Anda di halaman 1dari 14

Tahapan Kegiatan Teknologi Tepat Guna (TTG)

Nagari Sandi Ulakan


DASAR HUKUM :

1. Undang – undang Nomor 06 tahun 2014, tentang Desa;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 jo Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2015,
tentang Peraturan Pelaksana Undang – Undang Nomor 06 tahun 2014 tentang Desa;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 jo Peraturan Pemerintah Nomor 08 tahun 2016,
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014, tentang Dana
Desa Yang Bersumber Dari APBN;
4. PP Nomor 20 Tahun 2005, tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan
Penelitian dan Pengembangan Oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 tahun 2016, tentang Kewenangan Desa;
6. Permendagri Nomor 20 tahun 2018, tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 23 tahun
2017, tentang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan
Sumber Daya Alam Desa;
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 16 tahun
2018, tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019;
9. Peraturan Bupati Padang Pariaman Nomor 37 tahun 2018, tentang Pengembangan dan
Penerapan Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Nagari.
10. Surat Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 413.5/68/DPMD-2018, tentang Optimalisasi
Pembentukan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) di Kecamatan, Nagari, Desa
dan Kelurahan;
11. Surat Bupati Padang Pariaman Nomor 140/570/IV/PMD/2017 tanggal 3 April 2017, tentang Satu
Nagari Satu Produk Unggulan;
12. Surat Bupati Padang Pariaman Nomor 412/571/IV/PMD/2017 tanggal 3 April 2017, tentang
Pembentukan Posyantek dan Posyanteknag.

LATAR BELAKANG :

1. Dalam Perkembangan Kehidupan Manusia, pertumbuhan Penduduk semakin lama semakin


banyak, sementara ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA) semakin lama semakin sedikit,
karena sudah di isi oleh berbagai macam bangunan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Masyarakat;
2. Dalam Rangka Optimalisasi Pemanfaatan Ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA) agar dapat
kelolah secara maksimal, berhasil dan berdaya guna yang dikelolah oleh Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas diperlukan pengembangan dan Penerapan teknologi tepat guna (TTG)
kepada Masyarakat;
3. Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam konteks pemberdayaan masyarakat, merupakan pemicu
pertumbuhan. Pemanfataan TTG secara optimal oleh masyarakat akan mampu mewujudkan
usaha masyarakat yang dapat mengefisienkan ongkos produksi, memperbaiki proses mutu
produksi, meningkatkan kapasitas, dan nilai tambah produk, sehingga dapat mensejahterakan
masyarakat, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan memberantas Pengangguran dan
kemiskinan;
4. Pemanfaatan TTG secara optimal akan dapat terwujud bila ada alih teknologi dari pencipta atau
Sumber TTG kepada masyarakat pengguna;
5. Alih Teknologi Tepat Guna (TTG) dilaksanakan melalui upaya pemasyarakatan TTG, yang
bertujuan untuk mendorong meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
masyarakat, sehingga masyarakat lebih aktif dan berpikir rasional dalam mengeksploitasi
sumber daya alam bagi usaha meningkatkan pendapatan;
6. Pemasyarakatan teknologi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, merupakan upaya yang
strategis dalam rangka meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Mengingat
faktor-faktor tertentu, seperti kesenjangan akses informasi, keterbatasan modal, dan kendala
geografi, maka dalam proses alih teknologi khususnya Teknologi Tepat Guna (TTG) kepada
masyarakat diperlukan campur tangan pemerintah untuk akselerasinya;
7. Dalam rangka kemajuan ekonomi masyarakat Nagari khususnya untuk pengembangan Produk
Unggulan Nagari (Prudes), Teknologi Tepat Guna (TTG) mempunyai peranan penting untuk
menghemat biaya Produksi dan Meningkatkan jumlah hasil Produksi serta meningkatkan Mutu
Produksi dari pengembangan dan penerapan berbagai jenis Teknologi Tepat Guna kepada
Masyarakat;
8. Posyantek memiliki peranan strategis dalam rangka penguasaan dan pengembangan Teknologi
tepat guna. Posyantek sebagai media pendekat sekaligus perekat antara masyarakat pengguna
dengan teknologi dan sumber teknologi, harus dibangun dan dikembangkan sebagai lembaga
pelayanan publik dalam bidang jasa informasi dan penyedia teknologi tepat guna bagi
Masyarakat yang dikelola secara mandiri, berkelanjutan dan profesional;
9. Sehubungan dengan hal itu, peranan strategis Posyantek terutama dalam mendukung
pemanfaatan sumber daya lokal menuju peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing
usaha masyarakat menuntut perbaikan kelembagaan Posyantek, termasuk mempersiapkan
sumber daya manusianya yang dapat mengelola Posyantek.

PENGERTIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)

Teknologi Tepat Guna yang selanjutnya disebut dengan TTG adalah : Teknologi (Jenis TTG)
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak
merusak lingkungan, dapat dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara mudah, serta
menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.

JENIS / BENTUK TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) ANTARA LAIN :

1. ALAT – ALAT / PERMESINAN SEDERHANA, Kegiatannya Seperti : Pengadaan Alat – Alat /


Pengadaan Permesinan Sederhana.
2. BAHAN / BIBIT, Kegiatannya Seperti : (Pengadaan Bahan / Pengadaan Bibit).
3. METODA / CARA, Kegiatannya Seperti : Pelatihan Pengembangan Ekonomi / Penelitian (Ilmu
Pengetahuan).

5 (Lima) BIDANG / ASPEK TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) ANTARA LAIN :

1. BIDANG PANGAN, (Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan)


2. BIDANG ENERGI , (Biogas, PLTMH, PLTS, dll)
3. BIDANG LINGKUNGAN, (Pengelolaan Sampah, Pemanfaatan Pekarangan, Limbah, dll)
4. BIDANG INFRASTRUKTUR, (Air Bersih, dll)
5. BIDANG EKONOMI KREATIF, (Kerajinan Tangan dan Industri Rumah Tangga)

PRIORITAS KEBIJAKAN DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN


TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI LAKUKAN : “UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN
NAGARI (Prudes) dan pengembangan produk unggulan kawasan nagari (prukades)”.

PENGERTIAN PRODUK UNGGULAN NAGARI


Produk Unggulan Nagari adalah : Produk yang potensial dikembangkan pada suatu wilayah /
Nagari dengan skala besar (banyak) dengan memanfaatkan SDA dan SDM lokal yang berorientasi
Pasar dan ramah lingkungan, sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan siap menghadapi
persaingan global Maksimal 3 (tiga) Miniminal 1 (satu) dan harus ada Turunannya (Olahannya).

KRITERIA PENENTUAN PRUDES / PRUKADES

 Potensial / Cocok di Kembangkan di Nagari sesuai dengan SDA dan SDM Masyarakat Nagari;
 Memiliki peluang pasar (Permintaan Pasar) yang luas baik Lokal, Domestik maupun Luar Negeri;
 Memiliki nilai ekonomi (Nilai Jual) yang tinggi;
 Ketersediaan Bahan Baku;
 Mempunyai Potensi Berbasis Kawasan;
 Memberikan manfaat secara berkelanjutan (Dibutuhkan oleh Pasar secara berkelanjutan);
 Kemungkinan Dikembangkan dengan Skala Banyak untuk Skala Ekonomi dan Industri;
 Sederhana (dapat di lakukan oleh Masyarakat banyak);
 Potensi Pengembangan Kewirausahaan;
 Potensi Penyerapan Tenaga Kerja;
 Memberikan Pendapatan kepada Nagari dan Daerah.

Hubungan teknologi tepat guna (ttg) dengan badan usaha milik Nagari (BUMNAG)

Unit usaha yang selama ini dikelola oleh Wartek atau


Posyantek dapat menjadi bagian unit BUMDesa atau BUMDesa Bersama.

“(Pasal 30 Peraturan Menteri Desa Nomor 23 tahun 2017, tentang Pengembangan dan Penerapan
Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa)”

3 (tiga) cara / metoda hubungan TTG dengan BUMNag

 BUMNAG dapat secara langsung membeli hasil Produksi usaha Masyarakat dari pengembangan
TTG;
 BUMNAG dapat membuat Unit Usaha dari hasil Pengembangan TTG;
 BUMNAG dapat bekerja sama dengan Masyarakat hasil Pengembangan TTG dengan sistim
bagi hasil;

MAKSUD PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)

Sebagai upaya optimalisasi sumber daya alam, memajukan ekonomi, penguatan kapabilitas
masyarakat dan peningkatan partisipasi masyarakat dengan mendorong pembentukan,
pengembangan dan penguatan posyantek.

TUJUAN PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)

 Mendayagunakan sumber daya alam yang menjamin terpeliharanya


keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
 Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam yang menjamin keadilan antargenerasi dan
intragenerasi;
 mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang merata berdasarkan
prinsip kebersamaan untuk mencegah terjadinya kesenjangan ekonomi, konflik sosial dan
budaya;
 mewujudkan perlindungan fungsi sumber daya alam; dan
 mewujudkan perlindungan hukum bagi masyarakat Nagari dalam pengelolaan sumber daya
alam desa.

SASARAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA


(TTG)

 Masyarakat miskin, pengangguran, putus sekolah, dan penyandang disabilitas;


 Masyarakat yang memiliki usaha mikro kecil dan menengah;
 Pengelola posyantek Desa dan posyantek antardesa;
 Inovator / Inventor TTG; dan
 kelompok masyarakat lainnya.

“KONSEP” TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) :

Konsep Tekologi Tepat Guna adalah : Alih Teknologi dari Sumber Teknologi kepada Masyarakat
Pemanfaat oleh Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek)

PRINSIP PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) :

 MENINGKATKAN USAHA EKONOMI MASYARAKAT;


 MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN;
 MEMBERIKAN MANFAAT SECARA BERKELANJUTAN;
 SEDERHANA;
 DILAKSANAKAN SECARA PARTISIPATIF, KETERPADUAN, MEMPERTIMBANGKAN
POTENSI SUMBER DAYA LOKAL, BERWAWASAN LINGKUNGAN, DAN MEMBERDAYAKAN
MASYARAKAT SETEMPAT.

MEKANISME PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

 Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan TTG secara nasional dilakukan oleh Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
 Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan TTG di provinsi dilakukan oleh Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi;
 Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan TTG di kabupaten/kota dilakukan oleh Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) kota/kabupaten.
 Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan TTG di Kecamatan dilakukan oleh Pemerintah
Kecamatan.
 Pemberyaan masyarakat melalui pengelolaan TTG di Nagari dilakukan oleh Pemerintah Nagari.

SIFAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA :

Sifat Teknologi Tepat Guna adalah Pilot Projek (Percontohon), artinya : Kegiatan Teknologi
Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Nagari Khususnya Dalam Pengembangan
Produk Ungulan Nagari di lakukan dengan cara menciptakan Percontohannya di Masing – Masing
Korong yang ada dalam Nagari.

 ALASAN KENAPA TTG BERSIFAT PILOT PROJEK (PERCONTOHAN)


 Karena Keterbatasan Dana;
 Karena Keterbatasan Waktu;
PENGERTIAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA NAGARI (POSYANTEKNAG),
adalah : Lembaga kemasyarakatan di Nagari yang memberikan PELAYANAN TEKNIS,
INFORMASI, ORIENTASI DAN PENGEMBANGAN berbagai jenis TTG, dibentuk dengan Keputusan
Wali Nagari, yang merupakan “Kumpulan Masyarakat / Kelompok Masyarakat yang ada di Nagari
yang mempunyai Keahlian Teknis / Keahlian di Bidang tertentu sesuai dengan Potensi dan Produk
Unggulan yang akan di kembangkan di Nagari”.

PENGERTIAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (POSYANTEK KECAMATAN),


adalah : Lembaga kemasyarakatan di Kecamatan yang memberikan PELAYANAN TEKNIS,
INFORMASI, ORIENTASI DAN PENGEMBANGAN berbagai jenis TTG, dibentuk dengan Keputusan
Bupati, yang merupakan “Kumpulan / Keterwakilan Posyantek – Posyantek yang ada di Nagari
dalam wilayah Kecamatan.

“MAKSUD” PEMBENTUKAN POSYANTEK / POSYANTEKNAG adalah untuk mempercepat


Pengembangan dan Penerapan TTG Kepada masyarakat.

TUJUAN PEMBENTUKAN POSYANTEK / POSYANTEKNAG :

 Mempercepat alih teknologi dari sumber TTG kepada pengguna / pemanfaat TTG;
 Sebagai wadah bagi Masyarakat Peduli TTG dalam melakukan Inovasi dalam penerapan dan
pengembangan TTG sesuai dengan kebutuhan Masyarakat;
 Menjembatani dan Memperluas pemanfaatan / pengguna TTG sesuai kebutuhan masyarakat;
 Memberikan Informasi, promosi dan pelayanan teknis berbagai jenis TTG kepada masyarakat;
 Meningkatkan kualitas teknologi perdesaan yang dimanfaatkan masyarakat;
 Memperluas lapangan kerja dan nilai tambah usaha masyarakat;
 Meningkatkan hasil usaha Ekonomi Masyarakat untuk menuju masyarakat maju, mandiri dan
sejahtera.

TEMPAT SEKRETARIAT POSYANTEK NAGARI ADALAH : BERADA DI KANTOR WALI NAGARI


(Di Ruangan Kasi Kesra).

TEMPAT WORKSHOP POSYANTEKNAG ADALAH : BERADA DI BENGKEL LAS / DI RUMAH


SALAH SATU PENGURUS POSYANTEKNAG.

TEMPAT SEKRETARIAT POSYANTEK KECAMATAN ADALAH : BERADA DI KANTOR CAMAT


(Di Ruang Kasi Pemberdayaan Masyarakat)

UNSUR / KRITERIA PENGURUS POSYANTEKNAG :

 Berdomisili / Bertempat tinggal di Nagari;


 Memahami adat istiadat masyarakat Nagari;
 Tidak dari unsur PNS aktif;
 Mempunyai Keahlian Teknis / Menguasai Bidang tertentu sesuai dengan Potensi Nagari / Produk
Unggulan Nagari yang akan di Kembangkan baik yang berasal dari individu maupun dari
Kelompok Masyarakat, yaitu ;
 Masyarakat Yang Bisa Membuat Alat – Alat / Permesinan Sederhana Untuk Menunjang Usaha
Ekonomi Masyarakat;
 Masyarakat Yang Bisa Membuat Bahan, Bibit dan Olahan Produk Hasil Pertanian, Perkebunan,
Perikanan, Peternakan, Kerajinan Tangan, Tata Boga, dll;
 Masyarakat Yang Bisa Menguasai Metoda / Cara – cara Dalam Pengembangan Sumber Daya
Alam Nagari;
5) Peduli terhadap masyarakat sekitarnya dalam mendayagunakan TTG;

 Memiliki motivasi / Kemauan untuk Kemajuan Ekonomi;


 Memiliki kemampuan berkomunikasi secara baik dengan masyarakat setempat;
 Berpengalaman dalam mengelola dana.

STRUKTUR LEMBAGA LENGKAP POSYANTEK NAGARI SANDI ULAKAN ADALAH

PEMBINA

1) WALI NAGARI

2) BAMUS NAGARI

NAMA PENGURUS
ALAMAT BIDANG KEAHLIAN
POSYANTEKNAG

PENGURUS INTI

1) KETUA :
-Korong Taluak Nibung
NASRI, S.Sos -PERTANIAN DAN
Tanjung Medan
TEKNOLOGI
2) SEKRETARIS : RAMAI
-Korong Binuang Bawah
DESNI -KOMPUTER
-Korong Simpang Indah Tanjung
3) BENDAHARA : -KEUANGAN DAN LAS
Medan
MULYADI

SEKSI PELAYANAN DAN


USAHA
-Korong Binuang Bawah
-KOMPUTER
1. ERMIZA
-Korong Taluak Nibung Tanjung
Medan -KESENIAN KERAJINAN
2. ZAL ZAMI
-Korong Simpang Indah Tanjung -PERTANIAN
3. SYAMSUIR AL FAISAL
Medan
SEKSI KEMITRAAN TTG
-Korong Binuang Atas -PERDAGANGAN
1. ARTATI
-Korong Olo Padang Tanjung -PERABOT
2. ZAKARIA Medan
-PERTANIAN
3. M. NASIR -Korong Kampung Jambak
Tanjung Medan

SEKSI PENGEMBANGAN
-Korong Koto Panjang Barat
-KERAJINAN DAN
1. HERMANSYAH
-Korong Taluak Nibung Tanjung DAGANG
Medan
2. ROMI IRWAN
-DAGANG
-Korong Koto Panjang Tengah
3. NURCAYA
-PERIKANAN

JUMLAH PENGURUS POSYANTEK / POSYANTEKNAG PALING SEDIKIT 6 (Enam) ORANG


DAN PALING BANYAK 16 (Enam Belas) ORANG.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS POSYANTEK / POSYANTEKNAG :

KETUA :

 Bertindak sebagai manajer pelaksana kegiatan harian Posyantek / Posyanteknag;


 Menjalankan rencana kegiatan dan rencana anggaran yang telah disusun oleh pengurus;
 Menjalankan kebijakan dan ketentuan yang berlaku di Posyantek / Posyanteknag;
 Mengatur dan mengkoordinir kegiatan yang dilakukan oleh setiap seksi;
 Memberikan masukan kepada pengurus dalam rangka menyusun rencana kegiatan dan rencana
anggaran tahunan; dan
 Uraian tugas lainnya dirumuskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah
dan perkembangan organisasi.
SEKRETARIS :

 Bertanggung jawab atas seluruh dokumentasi kegiatan;


 Bertanggung jawab atas arsip dan dokumen dalam lembaga Posyantek;
 Menginventarisasi asset Posyantek;
 Sebagai moderator;
 Mencatat notulen rapat;
 Uraian tugas lainnya diatur dalam peraturan Posyantek

BENDAHARA :

 Bendahara bertanggung jawab untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan


dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja kegiatan Posyantek /
Posyanteknag;
 Membukukan setiap transaksi keuangan kegiatan Posyantek;
 Menyampaikan Laporan secara berskala kepada Pengurus Posyantek.
 Uraian tugas lainnya dirumuskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah
dan perkembangan organisasi.

SEKSI PELAYANAN :

 Memberikan Pelayanan Informasi dan Pelayanan Teknis Kepada Masyarakat;


 Mengumpulkan Data – Data TTG yang terbarukan dari berbagai Sumber;
 Menyediakan Data – Data TTG di Sekretariat Posyantek;
 Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka pengenalan dan penggunaan TTG;
 Memberikan pendampingan dan bimbingan teknis kepada pemanfaat/pengguna TTG;
 Uraian tugas lainnya dirumuskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah
dan perkembangan organisasi.

SEKSI KEMITRAAN TTG :

 Menjalin dan menjaga hubungan kerjasama dengan sumber TTG (lembaga pemerintah,
perguruan tinggi, swasta, LSM dan pihak lain) dan pemanfaat/pengguna TTG (masyarakat
umum, petani, pengusaha kecil, home industri dll);
 Mengidentifikasi potensi dan peluang pemasaran bagi usaha masyarakat; dan
 Uraian tugas lainnya dirumuskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah
dan perkembangan organisasi.

SEKSI PENGEMBANGAN TTG :

 Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan TTG;


 Melakukan kajian dan pengembangan terhadap TTG yang sudah ada/dipakai oleh masyarakat;
 Melakukan pendataan tentang penggunaan dan kebutuhan TTG; dan
 Uraian tugas lainnya dirumuskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah
dan perkembangan organisasi.

TUGAS POSYANTEK NAGARI

 Menyusun program dan rencana kerja pengelolaan Posyantek Nagari;


 Memberikan pelayanan teknis, informasi dan promosi jenis/spesifikasi TTG;
 Memfasilitasi pemetaan kebutuhan dan pengkajian TTG;
 Menjembatani masyarakat sebagai pengguna TTG dengan sumber TTG;
 Memotivasi penerapan TTG di masyarakat;
 Memberikan layanan konsultasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam penerapan TTG;
 Memfasilitasi penerapan TTG;
 Menyusun laporan pengelolaan Posyantek

TUGAS POSYANTEK KECAMATAN

 Menyusun program dan rencana kerja pengelolaan Posyantek Kecamatan;


 Memberikan pelayanan teknis, informasi dan promosi jenis/spesifikasi TTG;
 Memfasilitasi Posyantek Nagari dalam menganalisis dan mendesain pengembangan dan
kebutuhan TTG;
 Menjembatani masyarakat sebagai pengguna TTG dengan sumber TTG;
 Memotivasi penerapan TTG di masyarakat;

 Memberikan layanan konsultasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam


penerapan TTG;
 Mengkoodinir dan memfasilitasi pemasaran produk pengembangan dan pemanfaatan TTG hasil
dari posyantek-posyantek Nagari;
 Menyusun laporan pengelolaan posyantek Kecamatan.

JENIS KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLEH


POSYANTEKNAG ANTARA LAIN :

1. INVENTARISASI / PEMETAAN POTENSI DAN KEBUTUHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA


(TTG) DI NAGARI;

TTG yang diinventarisasi adalah Potensi, Kebutuhan dan Sasaran yang ada di lingkup Nagari, yang
meliputi bidang Pangan, Energi, Lingkungan, Infrastruktur dan Ekonomi Kreatif (Adanya Data Base
TTG di Sekretariat Posyanteknag).

2. MEMBERIKAN PELAYANAN TEKNIS, INFORMASI DAN PROMOSI JENIS / SPESIFIKASI


TTG SESUAI DENGAN POTENSI DAN KEBUTUHAN TTG DI MASYARAKAT;
 Dilaksanakan melalui penyuluhan, pemberian informasi langsung kepada masyarakat yang
datang ke Posyantek;
 Adanya Buku – Buku Bacaan TTG, Leaflet dan brosur khususnya tentang Produk Unggulan
Nagari serta spanduk, Plank Sekretariat dll di Sekretariat Posyanteknag;
 Informasi pasar TTG meliputi harga, dan hasil produk TTG yang diproduksi masyarakat.

3. MEDIASI DAN MEMBANTU PROGRAM PEMERINTAH DI BIDANG TTG;

POSYANTEK dan POSYANTEKNAG bertugas sebagai Mediasi dan membantu Pelaksanaan


Program dan Kegiatan Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan Pengembangan dan Penerapan
Teknologi Tepat Guna kepada masyarakat serta Peningkatan usaha Produktif Masyarakat untuk
Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produk Usaha Masyarakat.

4. MENJADI NARA SUMBER PADA KEGIATAN KURSUS / PELATIHAN BIDANG TTG;

 Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam menggunakan dan


mengembangkan TTG;
 Materi, waktu, frekuensi dan peserta kursus/pelatihan didasarkan pada kebutuhan masyarakat di
wilayah kecamatan setempat.;
 Kegiatan dijadwalkan secara teratur dengan memperhatikan kebutuhan TTG oleh masyarakat.

5. PERAGAAN TTG DALAM ACARA FORMAL MAUPUN NON FORMAL;

 Pameran TTG di tingkat kecamatan pada kesempatan tertentu, seperti pada peringatan 17
Agustus, kebangkitan nasional, Alek Nagari dan sejenisnya;
 Demonstrasi/Peragaan penggunaan TTG di beberapa desa/kelurahan;
 Peragaan TTG, Posyantek dapat bekerjasama dengan pihak pembuat/ pencipta TTG.

6. MELAKUKAN PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)


KEPADA MASYARAKAT.

 Dilakukan melalui kajian dan ujicoba TTG, bekerjasama dengan swasta, lembaga penelitian,
bengkel, dan sejenisnya;
 Dalam rangka mendorong karsa dan cipta masyarakat dalam pengembangan TTG, Posyantek
dapat menyelenggarakan lomba cipta TTG.

HUBUNGAN KERJA POSYANTEK

 Hubungan kerja posyantek / Posyanteknag dengan Pemerintah Nagari / Kecamatan bersifat


kemitraan, konsultatif dan koordinatif;
 Hubungan kerja antara posyantek / Posyanteknag dengan lembaga kemasyarakatan lainnya di
Nagari / Kecamatan bersifat konsultatif dan koordinatif;
 Hubungan kerja antara posyantek / Posyanteknag dengan pihak ketiga di Nagari / Kecamatan
bersifat kemitraan;
 Hubungan Kerja Posyantek dengan Posyanteknag bersifat Pembinaan.

INDIKATOR KEBERHASILAN POSYANTEKNAG

1. I) ORGANISASI KELEMBAGAAN, Meliputi :

 Aturan Organisasi (AD / ART);


 Struktur dan Kelengkapan Organisasi (SK Posyanteknag);
 Fungsionalisasi Pengurus (Program Kerja); dan
 Administrasi Umum dan Administrasi Keuangan (Pembukuan Posyanteknag).

1. II) PELAYANAN INFORMASI, Meliputi :

 Produk Informasi Yang Diberikan (Buku, Brosur, Leaflet, Video);


 Cakupan Jenis Informasi Yang Diberikan (Alat, Bahan dan Metoda);
 Kegiatan Pelayanan Informasi (Pelayanan Disekretariat dan Pelayanan Dilapangan); dan
 Jumlah Pengguna (Jumlah Masyarakat Yang Sudah Mendapatkan Manfaat Dari
Posyanteknag).

1. III) KEMANDIRIAN DANA, Meliputi :

 Persentase Pembiayaan Dari Swadaya Masyarakat Terhadap Total


Pembiayaan (Persentase Sumbangan Masyarakat); dan
 Jumlah Kegiatan Yang Menghasilkan Dana (Kegiatan Produktif Posyanteknag);

1. IV) PELATIHAN, Meliputi :

 Jumlah Orang Yang Telah Dilatih (Jumlah Orang Yang Dilatih Oleh Pengurus Posyanteknag);
 Jumlah Pelatihan Yang Diselenggarakan (Jumlah Pelatihan Yang Dilakukan Oleh
Posyanteknag / Sebagai Nara Sumber); dan
 Jumlah Jasa Jenis Pelatihan Yang Dimiliki (Jumlah Pengetahuan / Keahlian Yang Dimiliki
Oleh Posyanteknag).

1. V) KEMITRAAN BERUPA JUMLAH BADAN / LEMBAGA YANG DIJALIN KERJASAMA


(Jumlah Kemitraan Yang Dijalin Kerjasama Oleh Posyanteknag).

1. VI) PENGEMBANGAN TTG, Meliputi :

 Jumlah Jenis TTG Yang Telah Diciptakan (Alat/Permesinan, Bahan/Bibit/Produk dan


Metoda/Cara);
 Jumlah Jenis TTG Yang Telah DiModifikasi (Alat/Permesinan, Bahan/Bibit/Produk dan
Metoda/Cara); dan
 Jumlah Jenis TTG Yang Telah Mendapatkan Hak Paten (Alat/Permesinan,
Bahan/Bibit/Produk dan Metoda/Cara).
1. VII) PENGGUNAAN TTG OLEH MASYARAKAT, Meliputi :

 Persentase Penduduk Yang Menggunakan Jenis TTG Dalam Usahanya (Jumlah Persentase
Masyarakat Nagari Yang Sudah Menggunakan Jenis TTG Dari Posyanteknag);
 Jumlah Jenis TTG Yang Digunakan Oleh Masyarakat (Alat/Permesinan, Bahan/Bibit/Produk
dan Metoda/Cara); dan

1. VIII) JUMLAH SEKTOR INDUSTRI KECIL DAN USAHA LAINNYA BERKEMBANG AKIBAT
PELAYANAN POSYANTEKNAG (Jumlah Pelaku UMKM Yang Berkembang Oleh Jasa
Posyanteknag)

1. IX) JUMLAH PENGGUNA YANG MENINGKAT PRODUKSI, MUTU DAN DAYA SAING
USAHANYA (Jumlah Individu Masyarakat Yang Meningkat Produksi, Mutu dan Daya Saing
Usahanya Oleh Posyanteknag).

RINCIAN PROGRAM KERJA POSYANTEK :

 PROGRAM KERJA KEMANDIRIAN POSYANTEKNAG (Mengusulkan Alat / Permesinan


Sederhana yang Produktif / Menghasilkan dan Membuat Usaha Kelembagaan Yang Produktif)
 PROGRAM KERJA UTAMA (Terkait Kebutuhan TTG : Metode (Pelatihan / Penelitian,
Pengadaan Bahan / Bibit, Pengadaan Alat2 / Permesinan Sederhana untuk Kebutuhan
Pengembangan Produk Unggulan Nagari);
 PROGRAM KERJA TAMBAHAN (Terkait Kebutuhan TTG di luar Produk Unggulan nagari yaitu
tentang Metode (Pelatihan / Penelitian, Pengadaan Bahan / Bibit, Pengadaan Alat2 / Permesinan
Sederhana);

Program Kerja Posyantek dituangkan dalam bentuk Proposal dan di masukan kedalam RPJM
Nagari dan RKP Nagari.

SALAH SATU KUNCI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN EKONOMI NAGARI :

“TENTUKAN TERLEBIH DAHULU PROGRAM PERENCANAAN PENGEMBANGAN PRODUK


UNGGULAN NAGARI KEMUDIAN TENTUKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA
PRASARANA PENUNJANG (INFRASTRUKTUR / KEGIATAN FISIK)” NAGARI.

TAHAPAN / STRATEGI KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT


GUNA (TTG) :

1. SOSIALISASI TTG DAN PEMBENTUKAN POSYANTEKNAG DAN POSYANTEK;


2. PELATIHAN MANAJEMEN POSYANTEK;
3. PELATIHAN INVENTARISASI TTG (POTENSI, KEBUTUHAN DAN SASARAN);
4. MUSYAWARAH NAGARI PENETAPAN PRODUK UNGGULAN NAGARI;
5. PELATIHAN ANALISIS DAN KAJIAN KEBUTUHAN TTG;
6. KEGIATAN PENGEMBANGAN & PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA;
7. PELATIHAN PENGELOLAAN WEBSITE DAN PASAR ONLINE;
8. PELATIHAN PEMETAAN DIGITAL POTENSI TTG;
9. KEMANDIRIAN KELEMBAGAAN POSYANTEKNAG / POSYANTEK.

Anda mungkin juga menyukai