Anda di halaman 1dari 20

SALINAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN BUPATI DELI SERDANG


NOMOR 65 TAHUN 2021

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA


TAHUN ANGGARAN 2022

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DELI SERDANG,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31 Peraturan Menteri


Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa perlu menetapkan Peraturan Bupati
Deli Serdang Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2022.

Mengingat : 1. Undang-Undang Drt Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan


Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan
Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 58 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1092 );

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);

1
6. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis
Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala
Daerah atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana


Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 555 8), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5864);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang


Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 611);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang


Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781);

12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan


Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2022;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 10 Tahun


2021 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Deli Serdang Tahun Anggaran 2022;

14. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 103 Tahun 2021 Tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2022.

2
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN
ANGGARAN 2022.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pengertian
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Kabupaten adalah Kabupaten Deli Serdang.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
3. Bupati adalah Bupati Deli Serdang .
4. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
7. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD atau yang
disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
9. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
10. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan Desa.
11. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKP Desa, adalah
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun.
12. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat
Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku
kepentingan (stakeholders) desa untuk menyepakati Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKP Desa) tahun anggaran yang direncanakan.
13. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan yang selanjutnya disingkat
Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah tahunan para pemangku
kepentingan di tingkat kelurahan untuk mendapatkan masukan mengenai
kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan terkait yang didasarkan
pada masukan dari desa, serta menyepakati rencana kegiatan lintas desa di
kecamatan yang bersangkutan.

3
14. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten yang selanjutnya disingkat
Musrenbang Kabupaten adalah forum musyawarah tahunan para pemangku
kepentingan di tingkat Kabupaten untuk mematangkan Rancangan Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten yang disusun berdasarkan
kompilasi seluruh Rancangan Rencana Kerja Satuan Perangkat Desa (Renja
SKPD) hasil forum SKPD dengan cara meninjau keserasian antara seluruh
rancangan Renja SKPD yang hasilnya digunakan untuk pemutakhiran
Rancangan RKPD dengan merujuk kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan Desa.
16. Penerimaan Desa adalah uang yang masuk ke rekening kas Desa.
17. Pengeluaran Desa adalah uang yang keluar dari rekening kas Desa.
18. Pendapatan adalah semua penerimaan Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran
yang menjadi hak Desa dan tidak perlu dikembalikan oleh Desa.
19. Pendapatan Asli Desa adalah Penerimaan dari berbagai usaha pemerintah desa
untuk mengumpulkan dan guna keperluan desa dalam membiayai kegiatan
rutin/pembangunan.
20. Pendapatan Transfer adalah pendapatan berupa penerimaan uang atau hak
untuk menerima uang oleh entitas pelaporan lain dari suatu entitas pelaporan
lain yang diwajibkan oleh peraturan peundang-undangan.
21. Belanja Desa adalah semua pengeluaran yang merupakan kewajiban Desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diterima kembali oleh Desa.
22. Belanja langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program-program merupakan penjabaran kebijakan dalam
bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan
sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur.
23. Belanja Tidak Langsung adalah kegiatan belanja yang dianggarkan dan tidak
memiliki hubungan apapun secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan.
24. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
25. Belanja Pegawai adalah belanja yang digunakan untuk pengeluaran
penghasilan tetap dan tunjangan bagi kepala desa dan perangkat desa serta
tunjangan BPD.
26. Belanja Barang dan Jasa adalah pengeluaran untuk menampung pembelian
barang dan/atau jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan/atau
jasa yang dipasarkan maupun tidak.
27. Belanja Tidak Terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang.
28. Pembiayaan Desa adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
29. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa, yang selanjutnya disingkat
PKPKD, adalah Kepala Desa atau sebutan nama lain yang karena jabatannya
mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan
desa
30. Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa, yang selanjutnya disingkat PPKD,
adalah perangkat Desa yang melaksanakan pengelolaan keuangan Desa
berdasarkan keputusan kepala Desa yang menguasakan sebagian kekuasaan
PKPKD.

4
31. Sekretaris Desa adalah Perangkat Desa yang berkedudukan sebagai unsur
pimpinan sekretariat Desa yang menjalankan tugas sebagai koordinator PPKD.
32. Kepala Urusan, yang selanjutnya disebut Kaur, adalah Perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat Desa yang menjalankan tugas
PPKD.
33. Kepala Seksi, yang selanjutnya disebut Kasi, adalah Perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis yang menjalankan tugas PPKD.
34. Rekening Kas Desa adalah rekening tempat menyimpan uang Pemerintahan
Desa yang menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk
membayar seluruh pengeluaran Desa dalam 1 (satu) rekening pada Bank yang
ditetapkan.
35. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
36. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan guna mendanai kegiatan yang
memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran
37. Surplus Anggaran Desa adalah selisih lebih antara pendapatan Desa dengan
belanja Desa
38. Defisit Anggaran Desa adalah selisih kurang antara pendapatan Desa dengan
belanja Desa.
39. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disebut SILPA adalah selisih
lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran.
40. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-Undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
41. Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dan
bersifat mengatur.
42. Keputusan Kepala Desa adalah Penetapan yang bersifat konkrit, individual, dan
final.
43. Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap rancangan peraturan desa
untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau
peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2

(1) Peraturan Bupati ini merupakan Pedoman Dalam Penyusunan Anggaran


Pendapatan Dan Belanja Desa Tahun 2022.
(2) Ruang lingkup Pedoman Dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a. dasar;
b. maksud dan tujuan;
c. sinkronisasi kebijakan pemerintah kabupaten dengan kewenangan desa
dan RKP Desa;
d. prinsip penyusunan APBDesa.
e. kebijakan penyusunan APBDesa.
f. teknis penyusunan APBDesa; dan
g. hal khusus lainnya.

5
BAB III
PEDOMAN PENYUSUNAN APBDesa
Pasal 3

Pedoman penyusunan APBDesa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)


tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku maka Peraturan Bupati Deli Serdang
Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa Tahun Anggaran 2021 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Deli Serdang.

Ditetapkan di Lubuk Pakam


Jabatan Paraf pada tanggal 10 Desember 2021
Sekda .......
Asisten Pemerintahan & BUPATI DELI SERDANG,
Kesejahteraan Rakyat .......

Asisten Adm. Umum ........


Ttd
ASHARI TAMBUNAN
Kadis PMD .......

Kabag. Hukum .......

Diundangkan di Lubuk Pakam


Jabatan Paraf
pada tanggal 10 Desember 2021
Asisten Pemerintahan &
SEKRETARIS DAERAH Kesejahteraan Rakayat
Asisten Administrasi
KABUPATEN DELI SERDANG Umum
Kadis PMD
ttd Plt. Kabag Hukum

DARWIN ZEIN, S. Sos

BERITA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2021 NOMOR : 65

Salinan sesuai dengan aslinya


Plt. KEPALA BAGIAN HUKUM

MHD. MUSLIH SIREGAR, SH.


NIP. 19840820 201001 1 017

6
Lampiran : Peraturan Bupati Deli Serdang tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2022.

Nomor : 65 Tahun 2022


Tanggal : 10 Desember 2022

Pedoman Dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

I. Dasar

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tetang Desa.


2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun
2022.
5. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor … Tahun …. Tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2021;
II. Maksud dan Tujuan.
Maksud
Agar Pemerintah Desa yang akan menyusun APBDesa memiliki panduan
dalam melaksanakan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Tahun Anggaran 2022.
Tujuan
Untuk menciptakan sinkronisasi antara Program Daerah dengan Program
Desa sehingga percepatan pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten
Deli Serdang didukung oleh Pemerintah Desa melalui pelaksanaan APBDesa.

III. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Dengan Kewenangan Desa


Dan RKP Desa.

1. Penyusunan APBDesa harus memperhatikan kebijakan Pemerintah


Kabupaten sebagai berikut:
a. Setiap kegiatan yang dianggarkan dalam APBDesa harus berdasarkan
sinkronisasi hasil musrenbangdes, musrenbang Kecamatan dan
musrenbang Kabupaten.
b. Setiap kegiatan yang dianggarkan dalam APBDesa harus berdasarkan
kewenangan Desa.
c. Pengalokasian anggaran dalam APBDesa ditujukan untuk
meningkatkan pelayanan umum meliputi pelayanan Dasar dan
Pelayanan Penunjang.

7
d. Pengalokasian anggaran dalam APBDesa ditujukan untuk
kesejahteraan masyarakat, penanggulangan kemiskinan dan
peningkatan pendapatan asli desa melalui pembentukan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDesa) dan Badan Usaha Milik Desa Bersama.
e. Optimalisasi kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pelayanan
umum secara berkelanjutan.
f. Pengembangan aksebilitas dan kewilayahan melalui peningkatan
sarana dan prasarana serta optimalisasi Teknologi informasi.
g. Penciptaan iklim investasi yang kondusif dan perluasan kesempatan
kerja serta pengentasan kemiskinan yang tepat sasaran.
h. Mewujudkan sistem pemerintahan yang baik dan bersih, terintegrasi
dan sinergi melalui inovasi dan reformasi birokrasi yang transparan
dan akuntabel.
i. Dukungan terhadap program penetapan dan penegasan batas
desa dengan menggunakan dana desa.

j. Optimalisasi komoditas dan produk unggulan desa yang berdaya


saing

IV. PRINSIP PENYUSUNAN APBDesa.


1. Disusun untuk 1 (satu) tahun anggaran, yakni mulai tanggal 1 Januari
sampai dengan tanggal 31 desember.
2. Dikelola berdasarkan azas-azas transparan, akuntabel, partisipatif serta
dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran;
3. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan di desa
berdasarkan bidang dan kewenangannya;
4. Tepat waktu, sesuai degan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan
dalam Peraturan Perundang undangan;
5. Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas luasnya tentang APBDesa;
6. Partisipatif, melibatkan peran serta masyarakat;
7. Memperhatikan asas keadilan dan kepatutan;
8. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih
tinggi dan Peraturan Daerah lainnya.
9. Semua penerimaan (baik dalam bentuk uang, maupun barang dan/atau
jasa) dianggarkan dalam APBDesa.
10. Seluruh pendapatan dan belanja dianggarkan secara bruto.
11. Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan dapat dicapai
serta berdasarkan ketentuan perundang - undangan.
12. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian
tersedianya penerimaan dalam jumlah cukup dan harus didukung dengan
dasar hukum yang melandasinya.

V. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBDesa.


1. APBDesa dibuat menggunakan Aplikasi SISKEUDES yang berlaku pada
tahun berkenaan.
2. Disusun dengan menggunakan pendekatan penganggaran berdasarkan
prestasi kerja.

8
3. Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan dengan
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang
diharapkan dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkan
termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran.
4. Prestasi kerja yang dimaksud adalah berdasarkan pada:
a. Indikator kinerja, yaitu ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari
kegiatan yang direncanakan;
b. Capaian atau target kinerja, yaitu merupakan ukuran prestasi kerja
yang akan dicapai yang berwujud kualitas, kuantitas, efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan dari setiap kegiatan;
5. Standar harga satuan barang dan jasa dan biaya perjalanan dinas dalam
daerah maupun luar daerah yang digunakan didalam APBDesa mengacu
kepada Standar Satuan Harga Kabupaten yang merupakan harga tertinggi
yang ditetapkan dengan keputusan Bupati pada tahun berkenaan
dan/atau menyesuaikan dengan harga yang berlaku di Desa.
6. APBDesa harus mengatur hal-hal yang memastikan bahwa alokasi
belanja dengan hasil serta output yang akan dihasilkan dalam suatu
kegiatan adalah logis dan telah memperhitungkan tingkat kemahalan
serta kondisi geografis Desa.
7. Dalam hal BPD tidak menyepakati rancangan Peraturan Desa tentang
APBDesa yang disampaikan Kepala Desa, Pemerintah Desa hanya dapat
melakukan kegiatan yang berkenaan dengan pengeluaran operasional
penyelenggaraan pemerintahan Desa dengan menggunakan pagu tahun
sebelumnya.
8. Belanja Desa dipergunakan untuk mendanai penyelenggaraan
kewenangan Desa yang dituangkan dalam program dan kegiatan harus
memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi
langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan
dimaksud ditinjau dari aspek indikator tolok ukur dan target kinerjanya.
9. Komposisi persentase Belanja Desa dari jumlah anggaran dengan
ketentuan sebagai berikut :
- Paling sedikit 70% (tujuh puluh per seratus) dari jumlah anggaran
belanja Desa untuk mendanai bidang penyelenggaraan Pemerintah
Desa termasuk belanja operasional Pemerintah Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa dan/atau menyesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi keuangan Desa.
- Paling banyak 30% (tiga puluh per seratus) dari jumlah anggaran
belanja Desa untuk mendanai penghasilan tetap dan tunjangan
kepala Desa, Sekretaris Desa, dan perangkat Desa lainnya serta
tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa dan/atau
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan Desa.
10. Belanja langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan yang
manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat
dalam rangka peningkatan kwalitas pelayanan Publik dan keberpihakan
Pemerintah Desa kepada kepentingan Publik serta mendorong inovasi
desa.

11. Belanja tidak langsung :


- Belanja pegawai/penghasilan tetap: belanja kompensasi dalam
bentuk penghasilan tetap dan tunjangan lainnya yang diberikan
kepada kepala desa, perangkat desa dan anggota BPD.

9
- Belanja subsidi: digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya
produksi kepada badan usaha milik desa, agar harga jual
produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat
banyak.
- Belanja hibah: digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah
dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah desa
lainnya dan/atau kelompok masyarakat dan perorangan yang secara
spesifik telah ditetapkan peruntukannya, serta bersifat bantuan yang
tidak mengikat/ tidak secara terus menerus dan harus digunakan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian
hibah desa.

12. Belanja Barang dan Jasa.

- Belanja Barang dan Jasa digunakan untuk pengeluaran


pembelian/Pengadaan Barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12
(dua belas) bulan.
- Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan
kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi
perangkat desa, jumlah pegawai dan volume pekerjaan.

13. Belanja Modal


1. Pemerintah desa harus memprioritaskan alokasi belanja modal pada
APBDesa tahun anggaran 2022 untuk pembangunan dan
Pengembangan sarana dan prasarana yang terkait langsung dengan
peningkatan pelayanan publik, pertumbuhan ekonomi masyarakat
dan pendapatan asli desa.
2. Penganggaran pengadaan barang milik desa dilakukan sesuai dengan
kemampuan keuangan dan kebutuhan desa berdasarkan prinsif
efisiensi, efektif, transparan, bersaing, adil dan akuntabel dengan
mengutamakan produk-produk dalam negeri terutama produk daerah
setempat.
3. Digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang
mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan, dan aset tetap lainnya.
4. Segala biaya pendukung untuk terbentuknya aset tersebut
merupakan belanja modal.

14. Belanja Tidak Terduga


- Belanja untuk kegiatan pada sub bidang penanggulangan
bencana, keadaan darurat, dan keadaan mendesak paling sedikit
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah Desa
dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;
b. tidak diharapkan terjadi berulang;
c. berada di luar kendali pemerintah Desa.

10
15. Pembiayaan Desa
a) Penerimaan Pembiayaan
Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya
(SILPA) harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan
rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran
Tahun Anggaran 2021 dalam rangka menghindari kemungkinan
adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2021 yang tidak dapat
didanai akibat tidak tercapainya SILPA yang direncanakan.

b) Pengeluaran Pembiayaan
Penyertaan modal pemerintah desa pada badan usaha milik desa/atau
badan usaha lainnya ditetapkan dengan peraturan desa tentang
penyertaan modal.

16. Mendorong pelaksanaan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)


sebagai salah satu Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) yang bertujuan
untuk memberdayakan perempuan sebagai bagian dari garda terdepan
dalam menggerakkan roda pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
dalam unit terkecil, yaitu keluarga. Berdasarkan hal tersebut maka PKK
dapat menyampaikan pemikiran dan gagasannya dalam bentuk usulan
kegiatan pada pelaksanaan musyawarah Desa penyusunan RKP Desa
sebagaimana peran, tugas dan fungsinya yang terbangun dalam 10
program pokok PKK sebagai sasaran atas unit terkecil dalam masyarakat
untuk mewujudkan keluarga sejahtera 10 (sepuluh) Program Pokok PKK.
17. Memfasilitasi penyediaan anggaran PKK dalam melaksanakan fungsinya
yang dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada mekanisme pengelolaan
keuangan desa sebagaimana Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Untuk pendanaan
bidang dan kegiatan yang memiliki relevansi dengan pelaksanaan peran,
tugas dan fungsi PKK dalam menyikapi isu-isu strategis pembangunan
Desa, sebagaimana amanat Pasal 74 Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, maka PKK dapat menggunakan anggaran yang
bersumber dari APB Desa, termasuk dari Dana Desa sesuai ketentuan
prioritas penggunaan Dana Desa dengan mengedepankan kegiatan
pemenuhan kebutuhan sosial dasar di Desa dan/atau kegiatan lainnya
pada bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
18. Kegiatan yang dalam pelaksanaannya merupakan penguatan peran, tugas
dan fungsi PKK dalam pembangunan desa merupakan upaya untuk
menyikapi isu-isu strategis pembangunan Desa.
19. Penanggulangan Bencana/lanjutan atas dampak covid-19.
20. Penguatan Gerakan Masyarakat Sehat (Promotif dan Preventif).
21. Percepatan penurunan stunting untuk mewujudkan desa sehat dan
sejahtera dengan meningkatkan peran strategis Kader Pembangunan
Manusia (KPM) melalui pemanfaatan aplikasi e-HDW (Human
Development Worker)
22. Mendukung penyempurnaan dan updating Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial (DTKS) menuju single data, pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).
23. Mendukung upaya meningkatkan jangkauan/akses pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin dan rentan miskin.
24. Mendorong dan memfasilitasi Pemanfaatan teknologi tepat guna.

11
25. Mendukung upaya Integrasi dan sinergitas infrastruktur kepariwisataan
(akselerasi infrastruktur jalan, standar layanan transportasi, makanan-
minuman, arus wisatawan, kebersihan, keamanan).
26. Peningkatan kontinuitas penyediaan air bersih bagi masyarakat.
27. Pemantapan jalan untuk akses pengangkutan komoditi maupun produk
lokal untuk mengurangi biaya operasional.
28. Meningkatkan skema padat karya tunai pada pembangunan-
pembangunan infrastruktur.
29. Peningkatan rumah layak huni masyarakat.

30. Percepatan pencapaian sDGS Desa.

VI. TEKNIS PENYUSUNAN APB DESA.

A. Tahapan penyusunan APBDesa :


1. Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan Musyawarah Desa
pada bulan juni atau juli utuk penyusunan RKPDesa dengan
melakukan pencermatan terhadap :
- RPJMDesa.
- pagu indikatif Dana Desa, ADD, Dana Bagian Hasil Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.
- program/kegiatan pembangunan masuk Desa yang dibiayai
dengan APBD kabupaten, APBD provinsi, dan/atau APBN.
2. Hasil musyawarah desa disusun menjadi Rencana Kerja Pemerintah
Desa dan dibahas dalam Musrenbang Desa untuk dilakukan
sinkronisasi terhadap program kegiatan Kabupaten pada bulan
September.
3. Berdasarkan RKPDesa yang telah dibahas dalam musrenbang Desa
Sekretaris Desa menyusun Rancangan APBDesa.
4. Rancangan APBDesa yang telah disusun oleh Sekretaris Desa dan
telah disetujui disampaikan kepada BPD untuk dibahas bersama.
5. BPD mengundang Pemerintah Desa untuk melakukan musyawarah
pembahasan bersama atas rancangan APBDesa.
6. BPD dan Kepala Desa menandatangani Berita Acara Kesepakatan
Bersama atas rancangan APBDesa yang telah dibahas.
7. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disepakati
bersama BPD dijabarkan kepada Rancangan Peraturan Kepala Desa
tentang Penjabaran APBDesa.
8. Kepala Desa menyampaikan RAPBDesa yang telah disepakati
bersama BPD kepada Camat untuk dievaluasi.
9. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disampaikan oleh
Kepala Desa kepada Camat paling lambat 3 (tiga) hari sejak
disepakati untuk dievaluasi.
10. Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada
Camat dilengkapi dengan dokumen meliputi:
a. surat pengantar;
b. rancangan peraturan Kepala Desa mengenai penjabaran
APBDesa;

12
c. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
d. peraturan Desa mengenai pembentukan dana cadangan,
jika tersedia;
e. peraturan Desa mengenai penyertaan modal, jika tersedia;
f. berita acara hasil musyawarah BPD.
11. Camat dalam melakukan evaluasi berpedoman dengan panduan
Evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa.
12. Camat dapat mengundang kepala Desa dan/atau aparat Desa terkait
dalam pelaksanaan evaluasi.
13. Hasil evaluasi dituangkan dalam Keputusan Camat dan disampaikan
kepada Kepala Desa paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya rancangan dimaksud.
14. Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas
waktu, rancangan peraturan Desa dimaksud berlaku dengan
sendirinya.
15. Dalam hal hasil evaluasi telah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKP
Desa, selanjutnya kepala Desa menetapkan menjadi Peraturan Desa.
16. Dalam hal hasil evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKP
Desa, kepala Desa bersama BPD melakukan penyempurnaan paling
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
17. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah dievaluasi
ditetapkan oleh kepala Desa menjadi Peraturan Desa tentang
APBDesa.
18. Peraturan Desa tentang APBDesa ditetapkan paling lambat tanggal
31 Desember tahun anggaran sebelumnya.
19. Kepala Desa menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang
penjabaran APBDesa sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan
Desa tentang APBDesa.
20. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa tentang APBDesa dan
Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APBDesa kepada Bupati
melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.

B. Isi muatan APBDesa


1. Pendapatan Desa :
a. Pendapatan Asli Desa :
- Hasil Usaha Desa (BUMDesa )
- Hasil Aset (gedung/tanah)
- Swadaya, partipasi dan gotong royong dan
- Pendapatan Asli Desa lainnya (hasil pungutan)
b. Pendapatan Transfer :
- Dana Desa
- Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
- Alokasi Dana Desa (ADD)
- Bantuan Keuangan Pusat
- Bantuan Keuangan Provinsi
- Bantuan Keuangan Kabupaten

13
c. Pendapatan Lain :
- Penerimaan dari Hasil Kerjasama Desa;
- Penerimaan dari Bantuan Perusahaan yang berlokasi di desa;
- Penerimaan dari hibah dan sumbangan dari pihak ketiga;
- Koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang
mengakibatkan penerimaan di kas Desa pada tahun anggaran
berjalan;
- Bunga Bank;
- Pendapatan lain Desa yang sah.

2. Belanja Desa
A. Klasifikasi belanja menurut jenis :
a. Belanja pegawai
Dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap,
tunjangan, penerimaan lain, dan pembayaran jaminan sosial
bagi kepala Desa dan perangkat Desa, serta tunjangan BPD.
b. Belanja barang dan jasa
- operasional pemerintah Desa;
- pemeliharaan sarana prasarana Desa;
- kegiatan sosialisasi/rapat/pelatihan/bimbingan teknis;
- operasional BPD;
- insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga; dan
- pemberian barang pada masyarakat/kelompok
masyarakat.
c. Belanja Modal
Digunakan untuk pengeluaran pengadaan barang yang nilai
manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan menambah
aset.
d. Belanja Tidak Terduga
Digunakan untuk kegiatan pada sub bidang penanggulangan
bencana, keadaan darurat, dan keadaan mendesak yang
berskala lokal Desa.

B. Klasifikasi belanja menurut bidang :


a. Penyelenggaraan Pemerintah Desa
b. Pelaksanaan Pembangunan Desa
c. Pembinaan Kemasyarakatan Desa
d. Pemberdayaan Masyarakat Desa
e. Penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak
Desa
Dengan Sub. Bidang dan Kegiatan berpedoman pada Aplikasi
Siskeudes.

3. Pembiayaan Desa :
a. penerimaan pembiayaan :
- SILPA
- pencairan dana cadangan
b. Pengeluaran pembiayaan :
- penyertaan modal
- penganggaran dana cadangan

14
C. Isi lampiran APBDesa :
1. Lampiran 1b, contoh format Siskeudes :

Lampiran Peraturan Desa....


Nomor.....Tahun ..... tentang Anggaran
Pendapatan Desa

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA.... TAHUN


ANGGARAN.....

KODE REKENING URAIAN ANGGARAN SUMBER


Rp DANA
1 2 3 4 5
a b c a b
4 PENDAPATAN
4 1 PADesa
4 2 Transfer
4 3 Pendapatan lain-lain
JUMLAH PENDAPATAN
5 BELANJA
1 Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
1 1 Penyelenggaraan Belanja
Penghasilan Tetap,
Tunjangan dan Operasional
Pemerintahan Desa
1 1 01 Penyediaan Penghasilan
Tetap dan Tunjangan
Kepala Desa
1 1 01 5 1 Belanja Pegawai
1 3 Administrasi
Kependudukan, Pencatatan
Sipil, Statistik dan
Kearsipan
1 3 01 Pelayanan administrasi
umum dan kependudukan
(Surat
Pengantar/Pelayanan KTP,
Kartu Keluarag, dll)
1 3 01 5 2 Belanja Barang dan Jasa
2 Pelaksanaan Pembangunan
Desa
2 1 Pendidikan
2 1 05 Pembangunan/
Rehabilitasi/Peningkatan
Sarana Prasarana
Perpustakaan/Taman
Bacaan Desa/Sanggara
Belajar
2 1 05 5 3 Belanja Modal
5 Penanggulangan Bencana,
Keadaan Darurat dan
Mendesak
5 1 Penanggulangan Bencana
5 1 5 4 Belanja Tak Terduga
5 1 Keadaan Darurat
5 1 5 4 Belanja Tak Terduga
dst
JUMLAH BELANJA
SURPLUS/(DEFISIT)

15
KODE REKENING URAIAN ANGGARAN SUMBER
Rp DANA
1 2 3 4 5
6 PEMBIAYAAN
6 1 Penerimaan Pembiayaan
6 2 Pengeluaran Pembiayaan

SELISIH PEMBIAYAAN

.............., .........................
Kepala Desa...............

(............................)

2. Berita Acara Musyawarah Kesepakatan Bersama BPD lengkap


dengan pendukung kegiatan yaitu undangan, daftar hadir, notulen
rapat dan dokumentasi musyawarah.
3. Pakta Integritas yang ditandatangani oleh Kepala Desa, Sekretaris
Desa dan Bendahara Desa diatas kertas bermaterai 6000 beserta
fotocopy KTP.
4. Rekapan kegiatan yang tertuang dalam RKPDesa.
5. Laporan Prioritas Penggunaan Dana Desa
6. Laporan Konvergensi Stunting tahun anggaran sebelumnya.
7. SK pengangkatan Kepala Desa dan Perangkat Desa.
8. Fotocopy buku rekening Desa.
9. Lembar postingan APBDesa output dari SISKEUDES.
10. Verifikasi SPJ anggaran sebelumnya.
11. Lembar evaluasi Camat bersangkutan.

VII. HAL-HAL KHUSUS LAINNYA

Hal-hal lain dan khusus yang perlu diperhatikan dalam penyusunan APBDesa,
diantaranya :
1. Penganggaran Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka studi Banding
dilakukan secara selektif frekwensi dan jumlah harinya di batasi serta
memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud, hasil studi
banding dilaporkan sesuai peraturan perundang undangan.
2. Untuk biaya Perjalanan Dinas Aparatur Pemerintah Desa ketentuannya
adalah sebagai berikut:
- Kepala Desa disetarakan dengan golongan III
- Sekretaris desa dan perangkat desa lainnya disetarakan dengan
golongan II.

16
3. Untuk biaya perjalanan Dinas non aparatur pemerintah desa
ketentuannya adalah sebagai berikut:
- Anggota BPD, pengurus LKMD, Pengurus Tim Penggerak PKK
Desa disetarakan dengan golongan II.
4. Dalam rangka memenuhi kaidah kaidah pengelolaan keuangan desa
penganggaran perjalanan dinas harus memperhatikan aspek
pertanggungjawaban sesuai biaya riil atau lumsum, khususnya untuk
hal- hal sebagai berikut :
a. Biaya transportasi ( tiket) dibayarkan sesuai dengan biaya riil
b. Biaya Penginapan ( hotel) dibayarkan sesuai dengan biaya riil
5. Uang harian dibayarkan secara lumsum, uang harian perjalanan dinas
adalah untuk keperluan pengeluaran kebutuhan transportasi lokal, uang
makan dan uang saku di daerah tujuan.
6. Dalam rangka mendukung Deli Serdang yang religius penganggaran
kegiatan keagamaan perlu dianggarkan atas pertimbangan kemampuan
keuangan desa, Besaran Insentif untuk guru PAUD, guru Taman Belajar
Keagamaan diputuskan melalui Musyawarah Desa Penyusunan RKPDesa,
diprioritaskan untuk PAUD Desa, Guru PAUD dan Guru Taman Belajar
Keagamaan dengan penghasilan terendah dan atas pertimbangan
kemampuan keuangan desa.
7. Insentif untuk Kader/petugas adalah sebagai berikut:
- Kader Posyandu maksimal Rp. 200.000,-/orang/bulan.
- Kader BKB pada Posyandu terintegrasi maksimal
Rp. 150.000,- /orang/bulan
- Kader Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) maksimal
Rp. 200.000,-/orang/bulan
- Insentif untuk Kader Pembangunan Manusia maksimal
Rp. 300.000,-/orang/bulan.
- Insentif petugas pendataan pemutakhiran data penerima
manfaat maksimal Rp. 500.000,- dengan ketentuan telah
tersusunnya data terpadu kesejahteraan sosial hasil
pemutakhiran.
8. Pengembangan kegiatan untuk program Keluarga Berencana
dengan menggunakan Dana Desa dapat dilakukan untuk kegiatan
sebagai berikut:
- untuk mendukung program kegiatan kampung KB.
- pembentukan Tim KB Desa
- Pembentukan Menuju Desa Layak Anak
- Pembentukan gerakan Perlindungan Anak berbasis
masyarakat
- Pembentukan Kader PKDRT
- Pembentukan SATGAS perlindungan Perempuan dan anak
- Peningkatan Komunikasi dan Informasi serta edukasi (KIE
dan Pelayanan KB)
- Penyuluhan Bina Keluarga Remaja (PBKR)
- Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R)
- Penyuluhan Bina Keluarga Lansia
9. Pembentukan dan pengelolaan Puskesos dalam rangka Pelayanan
Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan di tingkat Desa
antara lain :
17
- Dukungan untuk pemutakhiran data penerima manfaat tingkat desa
(ATK, peralatan dan perlengkapan, insentif petugas pendataan biaya
pertemuan dan lain lain sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan
desa)
- Pelayanan dan pencatatan keluhan penduduk miskin dan rentan
miskin didalam system aplikasi puskesos yang terhubung dengan
SLRT di tingkat Kabupaten.
- Pelayanan, penanganan, dan penyelesaian keluhan penduduk miskin
dan rentan miskin sesuai kapasitas desa.
10. Penyediaan untuk biaya perjalanan Dinas Non Aparatur Pemerintah
Desa diperhitungkan dalam belanja Perjalanan Dinas Pemerintah Desa.
11. Kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat desa, Aparatur Pemerintah
Desa dan BPD dilaksanakan secara swakelola oleh desa atau Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD).
12. Penganggaran belanja perjalanan dinas untuk menghadiri Bimtek, Diklat
dan pelatihan atau sejenisnya terkait dengan pengembangan sumber daya
manusia bagi, aparatur pemerintah desa, BPD, Lembaga Kemasyarakatan
dan masyarakat, diprioritaskan penyelenggaraannya di dalam daerah
Kabupaten Deli Serdang atau dalam wilayah provinsi, kecuali ada
undangan dari Kementerian/Lembaga Negara secara resmi.
13. Belanja jasa perizinan kendaraan dinas/operasional Penganggaran Pajak
Kendaraan Bermotor milik Pemerintah Desa dialokasikan pada APBDesa
dengan besaran yang disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan.

Jabatan Paraf BUPATI DELI SERDANG,


Sekda .......
Asisten Pemerintahan & ttd
Kesejahteraan Rakyat .......

Asisten Adm. Umum ........ ASHARI TAMBUNAN


Kadis PMD .......

Kabag. Hukum .......

Diundangkan di Lubuk Pakam


pada tanggal 10 Desember 2021
Jabatan Paraf
SEKRETARIS DAERAH Asisten Pemerintahan &
Kesejahteraan Rakayat
KABUPATEN DELI SERDANG
Asisten Adm. Umum
ttd Kadis PMD
Plt. Kabag Hukum
DARWIN ZEIN, S. Sos

BERITA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2022 NOMOR : 65……


Salinan sesuai dengan aslinya
Plt. KEPALA BAGIAN HUKUM

MHD. MUSLIH SIREGAR, SH.


NIP. 19840820 201001 1 017

18
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM

…………………………………
NIP. …………………………..

19
PERATURAN BUPATI DELI SERDANG

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA


TAHUN ANGGARAN 2021

20

Anda mungkin juga menyukai