BUMDES
BUMDesa
Badan Usaha Milik Desa - UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa menjelaskan bahwa
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola asset, jasa pelayanan, dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
BUM Desa merupakan badan usaha yang ditetapkan melalui Peraturan Desa
berdasarkan hasil keputusan Musyawarah Desa. Artinya, pembentukan BUM Desa
hanya didasarkan pada Peraturan Desa dan tidak membutuhkan pengesahan dari
Akta Notaris.
Dalam pasal 8 Permendesa No. 4 Tahun 2015, disebutkan BUM Desa dapat
membentuk unit usaha meliputi:
Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM Desa sebesar 60 (enam puluh) persen,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang lembaga keuangan mikro.
Dasar Hukum dan Peraturan Pelaksanaan BUM Desa :
Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan pihak
ketiga;
Beberapa langkah persiapan awal yang perlu dilakukan oleh Desa dalam mendirikan
BUMDes antara lain, yaitu:
Ide atau inisiatif ini bisa muncul dari Pemerintah Desa dan atau masyarakat. Dari
manapun inisiatif tersebut jika dirasa baik bagi masyarakat, maka kuncinya adalah
harus dibahas didalam Musyawarah Desa.
Selanjutnya melakukan identifikasi atas aset-aset dan kekayaan yang ada di desa,
serta memililah-milah mana yang merupakan kewenangan desa dan mana yang
bukan kewenangan desa atas aset dan kekayaan yang ada di desa tersebut.
Berdasarkan identifikasi tersebut kemudian ditetapkan peraturan desa tentang aset
dan kekayaan desa yang menjadi kewenangan desa.
Melakukan sosialisasi dan penjajakan kepada warga desa peluang pendirian BUM
Desa, melakukan pemetaan aset dan kebutuhan warga, menyusun draf Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa, dan menentukan kriteria pengurus
organisasi pengelola BUM Desa.
Permendesa PDT dan Transmigrasi Nomor 4 tahun 2015 Pasal 7 menyatakan bahwa
BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum. Keberadaan unit
usaha yang berbadan hukum tersebut dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan
sahamnya berasal dari BUM Desa dan masyarakat.
Dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit-unit usaha yang berbadan hukum,
bentuk organisasi BUM Desa didasarkan pada Peraturan Desa tentang Pendirian
BUM Desa.
Susunan kepengurusan organisasi pengelolaan BUMDes terdiri dari; (a) Penasihat; (b)
Pelaksana Operasional; dan (c) Pengawas. Penamaan susunan kepengurusan
organisasi BUMDes dapat menggunakan penyebutan nama setempat yang dilandasi
semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan.
memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan BUM Desa; dan
Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja BUM Desa.
Modal awal BUMDes berasal dari penyertaan modal desa yang dialokasikan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa). Modal awal untuk BUM Desa
tidak harus berasal atau dialokasi dari transfer Dana Desa. Modal awal untuk BUM
Desa dapat dialokasikan dari dana manapun yang sudah masuk di rekening kas desa
sebagai Pendapatan Desa di dalam APB Desa.
Modal BUM Desa terdiri atas Penyertaan Modal Desa, dan Penyertaan Modal
Masyarakat.
Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau lembaga
donor yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
Penyertaan modal masyarakat Desa berasal dari tabungan masyarakat dan atau
simpanan masyarakat.
Diolah dari berbagai sumber referensi sebagai bahan belajar tentang tatacara
pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).