WHO (2014), yang dipublikasikan oleh situs website Suria FM, memaparkan
kronologi munculnya virus ebola sebagai berikut:
1. Tahun 1967.
Penyakit demam berdarah menyerang pekerja di Marburg, Jerman dan Belgrade,
Yugoslavia. Setelah dikaji, ruapanya penyakit itu berasal dari virus yang dibawa oleh
monyet yang diimpor dari Uganda. Virus yang mewabah ini disebut dengan virus
Marburg.
2. Tahun 1976.
Sejenis penyakit demam berdarah yang merebak di Zaire menggemparkan dunia
kesehatan karena telah merenggut banyak korban jiwa. Penyakit yang tidak dikenali
virus penyebabnya ini sempat menggemparkan dunia. Hal ini disebabkan karena wabah
virus ini telah menyebabkan ratusan orang meninggal dunia namun pihak medis belum
menemukan obatnya, bahkan juga belum mengetahui cara penyebaran virus ini.
Akhirnya virus ini diberi nama virus ebola yang diambil dari nama sungai di Republik
Dekrotik Kongo (Zaire). Pada permulaan wabah ebola, penderita ebola dibiarkan
bergaul dengan orang ramai, belum ada tindakan pengisolasian penderita ebola seperti
saat ini. Hal ini menyebabkan virus ebola cepat mewabah.
Virus ebola kemudian menyerang Sudan bagian barat pada tahun yang sama.
Sebanyak 550 warga dinyatakan positif terjangkit ebola dan 340 orang diantaranya
meninggal dunia.
3. Tahun 1979
Serangan wabah ebola kedua di Sudan menyebabkan 34 warga dinyatakan positif
terjangkit virus ebola dan 22 orang diantaranya meninggal dunia. Pada tahun yang
sama, virus yang mempunyai ciri-ciri serupa dengan virus ebola ditemukan di Reston,
Virginia di Amerika Serikat. Virus ini dikenal sebagai virus ebola Reston. Virus ini
ditularkan dari sekumpulan monyet jenis Rhesus dari Filipina. Dari 149 pekerja yang
biasa berinteraksi dengan monyet-monyet itu, tidak seorangpun yang jatuh sakit,
walaupun empat daripada pekerja tersebut didapati menghasilkan antibodi untuk virus
ebola reston. Hal ini menunjukkan bahwa virus ebola reston tidak menginfeksi manusia
tetapi menginfeksi hewan primata.
4. Tahun 1995
Wabah ebola merebak di Kikwit, Zaire. Keberadaan virus ini diketahui ketika ada
pasien yang memiliki gejala penyakit seperti gejala malaria, setelah diteliti lebih lanjut
ternyata yang menginfeksi pasien ini adalah virus ebola. Virus ini sangat mudah
menyebar dan menjangkiti banyak warga. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi
beberapa organisasi kesehatan, seperti: masyarakat ahli kesehatan Perancis, Belgium,
pusat pengawalan penyakit amerika (CDC), dan organisasi kesehatan dunia (WHO).
Dari 293 penderita ebola yang teridentifikasi sejak 1 Juli 1995, 233 di antaranya
meninggal dunia.
5. 24 November 1995
Seorang peneliti wanita dari Swiss melakukan penelitian terhadap bangkai monyet
chimpenzi bertujuan untuk mengetahui penyebab peningkatan tingkat kematian monyet
chimpenzi yang tinggal di hutan Tai di Cote d’Ivore , Afrika Barat. Monyet-monyet
chipenzi itu didapati dijangkit virus ebola.
6. Februari 1996
Virus ebola sekali lagi mewabah di pendalaman Gabon Afrika Barat. Virus ebola
belum dikaji secara meluas disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena sifat
virus ebola yang begitu mudah menular. Oleh karena itu, penelitian perlu dilakukan
dibawah pengawasan yang ketat dan teliti dan dengan peralatan khusus.
Sampai saat ini virus ebola masih menjadi wabah penyakit menular yang mematikan
yang belum ditemukan obatnya. Bahkan tingkat kematian akibat virus ebola mencapai 90%
dari jumlah total penderitanya (Liauw, 2014). Badan kesehatan dunia (WHO) terus
melakukan penelitian mengenai virus ini dengan harapan bisa menemukan vaksinnya. Selain
itu WHO juga mengerahkan relawan tenaga medis untuk merawat penderita ebola di benua
Afrika.
Para ilmuwan sudah mengidentifikasi 5 jenis virus Ebola. Tiga telah dilaporkan dapat
menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu virus Ebola Zaire, virus Ebola Sudan, dan Virus
Ebola Ivory. Virus-virus tersebut telah menyebabkan penyakit pada manusia di negara-negara
Afrika. Jenis keempat dari viru Ebola ini yaitu Ebola Reston yang ditemukan di Reston, Virginia
Amerika Serikat.
Virus Ebola termasuk kedalam genus Ebolavirus, family Filoviridae yang merupakan
salah satu dari dua kumpulan virus RNA benang negatif. Virus Filo mempunyai bentuk biologi
seperti morfologi, kepadatan, dan profile electrophoresis gel polyacrylamide. Virus ini di
kelompokkan ke dalam virus paramyxovirus dengan menggunakan kaedah urutan DNA. Famili
Filoviridae memilki garis tengah 800nm dan panjang mencapai 1000 nm.
Hikmah, Atiyatul, dkk. 2014. Makalah Infeksi Kekinian: Asuhan Keperawatan Virus Ebola.