BAB I
PENDAHULUAN
1
RPJM Desa ini merupakan rencana strategis Desa untuk
mencapai tujuan dan cita-cita Desa. RPJM Desa tersebut nantinya akan
menjadi dokumen perencanaan yang akan menyesuaikan perencanaan
tingkat Kabupaten.
2
1. Belajar dari pengalaman dan menghargai perbedaan,
yaitu bagaimana perencanaan desa dikembangkan dengan memetik
pembelajaran terutama dari keberhasilan yang diraih serta dapat
mengelola perbedaan menjadi kekuatan yang saling mengisi.
2. Berorientasi pada tujuan praktis dan strategis,
yaitu rencana yang disusun harus dapat memberikan keuntungan
dan manfaat langsung secara nyata bagi masyarakat, terutama
warga pra sejahtera desa yang masih sebesar 43%.
3. Keberlanjutan,
yaitu proses perencanaan harus mampu mendorong keberdayaan
masyarakat dan mendorong keberlanjutan ketersediaan sumber daya
lainnya.
4. Penggalian informasi desa dengan sumber utama dari masyarakat
desa,
yaitu bagaimana rencana pembangunan disusun mengacu pada
hasil pemetaan apresiatif desa.
5. Partisipatif dan demokratis,
yaitu pelibatan masyarakat dari berbagai unsur di desa termasuk
perempuan, kaum miskin, kaum muda, dan kelompok marjinal
lainnya. Harus dipastikan agar mereka juga ikut serta dalam
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tidak semata
karena suara terbanyak namun juga dengan analisis yang baik.
6. Pemberdayaan dan kaderisasi,
yaitu proses perencanaan harus menjamin upaya-upaya
menguatkan dan memberdayakan masyarakat terutama perempuan,
kaum miskin, kaum muda, dan kelompok marjinal lainnya
7. Berbasis pada aset dan kekuatan,
yaitu landasan utama penyusunan rencana pembangunan desa
adalah kekuatan dan aset yang dimiliki di desa. Dukungan pihak
luar hanyalah stimulan untuk mendukung percepatannya.
8. Keswadayaan,
yaitu proses perencanaan harus mampu membangkitkan,
menggerakkan, dan mengembangkan keswadayaan masyarakat.
9. Keterbukaan dan pertanggung jawaban,
yaitu proses perencanaan terbuka untuk diikuti oleh berbagai unsur
masyarakat desa dan hasilnya dapat diketahui oleh masyarakat. Hal
ini mendorong
terbangunnya kepercayaan di semua tingkatan sehingga bisa
dipertanggung jawabkan bersama.
10. Menjadi subyek pembangunan
yaitu menjadi subyek yang mengatur dan mengurus pembangunan
sesuai dengan kewenangan asal usul dan kewenangan lokal skala
desa.
3
1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN DASAR HUKUM
1. Maksud
Maksud penyusunan dokumen RPJM Desa ini antara lain untuk :
1. Mewujudkan perencanaan desa yang partisipatif yang ditopang oleh
tata kelola yang demokratis antara pemerintah desa, badan
permusyawaratan desa (BPD) dan masyarakat desa demi terwujudnya
kemandirian desa;
2. Menjabarkan Visi, Misi dan Program Kepala Desa menjadi dokumen
RPJM Desa yang digunakan sebagai arah, dasar, acuan, dan pedoman
bagi penyelenggaraan pembangunan desa, yang akan dilaksanakan
oleh segenap pemangku kepentingan, baik dari unsur pemerintah
desa maupun non pemerintah desa selama kurun waktu enam tahun
dan untuk menjamin agar kegiatan pembangunan desa dilaksanakan
secara bertahap dan berkesinambungan berjalan efektif, efisien, dan
bersasaran.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan RPJM Desa ini adalah :
1. Mendukung hubungan antar pelaku pembangunan/pemangku
kepentingan.
2. Menjamin adanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi dalam program
dan kegiatan.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi, antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi dan keswadayaan masyarakat.
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya dan aset desa secara
efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
3. Dasar Hukum
1. Undang–Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor: 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tk. II di Kalimantan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1953, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 352 ) sebagai Undang–Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 126 Tahun 2004 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
224);
4
6. Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123); sebagaimana yang telah di ubah dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 168); sebagaimana yang telah di ubah dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 2091 Tahun 2014);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 2093 Tahun 2014);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 2094 Tahun 2014);
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Pedoman Kewenangan berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 158 Tahun 2015);
14. Peraturan Bupati Sambas Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Kabupaten Sambas
(Berita Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2014 Nomor 41);
15. Peraturan Bupati Sambas Nomor 3 Tahun 2014 tentang Daftar
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal berskala Desa Di Kabupaten Sambas (Berita Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2014 Nomor 3);
16. Peraturan Bupati Sambas Nomor 57 Tahun 2015 tentang Tata
Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa Di Setiap
Desa Kabupaten Sambas Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2015 Nomor 57);
17. Peraturan Bupati Sambas Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Sambas
Tahun 2015 Nomor 13);
5
18. Keputusan Bupati Sambas Nomor 957/BPMPD/2016 tentang
Besaran Penghasilan tetap dan Tunjangan Aparatur Pemerintahan
Desa serta Insentif Kepala Adat, Ketua RW dan Ketua RT di
Kabupaten Sambas Tahun Anggaran 2015;
6
1.4 VISI DAN MISI
1. Visi
“Terwujudnya Desa Penjajap yang Sejahtera, Mandiri, Akuntabel
dan Berkesinambungan Melalui Pemberdayaan Masyarakat”.
Rumusan Visi tersebut merupakan suatu cita-cita untuk
penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang transparan dan
akuntabel serta pelaksanaan pembangunan desa yang partisipatif,
kreatif dan berdaya secara ekonomi demi terwujudnya kemandirian
desa dan pembangunan yang berkelanjutan.
2. Misi
1) Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan
Misi :
a. Peningkatan kinerja pemerintahan desa dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
b. Penyelenggaraan pemerintahan desa secara akuntabel,
berkesinambungan dan transparan.
c. Mewujudkan kapasitas lembaga pemerintahan desa yang
profesional.
d. Mengoptimalkan peraturan desa sesuai dengan kewenangan
desa
2) Bidang Pembangunan
Misi :
a. Menjadi desa yang tangguh dalam penanggulangan resiko
bencana.
b. Meningkatkan perekonomian desa melalui basis
perdagangan dan kelautan/nelayan.
c. Mewujudkan pembangunan lingkungan yang tertib dan
nyaman.
d. Menjalin hubungan kerja sama antar desa dalam
pembangunan sarana transportasi perekonomian desa.
e. Mewujudkan pembangunan yang sesuai dengan prioritas
dan kebutuhan masyarakat di segala sektor.
f. Menumbuhkembangkan kesadaran pendidikan, hukum dan
kesehatan
3) Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Misi :
a. Mengoptimalkan lembaga kemasyarakatan yang ada untuk
pelaksanaan pembangunan desa.
b. Mendukung pembentukan organisasi warga untuk
penyelenggaraan pembangunan yang partisipatif dan
akuntabel
4) Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Misi :
a. Meningkatkan Partisipasi masyarakat di berbagai proses
pembangunan desa
b. Mendukung peningkatan kapasitas kader khususnya terkait
dengan kepemimpinan
c. Memfasilitasi kegiatan pemuda/karang taruna.
7
1.5 PENGERTIAN
1.5.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya
disingkat (APBDes) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh
pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan
ditetapkan dengan Peraturan Desa.
1.5.2 Desa, atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya
disebut Desa. Adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1.5.3 Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan Desa yang dapat dinilai dengan
uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban Desa tersebut.
BAB V : Penutup
Menjabarkan tentang permasalahan di Desa dan pemecahan masalah
yang ada untuk masing-masing bidang kegiatan. Alternatif isi penutup:
9
Menjabarkan manajemen resiko terhadap tantangan atau ancaman
yang dapat menghambat pelaksanaan RPJM Desa.
BAB II
1. Sejarah Desa
Terdiri dari 7 (tujuh) Dusun dengan Kepala Dusun sesuai kondisi sekarang,
yaitu sebagai berikut;
Dan dari 7 dusun terdapat 63 Rukun Tetangga (RT) serta 14 Rukun Warga
(RW) sebagai berikut;
Jumlah : 65 RT dan 14 RW
10
Susunan Kepengurusan Dan Struktur Kerja
Pemerintah Desa Penjajap
Tabel. 1
BPD KEPALA DESA LPMD
SISWANDI RUDIANSYAH RULI SUDIRA
SEKRETARIS DESA
RUSLI
BENDAHARA DESA
LIKA
11
dan Kelompok Sosial lainnya serta Karang Taruna sebagai wadah dari
pemuda pedesaan.
2. Letak Geografi
Desa Penjajap merupakan salah satu dari 8 desa/kelurahan di
Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas yang terletak di sebelah
Utara kota Pemangkat dengan jarak ke Ibu Kota Kecamatan sejauh 1 km
dan jarak dengan ibu kota Kabupaten Sambas 45,1 km yang dapat
ditempuh menggunakan kendaraan bermotor selama 75 menit.
Tabel. 2
Kondisi Geografis
NO Uraian Ket
1 Luas wilayah : 4.500 km² ( 450 Ha )
Jumlah Dusun : 7 (Tujuh)
1) Dusun Cemara
2) Dusun Turi
3) Dusun Beringin
2 4) Dusun Melati
5) Dusun Plamboyan
6) Dusun Kenanga
7) Dusun Cempaka
Batas Wilayah :
A. Utara : Sungai Sambas Besar
B. Selatan : Desa Harapan, Gugah Sejahtera dan
3
Pemangkat Kota
C. Barat : Desa Pemangkat Kota dan Laut Cina Selatan
D. Timur : Desa Harapan
4 Topografi : Dataran Rendah
5 Hidrologi : --
7 Luas lahan pertanian : --
8 Luas lahan pemukiman : 390 Ha
3. Demografi Desa
Jumlah penduduk Desa Penjajap sebanyak 12.106 jiwa, terdiri dari laki-
laki sebanyak 6.031 jiwa dan perempuan 6.075 jiwa. Sedangkan jumlah
Kepala Keluarga sebanyak 2.962 keluarga dengan kepadatan penduduk
269 jiwa/km.
a. Kependudukan
Tabel. 3
Jumlah Penduduk Berdasar Jenis Kelamin
12
Jumlah 12.106 Jiwa
b. Agama
Tabel. 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Agama Jumlah
Islam 10.332 Jiwa
Budha 1.305 Jiwa
Hindu -
Kristen 255 Jiwa
Kong Hucu 214 Jiwa
Jumlah 12.106 Jiwa
c. Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat Desa Penjajap bekerja sebagai Nelayan,
hal ini dapat terlihat pada tabel 5 di bawah.
Tabel. 5
Penduduk Berdasarkan Profesi/Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah
Nelayan 466 Orang
Buruh Nelayan 137 Orang
Pedagang 286 Orang
Petani/Pekebun 133 Orang
Buruh Tani 21 Orang
Buruh Harian Lepas 332 Orang
PNS 144 Orang
TNI/POLRI 26 Orang
Peternak 4 Orang
Karyawan Honorer 77 Orang
Karyawan Swasta 190 Orang
Karyawan BUMD 10 Orang
Karyawan BUMN 16 Orang
Transportasi 16 Orang
Pensiunan 83 Orang
Pembantu rumah tangga 43 Orang
13
Tukang Listrik 8 Orang
Tukang Bangunan 57 Orang
Tukang Batu 22 Orang
Tukang Sol Sepatu 12 Orang
Tukang Las/Pandai Besi 5 Orang
Tukang Jahit 21 Orang
Penata Rambut 12 Orang
Penata Rias 3 Orang
Mekanik 9 Orang
Imam Masjid 24 Orang
Juru Masak 17 Orang
Dosen 3 Orang
Guru 138 Orang
Lain-lain 35 Orang
Pengacara 3 Orang
Dokter 4 Orang
Bidan 4 Orang
Perawat 19 Orang
Sopir 74 Orang
Kepala Desa + Perangkat Desa 16 Orang
Lain-lain 4.450 Orang
Jumlah 7.020 Orang
d. Pendidikan
Tabel. 6
Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
14
e. Cacat Fisik
Ada 10 orang laki-laki dan 7 orang perempuan warga desa Penjajap
yang mengalami cacat fisik sebagaimana ditampilkan pada tabel 7 di
bawah.
Tabel. 7
Penduduk Berdasarkan Cacat Fisik
f. Kesejahteraan
Pada akhir tahun 2015, pemerintah desa telah melakukan
kategorisasi kesejahteraan rumah tangga mencapai sejumlah 2.786
rumah tangga. Pemerintah Desa Penjajap telah melakukan pemetaan
sosial secara partisipatif untuk mengukur tingkat kesejahteraan
keluarga per rumah tangga tersebut dengan hasil pemetaan sosial
sebagai berikut.
Grafik. 1
Peta Sosial Desa Penjajap
16%
pra sejahtera
sejahtera
29% 55% sejahtera plus
15
g. Keadaan Sosial
Penduduk Desa Penjajap Sebagian besar suku Melayu, Tionghua dan
beberapa suku seperti Jawa, Dayak dan Bugis yang Kawin dengan
Masyarakat Desa Penjajap.
Untuk Budaya, banyak dipengaruhi budaya Islam karena masih
kentalnya adat-istiadat yang dianut masyarakatnya. Untuk politik,
masih sedikit warga yang terlibat aktif dalam partai politik
h. Keadaan Ekonomi
Tabel. 8
Tabel Sumber Penerimaan Desa Penjajap Tahun 2015
Sumber Tahun
NO
Penerimaan Desa 2013 2014 2015
Rp 4.680.300 Rp 28.365.900
1 Pajak Rp 20.717.142
( 100 % ) ( 100 % )
Rp.338.142.455
4 DD - -
( 100 % )
Tabel. 9
Prasarana Dan Sarana Desa Penjajap Tahun 2015
Jenis Prasarana Dan
NO Jumlah Keterangan
Sarana Desa
1 Kantor Desa 1 Perlu direhab
2 Gedung SD 6 1 Unit perlu direhab
1 Unit sekolah baru dalam
3 Gedung SMP 2
tahap pengerjaan
gunan
4 Gedung TK 2 Perlu direhab
Masih menumpang/Perlu
5 Gedung PAUD 2 dibangun
6 Gedung TPA 3 1 Unit masih menumpang
16
6 Musholla 4 Baik
7 Polindes 1 Perlu direhab
8 Jembatan 27 6 unit Perlu perbaikan
Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :
j. Pemerintahan Umum
Tabel. 10
Pemerintahan Umum Desa Penjajap Tahun 2015
KEBERADAAN
NO URAIAN KET
ADA TIDAK
1 Pelayanan Kependudukan Ada -
2 Pemakaman Ada -
3 Perijinan - Tidak
4 Pasar Tradisional - Tidak
5 Ketentraman Ada -
17
BAB III
Pemerintah desa Penjajap selama tahun 2014 hingga 2015 dalam periode
Kepala Desa yang dijabat oleh RUSLI selaku Sekretaris Desa merangkap
Pj. Kepala Desa sejak periode tahun 2013-2015 sudah melaksanakan
beberapa tugas dan fungsinya dalam penyelenggaraan pemerintahan
antara lain meliputi 1) Administrasi Pelaksanaan Pembangunan,
2) Pelayanan Masyarakat, dan 3) Pengembangan Regulasi Desa.
Terkait dengan administrasi kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
secara partisipatif, Pemerintah Desa Penjajap sukses Alokasi Dana Desa
(ADD) dari APBD Kabupaten Sambas dan bantuan keuangan Provinsi
(BANPROV) dari APBD Provinsi Kalimantan Barat. Laporan administrasi
ADD dan BANPROV selalu disampaikan tepat waktu begitu kegiatan
diselesaikan sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh kedua
pemerintah daerah tersebut. Laporan dana Kabupaten Sambas dan
Provinsi menjadi bagian dari Laporan Pelaksanaan Pembanguan Desa
berupa Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pelaksanaan APBDesa,
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) dan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ). Laporan tersebut diapresiasi
oleh Pemerintah Kabupaten Sambas karena selalu tepat waktu dan tidak
ada catatan. Dokumen tersebut disampaikan kepada Bupati Sambas,
BPD Penjajap, dan diinformasikan kepada masyarakat melalui
musyawarah Desa dan Papan Informasi.
Disamping pelaksanaan pembangunan, Pemerintah Desa Penjajap juga
tertib dalam menyusun Laporan Kependudukan setiap bulan. Buku
administrasi keuangan desa berupa buku Kas Umum dan buku kas
Pembantu disusun dan diisi dengan rapi. Semua pemasukan maupun
pengeluaran kas desa selalu dicatat dengan tertib oleh Bendahara Desa.
Buku-buku administrasi keuangan tersebut selain diperiksa oleh Kepala
Desa secara periodik juga diperiksa oleh Inspektorat Kabupaten Sambas.
Berkaitan dengan pelayanan masyarakat, Pemerintah Desa Penjajap telah
mendukung penyelesaian e-KTP bagi warganya. Dengan demikian
diharapkan seluruh warga Penjajap sudah memiliki e-KTP bagi yang
berhak.
Disamping pelayanan e-KTP, Pemerintah Desa Penjajap juga memberikan
layanan administrasi warga berupa surat-surat pengantar dan surat-
surat keterangan termasuk urusan pernikahan kepada sekitar rata-rata
100 warga setiap tahun. Layanan tersebut didukung oleh aplikasi
SIMDES (SIM Desa) sekitar 80%, sementara 20% sisanya masih dilayani
secara manual. Kemampuan menggunakan aplikasi SIMDES cukup baik
untuk meningkatkan layanan yang lebih cepat dan akurat kepada warga
di waktu akan datang.
Terkait dengan pengembangan regulasi desa, Desa Penjajap baru mampu
menyusun beberapa Peraturan Desa (Perdes) meliputi Perdes tentang
ABPdes, Perdes tentang RPJMdes dan telah selesai penyusunan Draft
Perdes tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak. Regulasi lain
yang telah disusun oleh Pemerintah Desa meliputi Surat Keputusan (SK)
18
Kepala Desa Penjajap tentang RPJMDes, RKPDes, SK Tim Verifikasi
Usulan Pembangunan Desa, Tim Monitoring Pembangunan Desa, TP.PKK
Desa, SK Pengangkatan Perangkat Desa, Penetapan Kader Posyandu,
Pengurus RW dan RT. SK Guru Ngaji Kampung, Kelompok Zikir, BKMT,
Kelompok Pengajian Permata, PAUD/TPQ, Posyandu, Kelompok Pemuda
dan Olah Raga, Himpunan Pemuda Desa Penjajap dan lain-lain. Masih
banyak urusan desa yang belum diatur oleh desa antara lain yang terkait
dengan pungutan desa, aset desa, layanan air bersih, dan beberapa
urusan lainnya yang menjadi kewenangan desa. Sedikitnya regulasi yang
diterbitkan oleh Desa Penjajap tidak terlepas dari Kapasitas Pemerintah
Desa Penjajap yang belum optimal. Hal ini menjadi tantangan cukup
mendesak yang masih dihadapi oleh Pemerintah Desa Penjajap dalam
melaksanakan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Jika yang lalu dana
ADD, Bantuan Dana Retribusi Pajak Daerah dan Banprov dapat dikelola
dengan baik oleh Pemerintah Desa Penjajap karena memang dana
tersebut relative kecil. Tantangan besar akan dihadapi jika Dana Desa
(DD) dari APBN mulai diberikan penuh kepada desa.
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Penjajap saat ini terdiri dari Kepala
Desa yang didukung oleh Sekretaris Desa, Kepala Seksi Pelayanan,
Kepala Seksi Pemerintahan, Kepala Seksi Kesejahteraan dan 7 Kepala
Dusun. Dalam Sekretariat Desa terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala
Urusan Perencanaan, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Umum
dan Bendahara Desa.
Untuk menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis dan akuntabel,
di Desa Penjajap telah dibentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
yang beranggotakan 9 (Sembilan) orang untuk periode tahun 2014
sampai dengan 2020, yang dipimpin oleh Ketua BPD dan Sekretaris BPD.
BPD menjadi mitra Kepala Desa dalam menyusun Peraturan Desa,
melaksanakan musyawarah desa, dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pembangunan dan jalannya pemerintahan desa.
2. Kesehatan
20
Layanan Puskesmas terdekat berada di Kecamatan Pemangkat yang
bejarak lebih kurang 2 KM dari desa. Jarak tersebut relative jauh bagi
pananganan medis warga yang sedang menderita. Dengan jumlah
penduduk sebanyak 12.155 jiwa, di desa Penjajap terdapat Puskesmas
Pembantu (Pustu).
Ke depannya Pemerintah Desa Penjajap dipandang perlu untuk
pengadaan Ambulan Desa demi kelancaran pelayanan yang setiap saat
dapat menjadi sarana transportasi warga yang membutuhkan.
3. Ekonomi
Salah satu kebutuhan pokok air bersih, di desa Penjajap tidak memiliki
sumber air bersih sehingga kedepannya sangat dibutuhkan instalasi
perpipaan yang bisa masuk ke rumah-rumah warga. Pada tahun 2000
sampai tahun 2005 pernah ada akses perpipaan yang dikeloala oleh
PDAM Kecamatan Pemangkat ke sebagian rumah-rumah warga yang air
bersihnya bersumber dari gunung gajah pemangkat dan ditampung
dalam satu wadah berbentuk bendungan (pagong) yang sejak tahun 2005
sampai sekarang bendungan (pagong) tersebut sudah tidak berfungsi.
Untuk sementara ini dalam memenuhi kebutuhan terhadap air bersih,
warga masih menggunakan tempayan semen, blong plastik fiber maupun
penguin sebagai sarana penampung air hujan (PAH). Walaupun di desa
Penjajap sudah pernah beberapa kali mendapatkan bantuan PAH dari
dinas maupun intansi terkait, namun dirasakan masih banyak
kekurangan, berhubung jumlah penduduk yang cukup besar yaitu
(12.106 jiwa), dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 2.963 KK, Rumah
Tangga…. buah, 7 dusun, 63 RT dan 14 RW.
Untuk medapatkan air bersih pada saat musim kemarau warga terpaksa
harus membeli melalui mobil tangki maupun menggunakan penguin yang
bersumber dari air sumur milik warga yang tinggal di pinggiran/kaki
gunung gajah pemangkat.
Disamping air bersih, desa Penjajap juga akan mengusahakan pengadaan
sarana sanitasi untuk mendukung kesehatan lingkungan, namun
hambatannya adalah sulit memperoleh lokasi di tempat pemukiman
warga dikarenakan hampir seluruh rumah tangga memiliki jamban
keluarga di rumahnya masing-masing dan tidak tersedianya tanah milik
warga yang memadai ukurannya untuk dibangun MCK, sehingga sampai
21
saat ini di Desa Penjajap masih belum memiliki MCK. Meskipun
kenyataannya sulit namun Pemerintah Desa akan terus berupaya
mencari lokasi terutama di tempat pemukiman agar sarana sanitasi dapat
diwujudkan.
Terkait dengan perbaikan sanitasi lingkungan di masa depan, desa
Penjajap sudah harus memikirkan pengembangan pengelolaan senitasi
lingkungan, persampahan, dan limbah agar bisa dikelola dan bisa
dimanfaatkan untuk sektor perekonomian.
Gagasan yang dapat dikembangkan antara lain membangun MCK di
beberapa titik yang dianggap layak dan membangun septic-tank komunal
yang bisa digunakan oleh beberapa keluarga. Desa bisa memfaatkan
limbah yang dikelompokan tersebut untuk pupuk tanaman maupun
biogas.
Dari catatan di atas, desa Penjajap perlu memulai tata kelola layanan
kebutuhan dasar meliputi layanan air bersih, sanitasi, persampahan, dan
air limbah rumah tangga. Perlu ada pengelola dan peningkatan layanan
yang lebih baik kepada warga.
5. Lingkungan Hidup
6. Pariwisata
22
media televisi, video, internet yang seringkali menyajikan tayangan yang
kurang mendidik dan mudah diakses oleh anak-anak.
Untuk menjaga masyarakat yang tetap nyaman dan tentram, pengalaman
menyelenggarakan sosialisasi kesadaran hukum dapat dilakukan
kembali. Sebanyak 12.106 jiwa warga Penjajap harus memahami
pentingnya peraturan perundanang yang terkait dengan warga yang
sudah banyak diterbitkan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
maupun Pemerintah Desa. Dengan demikian, warga akan ikut aktif
menjaga pelaksanaan peraturan dan keutuhan NKRI.
Disamping itu, desa Penjajap perlu berbenah pada peran lembaga
kemasyarakatan yang dapat mendukung pemerintah desa melaksanakan
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Lembaga yang sudah ada di desa
Penjajap meliputi LPMD, PTPKD, SKD, PKK, KWT, Kelompok Pemuda
maupun perkumpulan lainnya. Organisasi warga yang dapat mendukung
partisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang
bersih, transparan dan akuntabel perlu didukung oleh regulasi.
Oleh karena itu, Pemeritnah Desa perlu melakukan pembinaan dan
memberikan keleluasaan kepada warga dan kelompok warga untuk
mengembangkan potensinya menjadi mitra yang strategis dalam
membangun desa Penjajap yang lebih damai dan sejahtera.
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
BAB IV
Ekonomi Desa
Untuk menunjang peningkatan perekonomian desa yang penduduknya
mayoritas bermatapencaharian sebagai Nelayan, maka dengan ini
pemerintahan desa melakukan program-program seperti a) Pelatihan
pengolahan produksi hasil laut, b) Pelatihan utk meningkatkan mutu dan
kualitas hasil produksi, c) mengembangkan bank sampah, d) membentuk
dan mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), dan e)
mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro.
BUMDesa di desa Penjajap dapat mendukung pengembangan ekonomi
warga dan melayani kebutuhan dasar warga. Dengan demikian BUMDesa
akan menciptakan lapangan kerja baru di desa.
Kesehatan
Kesehatan warga adalah salah satu yang menjadi perhatian desa Penjajap.
Kesehatan warga menjadi modal penting untuk membangun desa secara
partisipatif. Oleh karena itu, kesetaraan akses warga terhadap layanan
kesehatan perlu diperhatikan, khususnya bagi anak-anak balita, ibu hamil
dan lansia dari warga pra sejahtera yang masih banyak di Penjajap. Untuk
tujuan tersebut desa Penjajap perlu mengintensifkan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh posyandu maupun PKD Desa Penjajap.
Untuk mendukung upaya peningkatan layanan kesehatan dan kualitas
kesehatan warga, desa Penjajap akan mengembangkan program meliputi:
a) senam khusus bagi ibu hamil, b) mengembangkan posyandu Lansia
untuk mendukung kesehatan warga yang berusia lanjut, c) memfasilitasi
senam masal secara reguler, d) sosialisasi rumah sehat sanitasi dan sehat
lingkungan, e) memfasilitasi pembangunan Pustu, f) pengadaan Ambulan
Desa, g) pemberian makanan tambahan bergizi anak-anak PAUD, dan
i) sosialisasi KB.
37
Pembangunan Lingkungan Hidup, Air Bersih Dan Sanitasi
Pembangunan lingkungan hidup yang baik dan nyaman menjadi harapan
semua warga Penjajap. Lingkungan hidup yang baik selain dapat
mengatasi ancaman banjir dan abrasi pantai, juga ikut menjaga
kelestarian sumber-sumber mata air yang menjadi kebutuhan dasar warga
desa.
Dalam rangka mendukung kualitas lingkungan hidup, desa Penjajap akan
mengelola potensi air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga. Desa juga
akan mengelola sanitasi lingkungan seperti pengelolaan sampah dan air
limbah agar tidak mencemari lingkungan. Program pelestarian lingkungan
hidup ini akan dilaksanakan oleh Pemerintahan Desa Penjajap bekerja
sama dengan warga sehingga hasilnya akan lebih optimal dan dirasakan
oleh semua warga. Area penghijauan dengan tanaman keras meliputi
hutan lindung, hutan rakyat, serta penanaman pohon di turus-turus jalan.
Program yang akan dilaksanakan meliputi a) sosialisasi pertingnya
konservasi alam dan penanaman pohon, b) penanaman pohon sepanjang
turus jalan desa, c) pembangun SPAL, dan d) penambahan pipa induk
layanan air bersih.
38
Pengembangan Dan Pembinaan Orgasisasi
Pengembangan dan pembinaan organisasi warga sangat penting sehingga
antara pemerintahan desa dengan organisasi warga yang ada di desa
tercipta bangunan yang saling mendukung. Dukungan, kerjasama,
maupun kontrol warga terharap penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan sangat diperlukan dalam membangun
demokratisasi dan pemerintahan yang bersih di desa Penjajap. Dengan
demikian tujuan besar untuk meningkatkan kesejahteraan di Desa
Penjajap dapat kita wujudkan secara bersama sama.
Dalam mendukung pengembangan dan pembinaan organisasi, dalam
tahun 2015-2021 pemerintah desa Penjajap memprogramkan
a) mendukung pendirian organisasi warga sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang tidak melanggar etika dan hukum, b) memberikan
pembinaan kepada organisasi warga khususnya yang baru berdiri, dan
c) sosialisasi lingkungan yang sehat dan aman dari ancaman bahaya arus
pendek listrik dan api.
39
Musdes adalah ruang interaksi semua pihak untuk membahas rencana
pembangunan, pengembangan peraturan desa, dan evaluasi atas apa yang
telah dicapai oleh desa.
Dalam rangka mendukung rencana ini, pemerintah desa akan a)
memfasilitasi musyawarah perencanaan pembangunan desa setiap tahun,
b) memonitor dan mengevaluasi pembangunan dan keamanan lingkungan,
dan c) memfasilitasi musyawarah Pertanggungjawaban Pelaksanaan
Pembangunan Desa.
Seluruh kegiatan tersebut akan diikuti oleh warga dan para mitra/lembaga
yang ikut terlibat melaksanakan pembangunan desa.
40
BAB V
PENUTUP
Ditetapkan di Penjajap
Pada tanggal, 30 Januari 2016
Kepala Desa Penjajap
41
RUDIANSYAH
Diundangkan di Penjajap
Pada tanggal, 01 Februari 2016
Sekretaris Desa
RUSLI
42