Pemgertian BUMDes
BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki desa
melalui penyertaan modal langsung yang berasal dari kekayaan desa. Lembaga ini digadang-
gadang sebagai kekuatan yang akan bisa mendorong terciptanya peningkatan kesejahteraan
dengan cara menciptakan produktivitas ekonomi bagi desa dengan berdasar pada ragam potensi
yang dimiliki desa. Pendirian BUMDes dimaksudkan sebagai upaya bersama antara masyarakat
dengan pemerintah desa, untuk mengembangkan potensi ekonomi Desa dan kebutuhan
masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat dan berkontribusi bagi
pendapatan desa.
BUMDes harus lahir atas kehendak seluruh warga desa yang diputuskan melalui
Musyawarah Desa (Musdes). Musdes adalah forum tertinggi melahirkan berbagai keputuan
utama dalam BUMDes mulai dari nama lembaga, pemilihan pengurus hingga jenis usaha yang
bakal dijalankan.
Tentunya BUMDes memiliki landasan hukum yang menjadi penopang atas berdirinya
BUMdes sendiri, landasan hukum atas berdirinya BUMdes antara lain yaitu, Undang-Undang no
32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, PP no 72 tahun 2005 tentang Desa dll. Salah satu-
nya pada UU no 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 213 ayat 1
1
https://www.pelajaran.co.id/2019/19/badan-usaha-milik-desa.html#ciri-ciri-badan-usaha-milik-desa-bumdes
II. Tata Cara Pendirian BUMdes
BUMDes harus lahir atas kehendak seluruh warga desa yang diputuskan melalui
Musyawarah Desa (Musdes). Musdes adalah forum tertinggi melahirkan berbagai keputuan
utama dalam BUMDes mulai dari nama lembaga, pemilihan pengurus hingga jenis usaha yang
bakal dijalankan. Pendirian BUMDes haruslah dipersiapkan dengan baik dan matang agar
nantinya tidak menimbulkan permasalahan.
Melakukan sosialisasi dan penjajakan kepada warga desa peluang pendirian BUM Desa
Menyusun draf Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa
Menyepakati pendirian BUM Desa sesuai dengan kondisi ekonomi, potensi jenis usaha
dan sosial budaya masyarakat;
Menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang Penetapan Pendirian Badan Usaha Milik
Desa yang mengacu pada UU Desa, Peraturan Pelaksananaan dan Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Pembahasan Rancangan Peraturan Desa tentang Penetapan Pendirian Badan Usaha Milik
Desa
Penetapan Peraturan Desa tentang Penetapan Pendirian Badan Usaha Milik Desa 2
Sosialisasi ide atau inisiatif pendirian BUM Desa, merupakan salah satu persiapan awal, Ide
atau inisiatif ini bisa muncul dari Pemerintah Desa dan atau masyarakat. Dari manapun inisiatif
tersebut jika dirasa baik bagi masyarakat, maka kuncinya adalah harus dibahas didalam
Musyawarah Desa. Sosialisasi BUMDES ke masyarakat ini juga diperlukan untuk
menjelaskan apa itu BUMDES dan filosofi BUMDES kepada masyarakat. Langkah ini penting
untuk upaya melibatkan masyarakat sejak awal.
Setelah memang dirasa perlu untuk mendirikan BUMdes ini, masyarakat dapat melakukan
tinjauan atau kajian ringkas mengidentifikasi potensi-potensi apa saja yang ada di desa, baik
potensi sumberdaya alam, potensi pertanian, peternakan, perikanan, pariwisata, potensi budaya
dan tradisi, potensi SDM masyarakat yang ada, potensi aset dan kekayaan desa yang menjadi
kewenangan desa;
Melakukan identifikasi atas aset-aset dan kekayaan yang ada di desa, serta memililah-milah
mana yang merupakan kewenangan desa dan mana yang bukan kewenangan desa atas aset dan
kekayaan yang ada di desa tersebut. Berdasarkan identifikasi tersebut kemudian ditetapkan
peraturan desa tentang aset dan kekayaan desa yang menjadi kewenangan desa.
Modal awal BUM Desa berasal dari penyertaan modal desa yang dialokasikan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa). Modal awal untuk BUM Desa tidak harus
berasal atau dialokasi dari transfer Dana Desa. Modal awal untuk BUM Desa tersebut dapat
dialokasikan dari dana manapun yang sudah masuk di rekening kas desa sebagai Pendapatan
Desa di dalam APB Desa.
Di dalam struktur APBDes, di bagian Pendapatan Desa, dijelaskan bahwa Pendapatan Desa
terdiri atas 7 sumber yaitu :
2
https://infobumdes.id/proses-dan-tahapan-pendirian-bumdes/
Pendapatan Desa yang sah, misalnya kerja sama dengan pihak ke tiga atau bantuan
perusahaan/CSR.3
Setidaknya ada tiga posisi yang paling penting yakni Ketua atau direktur, sekretaris dan
bendahara. Anda bisa menciptakan istilah lain untuk tiga posisi ini. Tetapi yang pasti fungsi
ketua jelas sangat sentral karena menjadi nahkoda yang akan memimpin jalannya lembaga.
Karena BUMDesa lekat dengan kepentingan usaha maka seorang ketua haruslah memiliki visi
usaha yang kuat sekaligus mampu melakukan konsolidasi sosial alias memiliki kemampuan
pendekatan pada masyarakat.
Sekretaris berfungsi bukan hanya mencatat hasil rapat saja melainkan harus pula mampu
membuat rancangan bagaimana hasil rapat harus didelegasikan pada bagian-bagian yang
berkaitan. Sekretaris juga menghubungkan seluruh catatan proses kinerja perusahaan menjadi
sebuah konsepsi yang ‘nyambung’ satu sama lain. Jadi, sekretaris bukan hanya salahsatu peserta
rapat yang hanya mencatat hasil rapat saja.
Melakukan pelayanaan pda warga sehingga warga mendapatkan manfaat sosial yang besar. Pada
model usaha seperti ini BUMDes tidak menargetkan keuntungan profit. Jenis bisnis ini seperti
pengelolaan air minum, pengolahan sampah dan sebagainya.
2. Keuangan/Banking
BUMDes bisa membangun lembaga keuangan untuk membantu warga mendapakan akses modal
dengan cara yang mudah dengan bunga semurah mungkin. Bukan rahasia lagi, sebagian besar
3
http://infobumdes.id/modal-bumdes/
bank komersil di negeri ini tidak berpihak pada rakyat kecil pedesaan. Selain mendorong
produktivitas usaha milik warga dari sisi permodalan, jenis usaha ini juga bisa menyelamatkan
nasib warga dari cengkeraman renternir yang selama ini berkeliaran di desa-desa.
3. Bisnis Penyewaan/Renting
4. Lembaga Perantara/Brokering
BUMDes menjadi perantara antara komoditas yang dihasilkan warga pada pasar yang lebih luas
sehingga BUMDes memperpendek jalur distribusi komoditas menuju pasar. Cara ini akan
memberikan dampak ekonomi yang besar pada warga sebagai produsen karena tidak lagi
dikuasai tengkulak.
5. Perdagangan/Trading
BUMDes menjalankan usaha penjualan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat yang
selama ini tidak bisa dilakukan warga secara perorangan. Misalnya, BUMDes mendirikan Pom
Bensin bagi kapal-kapal di desa nelayan. BUMDes mendirikan pabrik es ada nelayan sehingga
nelayan bisa mendapatkan es dengan lebih murah untuk menjaga kesegaran ikan tangakapan
mereka ketika melaut
6. Usaha Bersama/Holding
BUMDes membangun sistem usaha terpadu yang melihatkan banyak usaha di desa. Misalnya,
BUMDes mengelola wisata desa dan membuka akses seluasnya pada penduduk untuk bisa
mengambil berbagai peran yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha wisata itu.
7. Kontraktor/Contracting
Menjalankan pola kerja kemitraan pada berbagai kegiatan desa seperti pelaksana proyek desa,
pemasok berbagai bahan pada proyek desa, penyedia jasa cleaning servise dan lain-lain. Apalagi
sejak 2018 pemerintah desa dilarang mengundang kontraktor dari luar desa untuk mengerjakan
berbagai proyek yang dimiliki desa.4
Untuk bisa mencapai empat tujuan BUMDesa diatas antara lain harus dilakukan dengan cara
memenuhi kebutuhan (Produktif dan Konsumtif) masyarakat melalui pelayanan barang dan jasa
yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa. Lembaga ini juga dituntut mampu
memberikan pelayanan kepada non anggota (pihak luar Desa) dengan menempatkan harga dan
pelayanan sesuai standar pasar. Artinya terdapat mekanisme kelembagaan yang disepakati
bersama, sehingga tidak menimbulkan distorsi ekonomi pedesaan disebabkan oleh usaha
BUMDesa.
Dinyatakan di dalam undang-undang bahwa BUMDesa dapat didirikan sesuai dengan kebutuhan
dan potensi desa. Apa yang dimaksud dengan ”kebutuhan dan potensi desa” adalah:
5. Warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi; BUMDesa
merupakan wahana untuk menjalankan usaha di desa. 5
55
http://www.berdesa.com/4-tujuan-pendirian-bumdesa/
Disusun Oleh:
M. Luthfan Arsyi Mawarid(02011281823151)
Hukum Dagang A
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Joni Emirzon, S.H., M.Hum.
Dr. Hj.. Annalisa Y, S.H., M.Hum.
Arfianna Novera, S.H., M.Hum.
Dr. Muhammad Syaifuddin, S.H., M.Hum.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KAMPUS INDRALAYA