LATAR BELAKANG :
Teknologi Tepat Guna yang selanjutnya disebut dengan TTG adalah : Teknologi (Jenis TTG)
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak
merusak lingkungan, dapat dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara mudah, serta
menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.
Potensial / Cocok di Kembangkan di Nagari sesuai dengan SDA dan SDM Masyarakat Nagari;
Memiliki peluang pasar (Permintaan Pasar) yang luas baik Lokal, Domestik maupun Luar Negeri;
Memiliki nilai ekonomi (Nilai Jual) yang tinggi;
Ketersediaan Bahan Baku;
Mempunyai Potensi Berbasis Kawasan;
Memberikan manfaat secara berkelanjutan (Dibutuhkan oleh Pasar secara berkelanjutan);
Kemungkinan Dikembangkan dengan Skala Banyak untuk Skala Ekonomi dan Industri;
Sederhana (dapat di lakukan oleh Masyarakat banyak);
Potensi Pengembangan Kewirausahaan;
Potensi Penyerapan Tenaga Kerja;
Memberikan Pendapatan kepada Nagari dan Daerah.
Hubungan teknologi tepat guna (ttg) dengan badan usaha milik Nagari (BUMNAG)
“(Pasal 30 Peraturan Menteri Desa Nomor 23 tahun 2017, tentang Pengembangan dan Penerapan
Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa)”
BUMNAG dapat secara langsung membeli hasil Produksi usaha Masyarakat dari pengembangan
TTG;
BUMNAG dapat membuat Unit Usaha dari hasil Pengembangan TTG;
BUMNAG dapat bekerja sama dengan Masyarakat hasil Pengembangan TTG dengan sistim
bagi hasil;
Sebagai upaya optimalisasi sumber daya alam, memajukan ekonomi, penguatan kapabilitas
masyarakat dan peningkatan partisipasi masyarakat dengan mendorong pembentukan,
pengembangan dan penguatan posyantek.
Konsep Tekologi Tepat Guna adalah : Alih Teknologi dari Sumber Teknologi kepada Masyarakat
Pemanfaat oleh Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek)
Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan TTG secara nasional dilakukan oleh Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan TTG di provinsi dilakukan oleh Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi;
Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan TTG di kabupaten/kota dilakukan oleh Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) kota/kabupaten.
Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan TTG di Kecamatan dilakukan oleh Pemerintah
Kecamatan.
Pemberyaan masyarakat melalui pengelolaan TTG di Nagari dilakukan oleh Pemerintah Nagari.
Sifat Teknologi Tepat Guna adalah Pilot Projek (Percontohon), artinya : Kegiatan Teknologi
Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Nagari Khususnya Dalam Pengembangan
Produk Ungulan Nagari di lakukan dengan cara menciptakan Percontohannya di Masing – Masing
Korong yang ada dalam Nagari.
Mempercepat alih teknologi dari sumber TTG kepada pengguna / pemanfaat TTG;
Sebagai wadah bagi Masyarakat Peduli TTG dalam melakukan Inovasi dalam penerapan dan
pengembangan TTG sesuai dengan kebutuhan Masyarakat;
Menjembatani dan Memperluas pemanfaatan / pengguna TTG sesuai kebutuhan masyarakat;
Memberikan Informasi, promosi dan pelayanan teknis berbagai jenis TTG kepada masyarakat;
Meningkatkan kualitas teknologi perdesaan yang dimanfaatkan masyarakat;
Memperluas lapangan kerja dan nilai tambah usaha masyarakat;
Meningkatkan hasil usaha Ekonomi Masyarakat untuk menuju masyarakat maju, mandiri dan
sejahtera.
PEMBINA
1) WALI NAGARI
2) BAMUS NAGARI
NAMA PENGURUS
ALAMAT BIDANG KEAHLIAN
POSYANTEKNAG
PENGURUS INTI
1) KETUA :
-Korong Taluak Nibung
NASRI, S.Sos -PERTANIAN DAN
Tanjung Medan
TEKNOLOGI
2) SEKRETARIS : RAMAI
-Korong Binuang Bawah
DESNI -KOMPUTER
-Korong Simpang Indah Tanjung
3) BENDAHARA : -KEUANGAN DAN LAS
Medan
MULYADI
SEKSI PENGEMBANGAN
-Korong Koto Panjang Barat
-KERAJINAN DAN
1. HERMANSYAH
-Korong Taluak Nibung Tanjung DAGANG
Medan
2. ROMI IRWAN
-DAGANG
-Korong Koto Panjang Tengah
3. NURCAYA
-PERIKANAN
KETUA :
BENDAHARA :
SEKSI PELAYANAN :
Menjalin dan menjaga hubungan kerjasama dengan sumber TTG (lembaga pemerintah,
perguruan tinggi, swasta, LSM dan pihak lain) dan pemanfaat/pengguna TTG (masyarakat
umum, petani, pengusaha kecil, home industri dll);
Mengidentifikasi potensi dan peluang pemasaran bagi usaha masyarakat; dan
Uraian tugas lainnya dirumuskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah
dan perkembangan organisasi.
TTG yang diinventarisasi adalah Potensi, Kebutuhan dan Sasaran yang ada di lingkup Nagari, yang
meliputi bidang Pangan, Energi, Lingkungan, Infrastruktur dan Ekonomi Kreatif (Adanya Data Base
TTG di Sekretariat Posyanteknag).
Pameran TTG di tingkat kecamatan pada kesempatan tertentu, seperti pada peringatan 17
Agustus, kebangkitan nasional, Alek Nagari dan sejenisnya;
Demonstrasi/Peragaan penggunaan TTG di beberapa desa/kelurahan;
Peragaan TTG, Posyantek dapat bekerjasama dengan pihak pembuat/ pencipta TTG.
Dilakukan melalui kajian dan ujicoba TTG, bekerjasama dengan swasta, lembaga penelitian,
bengkel, dan sejenisnya;
Dalam rangka mendorong karsa dan cipta masyarakat dalam pengembangan TTG, Posyantek
dapat menyelenggarakan lomba cipta TTG.
Jumlah Orang Yang Telah Dilatih (Jumlah Orang Yang Dilatih Oleh Pengurus Posyanteknag);
Jumlah Pelatihan Yang Diselenggarakan (Jumlah Pelatihan Yang Dilakukan Oleh
Posyanteknag / Sebagai Nara Sumber); dan
Jumlah Jasa Jenis Pelatihan Yang Dimiliki (Jumlah Pengetahuan / Keahlian Yang Dimiliki
Oleh Posyanteknag).
Persentase Penduduk Yang Menggunakan Jenis TTG Dalam Usahanya (Jumlah Persentase
Masyarakat Nagari Yang Sudah Menggunakan Jenis TTG Dari Posyanteknag);
Jumlah Jenis TTG Yang Digunakan Oleh Masyarakat (Alat/Permesinan, Bahan/Bibit/Produk
dan Metoda/Cara); dan
1. VIII) JUMLAH SEKTOR INDUSTRI KECIL DAN USAHA LAINNYA BERKEMBANG AKIBAT
PELAYANAN POSYANTEKNAG (Jumlah Pelaku UMKM Yang Berkembang Oleh Jasa
Posyanteknag)
1. IX) JUMLAH PENGGUNA YANG MENINGKAT PRODUKSI, MUTU DAN DAYA SAING
USAHANYA (Jumlah Individu Masyarakat Yang Meningkat Produksi, Mutu dan Daya Saing
Usahanya Oleh Posyanteknag).
Program Kerja Posyantek dituangkan dalam bentuk Proposal dan di masukan kedalam RPJM
Nagari dan RKP Nagari.