PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENDUDUK (DEMOGRAFI) Secara etimologis, demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti tulisan-tulisan atau karangan-karangan tentang penduduk.
Tahun 1958, United Nations mendefinisikan
demografi sebagai suatu studi ilmiah tentang penduduk terutama tentang JUMLAH, STRUKTUR DAN PERKEMBANGANNYA. Dari perspektif sosiologis, Calvin Goldsheider memberikan definisi tentang demografi sebagai studi ilmiah yang sistematik mengenai peristiwa-peristiwa kependudukan baik dalam bentuk perorangan maupun kelompok.
Menurut Philip M. Hauser & Dudley Duncan (1959)
memberi batasan pengertian demografi sebagai suatu ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas, mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial/perubahan status. Dari beberapa pengertian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa DEMOGRAFI mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah.
Apabila bicara mengenai demografi maka akan
berhubungan dengan 3 komponen, yaitu: 1. Kelahiran (Natalitas) 2. Kematian (Mortalitas) 3. Gerak Teritorial (Migrasi) Di dalam perkembangan studi demografi telah melahirkan berbagai teknik analisis dan matematis yang dapat dipakai untuk menghitung angka-angka perbandingan demografi dan memperdalam pengertian tentang data-data yang telah dikumpulkan oleh statistik penduduk. Dengan cara-cara perhitungan baru dan pengetahuan baru tentang hubungan-hubungan antara unsur- unsur demografi dapatlah dibuat berbagai perkiraan-perkiraan jumlah penduduk. Dalam studi kependudukan cakupannya lebih luas daripada demografi karena di dalam memahami karakteristik penduduk di suatu wilayah, faktor-faktor non demografis turut dipertimbangkan. Studi kependudukan terdiri dari analisis- analisis yang bertujuan dan mencakup: 1. Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan-perubahannya. 2. Menerangkan sebab-sebab perubahan dari faktor dasar tersebut. 3. Menganalisa segala konsekuensi yang mungkin terjadi di masa depan sebagai hasil perubahan-perubahan itu. Sasaran ruang lingkup demografi adalah: Negara, bangsa dan satuan wilayah yang luas seperti propinsi dan kota-kota besar.
Sasaran studi mikro demografi memusatkan diri
pada kesatuan-kesatuan keluarga dan kelompok-kelompok kecil, lingkungan ketetanggaan, bisa juga dalam satuan wilayah desa. Manfaat Demografi dalam pembangunan: 1. Bidang sosial dan ekonomi: Dasar perumusan kebijakan pembangunan sektor pendidikan, kesehatan dan penanganan kemiskinan, dasar arah kebijakan dibidang perekonomian, penciptaan lapangan kerja. 2. Bidang Politik: Pemahaman tentang peta politik berdasarkan karakteristik demografi tertentu, penentuan jumlah wakil rakyat yang akan duduk di kursi legislatif. PERTEMUAN III PERTUMBUHAN PENDUDUK & FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Pertumbuhan Penduduk atau Pertambahan Penduduk adalah perubahan populasi sewaktu- waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran.
Sebutan pertambahan penduduk merujuk pada
semua spesies, namun selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertambahan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Pertumbuhan penduduk juga merupakan perubahan jumlah penduduk yang semakin bertambah di suatu wilayah, yang disebabkan oleh beberapa faktor pendorong.
Secara umum ada tiga faktor utama demografi
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut: 1. Fertilitas (Kelahiran) 2. Mortalitas (Kematian) 3. Migrasi (Perpindahan) FERTILITAS (KELAHIRAN) Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil produksi yang nyata dari fekunditas seorang wanita. Pengukuran fertilitas: Pengukuran Fertilitas Tahunan, pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Pengukuran fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata- rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. MORTALITAS (KEMATIAN) Kematian adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per- 1000 individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per-tahun. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas). FAKTOR PENDUKUNG KEMATIAN (PRO MORTALITAS) Sarana kesehatan yang kurang memadai. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan Terjadinya berbagai bencana alam Terjadinya peperangan Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industry Tindakan bunuh diri dan pembunuhan. FAKTOR PENGHAMBAT KEMATIAN (ANTI MORTALITAS) Lingkungan hidup sehat. Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap. Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain. Tingkat kesehatan masyarakat tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk. Faktor penyebab utama ini adalah adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan. Dengan kemajuan teknologi kesehatan kelahiran dapat diatur dan kematian dapat dicegah. Sesuai dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maka tiap-tiap masyarakat atau negara, pertumbuhan penduduknya mengalami 4 periode yaitu: Periode I
Pada periode ini pertumbuhan penduduk
berjalan dengan lambat yang ditandai dengan adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut periode statis. Periode II Tahap kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan dan kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat mengingat angka kelahiran yang masih tinggi. Periode III Periode ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun. Tingkat kematian pada periode ini stabil sampai pada tingkat rendah dan angka kelahiran menurun, penyebabnya antara lain adanya pembatasan jumlah anggota keluarga. Periode IV Pada masa ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun secara perlahan sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode ini di sebut periode penduduk stasioner. MIGRASI (PERPINDAHAN) Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Menurut pengamatan para peneliti bahwa
migrasi bersifat selektif. Ada beberapa ciri- ciri yang membedakan migran dan non migran, terutama yang menyangkut karakteristik umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan dan jenis pekerjaan. Pada umumnya dikalangan migran terdapat relatif lebih sedikit penduduk usia anak-anak. Ini terlihat dari konsentrasi migran, yang umumnya mengelompokkan pada migrant umur 20-39 tahun, sedangkan golongan bukan migran mengelompokkan pada golongan 0-19 tahun . Penduduk laki-laki lebih banyak melakukan perpindahan di banding penduduk perempuan. Namun proporsi wanita mulai meningkat. Penelitian di Amerika Latin (Todaro, 1983) menunjukkan bahwa dewasa ini perempuan merupakan mayoritas dalam arus migrasi lebih jauh, dikemukakan bahwa rata-rata umur migran perempuan lebih rendah dari pada umur migran laki- laki. Menurut Sunarto HS (1984) bahwa: “perbedaan antara migran dengan non migran juga terlihat dalam struktur jenis pekerjaan mereka, konsentrasi jenis pekerjaan mereka. Konsentrasi jenis pekerjaan non migran adalah pertanian, sedangkan pekerjaan migran mulai menyebar ke sektor lain di luar petanian” . FAKTOR BERMIGRASI Seseorang pindah dari suatu daerah ke daerah lain tidak saja dipengaruhi oleh kepadatan penduduk di daerahnya asalnya, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor kultur, sosial, ekonomi, psikologis dan sebagainya.
Menurut Sunarto Hs (1984) bahwa: “Sejarah perpindahan
penduduk di Indonesia menbuktikan bahwa faktor kultur memegang perana yang sangat penting dalam memberi motivasi orang-orang bermigrasi seperti dilakukan suku Bugis dan Minangkabau. Budaya petualang suku Bugis dan Minangkabau serta keinginan untuk memngembangkan perdagangan yang sekaligus mencari corak kehidupan baru menyebabkan migrant asal kedua suku ini tersebar di berbagai pelosok tanah air dan bahkan di luar negeri.” Faktor ekonomi juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keputusan untuk berimigrasi.
Menurut Rutman (1970) bahwa: “Migrasi bisa
di pandang sebagai respon manusia terhadap kondisi yang tidak menyenangkan di daerah asal serta respon manusia terhadap sistem pemilikan tanah yang tidak menguntungkan.” ada 4 faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi, yaitu: Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan Rintangan-rintangan yang menghambat Faktor-faktor pribadi Di setiap tempat asal ataupun tujuan, ada sejumlah faktor yang menahan orang untuk tetap tinggal di situ, dan menarik orang luar untuk pindah ke tempat tersebut. Ada sejumlah faktor negatif yang mendorong orang untuk pindah dari tempat tersebut dan sejumlah faktor netral yang tidak menjadi masalah dalam keputusan untuk migrasi. Selalu terdapat sejumlah rintangan yang dalam keadaan-keadaan tertentu tidak seberapa beratnya, tetapi dalam keadaan lain dapat diatasi. Rintangan- rintangan itu antar lain adalah mengenai jarak, walaupun rintangan "jarak" ini meskipun selalu ada, tidak selalu menjadi faktor penghalang. Rintangn-rintangan tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda-beda pada orang-orang yang ingin pindah. Ada orang yang memandang rintangan- rintangan tersebut sebagai hal sepele, tetapi ada juga yang memandang sebagai hal yang berat yang menghalangi orang untuk pindah. Sedangkan faktor dalam pribadi mempunyai peranan penting karena faktor-faktor nyata yang terdapat di tempat asal atau tempat tujuan belum merupakan faktor utama, karena pada akhirnya kembali pada tanggapan seseorang tentang faktor tersebut, kepekaan pribadi dan kecerdasannnya. Proses migrasi atau perpindahan pendukuk merupakan masalah yang kompleks dan persoalannya harus didekati dari berbagai sudut, baik ekonomi, politik, budaya, sosiologi dan juga dari sudut religi serta keamanan jiwa dan harta. PERTEMUAN VI FERTILITAS Pengertian Fertilitas adalah : hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita/sekelompok wanita menyangkut banyaknya bayi lahir hidup.
Perbedaan Fertilitas dan Natalitas yaitu:
Fertilitas adalah peranan kelahiran pada perubahan penduduk. Natalitas adalah peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia. KONSEP DASAR Lahir hidup adalah Kelahiran bayi dengan menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Lahir mati adalah Kelahiran bayi tanpa menunjukan tanda-tanda kehidupan. Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan. Masa Reproduksi (Childbearing Age)-Usia Subur adalah masa di mana wanita mampu melahirkan, yaitu usia 15-49 tahun. Wanita Usia Subur (WUS) adalah Wanita berusia 15-49 tahun. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri, dimana istri berusia 15-49 tahun. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS Secara umum: 1. Anggapan atau kepercayaan yang di anut masyarakat. 2. Gender.
Dilihat dari pendekatan Sosial
Menurut Davis & Blake terdapat faktor sosial, ekonomi, budaya (variabel antara) dimana perempuan dan masyarakat tinggal mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas. Contoh: Tingkat Pendidikan, Penghasilan dan Gender. Menurut Freedman, faktor sosial, ekonomi dan budaya mempunyai hubungan erat dengan norma sosial dalam Masyarakat. Contoh : Adat Istiadat, Tingkat Kemajuan Perempuan dan masyarakat.
Dilihat dari pendekatan Ekonomi
Pada tingkat Makro, Fertilitas dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi, urbanisasi dan modernisasi. Pada tingkat Mikro, fertilitas dipengaruhi oleh Keputusan pasangan suami istri dalam hal jumlah anak. Menurut Leibenstein, anak dilihat dari dua sisi, yaitu manfaat atau kegunaan dan biaya untuk merawat anak. Menurut Becker, anak dianggap sebagai barang konsumsi tahan lama dan akan memberikan kepuasan/manfaat dengan memberikan pilihan antara kualitas dan kuantitas anak. UKURAN FERTILITAS Angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian jumlah kelahiran dengan penduduk yang menanggung resiko melahirkan (Exposed To Risk)
Beberapa persoalan pengukuran Fertilitas:
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dari pengukuran mortalitas karena seorang wanita hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari satu orang bayi. Tidak semua wanita mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga atau bercerai. Angka fertilitas menunjukkan dua pilihan jangka waktu: Jangka pendek (1 tahun) dan jangka panjang (jumlah kelahiran selama masa reproduksi) Kelahiran hanya diukur berdasarkan fertilitas wanita, jarang yang memperhitungkan fertilitas laki-laki.