1. Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionanya sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
diatur dalam undang-undang.
2. Definisi Desa menurut UU No. 6 TH. 2014, Desa adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Definisi Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah pejabat Pemerintah Desa
yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga
desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
4. Definisi Perangkat Desa adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Desa yang bertugas
membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya dan terdiri dari
unsur sekretariat, unsur pelaksana kewilayahan dan unsur pelaksana teknis.
5. Definisi Sekertaris Desa adalah unsur staf, pelayanan dan tata usaha yang membantu
pelaksanaan tugas dan kewenangan Kepala Desa dan memimpin Sekertariat Desa.
6. Definisi Kepala Urusan adalah unsur dari Sekertariat Desa yang bertugas untuk membantu
Sekertaris Desa.
7. Definisi Pelaksana Teknis Lapangan adalah perangkat Desa yang bertugas untuk membantu
tugas dan kewenangan Kepala Desa dalam tugas operasional .
8. Definisi Pelaksana Kewilayahan adalah perangkat Desa yang berfungsi untuk membantu
pelaksanaan tugas dan kewenangan Kepala Desa dalam lingkup 1 (satu) wilayah yang
disebut Dusun.
9. Kepala Dusun adalah unsur pembantu Kepala Desa di wilayah bagian desa.
10. Unsur staf perangkat desa adalah pegawai yang diangkat oleh kepala desa untuk membantu
tugas-tugas perangkat desa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan desa .
11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa, adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
43. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan
Desa.
44. Asaz Pengelolaan Keuangan Desa berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif
serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
45. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.
46. Perencanaan Pembangunan Desa : proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh
pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat
secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan desa.
47. Musyawarah perencanaan Pembangunan Desa menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan
kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,
swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota.
48. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sebuah perusahaan yang dikelola oleh
masyarakat desa,yang kepengurusannya terpisah dari pemerintah desa.
51. Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan ketentuan:
a. paling sedikit 70% (tujuh puluh per seratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan
untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
b. paling banyak 30% (tiga puluh per seratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan
untuk:
1. penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan perangkat Desa;
2. operasional pemerintahan Desa;
3. tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa; dan
4. insentif rukun tetangga dan rukun warga
53. Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa, mempunyai
kewenangan:
a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;
b. menetapkan PTPKD;
c. menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa;
d. menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDesa;
e. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban APBDesa.
54. Sekretaris bertindak selaku koordinator pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa,
bertugas :
a. menyusun dan melaksanakan Kebijakan Pengelolaan APBDesa;
57. Pembiayaan Desa, meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
58. SILPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu
periode anggaran. Terjadinya SiLPA antara lain pelampauan penerimaan pendapatan
terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan.
59. Perubahan Peraturan Desa tentang APB Desa dapat dilakukan apabila terjadi:
a. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja;
b. keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;
c. terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun
berjalan; dan/atau
d. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi,
dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan;
e. perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
60. Struktur Prganisasi Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu oleh Perangkat Desa.
Perangkat Desa sebagaimana tersebut diatas terdiri atas :
a) Sekretariat Desa;
b) Pelaksana Kewilayahan;dan
c) Pelaksana Teknis.
61. Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat Desa. Sekretaris Desa
bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi pemerintahan mempunyai
fungsi :
a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat,
arsip, dan ekspedisi.
a. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.
62. Kepala urusan tata usaha dan umum berkedudukan sebagai unsur staf secretariat bertugas
membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan :
a. melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah dinas;
b. melaksanakan administrasi surat menyurat;
c. melaksanakan arsiparis dan ekspedisi pemerintahan desa;
d. melaksanakan penataan administrasi Perangkat Desa;
e. penyediaan prasarana Perangkat Desa dan Kantor;
f. penyiapan rapat-rapat;
g. pengadministrasian aset desa;
h. pengadministrasian inventarisasi desa;
i. Pengadministrasian perjalanan dinas;
j. Melaksanakan pelayanan umum;
k. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
63. Kepala urusan keuangan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.Kepala urusan
keuangan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan administrasi
pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan di bidang keuangan dan berfungsi :
1) pengurusan administrasi keuangan Desa;
2) pengurusan administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran Desa;
3) melaksanakan verifikasi administrasi keuangan Desa;
4) melaksanakan administrasi penghasilan Kepala Desa;
5) melaksanakan administrasi penghasilan Perangkat Desa;
6) melaksanakan administrasi penghasilan BPD;
7) melaksanakan administrasi penghasilan lembaga Pemerintahan Desa lainnya;
8) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
64. Kepala seksi pemerintahan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis di bidang
pemerintahan. Kepala seksi pemerintahan bertugas membantu Kepala Desa sebagai
pelaksana tugas operasional di bidang pemerintahan dengan fungsi :
a) melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan Desa;
b) menyusun rancangan regulasi desa;
c) melaksanakan pembinaan masalah pertanahan;
d) melaksanakan pembinaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;
e) melaksanakan upaya perlindungan masyarakat Desa;
f) melaksanakan pembinaan masalah kependudukan;
g) melaksanakan penataan dan pengelolaan wilayah Desa;
h) melaksanakan pendataan dan pengelolaan Profil Desa;
i) melakukan tugas – tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
66. Kepala seksi pelayanan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis di bidang pelayanan.
Kepala seksi pelayanan bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas
operasional di bidang pelayanan dan mempunyai fungsi :
a) melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban
masyarakat Desa;
b) meningkatkan upaya partisipasi masyarakat Desa;
c) melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya masyarakat Desa;
d) melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya, keagamaan dan ketenagakerjaan
masyarakat Desa;
e) melaksanakan pekerjaan teknis pelayanan nikah, talak, cerai dan rujuk;
f) melaksanakan pekerjaan teknis urusan kelahiran dan kematian;
g) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
67. Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur satuan tugas kewilayahan yang bertugas
membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di wilayahnya.Kepala Dusun memiliki
fungsi :
68. Definisi Monografi Desa sebagaimana Permendagri Nomor 13 Tahun 2012 adalah
himpunan datayang dilaksanakan oleh pemerintah desa yang tersusun secara sistematis
,lengkap,akurat,dan terpadu dalam penyelenggaraan pemerintahan.
69. Batas Desa adalah batas wilayah yuridiksi pemisah wilayah penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan suatu desa dengan desa lain.