Anda di halaman 1dari 13

UAS GEOGRAFI PENDUDUK

1.
a. Pengertian Ferilitas 4 Sumber
 Fertilitas adalah kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari
Rahim seorang perempuan dengan ada tanda tanda kehidupan, misalnya
berteriak, menangis, dan sebagainya.( Mantra 2003:145)
 Fertilitas diartikan sebagai kemampuan seorang wanita untuk menghasilkan
kelahiran hidup merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk
disamping migrasi masuk, tingkat kelahiran dimasa lalu mempengaruhi
tingginya tingkat fertilitas masa kini. Fertilitas merupakan hasil reproduksi
nyata dari seorang atau sekelompok wanita, sedangkan dalam pengertian
demografi menyatakan banyaknya bayi yang lahir hidup.( Adioetomo dan
Samosir : 2011).
 Fertilitas merupakan hasil reproduksi nyata dari seorang atau sekelompok
wanita, sedangkan dalam bidang demografi fertilitas ialah suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan jumlah anak yang benar-benar dilahirkan
dalam keadaan hidup (Munir, 1984:141)
 Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan
dengan kesuburan Wanita (fekunditas). Fertilitas diartikan sebagai hasil
reproduksi yang nyata dari seorang Wanita atau kelompok Wanita
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. (Khori, Ahmad 2021 : 23).
b.
 Aborsi medis tidak disengaja adalah pengguguran tidak sengaja yang terjadi
tanpa tindakan apapun. Misalnya : terpleset dan mengalami pendarahan saat
kehamilan
 angkan aborsi disengaja adalah pengguguran yang terjadi sebagai akibat
dari suatu tindakan. Misalnya : didukung motif sosial malu karena janin
hasil hubungan diluar nikah
c.
 Riwayat kelahiran (birth history/pregnancy history) mulai anak pertama –
anak terakhir
 Status kehamilan (pregnancy status)
Biasanya sumber data fertilisasi survei pengumpulan data disesuaikan
dengan kebutuhan/keperluan, serta dapat dilakukan kapan saja dan di
wilayah tertentu. Data yang tersedia di sensus pada umumnya juga ada di
survai.
d. Tinggi rendahnya laju fertilitas sangat berhubungan erat dengan aspek social dan
ekonomi di masyarakat, seperti contohnya dimana saat laju fertilasi tinggi
menyebabkan kepadataan penduduk di suatu wilayah, Hal ini berdampak kepada
tingkat kemiskinan, pengangguran dan kondisi kesejahtraan masyarakatnya.
Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan laju
pertumbuhan yang tinggi. Jumlah penduduk semakin meningkat dari tahun ke
tahun baik di dunia maupun di Indonesia. Jumlah penduduk yang besar dengan laju
pertumbuhan yang tinggi akan menghambat usaha peningkatan dan pemerataan
kesejahteraan rakyat di berbagai bidang kehidupan. Jumlah penduduk
mengakibatkan rendahnya taraf kehidupan penduduk serta ketidakmampuan
pemerintah menanggulanginya
2.
a.
 Pengertian mortalitas menurut Budi Utomo (1985) dalam Mantra (2000)
adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup
 Ibnu Nugroho (2017), Mortalitas adalah bagian parameter dalam
penghitungan demografi yang berfungsi mengurangi jumlah penduduk.
 Mortalitas adalah indikator demografi dimana dalam hal ini membahas
mengenai perhitungan kematian dalam sekelompok penduduk untuk
mengukur angka kematian penduduk dengan sejumlah data terkait angka
kematian penduduk tersebut digunakan untuk menimbangi angka kelahiran
penduduk agar kepadatan penduduk di wilayah dan perwilayahan dapat
dihitung secara akurat. (https://dosengeografi.com/pengertian-mortalitas)
 Menurut PBB dan WHO, Mortalitas adalah hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup
b.
 Mati
kematian adalah keadaan seseorang yang keseluruhan alat-alat vitalnya
(jantung, paru-paru dan otak) telang hilang atau berhenti secara permanen.
Sehingga, apabila alat-alat vital tersebut telah berhenti, maka seluruh organ
atau sel dalam tubuh akan turut berhenti dan mengakibatkan jasad seseorang
tidak bisa bekerja sebagaimana biasa yang akhirnya mengalami kematian.
 Lahir mati
lahir Mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yg berumur paling
sedikit 28 minggu, pada saat dilahirkan tidak menunjukkan tanda-tanda
kehidupan.
 Lahir Hidup
Lahir hidup (Live birth) menurut WHO dan David Lucas, 1995: 35 adalah
peristiwa keluarnya atau terpisahnya suatu hasil konsepsi dari rahim ibunya,
tanpa memperdulikan lama kehamilan, dan setelah itu bayi bernapas atau
menunjukan tanda-tanda kehidupan yang lain seperti detak jantung, denyut
nadi tali pusat dipotong atau masih melekat dengan plasenta oleh karena itu
suatu kematian harus didahului suatu kelahiran hidup. Anak lahir hidup
adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh seorang wanita baik yang
masih hidup sampai saat ini maupun sudah meninggal (BKKBN dalam
Hotimah, 2004 : 4).
c. Idealnya data kematian dapat diperoleh dari hasil Registrasi Vital, karena
menyajikan data kematian secara langsung. Namun data registrasi di Indonesia
masih belum dapat menyajikan data kematian secara lengkap. Beberapa sumber
data kematian yaitu Sensus Penduduk, Survey, dan sumber-sumber lain seperti
Rumah Sakit, dinas pemakaman, kantor polisi dan lain-lain.
 Sistem registrasi vital
Apabila sistem ini bekerja dengan baik merupakan sumber data kematian
yang ideal. Di sini, kejadian kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah
peristiwa kematian tersebut terjadi. Di Indonesia, belum ada sistem
registrasi vital yang bersifat nasional, yang ada hanya sistem registrasi vital
yang bersifat bersifat lokal, dan hal ini tidak sepenuhnya meliputi semua
kejadian kematian pada kota-kota itu sendiri. Dengan demikian di Indonesia
tidak mungkin memperoleh data kematian yang baik dari sistem registrasi
vital.
 Sensus dan survey penduduk
Sensus dan survei penduduk merupakan kegiatan sesaat yang bertujuan
untuk mengumpulkan data penduduk, termasuk pula data kematian.
Berbeda dengan sistem registrasi vital, pada sensus atau survei kejadian
kematian dicacat setelah sekian lama peristiwa kejadian itu terjadi. Data ini
diperoleh melalui sensus atau survei dapat digolongkan menjadi dua bagian
: Bentuk langsung (Direct Mortality Data)
 Penelitian
Penelitian kematian penduduk biasanya dilakukan bersamaan dengan
penelitian kelahiran yang disebut dengan penelitian statistik vital.
 Perkiraan (estimasi)
Tingkat kematian dapat diperkirakan menggunakan pendekatan tidak
langsung. Pendekatan tidak langsung tersebut dilakukan dengan cara
mengamati tahapan kehidupan dari waktu ke waktu. Pendekatan tidak
langsung ini memiliki tiga kesulitan utama yaitu terbatasnya sumberdaya
untuk memastikan data dan disertai kesalahan pada sampling, tingkat
mobilitas remaja yang tinggi menyebabkan remaja terhindar dari sampling,
dan tidak perkiraan struktur kematian yang tidak mudah (Wood dan Nisbet,
1990).
d. Tingkat mortalitas penduduk dalam masa tertentu dapat mempengaruhi proses
pembangunan ekonomi di masa yang akan datang. Sedikitnya kuantitas serta
rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki suatu bangsa dapat menjadi
penghambat bagi bangsa itu sendiri dalam melaksanakan pembangunan ekonomi.
Selain itu, hubungan antara pembangunan ekonomi dengan tingkat mortalitas
penduduk sifatnya saling mempengaruhi (Arshia et’al, 2013). Mortalitas atau
kematian penduduk pada suatu daerah erat kaitannya dengan kualitas penduduk di
daerah tersebut dalam hal derajat kesehatan masyarakat yang mengindikasikan
bahwa budaya hidup masyarakanya baik dan akan turut mempengaruhi kualitas
penduduk atau masyarakat sebagai subjek pembangunan. Mortalitas yang tinggi
dapat juga sebagai indikasi awal tingkat kriminalitas di suatu wilayah.
3.
a.
 Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke
daerah lain atau dari suatu tempat ke tempat lain. (Azief Putra
Dunda,2013:4)
 Mobilitas penduduk adalah gerak perpindahan penduduk dari satu unit
geografis (wilayah) ke dalam unit geografis lainnya. Gejala mobilitas
penduduk merupakan gejala alamiah yang terjadi sebagai respon manusia
terhadap situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Misalnya, desakan
ekonomi, situasi politik, kebutuhan pendidikan, gangguan keamanan,
terjadinya bencana alam di daerah asal, ataupun alasan-alasan sosial
lainnya. (https://www.zenius.net/prologmateri/geografi/a/1174/mobilitas-
penduduk)
 mobilitas penduduk didefinisikan sebagai perpindahan penduduk yang
melewati batas administratif tingkat II,namun tidak berniat menetap di
daerah yang baru, (Tjiptoherijanto 2000)
 Dalam PP no 27 tahun 1994 mobilitas penduduk diartikan sebagai gerak
keruangan penduduk dengan melewati batas administrasi daerah tingkat II.
Mobilitas penduduk dilihat secara fisik diartikan sebagai perpindahan
penduduk untuk memperoleh peluang dan kesempatan yang lebih luas di
tempat lain.
b.
 Mobilitas Permanen
Mobilitas permanen adalah perpindahan penduduk dengan tujuan akan
menetap dari suatu tempat ke tempat lain, yang melampaui batas politik atau
negara ataupun batas administratif dalam suatu negara. (Mulyadi.2008:27)
Contoh : Imigrasi: Masuknya penduduk ke suatu negara dari negara lain
yang bertujuan untuk tinggal di negara tujuan. Penduduk yang melakukan
imigrasi dikenal dengan imigran.
 Mobilitas Non permanen
Macam mobilitas penduduk ini merupakan jenis perpindahan penduduk
dimana masyarakat berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lain namun
tidak bertujuan untuk menetap di wilayah tujuan. Contoh : rang yang
setiap hari berangkat ke kota lain untuk bekerja atau berdagang dan
sebagainya, tetapi pulang pada sore harinya.(Chotib.2019:143) , Orang-
orang yang pergi mudik ke kampung halaman masing-masing ketika libur
lebaran dan menetap disana selama beberapa hari.
c. Ada 4 faktor
 Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal (Faktor Pendorong atau Push
Factor)
Faktor yang pertama dipengaruhi berapaa aspek di dalamnya
 Ekonomi
Pada umumnya mobilitas penduduk karena seseorang ingin
merubah taraf hidup menjadi lebih baik. Faktor ekonomi merupakan
faktor terbesar pendorong untuk melakukan mobilitas penduduk
untuk bermigrasi meningalkan tempat tinggal mereka.
 Pendidikan
Selain faktor ekonomi faktor penendidikan salah satu faktor
pendorong datangnya para imigran untuk melakukan mobilitas
penduduk. Menurut Lee mengatakan bahwa Volume migrasi dalam
salah satu wilayah tertentu berkembang sesuai dengan ingkat
perkembangan dari sunu wilayah tertentu merupakan daya tarik bagi
penduduk dari berbagai jenis pendidikan"
 Transportasi
Tersedianya sarana transportasi salah satu pendorong mobilitas
karena dengan adanya alat transportasi yang lengkap masarakat bisa
lebih mudah untuk akses keluar daerah untuk meningkatkan
ekonomi disuatu aderah dan mempermudah orang-orang untuk
bekerja atau bersekolah.
 Faktor yang terdapat di tempat tujuan (Faktor Penarik atau Pull Factor)
 Tersedia lapangan pekerjaan
 Standar Gaji yang tinggi
 Kualitas pendidikan lebih bagus
 Kehidupan yang lebih modern
 Tingkat kesehatan dan lingkungan
 Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
Di setiap tempat asal ataupun tujuan, ada sejumlah faktor yang menahan
orang untuk tetap tinggal di situ, dan menarik orang luar luar untuk pindah
ke tempat tersebut, ada sejumlah faktor negatif yang mendorong orang
untuk pindah dari tempat tersebut; dan sejumlah faktor netral yang tidak
menjadi masalah dalarn keputusan untuk migrasi. Selalu terdapat sejumlah
rintangan yang dalam keadaan keadaan tertentu tidak seberapa beratnya,
tetapi dalam keadaan lain dapat diatasi. Rintangan-rintangan itu antar lain
adalah mengenai jarak, walaupun rintangan "jarak" ini meskipun selalu ada,
tidak selalu menjadi faktor penghalang Rintangn-rintangan tersebut
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda pada orang-orang yang mau
pindah. Ada orang yang memandang rintangan-rintangan tersebut sebagai
hal sepele, tetapi ada juga yang memandang schagai hal yang berat yang
menghalangi orang untuk pindah
 Faktor Pribadi
Sedangkan faktor dalam pribadi mempunyai peranan penting karena faktor-
faktor nyata yang terdapat di tempat asal atau tempat tujuan belum
merupakan faktor utama, karena pada akhirnya kembali pada tanggapan
seseorang tentang faktor tersebut, kepekaan pribadi dan kecerdasannnya.
d. Adapun dampak positif yang disebabkan oleh mobilitas penduduk adalah
meningkatnya status sosial ekonomi keluarga tersebut dalam jangka panjang. Tidak
hanya sekedar mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga, namun lebih dari itu,
akan mampu mengurangi kesenjangan antara kemakmuran di kota dan desa
(Hidayat,2010). Mobilitas penduduk juga mempengaruhi budaya disekitar dimana
saat orang melakukan mobilitas penduduk mereka juga akan membawa budaya
masing masing, sehingga tercipta adanya percampuran budaya. Dalam mobilitas
penduduk dipengaruhi oleh umur dari para penduduknya, sesorang dengan umur
muda cenderung melakukan banyak mobilitas, mobilitas juga berkaitan erat dengan
gender seseorang, laki laki biasanya lebih banyak melakukan mobilitas
dibandingkan perempuan karena dipengaruhi oleh perbedaan fisik. Terdapatjuga
daerah yang mengalami ketimpangan jumlah penduduk dalam gender, daerah yang
mengalami permasalahan itu akan berusaha untuk mendatangkan pasangan lawan
jenis.
4.
a.
 Orde Baru
Dalam UU no 10. Tahun 1992 menyebutkan bahwa Keluarga berencana
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia, dan sejahtera.
 Reformasi
Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan bahwa, Keluarga
Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak, usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. Perubahan nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
tidak mempengaruhi nama lembaga KB.
b.
 Pil KB kombinasi progestin dan estrogen
 Kelebihan
Salah satu kelebihannya adalah pil KB bisa mengurangi perdarahan
saat menstruasi. Di samping itu, jenis KB ini juga dapat mengurangi
gejala PMS atau premenstrual syndrome. Anda juga dapat
mengurangi risiko terkena penyakit kanker ovarium dan sindrom
ovarium polikistik (PCOS) yang sama-sama menjadi penyebab kista
pada indung telur.
 Kekurangan
Sementara kekurangan dari pil KB kombinasi adalah berpotensi
meningkatkan berat badan, risiko hipertensi, dan penyakit
kardiovaskular
 KB Suntik
 Kelebihan
Jenis KB ini tentunya lebih praktis dibandingkan dengan minum pil
KB karena Anda tidak perlu khawatir jika lupa minum pil tetapi
telanjur berhubungan seks. Manfaat lainnya dari KB suntik adalah
menurunkan risiko terjadinya kehamilan etopik (janin di luar rahim)
 Kekurangan
jenis KB ini tetap memiliki risiko meningkatkan berat badan dan
mengganggu masa subur
 IUD (Intra-Uterine Device) hormonal
 Kelebihan
IUD adalah alat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk waktu
jangka panjang. Setelah IUD dilepas pun masa subur Anda bisa
kembali normal dengan cepat
 Kekurangan
Sayangnya, posisi alat IUD bisa bergeser saat berada di dalam
rahim. Hal ini bisa membuat penggunaannya terasa tidak nyaman,
termasuk saat melakukan hubungan intim. Selain itu, KB IUD bisa
menyebabkan efek samping seperti kram dan perdarahan menstruasi
yang jadi lebih banyak
 Kondom
 Kelebihan
penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit HIV
maupun penyakit menular seksual lainnya. Selain mencegah
kehamilan fungsi utamanya
 Kekurangan
Penting diingat, kondom hanya aman dan efektif untuk sekali pakai.
Penggunaan kondom juga harus tepat karena bisa timbul risiko
terlepas selama berhubungan intim. Anda juga perlu berhati-hati
karena material lateks pada kondom dapat menimbulkan alergi pada
beberapa orang
 Diafragma
 Kelebihan
Tidak seperti kondom, alat kontrasepsi seperti diafragma bisa
dipakai berulang kali.
 Kekurangan
Hanya saja, diafragma yang terlalu besar bisa menimbulkan rasa
tidak nyaman saat digunakan. Sementara ukuran diafragma yang
terlalu kecil berisiko lepas atau pindah posisi. Selain itu,
penggunaan diafragma berisiko menimbulkan iritasi kulit kelamin
 Kontrasepsi Permanent
 Kelebihan
Dibandingkan macam-macam KB yang ada, kontrasepsi permanen
memiliki efektivitas yang sangat tinggi dalam mencegah kehamilan.
 Kekurangan
Akan tetapi, biaya yang harus Anda keluarkan untuk menjalani
sterilisasi bisa lebih mahal ketimbang menggunakan alat kontrasepsi
lainnya. Kontrasepsi permanen ini juga berisiko menimbulkan
perdarahan atau infeksi
c.
 Metode Kalender
Kontrasepsi dengan sistem ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan
mundur masa subur perempuan dan menghindari berhubungan seks saat
masa subur.
 KB Menyusui
Ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anaknya dapat mencegah
kehamilan selama 10 minggu pertama.
d. KB adalah program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan
mengendalikan pertambahan penduduk di suatu negara. Wilayah di Indonesia yang
kepadatan penduduknya sangat tinggi adalah Pulau Jawa. Kelebihan dan kepadatan
penduduk Jawa bukanlah hal baru pada awal abad ke-20, meskipun hal itu telah
dibesar-besarkan dan dikaitkan dengan bahaya-bahaya kelaparan dan kemelaratan
(Swasono dan Singarimbun, 1986:72). Pemerintah berusaha mencari berbagai cara
untuk mengatasi masalah kependudukan yang muncul, salah satunya adalah dengan
melakukan pembangunan di bidang kependudukan melalui program Keluarga
Berencana (KB). Program KB dibuat dengan tujuan untuk mengurangi angka
kelahiran sehingga, ada keseimbangan antara angka kelahiran dengan angka
kematian
5.
a. Transmigrasi adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk
memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk ke daerah lain di
dalam wilayah Indonesia. Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut
Transmigran.
b.
 Jaman Penjajahan
-Belanda
Pada abad 19 tepatnya sekitar tahun 1905 dimulai program transmigrasi
oleh pemerintah Belanda. Hal ini di dasari pada kebijakaan politik kerajaan
Belanda yaitu politik etis. Dalam politik etis ini pemerintah Belanda
berkewajiban untuk meninngkatkan taraf hidup masyaraktnya termasuk
koloni koloninya. Salah satu upaya untuk mensejahterakan penduduk
Indonesia Pemerintah Belanda melakukan program transmigrasi mengingat
padatnya pulau Jawa sangat berbanding terbalik dengan pulau di luar Jawa,
Ini terjadi karena pulau jawa menjadi pusat dari segala aspek seperti
pendidikan, ekonomi dan Budaya atau kata lain Jawasentris. Penduduk
penduk pulau jawa dipindahkan ke pulau lain seperti Sumatera Kalimanta
dengan harapan dapat membantu mengolah Sumber Daya Alam yang
melimpah disana, Pada awalnya kebijakan ini tidak digarap serius oleh
Pemerintah Belanda karna terdapat konflik konflik internal di dalamnya.
Pada tahun 1930an peminat transmigrasi melonjak akibat imbas dari depresi
ekonomi global, masyarakat di pulau jawa mulai merasakan sulitnya
persaingan hidup di wilayah pulau Jawa akhirnya mereka kebanyakan
dengan sukarela menawarkan diri untuk berpindah ke pulau lain dengan
harapan untuk memperbaiki taraf ekonomi
-Jepang
kegiatan transmigrasi tetap dilaksanakan. Akan tetapi karena sibuk dengan
peperangan, rupanya penguasa Jepang tidak sempat melakukan
pengadministrasian kegiatan transmigrasi seperti halnya pada jaman
pemerintah kolonial Belanda, sehingga sangat sedikit dokumentasi
mengenai transmigrasi yang bisa ditemukan. Diperkirakan selama
kekuasaan Jepang, penduduk pulau Jawa yang berhasil dipindahkan ke luar
Jawa melalui transmigrasi sekitar 2.000 orang
Pada periode ini kondisi perekonomian di Indonesia sangat buruk. Beberapa
komoditi seperti tekstil, alat-alat pertanian, bahan pangan menghilang dari
pasaran. Terjadi pula mobilisasi tenaga kerja (romusha) untuk dipekerjakan
di perkebunanperkebunan dan proyek-proyek pertahanan Jepang, baik di
dalam maupun di luar negeri
c. Daerah Asal : Jawa
Daerah Tujuan : Luar Jawa (Sumatra,Kalimantan, Maluku, Sulawesi, dan Papua)
d. Ditinjau dari aspek demografis progam transmigrasi yang telah dilakukan belum
berhasil alias gagal, penyebabnya jmlah penduduk yang berhasil dipindahkan
dalam program transmigrasi, terus meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun
demikian tetap tidak bisa mengejar bertambahnya jumlah penduduk di pulau Jawa.
Sebab fertilitas di pulau Jawa jauh melebihi angka penduduk yang dapat
dipindahkan ke luar pulau Jawa. pelaksanaan transmigrasi yang telah dilaksanakan
hingga jaman orde baru belum memberikan pengaruh yang merata, baik ditinjau
dari sisi mikro yaitu tingkat perkembangan UPT/Desa, maupun makro yaitu pada
percepatan pertumbuhan wilayah. Pembangunan transmigrasi pun belum berhasil
menjadi pendorong pembangunan, karena belum dapat memberikan kontribusi
yang optimal dalam pembangunan wilayah

Anda mungkin juga menyukai