Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AGUNG PAMBUDI

NIM : 030690296

MATKUL : IPEM 4208 (SISTEM PEMERINTAHAN DESA)

PRODI : ILMU PEMERINTAHAN

TUGAS 01

SOAL !

1. Dalam kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa,


terdapat beberapa prinsip penting yang dimiliki desa! Kemukakan prinsip penting
dalam kedua kewenangan tersebut!

Jawab:
(1) Baik kewenangan asal usul maupun kewenangan lokal bukanlah kewenangan yang
diserahkan oleh pemerintah, bukan juga merupakan sisa (residu) yang dilimpahkan
oleh pemerintah kabupaten/kota sebagaimana pernah  diatur  dalam UU No.32/2004
dan PP No. 72/2005. Sesuai dengan asas rekognisi dan subsidiaritas, kedua jenis
kewenangan itu diakui dan ditetapkan langsung oleh undang- undang dan dijabarkan
oleh peraturan pemerintah. Peraturan pemerintah dalam ini bukanlah perintah yang
absolut melainkan sebagai pandu arah yang di dalamnya akan membuat daftar positif
(positive list), dan kemudian menentukan pilihan atas positive list itu dan ditetapkan
dengan peraturan desa sebagai kewenangan desa.
(2) Sebagai konsekuensi desa sebagai masyarakat yang berpemerintahan (self governing
community), kewenangan desa yang berbentuk mengatur hanya terbatas  pada
pengaturan kepentingan lokal dan masyarakat setempat dalam batas-batas wilayah
administrasi desa. Mengatur  dalam hal  ini bukan dalam bentuk mengeluarkan izin
baik kepada warga maupun kepada pihak luar seperti investor, melainkan dalam
bentuk  keputusan alokatif kepada masyarakat, seperti alokasi anggaran dalam APB
Desa, alokasi air kepada warga, dan lain- lain. Desa tidak bisa memberikan izin
mendirikan bangunan, izin pertambangan, izin eksploitasi air untuk kepentingan
bisnis dan sebagainya.
(3) Kewenangan desa lebih banyak mengurus, terutama yang berorientasi kepada
pelayanan warga dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai contoh desa melayani dan
juga membiayai kegiatan kelompok tani, melatih kader perempuan, membiayai
Posyandu, mengembangkan hutan rakyat bersama masyarakat, membikin bagan ikan
untuk kepentingan nelayan, dan sebagainya.
(4) Selain mengatur  dan  mengurus, desa  dapat  mengakses urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan kabupaten/kota untuk dimanfaatkan memenuhi kepentingan
masyarakat. Selain contoh di atas tentang beberapa desa menangkap air sungai Desa
dapat mengakses dan memanfaatkan lahan negara berskala kecil (yang tidak
termanfaatkan atau tidak bertuan) untuk memenuhi kepentingan masyarakat
setempat. Lahan sisa  proyek pembangunan, tanggul dan bantaran sungai, maupun
tepian jalan kabupaten/kota merupakan contoh konkret. Desa dapat memanfaatkan
dan menanam pohon di atas lahan itu dengan cara mengusulkan dan memperoleh
izin dari bupati/walikota.

2. Kemukakan dengan menganalisis hubungan kerja antara Kepala Desa dengan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD)!

Jawab :

Hubungan kerja antara Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam
melaksanakan Pemerintahan Desa yang demokratis harus sejalan dan kompak
karena demi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa. Dalam mencapai
pemerintahan yang demokratis antara Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan
Desa serta kelembagaan Desa lainnya pola hubungannya harus seimbang dan
berjalan professional sesuai denga kedudukan, tugas dan fungsinya masing-masing
serta dilakukan dengan iktikad baik. Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
harus tetap duduk bersama melakukan konsutasi dan koordinasi dan saling bekerja
sama dengan cara mengadakan rapat atau musyawarah dalam hal penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa dan Pemberdayaan masyarakat Desa. Musyawarah Desa merupakan
perwujudan demokrasi permusyawaratan, yakni model pengambilan keputusan
dengan menggunakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam berbagai
permasalahan yang dihadapi. Musyawarah Desa merupakan forum tertinggi dalam
mengambil keputusan atas masalah-masalah strategis desa.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa partisipasi masyarakat dalam kegiatan


pembangunan sangat diharapkan. Kepala Desa dalam melaksanakan tugas
pembangunan dan penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat harus benar-
benar memperhatikan saran dan masukan yang berasal dari Badan Permusyawaran
Desa ataupun masyarakat Desa. Untuk membangun pemerintahan yang demokratis
antara Kepala Desa dan Badan Permusywaratan Desa, harus bersinergi dengan baik,
mempunyai pikiran yang sejalan. Untuk menciptakan suasana yang nyaman dan
aman dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa kuncinya adalah pada kemitraan,
konsultasi, koordinasi, keharmonisan dan sinergitas antara Kepala Desa dan BPD
sehingga nantinya kebijakan, kegiatan maupun program pemerintahan Desa yang di
hasilkan dapat di pertanggung jawabkan secara bersama untuk mewujudkan
kemajuan, keadilan dan kesejahteraan masyarakat Desa.

Hubungan kerja antara Kepala Desa dan BPD dalam bentuk kemitraan, konsultasi
dan koordinasi ini harus jelas diatur dalam Peraturan Desa agar dapat dipahami dan
dijalankan oleh kedua belah pihak, supaya tidak terjadi salah kaprah dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing, disamping itu juga untuk dapat
meminimalisir konflik yang terjadi antara Kepala Desa dengan Badan
Permusyawaratan Desa. Kemitraan, konsultasi dan koordinasi diperlukan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan dalam bidang pemerintahan, bidang pembangunan
maupun dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, semua
penyelenggara Pemerintahan Desa, Kepala Desa, Sekretariat Desa dan aparatur Desa
lainnya, bersama Badan Permusyawaratan Desa harus benar-benar memahami
kapasitas yang menjadi kewenangan maupun tugasnya masing-masing sehingga
dalam melak sanakan pelayanan dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dapat
berjalan dan bersinergi dengan baik untuk mewujudkan Pemerintahan Desa yang
profesional, aspiratif, partisifatif dan akuntabel.

Pola kemitraan Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam hal
pembuatan Peraturan Desa, sebuah Rancanagan Peraturan Desa baik yang berasal
dari Kepala Desa maupun yang diusulkan oleh Badan Permusyawaratan Desa harus
dibahas secara bersama, kemudian ditetapkan oleh Kepala Desa atas persetujuan
bersama Badan Permusyawaratan Desa untuk menjadi Peraturan Desa. Namun
sebelum mendapat pengesahan bersama terlebih dahulu di mintakan persetujuan
dari masyarakat desa lewat musyawarah Desa yang khusus diadakan untuk
membicarakan hal ini.

Sedangkan pola hubungan kerja Kepala Desa dengan Badan Permusyawaratan Desa
dalam hal menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa, masyarakat
dapat diajukan melalui Kepala Dusun atau Anggota BPD, jika aspirasi disampaikan
melalui Kepala Dusun, maka akan disampaikan ke Kepala Desa kemudian
disampaikan kepada BPD untuk dibahas dan diputuskan bersama untuk
dilaksanakan, selanjutnya jika aspirasi tersebut disampaikan lewat anggota BPD,
diteruskan kepada Ketua BPD kemudian dirapatkan dalam musyawarah BPD hasil
musyawarah tersebut selanjutnya disampaikan kepada Kepala Desa untuk
ditindaklanjuti.

Lebih lanjut dikatakan pula dalam penjelasan umum Undang-undang Nomor 6 tahun
2014 bahwa Kepala Desa merupakan Kepala Pemerintahan Desa yang memimpin
penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Kepala Desa mempunyai peran penting dalam
kedudukannya sebagai kepanjangan tangan Negara yang dekat dengan masyarakat
dan sebagai pemimpin masyarakat. Sedangkan Badan Permusyawaratan Desa
merupakan lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yakni yang
melaksanakan musyawarah Desa untuk memusyawarahkan dan menyepakati hal
yang bersifat strategis dalam peneyelenggaraan Pemerintahan dan menyiapkan
kebijakan Pemerintahan Desa bersama Kepala Desa.

3. Kemukakan secara rinci Sumber Pendapatan Desa dari Pendapatan Asli Desa!

Jawab :

Pendapatan Asli Desa adalah penerimaan dari berbagai usaha pemerintah desa
untuk mengumpulkan dana guna keperluan desa dalam membiayai kegiatan
rutin/pembangunan. Pendapatan Asli Desa berasal dari penerimaan tanah kas desa,
pasar/kios desa, pemandian umum yang diurus desa, daya tarik wisata, bangunan
milik desa yang disewakan, kekayaan desa lainnya, swadaya dan partisipasi
masyarakat dan gotong royong masyarakat. Termasuk juga penerimaan yang berasal
dari pungutan desa dan hasil usaha desa. Dana Desa adalah dana yang bersumber
dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang
ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
menggunakan alat berat, serta sumber lainnya dan tidak untuk dijualbelikan.
Pengalokasian bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah dilakukan berdasarkan
ketentuan sebagai berikut :
a) 60% (enam puluh perseratus) dibagi secara merata kepada seluruh Desa
b) 40% (empat puluh perseratus) dibagi secara proporsional realisasi penerimaan
hasil pajak dan retribusi dari Desa masing-masing. Pengalokasian bagian dari
hasil pajak dan retribusi daerah kabupaten/kota kepada Desa ditetapkan dengan
peraturan bupati/walikota. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD
adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi
Khusus. ADD paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan
yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah
setelah dikurangi dana alokasi khusus. Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan
APBD Kabupaten/Kota, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa, Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota dapat
memberikan bantuan keuangan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah provinsi dan anggaran pendapatan dan belanja daerah
kabupaten/kota kepada Desa. Bantuan keuangan dapat bersifat umum dan
khusus. Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan penggunaannya
diserahkan sepenuhnya kepada Desa penerima bantuan dalam rangka
membantu pelaksanaan tugas pemerintah daerah di Desa. Bantuan keuangan
yang bersifat khusus peruntukan dan pengelolaannya ditetapkan oleh
pemerintah daerah pemberi bantuan dalam rangka percepatan pembangunan
Desa dan pemberdayaan masyarakat. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga,
meliputi hibah pemerintah kabupaten/kota, provinsi, pusat, luar negeri, swasta,
dan hibah lainnya. Sumber pendapatan lain yang dapat diusahakan oleh Desa
berasal dari Badan Usaha Milik Desa, pengelolaan pasar Desa, pengelolaan
kawasan wisata skala Desa, pengelolaan tambang mineral bukan logam dan
tambang batuan dengan tidak menggunakan alat berat, serta sumber lainnya dan
tidak untuk dijualbelikan.

Anda mungkin juga menyukai