketua BPD
berhalangan hadir;
c. penetapan pimpinan musyawarah apabila ketua dan
wakil ketua berhalangan hadir; dan
d. penetapan secara fungsional pimpinan musyawarah
sesuai dengan bidang yang ditentukan dan penetapan
penggantian anggota BPD antarwaktu.
6. Pengaturan mengenai tata cara musyawarah BPD meliputi:
a. tata cara pembahasan rancangan Peraturan Desa;
b. konsultasi mengenai rencana dan program Pemerintah
Desa;
c. tata cara mengenai pengawasan kinerja Kepala Desa; dan
d. tata cara penampungan atau penyaluran aspirasi
masyarakat.
7. Pengaturan mengenai tata laksana dan hak menyatakan
pendapat BPD meliputi:
a. pemberian pandangan terhadap pelaksanaan
Pemerintahan Desa;
b. penyampaian jawaban atau pendapat Kepala Desa atas
pandangan BPD;
c. pemberian pandangan akhir atas jawaban atau pendapat
Kepala Desa; dan
d. tindak lanjut dan penyampaian pandangan akhir BPD
kepada Bupati.
8. Pengaturan mengenai penyusunan berita acara
musyawarah BPD meliputi:
a. penyusunan notulen rapat;
b. penyusunan berita acara;
c. format berita acara;
d. penandatanganan berita acara; dan
e. penyampaian berita acara.
1. Laporan kinerja BPD merupakan laporan atas pelaksanaan
tugas BPD dalam 1 (satu) tahun anggaran.
2. Laporan kinerja dibuat dengan sistematika:
a. dasar hukum;
b. pelaksanaan tugas; dan
c. penutup.
3. Laporan kinerja BPD dilaporkan secara tertulis kepada
Bupati melalui Camat serta disampaikan kepada Kepala
Desa dan forum musyawarah Desa secara tertulis dan atau
lisan.
4. Laporan kinerja BPD disampaikan paling lama 4 (empat)
bulan setelah selesai tahun anggaran.
4. Laporan kinerja BPD yang disampaikan kepada
Bupati digunakan Bupati untuk evaluasi kinerja
BPD serta pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
5. Laporan kinerja BPD yang disampaikan pada forum
musyawarah Desa merupakan wujud
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas BPD kepada
masyarakat Desa.
1. UNTUK MENGATASI BERBAGAI PERMASALAHAN YANG
ADA DI DESA BAIK DIBIDANG SOSIAL- BUDAYA DAN
EKONOMI;
2. UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DESA DALAM
RANGKA MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DESA;
3. MEMPERKUAT DESA SEBAGAI ENTITAS MASYARAKAT
YANG MANDIRI;
4. MENINGKATKAN PERAN APARAT PEMERINTAH DESA
SEBAGAI GARDA TERDEPAN DALAM PEMBANGUNAN
DAN KEMASYARAKATAN;
5. MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN GOTONG ROYONG
MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA.
Filosofi Dana Desa
Meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa melalui
peningkatan pelayanan publik di desa, memajukan perekonomian desa,
mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat
masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan.

Azas Pengelolaan Keuangan Desa


1. Keuangan desa dikelola berdasarkan azas-azas transparan, akuntabel,
partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
2. Pengelolaan keuangan desa, dikelola dalam masa 1 tahun anggaran
yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
PERUBAHAN PARADIGMA PEMBANGUNAN DESA:
DESA SEBAGAI SUBYEK UTAMA PEMBANGUNAN

• Pertama, Pemberian
kewenangan berdasarkan
azas rekognisi dan
subsidiaritas. Rekognisi
berarti pengakuan dan
Desa Lama Desa Baru penghormatan terhadap
keberadaan (eksistensi)
desa. Sedangkan
subsidiaritas berarti
penggunaan kewenangan
skala lokal.
• Kedua, kedudukan desa
Objek sebagai pemerintahan
Pembangunan
berbasis masyarakat, yaitu
Subyek campuran dari komunitas
Pembangunan: yang mengatur dirinya
Partisipatoris
sendiri (self governing
community) dan
pemerintahan lokal (local
self government).
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UU DESA

Pasal 112 UU Desa:


Ayat (3):
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
memberdayakan masyarakat Desa dengan:
a. Menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat
guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;
b. Meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui pendidikan,
pelatihan, dan penyuluhan, dan
c. Mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di masyarakat
Desa.

Ayat (4):
Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan dengan
pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan Pembangunan Desa dan
Kawasan Perdesaan.

Penjelasan Pasal 90 (b) :


Yang dimaksud dengan “pendampingan” adalah termasuk penyediaan sumber daya
manusia pendamping dan manajemen.
KOMPONEN POKOK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PENDAMPINGAN

Peran Pemerintah & Pemda

Penguatan Kelembagaan Masyarakat


Pemberdayaan
Masyarakat
Pembangunan Partisipatif

Pembangunan Berbasis Masyarakat


(Community Driven Development-CDD)
• Penyelenggaraan Otonomi Desa ( Asli ) membuat Pemerintah
Desa semakin dekat, mengenali dan memahami masyarakat,
sehingga fungsi Pemerintah sebagai fasilitator dapat berjalan
dengan lebih baik.
• Proses bottom up yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupan, tentunya akan lebih mudah terealisasi.
• Dengan pemahaman ini, rakyat merupakan subyek yang
determinan sebagai aktor dan pelaku, baik dalam perencanaan
maupun dalam implementasi tindakan.
• Dengan demikian otonomi Desa harus dipahami sebagai sebuah
penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis rakyat atau “
people driven ”.
Tujuan Pembangunan Desa
dalam UU Desa
URGENSI PELAKSAAAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DESA
RENDAHNYA KUALITAS SDM PENCARI KERJA DI KABUPATEN MALANG

Sumber : KMDA 2018

38,98%
Dari total pencari kerja yang tercatat di
Disnaker Kabupaten Malang pada
tahun 2017 adalah
lulusan SLTP
(Jumlah Pencari Kerja Tahun 2017 sebanyak 4725
Orang)
Tantangan : Bagaimana
membalikkan piramida kualifikasi
tenaga kerja desa yang
didominasi berpendidikan SD,
SLTP dan SLTA menjadi tenaga
kerja yang terdidik dan terampil?
PEMBANGUNAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DESA MELALUI
DANA DESA
DINAS BADAN
DESA PEMBERDAYAAN INSPEKTORAT APH
KECAMATAN MASYARAKAT
KEUANGAN DAN
DAERAH
ASET DAERAH
DAN DESA
Melakukan 1.Menindaklan-
1.Melakukan juti Pengaduan
Perencanaan, verifikasi 1.Melakukan pembina- Melakukan
an dalam proses Melakukan pengawasan Masyarakat;
Pelaksanaan dan persyaratan pembinaan
pencairan serta penyusunan dan terhadap 2.Temuan
Pelaporan dalam
penetapan dokumen pengelolaan
pencairan serta pembinaan, APBDesa; pelaporan Penyalahgu-
pemanfaatan pendampingan dan naan atau
keuangan desa 2.Penyusunan Regulasi; keuangan dan pertanggungja
dan monev rekonsiliasi Pelanggaran
sesuai APBDesa; terhadap 3. Sosialisasi; waban sesuai
pencairan keuangan desa
2.Pertanggung pemanfaatan 4.Pelatihan dan Bimtek; keuangan desa ketentuan
jawabannya. keuangan desa 5.Monev. (APIP) peraturan yang
sesuai APBDesa berlaku.
1. PERENCANAAN : 6 Tahun (RPJM Desa)
1 Tahun (RKP Desa)
APB Desa, Struktur APB Desa
2. PELAKSANAAN : Dilakukan berdasarkan rencana yang telah
disusun
3. PENATAUSAHAAN : Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu
Pajak dan Buku Bank
4. PELAPORAN : Laporan realisasi pelaksanaan APB Desa
(Laporan Semester 1 dan Laporan Semester 2)
5. PERTANGGUNGJAWABAN : Tahunan (LKPJ dan LPPD)
Akhir Masa Jabatan (LKPJ dan LPPD)
6. PENGAWASAN KEUANGAN DESA : Dilakukan oleh OPD terkait dan Camat

Peraturan Bupati Malang Nomor 16 Tahun 2015


PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA Pasal 79 UU No. 6/2014
 Perencanaan Pembangunan Desa mengacu pada
perencanaan pembangunan kabupaten/kota.
 Perencanaan Pembangunan Desa meliputi:

 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa


(RPJMDes) untuk jangka waktu 6 (enam) tahun;
 Rencana Pembangunan Tahunan Desa (RKPDes)
jangka waktu 1 (satu) tahun.

 RPJMDes dan RKPDes ditetapkan dengan Peraturan


Desa, dan menjadi satu-satunya dokumen
perencanaan di Desa.
 Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
yang berskala lokal Desa dikoordinasikan dan/atau
Pengadaan Pembangunan Pengembangan Pemeliharaan

Sarana Sarana Sarana Sarana


Sarana Prasarana Prasarana Prasarana untuk Prasarana untuk
Prasarana Desa Pelayanan Sosial Usaha Ekonomi Pelestarian Penanggulangan
Dasar Desa Lingkungan Bencana
1. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrastruktur
dasar; dan
T Desa Sangat 2. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi serta
pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran yang
I Tertinggal dan/ diarahkan pada upaya pembentukan usaha ekonomi pertanian berskala
P atau produktif, usaha ekonomi pertanian untuk ketahanan pangan dan usaha
ekonomi lainnya yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan
O Desa Tertinggal produk unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan.
L 1. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi serta
pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk
O mendukung penguatan usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha
G Desa
ekonomi untuk ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan
kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau
I Berkembang produk unggulan kawasan perdesaan;
2. Pengadaan sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan yang diarahkan pada
upaya mendukung pemenuhan akses masyarakat Desa terhadap pelayanan sosial
D dasar dan lingkungan; dan
3. Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur dasar.
E 1. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi serta
pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk
S Desa Maju mendukung perluasan/ekspansi usaha ekonomi pertanian berskala produktif,
A dan/ atau usaha ekonomi untuk ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa
Desa Mandiri dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan;
2. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sosial dasar serta pengadaan
sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan yang diarahkan pada upaya
mendukung peningkatan kualitas pemenuhan akses masyarakat Desa terhadap
pelayanan sosial dasar dan lingkungan; dan
3. Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur dasar.
PRINSIP PENGGUNAAN DANA DESA
1. Keadilan : mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga Desa
tanpa membeda-bedakan;
2. Kebutuhan Prioritas : mendahulukan kepentingan Desa yang lebih
mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat Desa;
3. Terfokus: mengutamakan pilihan penggunaan Dana Desa pada 3
(tiga) sampai dengan 5 (lima) jenis kegiatan sesuai dengan
kebutuhan prioritas Desa, dan tidak dilakukan pratek penggunaan
Dana Desa yang dibagi rata.
4. Kewenangan Desa: mengutamakan kewenangan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala Desa;
5. Partisipatif : mengutamakan prakarsa, kreativitas dan peran serta
masyarakat Desa;
6. Swakelola: mengutamakan kemandirian Desa dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan Desa yang dibiayai Dana Desa.
7. Berdikari : mengutamakan pemanfaatan Dana Desa dengan
mendayagunakan sumberdaya Desa untuk membiayai kegiatan
pembangunan yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat Desa
sehingga Dana Desa berputar secara berkelanjutan di wilayah Desa
dan/atau kabupaten/kota.
8. Berbasis sumber daya Desa: mengutamakan pendayagunaan
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada di Desa dalam
pelaksanaan pembangunan yang dibiayai Dana Desa.
9. Tipologi Desa : mempertimbangkan keadaan dan kenyataan
karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan
ekologi Desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan dan
kemajuan Desa.
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA BIDANG PEMBANGUNAN DESA
a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
prasarana dasar untuk pemenuhan kebutuhan:
• lingkungan pemukiman;
• transportasi;
• energi; dan
• informasi dan komunikasi.
b. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
Peningkatan kualitas prasarana pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan:
hidup masyarakat • kesehatan masyarakat; dan
Desa untuk • pendidikan dan kebudayaan.
c. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
membiayai prasarana ekonomi untuk mewujudkan Lumbung Ekonomi Desa
pelaksanaan program meliputi:
• usaha pertanian untuk ketahanan pangan;
dan kegiatan di • usaha ekonomi pertanian berskala produktif meliputi aspek
bidang pelayanan produksi, distribusi dan pemasaran yang difokuskan kepada
sosial dasar yang pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan; dan
berdampak langsung • usaha ekonomi non pertanian berskala produktif meliputi aspek
pada memingkatnya produksi, distribusi dan pemasaran yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau
kualitas hidup produk unggulan kawasan perdesaan.
masyarakat d. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
prasarana lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan:
• kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan konflik sosial;
• penanganan bencana alam dan bencana sosial; dan
• pelestarian lingkungan hidup.
e. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan
infrastruktur dan sarana prasarana lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan ditetapkan dalam Musyawarah Desa.
1. Peningkatan Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan Pembangunan Desa;
2. Pengembangan Kapasitas Masyarakat Desa;
3. Pengembangan Ketahanan Masyarakat Desa;
4. Pengembangan Sistem Informasi Desa;
5. Dukungan pengelolaan Kegiatan Pelayanan Sosial Dasar di bidang Pendidikan,
Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan dan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat
Marginal dan Anggota Masyarakat penyandang disabilitas;
6. Dukungan Permodalan dan Pengelolaan Usaha Ekonomi Produktif yang dikelola oleh
BUMDesa/ BUMDesa Bersama;
7. Dukungan Pengelolaan Usaha Ekonomi oleh Kelompok Masyarakat, Koperasi/
Lembaga ekonomi masyarakat desa lainnya;
8. Dukungan Pengelolaan Kegiatan Pelestarian Lingkungan Hidup;
9. Pengembangan Kerjasama Antar Desa dan Kerjasama Desa dengan Pihak Ketiga;
10.Dukungan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, penanganan bencana alam serta
penanganan kejadian luar biasa lainnya;
11.Bidang kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa lainnya yang sesuai dengan analisa
kebutuhan desa dan ditetapkan dalam Musyawarah Desa
• Prinsip swakelola • Laporan yg hrs dibuat (Sms.
Pengadaan B/J I-
• Kewajiban Perpajakan Minggu I Bulan Juni dan
• Kades ‘Powerfull’ Sms. II-
• Masalah lainnya  Bencana Minggu ke IV Jan)
alam/ • Tatacara Pelaporan
Perampokan/Tipikor • Publikasi kepada
Masyarakat

PERENCANAA PELAKSANAA PENATA- PERTANGGUN


PELAPORAN
N N USAHAAN G JAWABAN

• Konsistensi RPJMDesa,
RKPDesa dan APBDesa • sebagai bagian dari Laporan
• Tingkat Partisipasi Masyarakat • Administrasi pembukuan Kepala
• Kualitas RKP Desa • Cara peng-SPJ-an Desa (Akhir Bulan Januari
• Informasi Pagu Indikatif ADD dan • Pencatatan kekayaan setelah
DD desa akhir TA berkenaan)
• Harmonisasi Kades & BPD • Konsep ‘Bel. Modal’ & •Laporan PJ:
• Evaluasi APB Desa oleh kec Bel. a) Laporan Ralisasi
• Konsistensi antara kewenangan Barang/Jasa Pelaksanaan APBDesa.
Desa dan pembiayaan b) Laporan Kekayaan Milik
• Pengaturan standar harga di Desa Desa
c) Laporan Program Pem dan
1. Ketidakpatuhan terhadap Siklus dan terjadi Keterlambatan Pencairan Dana;
2. Penyusunan RAB belum terinci masih berupa RAB masih Gelondongan;
3. Pembangunan belum berbasis Padat Karya dan belum sepenuhnya
menggambarkan kebutuhan yang diperlukan Desa;
4. Penggunaan Dana Desa sebagian masih like and dislike;
5. Kemampuan aparatur desa dalam melakukan pengelolaan keuangan masih
belum merata;
6. Satuan harga baku barang/ jasa yang dijadikan acuan bagi desa dalam
menyusun APBDesa belum lengkap;
7. Transparansi rencana penggunaan dan pertanggungjawaban APBDesa
masih rendah;
8. Laporan pertanggungjawaban yang dibuat desa belum mengikuti standar
dan rawan manipulasi, hanya untuk mencukupi kelengakapan saja;
9. Tenaga Pendamping Profesional Desa belum optimal melakukan
pendampingan;
PERMASALAHAN DALAM IMPLEMETASI PENGELOLAAN KEUANGAN
DESA
• Prinsip swakelola
Pengadaan B/J • Laporan pelaksanaan APB
• Kewajiban Perpajakan Desa dan Laporan Realisasi
• Kades ‘Powerfull’ Kegiatan yg hrs dibuat
• Masalah lainnya  Bencana minggu ke-2 bulan Juli
alam/ • Tatacara Pelaporan
Perampokan/Tipikor • Publikasi kepada Masyarakat

Perencana Pelaksana Penata


Pelaporan Pertanggu
an an usahaan ng
jawaban
• Konsistensi RPJMDesa, • Administrasi
RKPDesa dan APBDesa pembukuan
• Tingkat Partisipasi Masyarakat • Cara peng-SPJ-an
• Kualitas RKP Desa • Pencatatan
• Informasi Pagu Indikatif ADD dan kekayaan desa • sebagai bagian dari Laporan Kepala
DD yang selalau terlambat • Konsep ‘Belanja Desa (Akhir Bulan Januari setelah
• Harmonisasi Kades & BPD Modal’ & Belanja akhir TA berkenaan)
• Evaluasi APB Desa oleh kecamatan Barang/Jasa •Laporan PJ:
• Konsistensi antara kewenangan a) Laporan Ralisasi Pelaksanaan
Desa dan pembiayaan APBDesa.
• Pengaturan standar harga di Desa b) Laporan Kekayaan Milik Desa
c) Laporan Program Pem dan Pemda ke
Desa
TANTANGAN DALAM IMPLEMENTASI
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
• Sumber-sumber pendapatan Desa yang harus dikelola
dalam APBDesa
• Proporsi belanja desa 70% : 30%
• Kapasitas SDM pengelola keuangan Desa masih
terbatas;
• tingkat kesulitan geografis tiap desa bervariasi, mulai
ringan, sedang dan berat;
• ketidak tepatan (sasaran, target, output, kebutuhan
besaran anggaran) dalam pelaksanaan
perencanaan pembangunan dan anggaran;
• Keterbatasan sarana dan prasarana Kantor Desa; dan
• Integritas dan mentalitas Kepala Desa dan Perangkat
Desa.
• Kebutuhan simplifikasi dan sinergitas laporan,
terutama DD – laporan yang sederhana, akuntabel,
kejelasan data output
• Tuntutan Desa (pengaturan Siltap, dan tunjangan)
47
PRIORITAS PENGGUNAAN
DANA DESA 2020
SISTEMATIKA CONTOH-CONTOH
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2020

Pelaksanaan Pembangunan Pengembangan Ketahanan


0 0
1
Desa Dengan Pola Padat 6 Dan Kesejahteraan Keluarga
Karya Tunai
Pencegahan Kekurangan Pencegahan Penyalahgunaan dan
0 0
Gizi Kronis (Stunting)) Peredaran Gelap Narkoba
2 7
Pengembangan Anak Usia
0 0 Pembelajaran Dan Pelatihan Kerja
Dini Holistik Integratif (Paud
3 8
HI)
Pelaksanaan Keamanan Pangan
0 0 Pengembangan Desa Inklusi
4 Di Desa 9

0
Pelayanan Pendidikan 1 Pengembangan Produk Unggulan
5 Bagi Anak 0 Desa/ Kawasan Perdesaan
SISTEMATIKA CONTOH-CONTOH
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2020

1 Pembentukan dan 1 Pengendalian Perubahan Iklim


1 Pengembangan Bumdesa/ 6 Melalui Mitigasi Dan Adaptasi
Bumdesa Bersama
1 Pembangunan dan Pengelolaan 1 Pencegahan dan Penanganan
2 Pasar Desa 7 Bencana Alam

1 Pembangunan Embung Desa 18 Kegiatan Tanggap Darurat


3 Terpadu Bencana Alam

1 Pengembangan Desa Wisata 1 Sistem Informasi Desa


4 9

1 2 Pengembangan Keterbukaan
5 Pendayagunaan Sumberdaya Informasi
0
Alam dan Teknologi Tepat Pembangunan Desa
Guna
2
Pemberdayaan Hukum di
1
Desa
Prinsip-Prinsip Penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020

Partisipatif
kebutuhan kewenanga berbasis
prioritas n Desa sumber daya
Desa
fokus swakelola
keadilan
1. Penyusunan Perdes RPJM Desa, RKP Desa, APB Desa, R-APB Desa;
2. Pelaksanaan Fungsi Bendahara Desa;
3. Pelaksanaan fungsi Sekretaris Desa;
4. Penatausahaan keuangan bulanan tertib dan teliti Kecamatan;
5. SILPA anggaran minimal;
6. Penyusunan LRA APB Desa Tiap Semester;
7. Penyusunan Perdes Pertanggungjawaban APB Desa Akhir TA;
8. Penyampaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) kepada Bupati melalui Camat untuk
dievaluasi;
9. Penyampaian Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LKPPD) kepada BPD untuk
dibahas;
10. Pemenuhan hak informasi warga (banner dan pemaparan).

Tata Kelola yang Baik Masyarakat Puas


TUGAS PEM, BANG, BIN MAS,
- Transparansi; - Kepercayaan;
BERMAS > LANCAR
- Akuntabilitas. - Partisipasi.

SEJAHTERA
2016 2018 2019
Status Desa (SK DIRJEN PPMD (SK DIRJEN PPMD
(SK DIRJEN PPMD
NO. 30 TAHUN NO. 52 TAHUN
2016) 2018) NO. 201 TAHUN 2019)

Sangat
1 Desa 0 Desa 0 Desa
Tertinggal

Tertinggal 63 Desa 0 Desa 0 Desa

Berkembang 223 Desa 233 Desa 182 Desa

Maju 83 Desa 125 Desa 170 Desa

Mandiri 8 Desa 20 Desa 26 Desa


LOKASI ALOKASI DANA DESA (DD) KABUPATEN
MALANG
TAHUN 2015TAHUN
– 2018
2018
PAGU DANA % RKUD KE
JUMLAH DESA RKUD KE RKDESA
DESA RKDESA
314.2015.308.00 314.2015.308.00
378 100 %
0 0
TAHUN 2017
PAGU DANA % RKUD KE
JUMLAH DESA RKUD KE RKDESA
DESA RKDESA
KABUPATEN 378 312.979.373.000 312.979.373.000 100 %
MALANG
TAHUN 2016
PAGU DANA % RKUD KE
JUMLAH DESA RKUD KE RKDESA
DESA RKDESA
378 245.547.356.000 245.547.356.000 100 %

TAHUN 2015
PAGU DANA % RKUD KE
JUMLAH DESA RKUD KE RKDESA
DESA RKDESA
378 109.423.772.000 109.423.772.000 100 %
PEMANFAATAN DANA DESA KABUPATEN MALANG
TAHUN 2015

PENAHAN
JALAN DESA JEMBATAN PASAR DESA BUMDES TANAH AIR BERSIH MCK POLINDES
375.511 m 287,5 m 5 unit 10 kegiatan 212 unit 34 unit 2 unit 20 unit

TAMBATAN EMBUNG IRIGASI RAGA DESA DRAINASE PAUD POSYANDU SUMUR


PERAHU 0 unit 53 unit 10 unit 45.418 m 40 unit 22 unit 16 unit
0 unit
PEMANFAATAN DANA DESA KABUPATEN MALANG
TAHUN 2016

PENAHAN
JALAN DESA JEMBATAN PASAR DESA BUMDES TANAH AIR BERSIH MCK POLINDES
678.418 m 394,5 m 6 unit 27 kegiatan 519 unit 199 unit 60 unit 39 unit

TAMBATAN EMBUNG IRIGASI RAGA DESA DRAINASE PAUD POSYANDU SUMUR


PERAHU 1 unit 92 unit 3 unit 95.866 m 76 unit 45 unit 5 unit
0 unit
PEMANFAATAN DANA DESA KABUPATEN MALANG
TAHUN 2017

PENAHAN
JALAN DESA JEMBATAN PASAR DESA BUMDES TANAH AIR BERSIH MCK POLINDES
773.680 m 608,7 m 21 unit 51 kegiatan 638 unit 240 unit 212 unit 49 unit

TAMBATAN EMBUNG IRIGASI RAGA DESA DRAINASE PAUD POSYANDU SUMUR


PERAHU 1 unit 94 unit 18 unit 114.729 m 100 unit 47 unit 39 unit
0 unit
PEMANFAATAN DANA DESA KABUPATEN MALANG
TAHUN 2018

PENAHAN
JALAN DESA JEMBATAN PASAR DESA BUMDES TANAH AIR BERSIH MCK POLINDES
477.037 m 502 m 15 unit 14 kegiatan 386 unit 47 unit 1.324 unit 23 unit

TAMBATAN EMBUNG IRIGASI RAGA DESA DRAINASE PAUD POSYANDU SUMUR


PERAHU 1 unit 127 unit 25 unit 69.723 m 159 unit 46 unit 1 unit
0 unit
PEMANFAATAN DANA DESA KABUPATEN MALANG
TAHUN 2015-2018

PENAHAN
JALAN DESA JEMBATAN PASAR DESA BUMDES TANAH AIR BERSIH MCK POLINDES
2.304.646 m 1.792,7 m 47 unit 102 kegiatan 1.755 unit 520 unit 1.598 unit 131 unit

TAMBATAN EMBUNG IRIGASI RAGA DESA DRAINASE PAUD POSYANDU SUMUR


PERAHU 3 unit 366 unit 56 unit 325.736 m 375 unit 160 unit 61 unit
0 unit
Perolehan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD)
Tahun 2019

TERENDAH
Dana Desa (DD) sebesar Desa Suwaru Kec. Pagelaran : Rp.
769.883.000,-
Rp. 365.827.590.000,- TERTINGGI
Desa Sukomulyo Kec. Pujon : Rp.
1.491.204.000,-
TERENDAH
Desa Suwaru Kec. Pagelaran : Rp. 469.043.000,-
TERTINGGI
Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar
Desa Sukomulyo Kec. Pujon : Rp. 679.127.000,-
Rp. 193.248.702.100,-

BAGI HASIL PAJAK : Rp. 14.198.187.500,-

BAGI HASIL RETRIBUSI : Rp. 3.838.438.379,60,-

Perolehan Dana Desa Tahun 2020 untuk Kabupaten Malang sebesar : Rp. 383.481.676.000,-

Anda mungkin juga menyukai