Anda di halaman 1dari 9

Ananta (1993) dalam Alfianto (2013) menyebutkan, terdapat dua variabel yang terkait

dengan kependudukan yaitu (i) demografi yaitu mortaliras (mortality), fertilitas (fertility) dan
migrasi (migration) yang saling mempengaruhi terhadap jumlah, komposisi, persebaran
penduduk serta (ii) variabel non demografi yang dimaksud misalnya pendidikan, pendapatan
penduduk, pekerjaan, kesehatan dll. Diartikan bahwa kependudukan adalah studi yang memliki
cakupan yang luas, demografi adalah salah satu unsur di dalamnya. Kajian studi kependudukan
meliputi mortalitas, fertilitas dan migraasi dan mencakup variabel non demografi seperti
pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lain-lain.

A. Natalitas/Fertility (Kelahiran)
Fertilitas (kelahiran) sebagai istilah demografi sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya
bayi yang lahir (FEUI, 1981). Dari pengertian ini, kelahiran merupakan banyaknya bayi yang
lahir dari wanita. Ada bayi yang disebut lahir hidup yaitu lahirnya seorang bayi yang
menunjukkan tanda-tanda kehidupan, tidak diperkirakan berapa lama bayi tersebut menunjukkan
tanda-tanda kehidupan tersebut. Tanda-tanda kehidupan antara lain bernafas, ada denyutan
jantung dan lain-lain. Ada pula bayi lahir mati artinya bayi tanpa menunjukkan tanda-tanda
kehidupan (Sinuraya, 1990). Fertilitas adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam bidang
demografi untuk menggambarkan jumlah anak yang benar-benar dilahirkan hidup (Pollard,
1989). Disamping istilah fertilitas ada juga istilah fekunditas (fecundity) sebagai petunjuk kepada
kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup
(Mantra, 2006). Fertilitas biasanya diukur sebagai frekuensi kelahiran yang terjadi di dalam
sejumlah penduduk tertentu. Disatu pihak mungkin akan lebih wajar bila fertilitas dipandang
sebagai jumlah kelahiran per orang atau per pasangan, selama masa kesuburan (Barcla, 1984).
Menurut Kotmanda (2010) yang mengutip pendapat Hatmadji (1981), ferttilitas merupakan
kemampuan seorang wanita untuk menghasilkan kelahiran hidup. Fertilitas merupakan hasil
reproduksi nyata dari seorang atau sekelompok wanita, sedangkan dalam pengertian demografi
menyatakan banyaknya bayi yang lahir hidup. Menurut Ali (2011) yang mengutip pendapat
Pollard (1984), fertilitas adalah suatu istilah yang dipergunakan di dalam bidang demografi
untuk menggambarkan jumlah anak yang benar- benar dilahirkan hidup. Fertilitas juga diartikan
sebagai suatu ukuran yang diterapkan untuk mengukur hasil reproduksi wanita yang diperoleh
dari statistik jumlah kelahiran hidup. Menurut Sukarno (2010) Fertilitas merupakan jumlah dari
anak yang dilahirkan hidup dengan pengertian bahwa anak yang pernah dilahirkan dalam kondisi
hidup menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Jika anak pada saat dilahirkan dalam kondisi hidup
kemudian meninggal pada waktu masih bayi tetap dikatakan anak lahir hidup (ALH).
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena
seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang
bayi. Seorang perempuan yang telah melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan
dari perempuan tersebut menurun. Kompleksnya pengukuran fertilitas, karena kelahiran
melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja.
Masalah lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas ialah tidak semua perempuan
mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan dari mereka tidak mendapat pasangan
untuk berumah tangga. Juga ada beberapa perempuan yang bercerai, menjanda. Memperhatikan
masalah-masalah diatas, terdapat variasi pengukuran fertilitas yang dapat diterapkan yaitu
pengukuran fertilitas tahunan, dan pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran fertilitas
kumulatif ialah mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga
mengakhiri batas usia subur. Sedangkan pengukuran fertilitas tahunan (vital rates/current
fertility) ialah mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah
penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut (Mantra, 2006).

B. Mortality (Kematian)
Sebagai salah satu variabel demografi yang sangat penting sebagai barometer tinggi
rendahnya tingkat kesehatan penduduk dari suatu daerah. Kematian atau mortalitas
merupakan salah satu dari tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur
penduduk, dua komponen yang lainnya adalah kelahiran (fertilitas) dan mobilitas penduduk
(Mantra, 2000). Menurut Utomo (1985) kematian dapat diartikan sebagai peristiwa hilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup. Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak
termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah
tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian
ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan
penduduk di suatu wilayah. Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian mortalitas
adalah:
a. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu bulan.
b. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death) adalah kematian
sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahurkan tanpa melihat
lamanya dalam kandungan.
c. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai dengan kurang
dari satu tahun.
d. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu tahun.
Mortalitas adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan seseorang secara
pernanen yang terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan
“mati”hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain, mati tidak
pernah ada kalau tidak ada kehidupan. Sedangkan hidup selalu dimulai dengan lahir hidup.
Penerapan angka kematian bayi dipakai sebagai angka probabilitas untuk mengukur resiko
kematian dari seseorang atau bayi dari saat kelahirannya sampai menjelang ulang tahunnya
yang pertama. Apabila suatu penduduk mempunyai angka kematian bayi 200 per 1.000
kelahiran hidup ini berarti bahwa probabilitas mati seorang bayi yang baru lahir pada
penduduk tersebut sebelum mencapai ulang tahunnya pertama adalah 20 %. Bila diterapkan
secara aggregate maka dari 1.000 kelahiran 200 diantaranya mati pada usia sebelum usia ulang
tahun pertama. Usia yang dicapai sebelum terjadinya kematian merupakan harapan hidup dari
seorang penduduk. Harapan hidup merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan sosial
ekonomi secara umum. Harapan hidup didefiniskan sebagai rata-rata tahun hidup yang masih
dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tersebut dalam situasi mortalitas
yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Sebagai contoh angka harapan hidup lima tahun
berarti rata-rata tahun hidup pada masa yang akan datang ijalani oleh mereka yang telah
mencapai usia lima tahun.

C. Migrasi (Perpindahan Penduduk)


Dalam arti luas, migrasi merupakan perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi
permanen (Tjiptoherijanto, 2009). Dalam pengertian yang demikian tersebut tidak ada
pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya, serta tidak dibedakan antara migrasi
dalam negeri dengan migrasi luar negeri (Lee, 2011). Sejarah kehidupan suatu bangsa selalu
diwarnai dengan adanya migrasi, dan oleh karena itu pula terjadi proses pencampuran darah dan
kebudayaan. Migrasi juga dapat diartikan sebagai perubahan tempat tinggal seseorang baik
secara permanen maupun semi permanen, dan tidak ada batasan jarak bagi perubahan tempat
tinggal tersebut (Lee, 2011). Proses migrasi internal dan internasional terjadi sebagai akibat dari
berbagai perbedaan antara daerah asal dan daerah tujuan. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor
ekonomi, sosial dan lingkungan. Beberapa studi migrasi menyimpulkan bahwa migrasi terjadi
disebabkan oleh alasan ekonomi, yaitu untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih
tinggi sehinga akan meningkatkan kualitas hidup. Kondisi tersebut sesuai dengan model migrasi
Todaro (2008) yang menyatakan bahwa arus migrasi berlangsung sebagai tanggapan terhadap
adanya perbedaan pendapatan antara daerah asal dan daerah tujuan. Pendapatan yang dimaksud
adalah pendapatan yang diharapkan (expected income) bukan pendapatan aktual. Menurut model
Todaro (2008), para migran membandingkan pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka di
daerah asal dan daerah tujuan, kemudian memilih salah satu yang dianggap mempunyai
keuntungan maksimum yang diharapkan (expected gains). Menurut Mantra (2012) migrasi
adalah gerak penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju ke wilayah tujuan dengan
niatan menetap. Sebaliknya, migrasi penduduk non-permanen adalah gerak penduduk dari suatu
wilayah ke wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Sedangkan menurut
Steele (dalam Mantra, 2012), bila seseorang menuju ke daerah lain dan sejak semula sudah
bermaksud tidak menetap di daerah tujuan, orang tersebut digolongkan sebagai pelaku migrasi
non-permanen walaupun bertempat tinggal di daerah tujuan dalam jangka waktu lama. Lebih
lanjut menurut Mantra (2012), gerak penduduk yang non-permanen (circulation) ini juga dibagi
menjadi dua, yaitu ulangalik (Jawa = nglaju; Inggris = commuting) dan menginap atau mondok
di daerah tujuan. Migrasi ulang-alik adalah gerak penduduk dari daerah asal menuju ke daerah
tujuan dalam batas waktu tertentu dengan kembali ke daerah asal pada hari itu juga. Sedangkan
migrasi penduduk mondok atau menginap merupakan gerak penduduk yang meninggalkan
daerah asal menuju ke daerah tujuan dengan batas waktu lebih dari satu hari, namun kurang dari
enam bulan. Dalam sosiologi menurut sifatnya migrasi dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
1. Migrasi vertikal yaitu perubahan status sosial dengan melihat kedudukan generasi, misalnya
melihat status kedudukan ayah.
2. Migrasi horisontal yaitu perpindahan penduduk secara teritorial, spasial atau geografis. Untuk
dimensi daerah secara garis besarnya dibedakan perpindahan antar negara yaitu perpindahan
penduduk dari suatu negara ke negara lain yang disebut migrasi internasional dan perpindahan
penduduk yang terjadi dalam satu negara misalnya antar propinsi, kota atau kesatuan
administratif lainnya yang dikenal dengan migrasi intern. Perpindahan lokal yaitu perpindahan
dari satu alamt ke alamat lain atau dari satu kota ke kota lain tapi masih dalam batas bagian
dalam suatu negara misalnya dalam satu Propinsi. Dalam arti luas, definisi tentang migrasi
adalah tempat tinggal migrasi penduduk secara geografis yang meliputi semua gerakan
(movement) penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam periode tertentu pula.
Perpindahan tempat (migrasi) dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut:
1. Perubahan tempat yang bersifat rutin, misalnya orang yang pulang balik kerja (Recurrent
Movement).
2. Perubahan tempat yang tidak bersifat sementara seperti perpidahan tempat tinggal bagi para
pekerja musiman.
3. Perubahan tempat tinggal dengan tujuan menetap dan tidak kembali ke temapat semula (Non
Recurrent Movement).
Menurut Rozy Munir (2000; 117) dalam lembaga demografi fakultas ekonomi universitas
Indonesia membedakan jenis-jenis migrasi sebagai berikut:
a. Migrasi Masuk (In Migration), yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area
of destination).
b. Migrasi Keluar (Out Migration), yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal
(area of origin).
c. Migrasi Neto (Net Migration), merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi
keluar. Apabila migrasi yang masuk lebih besar dari pada migrasi yang keluar maka disebut
migrasi neto positif sedangkan jika migrasi keluar lebih besar dari pada migrasi masuk maka
disebut negative.
d. Migrasi Bruto (Gross Migration), yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
e. Migrasi Total (Total Migration), yaitu seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi semasa
hidup (life time migration) dan migrasi pulang (return migration).
f. Migrasi International (International Migration), yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara
ke negara lain. Migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu negara disebut Imigrasi
(Immigration) sedangkan keluarnya penduduk dari suatu negara disebut Emigrasi (Emigration).
g. Migrasi Semasa Hidup (Life Time Migration), yaitu migrasi berdasarkan tempat kelahiran.
Artinya mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda
dengan daerah tempat kelahirannya.
h. Migrasi Parsial (Partial Migration), yaitu jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari satu
daerah asal, atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan. Migrasi ini merupakan ukuran dari arus
migrasi antara dua daerah asal dan tujuan.
i. Arus Migrasi (Migration Stream), yaitu jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari
daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
j. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
k. Transmigrasi (Transmigration), merupakan perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk
menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan
pembangunan negara.
Suartha, Nyoman. 2016. Article Universitas Ngurah Rai: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingginya Laju Pertumbuhan dan Implementasi Kebijakan Penduduk di Provinsi Bali.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/piramida/article/view/27315/17291 (Diakses 12 April 2020)

Bagaskoro, Alex. Makalah Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta:


Fertilitas. https://www.academia.edu/12444395/Fertilitas (Diakses 12 April 2020)

Alfana, Muhammad Arif Fahrudin, dkk. 2015. Jurnal Mortalitas di Indonesia (Sejarah Masa Lalu
dan Proyeksi ke Depan). https://www.coursehero.com/file/50857910/Full-Paper-
PITIGIXVIII2015-Muhammad-Arif-Fahrudin-Alfanapdf/ (Diakses 12 April 2020)

Umami, Eliza. 2010. Jurnal Universitas Negeri Malang: Dampak Migrasi Terahdap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep.
http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel8C818F7013C7276EFA7442E7B6107D7B.pdf
(Diakses 12 April 2020)

Purnomo, Didit. 2009. Publikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta: Fenomena Migrasi


Tenaga Kerja dan Perannya bagi Pembangunan Daerah Asal: Studi Empiris di Kabupaten
Wonogiri. https://media.neliti.com/media/publications/79387-ID-fenomena-migrasi-tenaga-
kerja-dan-perann.pdf (Diakses 12 April 2020)

BAB III Fertilitas. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58748/Chapter


%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y ( Diakses 12 April 2020)

Studi Kependudukan. http://eprints.ums.ac.id/65249/3/BAB%20I.pdf (Diakses 12 April 2020)

Angka Kematian. https://www.academia.edu/35592451/Angka_Kematian (Diakses 12 April


2020)

BAB I Mortalitas. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/17422/Chapter


%20I.pdf?sequence=5&isAllowed=y (Diakses 12 April 2020)

BAB I Migrasi. http://digilib.unila.ac.id/8564/7/8.%20BAB%20I.pdf (Diakses 12 April 2020)

BAB I Migrasi. http://repository.upi.edu/19051/4/S_GEO_0807025_Chapter1.pdf (Diakses 12


April 2020)
Makalah Migrasi Desa. https://www.academia.edu/11381761/Makalah_migrasi-desa (Diakses 12
April 2020)

BAB II Migrasi. http://eprints.umpo.ac.id/4033/3/Bab%20II.pdf (Diakses 12 April 2020)

Pertanyaan

1. Terdapat berapa macam jenis migrasi..


A. 6
B. 7
C. 8
D. 9
E. 10
JAWABAN : D

Anda mungkin juga menyukai