AKUNTANSI
DESA Kelompok 2
BAB 1
TENTANG DESA
DEFINISI DESA
UU No. 6 Tahun 2014 menyatakan desa adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
KARAKTERISTIK DESA
OTORISASI
PERENCANAAN
PENGAWASAN
ALOKASI
DISTRIBUSI
AKUNTABILITAS
PROSES PENYUSUNAN RENCANA APBDesa
STRUKTUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
(APBDesa)
BAB 3
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Pelaksanaan Keuangan Desa
-Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut bahwa pengelolaan keuangan desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.
-Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel,
partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
-Akuntabilitas keuangan desa bersifat horisontal dan juga vertikal.
Siklus pengelolaan desa
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa
Permendagri No. 113 Tahun 2014 menjelaskan bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan desa
berada di tangan kepala desa yang dibantu oleh Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa
(PTPKD).
Kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa dibantu oleh Pelaksana Teknis
Pengelola Keuangan Desa (PTPKD) yang berasal dari unsur perangkat desa yang ditetapkan
dengan keputusan kepala desa. Unsur perangkat desa yang dimaksud terdiri dari:
1.Sekretaris desa
2.Kepala seksi
3.Bendahara
Kebijakan Pelaksanaan APBDesa
APBDesa => alat mengoordinasikan aktivitas perolehan pendapatan dan penerimaan pembiayaan, serta
menjadi landasan belanja dan pengeluaran pembiayaan bagi pemerintah desa untuk suatu periode tertentu.
Beberapa kebijakan terkait pelaksanaan APBDesa berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014.
• Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan
melalui rekening kas desa.
• Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya, maka pengaturannya
ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.
• Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.
• Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang ditetapkan dalam
peraturan desa.
• Bendahara dapat menyimpan uang dalam kas desa pada jumlah tertentu dalam rangka memenuhi
kebutuhan operasional pemerintah desa yang jumlahnya ditetapkan dalam peraturan bupati/walikota.
Prosedur Pengeluaran Kas
Berikut prosedur dan kebijakan pengeluaran kas yang tertuang dalam Permendagri No.
113 Tahun 2014.
• Pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus
disertai dengan RAB.
• RAB tersebut harus diverifikasi oleh sekretaris desa dan disahkan oleh kepala
desa.
• Pelaksana kegiatan bertanggung jawab terhadap tindakan pengeluaran yang
menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku
pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di desa.
• Berdasarkan RAB, pelaksana kegiatan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) kepada kepala desa.
• SPP tidak boleh dilakukan sebelum barang dan atau jasa diterima.
• Pengajuan SPP terdiri atas: Surat Permintaan Pembayaran (SPP); pernyataan
tanggung jawab belanja; dan lampiran bukti transaksi.
Prosedur Pengeluaran Kas
7. Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran, sekretaris desa berkewajiban untuk:
• Meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang diajukan oleh pelaksana
kegiatan.
• Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBDesa yang tercantum
dalam permintaan pembayaran.
• Menguji ketersediaan dana untuk kegiatan yang dimaksud.
• Menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan apabila
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
8. Berdasarkan SPP yang telah diverifikasi sekretaris desa, kepala desa menyetujui
permintaan pembayaran dan bendahara melakukan pembayaran.
9. Bendahara melakukan pencatatan pengeluaran setelah pembayaran tersebut
dilakukan.
Prosedur Penerimaan Kas
Secara spesifik prosedur penerimaan kas yang berasal dari pendapatan transfer pemerintah
kabupaten/kota dalam bentuk dana desa adalah sebagai berikut:
• Alokasi Dana Desa (ADD) dalam APBD kabupaten/kota dianggarkan pada badan/dinas/kantor
pemberdayaan masyarakat desa atau dengan sebutan lain yang memiliki tugas dan fungsi
tersebut.
• Pemerintah desa membuka rekening pada bank yang ditunjuk berdasarkan keputusan kepala
desa.
• Kepala desa mengajukan permohonan penyaluran ADD kepada bupati dalam hal ini
badan/dinas/kantor pemberdayaan masyarakat desa atau dengan sebutan lain di kabupaten
melalui camat setelah dilakukan verifikasi oleh tim pendamping kecamatan.
• Kepala badan/dinas/kantor pemberdayaan masyarakat desa akan meneruskan berkas permohonan
berikut lampirannya kepada kepala bagian keuangan setda kabupaten atau kepala Dinas/Badan
Pengelola Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah (D/BPKKAD) atau dengan sebutan lain yang
memiliki tugas dan fungsi tersebut yang selanjutnya akan menyalurkan ADD langsung dari kas
daerah ke rekening desa.
• Mekanisme pencairan ADD dalam APBDesa dilakukan secara bertahap atau disesuaikan dengan
kemampuan dan kondisi daerah kabupaten/kota.
c.Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
• PPh Pasal 23 dikenakan sehubungan adanya pembayaran atas belanja jasa kepada wajib
pajak badan.
• PPh Pasal 23 dipotong pada saat pembayaran dengan membuat Bukti Potong PPh Pasal 23.
e.Bea Meterai
• Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen berupa kertas yang menurut UU Bea
Meterai menjadi objek bea meterai (UU No. 13 Tahun 1985).
• Dokumen yang dikenai bea meterai => dokumen yang berbentuk surat yang memuat jumlah
uang
BAB 4
PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA
Penatausahaan Keuangan : Penerimaan
dan Pengeluaran Kas
Penerimaan kas oleh pemerintah desa menurut Permendagri No. 113 Tahun
2014 dapat berupa pendapatan desa yang bersumber dari pendapatan asli
desa, pendapatan transfer, pendapatan lain-lain, ataupun yang bersumber
dari penerimaan pembiayaan.Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut
bahwa penatausahaan penerimaan dan pengeluaran tersebut wajib
dilaksanakan dengan menggunakan: buku kas umum, buku pembantu
pajak, dan buku bank.
MEMPOSTING DALAM BUKU BESAR
Salah satu tahapan dalam penatausahaan keuangan desa yang cukup menyita waktu
dan tenaga adalah memposting. Memposting adalah proses memindahkan catatan dari
buku kas umum desa dan buku bank desa ke setiap akun/rekening yang ada di buku
besar.
an
di a
rse
P e
g
Piutan
Kas
D esa
Kas
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DESA
Peralatan dan
Mesin
Gedung dan
Tanah Bangunan
Jalan, Irigasi,
dan Jaringan
DANA CADANGAN
Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan beberapa tahun anggaran untuk
kebutuhan belanja pada masa datang. Pembentukan maupun peruntukan dana
cadangan harus diatur dengan peraturan desa, sehingga dana cadangan tidak
dapat digunakan untuk peruntukan yang lain. Peruntukan dana cadangan
biasanya digunakan untuk pembangunan aset, misalnya pasar induk, atau gedung
olah raga.
KEWAJIBAN
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
desa. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau
tanggung jawab untuk bertindak di masa lalu.
Penyajian utang pemerintah desa di Laporan Kekayaan Milik Desa dapat diklasifikasikan
ke dalam dua kelompok, yakni: