Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kepadatan populasi manusia adalah jumlah populasi manusia yang
menempati suatu luas daerah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Kepadatan
populasi diberbagai daerah umumnya tidak sama dan selalu berubah-ubah, karena
penyebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini disebabkan karena adanya dinamika
penduduk yang meliputi kelahiran, kematian dan migrasi. Kepadatan dan persebaran
penduduk yang tidak merata dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan penyebaran
penyakit.
Manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan keseimbangan
ekosistem meskipun memiliki derajat paling tinggi dibandingkan dengan makhluk
hidup lain. Dalam suatu ekosistem manusia juga berinetraksi dengan lingkungannya.
Dalam hal ini tejadi saling mempengaruhi dan dipengaruhi antara manusia dan
lingkungannya.
Dalam batasan ekologi, suatu populasi manusia yang bertempat tinggal di
daerah / habitat tertentu dan memiliki seperangkat aturan tertentu disebut penduduk.
Apabila kita membicarakan tentang kependudukan, pada hakikatnya kita membahas
kelangsungan hidup manusia. Untuk melangsungkan kehidupannya, manusia
berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya dengan cara bertani, berkebun, menangkap
ikan, berdagang ataupun berternak. Dengan akar dan pikiran manusia mampu
mengolah sumber daya alam sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
Berdasarkan hasil penelitian, populasi penduduk dunia saat ini mencapai lebih
dari lima milyar, mengingat luas daratannya hanya sekitar 30% luas permukaan bumi,
tanpa kita sadari ternyata planet yang sudah kita diami sudah terlalu padat. Ahli- ahli
kependudukan telah menyepakati bahwa kepadatan populasi manusia merupakan
masalah dunia yang sangat serius karena dapat merugikan manusia dan makhluk
hidup lainnya.

1
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan dinamika penduduk?
b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika penduduk?
c. Apa hubungan antara dinamika penduduk dengan penyebaran penyakit?
1.3.Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi
b. Agar mahasiswa/mahasiswi memahami apa yang dimaksud dengan dinamika
penduduk
c. Agar mahasiswa/mahasiwi memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
dinamika penduduk
d. Agar mahasiswa/mahasiswi memahami tentang hubungan antara dinamika
penduduk dengan penyebaran penyakit
1.4.Manfaat
Secara umum, penulisan makalah ini bermanfaat agar mahasiswa/ mahasiswi
lebih memahami tentang hubungan dinamika penduduk dengan penyebaran penyakit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dinamika Penduduk


Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk baik itu jumlah,
distribusi maupun komposisinya pada suatu wilayah dalam waktu tertentu sehingga
dapat mempengaruhi sruktur penduduk di wilayah tersebut. Dinamika atau perubahan
lebih cenderung pada perkembangan jumlah penduduk suatu Negara atau wilayah
tersebut. Jumlah penduduk tersebut dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan
survey penduduk. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 pada zaman Hindia
Belanda. Sedangkan sensus yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dimulai pada
tahun 1961,1971, 1980, 1990, 2000, dan yang terakhir tahun 2010. Pertumbuhan
penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi
dan kesehatan.
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu
bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk
dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
- Kelahiran (natalitas)
- Kematian (mortalitas)
- Migrasi (perpindahan)
Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan
penduduk Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kelahiran dan kematian. Faktor yang menunjang dan menghambat
kelahiran (natalitas) di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Kelahiran (fertilitas)
Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak bayi-
bayi yang yang meninggal saat kelahiran tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran
atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati. Tinggi rendahnya tingkat

3
kelahiran dalam suatu kelompok penduduk tergantung pada struktur umur,
penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan
wanita serta pembangunan ekonomi.
 Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :
- Kawin usia muda
- Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
- Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
- Anak merupakan penentu status sosial
- Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
 Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :
-Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
-Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan
-Semakin banyak wanita karir.
 Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :
- Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk
- Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk
- Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk
b. Kematian (mortalitas)
Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar(crude death rate)
dan tingkat kematian khusus(age specific death rate). Tingkat kematian kasar (crude
death rate) adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah
penduduk pertengahan tahun tersebut. Tingkat kematian khusus (age specific death
rate) dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan.
Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah
sebagai berikut :
 Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
- Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
- Fasilitas kesehatan yang belum memadai

4
- Keadaan gizi penduduk yang rendah
- Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
- Peperangan, wabah penyakit, pembunuhan
 Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
-Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
-Fasilitas kesehatan yang memadai
-Meningkatnya keadaan gizi penduduk
-Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
 Penggolongan angka kelahiran kasar :
- angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
- angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk
- angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk
c. Migrasi Penduduk
Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang
menguntungkan. Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan
menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah
tersebut.
Yang perlu diperhatikan seorang migran dalam menentukan keputusan untuk
pindah ke daerah lain yaitu faktor persediaan sumber daya alam, faktor lingkungan
social budaya, faktor potensi ekonomi. Dengan mengetahui faktor-faktor dimuka,
setidaknya terhindar dari akibat negative. Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk
suatu daerah cepat atau lambat dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan
melihat bentuk piramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah
penduduk anank-anak, dewasa, dan orang tua pada wilayah yang bersangkutan.
Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk
pyramida yang berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu piramida
penduduk muda, piramida stasioner, dan piramida penduduk tua. Migrasi merupakan
bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk

5
dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen
(sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula
mobilitas penduduk permanen (menetap).Mobilitas penduduk permanen disebut
migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain
dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Jenis-jenis Migrasi:
 Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara
lainnya.
1) Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
2) Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang
melakukan emigrasi disebut emigran
3) Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya
 Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu Negara.
1) Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
2) Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke
pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia.
Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh
pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.
1. Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan
tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena
pembangunan proyek
2. Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh
seseorang atas kemauan dan biaya sendiri
3. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain
dalam propinsi atau pulau yang sama
4. Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh
pemerintah

6
5. Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan
menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Selain jenis migrasi
yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi
adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat
bahaya perang, bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional
maupun internasional.
2.3. Hubungan antara Dinamika Penduduk dengan Penyebaran Penyakit
Dinamika penduduk memiliki hubungan yang sangat erat dengan penyebaran
penyakit, baik penyakit menular maupun tidak menular. Dengan bertambahnya
jumlah penduduk, maka bertambah pula kebutuhan akan pangan, air bersih, udara
bersih, dan lahan.
Bila kebutuhan akan pangan tidak terpenuhi, dapat dipastikan akan terjadi
kelaparan. Kelaparan dapat menyebabkan berbagai-bagai macam penyakit, salah
satunya adalah kekurangan gizi atau gizi buruk. Gizi buruk dapat dapat menyebabkan
seseoarang menjadi kurus dan sangat lemah dan khususnya pada anak- anak, gizi
buruk dapat menghambat pertumbuhan.
Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh mahkluk hidup. Manusia
membutuhkan air untuk keperluan sehari-hari seperti air minum, mandi dan mencuci.
Di daerah berpenduduk padat pada umumnya sumber air bersih berasal dari sungai,
sumur dan perusahaan air minum. Sungai- sungai diperkotaan yang berpenduduk
padat pada umumnya kotor dan berbau tidak sedap. Kotoran dan bau tidak sedap ini
bisa berasal dari sampah dan limbah yang sengaja dibuang oleh sebagian masyarakat
dan pabrik- pabrik, selain itu penduduk yang tinggal didaerah yang tidak dialiri
sungai, sumber air pada umumnya berasal dari sumur-sumur yang sengaja digali
dalam tanah. Karena penduduknya padat dan rumahnya saling berhimpitan maka
antara jarak sumur dan septiktank saling berdekatan. Ini dapat menyebabkan
perembesan air kotoran ke dalam sumur. Air berasal dari sungai dan sumur yang
tercemar ini tidak layak pakai, karena mengandung berbagai macam jenis
mikroorganisme yang bersifat patogen pada manusia. Patogen yang sering ditemukan

7
di dalam air terutama adalah bakteri-bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan
seperti Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera, Shigella dysenteriae penyebab
disenteri basiler, Salmonella typosa penyebab tifus dan S. paratyphi penyebab
paratifus, virus polio dan hepatitis, dan Entamoeba histolytica penyebab disentri
amoeba.
Udara yang bersih adalah udara yang banyak mengandung oksigen. Di daerah
yang berpenduduk padat dan tingkat mobilisasi penduduknya tinggi, hampir boleh
dikatakan udaranya pengap. Gas CO2 dan gas CO yang dihasilkan oleh kendaraan dan
pabrik dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Berikut ini adalah beberapa
Gangguan Kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran atau polusi udara:
1. Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar memiliki kandungan logam birilium berupa logam
murni, seperti sulfat, oksida maupun dalam bentuk holagenida. Debu logam tersebut
dapat menyebabkan penyakit beriliosis yang ditandai dengan gejala batuk kering,
sesak nafas dan demam. Penyakit ini banyak ditemukan pada para pekerja industri.
2. Penyakit Bisinosis
Penyakit bisinosis adalah penyakit gangguan pernafasan yang disebabkan oleh
adanya pencermaran serat kapas dan debu kapas di udara yang akan terhisap ke paru-
paru. Gajala awal penyakit ini ditandai dengan sesak nafas, terasa berat di dada.
Untuk kasus penyakit bisinosis yang sudah parah biasanya juga akan diikuti dengan
penyakit amphyseman dan bronchitis.
3. Penyakit Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh
batu bara. Umumnya penyakit ini terjadi pada para penambang batu bara. Gejala awal
penyakit ini diakiabatkan karena adanya sesak nafas akibat menghirup debu batu
bara. Hal itu disebabkan karena di dalam debu batu bara terdapat kandungan silikat.
4. Penyakit Asbestosis
Sesuai dengan namanya, penyakit ini disebabkan oleh debu atau serat asbes
yang mencemari udara. Asbes terbuat dari kandungan magnesium dan asam silikat.

8
Debu asbes jika terhirup sampai ke paru-paru akan menyebabkan batuk-batuk disertai
dahak dan sesak nafas.
5. Penyakit Silikosis
Selanjutnya adalah penyakit silikosis, penyakit silikosis disebabkan oleh
pencemaran debu silika, berupa senyawa SiO2 yang dapat terhisap masuk ke dalam
paru-paru dan mengendap di dalam paru-paru. Penyakit gangguan pernafasan seperti
ini ditandai dengan gejala sesak nafas yang disertai dengan batuk-batuk.
Peningkatan jumlah populasi manusia menyebabkan kebutuhan terhadap
lahan untuk tempat tinggal. Hal ini menyebabkan manusia banyak membangun
pemukiman termasuk pemukiman liar tanpa memperhatikan sistem sanitasi
lingkungan yang baik dan benar, salah satu contohnya adalah tidak adanya lahan
khusus untuk pembuangan sampah sehingga masyarakat membuang sampah secara
sembarangan di sekitar pemukiman dan sungai. Sampah-sampah ini menyebabkan
tercemarnya air sumur dan air sungai. Penggunaan air sumur dan air sungai untuk
keperluan sehari-hari yaitu minum, mandi, dan mencuci menyebabkan masyarakat
sekitar menderita penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat
patogen yang berasal dari sumber-sumber air tersebut. Penyakit-penyakit tersebut di
antaranya adalah penyakit kolera, disentri basiler, tifus, paratifus, hepatitis, dan
disentri amoeba.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk baik itu jumlah,
distribusi maupun komposisinya pada suatu wilayah dalam waktu tertentu
sehingga dapat mempengaruhi sruktur penduduk di wilayah tersebut.
b. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga)
faktor yaitu :
- Kelahiran (natalitas)
- Kematian (mortalitas)
- Migrasi (perpindahan)
c. Peningkatan jumlah penduduk berbanding lurus dengan peningkatan penyebaran
penyakit. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya jumlah penduduk maka
kebutuhan akan pangan, air bersih, udara, dan lahan sulit terpenuhi.
3.2. Saran
Diharapkan mahasiswa/mahasiwi dapat memahami hubungan antara dinamika
penduduk dengan penyebaran penyakit sehingga dapat memberikan penyuluhan
terkait masalah tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2013. Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Lingkungan.


http://carakudownload.blogspot.co.id/2013/04/dampak-kepadatan-
penduduk-terhadap.html. (Diakses tanggal 30 September 2015).

Anonimb. 2015. Penyakit Akibat Pencemaran Udara.


http://www.kesehatanpedia.com/2015/01/penyakit-akibat-pencemaran-
udara.html. (Diakses tanggal 30 September 2015).

Anonimc. 2015. Pengaruh Meningkatnya Populasi Penduduk.


http://duniabiologi45.blogspot.co.id/2015/03/pengaruh-meningkatnya-
populasi-penduduk.html. (Diakses tanggal 30 September 2015).

Hugo, Graeme. 2001. Mobilitas Penduduk dan HIV/AIDS di Indonesia. Adelaide


University. Australia.

Kusbudiono dan Basuki. 2011. Pengaruh Faktor Pertumbuhan Populasi Terhadap


Epidemi Demam Berdarah Dengue. UNY. Yogyakarta.

Purnomo, Cipto Aris. 2010. Dinamika Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue
di Kecamatan Duren Sawit Kotamadya Jakarta Timur Tahun 2010. Tesis.
Universitas Indonesia, Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai