Milik Desa
Dosen Pengampu: Nur Laila Yuliani, S.E., M.Sc., Ak
Anggota Kelompok 3:
Lany Risma
01 Christanty 02 Fatimah
20.0102.0003 20.0102.0007
Novia
Rahma
04 Maymunat 03
Pravitasari
ul
20.0102.0018 20.0102.0012
Pokok Bahasan
1st
Seluk Beluk
2nd 3rd
Landasan Hukum Pendirian BUMDes
BUMDes BUMDes
4th 5th
Laporan Keuangan
Prinsip-Prinsip
Unit Usaha
Pengelolaan BUMDes
BUMDes
01
Seluk Beluk BUMDes
Dipaparkan oleh :
a. Pengurus berpengalaman
b. Mendapat pembinaan manajemen
c. Mendapat pengawasan internal dan eksternal
d. Menganut prinsip transparasi, akuntabel, dapat dipercaya, dan
rasional
e. Melayani masyarakat dengan baik dan adil
PENGELOLAAN: Jenis Usaha dan Permodalan
Jenis-jenis usaha:
a. Jasa
b. Penyaluran sembilan bahan pokok
c. Perdagangan hasil pertanian
d. Industri kecil dan rumah tangga
Pemanfaatan Pembentukan
Sumber Daya Unit-Unit Usaha
Hal tsb guna untuk
Desa peningkatan dan
Optimalisasi sumber daya pengembangan kegiatan
desa ekonomi desa
02
Landasan Hukum
BUMDes
Dipaparkan oleh:
Merupakan sebuah lembaga usaha desa yang dikelola oleh pemerintah desa juga
masyarakat desa tersebut dengan tujuan untuk memperkuat perekonomian desa
dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi yang ada di desa tersebut.
Lembaga usaha ini berada di dalam kepemilikan pemerintahan Desa, digunakan
untuk kemakmuran masyarakat desa. Baik pendirian, permodalan, pelaksanaa,
keuntungan yang diperoleh itu di bawah naungan desa.
Tujuan BUMDes
1. Masyarakat desa yang dalam mencukupi kebutuhan hidupnya berupa pangan, sandang
dan papan. Sebagian besar memiliki mata pencaharian di sektor pertanian dan
melakukan kegiatan usaha ekonomi yang bersifat usaha informal
2. Masyarakat desa yang penghasilannya tergolong sangat rendah, dan sulit menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk modal pengembangan usaha selanjutnya
3. Masyarakat desa yang dalam hal tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri,
sehingga banyak jatuh ke tangan pengusaha yang memiliki modal lebih kuat.
4. Masyarakat desa yang dalam kegiatan usahanya cenderung diperburuk oleh sistem
pemasaran yang memberikan kesempatan kepada pemilik modal untuk dapat menekan
harga, sehingga mereka cenderung memeras dan menikmati Sebagian besar dari hasil
kerja masyarakat desa.
LANDASAN HUKUM BUMDes
1. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
UU ini merupakan dasar hukum pertama yang melandasi pembuatan perda tentang
pedoman tata cara pembentukan dan pengelolaan BUMDes. Substansi dasar yang diatur
didalamnya menjadi rujukan dalam perumusan Perda tentang pedoman tata cara
pembentukan dan pengelolaan BUMDes, meliputi keuangan desa pasal 213.
2. PP No 72 tahun 2005 tentang BUMDes
Badan Usaha Milik Desa
Pasal 78
(1) Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa, pemerintah desa dapat
mendirikan BUMDes sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa
(2) Pembentukan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Desa berpedoman pada peraturan perundang-undangan
(3) BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus berbadan hukum
LANDASAN HUKUM BUMDes
Pasal 79
(1) BUMDes sebagaimana dimaksud dalam pasal 78 ayat (1) adalah usaha desa yang dikelola
oleh Pemerintah Desa
(2) Permodalan BUMDes dapat berasal dari :
(3) Kepengurusan BUMDes terdiri dari Pemerintah Desa dan masyarakat
Pasal 80
(4) BUMDes dapat melakukan pinjaman sesuai dengan peraturan per UU
(5) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat persetujuan
BPD
Peraturan Menteri dalam Negeri No. 39 Tahun 2010 tentang BUMDes
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
(1) Desa atau yang disebut dengan nama lain, yang selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik yang Indonesia.
(2) Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(3) Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
(4) Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut nama lain, yang selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa.
(5) Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.
03
Pendirian BUMDes
Dipaparkan oleh:
Menurut Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (2007) Aktivitas yang harus dilakukan dalam persiapan
pendirian BUMDes, meliputi:
Menurut Pusat Kajian Dinamik Sistem Pembangunan (2007), pengelolaan BUMDes harus diljalankan dengan
menggunakan prinsip kooperatif, partisitif, emansipatit, transparansi, akuntable, dan sustainable, dengan
mekanisme member-base dan self help yang dijalankan secara profesional, dan mandiri.
1. Kooperati. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus mampu melakukan kerjasama
yang baik demi pengembangan dan kelangsungan hidup usahanya.
2. Partisipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDs harus bersedia secara sukarela atau
diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDes.
3. Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat
diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka.
4. Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung. jawabkan secara teknis maupun
administratif. Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah merupakan
perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara akuntabel.
5. Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan da dilestarikan oleh masyarakat dalam
wadah BUMDe BUMDes didirikan dengan tujuan yang jelas yait pemberdayaan ekonomi masyarakat
desa.
Prinsip-Prinsip Pengelolaan BUMDes
1. Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga ovbyektivitasnya dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material
dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas (accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-
masing. organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Laporan
Keuangan Unit
05 BUMDes
Dipaparkan oleh:
Transaksi keuangan adalah kegiatan dari perusahaan yang menimbulkan perubahan pada posisi
keuangan (aset, liabilitas dan ekuitas) perusahaann, sehingga harus diproses mulai dari
pencatatan hingga disajikan dalam bentuk laporan keuangan.
Transaksi keuangan dibagai menjadi dua:
1. Transaksi keuangan internal
2. Transaksi keuangan eksternal
Bukti transaksi adalah sesuatu yang membuktikan benar adanya terkait sebuah transaksi yang
terjadi
Bukti transaksi dibedakan menjadi dua macam:
1. Bukti Transaksi Internal
2. Bukti Transaksi Eksternal
Dasar Pencatatan Transaksi
Pembukuan Pembukuan
Tunggal Berpasangan
Transaksi peningkatan kas Sistem double entry yaitu sistem
dicatat pada sisi penerimaan yang melakukan kegiatan
dan pengurangan kas pada sisi penjurnalan di dalamnya,
pengeluaran terdapat sisi debit dan kredit
Macam-Macam Laporan Keuangan BUMDes
Laporan Laba Rugi (pendapatan, beban, laba rugi pada periode tertentu)
Laporan Posisi Keuangan/ Neraca (aset, liabilitas dan ekuitas pada periode tertentu)
Pada prinsipnya laporan sama dengan PSAK.
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat..