Anda di halaman 1dari 15

c;.,.

• • • •• ':~'

BUPATIDELISERDANG
PROVINS! SUMATERAUTARA

PERATURAN
BUPATIDELI SERDANG
NOMOR 3 f, TAHUN2020

TENTANG

PEDOMANPENYUSUNANANGGARANPENDAPATAN
DANBELANJA DESA
TAHUNANGGARAN2020

DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA

BUPATI DELI SERDANG,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31 Peraturan Menteri


Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa perlu menetapkan Peraturan Bupati
Deli Serdang Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2020.

Mengingat 1. Undang-Undang Drt Nomor 7 Tahun 1956 tentang


Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1092 );
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126
f
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan \
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis
Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala
Daerah atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara. Republik Indonesia Nomor
5495) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pernerintah
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nornor 43 Tahun 2014 ten tang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2019 tentang Perubahan
kedua atas Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2019 ten tang Desa.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 ten tang Dana
Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 555 8), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2014 ten tang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5864);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor6322);
10. Peraturan Menteri Dalarn Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 ten tang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 611);
12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019
Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 3 Tahun 2019
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Deli Serdang Tahun Anggaran 2020;

14. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 27 Tahun 2019 Tentang


Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2020;

2
MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN
ANGGARAN2020.
BABI
KETENTUANUMUM
Pengertian
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Kabupaten adalah Kabupaten Deli Serdang.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
3. Bupati adalah Bupati Deli Serdang.
4. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/ atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalarn sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
7. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD atau yang
disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
9. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
10. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan Desa.
11. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKP Desa, adalah
penjabaran dari Rencana Pembangunan J angka Menengah Desa untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun.
12. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat
Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku
kepentingan (stakeholders) desa untuk menyepakati Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKP Desa) tahun anggaran yang direncanakan.
13. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan yang selanjutnya disingkat
Musrenbang Kecarnatan adalah forum musyawarah tahunan para pemangku
kepentingan di tingkat kelurahan untuk mendapatkan masukan mengenai
kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan terkait yang didasarkan
pada masukan dari desa/kelurahan, serta menyepakati rencana kegiatan lintas
desa/kelurahan di kecamatan yang bersangkutan.

3
14. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten yang selanjutnya disingkat
Musrenbang Kabupaten adalah forum musyawarah tahunan para pemangku
kepentingan di tingkat Kabupaten untuk mematangkan Rancangan Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten yang disusun berdasarkan
kompilasi seluruh Rancangan Rencana Kerja Satuan Perangkat Desa (Renja
SKPD) hasil forum SK.PD dengan cara meninjau keserasian antara seluruh
rancangan Renja SKPD yang hasilnya digunakan untuk pemuktahiran
Rancangan RKPD dengan merujuk kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
15. Penerimaan Desa adalah uang yang masuk ke rekening kas Desa.
16. Pengeluaran Desa adalah uang yang keluar dari rekening kas Desa.
17. Pendapatan adalah semua penerimaan Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran
yang menjadi hak Desa dan tidak perlu dikembalikan oleh Desa.
18. Belanja Desa adalah semua pengeluaran yang merupakan kewajiban Desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diterima kembali oleh Desa.
19. Pembiayaan Desa adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
,,,,-....
dan/ atau pengeluaran yang akan diterima kernbali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
20. Sekretaris Desa adalah perangkat Desa yang berkedudukan sebagai unsur
pimpinan sekretariat Desa yang menjalankan tugas sebagai koordinator PPKD,
21. Kepala Urusan, yang selanjutnya disebut Kaur, adalah perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat Desa yang menjalankan tugas
PPKD.
22. Kepala Seksi, yang selanjutnya disebut Kasi, adalah perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis yang menjalankan tugas PPKD.
23. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

BAB II
RUANGLINGKUP
Pasal 2

(1) Peraturan Bupati ini merupakan Pedoman Dalam Penyusunan Anggaran


Pendapatan Dan Belanja Desa Tahun 2020.
(2) Ruang lingkup Pedoman Dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Desa sebagairnana dimaksud pada ayat {1), meliputi :
a. Dasar;
b. Maksud dan Tujuan;
c. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Dengan Kewenangan Desa
dan RKPDesa;
d. Prinsip Penyusunan APBDesa.
e. Kebijakan Penyusunan APB Desa.
f. Teknis Penyusunan APB Desa.
g. Hal khusus lainnya.

4
BAB III
PEDOMAN PENYUSUNAN APBDesa
Pasal 3

Pedoman penyusunan APBDesa sebagairnana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)


tercantum pada lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku maka Peraturan Bupati Nomor 06
Tahun 2019 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

r--- Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Deli Serdang.

Ditetapkan di Lubuk Pakam


pada tanggal 20 Januari 2U20

BUPATI DELI SERDANG,

ttd

ASHARI TAMBUNAN

Diundangkan di Lubuk Pakam


~ pada tanggal 23 Januari 2020

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN DELI SERDANG

ttd

DARWIN ZEIN, S. Sos

BERITA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2020 NOMOR : 36

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM

ERA PERMA~.,MM
NIP. 19710223 199503 2 003

5
Lampiran Peraturan Bupati Deli Serdang tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa Tahun Anggaran 2020.
Nomor : 3 ~ "'1'7'Af-uN ..lO,). o

Tanggal : P.~ -o\- ~ca.D

Pedoman Dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

I. Dasar

1. Undang-Undang Nomor6 Tahun 2014 tetang Desa.


2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 ten tang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
ten tang Desa;
3. Peraturan Menteri Dalarn Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 03 Tahun 2019 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun
2020.
5. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor27 Tahun 2019 Tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)Tahun 2020;

II. Maksud dan Tujuan.


Maksud
Agar Pemerintah Desa yang akan menyusun APBDesa memiliki panduan
dalam melaksanakan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Tahun Anggaran 2020.

Tujuan
Untuk menciptakan sinkronisasi antara Program Daerah dengan Program
Desa sehingga percepatan pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten
Deli Serdang didukung oleh Pemerintah Desa melalui pelaksanaan APBDesa.

III. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Dengan Kewenangan Desa


Dan RKP Desa,

1. Penyusunan APBDesa harus rnemperhatikan kebijakan Pemerintah


Kabupaten sebagai berikut:
a. Setiap kegiatan yang dianggarkan dalam APBDesaharus berdasarkan
sinkronisasi hasil musrenbangdes, musrenbang Kecarnatan dan
musrenbang Kabupaten.
b. Setiap kegiatan yang dianggarkan dalam APBDesaharus berdasarkan
kewenangan Desa.
c. Pengalokasian anggaran dalam APBDesa ditujukan untuk
meningkatkan pelayanan umum meliputi pelayanan Dasar dan
Pelayanan Penunjang.

6
d. Pengalokasian anggaran dalam APBDesa ditujukan untuk
kesejahteraan masyarakat, Penanggulangan kemiskinan dan
peningkatan pendapatan asli desa melalui pembentukan Badan Usaha
Milik Desa ( BUMDesa).
e. Optimalisasi kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pelayanan
umum secara berkelanjutan.
f. Akselerasi pembangunan melalui peningkatan sarana dan prasarana
serta optimalisasi Teknologi informasi.
g. Penciptaan iklirn investasi yang kondusif dan perluasan kesempatan
kerja serta pengentasan kemiskinan yang tepat sasaran.
h. Mewujudkan sistem pemerintahan yang baik dan bersih, terintegrasi
dan sinergi melalui inovasi dan reformasi birokrasi yang transparan
dan akuntabel.

IV. PRINSIP PENYUSUNAN APB Desa.

1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan di desa


berdasarkan bidang dan kewenangannya;
.,..-.., 2. Tepat waktu, sesuai degan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan
dalam Peraturan Perundang undangan;
3. Transparan; untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas luasnya tentang APBDesa;
4. Partisipatif, melibatkan peran serta masyarakat;
5. Memperhatikan asas keadilan dan kepatutan;
6. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih
tinggi dan Peraturan Daerah lainnya; dll.

V. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APB Desa.

1. Penyusunan APB Desa disusun dengan menggunakan pendekatan


penganggaran berdasarkan prestasi kerja.
2. Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan dengan
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang \

3.
diharapkan dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkan
termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran.
Prestasi kerja yang dimaksud adalah berdasarkan pada:
\
v:
a. Indikator kinerja, yaitu ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari
kegiatan yang direncanakan; \
b. Capaian atau target kinerja, yaitu merupakan ukuran prestasi kerja
yang akan dicapai yang berwujud kualitas, kuantitas, efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan dari setiap kegiatan;
4. Standar satuan harga, yaitu merupakan harga satuan setiap unit
barang/jasa yang berlaku di suatu daerah yang ditetapkan dengan
keputusan Bupati.
5. Pendapatan Desa meliputi:
a. Pendapatan Asli Desa seperti:
Hasil Usaha Desa (BUMDesa )
Hasil Aset ( gedung / tanah)
Swadaya, partipasi dan gotong royong dan
Pendapatan Asli Desa lainnya.
b. Pendapatan Transfer:
Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Alokasi Dana Desa (ADD)

7
c. Pendapatan Lain.
Penerimaan dari Hasil Kerjasama Desa;
Penerimaan dari Bantuan Perusahaan yang berlokasi di desa;
Penerimaan dari hibah dan sumbangan dari pihak ketiga;
Bunga Bank;

6. Belanja Desa.

a. Belanja Desa dituangkan dalam program dan kegiatan harus


rnernberikan Informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi
langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan
kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator tolok ukur dan
target kinerjanya.
b. Penganggaran belanja langsung dituangkan dalam bentuk program
dan kegiatan yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kwalitas
pelayanan Publik dan keberpihakan Pemerintah Desa kepada
kepentingan Publik serta mendorong inovasi desa,

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019


Tefi.ta.fig Perubalian Kedua atas Peraturan Pemerintah Nom.or 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa Pasal 100 bahwa Belanja Desa yang
ditetapkan dalam APBDesa digunakan dengan ketentuan :

- Paling sedikit 70°/o dari jumlah anggaran belanja Desa untuk


mendanai penyelenggaraan Pemerintah Desa termasuk belanja
operasional Pemerintah Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa.
- P~ng §~Qi-kit JO°!c> QM jumla.h angg~_rfill belanja D~§~ untµ~
mendanai penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa,
Sekretaris Desa, dan perangkat Desa lainnya serta tunjangan dan
operasional Badan Permusyawaratan Desa.

d. Klasifikasi belanja desa terdiri atas kelompok:


- Penyelenggaraan Pemerintah Desa, terdiri dari jenis belanja
pegawai, barang dan jasa, dan modal;
- Pelaksanaan Pembangunan Desa terdiri dari jenis belanja barang
danjasa;
- Pembinaan Kernasyarakatan Desa terdiri dari jenis belanja barang
dan jasa;
- Pemberdayaan Masyarakat Desa terdiri dari jenis belanja barang
danjasa;
- Belanja Tidak Terduga.
e. Bagi Desa penerima alokasi afirmasi Dana Desa penggunaan dana
Alokasi Afirmasi hams digunakan untuk mendukung program dan
kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan kemiskinan.

f. Belanja Pegawai.
Belanja Pegawai dialokasikan pada kelompok penyelenggaraan
Pemerintahan untuk pembayaran penghasilan tetap dan
tunjangan bagi kepala desa dan perangkat desa serta BPD.
Adapun penghasilan tetap bagi kepala desa dan perangkat desa
dibayarkan setiap bulan, ketentuan mengenai penyaluran
penghasilan tetap kepala desa dan p~ra.11g!<a,t desa serta ~pp
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan pcrundang-undangan.

8
- Penganggaran belanja pegawai untuk Penghasilan tetap kepala
Desa dan Perangkat Desa bersumber dari Alokasi Dana Desa
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
.2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor
84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa. Untuk pengalokasian besaran penghasilan tetap
kepala Desa dan Perangkat Desa diatur lebih lanjut dengan
Perat~u·fil1 ~yp~ti,P~ng~9k-a§W be\~§ m~irnaJ §~bagaimM~
dimaksud ditetapkan dengan mempertimbangkan efisiensi, jumlah
perangkat, kompleksitas tugas pemerintahan, dan letak geografis.
- Kepala Desa dan Perangkat Desa menerima tunjangan dan
penerimaan lain yang sah selain menerima penghasilan tetap.
Tunjangan dan penerimaan lain yang sah sebagaimana dimaksud
dapat bersumber dari APBDesa dan berdasarkan ketentuan
peraturan Perundang-Undangan , Besaran tunjangan dan
penerimaan lain yang sah sebagairnana dimaksud ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
- Penganggaran tunjangan Badan Permusyawaratan Desa
dianggarkar; dengan - memperhatikan azas kewajaran,
kepatutan,rasionalitas, dan sesuai dengan kemampuan keuangan
desa yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa.
- Penganggaran jaminan kesehatan bagi kepala desa dan perangkat
desa dibebankan pada APBDesa Tahun Anggaran 2020 dengan
mempedomani Uhndang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan. Terkait dengan hal tersebut,
penyediaan anggaran untuk pengembangan cakupan
penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi kepala Q~~a dan
perangkat desa diluar cakupan penyelenggaraan jaminan
kesehatan yang disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan
dianggarkan dalam APBDesa. Apabila masih terdapat perikatan
asuransi dengan pihak lain diluar BPJS maka dapat dianggarkan
pada APBDesa sampai berakhimya masa kontrak dengan asuransi
yang bersangkutan.
- Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran desa
penganggaran honorarium bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa
serta unsur TPK memperhatikan azas kepatutan, Kewajaran, dan
efektifitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai
dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka
mencapai target kinerja kegiatan dimaksud.

g. Belanja Barang dan Jasa.


- Belanja Barang dan Jasa digunakan untuk pengeluaran
pemhelian/Pengadaan Barang yang nilai manfaatnya kurang dari
12 (dua belas) bulan.
- Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan
kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan
fungsi perangkat desa, jumlah pegawai dan volume pekerjaan.

9
- Penganggaran Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka studi
Banding dilakukan secara selektif frekwensi dan jumlah harinya di
batasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas
dimaksud, hasil studi banding dilaporkan sesuai peraturan
perundang undangan.
Dalam rangka memenuhi kaidah kaidah pengelolaan keuangan
desa penganggaran perjalanan dinas harus memperhatikan
aspek pertanggungjawaban sesuai biaya rill atau lumsum,
khususnya untuk hal- hal sebagai berikut :
1. Biaya transportasi ( tiket) dibayarkan sesuai dengan biaya
tiil
2. Biaya Penginapan ( hotel) dibayarkan sesuai dengan biaya
riil
3. Dang harian dibayarkan secara lumsum, uang harian
p~rjalMM dj.11a~ ad.alah urituk ~p~rl11an p~ng~llJfil'~
kebutuhan transportasi lokal, uang makan dan uang saku
di daerah tujuan.
r> - Penyediaan untuk biaya perjalanan Dinas Non Aparatur
Pemerintah Desa diperhitungkan dalam belanja Perjalanan
Dinas Pemerintah Desa.
- Penganggaran untuk menghadiri Bimtek, Diklat atau sejenisnya
terkait dengan pengembangan sumber daya manusia bagi,
aparatur pemerintah desa, BPD, Lembaga Kemasyarakatan dan
masyarakat, diprioritaskan penyelenggaraannya di dalam
daerah kabupaten Deli Serdang atau dalam wilayah provinsi,
kecuali ada · undangan dari Kementerian/Lembaga Negara
secara resmi.
- Belanja penghargaan dan hadiah dapat dianggarkan untuk
diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat hanya
diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah pada kegiatan
yang bersifat perlornbaan atau penghargaan atas suatu prestasi.
Alokasi belanja tersebut dianggarkan pada jenis belanja barang
danjasa.
-, Belanja jasa penzman kendaraan dinas/operasional
Penganggaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor milik pemerintah desa dialokasikan pada
APBDesa. Besarannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

h. Belanja Modal
1. Pemerintah desa harus memprioritaskan alokasi belanja modal
pada APBDesatahun anggaran 2020 untuk pembangunan dan
Pengembangan sarana dan prasarana yang terkait langsung
dengan peningkatan pelayanan publik, pertumbuhan ekonomi
masyarakat dan pendapatan asli desa.
2. Penganggaran pengadaan barang milik desa dilakukan sesuai
dengan kemampuan keuangan dan kebutuhan desa
berdasarkan prinsif efisiensi, efektif, transparan, bersaing, adil
dan akuntabel dengan mengutamakan produk produk dalam
negeri terutama produk daerah setempat,

10
1. Belanja Tidak Terduga
Penganggaran belania tidak terduga dilakukan secara rasional
dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2019 dan
kenrungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat
diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah
desa. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai
kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi
berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana,
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, termasuk
pengembalian atas kelebihan penerimaan desa tahun-tahun
sebelumnya.

J. Pembiayaan Desa
a) Penerimaan Pembiayaan
Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
sebelumnya (SILPA) harus didasarkan pada penghitungan yang
cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan
realisasi anggaran Tahun Anggaran 2020 dalam rangka
menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada tahun
anggaran 2020 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya
SILPAyang direncanakan.

b) Pengeluaran Pembiayaan
Penyertaan modal pemerintah desa pada badan usaha milik
desa/ atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan peraturan
desa tentang penyertaan modal. Penyertaan modal dalam rangka
pemenuhan kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan
desa tentang penyertaan modal pada tahun sebelumnya, tidak
perlu diterbitkan peraturan desa tersendiri sepanjang jumlah
anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah
penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan desa f
tentang penyertaan modal. Dalarn hal pemerintah desa akan
menambah jumlah penyertaan modal melebihi jumlah penyertaan
modal yang telah ditetapkan dalam peraturan desa tentang
K
penyertaan modal dimaksud, pemerintah desa melakukan
perubahan peraturan desa tentang penyertaan modal tersebut.

VI. TEKNIS PENYUSUNAN APB DESA.

1. Badan Permusyawaratan Desa pada bulan Juli menyelenggarakan


Musyawarah Desa utuk penyusunan RKPDesa dengan melakukan
pencermatan terhadap :
RPJMDesa.
pagu indikatif Dana Desa, ADD, Dana Bagian Hasil Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
program/kegiatan pembangunan masuk Desa yang dibiayai dengan
APBDkabupaten, APBDprovinsi, dan/atau APBN; dan
2. Hasil musyawarah desa disusun menjadi Rencana Kerja Pemerintah
Desa dan dibahas dalam musyawarah perencanaan Pembangunan Desa
pada bulan September.
3. Berdasarkan RKPDesa yang telah dibahas dalam musrenbang Desa
Sekretaris Desa menyusun Rancangan APBDesa.
4. Rancangan APBDesayang telah dteusun oleh Se.kretarisDesa dan telah
disetujui disampaikan kepada BPD untuk dibahas bersama.
5. BPD rnengundang Pemerintah Desa untuk melakukan musyawarah
pembahasan bersama atas rancangan APBDesa.
6. BPD dan Kepala Desa mcnandatangani Berita Acare, Kesepakatan
Bersama atas rancangan APBDesayang telah dibahas.

11
7. Rancangan Peraturan Desa ten tang APB Desa disepakati bersama paling
lambat akhir bulan Oktober tahun berjalan
8. Kepala Desa menyampaikan RAPBDesa yang telah disepakati bersama
BPD kepada Camat untuk dievaluasi.
9. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa disampaikan Kepala Desa
kepada camat paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk
dievaluasi.
10. Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dilengkapi
dengan dokumen paling sedikit meliputi:
a. surat pengantar;
b. rancangan peraturan kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa;
c. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
d. peraturan Desa mengenai kewenangan berdasarkan hak asal usul
dan kewenangan lokal berskala Desa;
e. peraturan Desa mengenai pembentukan dana cadangan, jika
tersedia;
f. peraturan Desa mengenai penyertaan modal, jika tersedia; dan
g. berita acara hasil musyawarah BPD.
11. Camat dalam melakukan evaluasi berpedoman dengan panduan
Evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
12. Camat dapat mengundang kepala Desa dan/ atau aparat Desa terkait
dalam pelaksanaan evaluasi.
13. Hasil evaluasi dituangkan dalam Keputusan Camat dan disampaikan
kepada Kepala Desa paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya rancangan dimaksud.
14. Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu,
rancangan peraturan Desa dimaksud berlaku dengan sendirinya.
15. Dalam hal hasil evaluasi telah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKP
Desa, selanjutnya kepala Desa menetapkan menjadi Peraturan Desa.
16. Dalam hal hasil evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKP
Desa, kepala Desa bersama BPD melakukan penyempurnaan paling
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
1 7. Rancangan Peraturan Desa ten tang APB Desa yang telah dievaluasi
ditetapkan oleh kepala Desa menjadi Peraturan Desa tentang APB Desa.
18. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal
31 Desember tahun anggaran sebelumnya.
19. Kepala Desa menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa ten tang
penjabaran APB Desa sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan Desa
tentang APB Desa.
20. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa tentang APB Desa dan
Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa kepada Bupati
melalui Ca.mat paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.
21. Substansi APBDesa:
APB Desa memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk masing-
rnasing program dan kegiatan, serta rencana pembiayaan untuk tahun
yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan,
belanja, dan pembiayaan.

12
a. Pendapatan
Pendapatan Desa yang dianggarkan dalam APB Desa Tahun
Anggaran berkenaan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerirnaannya.
Oleh karena itu dalam pedoman penyusunan APB Desa harus
memuat hal-hal yang harus diperhatikan, yang meliputi:
Kepastian pendapatannya, tennasuk pagu anggaran pendapatan
dari transfer; dan
Dasar hukum, dan sekaligus prioritas pengalokasiannya.
b. Belanja
Belanja Desa harus diarahkan digunakan untuk pelaksanaan
pemerintahan Desa yang menjadi kewenangan pemerintah Desa
yaitu kewenangan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala
Desa yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pedoman penyusunan APB Desa secara rinci
menguraikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan
APB Desa dari sisi belanja yang meliputi belanja pegawai, belanja
barang/ jasa, dan belanja modal.

Pedoman penyusunan APB Desa harus mengatur hal-hal yang


memastikan bahwa alokasi belanja dengan hasil serta output yang
akan dihasilkan dalam suatu kegiatan adalah logis dan telah
memperhitungkan tingkat kemahalan serta kondisi geografis Desa.
Desa dapat mengatur standar satuan harga yang disesuaikan
dengan mengacu harga satuan kabupaten sebagai patokan tertinggi.
Jika terdapat harga satuan material/jasa yang lebih tinggi dari
kabupaten, maka Desa harus menyampaikan alasan yang kuat.

c. Pembiayaan Desa
Pedoman penyusunan APB Desa harus menguraikan secara rinci
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan APB Desa dari
sisi pembiayaan, yang meliputi :

Penerimaan pembiayaan, terdiri dari SiLPA dan pencairan


kembali dana cadangan; dan Pengeluaran pembiayaan, terdiri
dari penyertaan modal dan penganggaran dana cadangan.

22. Cara mengisi format APB Desa


a. Rencana pendapatan memuat kelompok dan jenis pendapatan
Desa, yang dipungut/ dikelola/ diterima oleh Desa. Jenis dan Objek
pendapatan Desa selanjutnya dituangkan dalam penjabaran APB
Desa.
b. Rencana belanja terbagi atas klasifikasi bidang dan klasifikasi
ekonomi. Klasifikasi bidang terbagi atas sub bidang dan kegiatan.
Klasifikasi ekonomi diuraikan menurut jenis belanja, objek belanja,
dan rincian objek. Objek belanja dan rincian objek belanja
dituangkan dalam penjabaran APB Desa.
c. Rencana pembiayaan memuat kelompok penerimaan pembiayaan
yang dapat digunakan untuk menutup defisit APB Desa dan
pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk memanfaatkan
surplus APB Desa yang masing-masing diuraikan menurut
kelompok, jenis, dan objek, pembiayaan. Objek pembiayaan dan
rincian objek pembiayaan dituangkan dalam penjabaran APBDesa.
13
VII. HAL-HAL KHUSUS LAINNYA

Hal-hal lain dan khusus yang perlu diperhatikan dalam penyusunan APB
Desa, diantaranya:
1. Penekanan terhadap pelaksanaan kegiatan yang diutamakan dilakukan
melalui swakelola, dengan memaksimalkan penggunaan material/bahan
dari wilayah setempat, dilaksanakan secara gotong royong dengan
melibatkan partisipasi masyarakat untuk memperluas kesempatan kerja,
dan pemberdayaan masyarakat setempat.
2. Untuk biaya Perjalanan Dinas Aparatur Pemerintah Desa ketentuannya
adalah sebagai berikut:
Kepala Desa disetarakan dengan golongan III
Sekretaris desa dan perangkat desa lainnya disetarakan dengan
golongan II.
3. Untuk biaya perjalanan Dinas non aparatur pemerintah desa
ketentuannya adalah sebagai berikut:
Anggota BPD, pengurus LKMD, Pengurus Tim Penggerak PKK Desa
disetarakan dengan golongan II.
4. Besaran harga satuan biaya perjalanan dinas dalam daerah, Luar Daerah
Dalam Provinsi dan luar Provinsi mengacu kepada standart biaya
r"> masukan yang ditetapkan dalam Keputusan Bupati Deli Serdang Nomor
463.A Tahun 2019.
5. Besaran Insentif untuk guru PAUD, guru Taman Belajar Keagamaan
diputuskan melalui Musyawarah Desa Penyusunan RKPDesa,
diprioritaskan untuk PAUDDesa, Guru PAUDdan Guru Taman Belajar
Keagamaan dengan penghasilan terendab dan atas pertimbangan
kemampuan keuangan desa.
6. Insentif untuk Kader kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut:
Kader Posyandu maksimal Rp. 150.000,-/orang/bulan.
Kader BKB pada Posyandu terintegrasi maksimal
Rp. 100.000,- /orang/bulan
Kader Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD)maksimal
Rp. 200.000,-/orang/bulan ~
Insentif untuk Kader pembangunan manusia maksimal
Rp. 200.000,-/orang/bulan. '.::/
7. Pengembangan kegiatan untuk program Keluarga Berencana (/;;..
dengan menggunakan Dana Desa dapat dilakukan untuk kegiatan
sebagai berikut:
untuk mendukung program kegiatan kampung KB. '
pembentukan Tim KBDesa
Pembentukan Menuju Desa Layak Anak
Pembentukan gerakan Perlindungan Anak berbasis
masyarakat
Pembentukan Kader PKDRT
Pembentukan SATGASperlindungan Perempuan dan anak
Peningkatan Komunikasi dan Informasi serta edukasi (KIEdan
Pelayanan KB)
Penyuluhan Bina Keluarga Remaja (PBKR)
Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R)
Penyuluhan Bina Keluarga Lansia
8. Perawatan dan Pemeliharaan Taman Desa Ruang Publik Ramah Anak
yang diserahkan oleh dinas Peru.mahan dan Kawasan Pemukiman
dianggarkan dalam APBDesamenggunakan dana Bagian dari Hasil Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
9. Pengembangan dan Pemanfaatan Taman Desa Ruang Publik Ramah Anak
oleh Desa bisa dikelola sebagai salah satu unit usaha BUMDesayang
hasilnya berupa penerimaan Pendapatan Asli Desa yang penggunaannya
bisa dialokasikan untuk honor petugas.

14
10. Pengembangan kegiatan bidang kesehatan dalam rangka penurunan Stunting
dengan menggunakan dana desa dapat dilakukan untuk kegiatan sebagai
berikut:
Pendataan/ pelacakan kasus stunting dan Ibu hamil (Bumil) Kurang Energi
Kronik melalui survaelans gizi berbasis EPPGBM ( Elektronisk Pencatatan
Pelaporan Gizi Berbasis M-asyarakat) bagi ibu hamil. clan balita.
Sosialisasi Stunting tingkat desa bagi masyarakat
Sosialisasi tentang Pemberian makan bayi dan Anak (PMBA) dan isi
piringku bagi ibu balita dan ibu hamil.
Pertemuan dengan lintas program dan lintas sektor,TOMA untuk
penurunan stunting tingkat desa.
Pembinaan desa STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) bagi
masyarakat.
Penyediaanjamban sehat keluarga bagi keluarga tidak mampu.
Penyediaan forum koordinasi para penyedia layanan dan kader tingkat
desa.
Penyediaan media prcmosi kesehatan (Baliho, Spanduk, brosur, poster,
banner, leaflet)
Penyediaan Antropometri Kit (Timbangan bayi,Timbangan dan Pengukur
Tinggi badan dan Pita 1ila) dan Blanko pencatatan pelaporan di posyandu.
Pendampingan balita bermasalah gizi (stunting kurus) bagi balita.
Penyuluhan pencegahan tentang Kecacingan bagi ibu balita.
Sosialisasi pentingnya menkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu
hamil (Bumil) dan Remaja Putri (Rematri).
12. Pembentukan dan pengelolaan Puskesos dalam rangka Pelayanan Perlindungan
Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan di tingkat Desa antara lain :
Dukungan untuk pemutakhiran data penerima manfaat tingkat desa( ATK,
peralatan dan perlengkapan, insentif petugas pendataan biaya pertemuan
dan lain lain sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan desa)
Pelayanan dan pencatatan keluhan penduduk miskin dan rentan miskin
didalam system aplikasi puskesos yang terhubung dengan SLRT di tingkat
Kabu paten.
Pelayanan, penanganan, dan penyelesaian keluhan penduduk miskin dan
rentan miskin sesuai kapasttas desa. -

BUPATIDELISERDANG,
ttd

ASRARI TAMBUNAN

Diundangkan di Lubuk Pakam


pad-a tanggal 2-3-Januari 2020

SEK.RETARIS DAERAH
KABUPATEN DELI SERDANG

ttd

DARWIN ZEIN, S. Sos

BERITA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2020 NOMOR : 36

Salinan sesuai dengan .aslinya


KEPALABAGIAN HUKUM

ERA PERMA~H.,MM
NIP. 19710223 i99503 ~ 003

15

Anda mungkin juga menyukai