TENTANG
PELINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK-HAK
PENYANDANG DISABILITAS DESA
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah Desa Curah Jeru Kecamatan Panji Kabupaten
Situbondo.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
5. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat
strategis.
6. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa.
7. Perencanaan pembangunan Desa adalah proses tahapan
kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan
melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur
masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan desa.
8. Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan
pembangunan di desa dan kawasan perdesaan yang
dikoordinasikan oleh Kepala Desa dengan mengedepankan
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna
mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan
sosial.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya
disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Desa.
10. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah
dana perimbangan yang diterima Kabupaten dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
11. Dana Desa yang selanjutnya disingkat DD adalah dana yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD
dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembanguna, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
12. Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami
keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik
dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan
lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara
lainya berdasarkan kesamaan hak.
13. Jaminan Sosial adalah skema yang melembaga untuk
menjamin penyandang disabilitas dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
14. Perlindungan adalah upaya yang dilakukan secara sadar
untuk melindungi, mengayomi, dan memperkuat hak
penyandang disabilitas.
15. Pemberdayaan adalah upaya untuk menguatkan keberadaan
penyandang disabilitas dalam bentuk penumbuhan iklim
dan pengembangan potensi sehingga mampu tumbuh dan
berkembang menjadi individu atau kelompok penyandang
disabilitas yang tangguh dan mandiri.
16. Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi
penyandang disabilitas guna mewujudkan kesamaan
kesempatan.
17. Bantuan sosial adalah upaya pemberian bantuan kepada
penyandang disabilitas, agar dapat meningkatkan
kesejahteraan sosialnya.
BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Bagian Kesatu
Azas
Pasal 2
Penyelenggaraan pelindungan dan pemenuhan hak penyandang
disabilitas di Desa berasaskan:
a. penghormatan terhadap martabat;
b. otonomi individu;
c. tanpa diskriminasi;
d. partisipasi penuh;
e. keragaman manusia dan kemanusiaan;
f. kesamaan kesempatan;
g. kesetaraan;
h. aksesibilitas;
i. kapasitas yang terus berkembang dan identitas anak;
j. inklusif; dan
k. perlakuan khusus dan pelindungan lebih.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3
Penyelenggaraan pelindungan dan pemenuhan hak penyandang
disabilitas di Desa bertujuan:
a. meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas dan
kelangsungan hidup;
b. mewujudkan kemandirian bagi penyandang disabilitas
melalui peningkaan kemampuan dan pemulihan fungsi
sosial yang berkeadilan dan bermartabat;
c. memastikan pelaksanaan pemberdayaan penyandang
disabilitas untuk mengembangkan diri serta
mendayagunakan seluruh kemampuan sesuai bakat dan
minat yang dimiliki, berperan serta berkontribusi secara
optimal, aman, leluasa, dan bermartabat dalam segala aspek
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat;
d. meningkatkan kemampuan, kepedulian, dan tanggung jawab
sosial pemerintah Desa dalam penyelenggaraan
perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang
disabilitas di Desa; dan
e. meningkatkan kepedulian masyarakat dalam berinteraksi
atau bersosialisasi dengan penyandang disabilitas.
BAB III
RAGAM DISABILITAS
Pasal 4
(1) Ragam penyandang disabilitas di Desa meliputi:
a. penyandang disabilitas fisik;
b. penyandang disabilitas intelektual;
c. penyandang disabilitas mental; dan
d. penyandang disabilitas sensorik.
(2) Ragam penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dialami secara tunggal, ganda, atau multi
dalam jangka waktu lama yang ditetapkan oleh tenaga
medis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB IV
HAK PENYANDANG DISABILITAS
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
(1) Setiap individu penyandang disabilitas mempunyai hak
dan kesempatan yang setara yang harus dilindungi dan
dipenuhi secara adil dan bermartabat.
(2) Hak dan kesempatan penyandang disabilitas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi hak:
a. hidup;
b. bebas dari stigma;
c. privasi;
d. keadilan dan perlindungan hukum;
e. pendidikan;
f. pekerjaan, kewirausahaan, dan koperasi;
g. kesehatan;
h. politik;
i. keagamaan;
j. keolahragaan;
k. kebudayaan dan pariwisata;
l. kesejahteraan sosial;
m. aksesibilitas;
n. pelayanan publik;
o. pelindungan dari bencana;
p. habilitasi dan rehabilitasi;
q. konsesi;
r. pendataan;
s. hidup secara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat;
t. berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi;
u. berpindah tempat dan kewarganegaraan; dan
v. bebas dari tindakan diskriminasi, penelantaran,
penyiksaan, dan eksploitasi.
(3) Selain hak penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), perempuan dengan disabilitas memiliki hak:
a. atas kesehatan reproduksi;
b. menerima atau menolak penggunaan alat kontrasepsi;
c. mendapatkan pelindungan lebih dari perlakuan
diskriminasi berlapis; dan
d. untuk mendapatkan pelindungan lebih dari tindak
kekerasan, termasuk kekerasan dan eksploitasi seksual.
(4) Selain hak penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), anak penyandang disabilitas memiliki hak:
a. mendapatkan pelindungan khusus dari diskriminasi,
penelantaran, pelecehan, eksploitasi, serta kekerasan
dan kejahatan seksual;
b. mendapatkan perawatan dan pengasuhan Keluarga atau
keluarga pengganti untuk tumbuh kembang secara
optimal;
Bagian Kedua
Hak Hidup
Pasal 6
(1) Setiap orang wajib menghormati hak hidup penyandang
disabilitas.
(2) Hak hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
hak:
a. atas penghormatan integritas;
b. tidak dirampas nyawanya;
c. mendapatkan perawatan dan pengasuhan yang
menjamin kelangsungan hidupnya;
d. bebas dari penelantaran, pemasungan, pengurungan,
dan pengucilan;
e. bebas dari ancaman dan berbagai bentuk eksploitasi;
dan
f. bebas dari penyiksaan, perlakuan dan penghukuman
lain yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan
martabat manusia.
Bagian Ketiga
Hak Bebas dari Stigma
Pasal 7
(1) Setiap orang wajib menghormati hak bebas dari stigma
penyandang disabilitas.
(2) Hak bebas dari stigma sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi hak bebas dari pelecehan, penghinaan, dan
pelabelan negatif terkait kondisi disabilitasnya.
Bagian Keempat
Hak Privasi
Pasal 8
(1) Setiap orang wajib menghormati hak privasi penyandang
disabilitas.
(2) Hak privasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
hak:
a. diakui sebagai manusia pribadi yang dapat menuntut
dan memperoleh perlakuan serta pelindungan yang sama
sesuai dengan martabat manusia di depan umum;
b. membentuk sebuah keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah;
c. penghormatan rumah dan keluarga;
d. mendapat pelindungan terhadap kehidupan pribadi dan
keluarga; dan
e. dilindungi kerahasiaan atas data pribadi, surat-
menyurat, dan bentuk komunikasi pribadi lainnya,
termasuk data dan informasi kesehatan.
Bagian Kelima
Hak Keadilan dan Perlindungan Hukum
Pasal 9
(1) Setiap orang wajib menghormati hak keadilan dan
perlindungan hukum penyandang disabilitas.
(2) Hak keadilan dan perlindungan hukum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi hak:
a. atas perlakuan yang sama di hadapan hukum;
b. diakui sebagai subjek hukum;
c. memiliki dan mewarisi harta bergerak atau tidak
bergerak;mengendalikan masalah keuangan atau
menunjuk orang untuk mewakili kepentingannya dalam
urusan keuangan;
d. memperoleh akses terhadap pelayanan jasa
perbankan dan nonperbankan;
e. memperoleh penyediaan Aksesibilitas dalam pelayanan
peradilan;
f. atas Pelindungan dari segala tekanan, kekerasan,
penganiayaan, Diskriminasi, dan/atau perampasan atau
pengambilalihan hak milik;
g. memilih dan menunjuk orang untuk mewakili
kepentingannya dalam hal keperdataan di dalam dan di
luar pengadilan; dan
h. dilindungi hak kekayaan intelektualnya.
Bagian Keenam
Hak Pendidikan
Pasal 10
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama di dalam penyelenggaraan Pendidikan.
(2) Hak yang sama di dalam penyelenggaraan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. mendapatkan pendidikan yang bermutu pada satuan
pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan;
b. mempunyai Kesamaan Kesempatan untuk menjadi
pendidik atau tenaga kependidikan pada satuan
pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan;
c. mempunyai kesamaan kesempatan sebagai
penyelenggara pendidikan yang bermutu pada satuan
pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan;
dan
d. mendapatkan Akomodasi yang Layak dan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dengan Disabilitas;
Bagian Ketujuh
Hak Pekerjaan, Kewirausahaan, dan Koperasi
Pasal 11
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama di dalam memperoleh kesempatan pekerjaan,
kewirausahaan, dan koperasi.
(2) Hak pekerjaan, kewirausahaan, dan koperasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi hak :
a. memperoleh pekerjaan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah tanpa diskriminasi;
Bagian Kedelapan
Hak Kesehatan
Pasal 12
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama di dalam mendapatkan layanan kesehatan.
(2) Hak mendapatkan layanan kesehatan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi hak:
a. memperoleh informasi dan komunikasi yang mudah
diakses dalam pelayanan kesehatan;
b. memperoleh kesamaan dan kesempatan akses atas
sumber daya di bidang kesehatan;
c. memperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau;
d. memperoleh kesamaan kesempatan dan kesempatan
secara mandiri dan bertanggungjawab menentukan
sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya;
e. memperoleh alat bantu kesehatan berdasarkan
kebutuhannya;
f. memperoleh obat yang bermutu dengan efek samping
yang rendah;
g. memperoleh pelindungan dari upaya percobaan medis;
dan
h. memperoleh pelindungan dalam penelitian dan
pengembangan kesehatan yang mengikutsertakan
manusia sebagai subjek;
i. mendapatkan jaminan kesehatan sesuai ketentuan
perundang-undangan.
Bagian Kesembilan
Hak Politik
Pasal 13
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama di bidang politik.
(2) Hak politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi
hak:
a. memilih dan dipilih dalam jabatan publik;
b. menyalurkan aspirasi politik baik tertulis maupun lisan;
c. memilih partai politik dan/atau individu yang menjadi
peserta dalam pemilihan umum;
Bagian Kesepuluh
Hak Keagamaan
Pasal 14
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama di bidang keagamaan.
(2) Hak di bidang keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), meliputi hak:
a. memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan
beribadat menurut agama dan kepercayaannya;
b. memperoleh kemudahan akses dalam memanfaatkan
tempat peribadatan;
c. mendapatkan kitab suci dan lektur keagamaan lainnya
yang mudah diakses berdasarkan kebutuhannya;
d. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pada
saat menjalankan ibadat menurut agama dan
kepercayaannya; dan
e. berperan aktif dalam organisasi keagamaan.
Bagian Kesebelas
Hak Keolahragaan
Pasal 15
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama dalam penyelenggaraan keolahragaan.
(2) Hak dalam penyelenggaraan keolahragaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi hak:
a. melakukan kegiatan keolahragaan;
b. mendapatkan penghargaan yang sama dalam kegiatan
keolahragaan;
c. memperoleh pelayanan dalam kegiatan keolahragaan;
d. memperoleh sarana dan prasarana keolahragaan yang
mudah diakses;
e. memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga;
f. memperoleh pengarahan, dukungan, bimbingan,
pembinaan, dan pengembangan dalam keolahragaan;
g. menjadi pelaku keolahragaan;
h. mengembangkan industri keolahragaan; dan
i. meningkatkan prestasi dan mengikuti kejuaraan di
semua tingkatan.
Pasal 16
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama di bidang kebudayaan dan pariwisata.
(2) Hak di bidang kebudayaan dan pariwisata sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi hak:
a. memperoleh kesamaan dan kesempatan untuk
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan seni dan
budaya;
b. memperoleh kesamaan kesempatan untuk melakukan
kegiatan wisata, melakukan usaha pariwisata, menjadi
pekerja pariwisata, dan/atau berperan dalam proses
pembangunan pariwisata; dan
c. mendapatkan kemudahan untuk mengakses, perlakuan,
dan akomodasi yang layak sesuai dengan kebutuhannya
sebagai wisatawan.
Pasal 17
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama di dalam memperoleh layanan kesejahteraan
sosial.
(2) Hak memperoleh layanan kesejahteraan sosial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi hak:
a. rehabilitasi sosial;
b. jaminan sosial;
c. pemberdayaan sosial; dan
d. perlindungan sosial.
Pasal 18
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama terhadap aksesibilitas.
(2) Hak aksesibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi hak:
a. mendapatkan aksesibilitas untuk memanfaatkan fasilitas
publik; dan
b. mendapatkan akomodasi yang layak sebagai bentuk
aksesibilitas bagi individu.
Pasal 19
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama dalam pelayanan publik.
(2) Hak pelayanan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi hak:
a. memperoleh akomodasi yang layak dalam pelayanan
publik secara optimal, wajar, bermartabat tanpa
diskriminasi; dan
Pasal 20
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama dalam mendapatkan perlindungan dari
bencana.
(2) Hak mendapatkan pelindungan dari bencana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi hak:
a. mendapatkan informasi yang mudah diakses akan
adanya bencana;
b. mendapatkan pengetahuan tentang pengurangan risiko
bencana;
c. mendapatkan prioritas dalam proses penyelamatan dan
evakuasi dalam keadaan bencana;
d. mendapatkan fasilitas dan sarana penyelamatan dan
evakuasi yang mudah diakses; dan
e. mendapatkan prioritas, fasilitas, dan sarana yang mudah
diakses di lokasi pengungsian.
Pasal 21
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama dalam mendapatkan habilitasi dan
rehabilitasi.
(2) Hak mendapatkan habilitasi dan rehabilitasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi hak:
a. mendapatkan habilitasi dan rehabilitasi sejak dini dan
secara inklusif sesuai dengan kebutuhan;
b. bebas memilih bentuk rehabilitasi yang akan diikuti; dan
c. mendapatkan habilitasi dan rehabilitasi yang tidak
merendahkan martabat manusia.
Pasal 22
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama di dalam pendataan.
(2) Hak pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi hak:
a. didata sebagai penduduk dengan disabilitas dalam
kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil;
b. mendapatkan dokumen kependudukan; dan
c. mendapatkan kartu penyandang disabilitas.
Bagian Kesembilan Belas
Hak Hidup Secara Mandiri dan Dilibatkan dalam Masyarakat
Pasal 23
(1) Setiap individu penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama untuk hidup secara mandiri dan dilibatkan
dalam masyarakat.
(2) Hak untuk hidup secara mandiri dan dilibatkan dalam
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi
hak:
a. mobilitas pribadi dengan penyediaan alat bantu dan
kemudahan untuk mendapatkan akses;
b. mendapatkan kesempatan untuk hidup mandiri di
tengah masyarakat;
c. mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk hidup
secara mandiri;
d. menentukan sendiri atau memperoleh bantuan dari
Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menetapkan
tempat tinggal dan/atau pengasuhan keluarga atau
keluarga pengganti;
e. mendapatkan akses ke berbagai pelayanan, baik yang
diberikan di dalam rumah, di tempat permukiman,
maupun dalam masyarakat; dan
f. mendapatkan akomodasi yang wajar untuk berperan
serta dalam kehidupan bermasyarakat.
Pasal 24
(1) Setiap individu Penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama untuk berekspresi, berkomunikasi, dan
memperoleh informasi.
(2) Hak untuk berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh
informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi
hak:
a. memiliki kebebasan berekspresi dan berpendapat;
b. mendapatkan informasi dan berkomunikasi melalui
media yang mudah diakses; dan
c. menggunakan dan memperoleh fasilitas informasi dan
komunikasi berupa bahasa isyarat, braille, dan
komunikasi augmentatif dalam interaksi resmi.
Pasal 25
(1) Setiap individu Penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama untuk berpindah tempat dan
kewarganegaraan.
(2) Hak untuk berpindah tempat dan kewarganegaraan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi hak:
a. berpindah, mempertahankan, atau memperoleh
kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. memperoleh, memiliki, dan menggunakan dokumen
kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
c. keluar atau masuk wilayah Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 26
(1) Setiap individu Penyandang disabilitas memiliki hak
yang sama untuk bebas dari diskriminasi, penelantaran,
penyiksaan, dan eksploitasi.
(2) Hak bebas dari diskriminasi, penelantaran, penyiksaan, dan
eksploitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi
hak:
a. bersosialisasi dan berinteraksi dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara tanpa rasa
takut; dan
b. mendapatkan pelindungan dari segala bentuk kekerasan
fisik, psikis, ekonomi, dan seksual.
BAB V
KEWAJIBAN PEMERINTAH DESA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 27
(1) Pemerintah Desa berkewajiban melakukan perlindungan
dan fasilitasi pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas
sebagai dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) secara adil dan
bermartabat;
(2) Menyusun rencana program dan kegiatan serta anggaran
untuk perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang
disabilitas;
(3) Menyelenggarakan program dan kegiatan perlindungan dan
pemenuhan hak-hak penyadang disabilitas yang bersifat
khusus maupun pengarusutamaan dalam program
pemberdayaan masyarakat;
(4) Memfasilitasi terbentuknya kelompok penyandang disabilitas
Desa dan kader disabilitas Desa; dan
(5) Perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang
disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan kewenangan Desa.
Bagian Kedua
Kewajiban dalam Pemenuhan Hak Hidup
Pasal 28
Pemerintah Desa wajib:
a. menjamin eksistensi dan keberadaan penyandang disabilitas
secaa terhormat dan berintegritas;
b. memberikan perlindungan keberlangsungan hidup yang
sama dan merata;
c. melakukan sosialisasi dan peyuluhan kepada masyarakat
tentang pemenuhan hak hidup yang sama bagi penyandang
disabilitas; dan
d. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Bagian Ketiga
Kewajiban dalam Bebas dari Stigma
Pasal 29
Pemerintah Desa wajib:
a. menjamin agar penyandang disabilitas bebas dari pelecehan,
penghinaan, dan pelabelan negatif terkait kondisi
disabilitasnya;
b. mengkampanyekan stop bullying kepada masyarakat;
c. sosialisasi kesetaraan dan kesempatan yang sama bagi
penyandang disabilitas melalui forum pengajian dan forum
lainnya;
d. melakukan sosialisasi dan penyuluhan disabilitas dan
ragamnya kepada seluruh unsur masyarakat di Desa;
e. memfasilitasi keterlibatan penyandang disabilitas dalam
pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan di Desa, dusun,
ataupun tingkat RT;
f. mendorong peran serta masyarakat untuk turut mendukung
kegiatan-kegiatan yang Inklusi di Desa;
g. pelatihan dalam berinteraksi dengan penyandang disabilitas;
h. melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada
masyarakat dan keluarga disabilitas;
i. memfasilitasi keterlibatan penyandang disabilitas dalam
pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan di Desa,
dusun, ataupun tingkat RT;
j. bersama KDD melakukan pendampingan kepada keluarga
penyandang disabilitas;
k. mendorong keterlibatan masyarakat secara umum terutama
tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk terlibat
memberikan penguatan dan penerimaan masyarakat
terhadap penyandang disabilitas;
l. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Bagian Keempat
Kewajiban dalam Pemenuhan Hak Privasi
Pasal 30
Pemerintah Desa wajib:
a. menjamin terpenuhinya hak-hak privasi penyandang
disabilitas;
b. menjamin kerahasiaan data penyandang disabilitas yang
dimiliki dan dikelola oleh Desa; dan
c. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Bagian Kelima
Kewajiban dalam Keadilan dan Perlindungan Hukum
Pasal 31
Pemerintah Desa wajib:
a. menjamin dan melindungi hak penyandang disabilitas
sebagai subjek hukum untuk melakukan tindakan hukum
yang sama dengan lainnya;
b. melakukan sosialisasi perlindungan hukum kepada
masyarakat dan aparatur negara tentang pelindungan
penyandang disabilitas;
c. fasilitasi pelatihan paralegal bagi penyandang disabilitas dan
masyarakat Desa;
d. melakukan mediasi penyelesaian permasalahan yang
dihadapi oleh penyandang disabilitas secara adil, dengan
mengedepankan penyelesaian permasalahan secara non
litigasi;
e. memfasilitasi pemberian advokasi dan memberikan
akomodasi yang layak bagi penyandang disabilitas yang
berhadapan dengan hukum, baik sebagai subjek hukum
ataupun objek hukum; dan
f. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Bagian Keenam
Kewajiban dalam Pedidikan
Pasal 32
Pemerintah Desa wajib:
a. memfasilitasi anak penyandang disabilitas bersekolah di
lokasi yang dekat tempat tinggalnya.
b. menyediakan beasiswa untuk peserta didik penyandang
disabilitas berprestasi yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.
c. menyediakan biaya pendidikan untuk anak dari penyandang
disabilitas yang tidak mampu membiayai pendidikannya.
d. memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada keluarga
difabel bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang
sama atas pendidikan;
e. memfasilitasi sanggar belajar bagi anak difabel, anak buruh
migran, anak putus sekolah, anak keluarga miskin, anak
dengan agama minoritas, anak dengan penyakit;
f. memfasilitasi dengan dinas terkait berupa tenaga terlatih
dan metode pembelajaran khusus bagi penyandang
disabilitas mental berat;
g. mengkoordinasikan dengan dinas terkait dalam hal
penerapan pendidikan inklusi pada satuan pendidikan di
Desa;
h. memfasilitasi anak penyandang disabilitas bersekolah di
lokasi yang dekat tempat tinggalnya.
i. menyediakan beasiswa untuk peserta didik penyandang
disabilitas berprestasi yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.
j. menyediakan biaya pendidikan untuk anak dari penyandang
disabilitas yang tidak mampu membiayai pendidikannya.
k. menyelenggarakan program wajib belajar 12 tahun berupa
kejar paket A, B, dan C bagi penyandang disabilitas di Desa;
l. melakukan fasilitasi kepada dinas terkait untuk tersedianya
sekolah inklusi rujukan di Desa, dan dilakukan
pendampingan secara khusus;
m. memfasilitasi ketersediaan data siswa penyandang
disabilitas;
n. memfasilitasi anak penyandang disabilitas bersekolah di
lokasi yang dekat tempat tinggalnya;
o. menyediakan beasiswa untuk peserta didik penyandang
disabilitas berprestasi yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya;
p. menyediakan biaya pendidikan untuk anak dari
penyandang disabilitas yang tidak mampu membiayai
pendidikannya;
q. memfasilitasi penyediaan bimbingan teknis bagi guru dan
ustadz dalam proses belajar mengajar;
r. memfasilitasi ketersediaan sekolah inklusi di Desa;
s. fasilitasi ketersediaan data anak usia sekolah bagi
penyandang disabilitas;
t. memfasilitasi pembentukan pusat kegiatan belajar
masyarakat bagi penyandang disabilitas;
u. melakukan sosialisasi dan penyuluhan mengenai pentingnya
pendidikan bagi keluarga disabilitas dan masyarakat;
v. memfasilitasi tersedianya fasilitas dan media belajar
mengajar di sekolah sesuai dengan kewenangan Desa; dan
w. fasilitasi dalam bidang pendidikan lainnya yang menjadi
kewenangan Desa dan ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Bagian Ketujuh
Kewajiban dalam Pekerjaan, Kewirausahaan, dan Koperasi
Pasal 33
Pemerintah Desa wajib:
a. memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas
untuk mengikuti pelatihan keterampilan kerja yang
diselenggarakan oleh Desa dan/atau pihak lainnya;
b. memberikan kesempatakan kerja kepada penyandang
disabilitas untuk terlibat dalam pemerintahan Desa,
maupun Lembaga kemasyarakat Desa;
c. mempekerjakan penyandang disabilitas dalam BUM Desa;
d. memberikan jaminan, pelindungan, dan pendampingan
kepada penyandang disabilitas untuk berwirausaha dan
mendirikan badan usaha sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. mendata dan memfasilitasi UMKM di Desa untuk penyaluran
pekerja dari penyandang disabilitas;
f. memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas
untuk mengikuti pelatihan keterampilan kerja yang
diselenggarakan oleh Desa;
g. melakukan fasilitasi pelatihan bagi penyandang
disabilitas Desa dengan lembaga penyelenggara pelatihan;
h. memberikan kesempatakan kerja kepada penyandang
disabilitas untuk terlibat dalam pemerintahan Desa,
maupun lembaga kemasyarakatan Desa;
i. mempekerjakan penyandang disabilitas dalam BUM Desa;
j. memberikan pelatihan kewirausahaan kepada
penyandang disabilitas yang menjalankan unit usaha
mandiri sesuai dengan kewenangan Desa;
k. mendata, memfasilitasi UMKM di Desa untuk penyaluran
pekerja dari penyandang disabilitas;
l. melakukan fasilitasi penyaluran pekerja penyandang
disabilitas kepada lembaga pemberi kerja;
m. memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas
untuk mengikuti pelatihan keterampilan kerja yang
diselenggarakan oleh Desa;
n. memberikan jaminan, pelindungan, dan pendampingan
kepada penyandang disabilitas untuk berwirausaha dan
mendirikan badan usaha sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
o. memfasilitasi pemasaran produk yang dihasilkan oleh unit
usaha mandiri yang diselenggarakan oleh penyandang
disabilitas;
p. memberikan pelatihan kewirausahaan kepada penyandang
disabilitas yang menjalankan unit usaha mandiri sesuai
dengan kewenangan Desa.
q. memfasilitasi akses permodalan bagi usaha penyandang
disabilitas kepada perbankan, koperasi, BUMDesma LKD,
dan lembaga keuangan lainnya;
r. mendata, memfasilitasi UMKM di Desa untuk penyaluran
pekerja dari penyandang disabilitas;
s. melakukan fasilitasi penyaluran pekerja penyandang
disabilitas kepada lembaga pemberi kerja;
t. memfasilitasi pemasaran produk yang dihasilkan oleh unit
usaha mandiri yang diselenggarakan oleh penyandang
disabilitas;
u. memberikan pelatihan kewirausahaan kepada penyandang
disabilitas yang menjalankan unit usaha mandiri sesuai
dengan kewenangan Desa.
v. memfasilitasi penyediaan lokasi tempat usaha dan sarana
prasarana lainnya, baik yang menjadi milik Desa maupun
melalui kerjasama dengan pihak lain; dan
w. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Bagian Kedelapan
Kewajiban dalam Kesehatan
Pasal 34
Pemerintah Desa wajib:
a. melakukan fasilitasi terhadap pihak-pihak penyedia layanan
kesehatan untuk memberikan layanan yang adil dan setara
bagi penyandang disabilitas;
b. menjamin akses bagi penyandang disabilitas terhadap
pelayanan air bersih;
c. menjamin akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak;
d. menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan
kebutuhan penyandang disabilitas sesuai dengan
kewenangan Desa;
e. menyelenggarakan program senam sehat bersama
penyandang disabilitas;
f. memfasilitasi penyelenggaraan posyandu yang ramah
penyandang disabilitas;
g. menyelenggarakan pelatihan bagi penyelenggara posyandu
berkenaan dengan posyandu yang ramah disabilitas;
h. menyediakan sarana transportasi bagi penyandang
disabilitas di bidang kesehatan, seperti mobil siaga yang
ramah disabilitas, dan lainnya.
i. menyediakan layanan untuk home visit care dan
pendampingan bagi penyandang disabilitas berat;
j. melakukan fasilitasi layanan posyandu bagi penyandang
disabilitas;
k. menyediakan jaminan kesehatan yang diprioritaskan bagi
penyandang disabilitas;
l. menjamin akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak paling
sedikit 10% dari data keluarga sasaran yang akan
memperoleh bantuan;
m. fasilitasi ketersediaan posyandu yang ramah bagi
penyandang disabilitas;
n. menyelenggarakan pelatihan kader posyandu dalam
pengelolaan posyandu yang ramah bagi penyandang
disabilitas;
o. menyediakan layanan untuk home visit care dan
pendampingan bagi penyandang disabilitas berat;
p. menyediakan jaminan kesehatan yang diprioritaskan bagi
penyandang disabilitas;
q. menyelenggarakan Layanan Kunjungan Rumah pemeriksaan
kesehatan bagi penyandang disabiltas berat; dan
r. fasilitasi dalam bidang kesehatan lainnya yang menjadi
kewenangan Desa dan ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Bagian Kesembilan
Kewajiban dalam Politik
Pasal 35
Pemerintah Desa wajib:
a. memberikan fasilitasi agar penyandang disabilitas dapat
berpartisipasi secara efektif dan penuh dalam kehidupan
politik dan publik secara langsung atau mewakili perwakilan;
b. memberikan fasilitasi hak politik penyandang disabilitas
dengan memperhatikan keragaman disabilitas dalam
pemilihan umum, pemilihan gubernur, pemilihan bupati,
dan pemilihan kepala Desa yang menjadi kewenangan Desa.
c. fasilitasi dalam bidang politik lainnya yang menjadi
kewenangan Desa dan ditetapkan dalam musyawarah Desa
Bagian Kesepuluh
Kewajiban dalam Keagamaan
Pasal 36
Pemerintah Desa wajib:
a. memfasilitasi terciptanya rasa aman dan nyaman bagi
penyandang disabilitas dari tekanan dan diskriminasi oleh
pihak mana pun untuk memeluk agama dan kepercayaan
masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya;
b. melakukan fasilitasi terhadap pengelola rumah ibadah untuk
menyediakan sarana dan prasarana yang mudah diakses
oleh penyandang disabilitas;
c. melakukan fasilitasi dan pendampingan dalam kegiatan
keagamaan bagi penyandang disabilitas.
d. fasilitasi dalam bidang keagamaan lainnya yang menjadi
kewenangan Desa dan ditetapkan dalam musyawarah Desa
Bagian Kesebelas
Kewajiban dalam Keolahragaan
Pasal 37
Pemerintah Desa wajib:
a. membina dan mengembangkan olahraga untuk penyandang
disabilitas yang dilaksanakan dan diarahkan untuk
meningkatkan kesehatan, rasa percaya diri, dan prestasi
olahraga;
b. menyediakan fasilitas infrastruktur keolahragaan;
c. melakukan fasilitasi penyediaan kebutuhan peralatan dan
perlengkapan keolahragaan bagi penyandang disabilitasi.
d. memfasilitasi pengiriman kontingen bagi warga penyandang
disabilitas yang berprestasi di bidang keolahragaan;
e. memberikan penghargaan bagi penyandang disabilitas yang
berprestasi di bidang keolahragaan; dan
f. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Pasal 38
Pemerintah Desa wajib:
a. mengembangkan potensi dan kemampuan seni budaya yang
dimiliki penyandang disabilitas;
b. memfasilitasi terhadap perlindungan hak kekayaan
intelektual penyandang disabilitas;
c. melakukan fasilitasi pengembangan budaya masyarakat
yang menjunjung tinggi hak-hak penyandang disabilitas;
d. penyediaan peralatan dan perlengkapan adat seni budaya
bagi kelompok penyandang disabilitasi; dan
e. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Pasal 39
Pemerintah Desa wajib:
a. melakukan penyelenggaraan kesejahteraan sosial untuk
penyandang disabilitas;
b. menjamin akses bagi penyandang disabilitas untuk
mendapatkan rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial;
c. memberikan prioritas bagi penyandang disabilitas untuk
memperoleh bantuan sosial khususnya yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Desa;
d. menyediakan data kepemilikan jaminan sosial bagi
penyandang disabilitas;
e. memprioritaskan bagi penyandang disabilitas untuk
mendapatkan akses terhadap jaminan sosial;
f. memberikan prioritas bagi penyandang disabilitas untuk
memperoleh bantuan sosial khususnya yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Desa;
g. penyediaan operasional bagi Kelompok Disabilitas Desa
sesuai kebutuhan dan kemampuan anggaran Desa;
h. menjamin akses bagi penyandang disabilitas untuk
mendapatkan rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial;
i. menjamin ketersediaan data yang valid di Desa berkenaan
dengan penyandang disabilitas yang belum memiliki jaminan
sosial;
j. melakukan fasilitasi kepada dinas terkait untuk memberikan
kemudahan dan prioritas bagi penyandang disabilitas
memperoleh jaminan sosial;
k. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Pasal 41
Pemerintah Desa wajib:
a. menyediakan pelayanan publik yang mudah diakses oleh
penyandang disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. memprioritaskan penyandang disabilitas dalam pelayanan
publik di Desa;
c. fasilitasi kepada OPD terkait agar seluruh penyandang
disabilitas memiliki data administrasi kependudukan;
d. melakukan sosialisasi dan penyuluhan pelayanan publik
yang mudah diakses, sebagaimana dimaksud pada huruf a
kepada masyarakat; dan
e. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Pasal 42
Pemerintah Desa wajib:
a. penyediaan kelengkapan mitigasi bencana bagi penyandang
disabilitas;
b. melakukan sosialisasi dan penyuluhan bagi masyarakat
dalam hal tata cara penanganan penyandang disabilitas
pada tahap pra bencana, saat darurat bencana dan pasca
bencana; dan
c. fasilitasi kebencanaan lainnya yang menjadi kewenangan
Desa dan ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Pasal 44
Pemerintah Desa wajib:
a. melakukan fasilitasi pemberian konsesi untuk penyandang
disabilitas dan
b. fasilitasi sebagaimana huruf a dilaksanakan sesuai dengan
kewenangan Desa serta dibahas dan ditetapkan dalam
musayawarah Desa.
Pasal 45
Pemerintah Desa wajib:
a. melakukan pendataan penyandang disabilitas beserta
keluarganya;
b. memiliki data pilah yang terintegrasi dalam data
monografi Desa, yang paling sedikit memuat:
1. nama;
2. umur;
3. jenis kelamin; dan
4. ragam disabilitas.
c. melakukan sosialisasi pentingnya administrasi
kependudukan bagi keluarga disabilitas;
d. memfasilitasi penyediaan layanan khusus bagi penyandang
disabilitas berat dalam pemenuhan administrasi
kependudukan;
e. melakukan kerjasama dengan dinas terkait untuk
memprioritaskan layanan khusus penyandang disabilitas;
f. pemerintah Desa melakukan pemutakhiran data
penyandang disabilitas secara periodik;
g. pendataan sebagaimana dimaksud pada huruf a juga
dilakukan untuk memperoleh data minat dan bakat
penyandang disabilitas;
h. fasilitasi pendataan lainnya yang menjadi kewenangan Desa
dan ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Pasal 46
Pemerintah Desa wajib:
a. melakukan fasilitasi penyediaan alat bantu, baik oleh
Pemerintah Desa maupun memberikan kemudahan akses
mendapatkan layanan dari pihak lain;
Pasal 47
Pemerintah Desa wajib:
a. memfasilitasi adanya pengakuan dan penerimaan terhadap
komunikasi penyandang disabilitas dengan menggunakan
cara tertentu;
b. menjamin akses atas informasi untuk penyandang
disabilitas;
c. menyediakan informasi dalam bentuk yang dapat dijangkau
dan dipahami sesuai dengan keragaman disabilitas dan
kondisi tempat tinggalnya;
d. meningkatkan keterampilan Pemerintah Desa dalam
memberikan pelayanan dan komunikasi sesuai kebutuhan
penyandang disabilitas; dan
e. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Pasal 48
Pemerintah Desa wajib:
a. memberikan prioritas pelayanan dalam pengurusan pindah
tempat dan kewarganegaraan;
b. memberikan kemudahan akses dalam pengurusan pindah
tempat dan kewarganegaraan; dan
c. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Pasal 49
Pemerintah Desa wajib:
a. menjamin penyandang disabilitas bebas dari segala bentuk
kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual;
b. melakukan sosialisasi dan penyuluhan pelindungan
penyandang disabilitas dari tindakan diskriminasi,
penelantaran, penyiksaan, dan eksploitasi; dan
c. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
Pasal 50
Pemerintah Desa wajib:
a. memberikan pelayanan yang memprioritaskan bagi
perempuan dan anak penyandang disabilitas;
b. menyediakan fasilitas yang aman bagi perempuan dan anak
penyandang disabilitas yang menjadi korban kekerasan; dan
c. fasilitasi lainnya yang menjadi kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam musyawarah Desa.
BAB VI
PENDANAAN
Pasal 51
(1) Pemerintah Desa wajib menyediakan anggaran bagi
pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan hak-hak
penyandang disabilitas.
(2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
bersumber dari:
a. Dana Desa;
b. Alokasi Dana Desa;
c. Pendapatan Asli Desa; atau
d. sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.
(3) Pemerintah Desa paling sedikit mengalokasikan anggaran
sebesar 3% (tiga perseratus) dari APB Desa setiap tahunnya
untuk pelaksanaan program dan kegiatan perlindungan dan
pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
(4) Sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf d dikelola sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 52
(1) Masyarakat turut berperan serta dalam perlindungan dan
pemenuhan hak-hak disabilitas.
(2) Peran serta masyarakat dalam pemenuhan hak-hak
penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok, badan hukum,
badan usaha dan/atau lembaga-lembaga sosial masyarakat.
Pasal 53
(1) Pola pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 52 ayat (2) dapat dilakukan melalui kerjasama atau
kemitraan antara Pemerintah Desa dengan
masyarakat/kelompok masyarakat, badan hukum, badan
usaha, dan/atau lembaga-lembaga sosial masyarakat.
(2) Kerjasama/kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan prinsip:
a. kesamaan kesempatan;
b. partisipasi;
c. kesetaraan;
d. keadilan dan transparansi atau keterbukaan;
e. kebersamaan atau semangat gotong royong;
f. manfaat;
g. keberlanjutan: dan
h. tidak bertentangan dengan hukum, moral, kesusilaan
dan peraturan perundang-undangan.
Pasal 54
Peran serta masyarakat dalam pelaksanaan perlindungan dan
pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 52 dapat dilaksanakan melalui kegiatan
antara lain:
a. pemberian saran dan pertimbangan kepada Pemerintah
Desa;
b. pendidikan dan pelatihan;
c. pengadaan sarana dan prasarana bagi penyandang
disabilitas;
d. pendirian fasilitas dan penyelenggaraan rehabilitasi sosial
bagi penyandang disabilitas;
e. pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli dan tenaga
sosial bagi penyandang disabilitas untuk melaksanakan dan
membantu untuk meningkatkan kesejahteraan sosial;
f. pemberian bantuan sosial kepada penyandang disabilitas;
g. pemberian kesempatan dan perlakuan yang sama kepada
penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan dan
penghidupan;
h. pelibatan secara aktif penyandang disabilitas dalam
masyarakat;
i. penyediaan lapangan kerja dan usaha; dan/atau
j. kegiatan lain yang mendukung terlaksananya perlindungan
dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.
BAB VIII
PENGHARGAAN
Pasal 55
(1) Pemerintah Desa dapat memberikan penghargaan kepada
orang perseorangan atau kelompok masyarakat yang berjasa
dalam pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan hak-hak
penyandang disabilitas di Desa.
(2) Penghargaan sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa uang, barang maupun penghargaan lainnya sesuai
dengan kemampuan keuangan Desa.
(3) Pemberian pengahargaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.
BAB IX
LARANGAN DAN SANKSI ADMINSITRATIF
Bagian Kesatu
Larangan
Pasal 56
(1) Setiap orang yang ditunjuk mewakili kepentingan
penyandang disabilitas dilarang melakukan tundakan yang
berdampak kepada bertambah, berkurang, atau hilangnya
hak kepemilikan penyadang disabilitas tanpa mendapat
penetapan dari Pengadilan Negeri.
(2) Setiap orang dilarang menghalang-halangi dan/atau
melarang penyandang disabilitas untuk mendapatkan hak-
haknya.
(3) Setiap orang dilarang mengatasnamakan penyandang
disabilitas dan/atau kelompok disabilitas untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang dapat
merugikan orang lain.
Bagian Kedua
Sanksi Adminsitratif
Pasal 57
(1) Sanksi adminsitratif diberikan kepada:
a. setiap orang dan/atau badan hukum yang tidak
melaksanakan tanggungjawab dan/atau melakukan
larangan terhadap pelaksanaan Perlindungan dan
Pemenuhan Hak-Hak Penyandang disabilitas,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan
Pasal 51, dan/atau
b. setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindak
larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pembekuan izin usaha; dan
d. pencabutan izin usaha.
(3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 58
(1) Kepala Desa melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan hak-
hak penyandang disabilitas.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. sosialisasi dan penyuluhan;
b. fasilitasi peran BPD;
c. konsultasi; dan
d. monitoring dan evaluasi.
(3) Pembinaan penyelenggaraan perlindungan dan pemenuhan
hak-hak penyandang disabilitas dilakukan dengan prinsip:
a. efektif;
b. efisien;
c. akuntabel;
d. transparan;
e. mutualisme;
f. keberpihakan kepada penyandang disabilitas; dan
g. pemberdayaan.
Bagian Kedua
Sosialisasi dan Penyuluhan
Pasal 59
(1) Sosialisasi dan penyuluhan dilakukan kepada segenap
stakeholder di Desa, baik kepada masyarakat, kelompok
masyarakat, kelembagaan Desa, Lembaga sosial
kemasyarakatan, dan yang lainnya.
(2) Sosialisasi dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan melalui forum-forum pertemuan
rutin rapat koordinasi, pertemuan-pertemuan insidentil,
forum-forum yang dilaksanakan secara khusus, dan
kegiatan lainnya.
Bagian Ketiga
Fasilitasi BPD
Pasal 60
(1) Fasilitasi dilakukan dalam rangka penguatan pelaksanaan
peran, tugas dan fungsi BPD dalam penyelenggaraan
perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang
disabilitas.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui pengawasan dan serap aspirasi dalam
penyelenggaraan perlindungan dan pemenuhan hak-hak
penyandang disabilitas, serta kegiatan lainnya.
Bagian Keempat
Konsultasi
Pasal 61
(1) Konsultasi dilakukan dengan memberikan bimbingan
teknis/advis kepada segenap stakeholder di Desa, baik
kepada masyarakat, kelompok masyarakat, kelembagaan
Desa, Lembaga sosial kemasyarakatan, dan yang lainnya,
serta memberikan petunjuk dan/atau pertimbangan
dan/atau pendapat terhadap permasalahan-permasalahan
yang dihadapi dalam penyelenggaraan perlindungan dan
pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikerjasamakan dengan pihak lain yang memiliki
kemampuan dan kompetensi dalam perlindungan dan
pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Bagian Kelima
Monitoring dan Evaluasi
Pasal 62
Monitoring dan evaluasi untuk memastikan agar program dan
kegiatan penyelenggaraan perlindungan dan pemenuhan hak-
hak penyandang disabilitas yang telah dituangkan dalam APB
Desa dapat direalisasikan sesuai dengan target.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 63
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
SANDI