Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAHAN

DESA
NAMA : HARIS AL MARZUKI FAZA
KELAS : G-6 / 09
JURUSAN : BANGDAYA
Pengertian Desa

Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memerhatikan asal


usul desa dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Pembentukan desa dapat berupa penggabungan beberapa desa, atau
bagian desa yang bersandingan, atau pemekaran dari satu desa
menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang
telah ada
Pemerintahan desa terdiri atas pemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa.
Desa merupakan kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga.
Desa memiliki batas-batas wilayah tertentu dan memiliki kekuasaan
hukum, serta dikepalai oleh seorang kepala desa.
Pemerintah Desa terdiri dari
1. Kepala Desa
2. Perangkat Desa
1. Sekretaris Desa dan
Perangkat lainnya;
1. Sekretariat desa
2. Pelaksana teknis
lapangan dan unsur
kewilayahan, yang Peraturan pemerintah thn
jumlahnya 2005 ayat 6 yang berbunyi
disesuaikan dengan
kebutuhan bahwa pemerintahan desa
dan kondisi sosial adalah penyelenggaran desa
budaya setempat. dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat
setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem
pemerintahan NKRI.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa;


2. Membina perekonomian desa;
3. Membina kehidupan masyarakat desa;
4. Memelihara ketenteraman dan
ketertibanmasyarakat desa;
5. Mendamaikan perselisihan yang terjadi pada
masyarakat di desa;
6. Mewakili desanya baik di dalam dan di luar
pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukumnya.
Kepala Desa

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan


pemerintahan desa berdasarkan kebijakan /yang
ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa
(BPD).
Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat
diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan
Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan
Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan
bersama BPD.
Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala
Desa (Pilkades) oleh penduduk desa setempat.
Kepala Desa tidak bertanggung jawab kepada Camat,
namun hanya dikoordinasikan saja oleh Camat.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


merupakan lembaga perwujudan demokrasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD
dapat dianggap sebagai parlemen-nya desa.
BPD merupakan lembaga baru di desa pada era
otonomi daerah di Indonesia.
Fungsi BPD menurut Undang Undang No. 32
Tahun 2004
berfungsi melindungi berbagai adat istiadat dan
menetapkan peraturan desa bersama kepala desa
berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat desa serta melakukan pengawasan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa.
Anggota BPD : wakil penduduk desa bersangkutan
(ditetapkan dengan cara musyawarah untuk mencapai
mufakat)
Jumlah anggota BPD berjumlah ganjil, minimal 5 (lima)
orang maksimal 11 (sebelas) orang
Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan
dapat diangkat/ diusulkan kembali untuk 1(satu) kali masa
jabatan berikutnya
Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan
Bupati/Walikota
Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku
adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau
pemuka masyarakat lainnya
Wewenang BPD

Membahas rancangan peraturan desa bersama Kepala


Desa
Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa
Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala
Desa
Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa
Menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
Penggunaan nama/istilah BPD tidak harus seragam pada
seluruh desa di Indonesia, dan dapat disebut dengan
nama lain.
Perangkat Desa

PERANGKAT DESA BERTUGAS


MEMBANTU KEPALA DESA DALAM
MELAKSANAKAN TUGAS DAN
WEWENANGNYA YANG DIBANTU
BEBERAPA STAF SEPERTI KEPALA
URUSAN (KAUR), PELAKSANA
TEKNIS LAPANGAN, DAN UNSUR
KEWILAYAHAN.
PAMONG DESA ATAU PERANGKAT
TERDIRI ATAS
1 . SEKRETARIS DESA (SEKDES)
Perangkat desa membantu kepala desa di dalam sistem
pemerintahan desa dan dapat terdiri atas 3 unsur, yaitu :
1. Unsur staf, yaitu unsur pelayanan seperti sekretariat
dan tata usaha.
2. Unsur pelaksana, yaitu unsur pelaksana teknis lapangan
seperti urusan pamong tani desa dan urusan keamanan.
3. Unsur wilayah, yaitu unsur pembantu kepala desa di
wilayah bagian desa, seperti kepala dusun, yang
jumlahnya dan sebutannya sesuai kebutuhan dan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
Lembaga Kemasyarakatan

yaitu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan


kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam
memberdayakan masyarakat.
Lembaga kemasyarakatan ditetapkan dengan peraturan desa.
Fungsi lembaga kemasyarakatan adalah sebagai penampungan dan
penyalur aspirasi masyarakat dalam pembangunan.
Lembaga-lembaga kemasyarakatan di desa atau kelurahan, antara lain:
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Karang Taruna
Koperasi
Lembaga Musyawarah Desa (LMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) atau Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa (LKMD)
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) atau Lembaga Pemberdayaan
Perempuan (LPP)
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

Kepala desa
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Sekretaris desa
Kepala urusan pemerintahan
Kepala urusan pembangunan
Kepala urusan kesejahteraan rakyat
Kepala urusan keuangan
Kepala urusan umum
Badan Usaha Milik Desa

Jenis usaha

Usaha jasa yang meliputi jasa keuangan, jasa


angkutan darat dan air, listrik desa, dan usaha
lain yang sejenis,
Penyaluran sembilan bahan pokok ekonomi
desa,
Perdagangan hasil pertanian meliputi tanaman
pangan, perkebunan, peternakan, perikanan,
dan agrobisnis;
Pembagian Desa Berdasarkan
Kemampuan Fisik Dan Non Fisik

Desa Terbelakang Desa Sedang Desa Maju atau


atau Desa Swadaya Berkembang atau Desa Swasembada
Desa Swakarsa
Desa terbelakang Desa sedang Desa maju adalah
adalah desa yang berkembang adalah desa yang
kekurangan sumber desa yang mulai berkecukupan dalam
daya manusia atau menggunakan dan hal sdm / sumber
tenaga kerja dan juga memanfaatkan daya manusia dan
kekurangan dana potensi fisik dan juga dalam hal dana
sehingga tidak mampu nonfisik yang modal sehingga sudah
memanfaatkan dimilikinya tetapi dapat memanfaatkan
potensi yang ada di masih kekurangan dan menggunakan
desanya sumber keuangan atau segala potensi fisik
dana dan non fisik desa
secara maksimal
Kerjasama Desa

Berdasarkan Pasal 211 UU No. 32 Tahun 2004


dan Pasal 89 ayat (1) PP No. 72 Tahun 2005, di Desa
dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan, yang diatur
lebih lanjut dengan Permendagri No. 5 Tahun 2007
tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan.
Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan
nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan
mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan
masyarakat. Lembaga Kemasyarakatan dapat dibentuk
atas prakarsa masyarakat danlatau atas prakarsa
masyarakat yang difasilitasi Pemerintah melalui
musyawarah dan mufakat.
Permasalah Masyarakat Desa

Penyebab Lokalitas
Permasalahan
Kemiskinan di Kelembagaan
ekonomi desa
Perdesaan Desa

Strategi Permasalahan
Pengembangan dan Penguatan
Pembangunan Kelembagaan
Perdesaan Perdesaan
Peraturan Desa
Peraturan Desa harus merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi, serta harus memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat desa
setempat, dalam upaya mencapai tujuan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan masyarakat jangka panjang, menengah dan jangka pendek.

Peraturan Desa dibentuk berdasarlcan pada asas


pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik
(Pasal 2 Permendagri NO 29 Tahun 2006), meliputi:
1. Kejelasan tujuan;
2. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
3. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
4. Dapat dilaksanakan;
5. Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
6. Kejelasan rumusan, dan
7. Keterbukaan.
Jenis Peraturan Desa

Peraturan Desa merupakan penjabaran lebih lanjut dalam


rangka pelaksanaan UU No. 32 Th. 2004 dan PP No. 72 Th.
2005, Peraturan Desa yang wajib dibentuk berdasarkan PP
No. 72 Th. 2005

Pembentukan panitia pencalonan, dan pemilihan


Pemerintahan Desa juga Kepala Desa
dapat membentuk Penetapan yang berhak menggunakan hak pilih
Peraturan Desa yang dalam pemilihan Kepala Desa
merupakan pelaksariaan Penentuan tanda gambar calon, pelaksanaan
lebih lanjut dari Peraturan kampanye, cara pemilihan dan biaya pelaksanaan
Daerah dan peraturan pemilihan Kepala Desa
perundangundangan Pemberian penghargaan kepada mantan kepala
lainnya yang disesuaikan desa dan perangkat desa
dengan kondisi sosial Penetapan pengelolaan dan pengaturan
budaya setempat, yaitu pelimpahan/pengalihan fungsi sumber-sumber
peraturan desa tentang : pendapatan dan kekayaan desa
Pungutan desa
Materi Muatan Peraturan Desa

Merupakan seluruh materi muatan dalam rangka


penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pembangunan desa,
dan pemberdayaan masyarakat;
Merupakan penjabaran pelaksanaan Peraturan Desa yang
bersifat pengaturan;
Merupakan penjabaran pelaksanaan Peraturan Desa
dan Peraturan Kepala Desa yang bersifat penetapan.
Perencanaan Pembangunan Desa

Rencana Pembangunan Rencana Kegiatan Kegiatan dan Format


Jangka Menengah Desa Pembangunan di Sesa Penyusunan
(RPJMD) (RKPDESA) RPJM-DESA

Pemberdayaan Persiapan Pembinaan dan


Partisipatif pembentukan Tim pengawasan
Berpihak pada Tim penyusun (Kades, Bupati/Walikota
masyarakat Sekdes, LPKD, Tokoh (bimbingan, arahan
Terbuka masy, pengurus TP- dan supervisi.)
Akuntabel PKK, pendamping. pemberian
Selektif Pelaksanaan pedoman, pelatihan
Efisien dan efektif Pemasyarakatan dari Gubernur
Keberlanjutan Pelaporan sebagai pembinaan
Cermat Pendanaan dan pengawasan
Proses berulang Sumber lain yang sah
dan tidak mengikat
DALAM PERATURAN PEMERINTAHAN
DESA MELAUI 2 TAHAP :

1. Mekanisme Persiapan, Pembahasan,


Pengesahan dan Penetapan Peraturan
Desa.
2. Sidang/Rapat Pembahasan dan Penetapan
Peraturan Desa, SERTA
3. TEKNIK PENYUSUNAN
Keuangan Desa

Menurut UU no 32 Tahun 2004 pasal 212 ayat (1) jo' Permendagri No. 37 Tahun
2007 Pasal 1 angka (1) bahwa Keuangan Desa adalah sernua hak dan kewajiban
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban desa tersebut.
Sumber pendapatan desa dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa. Pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh Kepala Desa yang dituangkan
dalam Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Pedoman
pengelolaan keuangan desa ditetapkan oleh bupati/walikota dengan berpedoman
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa.
Sumber pendapatan Desa menurut Undang-undang No 32 Tahun 2004 pasal 212
ayat (3) terdiri atas:
1. Pendapatan ash desa;
2. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota;
3. Bagian dari dana perimbangan keuangan Pusat dan daerah yang diterima oleh
Pemerintah kabupaten/kota;
4. Bantuan dari pemerintah, pemerintah Provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;
5. Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga.
Pengelolaan Keuangan Desa dikelola berdasarkan azas-azas
Keuangan Desa transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggaran, dan clikelola
dalam masa 1(satu) tahun anggaran yakni mulai 1
Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Anggaran Pasa173 PP No. 72 Tahun 2005 menetapkan bahwa:


Pendapatan dan 1. Anggaran pendapatan dan belanja desa terdiri atas bagian
Belanja Desa pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan;
2. Rancangan APB Desa dibahas dalam musyawarah
perencanaan pembangunan desa;
3. Kepala Desa bersama BPD menetapkan APB Desa setiap
tahun dengan Peraturan Desa

Pengelolaan Alokasi Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang
Dana Desa bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah yang diterima oleh kabupaten/Kota untuk Desa paling
sedilcit 10% (sepuluh persen)
Administrasi Desa

Tata Usaha Kantor Diatur dalam Peraturan Menteri


Desa dan Dalam Negeri Nomo 54 Tahun
Kelurahan 2009 tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas di Lingkungai
Pemerintah Daerah.

Buku Diatur dalam Bab II Pasa12 dan 3


Administrasi Peraturan Menteri Dalam Negeri
Desa tersebut mengatur tentang Jenis
dan Bentuk Administrasi Desa
Pemilihan Kepala Desa

Tahap Tahap
Pencalonan Pemilihan
Pelayanan Kependudukan

Pelayanan Pemberian Kartu Keluarga (KK)


Pelayanan Pemberian Kartu Tanda Penduduk
(KTP)
Pendaftaran Pelaporan Lahir Mati
Pendaftaran Pelaporan Kematian
Pendaftaran Pelaporan Perpindahan Penduduk
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pendaftaran Pelaporan Kedatangan Penduduk
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Strategi dan Kebijakan
Pengembangan Desa

1. Strategi Jangka Pendek


2. Strategi Jangka Menengah
3. Strategi Jangka Panjang
Strategi Jangka Menengah

Menginventarisir potensi desa, sehingga


dapat dipetakan ke mampuan dan
kekuatannya;
Menggali sumber-sumber keuangan desa
sesuai dengan potensi desa;
Peningkatan kapasitas Sumber Daya
Sosial Arah kebijakannya
Strategi Jangka Panjang

Secara bertahap membangun birokrasi desa menjadi


lebih profesional;
Arah kebijakannya dengan melalui program
pemberdayaan, pendidikan dan pelatihan secara
berkesinambungan
Menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang
sejahtera;
Arah kebijakannya nielalui peningkatan program
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara
komprehensif dan berkelanjutan.
Strategi Jangka
Pendek

Implementasi UU No. 32 Tahun 2004 beserta peraturan


pelaksanaannya.
Membangun hubungan kerja yang harmonis dan egaliter
antara Pemerintah Desa dengan BPD
Pengelolaan sistem administrasi pemerintahan desa.
Pengelolaan Alokasi Dana Desa sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai