Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Keuangan Desa merupakan semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Pengelolaan Keuangan Desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Pengelolaan
Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada
tanggal 31 Desember 2014 ini sekaligus mencabut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Keuangan Desa ?


2. Apa pengertian dari pengelolaan Keuangan Desa ?
3. Bagaimana sistem dan prosedur dalam pengelolaan Keuangan Desa ?

C. Manfaat

1. Memahami arti dari Keuangan desa.


2. Memahami arti dari pengelolaan Keuangan Desa.
3. Memahami sistem dan prosedur yang berlaku dalam pengelolaan Keuangan
Desa.

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 1


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Keuangan Desa merupakan semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi


perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa.

B. Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa

Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi


perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa. Penyelenggaraan kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala Desa didanai oleh APBDesa. Penyelenggaraan
kewenangan lokal berskala Desa selain didanai oleh APB Desa, juga dapat didanai
oleh anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja
daerah. Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh Pemerintah
didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara. Dana anggaran pendapatan
dan belanja negara dialokasikan pada bagian anggaran kementerian/lembaga dan
disalurkan melalui satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota. Penyelenggaraan
kewenangan Desa yang ditugaskan oleh pemerintah daerah didanai oleh anggaran
pendapatan dan belanja daerah. Seluruh pendapatan Desa diterima dan disalurkan
melalui rekening kas Desa dan penggunaannya ditetapkan dalam APB Desa.
Pencairan dana dalam rekening kas Desa ditandatangani oleh kepala Desa dan
Bendahara Desa.

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 2


Pengelolaan keuangan Desa meliputi :
a) perencanaan;
b) pelaksanaan;
c) penatausahaan;
d) pelaporan;dan
e) pertanggungjawaban.

Berikut ini sistem dan prosedur pengelolaan Keuangan Desa .

1. Perencanaan
Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan
kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/
Kota. Perencanaan Pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi:
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6
(enam) tahun; dan
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja
Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah
Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa. Peraturan Desa tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa
merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di Desa. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa merupakan
pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah. Dalam menyusun perencanaan
Pembangunan Desa, Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan musyawarah
perencanaan Pembangunan Desa. Musyawarah perencanaan Pembangunan
Desa menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan
Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya
masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota. Perencanaan pembangunan Desa disusun berdasarkan hasil
kesepakatan dalam musyawarah Desa. Musyawarah Desa paling lambat
dilaksanakan pada bulan Juni tahun anggaran berjalan. Perencanaan
pembangunan Desa menjadi pedoman bagi Pemerintah Desa dalam menyusun

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 3


rancangan RPJM Desa, RKP Desa, dan daftar usulan RKP Desa. Musyawarah
perencanaan pembangunan Desa diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa dan
unsur masyarakat Desa. Rancangan RPJM Desa dan rancangan RKP Desa
dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan Desa. Rancangan RPJM
Desa paling sedikit memuat penjabaran visi dan misi kepala Desa terpilih dan
arah kebijakan perencanaan pembangunan Desa. Rancangan RPJM Desa
memperhatikan arah kebijakan perencanaan pembangunan kabupaten/kota.
Rancangan RKP Desa merupakan penjabaran dari rancangan RPJM Desa untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun. RPJM Desa mengacu pada RPJM kabupaten/kota.
RPJM Desa memuat visi dan misi kepala Desa, rencana penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,
pemberdayaan masyarakat, dan arah kebijakan pembangunan Desa. RPJM Desa
disusun dengan mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan prioritas
pembangunan kabupaten/kota. RPJM Desa ditetapkan dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan kepala Desa. RKP Desa
merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
RKP Desa memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat
Desa. RKP Desa paling sedikit berisi uraian:
1. evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;
2. Prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa;
3. Prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola melalui
kerja sama antar-Desa dan pihak ketiga;
4. Rencana program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa
sebagai kewenangan penugasan dari Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota; dan
5. Pelaksana kegiatan Desa yang terdiri atas unsur perangkat Desa dan/atau
unsur masyarakat Desa. RKP Desa disusun oleh Pemerintah Desa sesuai
dengan informasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan
dengan pagu indikatif Desa dan rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. RKP Desa mulai
disusun oleh Pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan. RKP Desa
ditetapkan dengan peraturan Desa paling lambat akhir bulan September
tahun berjalan. RKP Desa menjadi dasar penetapan APB Desa.

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 4


Pemerintah Desa dapat mengusulkan kebutuhan pembangunan Desa
kepada pemerintah daerah kabupaten/kota. Dalam hal tertentu,
Pemerintah Desa dapat mengusulkan kebutuhan pembangunan Desa
kepada Pemerintah dan pemerintah daerah provinsi. Usulan kebutuhan
pembangunan Desa harus mendapatkan persetujuan bupati/walikota.
Dalam hal bupati/walikota memberikan persetujuan, usulan disampaikan
oleh bupati/walikota kepada Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
provinsi.
a. Perencanaan 1 dari 3
Tahapan kegiatan:
1. Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
berdasarkan RKPDesa tahun berkenaan.
2. Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang
APBDesa kepada Kepala Desa.
3. Rancangan peraturan Desa tentang APBDesa disampaikan oleh Kepala
Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati
bersama.
4. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disepakati bersama paling
lambat bulan Oktobertahun berjalan.
5. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disepakati
bersama disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui
camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk
dievaluasi.
6. Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDesa paling
lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan
Desa tentang APBDesa.
7. Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas
waktu Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya.
b. Perencanaan 2 dari 3
Tahapan kegiatan:
1. Dalam hal Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi Rancangan
Peraturan Desa tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum
dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 5


melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung
sejak diterimanya hasil evaluasi.
2. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala
Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
menjadi Peraturan Desa, Bupati/Walikota membatalkan Peraturan Desa
dengan Keputusan Bupati/Walikota.
3. Pembatalan Peraturan Desa sekaligus menyatakan berlakunya pagu
APBDesa tahun anggaran sebelumnya.
4. Dalam hal Pembatalan Kepala Desa hanya dapat melakukan pengeluaran
terhadap operasional penyelenggaraan Pemerintah Desa.
5. Kepala Desa memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa Paling lama 7
(tujuh) hari kerja setelah pembatalan dan selanjutnya Kepala Desa
bersama BPD mencabut peraturan desa dimaksud.
c. Perencanaan 3 dari 3
Tahapan kegiatan:
a. Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi Rancangan Peraturan
Desa tentang APBDesa kepada camat atau sebutan lain.
b. Camat menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDesa paling lama 20
(dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa
tentang APBDesa.
c. Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu
Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya.
d. Dalam hal Camat menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa
tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa melakukan
penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya hasil evaluasi.
e. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala
Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
menjadi Peraturan Desa, Camat menyampaikan usulan pembatalan
Peraturan Desa kepada Bupati/Walikota.
f. Ketentuan lebih lanjut mengenai pendelegasian evaluasi Rancangan
Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Camat diatur dalam Peraturan
Bupati/Walikota.

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 6


Diagram Arus (flow chart):

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 7


Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 8
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 9
2. Pelaksanaan

Aturan Umum Pelaksanaan:


a. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan
desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.
b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya
maka pengaturannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
c. Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang
lengkap dan sah.
d. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain
yang ditetapkan dalam peraturan desa.
e. Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa pada jumlah tertentu dalam
rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa.
f. Pengaturan jumlah uang dalam kas desa ditetapkan dalam Peraturan
Bupati/Walikota.
g. Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat dilakukan
sebelum rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi
peraturan desa.
h. Pengeluaran desa sebagaimana dimaksud pada no 7 tidak termasuk untuk belanja
pegawai yang bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang ditetapkan
dalam peraturan kepala desa.
i. Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu harus dibuat Rincian Anggaran Biaya
yang telah disahkan oleh Kepala Desa.
j. Pengadaan barang dan/atau jasa di Desa diatur dengan peraturan bupati/walikota
dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
k. Perubahan Peraturan Desa tentang dapat dilakukan apabila terjadi:
1. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja;
2. keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;
3. terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun
berjalan; dan/atau
4. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi,
dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan perubahan mendasar atas
kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 10


l. Perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran.
m. Tata cara pengajuan perubahan APBDesa adalah sama dengan tata cara
penetapan APBDesa.
n. Dalam hal Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota
serta hibah dan bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat ke desa disalurkan
setelah ditetapkannya Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa, perubahan
diatur dengan Peraturan Kepala Desa tentang perubahan APBDesa.
o. Perubahan APBDesa diinformasikan kepada BPD.

Formulir/Daftar yang dipergunakan: Pelaksana/Unit kerja yang terlibat:


1. Rencana Anggaran Biaya. 1. Pelaksana Kegiatan
2. Buku Pembantu Kas. 2. Sekretaris Desa
3. Surat Permintaan Pembayaran (SPP). 3. Kepala Desa
4. Pernyataan Tanggungjawab Belanja. 4. Bendahara
5. Bukti Transaksi 5. Penyedia Barang/Jasa
6. Surat Setoran Pajak (SSP)

Tahapan kegiatan:

1. Pelaksana Kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus


disertai dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran Biaya.
2. Rencana Anggaran Biaya di verifikasi oleh Sekretaris Desa dan di sahkan oleh
Kepala Desa.
3. Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran yang
menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan
Buku Pembantu Kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
didesa.
4. Berdasarkan Rencana Anggaran Biaya pelaksana kegiatan mengajukan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala Desa.
5. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) tidak boleh dilakukan sebelum barang dan
atau jasa diterima.
6. Pengajuan SPP terdiri atas:
a. Surat Permintaan Pembayaran (SPP);

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 11


b. Pernyataan Tanggungjawab Belanja; dan
c. Lampiran Bukti Transaksi
7. Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran, Sekretaris Desa berkewajiban untuk:
a. meneliti kelengkapan permintaan pembayaran di ajukan oleh pelaksana
kegiatan;
b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBdes yang tercantum
dalam permintaan pembayaran;
c. menguji ketersedian dana untuk kegiatan dimaksud; dan
menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan apabila
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
8. Berdasarkan SPP yang telah di verifikasi Sekretaris Desa, Kepala Desa
menyetujui permintaan pembayaran dan bendahara melakukan pembayaran.
9. Pembayaran yang telah dilakukan selanjutnya bendahara melakukan pencatatan
pengeluaran.
10. Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya,
wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke
rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Proses Pelaksanaan dimulai dari Pelaksanaan kegiatan dengan Rencana Anggaran


Biaya sampai dengan diterimanya bukti pembayaran dari penyedia barang/jasa
sehingga dapat dibukukan oleh Bendahara Desa.

Diagram Arus (flow chart):

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 12


3. Penatausahaan

Formulir/Daftar yang dipergunakan:


a. Buku Kas Umum
b. Buku Kas Pembantu Pajak
c. Buku Bank

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 13


Pelaksana/Unit kerja yang terlibat:

a. Bendahara Desa
b. Sekretaris Desa
c. Kepala Desa

Tahapan kegiatan:

a. Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.


b. Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan
pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.
c. Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan
pertanggungjawaban.
d. Laporan pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa
dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
e. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran, menggunakan:
a. Buku Kas Umum;
b. Buku Kas Pembantu Pajak; dan
c. Buku Bank.

Proses Penatausahaan dimulai dari membukukan transaksi pada Buku Kas Umum,
Buku Kas Pembantu Pajak dan Buku Pembantu Bank dan diakhiri pembuatan Laporan
Pertanggungjawaban.

Diagram Arus (flow chart):

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 14


4. Pelaporan

Formulir/Daftar yang dipergunakan:


1. Laporan semester pertama.
2. Laporan semester akhir tahun
3. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBDesa.

Pelaksana/Unit kerja yang terlibat:


1. Bendahara Desa
2. Sekretaris Desa
3. Kepala Desa
4. Camat atau sebutan lain
5. Bupati/Walikota

Tahapan kegiatan:
Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada
Bupati/Walikota berupa:
1. Laporan semester pertama; dan
2. Laporan semester akhir tahun.
3. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBDesa.
Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat pada akhir
bulan Juli tahun berjalan. Laporan semester akhir tahun disampaikan paling
lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

Proses Pelaporan dimulai dari membuat Laporan semester pertama, Laporan


semester akhir tahun , laporan realisasi APBDesa dan diakhiri dengan penyampaian
laporan-laporan tersebut kepada Bupati/Walikota melalui Camat.

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 15


Diagram Arus (flow chart):

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 16


5. Pertanggungjawaban

Formulir/Daftar yang dipergunakan:


a. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa.
b. Peraturan Desa.
c. Laporan Kekayaan Milik Desa.
d. Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.

Pelaksana/Unit kerja yang terlibat:


a. Sekretaris Desa
b. Kepala Desa
c. Bupati/Walikota
d. Camat atau sebutan lain
e. Masyarakat

Tahapan kegiatan:
a. Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran.
b. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, terdiri dari
pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
c. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa ditetapkan
dengan Peraturan Desa.
d. Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa dilampiri:
 format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan
APBDesa Tahun Anggaran berkenaan;
 format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun
Anggaran berkenaan; dan
 format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang
masuk ke desa.

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 17


e. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa merupakan
bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
f. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan
media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat.
g. Media informasi antara lain papan pengumuman, radio komunitas, dan
media informasi lainnya.
h. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan
lain.
i. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, disampaikan
paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.

Proses Penatausahaan dimulai dari membuat Laporan Pertanggungjawaban Realisasi


Pelaksanaan APBDesa, Peraturan Desa, Laporan Kekayaan Milik Desa, Laporan
Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa dan diakhiri
penyampaiaan kepada Bupati/Walikota dan Masyarakat.

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 18


Diagram Arus (flow chart):

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 19


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban Desa. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan desa. Proses perencaaan dimulai dari
penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa dan
diakhiri penetapan hasil evaluasi Rancangan APBDesa oleh Bupati/Walikota atau
camat atau sebutan lain jika Bupati/walikota mendelegasikan evaluasi Rancangan
Peraturan Desa tentang APBDesa kepada camat atau sebutan lain. Proses Pelaksanaan
dimulai dari Pelaksanaan kegiatan dengan Rencana Anggaran Biaya sampai dengan
diterimanya bukti pembayaran dari penyedia barang/jasa sehingga dapat dibukukan
oleh Bendahara Desa.  Proses Penatausahaan dimulai dari membukukan transaksi pada
Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak dan Buku Pembantu Bank dan diakhiri
pembuatan Laporan Pertanggungjawaban. Proses Pelaporan dimulai dari membuat
Laporan semester pertama, Laporan semester akhir tahun , laporan realisasi APBDesa
dan diakhiri dengan penyampaian laporan-laporan tersebut kepada Bupati/Walikota
melalui Camat. Proses Pertanggungjawaban dimulai dari membuat Laporan
Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa, Peraturan Desa, Laporan
Kekayaan Milik Desa, Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang
masuk ke desa dan diakhiri penyampaiaan kepada Bupati/Walikota dan Masyarakat.
B. Saran

Pada hakikatnya laporan pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Desa adalah


pemenuhan tanggungjawab kepada masyarakat/rakyat desa atas pengelolaan uang dan
kepentingan rakyat oleh Pemerintah Desa. Kemudian Pelaporan merupakan salah satu
mekanisme untuk mewujudkan dan menjamin akuntabiltas pengelolaan keuangan
desa, sebagaimana ditegaskan dalam asas Pengelolaan Keuangan Desa dari berbagai
aspek: hukum, administrasi, maupun moral. Dengan demikian, pelaporan pengelolaan

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 20


keuangan desa menjadi kewajiban Pemerintah Desa sebagai bagian tak terpisahkan
dari penyelengaraan pemerintahan desa.

DAFTAR PUSTAKA

Puji Agus, SST, Ak., M.Ak, CA, dkk. 2015. Pengelolaan Keuangan Desa: Sistem dan
Prosedur Perencanaan Keuangan Desa.
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-
perbendaharaan/20458-pengelolaan-keuangan-desa-sistem-dan-prosedur-
perencanaan-keuangan-desa, 9 Maret 2018.

Puji Agus, SST, Ak., M.Ak, CA, dkk. 2015. Pengelolaan Keuangan Desa: Sistem dan
Prosedur Pelaksanaan Keuangan Desa.
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-
perbendaharaan/20462-pengelolaan-keuangan-desa-sistem-dan-prosedur-
pelaksanaan-keuangan-desa, 9 Maret 2018.

Puji Agus, SST, Ak., M.Ak, CA, dkk. 2015. Pengelolaan Keuangan Desa: Sistem dan
Prosedur Penatausahaan Keuangan Desa.
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-
perbendaharaan/20466-pengelolaan-keuangan-desa-sistem-dan-prosedur-
penatausahaan-keuangan-desa, 9 Maret 2018.

Puji Agus, SST, Ak., M.Ak, CA, dkk. 2015. Pengelolaan Keuangan Desa: Sistem dan
Prosedur Pelaporan Keuangan Desa.
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-
perbendaharaan/20473-pengelolaan-keuangan-desa-sistem-dan-prosedur-
pelaporan-keuangan-desa, 9 Maret 2018.

Puji Agus, SST, Ak., M.Ak, CA, dkk. 2015. Pengelolaan Keuangan Desa: Sistem dan
Prosedur Pertanggungjawaban Keuangan Desa.
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 21


perbendaharaan/20477-pengelolaan-keuangan-desa-sistem-dan-prosedur-
pertanggungjawaban-keuangan-desa, 9 Maret 2018.

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa Page 22

Anda mungkin juga menyukai