TENTANG
1
6. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis
Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala
Daerah atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179);
14. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 103 Tahun 2021 Tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2022.
2
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pengertian
Pasal 1
3
14. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten yang selanjutnya disingkat
Musrenbang Kabupaten adalah forum musyawarah tahunan para pemangku
kepentingan di tingkat Kabupaten untuk mematangkan Rancangan Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten yang disusun berdasarkan
kompilasi seluruh Rancangan Rencana Kerja Satuan Perangkat Desa (Renja
SKPD) hasil forum SKPD dengan cara meninjau keserasian antara seluruh
rancangan Renja SKPD yang hasilnya digunakan untuk pemutakhiran
Rancangan RKPD dengan merujuk kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan Desa.
16. Penerimaan Desa adalah uang yang masuk ke rekening kas Desa.
17. Pengeluaran Desa adalah uang yang keluar dari rekening kas Desa.
18. Pendapatan adalah semua penerimaan Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran
yang menjadi hak Desa dan tidak perlu dikembalikan oleh Desa.
19. Pendapatan Asli Desa adalah Penerimaan dari berbagai usaha pemerintah desa
untuk mengumpulkan dan guna keperluan desa dalam membiayai kegiatan
rutin/pembangunan.
20. Pendapatan Transfer adalah pendapatan berupa penerimaan uang atau hak
untuk menerima uang oleh entitas pelaporan lain dari suatu entitas pelaporan
lain yang diwajibkan oleh peraturan peundang-undangan.
21. Belanja Desa adalah semua pengeluaran yang merupakan kewajiban Desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diterima kembali oleh Desa.
22. Belanja langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program-program merupakan penjabaran kebijakan dalam
bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan
sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur.
23. Belanja Tidak Langsung adalah kegiatan belanja yang dianggarkan dan tidak
memiliki hubungan apapun secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan.
24. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
25. Belanja Pegawai adalah belanja yang digunakan untuk pengeluaran
penghasilan tetap dan tunjangan bagi kepala desa dan perangkat desa serta
tunjangan BPD.
26. Belanja Barang dan Jasa adalah pengeluaran untuk menampung pembelian
barang dan/atau jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan/atau
jasa yang dipasarkan maupun tidak.
27. Belanja Tidak Terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang.
28. Pembiayaan Desa adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
29. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa, yang selanjutnya disingkat
PKPKD, adalah Kepala Desa atau sebutan nama lain yang karena jabatannya
mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan
desa
30. Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa, yang selanjutnya disingkat PPKD,
adalah perangkat Desa yang melaksanakan pengelolaan keuangan Desa
berdasarkan keputusan kepala Desa yang menguasakan sebagian kekuasaan
PKPKD.
4
31. Sekretaris Desa adalah Perangkat Desa yang berkedudukan sebagai unsur
pimpinan sekretariat Desa yang menjalankan tugas sebagai koordinator PPKD.
32. Kepala Urusan, yang selanjutnya disebut Kaur, adalah Perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat Desa yang menjalankan tugas
PPKD.
33. Kepala Seksi, yang selanjutnya disebut Kasi, adalah Perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis yang menjalankan tugas PPKD.
34. Rekening Kas Desa adalah rekening tempat menyimpan uang Pemerintahan
Desa yang menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk
membayar seluruh pengeluaran Desa dalam 1 (satu) rekening pada Bank yang
ditetapkan.
35. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
36. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan guna mendanai kegiatan yang
memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran
37. Surplus Anggaran Desa adalah selisih lebih antara pendapatan Desa dengan
belanja Desa
38. Defisit Anggaran Desa adalah selisih kurang antara pendapatan Desa dengan
belanja Desa.
39. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disebut SILPA adalah selisih
lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran.
40. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-Undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
41. Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dan
bersifat mengatur.
42. Keputusan Kepala Desa adalah Penetapan yang bersifat konkrit, individual, dan
final.
43. Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap rancangan peraturan desa
untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau
peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
5
BAB III
PEDOMAN PENYUSUNAN APBDesa
Pasal 3
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku maka Peraturan Bupati Deli Serdang
Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa Tahun Anggaran 2021 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
6
Lampiran : Peraturan Bupati Deli Serdang tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2022.
I. Dasar
7
d. Pengalokasian anggaran dalam APBDesa ditujukan untuk
kesejahteraan masyarakat, penanggulangan kemiskinan dan
peningkatan pendapatan asli desa melalui pembentukan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDesa) dan Badan Usaha Milik Desa Bersama.
e. Optimalisasi kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pelayanan
umum secara berkelanjutan.
f. Pengembangan aksebilitas dan kewilayahan melalui peningkatan
sarana dan prasarana serta optimalisasi Teknologi informasi.
g. Penciptaan iklim investasi yang kondusif dan perluasan kesempatan
kerja serta pengentasan kemiskinan yang tepat sasaran.
h. Mewujudkan sistem pemerintahan yang baik dan bersih, terintegrasi
dan sinergi melalui inovasi dan reformasi birokrasi yang transparan
dan akuntabel.
i. Dukungan terhadap program penetapan dan penegasan batas
desa dengan menggunakan dana desa.
8
3. Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan dengan
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang
diharapkan dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkan
termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran.
4. Prestasi kerja yang dimaksud adalah berdasarkan pada:
a. Indikator kinerja, yaitu ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari
kegiatan yang direncanakan;
b. Capaian atau target kinerja, yaitu merupakan ukuran prestasi kerja
yang akan dicapai yang berwujud kualitas, kuantitas, efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan dari setiap kegiatan;
5. Standar harga satuan barang dan jasa dan biaya perjalanan dinas dalam
daerah maupun luar daerah yang digunakan didalam APBDesa mengacu
kepada Standar Satuan Harga Kabupaten yang merupakan harga tertinggi
yang ditetapkan dengan keputusan Bupati pada tahun berkenaan
dan/atau menyesuaikan dengan harga yang berlaku di Desa.
6. APBDesa harus mengatur hal-hal yang memastikan bahwa alokasi
belanja dengan hasil serta output yang akan dihasilkan dalam suatu
kegiatan adalah logis dan telah memperhitungkan tingkat kemahalan
serta kondisi geografis Desa.
7. Dalam hal BPD tidak menyepakati rancangan Peraturan Desa tentang
APBDesa yang disampaikan Kepala Desa, Pemerintah Desa hanya dapat
melakukan kegiatan yang berkenaan dengan pengeluaran operasional
penyelenggaraan pemerintahan Desa dengan menggunakan pagu tahun
sebelumnya.
8. Belanja Desa dipergunakan untuk mendanai penyelenggaraan
kewenangan Desa yang dituangkan dalam program dan kegiatan harus
memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi
langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan
dimaksud ditinjau dari aspek indikator tolok ukur dan target kinerjanya.
9. Komposisi persentase Belanja Desa dari jumlah anggaran dengan
ketentuan sebagai berikut :
- Paling sedikit 70% (tujuh puluh per seratus) dari jumlah anggaran
belanja Desa untuk mendanai bidang penyelenggaraan Pemerintah
Desa termasuk belanja operasional Pemerintah Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa dan/atau menyesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi keuangan Desa.
- Paling banyak 30% (tiga puluh per seratus) dari jumlah anggaran
belanja Desa untuk mendanai penghasilan tetap dan tunjangan
kepala Desa, Sekretaris Desa, dan perangkat Desa lainnya serta
tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa dan/atau
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan Desa.
10. Belanja langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan yang
manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat
dalam rangka peningkatan kwalitas pelayanan Publik dan keberpihakan
Pemerintah Desa kepada kepentingan Publik serta mendorong inovasi
desa.
9
- Belanja subsidi: digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya
produksi kepada badan usaha milik desa, agar harga jual
produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat
banyak.
- Belanja hibah: digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah
dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah desa
lainnya dan/atau kelompok masyarakat dan perorangan yang secara
spesifik telah ditetapkan peruntukannya, serta bersifat bantuan yang
tidak mengikat/ tidak secara terus menerus dan harus digunakan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian
hibah desa.
10
15. Pembiayaan Desa
a) Penerimaan Pembiayaan
Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya
(SILPA) harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan
rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran
Tahun Anggaran 2021 dalam rangka menghindari kemungkinan
adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2021 yang tidak dapat
didanai akibat tidak tercapainya SILPA yang direncanakan.
b) Pengeluaran Pembiayaan
Penyertaan modal pemerintah desa pada badan usaha milik desa/atau
badan usaha lainnya ditetapkan dengan peraturan desa tentang
penyertaan modal.
11
25. Mendukung upaya Integrasi dan sinergitas infrastruktur kepariwisataan
(akselerasi infrastruktur jalan, standar layanan transportasi, makanan-
minuman, arus wisatawan, kebersihan, keamanan).
26. Peningkatan kontinuitas penyediaan air bersih bagi masyarakat.
27. Pemantapan jalan untuk akses pengangkutan komoditi maupun produk
lokal untuk mengurangi biaya operasional.
28. Meningkatkan skema padat karya tunai pada pembangunan-
pembangunan infrastruktur.
29. Peningkatan rumah layak huni masyarakat.
12
c. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
d. peraturan Desa mengenai pembentukan dana cadangan,
jika tersedia;
e. peraturan Desa mengenai penyertaan modal, jika tersedia;
f. berita acara hasil musyawarah BPD.
11. Camat dalam melakukan evaluasi berpedoman dengan panduan
Evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa.
12. Camat dapat mengundang kepala Desa dan/atau aparat Desa terkait
dalam pelaksanaan evaluasi.
13. Hasil evaluasi dituangkan dalam Keputusan Camat dan disampaikan
kepada Kepala Desa paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya rancangan dimaksud.
14. Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas
waktu, rancangan peraturan Desa dimaksud berlaku dengan
sendirinya.
15. Dalam hal hasil evaluasi telah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKP
Desa, selanjutnya kepala Desa menetapkan menjadi Peraturan Desa.
16. Dalam hal hasil evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKP
Desa, kepala Desa bersama BPD melakukan penyempurnaan paling
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
17. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah dievaluasi
ditetapkan oleh kepala Desa menjadi Peraturan Desa tentang
APBDesa.
18. Peraturan Desa tentang APBDesa ditetapkan paling lambat tanggal
31 Desember tahun anggaran sebelumnya.
19. Kepala Desa menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang
penjabaran APBDesa sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan
Desa tentang APBDesa.
20. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa tentang APBDesa dan
Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APBDesa kepada Bupati
melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.
13
c. Pendapatan Lain :
- Penerimaan dari Hasil Kerjasama Desa;
- Penerimaan dari Bantuan Perusahaan yang berlokasi di desa;
- Penerimaan dari hibah dan sumbangan dari pihak ketiga;
- Koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang
mengakibatkan penerimaan di kas Desa pada tahun anggaran
berjalan;
- Bunga Bank;
- Pendapatan lain Desa yang sah.
2. Belanja Desa
A. Klasifikasi belanja menurut jenis :
a. Belanja pegawai
Dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap,
tunjangan, penerimaan lain, dan pembayaran jaminan sosial
bagi kepala Desa dan perangkat Desa, serta tunjangan BPD.
b. Belanja barang dan jasa
- operasional pemerintah Desa;
- pemeliharaan sarana prasarana Desa;
- kegiatan sosialisasi/rapat/pelatihan/bimbingan teknis;
- operasional BPD;
- insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga; dan
- pemberian barang pada masyarakat/kelompok
masyarakat.
c. Belanja Modal
Digunakan untuk pengeluaran pengadaan barang yang nilai
manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan menambah
aset.
d. Belanja Tidak Terduga
Digunakan untuk kegiatan pada sub bidang penanggulangan
bencana, keadaan darurat, dan keadaan mendesak yang
berskala lokal Desa.
3. Pembiayaan Desa :
a. penerimaan pembiayaan :
- SILPA
- pencairan dana cadangan
b. Pengeluaran pembiayaan :
- penyertaan modal
- penganggaran dana cadangan
14
C. Isi lampiran APBDesa :
1. Lampiran 1b, contoh format Siskeudes :
15
KODE REKENING URAIAN ANGGARAN SUMBER
Rp DANA
1 2 3 4 5
6 PEMBIAYAAN
6 1 Penerimaan Pembiayaan
6 2 Pengeluaran Pembiayaan
SELISIH PEMBIAYAAN
.............., .........................
Kepala Desa...............
(............................)
Hal-hal lain dan khusus yang perlu diperhatikan dalam penyusunan APBDesa,
diantaranya :
1. Penganggaran Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka studi Banding
dilakukan secara selektif frekwensi dan jumlah harinya di batasi serta
memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud, hasil studi
banding dilaporkan sesuai peraturan perundang undangan.
2. Untuk biaya Perjalanan Dinas Aparatur Pemerintah Desa ketentuannya
adalah sebagai berikut:
- Kepala Desa disetarakan dengan golongan III
- Sekretaris desa dan perangkat desa lainnya disetarakan dengan
golongan II.
16
3. Untuk biaya perjalanan Dinas non aparatur pemerintah desa
ketentuannya adalah sebagai berikut:
- Anggota BPD, pengurus LKMD, Pengurus Tim Penggerak PKK
Desa disetarakan dengan golongan II.
4. Dalam rangka memenuhi kaidah kaidah pengelolaan keuangan desa
penganggaran perjalanan dinas harus memperhatikan aspek
pertanggungjawaban sesuai biaya riil atau lumsum, khususnya untuk
hal- hal sebagai berikut :
a. Biaya transportasi ( tiket) dibayarkan sesuai dengan biaya riil
b. Biaya Penginapan ( hotel) dibayarkan sesuai dengan biaya riil
5. Uang harian dibayarkan secara lumsum, uang harian perjalanan dinas
adalah untuk keperluan pengeluaran kebutuhan transportasi lokal, uang
makan dan uang saku di daerah tujuan.
6. Dalam rangka mendukung Deli Serdang yang religius penganggaran
kegiatan keagamaan perlu dianggarkan atas pertimbangan kemampuan
keuangan desa, Besaran Insentif untuk guru PAUD, guru Taman Belajar
Keagamaan diputuskan melalui Musyawarah Desa Penyusunan RKPDesa,
diprioritaskan untuk PAUD Desa, Guru PAUD dan Guru Taman Belajar
Keagamaan dengan penghasilan terendah dan atas pertimbangan
kemampuan keuangan desa.
7. Insentif untuk Kader/petugas adalah sebagai berikut:
- Kader Posyandu maksimal Rp. 200.000,-/orang/bulan.
- Kader BKB pada Posyandu terintegrasi maksimal
Rp. 150.000,- /orang/bulan
- Kader Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) maksimal
Rp. 200.000,-/orang/bulan
- Insentif untuk Kader Pembangunan Manusia maksimal
Rp. 300.000,-/orang/bulan.
- Insentif petugas pendataan pemutakhiran data penerima
manfaat maksimal Rp. 500.000,- dengan ketentuan telah
tersusunnya data terpadu kesejahteraan sosial hasil
pemutakhiran.
8. Pengembangan kegiatan untuk program Keluarga Berencana
dengan menggunakan Dana Desa dapat dilakukan untuk kegiatan
sebagai berikut:
- untuk mendukung program kegiatan kampung KB.
- pembentukan Tim KB Desa
- Pembentukan Menuju Desa Layak Anak
- Pembentukan gerakan Perlindungan Anak berbasis
masyarakat
- Pembentukan Kader PKDRT
- Pembentukan SATGAS perlindungan Perempuan dan anak
- Peningkatan Komunikasi dan Informasi serta edukasi (KIE
dan Pelayanan KB)
- Penyuluhan Bina Keluarga Remaja (PBKR)
- Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R)
- Penyuluhan Bina Keluarga Lansia
9. Pembentukan dan pengelolaan Puskesos dalam rangka Pelayanan
Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan di tingkat Desa
antara lain :
17
- Dukungan untuk pemutakhiran data penerima manfaat tingkat desa
(ATK, peralatan dan perlengkapan, insentif petugas pendataan biaya
pertemuan dan lain lain sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan
desa)
- Pelayanan dan pencatatan keluhan penduduk miskin dan rentan
miskin didalam system aplikasi puskesos yang terhubung dengan
SLRT di tingkat Kabupaten.
- Pelayanan, penanganan, dan penyelesaian keluhan penduduk miskin
dan rentan miskin sesuai kapasitas desa.
10. Penyediaan untuk biaya perjalanan Dinas Non Aparatur Pemerintah
Desa diperhitungkan dalam belanja Perjalanan Dinas Pemerintah Desa.
11. Kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat desa, Aparatur Pemerintah
Desa dan BPD dilaksanakan secara swakelola oleh desa atau Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD).
12. Penganggaran belanja perjalanan dinas untuk menghadiri Bimtek, Diklat
dan pelatihan atau sejenisnya terkait dengan pengembangan sumber daya
manusia bagi, aparatur pemerintah desa, BPD, Lembaga Kemasyarakatan
dan masyarakat, diprioritaskan penyelenggaraannya di dalam daerah
Kabupaten Deli Serdang atau dalam wilayah provinsi, kecuali ada
undangan dari Kementerian/Lembaga Negara secara resmi.
13. Belanja jasa perizinan kendaraan dinas/operasional Penganggaran Pajak
Kendaraan Bermotor milik Pemerintah Desa dialokasikan pada APBDesa
dengan besaran yang disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan.
18
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM
…………………………………
NIP. …………………………..
19
PERATURAN BUPATI DELI SERDANG
TENTANG
20