Anda di halaman 1dari 17

Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) Desa

Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku


kepentingan (stakeholder) desa untuk menyepakati Rencana Kerja Pembangunan
Desa (RKP) tahun anggaran yang direncanakan. Musrenbang Desa dilaksanakan
setiap bulan Januari dengan mengacu pada RPJM desa. Setiap desa diamanatkan
untuk menyusun dokumen rencana 5 tahunan yaitu RPJM Desa dan dokumen
rencana tahunan yaitu RKP Desa.

Musrenbang adalah forum perencanaan (program) yang dilaksanakan oleh


lembaga publik yaitu pemerintah desa, bekerja sama dengan warga dan para
pemangku kepentingan lainnya. Musrenbang yang bermakna akan mampu
membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan desa, dengan cara
memotret potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tidak tersedia baik dari
dalam maupun luar desa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 tahun 2007,


Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKP-Desa) adalah
dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun dan merupakan penjabaran dari
RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas
pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja
Pemerintah Daerah dan RPJM-Desa. Setiap tahun pada bulan Januari, biasanya
didesa-desa diselenggarakan musrenbang untuk menyusun Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKP Desa). Penyusunan dokumen RKP Desa selalu diikuti
dengan penyusunan dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa),
karena suatu rencana apabila tanpa anggaran sepertinya akan menjadi dokumen atau
berkas belaka. Kedua dokumen ini tidak terpisahkan, dan disusun berdasarkan
musyawarah dan mufakat.

RKP Desa dan APB Desa merupakan dokumen dan infomasi publik.
Pemerintah desa merupakan lembaga publik yang wajib menyampaikan informasi
publik kepada warga masyarakat. Keterbukaan dan tanggung gugat kepada publik
menjadi prinsip penting bagi pemerintah desa.
RKP Desa ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Desa dan disusun
melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tahunan atau
biasa disebut musrenbang Desa. Dokumen RKPDesa kemudian menjadi masukan
(input) penyusunan dokumen APB Desa dengan sumber anggaran dari Alokasi Dana
Desa (ADD), Pendapatan Asli Desa (PA Desa), swadaya dan pastisipasi masyarakat,
serta sumber-sumber lainnya yang tidak mengikat.

Proses penyusunan dokumen RKP Desa dapat dibagi dalam tiga tahapan, tahapan
tersebut adalah :

1. Tahap Persiapan Musrenbang Desa,

Merupakan kegiatan mengkaji ulang dokumen RPJM Desa, mengkaji ulang


dokumen RKP Desa tahun sebelumnya, melakukan analisa data dan memverifikasi
data ke lapangan bila diperlukan. Analisis data yang dilakukan seringkali disebut
sebagai “analisis kerawanan desa” atau ”analisis keadaan darurat desa” yang meliputi
data KK miskin, pengangguran, jumlah anak putus sekolah, kematian ibu, bayi dan
balita, dan sebagainya. Hasil analisis ini dilakukan sebagai bahan pertimbangan
penyusunan draft rancangan awal RKP Desa dan perhitungan anggarannya.

2. Tahap Pelaksanaan Musrenbang Desa

Merupakan forum pertemuan warga dan berbagai pemangku kepentingan untuk


memaparkan hasil “analisis keadaan darurat/kerawanan desa”, membahas draft RKP
Desa, menyepakati kegiatan prioritas termasuk alokasi anggarannya. Pasca
Musrenbang, dilakukan kegiatan merevisi RKP Desa berdasarkan masukan dan
kesepakatan, kemudian dilakukan penetapan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala
Desa.

3. Tahap Sosialisasi

Merupakan sosialisasi dokumen RKP Desa kepada masyarakat dan seluruh


pemangku kepentingan. Dokumen RKP Desa selanjutnya akan menjadi bahan bagi
penyusunan APB Desa. RKP Desa dan APB Desa wajib dipublikasikan agar
masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan dan melakukan pengawasan partisipatif
terhadap pelaksanaannya.

Langkah – langkah penyusunan dokumen RKP Desa


1. Pembentukan dan persiapan Pokja (Tim) Perencana Desa

Penyusunan RKP Desa merupakan kelanjutan dari proses penyusunan RPJM Desa,
dan pelaksanaan kegiatannya tetap dijalankan oleh Pokja (Tim) Perencana Desa yang
sama. Beberapa istilah sering dipergunakan untuk tim ini, yaitu Tim Penyelenggara
Musrenbang (TPM) Desa atau Tim Penyusun RKP Desa. Istilah apa pun yang
digunakan, intinya adalah tim yang bertugas menyelenggarakan dan memandu proses
sejak dari persiapan, pelaksanaan musrenbang sampai paska musrenbang.

Keluaran (output) dari tahap ini adalah:

 SK Kepala Desa tentang Pokja (Tim) Perencana Desa atau Tim Penyusun
RKP Desa atau Tim Penyelenggara Musrenbang Desa yang bertugas
memfasilitasi dan menyusun dokumen RKP Desa.
 Pokja (Tim) Perencana desa yang siap menjalankan tugasnya setelah
memperoleh pembekalan yang diperlukan.

Susunan tim ini biasanya sebagai berikut:

 Kepala Desa selaku pembina dan pengendali kegiatan;


 Sekretaris Desa selaku penanggungjawab kegiatan (Ketua Tim);
 Lembaga Pemberdayaan Kemasyarakatan Desa selaku penanggungjawab
pelaksana kegiatan, termasuk membentuk tim pemandu.

Tugas-tugas tim RKP Desa ini antara lain: melakukan pertemuan/rapat-rapat panitia,
membentuk Tim Pemandu, mengidentifikasikan peserta dan mengundang peserta,
menyusun jadwal dan agenda, dan menyiapkan logistik. Tim pemandu bertugas
untuk mengelola proses dan memfasilitasi pertemuan/musyawarah seperti kegiatan
kajian/analisis data, lokakarya desa, dan pelaksanaan musrenbang desa.

2. Mereviuw (mengkaji ulang) Dokumen RPJM Desa

Pokja (Tim) Perencana Desa atau Tim Penyusun RKP Desa atau Tim Penyelenggara
Musrenbang Desa melakukan reviuw terhadap dokumen RPJM Desa dan dokumen
RKP Desa tahun lalu sebagai tahap awal pelaksanaan tugasnya. Bagi desa–desa yang
sudah mempunyai RPJM Desa, penyusunan RKP Desa dilakukan dengan merujuk
pada program dan kegiatan indikatif yang sudah disusun dalam dokumen rencana 5
tahun tersebut. Sedang bagi desa yang belum mempunyai RPJM Desa, pada tahap
pra musrenbang RKP Desa harus dimulai dari penggalian kebutuhan dan
permasalahan masyarakat melalui musyawarah dusun/RW.

3. Analisis Data Kerawanan Desa

Untuk penyusunan RKP Desa, kajian desa bersama masyarakat (Participatory Rural
Appraisal/PRA dengan proses yang cukup panjang yaitu musyawarah dusun/RW dan
kajian kelompok sektoral) tidak perlu dilakukan. PRA cukup dilakukan setiap
penyusunan RPJM Desa. Walau dokumen RPJM Desa sudah menyusun program dan
kegiatan indikatif selama 5 tahun, namun data/informasi terkini perlu dicek kembali.
Analisis data yang dilakukan disebut sebagai “analisis kerawanan desa” atau
”analisis keadaan darurat desa”. Hasil analisis ini akan menjadi salah satu materi
yang dipaparkan saat pelaksanaan musrenbang.

Kegiatan ini melibatkan kepala dusun, pemuda dan perempuan. Hasilnya


didampingkan dengan data tahun lalu, untuk dianalisa dan dicari program apa yang
lebih baik dilanjutkan, ditambah, dikurangi, dan sebagainya. Jadi, sifat dokumen
RPJM Desa tidaklah “harga mati” tetapi juga bukan berarti dengan mudah
diubah/diganti program maupun kegiatannya.

Analisis data kerawanan ini digunakan untuk mengkaji ulang dokumen RPJM Desa,
khususnya mengenai prioritas masalah dan kegiatan yang akan disusun untuk RKP
Desa tahun berikutnya. Data-data kerawanan desa meliputi:

 Berapa jumlah KK miskin sekarang;


 Berapa warga yang menganggur sekarang;
 Berapa anak yang putus sekolah dan yang rawan putus sekolah sekarang;
 Berapa jumlah kematian ibu, bayi dan balita selama setahun terakhir;
 Berapa orang (terutama ibu, bayi, balita) yang mengalami kurang gizi;
 Berapa kasus wabah penyakit yang terjadi selama setahun terakhir;
 Dan sebagainya yang dianggap isu-isu darurat/rawan terkait kemiskinan,
gangguan kesejahteraan atau gangguan pemenuhan 10 hak dasar.

4. Penyusunan Draft Rancangan Awal RKP Desa


Sama seperti cara penyusunan draft rancangan awal RPJM Desa, draft RKP Desa
bisa dilakukan dengan Lokakarya Desa yang melibatkan warga masyarakat, bisa juga
dilakukan dengan rapat Pokja (Tim) Perencana desa. Secara umum, langkah-langkah
penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa sama saja, hanya penyusunan RKP Desa
lebih ringkas/sederhana. Untuk RKP Desa dilakukan lokakarya desa. Peserta
lokakarya adalah berbagai komponen desa (terdiri dari Sekretaris Desa sebagai
Ketua, Ketua LPM sebagai Sekretaris dan beranggotakan : LPM, Tokoh Masyarakat
dan Wakil Perempuan), biasanya juga melibatkan unsur kecamatan dan unsur UPTD
atau SKPD.

Proses lokakarya penyiapan RKP Desa adalah sebagai berikut:

Persiapan:

Menyusun jadwal dan agenda, mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat


mengenai agenda lokakarya desa, membuka pendaftaran/mengundang calon peserta,
menyiapkan peralatan, bahan materi dan notulen.

Pelaksanaan:

 Pendaftaran peserta lokakarya.


 Pemaparan tujuan, metode serta keluaran lokakarya oleh Tim Perencana
Desa.
 Pemaparan dan analisa kebijakan dan arah program desa. Narasumber dari
Desa: tokoh masyarakat, pengurus Kelembagaan Masyarakat Desa, LSM
yang bekerja di Desa tersebut. Topik-topik pembahasannya adalah: Evaluasi
pembangunan tahun sebelumnya (RKP Desa sebelumnya),Pemaparan dan
analisa kegiatan di dalam dokumen RPJM Desa dan Pemaparan dan analisa
keadaan darurat desa.
 Pemaparan dan analisa kebijakan dan arah program supra desa. Narasumber:
dari Kecamatan (Camat /yang mewakili, Kasi PMD, Kepala UPTD/yang
mewakili) dan Kabupaten (DPRD dari Dapil yang bersangkutan, Dinas
Pemberdayaan Masyarakat).
 Pengembangan draft rancangan awal RKP Desa : Penentuan draf prioritas
pembangunan tahun yang akan datang dan Penyusunan draf matrik program
dan kegiatan RKP Desa.
 Penandatanganan berita acara dan penutupan lokakarya.
5. Persiapan Teknis/logistik Musrenbang

Setelah dokumen draft RKP Desa tersusun, panitia pendukung bertugas untuk
menyiapkan logistik (tempat, alat dan bahan/materi) untuk kegiatan pelaksanaan
musrenbang. Undangan disebarkan kepada warga masyarakat dan pemangku
kepentingan serta kegiatan diumumkan secara terbuka. Jadual dan agenda disusun
oleh tim pemandu. Tim pemandu dan tim notulen mengadakan persiapan teknik
memandu dan mendokumentasikan hasil musrenbang.

6. Pelaksanaan Musrenbang RKP Desa

Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan pihak yang berkepentingan


untuk mengatasi permasalahan desa dan pihak yang akan terkena dampak hasil
musyawarah untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya (tahun
yang direncanakan).

Perserta Musrenbang RKP Desa adalah berbagai komponen desa (terdiri dari
Sekretaris Desa sebagai Ketua, Ketua LPM sebagai Sekretaris dan beranggotakan :
LPM, Tokoh Masyarakat dan Wakil Perempuan), unsur Kecamatan, unsur SKPD,
ditambah unsur DPRD dari daerah pemilihan (dapil) bersangkutan

Tujuan musrenbang RKP Desa:

 Menyusun prioritas kebutuhan/masalah yang akan dijadikan kegiatan untuk


penyusunan RKP Desa dengan pemilahan sbb : Prioritas kegiatan desa yang
akan dilaksanakan desa sendiri dan dibiayai oleh APB Desa yang bersumber
dari Pendapatan Asli Desa (PA Desa), Alokasi Dana Desa (ADD), dana
swadaya desa/masyarakat, dan sumber lain yang tidak mengikat, dan Prioritas
kegiatan desa yang akan dilaksanakan desa sendiri yang dibiayai oleh APBD
kabupaten/kota, APBD Propinsi, APBN.
 Menyiapkan prioritas masalah daerah yang ada di desa yang akan diusulkan
melalui musrenbang kecamatan untuk menjadi kegiatan pemerintah daerah
(UPTD dan atau SKPD);
 Menyepakati Tim Delegasi Desa yang akan memaparkan persoalan daerah
yang ada di desanya pada forum musrenbang kecamatan untuk penyusunan
program pemerintah daerah (UPTD dan atau SKPD) tahun berikutnya.
Penting untuk diperhatikan:

1. Pada prakteknya, lebih banyak desa membawa usulan kegiatan skala desa ke
musrenbang kecamatan sehingga tidak dapat diakomodir oleh program supra
desa terutama SKPD. Usulan yang dibawa dari desa ke atas semestinya yang
bukan kegiatan skala desa, tapi kegiatan skala kecamatan atau kabupaten.
2. Seringkali terjadi kesulitan dalam memilah antara kegiatan skala desa dengan
skala kabupaten. Biasanya akan muncul usulan kegiatan baru yang di bawa
oleh peserta musrenbang yang tidak mengikuti proses sebelumnya.
3. SKPD dan anggota DPRD belum terlibat sehingga usulan untuk skala
kabupaten kadang tidak sinkron dengan Rancangan Renstra SKPD.
4. Masih minimnya keterlibatan warga miskin dan perempuan sehingga perlu
diterapkan kuota jumlah peserta perempuan.
5. Rapat kerja Pokja (Tim) Rencana Desa

Draft RKP Desa kemudian diperbaiki berdasarkan hasil musrenbang di dalam rapat
Pokja (Tim) Perencana Desa. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dokumen RKP
Desa oleh Kades.

8. Penyusunan SK Kades tentang RKP Desa

Penyusunan draf Surat Keputusan Kepala Desa tentang RKP Desa dilakukan oleh
sekretaris desa. Draft Surat Keputusan Kepala Desa tentang RKP Desa diserahkan
kepada Kepala Desa untuk ditetapkan menjadi Surat Keputusan Kepala Desa tentang
RKP Desa.

9. Sosialisasi

Peraturan Desa dan peraturan pelaksanaannya wajib disebarluaskan kepada


masyarakat oleh pemerintah desa. Materi Sosialiasasi adalah Lampiran SK RKP
Desa yang memuat program dan kegiatan tahun bersangkutan. Media sosialisasi RKP
Desa sebaiknya disesuaikan dengan kondisi masing – masing desa. Beberapa
alternatif media sosialisasi yang bisa digunakan antara lain: Forum masyarakat baik
formal maupun non formal, poster RKP Desa dan APB Desa, papan informasi desa,
papan informasi dusun/RW/RT, dan sebagainya.
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kecamatan adalah forum
musyawarah tahunan para pemangku kepentingan/stakeholders di tingkatkecamatan
untuk mendapatkan masukan mengenai kegiatan prioritas pembangunan di wilayah
kecamatan terkait yang didasarkan pada masukan dari hasil Musrenbang kelurahan,
serta menyepakati rencana kegiatan lintas kelurahan di kecamatan yang
bersangkutan.

Masukan itu sekaligus sebagai dasar penyusunan Rencana Pembangunan Kecamatan


yang akandiajukan kepada SKPD yang berwewenang sebagai dasar penyusunan
RencanaKerja Satuan Kerja Perangkat Daerah pada tahun berikutnya.
Musrenbang kecamatan dilakukan setiap tahun pada bulan Februari dengan luaran
berupa Dokumen Rencana Pembangunan Kecamatan serta masukan untuk
Renja SKPD Kecamatan.

SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah atau disingkat SKPD,


adalah Organisasi/ lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pemerintahan di bidang tertentu di
daerah provinsi, kabupaten, atau kota.

Musrenbang Kecamatan

Lembaga penyelenggara Musrenbang kecamatan adalah kecamatan dan Bappeda.


Kecamatan bertugas untuk menyiapkan teknis penyelenggaraanMusrenbang
kecamatan serta mempersiapkan dokumen Rancangan Rencana Pembangunan
Kecamatan. Bappeda bertugas untuk mengorganisasi penjadwalan seluruh
Musrenbang kecamatan, mempersiapkan Tim Pemandu,dan dokumen-dokumen yang
relevan untuk penyelenggaraan Musrenbang kecamatan.

Tujuan Musrenbang Kecamatan

Adapun tujuan daripada musrenbang kecamatan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan wahana untuk mensinergikan dan menyepakati prioritas usulan-


usulan masalah yang berasal dari masyarakat tingkat kelurahan (dan atau
lintas kelurahan) yang menjadi skala pelayanan atau kewenangan kecamatan
dan lintas kecamatan untuk satuntahun mendatang.
2. Merumuskan dan menyepakati kegiatan-kegiatan yang akan
dimusyawarahkan dalam forumforum SKPD dan Musrenbang kota.
3. Meenetapkan delegasi kecamatan untuk mengawal usulan-usulan
permasalahan kecamatanbyang merupakan kegiatan supra kecamatan.

 Prisip-Prinsip Musrenbang Kecamatan

Prinsip dalam Musrenbang berlaku baik untuk Fasilitator, peserta, narasumber, dan
semua komponen yang terlibat dalam pelaksanaan musrenbang dan hendaknya ini
menjadi kesepakatan bersama sehingga Musrenbang benar – benar menjadi sebuah
wadah/forum dalam mengambil keputusan bersama dalam rangka menyusun
program kegiatan pembangunan tahun berikutnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

1. Prinsip kesetaraan: Peserta musyawarah adalah kelompok masyarakat dengan


hak yang setara untuk menyampaikan pendapat, berbicara, dan dihargai
meskipun terjdi perbedaan pendapat. Sebaliknya, juga memiliki kewajiban
yang setara untuk mendengarkan pandangan orang lain, menghargai
perbedaan pendapat, dan juga menjunjung tinggi hasil keputusan bersama.
2. Prinsip musyawarah dialogis: Peserta musrenbang memiliki keberagaman
tingkat pendidikan, latar belakang, kelompok usia, jenis kelamin, status
sosial-ekonomi, dan sebagainya. Perbedaan dan berbagai sudut pandang
tersebut diharapkan menghasilkan keputusan terbaik bagi kepentingan
masyarakat banyak di atas kepentingan individu atau golongan.
3. Prinsip keberpihakan: Dalam proses musyawarah, dilakukan upaya untuk
mendorong individu dan kelompok yang paling terlupakan untuk
menyampaikan aspirasi dan pendapatnya, terutama kelompok miskin,
perempuan dan generasi muda.
4. Prinsip anti dominasi: Dalam musyawarah, tidak boleh ada
individu/kelompok yang mendominasi sehingga keputusan-keputusan yang
dibuat melalui proses musyawarah semua komponen masyarakat secara
seimbang.
5. Prinsip pembangunan secara holistic: Musrenbang dimaksudkan untuk
menyusun rencana pembangunan bukan rencana kegiatan kelompok atau
sector tertentu saja. Musrenbang dilakukan sebagai upaya mendorong
kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan secara utuh dan menyeluruh
sehingga tidak boleh muncul egosektor dan egowilayah dalam menentukan
prioritas kegiatan pembangunan.

 Keluaran Musrenbang Kecamatan

Keluaran yang dihasilkan melalui pelaksanaan Musrenbang Tingkat Kecamatan


adalah:

1. Adanya rumusan Rencana Kerja Pembangunan Kecamatan (RKP


Kecamatan);
2. Daftar prioritas kegiatan pembangunan di wilayah Kecamatan menurut
fungsi/ SKPD atau gabungan SKPD, yang siap dibahas pada forum Satuan
Kerja Perangkat Daerah dan Musrenbang Kota, yang akan didanai melalui
APBD Kota dan sumber pendanaan lainnya. Selanjutnya, daftar tersebut
disampaikan kepada masyarakat di masing-masing Kelurahan oleh para
delegasi yang mengikuti Musrenbang Kecamatan.
3. Adanya Daftar Usulan Rencana Kerja Pembangunan Kecamatan (DURKP
Kecamatan) yang diajukan dalam Musrenbang Kabupaten.
4. Terpilihnya delegasi Kecamatan untuk mengikuti Forum Satuan Kerja
Perangkat Daerah dan Musrenbang Kota.
5. Berita acara Musrenbang Tahunan Kecamatan.

 Tahapan Musrenbang Kecamatan

1. Pra Musrenbang Kecamatan

Pra Musrenbang Kecamatan dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Camat menetapkan Tim Penyelenggara Musrenbang Kecamatan.


2. Rekruitmen Tim Pemandu Musrenbang oleh Bappeda
3. Tim Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut :

 Memilah dan mengkompilasi prioritas kegiatan pembangunan yang menjadi


tanggungjawab SKPD dari masing-masing Kelurahan berdasarkan masing-
masing fungsi/SKPD.
 Menyusun jadual dan agenda Musrenbang Kecamatan.
 Mengumumkan secara terbuka tentang jadual, agenda, dan tempat
musrenbang Kecamatan minimal 7 hari sebelum kegiatan dilakukan agar
peserta bias menyiapkan diri dan segera melakukan pendaftaran dan atau
diundang.
 Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Musrenbang
Kecamatan, baik wakil dari Kelurahan maupun dari kelompok-kelompok
masyarakat.
 Menyiapkan peralatan dan bahan/materi serta notulen untuk musrenbang
Kecamatan.
 Informasi Pagu indikatif
 Membuat Draf Rancangan Awal Rencana Pembangunan Kecamatan

2. Pelaksanaan Musrenbang Kecamatan

Tahap pelaksanaanMusrenbang dengan agenda sebagai berikut:

1. Pendaftaran peserta Musrenbang Kecamatan.


2. Pembukaan acara
3. Pemaparan Camat mengenai prioritas masalah Kecamatan, seperti
kemiskinan, pendidikan, kesehatan, prasarana dan pengangguran.
4. Pemaparan mengenai rancangan Rencana Kerja SKPD di tingkat
Kecamatan yang bersangkutan beserta strategi, besaran plafon dana
oleh Kepala-Kepala Cabang SKPD dari kota.
5. Pemaparan masalah dan prioritas kegiatan dari masing-masing
Kelurahan menurut fungsi/SKPD oleh Tim Penyelenggara
Musrenbang Kecamatan.
6. Verifikasi oleh delegasi Kelurahan untuk memastikan semua prioritas
kegiatan yang diusulkan oleh Kelurahannya sudah tercantum menurut
masing-masing SKPD.
7. Pembagian peserta Musrenbang ke dalam kelompok pembahasan
berdasarkan junlah fungsi/SKPD atau gabungan SKPD yang
tercantum.
8. Kesepakatan prioritas kegiatan pembangunan Kecamatan yang
dianggap perlu oleh peserta Musrenbang namun belum diusulkan oleh
Kelurahan (kegiatan lintas Kelurahan yang belum diusulkan
Kelurahan).
9. Kesepakatan kriteria untuk menentukan prioritas kegiatan
pembangunan Kecamatan berdasarkan masing-masing fungsi/SKPD
atau gabungan SKPD.
10. Kesepakatan prioritas kegiatan pembangunan Kecamatan
berdasasrkan masing-masing fungsi/SKPD.
11. Pemaparan prioritas pembangunan Kecamatan dari tiap-tiap
kelompok fungsi/SKPD atau gabungan SKPD dihadapan seluruh
peserta Musrenbang Kecamatan.
12. Penetapan daftar nama delegasi Kecamatan 3-5 orang (masyarakat)
untuk mengikuti Forum SKPD dan Musrenbang Kota. Dalam
komposisi delegasi tersebut terdapat perwakilan perempuan.
13. Notulensi Musrenbang kecamatan sebagai bahan untuk memperbaiki
draf Rancangan Awal Rencana Pembangunan Kecamatan

Partisipan Musrenbang Kecamatan

1. Delegasi kelurahan/ desa


2. Anggota DPRD yang berasal dari Dapil yang bersangkutan
3. LSM yang mempunyai wilayah kerja di kecamatan bersangkutan
4. Kelompok-kelompok sektoral tingkatan kecamatan seperti: Petani, Ojeg,
Nelayan, Buruh,serta kelompok lainnya
5. Kelompok perempuan, dan
6. Perwakilan pengusaha lokal yang didasari pada kemampuannya untuk
meningkatkan sumberdaya local

Narasumber

1. Bappeda
2. Perwakilan SKPD
3. Kepala-Kepala Cabang SKPD di Kecamatan yang bersangkutan
4. Kepala-Kepala Unit Pelayanan di Kecamatan.
5. Anggota DPRD dari Wilayah Pemilihan Kecamatan yang bersangkutan.
6. Camat dan aparat Kecamatan,
7. LSM yang bekerja di Kecamatan yang bersangkutan, dan
8. Para ahli/professional yang dibutuhkan.
3. Pasca Musrenbang Kecamatan

Tim Pelaksana Musrenbang menyiapkan :

 Dokumentasi hasil Musrenbang kecamatan


 Penyusunan Berita Acara Musrenbang kecamatan.
 Penyampaian hasil Musrenbang kecamatan kepada Kepala Bappeda.
 Pengumuman hasil Musrenbang kecamatan oleh Tim Penyelenggara
Musrenbang kecamatan.
 Pembekalan delegasi Musrenbang kecamatan
 SK Camat untuk Tim Delegasi kecamatan

MUSRENBANG KELURAHAN

Musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) kelurahan adalah forum


musyawarah tahunan para pemangku kepentingan (stakeholder) kelurahan untuk
menyepakati rencana kegiatan untuk tahun anggaran berikutnya. Musrenbang
kelurahan dilakukan setiap bulan Januari untuk menyusun rencana kegiatan tahunan
dengan mengacu/memperhatikan pada rencana pembangunan jangka menengah
Kelurahan (RPJMkel.) yang telah disusun untuk 5 tahun kedepan.

Musrenbang kelurahan adalah forum dialogis antara pemerintah dengan pemangku


kepentingan dari suatu isu/persoalan, kebijakan, peraturan, atau
program pembangunan yang sedang dibicarakan. Dalam musrenbang kelurahan,
pemerintah kelurahan dan warga berembug dalam menyusun program tahunan di
kelurahan, musrenbang kelurahan menjadi media dialog dan penyepakatan
penyusunan program dan kegiatan pembangunan di wilayah kelurahan, baik yang
ditangani secara swadaya, melalui pos bantuan daerah, menjadi bagian Renja SKPD
Kelurahan, maupun diajukan untuk ditangani oleh SKPD lain yang relevan dengan
usulan yang ada.

TUJUAN MUSRENBANG KELURAHAN

Tujuan Musrenbang Kelurahan yaitu:

1. Menyepakati prioritas kebutuhan dan kegiatan yang termasuk urusan


pembangunan yang menjadi wewenang kelurahan yang menjadi bahan
penyusunan Rencana Kerja SKPD Kelurahan.
2. Prioritas kegiatan kelurahan yang akan dilaksanakan oleh warga kelurahan
yang dibiayai melalui dana swadaya masyarakat dan dikoordinasikan oleh
lembaga kemasyarakatan di kelurahan setempat.
3. Prioritas kegiatan kelurahan yang akan dilaksanakan kelurahan sendiri yang
dibiayai melalui dana bantuan dari pemerintah daerah (kota)
4. Prioritas kegiatan pembangunan kelurahan yang akan diusulkan melalui
musrenbang kecamatan untuk menjadi kegiatan pemerintah daerah dan
dibiayai melalui APBD kota atau APBD propinsi.
5. Menyepakati Tim Delegasi kelurahan yang akan memaparkan persoalan yang
ada di kelurahannya di forum musrenbang kecamatan untuk penyusunan
program pemerintah daerah/SKPD tahun berikutnya.

KELUARAN MUSRENBANG KELURAHAN

Keluaran Musrenbang Kelurahan adalah:

1. Daftar prioritas kegiatan urusan pembangunan untuk menyusun Rencana


Kerja SKPD kelurahan
2. Daftar prioritas kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan secara
swadaya
3. Daftar permasalahan prioritas yang akan diajukan ke musrenbang kecamatan
4. Daftar nama Tim Delegasi Kelurahan yang akan mengikuti musrenbang
kecamatan.
5. Berita acara musrenbang kelurahan

PROSES MUSRENBANG KELURAHAN

1. Pra Musrenbang Kelurahan

Yang perlu disiapkan untuk penyelenggaraan adalah :

1. Pembentukan Tim Penyelenggara Musrenbang (TPM) oleh Lurah


2. Menetapkan fasilitator yang berasal dari aparat (ditentukan oleh
Lurah) dan masyarakat (dipilih oleh warga);
3. Menyusun jadual dan agenda Musrenbang Kelurahan;
4. Mempersiapkan bahan/materi untuk Musrenbang Kelurahan;
5. Mengumumkan secara terbuka tentang jadual, agenda, dan tempat
Musrenbang Kelurahan;
6. Melakukan musyawarah/rembug dusun/RW
7. Daftar prioritas masalah dari tingkat di bawah Kelurahan
8. Peta potensi dan permasalahan Kelurahan (peta kerawanan
kemiskinan, pengangguran, dll.);
9. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kelurahan;
10. Informasi dari Pemerintah Kota tentang perkiraan jumlah Dana
Alokasi Kelurahan yang akan dialokasikan Kelurahan yang
bersangkutan;
11. Informasi dari Pemerintah Kota tentang isyu-isyu strategis daerah;
12. Informasi tentang jumlah usulan yang dihasilkan pada forum sejenis
di tahun sebelumnya yang telah terealisasi.
13. Evaluasi pelaksanaan pembangunan Kelurahan pada tahun
sebelumnya.
14. Daftar nama para wakil kelompok fungsional/asosiasi warga,
koperasi, LSM yang bekerja di Kecamatan, atau organisasi tani/
nelayan dan pedagang.

2. Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan

a) Pendaftaran peserta.
b) Pemaparan Camat atas prioritas kegiatan pembangunan di Kecamatan yang
bersangkutan
c) Lurah mempresentasikan prioritas masalah Kelurahan sesuai hasil Pra
Musrenbang (seperti kemiskinan, pengangguran, kesehatan, dan pendidikan);
d) Membahas Dokumen RPJM Kelurahan (Hasil evaluasi Renja SKPD
Kelurahan yang sudah berjalan).

a. Menyampaikan informasi tentang perkiraan jumlah Dana Alokasi Kelurahan


yang berasal dari pemerintah Kota (Kegiatan pembangunan yang dilakukan
oleh SKPD yang sudah berjalan di wilayah kelurahan)
b. Menyampaikan informasi tentang isyu-isyu strategis Kota;
c. Membahas pelaksanaan pembangunan Kelurahan tahun sebelumnya termasuk
mendiskusikan tentang jumlah usulan yang dihasilkan pada forum sejenis di
tahun sebelumnya yang telah terealisasikan;
d. Merumuskan kriteria bersama dalam menentukan prioritas untuk menyeleksi
usulan;
e. Pemaparan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan oleh
beberapa perwakilan dari masyarakat misalnya : ketua kelompok tani, komite
sekolah, Ketua RW / RT dan lain-lain.
f. Pemisahan kegiatan berdasarkan: a). Kegiatan yang akan diselesaikan sendiri
di tingkat Kelurahan dan b). Kegiatan yang menjadi tanggung jawab Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang akan dibahas dalam Musrenbang tahunan
Kecamatan.
g. Membahas prioritas pembangunan tahun yang akan datang beserta
pendanaannya sesuai dengan potensi serta permasalahan kelurahan;
h. Penetapan prioritas kegiatan pembangunan tahun yang akan datang sesuai
dengan potensi serta permasalahan di Kelurahan yang akan diusung ke
Musrenbang Kecamatan
i. Musyawarah penentuan tim delegasi Kelurahan dengan proses sbb:

 Penyampaian/penyepakatan kriteria tim delegasi Kelurahan.


 Penentuan calon dari peserta musrenbang kelurahan.
 Pemilihan/pengambilan suara.
 Penyampaian/penyepakatan mandat yang diberikan kepada tim delegasi
 Penetapan daftar nama 3-5 orang (masyarakat) delegasi dari peserta
Musrenbang Kelurahan untuk menghadiri musrenbang Kecamatan. Dalam
komposisi delegasi tersebut terdapat perwakilan perempuan
j. Berita acara Musrenbang Tahunan

Narasumber

1. Lurah,
2. Ketua dan para anggota LPM,
3. Camat dan aparat Kecamatan,
4. Kepala sekolah,
5. Kepala puskesmas,
6. Pejabat instansi yang ada di Kelurahan, dan
7. LSM yang bekerja di Kelurahan yang bersangkutan

Partisipan Musrenbang Kelurahan

Seluruh komponen masyarakat yang berada di Kelurahan, seperti :

 Ketua RT/RW;
 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),
 Kelompok Perempuan,
 Keterwakilan kelompok usia
 Organisasi Masyarakat,
 Pengusaha,
 Kelompok-kelompok masyarakat marginal, dan lain-lain.
 Keterwakilan berbagai sektor (ekonomi/ pertanian/ kesehatan/ pendidikan/
lingkungan/dsb.);

Pasca Musrenbang Kelurahan

Tim Delegasi bersama dengan tim penyelenggara Musrenbang melakukan :

 Rapat kerja finalisasi dokumen Renja SKPD Kelurahan


 Penyusunan Daftar Prioritas Kegiatan Pembangunan Swadaya Kelurahan
 Daftar Prioritas Permasalahan Pembangunan Kelurahan

Anda mungkin juga menyukai