• • • •• ':~'
BUPATIDELISERDANG
PROVINS! SUMATERAUTARA
PERATURAN
BUPATIDELI SERDANG
NOMOR 3 f, TAHUN2020
TENTANG
PEDOMANPENYUSUNANANGGARANPENDAPATAN
DANBELANJA DESA
TAHUNANGGARAN2020
DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA
2
MEMUTUSKAN:
3
14. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten yang selanjutnya disingkat
Musrenbang Kabupaten adalah forum musyawarah tahunan para pemangku
kepentingan di tingkat Kabupaten untuk mematangkan Rancangan Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten yang disusun berdasarkan
kompilasi seluruh Rancangan Rencana Kerja Satuan Perangkat Desa (Renja
SKPD) hasil forum SK.PD dengan cara meninjau keserasian antara seluruh
rancangan Renja SKPD yang hasilnya digunakan untuk pemuktahiran
Rancangan RKPD dengan merujuk kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
15. Penerimaan Desa adalah uang yang masuk ke rekening kas Desa.
16. Pengeluaran Desa adalah uang yang keluar dari rekening kas Desa.
17. Pendapatan adalah semua penerimaan Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran
yang menjadi hak Desa dan tidak perlu dikembalikan oleh Desa.
18. Belanja Desa adalah semua pengeluaran yang merupakan kewajiban Desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diterima kembali oleh Desa.
19. Pembiayaan Desa adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
,,,,-....
dan/ atau pengeluaran yang akan diterima kernbali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
20. Sekretaris Desa adalah perangkat Desa yang berkedudukan sebagai unsur
pimpinan sekretariat Desa yang menjalankan tugas sebagai koordinator PPKD,
21. Kepala Urusan, yang selanjutnya disebut Kaur, adalah perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat Desa yang menjalankan tugas
PPKD.
22. Kepala Seksi, yang selanjutnya disebut Kasi, adalah perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis yang menjalankan tugas PPKD.
23. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
BAB II
RUANGLINGKUP
Pasal 2
4
BAB III
PEDOMAN PENYUSUNAN APBDesa
Pasal 3
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku maka Peraturan Bupati Nomor 06
Tahun 2019 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
ttd
ASHARI TAMBUNAN
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN DELI SERDANG
ttd
ERA PERMA~.,MM
NIP. 19710223 199503 2 003
5
Lampiran Peraturan Bupati Deli Serdang tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa Tahun Anggaran 2020.
Nomor : 3 ~ "'1'7'Af-uN ..lO,). o
I. Dasar
Tujuan
Untuk menciptakan sinkronisasi antara Program Daerah dengan Program
Desa sehingga percepatan pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten
Deli Serdang didukung oleh Pemerintah Desa melalui pelaksanaan APBDesa.
6
d. Pengalokasian anggaran dalam APBDesa ditujukan untuk
kesejahteraan masyarakat, Penanggulangan kemiskinan dan
peningkatan pendapatan asli desa melalui pembentukan Badan Usaha
Milik Desa ( BUMDesa).
e. Optimalisasi kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pelayanan
umum secara berkelanjutan.
f. Akselerasi pembangunan melalui peningkatan sarana dan prasarana
serta optimalisasi Teknologi informasi.
g. Penciptaan iklirn investasi yang kondusif dan perluasan kesempatan
kerja serta pengentasan kemiskinan yang tepat sasaran.
h. Mewujudkan sistem pemerintahan yang baik dan bersih, terintegrasi
dan sinergi melalui inovasi dan reformasi birokrasi yang transparan
dan akuntabel.
3.
diharapkan dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkan
termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran.
Prestasi kerja yang dimaksud adalah berdasarkan pada:
\
v:
a. Indikator kinerja, yaitu ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari
kegiatan yang direncanakan; \
b. Capaian atau target kinerja, yaitu merupakan ukuran prestasi kerja
yang akan dicapai yang berwujud kualitas, kuantitas, efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan dari setiap kegiatan;
4. Standar satuan harga, yaitu merupakan harga satuan setiap unit
barang/jasa yang berlaku di suatu daerah yang ditetapkan dengan
keputusan Bupati.
5. Pendapatan Desa meliputi:
a. Pendapatan Asli Desa seperti:
Hasil Usaha Desa (BUMDesa )
Hasil Aset ( gedung / tanah)
Swadaya, partipasi dan gotong royong dan
Pendapatan Asli Desa lainnya.
b. Pendapatan Transfer:
Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Alokasi Dana Desa (ADD)
7
c. Pendapatan Lain.
Penerimaan dari Hasil Kerjasama Desa;
Penerimaan dari Bantuan Perusahaan yang berlokasi di desa;
Penerimaan dari hibah dan sumbangan dari pihak ketiga;
Bunga Bank;
6. Belanja Desa.
f. Belanja Pegawai.
Belanja Pegawai dialokasikan pada kelompok penyelenggaraan
Pemerintahan untuk pembayaran penghasilan tetap dan
tunjangan bagi kepala desa dan perangkat desa serta BPD.
Adapun penghasilan tetap bagi kepala desa dan perangkat desa
dibayarkan setiap bulan, ketentuan mengenai penyaluran
penghasilan tetap kepala desa dan p~ra.11g!<a,t desa serta ~pp
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan pcrundang-undangan.
8
- Penganggaran belanja pegawai untuk Penghasilan tetap kepala
Desa dan Perangkat Desa bersumber dari Alokasi Dana Desa
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
.2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor
84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa. Untuk pengalokasian besaran penghasilan tetap
kepala Desa dan Perangkat Desa diatur lebih lanjut dengan
Perat~u·fil1 ~yp~ti,P~ng~9k-a§W be\~§ m~irnaJ §~bagaimM~
dimaksud ditetapkan dengan mempertimbangkan efisiensi, jumlah
perangkat, kompleksitas tugas pemerintahan, dan letak geografis.
- Kepala Desa dan Perangkat Desa menerima tunjangan dan
penerimaan lain yang sah selain menerima penghasilan tetap.
Tunjangan dan penerimaan lain yang sah sebagaimana dimaksud
dapat bersumber dari APBDesa dan berdasarkan ketentuan
peraturan Perundang-Undangan , Besaran tunjangan dan
penerimaan lain yang sah sebagairnana dimaksud ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
- Penganggaran tunjangan Badan Permusyawaratan Desa
dianggarkar; dengan - memperhatikan azas kewajaran,
kepatutan,rasionalitas, dan sesuai dengan kemampuan keuangan
desa yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa.
- Penganggaran jaminan kesehatan bagi kepala desa dan perangkat
desa dibebankan pada APBDesa Tahun Anggaran 2020 dengan
mempedomani Uhndang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan. Terkait dengan hal tersebut,
penyediaan anggaran untuk pengembangan cakupan
penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi kepala Q~~a dan
perangkat desa diluar cakupan penyelenggaraan jaminan
kesehatan yang disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan
dianggarkan dalam APBDesa. Apabila masih terdapat perikatan
asuransi dengan pihak lain diluar BPJS maka dapat dianggarkan
pada APBDesa sampai berakhimya masa kontrak dengan asuransi
yang bersangkutan.
- Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran desa
penganggaran honorarium bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa
serta unsur TPK memperhatikan azas kepatutan, Kewajaran, dan
efektifitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai
dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka
mencapai target kinerja kegiatan dimaksud.
9
- Penganggaran Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka studi
Banding dilakukan secara selektif frekwensi dan jumlah harinya di
batasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas
dimaksud, hasil studi banding dilaporkan sesuai peraturan
perundang undangan.
Dalam rangka memenuhi kaidah kaidah pengelolaan keuangan
desa penganggaran perjalanan dinas harus memperhatikan
aspek pertanggungjawaban sesuai biaya rill atau lumsum,
khususnya untuk hal- hal sebagai berikut :
1. Biaya transportasi ( tiket) dibayarkan sesuai dengan biaya
tiil
2. Biaya Penginapan ( hotel) dibayarkan sesuai dengan biaya
riil
3. Dang harian dibayarkan secara lumsum, uang harian
p~rjalMM dj.11a~ ad.alah urituk ~p~rl11an p~ng~llJfil'~
kebutuhan transportasi lokal, uang makan dan uang saku
di daerah tujuan.
r> - Penyediaan untuk biaya perjalanan Dinas Non Aparatur
Pemerintah Desa diperhitungkan dalam belanja Perjalanan
Dinas Pemerintah Desa.
- Penganggaran untuk menghadiri Bimtek, Diklat atau sejenisnya
terkait dengan pengembangan sumber daya manusia bagi,
aparatur pemerintah desa, BPD, Lembaga Kemasyarakatan dan
masyarakat, diprioritaskan penyelenggaraannya di dalam
daerah kabupaten Deli Serdang atau dalam wilayah provinsi,
kecuali ada · undangan dari Kementerian/Lembaga Negara
secara resmi.
- Belanja penghargaan dan hadiah dapat dianggarkan untuk
diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat hanya
diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah pada kegiatan
yang bersifat perlornbaan atau penghargaan atas suatu prestasi.
Alokasi belanja tersebut dianggarkan pada jenis belanja barang
danjasa.
-, Belanja jasa penzman kendaraan dinas/operasional
Penganggaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor milik pemerintah desa dialokasikan pada
APBDesa. Besarannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
h. Belanja Modal
1. Pemerintah desa harus memprioritaskan alokasi belanja modal
pada APBDesatahun anggaran 2020 untuk pembangunan dan
Pengembangan sarana dan prasarana yang terkait langsung
dengan peningkatan pelayanan publik, pertumbuhan ekonomi
masyarakat dan pendapatan asli desa.
2. Penganggaran pengadaan barang milik desa dilakukan sesuai
dengan kemampuan keuangan dan kebutuhan desa
berdasarkan prinsif efisiensi, efektif, transparan, bersaing, adil
dan akuntabel dengan mengutamakan produk produk dalam
negeri terutama produk daerah setempat,
10
1. Belanja Tidak Terduga
Penganggaran belania tidak terduga dilakukan secara rasional
dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2019 dan
kenrungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat
diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah
desa. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai
kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi
berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana,
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, termasuk
pengembalian atas kelebihan penerimaan desa tahun-tahun
sebelumnya.
J. Pembiayaan Desa
a) Penerimaan Pembiayaan
Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
sebelumnya (SILPA) harus didasarkan pada penghitungan yang
cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan
realisasi anggaran Tahun Anggaran 2020 dalam rangka
menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada tahun
anggaran 2020 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya
SILPAyang direncanakan.
b) Pengeluaran Pembiayaan
Penyertaan modal pemerintah desa pada badan usaha milik
desa/ atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan peraturan
desa tentang penyertaan modal. Penyertaan modal dalam rangka
pemenuhan kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan
desa tentang penyertaan modal pada tahun sebelumnya, tidak
perlu diterbitkan peraturan desa tersendiri sepanjang jumlah
anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah
penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan desa f
tentang penyertaan modal. Dalarn hal pemerintah desa akan
menambah jumlah penyertaan modal melebihi jumlah penyertaan
modal yang telah ditetapkan dalam peraturan desa tentang
K
penyertaan modal dimaksud, pemerintah desa melakukan
perubahan peraturan desa tentang penyertaan modal tersebut.
11
7. Rancangan Peraturan Desa ten tang APB Desa disepakati bersama paling
lambat akhir bulan Oktober tahun berjalan
8. Kepala Desa menyampaikan RAPBDesa yang telah disepakati bersama
BPD kepada Camat untuk dievaluasi.
9. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa disampaikan Kepala Desa
kepada camat paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk
dievaluasi.
10. Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dilengkapi
dengan dokumen paling sedikit meliputi:
a. surat pengantar;
b. rancangan peraturan kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa;
c. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
d. peraturan Desa mengenai kewenangan berdasarkan hak asal usul
dan kewenangan lokal berskala Desa;
e. peraturan Desa mengenai pembentukan dana cadangan, jika
tersedia;
f. peraturan Desa mengenai penyertaan modal, jika tersedia; dan
g. berita acara hasil musyawarah BPD.
11. Camat dalam melakukan evaluasi berpedoman dengan panduan
Evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
12. Camat dapat mengundang kepala Desa dan/ atau aparat Desa terkait
dalam pelaksanaan evaluasi.
13. Hasil evaluasi dituangkan dalam Keputusan Camat dan disampaikan
kepada Kepala Desa paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya rancangan dimaksud.
14. Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu,
rancangan peraturan Desa dimaksud berlaku dengan sendirinya.
15. Dalam hal hasil evaluasi telah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKP
Desa, selanjutnya kepala Desa menetapkan menjadi Peraturan Desa.
16. Dalam hal hasil evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKP
Desa, kepala Desa bersama BPD melakukan penyempurnaan paling
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
1 7. Rancangan Peraturan Desa ten tang APB Desa yang telah dievaluasi
ditetapkan oleh kepala Desa menjadi Peraturan Desa tentang APB Desa.
18. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal
31 Desember tahun anggaran sebelumnya.
19. Kepala Desa menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa ten tang
penjabaran APB Desa sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan Desa
tentang APB Desa.
20. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa tentang APB Desa dan
Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa kepada Bupati
melalui Ca.mat paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.
21. Substansi APBDesa:
APB Desa memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk masing-
rnasing program dan kegiatan, serta rencana pembiayaan untuk tahun
yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan,
belanja, dan pembiayaan.
12
a. Pendapatan
Pendapatan Desa yang dianggarkan dalam APB Desa Tahun
Anggaran berkenaan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerirnaannya.
Oleh karena itu dalam pedoman penyusunan APB Desa harus
memuat hal-hal yang harus diperhatikan, yang meliputi:
Kepastian pendapatannya, tennasuk pagu anggaran pendapatan
dari transfer; dan
Dasar hukum, dan sekaligus prioritas pengalokasiannya.
b. Belanja
Belanja Desa harus diarahkan digunakan untuk pelaksanaan
pemerintahan Desa yang menjadi kewenangan pemerintah Desa
yaitu kewenangan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala
Desa yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pedoman penyusunan APB Desa secara rinci
menguraikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan
APB Desa dari sisi belanja yang meliputi belanja pegawai, belanja
barang/ jasa, dan belanja modal.
c. Pembiayaan Desa
Pedoman penyusunan APB Desa harus menguraikan secara rinci
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan APB Desa dari
sisi pembiayaan, yang meliputi :
Hal-hal lain dan khusus yang perlu diperhatikan dalam penyusunan APB
Desa, diantaranya:
1. Penekanan terhadap pelaksanaan kegiatan yang diutamakan dilakukan
melalui swakelola, dengan memaksimalkan penggunaan material/bahan
dari wilayah setempat, dilaksanakan secara gotong royong dengan
melibatkan partisipasi masyarakat untuk memperluas kesempatan kerja,
dan pemberdayaan masyarakat setempat.
2. Untuk biaya Perjalanan Dinas Aparatur Pemerintah Desa ketentuannya
adalah sebagai berikut:
Kepala Desa disetarakan dengan golongan III
Sekretaris desa dan perangkat desa lainnya disetarakan dengan
golongan II.
3. Untuk biaya perjalanan Dinas non aparatur pemerintah desa
ketentuannya adalah sebagai berikut:
Anggota BPD, pengurus LKMD, Pengurus Tim Penggerak PKK Desa
disetarakan dengan golongan II.
4. Besaran harga satuan biaya perjalanan dinas dalam daerah, Luar Daerah
Dalam Provinsi dan luar Provinsi mengacu kepada standart biaya
r"> masukan yang ditetapkan dalam Keputusan Bupati Deli Serdang Nomor
463.A Tahun 2019.
5. Besaran Insentif untuk guru PAUD, guru Taman Belajar Keagamaan
diputuskan melalui Musyawarah Desa Penyusunan RKPDesa,
diprioritaskan untuk PAUDDesa, Guru PAUDdan Guru Taman Belajar
Keagamaan dengan penghasilan terendab dan atas pertimbangan
kemampuan keuangan desa.
6. Insentif untuk Kader kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut:
Kader Posyandu maksimal Rp. 150.000,-/orang/bulan.
Kader BKB pada Posyandu terintegrasi maksimal
Rp. 100.000,- /orang/bulan
Kader Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD)maksimal
Rp. 200.000,-/orang/bulan ~
Insentif untuk Kader pembangunan manusia maksimal
Rp. 200.000,-/orang/bulan. '.::/
7. Pengembangan kegiatan untuk program Keluarga Berencana (/;;..
dengan menggunakan Dana Desa dapat dilakukan untuk kegiatan
sebagai berikut:
untuk mendukung program kegiatan kampung KB. '
pembentukan Tim KBDesa
Pembentukan Menuju Desa Layak Anak
Pembentukan gerakan Perlindungan Anak berbasis
masyarakat
Pembentukan Kader PKDRT
Pembentukan SATGASperlindungan Perempuan dan anak
Peningkatan Komunikasi dan Informasi serta edukasi (KIEdan
Pelayanan KB)
Penyuluhan Bina Keluarga Remaja (PBKR)
Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R)
Penyuluhan Bina Keluarga Lansia
8. Perawatan dan Pemeliharaan Taman Desa Ruang Publik Ramah Anak
yang diserahkan oleh dinas Peru.mahan dan Kawasan Pemukiman
dianggarkan dalam APBDesamenggunakan dana Bagian dari Hasil Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
9. Pengembangan dan Pemanfaatan Taman Desa Ruang Publik Ramah Anak
oleh Desa bisa dikelola sebagai salah satu unit usaha BUMDesayang
hasilnya berupa penerimaan Pendapatan Asli Desa yang penggunaannya
bisa dialokasikan untuk honor petugas.
14
10. Pengembangan kegiatan bidang kesehatan dalam rangka penurunan Stunting
dengan menggunakan dana desa dapat dilakukan untuk kegiatan sebagai
berikut:
Pendataan/ pelacakan kasus stunting dan Ibu hamil (Bumil) Kurang Energi
Kronik melalui survaelans gizi berbasis EPPGBM ( Elektronisk Pencatatan
Pelaporan Gizi Berbasis M-asyarakat) bagi ibu hamil. clan balita.
Sosialisasi Stunting tingkat desa bagi masyarakat
Sosialisasi tentang Pemberian makan bayi dan Anak (PMBA) dan isi
piringku bagi ibu balita dan ibu hamil.
Pertemuan dengan lintas program dan lintas sektor,TOMA untuk
penurunan stunting tingkat desa.
Pembinaan desa STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) bagi
masyarakat.
Penyediaanjamban sehat keluarga bagi keluarga tidak mampu.
Penyediaan forum koordinasi para penyedia layanan dan kader tingkat
desa.
Penyediaan media prcmosi kesehatan (Baliho, Spanduk, brosur, poster,
banner, leaflet)
Penyediaan Antropometri Kit (Timbangan bayi,Timbangan dan Pengukur
Tinggi badan dan Pita 1ila) dan Blanko pencatatan pelaporan di posyandu.
Pendampingan balita bermasalah gizi (stunting kurus) bagi balita.
Penyuluhan pencegahan tentang Kecacingan bagi ibu balita.
Sosialisasi pentingnya menkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu
hamil (Bumil) dan Remaja Putri (Rematri).
12. Pembentukan dan pengelolaan Puskesos dalam rangka Pelayanan Perlindungan
Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan di tingkat Desa antara lain :
Dukungan untuk pemutakhiran data penerima manfaat tingkat desa( ATK,
peralatan dan perlengkapan, insentif petugas pendataan biaya pertemuan
dan lain lain sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan desa)
Pelayanan dan pencatatan keluhan penduduk miskin dan rentan miskin
didalam system aplikasi puskesos yang terhubung dengan SLRT di tingkat
Kabu paten.
Pelayanan, penanganan, dan penyelesaian keluhan penduduk miskin dan
rentan miskin sesuai kapasttas desa. -
BUPATIDELISERDANG,
ttd
ASRARI TAMBUNAN
SEK.RETARIS DAERAH
KABUPATEN DELI SERDANG
ttd
ERA PERMA~H.,MM
NIP. 19710223 i99503 ~ 003
15