Anda di halaman 1dari 12

1

LATIHAN DASAR KEPEMUDAAN


A.

Landasan Pemikiran
Catatan sejarah menunjukkan bahwa peradaban kehidupan berbangsa dan bernegara adalah keniscayaan berkat implikasi
pemuda. Begitupun sejak pra-kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga sekarang ini. Pemuda senantiasa
menjadi katalisator utama saat terjadinya momentum perubahan untuk kemajuan NKRI. Salah satu bentuk konsolidasi pemuda
NKRI kontemporer yaitu pada tahun 1998 yang dinamakan sebagai: Gerakan Reformasi. Urgensi NKRI kontemporer demi
terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik yaitu terjaminnya keberlanjutan eksistensi pemuda.
Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki pemuda-pemuda unggul. Keberhasilan suatu bangsa memberdayakan pemudapemudanya akan mengubah potensi-potensi yang ada dalam diri pemudanya menjadi suatu kapasitas yang lebih unggul. Urgensi
NKRI demi terjaminnya keberlanjutan eksistensi pemuda yaitu dengan memberdayakan pemudanya. Hal itu membutuhkan
Political Will yang sinergis dan berkesinambungan antar-stakeholders dan pengejawantahannya yaitu berupa kebijakan yang
pro-aktif meningkatkan potensi pemuda-pemuda NKRI menjadi pemuda unggul. Dengan begitu, cita-cita NKRI menjadi bangsa
yang besar dapat segera terwujud.
Kata kunci sosok pemuda unggul NKRI adalah Problem solver. Kapasitas pemuda unggul terletak pada kemampuannya
menyelesaikan setiap permasalahan yang berlaku ataupun kemampuan mengusahakan terjaminnya kebutuhan untuk masyarakat.
Untuk melahirkan pemuda dengan keunggulan seperti penjelasan sebelumnya, maka perlu dibekali pemahaman tentang kearifan
lokal (local wisdom) yang sesuai dengan karakteristik suatu daerah, baik secara geografis maupun secara kultural. Urgensi

pemuda unggul memiliki pendidikan tentang kearifan lokal (local wisdom) yaitu lahirnya idealisme mempertahankan
keberlangsungannya.
Pemuda unggul adalah pemimpin yang berpikir kebangsaan membangun potensi daerah. Setelah memiliki pemahaman
tentang kedaerahan, memiliki pemahaman tentang wawasan kebangsaan-nasionalisme juga penting agar menjadi pribadi yang
kaya akan intelektual dan utamanya agar tidak ada hal-hal yang negatif yg terjadi skala nasional tersebar hingga ke daerah-daerah.
Secara sederhana, permasalahan yang dihadapi NKRI kontemporer terkait dengan integritas dari mayoritas pemimpin yang
berkuasa. Realitas saat pejabat mempertanggungjawabkan kompetensinya, berakhir dengan tuntutan penjara. Banyaknya kasus
korupsi yang terungkap beberapa tahun belakangan, menunjukkan bahwa para pemimpin NKRI telah lama kehilangan
integritasnya.
Faktor hilangnya integritas adalah dampak dari ketidakmandirian seseorang. Pemimpin yang tidak memiliki kemandirian
senantiasa di intervensi oleh pihak lain dalam pembuatan kebijakan. Korupsi oleh mayoritas pemimpin sekarang ini dilakukan
dengan pihak-pihak yang tentunya tidak memikirkan kesejahteraan keseluruhan masyarakat NKRI.
Peradaban membutuhkan pemimpin-pemimpin dengan idealisme yang cinta terhadap bangsa, negara, dan seluruh
masyarakat di dalamnya. Hilangnya integritas dan disertai ketidakmandirian dalam diri seorang pemimpin merupakan hasil dari
kurangnya penanaman idealisme cinta NKRI. Untuk melahirkan pemuda unggul, maka proses penanaman idealisme tentang cinta
bangsa, negara, dan seluruh masyarakat di dalamnya, sepatutnya menjadi agenda yang berkelanjutan dan melibatkan siapapun
yang menginginkan terbentuknya peradaban kehidupan berbangsa dan bernegara di NKRI.
Megapolitan Strategis Indonesia (MSI) sebagai suatu yayasan CSR memiliki tanggung jawab moril untuk turut menciptakan
pemuda unggul demi terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik di NKRI. Pengejawantahannya kemudian,
MSI menawarkan kerjasama dengan stakeholders terkait khususnya kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA).
Bentuk penawaran kerjasamanya yaitu pengadaan pelatihan-pelatihan dengan materi-materi (terlampir) yang komprehensif untuk
pembangunan kapasitas individu dari para organisatoris kepemudaan yang tersebar di beberapa daerah-daerah NKRI.

B.Indikator Pengembangan Kapasitas; Kriteria


1. Jujur: Absensi, Games (taati peraturan dan hindari larangan, kebiasaan =/=> kebenaran seharusnya kebenaran => kebiasaan),
akui potensi, mengakui kegagalan sebagai sumber belajar, bahwa kesuksesannya hari ini adalah hasil kontribusi/peran orang
banyak, potret diri dalam multidimensi hidup, mengakui asal daerah.

2. Toleransi: toleransi beragama, menjalankan fungsi penciptaan, Radius of Trust, Sharing (mau jadi pendengar dan pembicara
yang baik, pola hubungan x = sinergi.

3. Disiplin: Absensi (tepat waktu=bintang, telat=manyun, absen=memble), jadwal kegiatan ketat, saat berbagi /presentasi (sesuai
waktu yang diberikan), menuliskan yang mau dikerjakan, menjalankan yang sudah ditulis, games, disiplin terhadap fokusnya.

4. Kerja keras: Jadwal kegiatan yang ketat, tujuan harus jelas dan menyusun rencana dengan rinci/detail, butuh proses panjang
yang membutuhkan banyak perjuangan, pantang menyerah dan gigih.

5. Kreatif: proyeksi 10 tahun, impian seimbang, kreatif ciptakan peluang, berani menjadi pioneer, mau ke daerah yang jarang
dikunjungi, Future Search (ide/usulan program), nama dan yel-yel kelompok (kreasi kelompok), Transfer Data (ciptakan kode
yang efektif untuk sampaikan pesan).

6. Kemandirian: Game (ambil keputusan sendiri, percaya diri melangkah), eksistensi diri.
7. Demokratis: Organisasi, sharing, diskusi (future search), yel / dinamika kelompok.

8. Rasa

ingin tahu: presentasi, travelling untuk cari pengalaman, sharing (tanya jawab), value negara sukses sebagai

pembanding.

9. Kebangsaan: Indonesia Raya, Indonesia Pusaka, manfaat / prestasi = lebih panjang usianya dari usia kita, tidak korupsi.
10.

Cinta tanah air: berprestasi untuk negara, kualitas pemimpin meningkat, contoh: pemimpin mencontek= merusak

karakter anggota.

11.

Menghargai prestasi: Sharing, Presentasi peserta/pelatih (menjadi pendengar yang baik), prestasi masa lalu dan masa

depan yang ingin ditoreh di masa depan, prestasi masa lalu.

12.

Komunikatif: Sharing , games, presentasi, dialog-hikmah games.

13.

Cinta damai: berdamai dengan wilayah yang dikunjungi, membawa manfaat, menghargai adat/aturan lokal wilayah.

14.

Gemar membaca: buku berpengaruh, belajar dari tokoh, perjalanan, arti dari nama, yang ditanamkan di keluarga.

15.

Peduli Lingkungan: menyesuaikan diri dengan lingkungan baru / wilayah yang dikunjungi, manusia sebagai khilafah =

memakmurkan bumi, cosmic dance (we are just a link in time).

16.

Peduli sosial: peduli sosial = bahagia = berbagi, role model, hidup bermasyarakat, seimbang amal.

17.

Tanggung jawab: Games (tali berjalan, transfer data, spinning), tanggung jawab terhadap masa depannya, peran dan

tanggung jawab.

C. Indikator Pengembangan Kapasitas; Kepemimpinan


N
o

Kompetensi /
Subkompetensi

1.

Menjelaskan dan
1.
menerapkan Pentingnya
kompetensi Kehidupan
Organisasi 3-I
(Idealis, Independent,
dan Integritas)

Lingkup
Konsep
Dasar dan Prinsip
Peningkatan
Kemampuan KO3I
untuk membentuk
dan membangun
karakter para pelaku
organisasi.
(referensi; best
practices dari
berbagai negara /
peradaban)

Pengalam
an
Indikator Performansi
Pembelaja
ran
Praktis pengembangan dan peningkatan
1.
Penjela
kompetensi Kehidupan Organisasi 3-I; Idealis,
san &
Independen dan Integritas (KO3I).
Pengantar
Materi
Kosep dasar KO3I:
2.
3.
Komun
ikasi dan
Membangun karakter organisasi yang idealis
> sadar bahwa berorganisasi membutuhkan interaksi aktif
pemimpin berpengetahuan (intelektualitas) 4.
yang mumpuni agar terbentuk Visi yang jelas
(Visioner).

Membangun karakter organisasi yang mandiri


dan berintegritas> dilakukan oleh pemimpin
Tujuan
dengan tanpa paksaan dan sukacita agar
Pelatihan KO3I
memperoleh kepercayaan (TRUST).
untuk wujudkan cita
cita bangsa.

Tujuan pelatihan KO3I:


4.
Pengertian dan

makna perubahan
Menggali potensi diri dan menemukan
2.
3.

Sumber
Pembelaja
ran
KO3I WAY;
Idealis,
Independen,
dan Integritas.
(Pemateri)

mindset tentang
peran pemimpin

peluang.
Membentuk kepribadian pemimpin yang
menjadi teladan bagi anggota dan
lingkungannya.
Menciptakan pemimpin yang punya cita-cita
dan optimisme untuk kehidupan berorganisasi
yang intelek (kreatif dan inovatif), visioner,
mandiri, kredibel, dan berintegritas.

Pemimpin yang sadar bahwa tanpa


mempertahankan keberlangsungan kearifan
lokal (local wisdom) dalam kehidupan
masyarakat daerah akan menimbulkan
disintegrasi.

Pemimpin yang sadar tentang perlunya


membantu anggota wewujudkan impian
organisasi / lembaga dan sekaligus wujudkan
cita-cita bangsa berdasarkan Pancasila dan
UUD 45

Cakupan pengertian, filosofi dan tujuan KO3I:


Mengubah mindset peserta agar lebih idealis
optimis, mandiri, positif, berencana,
menghargai hidup dan waktu serta selalu

ikhlas bekerja sebagai organisatoris agar


terwujudnya masyarakat adil makmur di
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mengubah mindset peserta agar menjadi sosok
pemimpin yang berpikir kebangsaan, dan
membangun potensi daerah.
Mengubah mindset peserta agar berperan aktif
mempertahankan keberlangsungan keberadaan
kearifan lokal (local wisdom) daerah-daerah
2.

Menjelaskan
1.
Pentingnya Mengenal
Potensi (diri,
lembaga/organisasi dan
Indonesia)
2.
3.
4.
5.

Konsep dasar
& prinsip
pengubahan mind set
menjadi lebih
optimis, positif &
berencana

1. Mengenal potensi dan keunggulan diri,


lembaga atau organisasi yang dijalankan
dan terbentuk rasa syukur, rasa
optimisme dan bangga berprofesi sebagai
pemimpin sekaligus sebagai warga bangsa
Indonesia.

Pentingnya
Audit Kompetensi.

2. Membiasakan diri untuk menulis impian


berdasarkan pengalaman masa lalu,
kondisi masa kini serta potensi dan
keunggulan (fitrah penciptaan),
mengkomunikasikannya kepada orangorang terdekat, dan berniat serta bertekad
(istiqomah) mewujudkannya.

Pentingnya
mengetahui
keunggulan diri,
organisasi, negeri.
Pentingnya menulis

Refocus
Penjelasan
materi
Dinamika
Kelompok
Games
Persahabatan
Mengisi
lembar kerja
Sharing

KO3I WAY;
Idealis,
Independen,
dan Integritas.
(Pemateri)

daftar impian 10
tahun ke depan.

3.

Menjelaskan
Pentingnya untuk
Mencari dan Meraih
Peluang

1.
2.

3. Menjelaskan bahwa bila kita telah


memiliki impian yang seimbang dan
terukur, maka alam semesta akan bekerja
untuk membantu mewujudkannya sesuai
dengan usaha yang dikerahkan untuk itu.

Konsep dasar 1.
Peluang berdasarkan
bidang dan wilayah
organisasi.
2.
Konsep kearifan
lokal (local wisdom)
dan urgensi
mempertahankan
keberlangsungannya 3.

3.
Penyelarasan
peluang diri dengan
segala potensinya
dengan aspek

4.

4. Menyampaikan dahsyatnya kekuatan niat


bahwa sebaik-baiknya manusia adalah
yang paling banyak manfaatnya bagi orang
lain.
1.
Mampu menghubungkan antara potensi diri 2.
dgn banyaknya peluang di berbagai bidang
kehidupan u/mewujudkan keunggulan bangsa 3.
(melalui Visi yang dibentuk).
4.
Mampu menghubungkan antara potensi diri
dengan keunggulan dan potensi wilayah
(keunggulan bangsa, provinsi, kabupaten /
kota, kecamatan, desa tempat tinggal atau
5.
mengabdi).
6.
Mampu menjelaskan pentingnya
mempertahankan keberlangsungan kearifan
lokal (local wisdom) dalam kehidupan
masyarakat di daerah.
Mampu sadarkan pemimpin dan anggota
organisasi akan perlunya memiliki organisasi
dengan anggota (SDM) yang unggul serta Aset

Presentasi
slide, video

Refocu
s
Present
asi dan
Penjelasan
materi
Visuali
sasi dengan
Melihat
berbagai
contoh (case
study)

KO3I WAY;
Idealis,
Independen,
dan Integritas.
(Pemateri)

kewilayahan

4.

5.

1.
Menjelaskan
2.
Pentingnya
pentingnya pembiasaan menyadari kekuatan
dalam Pengelolaan
fokus.
Organisasi yang
3.
Profesional
4.
Pentingnya
penyusunan rencana
kerja sebagai
konsekuensi logis
sebuah fokus
Pentingnya
penyusunan sebuah
proses kerja

Menjelaskan
pentingnya
Keterampilan

Pentingnya
penyusunan Peta
Kehidupan

1.
2.

3.

4.

1.

yang berkelanjutan (sustainable), untuk


Pengisian
membantu pemerintah mewujudkan Indonesia lembar kerja
sebagai negara maju dengan bonus demografi
pada tiga dekade mendatang.
1.
Fokus adalah faktor utama meraih
2.
Refocu
kesuksesan yang gemilang.
s
Terbiasa mendetailkan, memvisualisasi 3.
rencana dengan prinsip piramida terbalik 4.
Present
atau dari akhir ke awal.
asi dan
Terbiasa berpikir holistik, teratur,
Pengantar
berjangka panjang untuk wujudkan cita-cita
materi
impian.
5.
Sadar bahwa segala sesuatu haruslah
6.
Simula
melalui proses yang runtun dan tertib. Perlu
si
kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan
7.
tuntas
8.
Games
9.
10.
Berenu
ng dan
pengisian
lembar kerja
Visualisasi
1.
Mampu membuat Peta Kehidupan
2.
Refocu
Berorganisasi, memetakan masa lalu, masa
s
kini, dan masa depan (faktor historis), ataupun3.

KO3I WAY;
Idealis,
Independen,
dan Integritas.
(Pemateri)

KO3I WAY;
Idealis,
Independen,

10

Merencanakan Masa
Depan Organisasi

Berorganisasi
Pentingnya
penyusunan
manajemen waktu

2.

Pengenalan dan
pendalaman role
model

3.

4.
5.
D.

faktor sosiologis, dan psikologis, dalam sebuah4.


Present dan Integritas.
lembar kertas agar kehidupan berorganisasi
asi dan
(Pemateri)
lebih bermanfaat dan lebih terarah.
Pengatar
Menyadari bahwa kehidupan berorganisasi
Materi
ibarat sebuah perjalanan. Perjalanan yang baik5.
membutuhkan peta dan kompas agar tidak
6.
Menyu
tersesat.
sun Peta
Hidup ada dalam bingkai waktu yang terbatas. Kehidupan
Semua akan berakhir bila memang sudah
Berorganisasi
saatnya. Perjalanan kehidupan organisasi
7.
adalah sebuah rangkaian idealisme
8.
Berbag
berlandaskan pengetahuan (intelektualitas),
i pasangan,
independensi yang berlandaskan visi yang kuat kelompok dan
dan sikap kemandirian, serta integritas
kelas
berlandaskan dari tingkat kepercayaan (Trust) 9.
masyarakat ataupun lingkungan terhadap
10.
Membu
organisasi.
at pembiasaan
Menetapkan prioritas kegiatan dan target lima
Manajemen
tahunan (harian, mingguan, bulanan).
waktu
Menyadari perlunya Role Model, tokoh
panutan yang menginspirasi.

Metodologi
Pelatihan KO3I terdiri atas 3 proses utama dengan peserta sebagai tokoh utama dan sentral: Pertama, Future Search: diskusi tanpa suara,
untuk memutuskan prioritas program tindak lanjut (follow up and action plan dalam bentuk mind-map dan dipresentasikan kepada seluruh

11

anggota). Perubahan pola pikir (mindset) dan karakter. Kedua, pembiasaaan dan berbagi kisah sukses organisasi yang idealis, independen dan
berintegritas. Serta, ketiga, pembelajaran dari role model untuk menghasilkan organisasi yang dapat dipercaya (Trust). Setiap peserta
mendapat kesempatan berbicara dan di dengar baik dengan pasangan, di dalam kelompok maupun di kelas. Setiap peserta aktif berfikir,
menulis dan berbagi serta melakukan berbagai jenis aktivitas di dalam maupun di luar kelas.
Untuk melakukan proses perubahan mindset dan pendidikan karakter berbagai metode dimanfaatkan, antara lain:
1. Penyamaan frekuensi, presesentasi dengan slide, video, musik, data, informasi, dan review untuk menyamakan cara dan sudut
pandang.
2. Diskusi dan dialog interaktif dengan narasumber, instruktur, dan sesama peserta.
3. Sharing antar peserta; bergantian sebagai pembicara dan pendengar.
4. Presentasi di dalam kelompok dan di kelas.
5. Ibadah bersama.
6. Kategorisasi melalui Absensi (tepat waktu=bintang, telat=manyun, absen=memble).
7. Games outbond untuk team-building, trust-building dan dapat memotivasi untuk berprestasi bersama.
8. Pengisian Lembar Kerja untuk membiasakan peserta menuliskan apa yang ada dalam pikiran.
9. Goal Setting dan renungan untuk pencerahan spiritual.
10. Simulasi dan pembiasaan.
11. Refocus dan Icebreaking di setiap awal acara, agar peserta selalu siap menerima materi.

12
12. Future Search: diskusi tanpa suara, untuk memutuskan prioritas program tindak lanjut (follow up and action plan dalam bentuk

mind-map dan dipresentasikan kepada seluruh anggota).

Anda mungkin juga menyukai