Anda di halaman 1dari 39

Badan Usaha

Milik Desa
Dosen Pengampu: Nur Laila Yuliani, S.E., M.Sc., Ak
Anggota Kelompok 3:
Lany Risma
01 Christanty 02 Fatimah
20.0102.0003 20.0102.0007

Novia
Rahma
04 Maymunat 03
Pravitasari
ul
20.0102.0018 20.0102.0012
Pokok Bahasan
1st
Seluk Beluk
2nd 3rd
Landasan Hukum Pendirian BUMDes
BUMDes BUMDes

4th 5th
Laporan Keuangan
Prinsip-Prinsip
Unit Usaha
Pengelolaan BUMDes
BUMDes
01
Seluk Beluk BUMDes
Dipaparkan oleh :

Risma Fatimah (20.0102.0007)


Mekanisme Pembentukan BUMDes

Tahapan mekanisme pembentukan BUMDes diantaranya adalah:


a. Musyawarah
b. Kesepakatan yang dituangkan dalam AD/ART
c. Pengusulan materi
d. Penerbitan peraturan desa
PENGELOLAAN: Organisasi Pengelola

Organisasi pengelola BUMDes


1. Organisasi pengelola BUMDes paling sedikit terdiri atas
a. penasihat atau komisaris
b. pelaksana operasional atau direksi
2. Penasihat atau komisaris dijabat oleh Kepala Desa
3. Pelaksana operasional atau direksi terdiri atas
a. direktur atau manajer
b. kepala unit usaha
Pengelolaan BUMDes Don't
f orget
didasarkan pada apa?
...

Pengelolaan BUMDes berdasarkan pada anggaran


dasar dan anggaran rumah tangga
PENGELOLAAN: Tugas dan Wewenang

1. Penasihat memiliki tugas pengawasan dan penasihat kepada


pelaksana operasional yang mengelola usaha desa.
2. Penasihat memiliki kewenangan meminta penjelasan
pelaksanaan operasional mengenai pengelolaan usaha desa.
3. Pelaksa operasional memiliki tanggungjawab kepada
pemerintahan desa atas pengelolaan usaha desa dan mewakili
BUMDes didalam dan diluar pengadilan.
Persyaratan Pengelolaan BUMDes

a. Pengurus berpengalaman
b. Mendapat pembinaan manajemen
c. Mendapat pengawasan internal dan eksternal
d. Menganut prinsip transparasi, akuntabel, dapat dipercaya, dan
rasional
e. Melayani masyarakat dengan baik dan adil
PENGELOLAAN: Jenis Usaha dan Permodalan
Jenis-jenis usaha:
a. Jasa
b. Penyaluran sembilan bahan pokok
c. Perdagangan hasil pertanian
d. Industri kecil dan rumah tangga

Modal Usaha BUMDes berasal dari:


e. Pemerintah desa
f. Tabungan masyarakat
g. Bantuan pemerintah , pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota
h. Pinjaman
i. Kerja sama dengan pihak lain
PENGELOLAAN: Kerja sama

Kerjasama usaha BUMDes dapat dilakukan kerjasama antara dua desa


atau lebih dan kerjasama dengan pihak ketiga. Kerjasama desa dibuat
dalam naskah perjanjian kerjasama. Naskah kerjasama disampaikan
kepada camat paling lambat 14 hari setelah ditandatangi dan disampaikan
kepada bupati/walikota melalui camat.
Bagi Hasil dan Laporan Pertanggungjawaban

Bagi hasil usaha desa diperoleh berdasarkan keuntungan bersih usaha.


Untuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan BUMDes dilaporkan
kepada Kepala Desa dan kemudian dilaporkan kepada BPD.
PEMBINAAN
1. Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan menetapkan norma,
standar, prosedur dan kriteria BUMDes
2. Gubernur melakukan sosialisasi, bimbingan teknis prosdur, dan kriteria
pengelolaan
3. Bupati/Walikota melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi
pengembangan manajemen dan sumber daya manusia
4. Kepala Desa melakukan koordinasi pelaksanaan pengelolaan
BUMDes
PENGAWASAN DAN KETENTUAN PERALIHAN

Pengawasan dilakukan oleh BPD atau pengawas internal dan Inspektorat


Kabupaten/Kota. BUMDes dapat menjalankan kegiatanya dan
menyesuaikan dengan Perda Kabupaten/Kota mengenai Tata Cara
Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes paling lambat 1 tahun setelah
ditetapkan.
UU Desa No 6 Tahun 2014

1. Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa


2. BUM Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan
kegotongroyongan
3. BUM Desa menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan peraturan
Lalu hasil usaha BUMDes digunakan untuk
apa?
Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk:
a. Pengembangan usaha
b. Pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan pemberian
bantuan masyarakat melalui cara:
- hibah
- bantuan sosial
- kegiatan bergulir
UU No 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro

LKM adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan


jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, bantuan
melalui pinjaman atau pembiayaan usaha mikro, pengelolaan simpanan,
juga memberikan jasa konsultasi pengembangan usaha.
Kebutuhan dan Potensi Desa
Pemanfaatan Sumber
Kebutuhan
Daya Manusia
Pokok
SDM dimaksudkan untuk
Pemenuhan kebutuhan dapat mengelola badan
pokok masyarakat desa usaha desa

Pemanfaatan Pembentukan
Sumber Daya Unit-Unit Usaha
Hal tsb guna untuk
Desa peningkatan dan
Optimalisasi sumber daya pengembangan kegiatan
desa ekonomi desa
02
Landasan Hukum
BUMDes
Dipaparkan oleh:

Rahma Pravitasari (20.0102.0012)


Pengertian BUMDes

Merupakan sebuah lembaga usaha desa yang dikelola oleh pemerintah desa juga
masyarakat desa tersebut dengan tujuan untuk memperkuat perekonomian desa
dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi yang ada di desa tersebut.
Lembaga usaha ini berada di dalam kepemilikan pemerintahan Desa, digunakan
untuk kemakmuran masyarakat desa. Baik pendirian, permodalan, pelaksanaa,
keuntungan yang diperoleh itu di bawah naungan desa.
Tujuan BUMDes

1. Meningkatkan perekonomian masyarakat desa


2. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa
3. Mengoptimalkan potensi SDA untuk kebutuhan masyarakat
4. Menjadi alat pemerataan dan pertumbuhan ekonomi desa
Ciri-Ciri BUMDes
Kegiatan
Kekuatan Modal Operasional
51% dari desa dan 49%
Dikelola masyarakat desa
dari masyakat dengan cara Dikontrol oleh BPD, Pem.Desa
dibawah kendali desa
penyertaan modal dan anggota masyarakat
Distribusi Fasilitas dan
Bidang Usaha
Laba Pengawasan
Disesuaikan dengan Dapat didistribusikan
potensi dan informasi untuk kesejahteraan Dilakukan oleh pem.prov,
pasar anggota dan masyarakat pem.kab dan pem.des
desa
Karakteristik Desa yang Perlu Mendapat Pelayanan Utama BUMDes

1. Masyarakat desa yang dalam mencukupi kebutuhan hidupnya berupa pangan, sandang
dan papan. Sebagian besar memiliki mata pencaharian di sektor pertanian dan
melakukan kegiatan usaha ekonomi yang bersifat usaha informal
2. Masyarakat desa yang penghasilannya tergolong sangat rendah, dan sulit menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk modal pengembangan usaha selanjutnya
3. Masyarakat desa yang dalam hal tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri,
sehingga banyak jatuh ke tangan pengusaha yang memiliki modal lebih kuat.
4. Masyarakat desa yang dalam kegiatan usahanya cenderung diperburuk oleh sistem
pemasaran yang memberikan kesempatan kepada pemilik modal untuk dapat menekan
harga, sehingga mereka cenderung memeras dan menikmati Sebagian besar dari hasil
kerja masyarakat desa.
LANDASAN HUKUM BUMDes
1. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
UU ini merupakan dasar hukum pertama yang melandasi pembuatan perda tentang
pedoman tata cara pembentukan dan pengelolaan BUMDes. Substansi dasar yang diatur
didalamnya menjadi rujukan dalam perumusan Perda tentang pedoman tata cara
pembentukan dan pengelolaan BUMDes, meliputi keuangan desa pasal 213.
2. PP No 72 tahun 2005 tentang BUMDes
Badan Usaha Milik Desa
Pasal 78
(1) Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa, pemerintah desa dapat
mendirikan BUMDes sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa
(2) Pembentukan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Desa berpedoman pada peraturan perundang-undangan
(3) BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus berbadan hukum
LANDASAN HUKUM BUMDes

Pasal 79
(1) BUMDes sebagaimana dimaksud dalam pasal 78 ayat (1) adalah usaha desa yang dikelola
oleh Pemerintah Desa
(2) Permodalan BUMDes dapat berasal dari :
(3) Kepengurusan BUMDes terdiri dari Pemerintah Desa dan masyarakat
Pasal 80
(4) BUMDes dapat melakukan pinjaman sesuai dengan peraturan per UU
(5) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat persetujuan
BPD
Peraturan Menteri dalam Negeri No. 39 Tahun 2010 tentang BUMDes
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
(1) Desa atau yang disebut dengan nama lain, yang selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik yang Indonesia.
(2) Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(3) Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
(4) Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut nama lain, yang selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa.
(5) Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.
03
Pendirian BUMDes
Dipaparkan oleh:

Novia Maymunatul (20.0102.0018)


Persiapan Pendirian BUMDes

Menurut Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (2007) Aktivitas yang harus dilakukan dalam persiapan
pendirian BUMDes, meliputi:

1. Menetapkan Visi Dan Misi BUMDes


2. Bidang Usaha yang dipilih Jenis usaha jasa, manufaktur, dan perdagangan.
3. Mendisain struktur organisasi.
4.Menyusun job deskripsi (gambaran pekerjaan)
5. Menyusun bentuk aturan kerjasama dengan pihak ketiga
6. Menyusun pedoman kerja organisasi BUMDes Agar semua anggota BUMDes dan pihak-pihak yang
berkepentingan memahami aturan kerja organisasi.
7. Menyusun desain sistem informasi BUMDes merupakan lembaga ekonomi desa yang bersifat terbuka.
8. Sumber Permodalan BUMDes.
9. Menyusun rencana usaha (business plan) Penyusunan rencana usaha penting untuk dibuat dalam periode 1
sampai dengan 3. tahun
10. Menyusun sistem administrasi dan pembukuan Bentuk administrasi dan pembukuan keuangan harus
dibuat dalam format yang mudah, tetapi mampu menggambarkan aktivitas yang dijalankan BUMDes.
11. Melakukan proses rekruitmen Untuk menetapkan orang-orang yang bakal menjadi pengelola BUMDes
dapat dilakukan secara musyawarah.
12. Merumuskan dan menetapkan sistem penggajian da pengupahan pengelola BUMDes.
Cara Pendirian BUMDes

1. Pendirian BUMDes berdasar pada Perda Kabupaten


2. Diatur berdasarkan Perdes
3. Satu Desa, hanya terdapat satu BUMDes
4. Pemkab memfasilitasi pendirian BUMDes
5. BUMDes dapat didirikan dalam bentuk Usaha Bersama (UB) atau bentuk lainnya, tetapi
bukan Koperasi, PT, Badan Usaha Milik Daerah, CV, UD atau lembaga keuangan (BPR).
04
Prinsip-Prinsip
Pengelolaan BUMDes
Dipaparkan oleh:

Novia Maymunatul (20.0102.0018)


Cara Pengelolaan BUMDes

Menurut Pusat Kajian Dinamik Sistem Pembangunan (2007), pengelolaan BUMDes harus diljalankan dengan
menggunakan prinsip kooperatif, partisitif, emansipatit, transparansi, akuntable, dan sustainable, dengan
mekanisme member-base dan self help yang dijalankan secara profesional, dan mandiri.
1. Kooperati. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus mampu melakukan kerjasama
yang baik demi pengembangan dan kelangsungan hidup usahanya.
2. Partisipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDs harus bersedia secara sukarela atau
diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDes.
3. Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat
diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka.
4. Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung. jawabkan secara teknis maupun
administratif. Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah merupakan
perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara akuntabel.
5. Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan da dilestarikan oleh masyarakat dalam
wadah BUMDe BUMDes didirikan dengan tujuan yang jelas yait pemberdayaan ekonomi masyarakat
desa.
Prinsip-Prinsip Pengelolaan BUMDes
1. Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga ovbyektivitasnya dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material
dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas (accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-
masing. organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Laporan
Keuangan Unit
05 BUMDes
Dipaparkan oleh:

Lany Christanty (20.0102.0003)


Pentingnya ● Sebagai alat informasi
perkembangan BUMDes
Laporan ● Sebagi alat pengambilan
keputusan
Keuangan ● Sebagai bahan penyusunan
manajemen persediaan
BUMDes ● Sebagai alat pengendali
pemanfaatan dana BUMDes
Pengelolaan Usaha

Usaha Jasa Usaha Dagang Usaha Manufaktur


Lahan parkir sektor Toko kelontong, Industri tekstil. UMKM
publik, desa wisata, dll supermarket, UMKM, dll Kerajinan Serut Bambu,
Perlengkapan tani, dll
Transaksi Keuangan dan Bukti Transaksi

Transaksi keuangan adalah kegiatan dari perusahaan yang menimbulkan perubahan pada posisi
keuangan (aset, liabilitas dan ekuitas) perusahaann, sehingga harus diproses mulai dari
pencatatan hingga disajikan dalam bentuk laporan keuangan.
Transaksi keuangan dibagai menjadi dua:
1. Transaksi keuangan internal
2. Transaksi keuangan eksternal
 Bukti transaksi adalah sesuatu yang membuktikan benar adanya terkait sebuah transaksi yang
terjadi
 Bukti transaksi dibedakan menjadi dua macam:
1. Bukti Transaksi Internal
2. Bukti Transaksi Eksternal
Dasar Pencatatan Transaksi

Pembukuan Pembukuan
Tunggal Berpasangan
Transaksi peningkatan kas Sistem double entry yaitu sistem
dicatat pada sisi penerimaan yang melakukan kegiatan
dan pengurangan kas pada sisi penjurnalan di dalamnya,
pengeluaran terdapat sisi debit dan kredit
Macam-Macam Laporan Keuangan BUMDes

Laporan Laba Rugi (pendapatan, beban, laba rugi pada periode tertentu)
Laporan Posisi Keuangan/ Neraca (aset, liabilitas dan ekuitas pada periode tertentu)
Pada prinsipnya laporan sama dengan PSAK.
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat..

Anda mungkin juga menyukai