Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH DESA

A. Pengertian menurut Permendagri nomor 113 tahun 2014

 Desa adalah adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

 Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

 Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan


masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban Desa .

 Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,


pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.

B. Asas Pengelolaan Keuangan Desa

Keuangan Desa dikelola berdasarkan asas

 Transparan, pengelolaan uang tidak secara tersembunyi atau dirahasiakan dari


masyarakat dan sesuai dengan kaedah - kaedah hukum atau peraturan yang berlaku.
 Akuntabel, bahwa setiap tindakan atau kinerja pemerintah/lembaga dapat
dipertanggungjawabkan kepada pihak - pihak yang memiliki hak atau berkewenangan
untuk meminta keterangan pertanggungjawaban.
 Partisipatif, setiap tindakan yang dilakukan harus mengikutsertakan keterlibatan
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan
yang dapat menyalurkan aspirasinya , yaitu Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
 Tertib dan disiplin anggaran, bahwa seluruh anggaran desa harus dilaksanakan secara
konsisten dan dilakukan percatatan atas penggunaannya yang sesuai dengan prinsip
akuntansi keuangan di desa.

C. Pengelolaan Keuangan Desa

Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan


pelaksanaan , penatausahaan , pelaporan , dan pertanggungjawaban keuangan Desa.
1. Perencanaan

Perencanaan pengelolaan keuangan desa merupakan perencanaan penerimaan dan


pengeluaran pemerintah desa pada tahun anggaran berkenan yang dianggarankan dalam
APB Desa.
APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintah desa. APB desa disusun oleh
pemerintah desa dengan mengacu pada perencanaan pembangunan desa yang meliputi:
 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa)
 Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)
Adapun yang termasuk dalam APB Desa, yaitu:
 Pendapatan Desa
 Belanja Desa
 Pembiayaan desa

2. Pelaksanaan

Setelah anggaran desa ditetapkan, tahap selanjutnya adalah pelaksanaannya. Dalam


pelaksanaan anggaran desa akan timbul penerimaan dan pengeluaran dana desa.

Penerimaan dan pengeluaran dana desa dilakukan melalui rekening kas Desa pada bank
yang ditunjuk Bupati/Wali Kota. Dalam kondisi Desa yang belum memiliki pelayanan
perbankan di wilayahnya, rekening kas Desa dibuka di wilayah terdekat.

Rekening kas Desa dibuat oleh Pemerintah Desa dengan spesimen tanda tangan kepala Desa
dan Kaur Keuangan. Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dana desa harus
didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.

3. Penatausahaan

Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai pelaksana fungsi


kebendaharaan.

Pengelolaan keuangan desa dilakukan dengan Basis Kas. Basis Kas merupakan pencatatan
transaksi pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari Rekening Kas Desa. Artinya,
pencatatan baru dilakukan ketika terjadi transaksi dimana uang benar benar sudah diterima
atau dikeluarkan.

Penatausahaan dilakukan dengan mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dalam buka
kas umum ( BKU ) yang ditutup setiap akhir bulan .

Dalam penatausahaan keuangan , Kaur Keuangan diwajibkan membuat Buku Pembantu Kas
Umum yang terdiri dari :
 Buku pembantu bank merupakan buku catatan penerimaan dan pengeluaran
melalui rekening kas Desa .

 Buku pembantu pajak merupakan buku catatan penerimaan potongan pajak dan
pengeluaran setoran pajak.

4. Pelaporan

Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksana APB Desa kepada Bupati / Walikota melalui
camat , berupa :

 Laporan semester pertama yang disampaikan paling lambat pada akhir bulan juli
tahun berjalan .

 Laporan semester akhir tahun yang disampaikan paling lambat pada akhir bulan
Januari tahun berikutnya.

Kepala Desa menyusun laporan dengan cara menggabungkan seluruh laporan paling lambat
minggu kedua tahun berjalan .

5. Pertanggungjawaban

Laporan pertanggungjawaban disampaikan paling lambat 3 ( tiga ) bulan setelah akhir tahun
anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa .

Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB Desa


kepada Bupati / Walikota melalui camat setiap akhir tahun anggaran , laporan pertanggung
jawaaban yang dimaksud adalah :

 Laporan keuangan terdiri atas lapora realisasi APB Desa dan catatan atas laporan
keuangan .

 Laporan realisasi kegiatan

 Daftar program sektoral , program daerah , dan program lainnya yang masuk desa.

Selain laporan pertanggungjawaban kepada Bupati / Walikota , pemerintah Desa


berkewajiban menginformasikan kepada masyarakat melalui media informasi . Adapun
informasi kepada masyarakat paling sedikit harus memuat laporan realisasi APB Desa ,
laporan realisasi kegiatan , laporan kegiatan yang belum selesai dan / atau tidak
terlaksanan , laporan sisa anggaran dan alamat pengaduan .
D. Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa

1. Kepala Desa

Kepala Desa sebagai Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa ( PKPKD ) ,


mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut :

 Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja


Desa ( APB Desa ).

 Menetapkan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa ( PTPKD ).

 Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa.

 Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam Anggaran


Pendapatan dan Belanja Desa ( APB Desa ).

 Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban Anggaran


Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDesa ).

2. Sekretaris Desa

Sekretaris desa merupakan koordinator PPKD (Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa)


yang membantu kepala desa untuk mempersiapkan dan melaksanakan pengelolaan
administrasi desa dan mempersiapkan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan
pemerintah desa. Sekretaris desa mempunyai tugas sebagai berikut:

 Mengkoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan APB Desa.

 Mengkoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa dan rancangan perubahan


APB Desa.

 Mengkoordinasikan penyusunan rancangan peraturan Kepala Desa tentang


penjabaran APB Desa dan Perubahan APB Desa.

 Mengkoordinasi tugas perangkat desa lain yang menjalankan tugas PPKD

 Mengkoordinasikan penyusunan laporan keuangan desa dalam rangka


pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa.

3. Kepala Seksi ( Kasi ) dan Kepala Urusan ( Kaur )

Kepala Urusan ( Kaur ) adalah unsur staf sekretariat desa yang terdiri atas Kaur Tata Usaha
dan Umum , serta Kaur Perencanaan . Kepala Seksi ( Kasi ) adalah Pelaksana Teknis yang
merupakan unsur pembantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional . Kasi terdiri
atas Kasi Kesejahteraan , Kasi Pelayanan dan Kasi Pemerintahan , Kasi dan Kaur sebagai
pelaksana kegiatan anggaran memiliki tugas sebagai berikut :

 Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja


sesuai bidang tugasnya.

 Mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya.

 Melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya.

 Menyusun DPA , DPPA , dan DPAL sesuai bidang tugasnya.

 Menandatangani perjanjian kerjasama dengan penyedia atas pengadaan barang


atau jasa untuk kegiatan yang berada dalam bidang tugasnya.

 Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya untuk


pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa .

4. Kaur Keuangan

Bendahara desa dijabat oleh kepala urusan keuangan yang memiliki tugas untuk membantu
sekretaris desa meliputi penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran / pembiayaan
dalam rangka pelaksanaan APB Desa .

Selain itu bendahara desa juga bertanggung jawab dalam penatausahaan keuangan yang
dilakukan dengan menggunakan Buku Kas Umum , Buku Kas Pembantu Pajak dan Buku Kas
pembantu bank .

Dalam melaksanakan fungsi kebendaharaan , Kaur Keuangan Pemerintah Desa memiliki


Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ).

E. Akun - Akun Dalam Pengelolaan Keuangan Desa

1. Akun dalam Laporan Kekayaan Milik Desa

Laporan kekayaan milik desa terdiri dari tiga jenis akun , yaitu asset , kewajiban dan ekuitas .

 Aset

Aset merupakan kekayaan milik desa yang terdiri atas asset lancar dan asset tidak
lancar . Aset lancar adalah kekayaan desa yang mudah diuangkan , contohnya kas
desa , piutang dan persediaan . Aset tidak lancar adalah kekayaan milik desa yang
berwujud dan dapat digunakan untuk kegiatan operasional desa contohnya tanah ,
peralatan dan mesin , gedung dan bangunan dan sebagainya . Kode akun kelompok
asset diawali angka 1.

 Kewajiban

Kewajiban adalah berbagai utang yang timbul akibat peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya menyebabkan aliran pengeluaran dari pemerintah desa .
Kewajiban terdiri atas kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang .
Kode akun kewajiban diawali angka 2 .

 Ekuitas

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah desa yang merupakan selisih antara
asset dan kewajiban desa pada tanggal laporan . Kode akun ekuitas diawali angka 3.

2. Akun dalam Laporan Realisasi Anggaran

Akun yang digunakan dalam laporan realisasi anggaram adalah pendapatan , belanja dan
pembiayaan .

 Pendapatan

Pendapatan desa meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang
merupakan hak desa dalam 1 ( satu ) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar
kembali oleh desa . Pendapatan desa terdiri atas pendapatan asli desa , transfer dan
pendapatan lain – lain.

a. Pendapatan Asli Desa ( PAD )

 Hasil usaha desa , seperti laba dari badan usaha milik desa ( BUMDes )

 Hasil kekayaan desa atau asset desa , seperti tanah kas desa , pasar desa
, bangunan desa , wisata yang di kelola desa , pemandian desa , hutan
desa , dan lain - lain .

 Hasil swadaya , partisipasi dan gotong royong masyarakat desa ,


maksudnya membangun dengan kekuatan sendiri melibatkan peran
serta masyarakat berupa tenaga , barang yang dinilai dengan uang .
Contoh urunan desa , urunan carik , atau iuran penitipan kendaraan .

 Pendapatan asli desa lainnya , contohnya ongkos cetak surat - surat ,


biaya legalisasi surat surat , dan sewa tanah desa .
b. Transfer

 Dana Desa , berasal dari APBN yang ditransfer melalui APBD Kota /
Kabupaten dan digunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan ,
pembangunan desa , pembinaan dan pemberdayaan masyarakat .

 Bagi hasil pajak daerah kabupaten / kota dan retribusi daerah ,


contohnya bagi hasil pajak bumi dan bangunan .

 Alokasi Dana Desa ( ADD ) , adalah dana perimbangan yang diterima


pemerintah daerahkabupaten / kota paling sedikit 10 % setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus.

 Bantuan keuangan APBD pemerintah provinsi dan kabupaten / kota.

c. Pendapatan Lain - Lain

 Penerimaan dari hasil kerja sama desa

 Penerimaan dari bantuan perusahaan yang berlokasi di desa

 Penerimaan dari hibah dan sumbangan dari pihak ketiga

 Koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang


mengakibatkan penerimaan di kas desa pada tahun anggaran berjalan

 Bunga bank

 Pendapatan lain desa yang sah

 Belanja Desa

Belanja desa merupakan pengeluaran dari rekening desa yang merupakan


kewajiban desa dalam 1 ( satu ) tahun anggaran yang tidak diperoleh pembayaran
kembali Belanja desa terdiri atas belanja pegawai , belanja barang dan jasa . Belanja
modal dan belanja tak terduga .

1. Belanja pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap dan


tunjangan bagi Kepala Desa , Perangkat Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
( BPD ).

2. Belanja barang dan jasa dianggarkan untuk pengeluaran bagi pembelian /


pengadaan barang / jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 ( dua belas )
bulan .
3. Belanja Modal dianggarkan untuk pengeluaran dalam rangka pembelian /
pengadaan barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 ( dua
belas ) bulan dan menambah asset . Pembelian / pengadaan barang atau
bangunan tersebut digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan kewenangan
desa .

4. Belanja tak terduga , merupakan belanja yang belum tersedia anggarannya dan
dilakukan dalam keadaan darurat dan / atau Keadaan Luar Biasa ( KLB ) , dengan
pengertian keadaan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang
dan / atau mendesak .

 Pembiayaan Desa

Pembiayaan desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan /
atau pengeluaran yang akan diterima kembali , baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya .

1. Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan terdiri atas sisa lebih perhitungan anggaran ( SILPA ) ,


Pencairan Dana Cadangan , hasil penjualan kekayaan desa yang dipisakan dan
penerimaan pinjaman .

2. Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan digunakan untuk pembentukan dana cadangan dan


penyertaan modal desa.

Anda mungkin juga menyukai