Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Perkembangan Penduduk: Dunia dan Indonesia

1. Perkembangan penduduk Dunia


Perkembangan jumlah penduduk dunia sangat erat kaitannya dengan
perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitar.
Ada tiga tahap perkembangan peradaban manusia hingga kini yaitu:
– Jaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk
menanggulangi kehidupannya. Jaman ini berlangsung beberapa juta
tahun lalu yang terbagi atas jaman peralatan batu tua, batu muda, dan
perunggu.
– Jaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian
menetap yang mengubah kehidupannya yang semula dengan berburu
dan nomaden menjadi bertani dan menetap disekitar pertanian
tersebut.
– Jaman mulainya era industrialisasi sekitar abad ke-17 sesudah Masehi
yang ditandai dengan tumbuhnya pusat-pusat industry dan
berkembangnya kota-kota permukiman manusia (Tomlison, 1965)
Pertumbuhan penduduk terlihat meningkat kira-kira pada 6000-9000 tahun
lalu ketika teknik bertani sudah mulai dikenal dan menyebar dibeberapa
bagian dunia yang memungkinkan produksi pangan meningkat sehingga
manusia semakin makmur. Selain itu berkembangnya ilmu pengetahuan dan
perkembangan teknologi dalam mengolah sumber daya alam yang ada juga
membuat kehidupan manusia semakin baik.
Revolusi petanian yang memungkinkan bertambahnya manusia melebihi
jumlah 20 juta. Pada 6000 tahun yang lalu, yaitu kira-kira saat munculnya
Kerajaan Mesir, penduduk manusia diperkirakan sudah mencapai 90 juta
jiwa. Itu berarti sekitar 4000 tahun penduduk telah bertambah kira-kira 10-
16 kali lipat. Di sekitar jaman kristus ditaksir penduduk sudah mencapai
antara 200-300 juta jiwa dan pada tahun 1650 permulaan jaman modern
jumlah itu menjadi sekitar setengah milyar jiwa. Pada permulaan jaman
Revolusi Industri (1750) penduduk diperkirakan telah menjadi 728 juta
jiwa.
Berkaitan dengan tahap perkembangan teknologi maupun peristiwaperistiwa
sosial ekonomi penting yang dialami penduduk dunia, maka sejak
tahun 1650 Thomson dan lewis (1978) membagi periode perkembangan
penduduk dunia ke dalam lima periode, yaitu:
1. Periode 1650-1800
Ditandai dengan perkembangan teknik-teknik pertanian baru,
pendirian pabrik-pabrik dalam tahap awal serta pengembangan sarana
transportasi dan perhubungan, disertai dengan kestabilan politik yang
relatif terjadi dibanyak negara di dunia. Penduduk dunia pada akhir
periode ini diperkirakan sebanyak 900 juta jiwa dengan tingkat
pertumbuhan penduduk 0,4 persen per tahun.
2. Periode 1800-1850
Pertumbuhan penduduk dunia sudah menunjukkan variasi antara
negara satu dengan yang lain maupun antara satu kawasan benua
dengan kawasan benua yang lain. Di Eropa dalam waktu 50 tahun
penduduknya bertambah sekitar 33,3 persen. Peningkatan penataan
kehidupan politik dan ekonomi bangsa-bangsa pada masa ini
mendorong stabilnya penyediaan pangan yang cukup bagi penduduk,
di samping kesadaran kesehatan lingkungan.
3. Periode 1850-1900
Ditandai dengan sudah banyaknya negara di dunia yang sudah
melaksanakan sensus penduduk secara lengkap, sehingga data
kependudukan dunia sudah semakin banyak dan reliabilitasnya
semakin tinggi. Kemajuan teknologi pada masa ini semakin
mendorong peningkatan produktivitas manusia. Pengorganisasian
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik penduduk negara-negara barat
semakin nampak terutama daerah urban. Dalam periode ini juga telah
mulai menurunnya tingkat fertilitas di beberapa negara, sudah timbul
kesadaran dan keyakinan bahwa pertumbuhan penduduk sepenuhnya
dapat dikendalikan dari tingkat kelahiran dan kematian.
4. Periode 1900-1930
Peristiwa dunia yang membawa pengaruh demografis yang besar ialah
Perang Dunia 1. Dalam peristiwa ini banyak penduduk yang
meninggal di medan perang, ataupun meninggal karena buruknya
keadaan ekonomi. Banyak negara yang dilanda penyakit yang
menyebabkan kematian terutama infeksi.
5. Periode 1930 sampai sekarang
Merupakan periode peledakan penduduk dunia yang cukup besar
terutama setelah Perang Dunia II. Peningkatan pelayanan kesehatan
semakin meningkat terutama dengan penemuan berbagai jenis obat
anti biotika. Penemuan teknologi-teknologi modern semakin
mendorong peningkatan kualitas hidup. Disatu pihak keadaan ini
justru semakin mensukseskan usaha pengendalian penduduk negaranegara
maju, namun sebaliknya di negara-negara yang belum maju
terutama pada awal periode justru mendorong pertambahan penduduk
yang cukup besar. Dalam periode inilah angka 4 Milyar dari jumlah
penduduk dunia dicapai. Dalam periode ini pula, kesadaran akan
penurunan tingkat kelahiran sebagai usaha menekan laju pertumbuhan
penduduk, menjadi progam internasional yang mencakup hampir
semua negara di dunia.

Jika penduduk dunia terus bertambah dengan kecepatan 2% setahun maka


dalam sekitar tujuh abad lagi maka hanya akan ada tempat untuk duduk di
dunia ini. Penduduk dunia tidaklah bertambah secara merata menurut
tempat. Sebagian daerah bertambah secara cepat dari yang lainnya, jadi
disamping jumlah, distribusi penduduk menurut geografi juga perl
diperhatikan.
Terjadinya ledakan penduduk dimulai dari Eropa karena Revolusi Industri
dimulai disana. Bangsa Eropa kemudian menyebar ke Amerika (utara
sampai selatan), Australia, Afrika Selatan, dan Selandia Baru. Kemudian
menjajah hampir seluruh dunia.
Perkembangan penduduk dunia mula-mula berjalan lambat hingga zaman
modern dan kemudian berjalan dengan semakin cepat sepanjang sejarah
manusia hingga tahun 2000. Sehingga pertumbuhan penduduk sulit
dikendalikan dan akan berakibat pada ledakan penduduk.
2. Perkembangan Penduduk Jawa Abad Ke-19
Indonesia, sekali pun untuk Jawa, informasi atau data demografi abad ke-19
yang tersedia sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti
angka-angka jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan. Para
ahli pada umumnya berpendapat adanya under enumeration bagi angkaangka
jumlah penduduk resmi awal abad ke-19. Namun angka-angka
tersebut seperti angka “sensus” Raffles masih dipandang bermanfaat.
Bahkan ada penulis-penulis yang walaupun mengakui angka Raffles terlalu
rendah sebagai penduduk Jawa di permulaan abad ke-19, telah mengambil
data “sensus” Raffles tersebut sebagai hitungan awal.
Breman berpendapat bahwa angka-angka pertambahan penduduk Jawa pada
abad ke-19 atas dasar angka-angka resmi lebih tinggi daripada kenyataan
yang sesungguhnya walaupun dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya
dan dengan masyarakat praindustri lainnya, Jawa mengalami pertambahan
penduduk yang sangat cepat.
Alasan-alasan terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan
perkembangan penduduk cepat di Jawa berkisar pada:1
a. Terjadinya perbaikan tingkat hidup dari penduduk pribumi;
b. Meluasnya pelayanan kesehatan; kongkritnya adalah introduksi
vaksinasi cacar; dan
c. Perwujudan ketertiban dan perdamaian oleh pemerintah Belanda.
Perkembangan penduduk dihubungkan dengan meningkatnya pengaruh
sistem pemerintah kolonial Belanda terhadap berbagai lapangan kehidupan.
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia, penduduk tahun 2010
menunjukkan jumlah 238,5 juta jiwa. Sebanyak 54,7 persen penduduk
Indonesia atau sekitar 305,6 juta jiwa terpusat di area Pulau Jawa
(Tempo.co, 8 Februari 2013). Kepadatan penduduk tertinggi terjadi di
1 Ibid.,hal.71
Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan pada
2010, kepadatan penduduk sudah terjadi di Jawa Barat sejak saat itu hingga
dua dasawarsa mendatang. Yang mana pada tahun 2035, Jawa Barat
diperkirakan akan menjadi provinsi terpadat dengan jumlah penduduk 57,1
juta jiwa.
Berdasarkan data proyeksi Badan Pusat Statistik, pertumbuhan penduduk di
Jawa Barat 18,6 persen pada 2035. Kepadatan penduduk secara berurutan
juga terjadi di Provinsi Jawa Timur 41,1 juta jiwa, Jawa Tengah 37,2 juta
jiwa, Banten 16,03 juta jiwa, dan Jakarta 11,4 juta jiwa. Adapun
pertumbuhan penduduk di Jakarta berada di kisaran 3,9 persen hingga 2035.
Dalam hal pertumbuhan penduduk sebenarnya pulau Jawa adalah daerah
dengan pertumbuhan penduduk paling rendah dibanding dengan daerahdaerah
lainnya, seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan pulau lainnya.
Namun untuk kepadatan, pulau Jawa-lah yang menempati posisi teratas
pulau dengan penduduk tertinggi.
Bertambah padatnya penduduk pulau Jawa tidak terlepas dari meningkatnya
proses urbanisasi khususnya ke Jakarta dan daerah penyanggah lainnya, di
mana prosesnya meningkat setelah era 1980-an. Jika pada 1980, urbanisasi
ke Jakarta mencapai 93,69 persen, kemudian meningkat menjadi 100 persen
pada 1990 dan stabil 100 persen pada 1995.
Meskipun begitu, pulau Jawa masih unggul dalam tingkat migrasi keluar
dengan 2,59% pada tahun 1980. Tingginya tingkat migrasi ini jelas
berkaitan dengan semakin kritisnya jumlah penduduk masyarakat Jawa.
Dilihat dari segi asal migran, yaitu pulau tempat tinggal sebelumnya, maka
nampak bahwa mayoritas migran berasal dari pulau Jawa yaitu 61,88% pada
tahun 1980. Kemudian disusul dengan pulau Sumatra dengan 16,49%. Dari
uraian di atas sekiranya dapat dikatakan bahwa migrasi penduduk Indonesia
identik dengan migrasi penduduk Jawa-Sumatra. Hal ini disebabkan karena
volume serta arah migrasi di luar Jawa-Sumatra kurang memberi bentuk
serta warna terhadap fenomena migrasi di Indonesia (Sunarto, 1985: 57)
Dalam hal migrasi masuk, lebih dari seperempat dari jumlah migran total di
Indonesia telah memasuki Jakarta. Tidak kalah menariknya adalah ketiga
provinsi di pulau Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan Jawa
Timur. Ketiga provinsi yang amat padat ini menerima imigran dari provinsi
lain luar pulau jawa sebesar 23,51% dari jumlah migran seluruh Indonesia.
Masuknya migran-migran dari luar pulau Jawa untuk meninggali pulau
Jawa tidak lain karena faktor ekonomi. Banyak sekali kegiatan ekonomi
yang berada di pulau Jawa dan juga aksesibilitas pulau Jawa sangat mudah
dibanding daerah lainnya. Segala jenis moda transportasi lengkap di pulau
Jawa untuk menunjang perekonomian. Dengan kemudahan ini pastinya
harga-harga kebutuhan di Pulau Jawa bisa dikatakan murah dibanding
pulau-pulau lainnya.
3. Penduduk Indonesia Abad ke-20
Dalam zaman sebelum Indonesia merdeka, pengumpulan data jumlah
penduduk yang lebih seksama mencakup seluruh wilayah Indonesia
dilaksanakan untuk pertama kali pada tahun 1920 yang dikenal sebagai
Sensus Penduduk 1920. Sesudah itu berlangsung lima kali pengumpulan
data penduduk melalui sensus yaitu satu kali sebelum Indonesia merdeka
pada tahun 1930, dan empat kali setelah Indonesia merdeka masing-masing
pada tahun 1961, 1971, 1980, dan 1990. Data jumlah penduduk dari
keempat sumber ini cukup dapat dipercaya.
Dalam masa 60 tahun terakhir antara 1930-1990 jumlah penduduk Indonesia
hampir menjadi tiga (3) kali lipat. Suatu percepatan perkembangan
penduduk telah terjadi di Indonesia dalam jangka waktu lima (5) dekade
terakhir hingga tahun 1980. Namun pada periode 1980-1990 perkembangan
penduduk Indonesia secara keseluruhan telah menurun menjadi sekitar 2,0
persen per tahun. Perkembangan penduduk tahunan yang sedang
berlangsung dewasa ini lebih rendah di Jawa dibandingkan dengan
kebanyakan pulau-pulau lain di luar Jawa.

Anda mungkin juga menyukai