Anda di halaman 1dari 14

1

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-
Nya. Alhamdulilaah Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar
Epidemiologi dengan Judul “Penyakit Ebola”, karena terbatasnya ilmu yang dimiliki
oleh penulis maka Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan.

Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga
bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Amin Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Gorontalo, Oktober 2018

Penulis

APRILIA A LANTU

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……...…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….............ii

1 Definisi Ebola...……………..……………………………………………………………....1

2 Sejarah Singkat Penyakit Ebola..……..…………………………………………………..1

3 Etiologi, Gejala, Masa Inkubasi, dan Diagnosis..…………………..…………………….3

4 Distribusi dan Frekuensi Penyakit Ebola…………….………………………………..…7

5 Proses Terjadinya Penyakit…………...…………………………………………………..8

6 Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Ebola ….……………………………………9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..……………………...11

3
1. Definisi Ebola

Virus Ebola adalah penyebab dari penyakit demam dan perdarahan yang
menular. Seringkali mematikan dan menular pada manusia serta hewan primata
(seperti simpanse).

Penyakit ini disebabkan oleh virus dan dapat berakibat fatal jika tidak segera
ditangani. Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Kongo.
Para pakar menduga bahwa virus Ebola sudah hidup dalam tubuh kelelawar
pemakan buah atau codot. Virus tersebut kemudian menyebar ke hewan lain dan
kemungkinan menjangkiti manusia melalui darah saat mereka membersihkan
darah hewan buruan yang sudah terkontaminasi.

Ebolavirus adalah salah satu virus dari sekitar 30 virus yang diketahui
menyebabkan sindrom demam berdarah (hemorrhagic fever syndrome). Penyakit
ini pertama kali ditemukan di Sudan pada tahun 1976. Virus jenis Sudan, Zaire,
dan Ivory Coast berasal dari simpanse di Afrika sedangkan Reston dari Asia
Tenggara. Reston ebolavirus pertama kali ditemukan di laboratorium penelitian
HIV/AIDS di Virginia, Amerika Serikat pada kera berekor panjang (Macaca
fascicularis) yang diimpor dari Filipina. Penyakit ini tidak menyerang pekerja
laboratorium walaupun ditemukan virus dalam darah mereka.

2. Sejarah Penyakit

Tahun 1976 : Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi sebelah barat
negara Sudan serta wilayah Zaire ( sekarang Kongo ). Virus Ebola ini pertama
kali teridentifikasi setelah terjadi endemik penyakit di wilayah Yambuki, Kongo,
dan Nzara, Sudan.

Tahun 2000 : Terdapat 425 orang di Uganda terinfeksi serta lebih dari
separuhnya meninggal dunia.

Mei 2011 : Wanita yang berumur 12 tahun di Uganda meninggal dunia karena
Virus Ebola.

4
29 Juli 2012 : terdapat 20 orang yang diduga terinfeksi Virus Ebola di Uganda
serta 13 orang dari mereka meninggal dunia.

Dan ditahun sampai tahun 2014 menurut laporan dari Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) mencatat 729 orang meninggal dunia hingga 31 Juli lalu karena
terjangkit virus Ebola. Sebanyak 57 kematian terjadi antara Kamis dan Ahad
pekan lalu di Guinea, Nigeria, dan Sierra Leone.

Kini Ebola Bisa Menyebar ke Eropa dan Asia. Sebagaimana menurut lansiran
dari dw.de yang merilis bahwa  Presiden Sierra Leone, Ernest Bai Koroma
mengumumkan keadaan darurat kesehatan publik untuk mengatasi penyebaran
wabah Ebola yang tercatat paling buruk sepanjang sejarah. Presiden Koroma
juga memerintahkan pasukan keamanan untuk menjaga karantina wilayah yang
menjadi pusat penyebaran virus mematikan tersebut.

Paket kebijakan keras mengatasi penyebaran Ebola sebelumnya diumumkan


oleh negara tetangganya, Liberia pada Rabu malam.

Koroma juga mengumumkan bahwa dirinya membatalkan kunjungan ke


Washington untuk acara KTT Amerika Serikat-Afrika pekan depan, akibat krisis
Ebola yang menyerang negaranya.

Virus Ebola yang sangat menular bertanggungjawab atas kematian 672 orang
di negara Afrika Barat: Liberia, Guinea dan Sierra Leone, demikian menurut
keterangan organisasi kesehatan dunia WHO.

Masih menurut laman dw.de yang mengabarkan bahwa Ebola sudah


mengancam Eropa dan Asia. Sementara itu, dikhawatirkan wabah Ebola bisa
menyebar ke benua lain. Organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders
(MSF) mengatakan krisis yang menyengkeram Afrika Barat itu hanya akan
menjadi lebih buruk dan memperingatkan tidak ada strategi menyeluruh untuk
menangani wabah terburuk Ebola yang pernah terjadi di dunia ini.

Bart Janssens, direktur operasi MSF memperingatkan bahwa pemerintah dan


negara-negara serta organisasi internasional tidak punya “cara pandang
menyeluruh“ tentang bagaimana mengatasi wabah ini.

5
“Epidemi ini belum pernah terjadi sebelumnya, benar-benar di luar kendali
dan situasi ini hanya akan memburuk, karena (virus) masih menyebar, terutama
di beberapa titik di Liberia dan Sierra Leone,” kata dia.

“Jika situasi ini tidak membaik dengan cepat, ada resiko nyata negara-negara
baru akan tertular,” kata dia kepada harian La Libre Belgique.

Pemerintah Hong Kong mengumumkan akan mengambil langkah berupa


karantina untuk kasus-kasus yang dicurigai, meski seorang perempuan yang tiba
dari Afrika dengan gejala yang mirip Ebola, setelah diuji laboratorium, hasilnya
negatif.

Organisasi penerbangan sipil internasional (ICAO) telah melakukan


pembicaraan dengan para pejabat kesehatan dunia terkait langkah-langkah yang
bisa diambil untuk menghentikan penyebaran Ebola.

Di Inggris, di mana salah seorang telah diperiksa laboratorium dan dinyatakan


negatif, Menteri Luar Negeri Philip Hammond mengatakan kasus ini merupakan
“sebuah ancaman serius”.

Sebuah pertemuan darurat telah diputuskan bahwa pendekatan terbaik


adalah menyediakan ”sumber daya tambahan untuk mengatasi penyakit di
sumbernya” di Afrika Barat, kata dia.

Ebola bisa membunuh korban hanya dalam hitungan hari, ditandai demam
tinggi dan nyeri otot, muntah, diare, dan dalam beberapa kasus terjadi kegagalan
fungsi organ tubuh dan pendarahan tanpa henti.

3. Etiologi, gejala, masa inkubasi dan diagnosis


a. Etiologi
Virus ebola termasuk famili Filoviridae. Famili Filoviridae ini terdiri atas
virus Ebola dan virus Marburg. Keduanya sama sama menyebabkan penyakit
demam akut dengan angka kematian yang tinggi. Virus ebola terdiri dari
Bundibugyo ebolavirus Reston Ebolavirus , Sudan ebolavirus , Zaire
ebolavirus, dan Tai Forest virus. Virus Reston adalah satu-satunya virus
ebola yang tidak berasal dari Afrika. Virus ebola Reston menyebabkan infeksi

6
yang fatal pada kera tetapi pada manusia hanya infeksi dengan sedikit atau
tanpa gejala klinis.

Virus dari famili Filoviridae (filovirus) adalah virus dengan partikel virus
terdiri dari satu helai rantai RNA. Virus berukuran 790-970 nanometer
panjangnya. Virus nampak dalam keadaan melengkung atau melilit. Selubung
lemak bagian luarnya sensitif terhadap pelarut lemak atau deterjen. Virus
akan rusak pada temperatur 60 0C dalam 30 menit dan dalam keadaan asam
tapi dapat hidup dalam darah pada temperatur ruangan. Bagian permukaan
virus mengandung glikoprotein yang berbentuk runcing yang berperan pada
penempelan virus ke sel inang. Glikoprotein ini kaya akan kandungan gula
sehingga dapat menghindari antibodi yang menetralkan virus. Bentuk yang
lebih kecil dari glikoprotein virus yang mengandung antigen virus diproduksi
oleh sel yang terinfeksi dan ditemukan pada sirkulasi darah penderita.
Adanya antigen virus yang bersikulasi ini diduga menjadi mekanisme yang
menghambat respon daya tahan tubuh penderita terhadap protein permukaan
virus atau dengan kata lain memblok aktivitas antivirus tubuh penderita. Hal
inilah yang menyebabkan virus ebola mengakibatkan angka kematian tinggi.

Virus ebola ini sering menimbulkan wabah. Awalnya infeksi virus terdapat
pada reservoir (makhluk hidup tempat virus hidup dan berkembang biak) yang
tidak diketahui. Manusia tertular akibat kontak erat dengan makhluk/manusia
lain yang terinfeksi virus atau melalui cairan tubuh penderita.

Virus ebola memperbanyak diri dengan baik di semua sel manusia.


Proses perbanyakan diri virus membuat kematian sel inangnya. Antigen virus
dan virus banyak terdapat pada jaringan ikat bahkan pada kasus berat
ditemukan pada jaringan di bawah kulit. Dari sinilah virus dapat keluar melalui
celah antar kulit atau lewat kelenjar keringat dan dapat menular. Penularan
virus melalui udara terjadi pada virus Reston yang menular melalui udara
pada primata.

b. Gejala, dan masa inkubasi


Masa inkubasi (rentang waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh
hingga muncul gejala pertama) dari penyakit Ebola adalah sekitar 2 hingga 21

7
hari. Harap diingat bahwa penularan virus Ebola hanya mulai terjadi pada
saat gejala sudah muncul.

Sejumlah gejala awal yang menandakan penyakit ini akan menyerang


secara tiba-tiba. Indikasi-indikasi tersebut meliputi:

 Panas badan;
 Nyeri pada pangkal tenggorokan;
 Bercak pada kulit tampak jelas pada batang tubuh (pada hari ke 5-7);
 Mata kemerahan.

Gejala berikutnya adalah :

 Wajah tanpa ekspresi;


 Perdarahan dari tempat suntikan atau di lapisan selaput lendir seluruh
tubuh;
 Radang otot jantung dan pengumpulan cairan di jaringan paru-paru;
 Pada kasus berat terjadi napas cepat, tekanan darah rendah, koma, dan
tidak berkemih;

Pada penderita yang bertahan hidup dari infeksi virus ebola dapat
mengalami gejala:

 Nyeri otot;
 Nyeri sendi yang berpindah-pindah;
 Nyeri kepala;
 Lemas;
 Bulimia;
 Tidak mendapat menstruasi;
 Kehilangan daya pendengaran;
 Suara mendengung di telinga;
 Radang salah satu buah zakar;
 Radang kelenjar ludah parotis.

Pada infeksi akut ditemukan banyak virus dan antigen virus pada
peredaran darah. Gejala klinis akan membaik bila kadar antibodi terhadap

8
virus telah menurun. Virus dapat dideteksi dengan pemeriksaan Enzyme
Linked Immunoabsorbent Assay (ELISA) dan fluorescent antibody testing.

Komplikasi yang dapat timbul pada infeksi virus ebola adalah komplikasi
pada mata, yaitu rasa nyeri pada mata, takut bila melihat cahaya karena rasa
tidak nyaman, mata berair dan penurunan ketajaman penglihatan. Komplikasi
lain adalah radang buah zakar dan hepatitis.

c. Diagnosis

Ebola termasuk penyakit yang sulit terdeteksi karena gejala awalnya yang
mirip dengan penyakit lain, seperti malaria dan kolera. Diagnosis infeksi
akibat virus ini hanya dapat dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium.
Virus dapat diisolasi terutama dari darah pasien yang sakit parah dan
prosedur ini harus dilakukan dengan hati-hati di dalam laboratorium dengan
biosafety level 4 (BSL-4) dan instalasi harus benar-benar terjamin
keamanannya sehingga populasi disekeliling laboratorium dan/atau personel
laboratorium terhindar dari penularan penyakit. Selain itu, pengiriman sampai
ke laboratorium BSL-4 harus menerapkan sistem rantai dingin.

Diagnosa untuk mendeteksi keberadaan virus ebola dapat dilakukan


dengan beberapa metode uji seperti Enzyme-Linked Immunosorbent Assay
(ELISA) yang dapat mendeteksi antigen virus dan Reverse Transcription
Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang dapat mendeteksi RNA virus.
Isolasi virus juga dapat dilakukan dengan menemukan sel vero atau vero E6.
Virus ebola pada manusia dapat diperoleh dari sampel darah terutama pada
stadium akut serta dapat juga diperoleh dari bilasan tenggorokan, urin,
semen, air mata, dan cairan tubuh lainnya serta kulit. Uji serologis penting
dilakukan terutama pada tahap akhir dari penyakit. Uji serologi seperti ELISA
dan indirect immunoglobin A (IgA). Uji netralisasi tidak dapat diandalkan untuk
mendeteksi virus ebola, karena konsekuensi dari misdiagnosis (termasuk
diagnosis positif palsu) yang sangat tinggi.

Mikroskop electron dapat digunakan untuk melihat virus di jaringan,


karena virus ini bersifat pleomorfik, panjang, filamentous dan bercabang
sehingga morfologinya dapat menyerupai huruf U, huruf B dan melingkar.

9
Konsentrasi tinggi dan virus ebola pada primate dapat ditemukan dihati,
limpa, paru dan nodus limpatikus. Pada kelelawar, virus ebola dapat
ditemukan di hati dan limpa. Sampel dari kulit juga dapat diambil dengan cara
biopsy pada saat postmortem, karena pada kulit juga banyak ditemukan
antigen dari virus ebola. Sampel kulit yang diambil dapat disimpan di dalam
larutan formalin untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan secara
immunohistokimia.

Diagnosa terhadap penyakit ebola juga dapat dilakukan dengan


pemeriksaan postmortem yang ditandai dengan ditemukan pendarahn berupa
petekiae, ecchymoses dan pendarahan di berbagai organ tubuh hewan
seperti di ginjal, gastrointestinal, pleura, pericardial, dan rongga peritoneum.
Selain itu, terjadi pembengkakan pada hati dan limpa serta khususnya di hati
akan terjadi retikulasi dan berwarna pucat. Lesi umum yang mungkin terjadi
adalah pneumonia interstisial, nefritis, dan ruam makulopapula.

4. Distribusi dan frekuensi penyakit menurut orang, tempat dan waktu

Epidemiologi Distribusi

Orang

Ebola dapat terkena pada manusia serta hewan primata (seperti simpanse).
Ebola pada manusia terjangkit dari hewan dan menyebar ke hewan lain pada
saat mereka membersihkan darah hewan buruan yang sudah terkontaminasi.

Jenis kelamin.

Penyakit ini dapat menyerang pada hewan dan terjangkit pada manusia siapa
saja baik pada, laki-laki maupun perempuan.

Tempat ( place )

Penyakit ebola atau virus ebola ini pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan
dan di wilayah yang berdekatan dengan Zaire (saat ini dikenal sebagai
Republik Congo) pada tahun 1976, setelah terjadinya suatu epidemi di
Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah Selatan Sudan.
Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus
dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya (Anonimous 2004).

10
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Ebolavirus yang tergolong famili
Filoviridae. Inang atau reservoir dari Ebola belum dapat dipastikan, namun
telah diketahui bahwa kelelawar buah adalah salah satu hewan yang
bertindak sebagai inang alami dari Ebola. Virus Ebola juga telah dideteksi
pada daging simpanse, gorila, Macaca fascicularis dan kijang liar.

Waktu ( time )

Penyakit ini pertama kali sudah diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah
yang berdekatan dengan Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Congo)
pada tahun 1976.

Epidemiologi Frekuensi

Penyakit ini dapat menyerang pada siapa saja baik pada, laki-laki maupun
perempuan. Tahun 1976 : Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi
sebelah barat negara Sudan serta wilayah Zaire ( sekarang Kongo ). Virus
Ebola ini pertama kali teridentifikasi setelah terjadi endemik penyakit di
wilayah Yambuki, Kongo, dan Nzara, Sudan.

Tahun 2000 : Terdapat 425 orang di Uganda terinfeksi serta lebih dari
separuhnya meninggal dunia. Mei 2011 : Wanita yang berumur 12 tahun di
Uganda meninggal dunia karena Virus Ebola. 29 Juli 2012 : terdapat 20 orang
yang diduga terinfeksi Virus Ebola di Uganda serta 13 orang dari mereka
meninggal dunia.

Dan ditahun 2014 menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mencatat 729 orang meninggal dunia hingga 31 Juli lalu karena terjangkit
virus Ebola. Sebanyak 57 kematian terjadi antara Kamis dan Ahad pekan lalu
di Guinea, Nigeria, dan Sierra Leone.

5. Proses terjadinya penyakit berdasarkan interaksi host, agent, dan


environment

Agent

Penyakit Ebola adalah salah satu virus dari sekitar 30 virus yang diketahui
menyebabkan sindrom demam berdarah (hemorrhagic fever syndrome).

11
Host

Penyakit ini dapat menyerang pada hewan dan terjangkit pada manusia siapa
saja baik pada, laki-laki maupun perempuan. Ebola adalah penyakit
mematikan yang disebabkan oleh virus dan menyebar melalui kontak
langsung dengan darah atau cairan tubuh penderita seperti urine, tinja, air
liur, serta air mani. Dalam hal ini, ‘kontak langsung’ berarti darah atau cairan
tubuh lain (seperti air liur atau ingus) penderita yang langsung menyentuh
hidung, mata, mulut, atau luka terbuka.

Environment ( lingkungan )

Penyakit ini dapat muncul pada Lingkungan sekitar yang terkontaminasi virus
Ebola juga berisiko menularkan penyakit ini. Misalnya, pakaian, seprai, dan
jarum suntik bekas penderita. Karena itu, keluarga serta petugas medis yang
merawat penderita Ebola perlu meningkatkan kewaspadaan dan
memaksimalisasi perlindungan yang digunakan. Kelompok orang yang
berisiko tinggi tertular virus ini umumnya adalah keluarga yang tinggal
serumah dengan penderita dan orang yang merawat penderita seperti
petugas medis. Apabila ada anggota keluarga Anda yang diduga menderita
Ebola, Ada sebaiknya tidak merawatnya sendiri di rumah dan segera
membawanya ke rumah sakit.

6. Pemberantasan dan pencegahan penyakit

Belum ditemukan obat untuk memberantas virus Ebola. Tetapi penelitian


terus dilanjutkan untuk menemukan vaksin dan obat yang efektif untuk
menangani penyakit ini. Perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk
mendukung kekebalan tubuh dalam melawan virus.

Langkah Pencegahan Penyebaran Virus Ebola

Penularan awal virus Ebola adalah melalui kontak dengan hewan


terinfeksi yang penyebarannya terjadi secara langsung pada penderita.
Berikut adalah sejumlah langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah,
sekaligus membatasi penyebaran virus tersebut:

 Mencari tahu informasi tentang virus Ebola sebanyak-banyaknya.

12
 Jika ada anggota keluarga atau orang di sekitar Anda yang mungkin
tertular Ebola, segera bawa mereka untuk menjalani pemeriksaan dan
perawatan di rumah sakit.
 Hindari berhubungan seksual dengan penderita ebola tanpa
menggunakan pengaman (kondom). Sejumlah penelitian menunjukkan
bahwa virus ebola masih terdeteksi pada cairan semen pria, bahkan
hingga berbulan-bulan sesudah pria tersebut dinyatakan sembuh dari
ebola.
 Senantiasa mencuci tangan dengan air dan sabun. Cairan pembersih
tangan berbahan dasar alkohol juga berguna.
 Hindari kontak langsung dengan kulit, darah, serta cairan tubuh pasien.
 Jangan memegang benda-benda di sekitar pasien, misalnya pakaian, atau
seprai.
 Jenazah penderita Ebola harus ditangani dengan perlindungan maksimal
dan oleh pihak yang terlatih dan berpengalaman dalam menangani kasus
sejenis ini.
 Hindari bepergian ke daerah dengan kasus Ebola yang tinggi.
 Jika Anda berada di daerah yang berisiko menularkan Ebola, hindari
kontak dengan hewan-hewan yang berpotensi menularkannya, termasuk
daging atau darahnya. Contohnya, kelelawar pemakan buah atau codot
serta monyet.
 Mencuci dan mengupas buah serta sayuran sebelum dikonsumsi.
 Memasak daging hewan dan sayuran hingga benar-benar matang
sebelum dikonsumsi.

Khusus untuk petugas medis, ada beberapa langkah pencegahan yang


sebaiknya diambil untuk meminimalisasi risiko tertular Ebola. Antara lain:

 Berhati-hati saat menangani darah, cairan tubuh, kateter, serta saat


memasang infus pasien.
 Gunakanlah perlindungan secara maksimal, misalnya dengan
mengenakan masker, sarung tangan, serta baju dan kacamata pelindung.
 Senantiasa mencuci tangan, terutama setelah terjadi kontak langsung
dengan kulit pasien. Termasuk darah, cairan tubuh, dan benda-benda di
sekitar pasien.
 Hindari ritual pembersihan mayat tanpa mengenakan alat pelindung yang
tepat.
 Buang peralatan medis sekali pakai, misalnya alat suntik, secara hati-hati.
 Mengisolasi pasien Ebola atau yang diduga menderita Ebola di ruangan
khusus dan membatasi jumlah pengunjung seminimal mungkin.

Hingga sekarang, para ahli masih meneliti mengenai keefektifan vaksin


ebola (VSV-EBOV). Saat ini penelitian sudah memasuki tahap akhir dan
akan dicatat serta dinilai untuk menentukan apakah vaksin tersebut efektif
pada manusia guna mencegah ebola.

13
DAFTAR PUSTAKA

Laupland, KB. Valiquette, L. (2014). Ebola Virus Disease. Canadian Journal of


Infectious Diseases and Medical Microbiology, 25(3), pp. 128-129.

Yanti, Henni Alvira dan Aryati. 2015. Penyakit Virus Ebola. Indonesia Journal Of
Clinnical Phatology and Medical Laboratory. Vol. 21(2) : 195-20

US Department of Health and Human Service. CDC (2015). Ebola (Ebola Virus
Disease) - Ebola-Associated Waste Management.

US Department of Health and Human Service. CDC (2015). Ebola


           (Ebola Virus Disease) – Prevention.
US Department of Health and Human Service. CDC (2016). Hand Washing: Clean
Hands Save Lives.
World Health Organization (2017). Frequently Asked Questions on Ebola Virus
Disease.
World Health Organization (2014). What We Know About Transmission of the Ebola
virus Among Humans.
NHS Choices UK (2016). Health A-Z. Ebola Virus Disease.
Nall, et al. Healthline (2015). Ebola Virus and Disease.

Jayanegara, Andi Putra. 2016. Ebola Virus Disease-Masalah Diagnosis dan


Tatalaksna. CDK-243. Vol. 43 (8): 572-575

14

Anda mungkin juga menyukai