dengan kependudukan yaitu (i) demografi yaitu mortaliras (mortality), fertilitas (fertility) dan
migrasi (migration) yang saling mempengaruhi terhadap jumlah, komposisi, persebaran
penduduk serta (ii) variabel non demografi yang dimaksud misalnya pendidikan, pendapatan
penduduk, pekerjaan, kesehatan dll. Diartikan bahwa kependudukan adalah studi yang memliki
cakupan yang luas, demografi adalah salah satu unsur di dalamnya. Kajian studi kependudukan
meliputi mortalitas, fertilitas dan migraasi dan mencakup variabel non demografi seperti
pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lain-lain.
A. Natalitas/Fertility (Kelahiran)
Fertilitas (kelahiran) sebagai istilah demografi sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya
bayi yang lahir (FEUI, 1981). Dari pengertian ini, kelahiran merupakan banyaknya bayi yang
lahir dari wanita. Ada bayi yang disebut lahir hidup yaitu lahirnya seorang bayi yang
menunjukkan tanda-tanda kehidupan, tidak diperkirakan berapa lama bayi tersebut menunjukkan
tanda-tanda kehidupan tersebut. Tanda-tanda kehidupan antara lain bernafas, ada denyutan
jantung dan lain-lain. Ada pula bayi lahir mati artinya bayi tanpa menunjukkan tanda-tanda
kehidupan (Sinuraya, 1990). Fertilitas adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam bidang
demografi untuk menggambarkan jumlah anak yang benar-benar dilahirkan hidup (Pollard,
1989). Disamping istilah fertilitas ada juga istilah fekunditas (fecundity) sebagai petunjuk kepada
kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup
(Mantra, 2006). Fertilitas biasanya diukur sebagai frekuensi kelahiran yang terjadi di dalam
sejumlah penduduk tertentu. Disatu pihak mungkin akan lebih wajar bila fertilitas dipandang
sebagai jumlah kelahiran per orang atau per pasangan, selama masa kesuburan (Barcla, 1984).
Menurut Kotmanda (2010) yang mengutip pendapat Hatmadji (1981), ferttilitas merupakan
kemampuan seorang wanita untuk menghasilkan kelahiran hidup. Fertilitas merupakan hasil
reproduksi nyata dari seorang atau sekelompok wanita, sedangkan dalam pengertian demografi
menyatakan banyaknya bayi yang lahir hidup. Menurut Ali (2011) yang mengutip pendapat
Pollard (1984), fertilitas adalah suatu istilah yang dipergunakan di dalam bidang demografi
untuk menggambarkan jumlah anak yang benar- benar dilahirkan hidup. Fertilitas juga diartikan
sebagai suatu ukuran yang diterapkan untuk mengukur hasil reproduksi wanita yang diperoleh
dari statistik jumlah kelahiran hidup. Menurut Sukarno (2010) Fertilitas merupakan jumlah dari
anak yang dilahirkan hidup dengan pengertian bahwa anak yang pernah dilahirkan dalam kondisi
hidup menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Jika anak pada saat dilahirkan dalam kondisi hidup
kemudian meninggal pada waktu masih bayi tetap dikatakan anak lahir hidup (ALH).
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena
seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang
bayi. Seorang perempuan yang telah melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan
dari perempuan tersebut menurun. Kompleksnya pengukuran fertilitas, karena kelahiran
melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja.
Masalah lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas ialah tidak semua perempuan
mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan dari mereka tidak mendapat pasangan
untuk berumah tangga. Juga ada beberapa perempuan yang bercerai, menjanda. Memperhatikan
masalah-masalah diatas, terdapat variasi pengukuran fertilitas yang dapat diterapkan yaitu
pengukuran fertilitas tahunan, dan pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran fertilitas
kumulatif ialah mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga
mengakhiri batas usia subur. Sedangkan pengukuran fertilitas tahunan (vital rates/current
fertility) ialah mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah
penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut (Mantra, 2006).
B. Mortality (Kematian)
Sebagai salah satu variabel demografi yang sangat penting sebagai barometer tinggi
rendahnya tingkat kesehatan penduduk dari suatu daerah. Kematian atau mortalitas
merupakan salah satu dari tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur
penduduk, dua komponen yang lainnya adalah kelahiran (fertilitas) dan mobilitas penduduk
(Mantra, 2000). Menurut Utomo (1985) kematian dapat diartikan sebagai peristiwa hilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup. Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak
termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah
tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian
ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan
penduduk di suatu wilayah. Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian mortalitas
adalah:
a. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu bulan.
b. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death) adalah kematian
sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahurkan tanpa melihat
lamanya dalam kandungan.
c. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai dengan kurang
dari satu tahun.
d. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu tahun.
Mortalitas adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan seseorang secara
pernanen yang terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan
“mati”hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain, mati tidak
pernah ada kalau tidak ada kehidupan. Sedangkan hidup selalu dimulai dengan lahir hidup.
Penerapan angka kematian bayi dipakai sebagai angka probabilitas untuk mengukur resiko
kematian dari seseorang atau bayi dari saat kelahirannya sampai menjelang ulang tahunnya
yang pertama. Apabila suatu penduduk mempunyai angka kematian bayi 200 per 1.000
kelahiran hidup ini berarti bahwa probabilitas mati seorang bayi yang baru lahir pada
penduduk tersebut sebelum mencapai ulang tahunnya pertama adalah 20 %. Bila diterapkan
secara aggregate maka dari 1.000 kelahiran 200 diantaranya mati pada usia sebelum usia ulang
tahun pertama. Usia yang dicapai sebelum terjadinya kematian merupakan harapan hidup dari
seorang penduduk. Harapan hidup merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan sosial
ekonomi secara umum. Harapan hidup didefiniskan sebagai rata-rata tahun hidup yang masih
dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tersebut dalam situasi mortalitas
yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Sebagai contoh angka harapan hidup lima tahun
berarti rata-rata tahun hidup pada masa yang akan datang ijalani oleh mereka yang telah
mencapai usia lima tahun.
Alfana, Muhammad Arif Fahrudin, dkk. 2015. Jurnal Mortalitas di Indonesia (Sejarah Masa Lalu
dan Proyeksi ke Depan). https://www.coursehero.com/file/50857910/Full-Paper-
PITIGIXVIII2015-Muhammad-Arif-Fahrudin-Alfanapdf/ (Diakses 12 April 2020)
Umami, Eliza. 2010. Jurnal Universitas Negeri Malang: Dampak Migrasi Terahdap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep.
http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel8C818F7013C7276EFA7442E7B6107D7B.pdf
(Diakses 12 April 2020)
Pertanyaan