p-ISSN : 2614-5421
Abstrak
Latar belakang: Peningkatan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat dan menyebar ke
berbagai negara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020, WHO melaporkan
11.84.226 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia. Virus tersebut sudah
menyebar ke berbagai provinsi yang ada di Indonesia, seperti Provinsi Bali. Kerambitan berada di
urutan ke 2 OTG (Orang Tanpa Gejala) terbanyak setelah Kecamatan Marga. Jumlah kasus Covid-
19 yang semakin meningkat tersebut membuat masyarakat merasa khawatir dan cemas terhadap
keadaan di lingkungannya.
Tujuan: Mengetahui tingkat kecemasan masyarakat pada masa pandemi Covid-19 di Banjar
Samsaman Kelod Desa Kukuh Kerambitan
Metode: Menggunakan desain penelitian Deskriptif dengan pendekatan Kuantitatif, subjek
penelitian yaitu masyarakat yang tinggal di banjar Samsaman Kelod Desa Kukuh Kerambitan,
pemilihan sampel dengan non probability sampling menggunakan metode purposive sampling.
Instrument penelitian dengan kuesioner Kecemasan yang telah dimodifikasi dan telah di uji
validitas dan reliabilitas. Uji statistik menggunakan deskriptif frekuensi.
Hasil: Tingkat kecemasan masyarakat di Banjar Samsaman Kelod didapatkan sebagian besar
masyarakat memiliki kecemasan berat yaitu sebanyak (60,2%), kecemasan sedang (27,2%) dan
kecemasan ringan (12.6%). yang berarti sebagian besar masyarakat di Samsaman kelod mengalami
kecemasan karena semakin meningkatnya jumlah kasus terinfeksi Covid-19
Simpulan: Sebagian besar masyarakat di Banjar Samsaman Kelod mengalami Kecemasan tinggi
karena adanya pandemi Covid-19 yang terinfeksi semakin meningkat dan penularanya yang cepat
(Kemenkes RI, 2020), di Indonesia tanggal yang mengundang massa, apabila keluar
25 Juni 2020 tercatat 50.187 kasus yang rumah karena keperluan mendesak
positif terjangkit virus corona, kasus sembuh diwajibkan menggunakan masker,dan
tercatat sebanyak 20.449,m dan kasus menyedikan handsanitizer, orang-orang juga
meninggal sebanyak 2.620 kasus, (Kemenkes diwajibkan untuk selalu mencuci tangan
RI, 2020). Virus tersebut sudah menyebar ke menggunakan sabun, dan menjaga kesehatan
berbagai provinsi yang ada di Indonesia, dengan makan-makanan sehat dan
seperti Provinsi Bali. berolahraga.
Menurut data yang di dapat dari Dinas Penyebaran Virus Corona (Covid-19)
Kesehatan Provinsi Bali tanggal 6 Juli 2020, menyebabkan orang-orang merasa khawatir
di Provinsi Bali didapatkan data tercatat dan tertekan, respon umum yang dirasakan
sebanyak 1.900 kasus positif terkena virus yaitu takut terinfeksi dan meninggal,
corona, sembuh sebanyak 974 orang, dan keengganan diri mengunjungi fasilitas
meninggal sebanyak 23 orang, (Diskes Bali, kesehatan, takut kehilangan mata
2020). Penyebaran kasus Covid-19 juga pencaharian, ketidakmampuan bekerja
tersebar ke Kabupaten Tabanan, menurut selama masa karantina mandiri, terancam
data Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dirumahkan dari pekerjaan, bosan dan
tanggal 6 Juli 2020, terdapat kasus positif kesepian karena isolasi, (Lora et al, 2020).
terinfeksi virus corona sebanyak 40 orang, Sehingga hal tersebut dapat berdampak
354 Orang Tanpa Gejala (OTG), 6 orang dalam bidang sosial, ekonomi dan juga
Pasien Dalam Pengawasan (PDP), 1 orang masalah psikologis setiap orang. Berdasarkan
dalam pemantauan (ODP). Penyebaran virus hasil telaah ilmiah pengalaman isolasi atau
juga tersebar ke berbagai daerah di Tabanan karantina dapat memberikan dampak
seperti Kecamatan Kerambitan sudah ada psikologis yang signifikan, baik bagi
kasus Covid-19 dimana status Orang Tanpa masyarakat umum yang melakukan isolasi
Gejala (OTG) tercatat berjumlah 59 orang mandiri, maupun bagi pasien yang positif
dan berstatus PDP sebanyak 1 orang per Covid-19, Pasien Dalam Pengawasan (PDP),
tanggal 12 Juli 2020 (Dinkes Tabanan, 2020). Orang Dalam Pemantauan (ODP), bahkan
Kerambitan berada di urutan ke 2 OTG masyarakat sekitarnya, (Brooks et al, 2020).
terbanyak setelah Kecamatan Marga. Karena Masalah pandemi ini menyebabkan dampak
kasus tersebut membuat orang-orang psikologis berupa keresahan, kepanikan
disekitarnya merasa khawatir dan cemas depresi dan kecemasan bagi setiap orang
terhadap keadaan di lingkungannya. (Rossi et al, 2020).
Begitu cepatnya penyebaran Covid-19 Kecemasan adalah perasaan tidak
membuat hal ini menjadi permasalahan nyaman atau kekhawatiran yang samar
global. Akibat virus yang mematikan ini disertai respon otonom (sumber sering kali
seluruh Pemerintah di dunia membuat tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
berbagai macam kebijakan untuk memutus individu), perasaan takut yang disebabkan
mata rantai penyebaran virus Covid-19, oleh antisipasi terhadap bahaya, (Nanda,
karena virus ini merupakan ancaman yang 2016). Pada umumnya ketakutan dan
serius bagi seluruh dunia. Pemerintah kecemasan pada masyarakat diakibatkan oleh
Indonesia memberlakukan peraturan yaitu pemberitaan tentang covid-19 di sosial
peraturan No 21 Tahun 2020 tentang media, kurangnya pengetahuan terkait covid-
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), 19, kurangnya kebiasaan hidup sehat, dan
orang-orang diwajibkan untuk tetap diam di ketidakmampuan dalam menghadapi
rumah, bahkan bekerja, belajar pun tetap di perubahan besar yang terjadi secara tiba-tiba,
rumah (work from home), penerapan social (Rossi et al, 2020). Kecemasan yang dialami
distancing untuk membatasi kunjungan ke setiap orang dalam menghadapi kasus
tempat ramai dan kontak langsung dengan Pandemi Covid-19 karena, mereka
orang lain, dilarang mengadakan kegiatan mencemaskan kesehatan mereka, dan
keluarganya, selalu berfikir negatif terhadap adalah Skor depresi 23,6% (n=81) dan skor
diri maupun orang lain yang menunjukkan kecemasan sebanyak 45,1% (n=155). Skor
gejala seperti terkena virus covid-19 kecemasan secara signifikan lebih tinggi di
misalnya seperti batuk, atau bersin padahal antara wanita, individu yang tinggal di
belum tentu orang tersebut terinfeksi virus, daerah perkotaan, individu dengan pasien
pemberitaan media sosial tentang Covid-19 di antara teman atau kerabat,
peningkatan kasus covid-19 yang membuat individu dengan riwayat penyakit kejiwaan
setiap orang akan merasa cemas dan takut saat ini atau sebelumnya dan individu dengan
akan situasi yang ada saat ini. penyakit kronis.
Fenomena psikologis yang terjadi di Karena begitu bahayanya dan begitu
Indonesia, masyarakat yang mengalami cepatnya penyebaran Covid-19 serta sudah
ketakutan dan kecemasan yang berlebihan banyak orang yang terinfeksi virus tersebut,
tanpa diimbangi pengetahuan yang cukup tentunya membuat seseorang akan merasa
dapat berpotensi untuk melakukan hal-hal panik dan cemas menghadapi masalah global
yang irasional seperti: bersikap tidak jujur ini, seperti yang terjadi pada masyarakat saat
terkait riwayat penyakit, riwayat perjalanan ini. Berdasarkan informasi dari Dinas
dengan orang lain, menolak isolasi atau Kesehatan Kabupaten Tabanan, Kecamatan
karantina dan perawatan medis dengan alasan Kerambitan tercatat 59 orang yang berstatus
ketidakpercayaan dengan tenaga medis, sebagai OTG (Orang Tanpa Gejala)
proteksi diri secara berlebihan mengarah terinfeksi Covid-19. Adapun salah satu desa
pada gejala obsesif kompilsif serta di Kecamatan Kerambitan yang tercatat
melakukan panic buying, (Rossi et al, 2020). memiliki jumlah OTG yang tinggi adalah
National Institutes of Health menyebutkan Desa Kukuh, menurut data yang didapat dari
bahwa kondisi jiwa yang stabil dan Puskesmas Kerambitan II jumlah OTG yang
menghindari stress dapat mengurangi resiko tercatat yaitu berjumlah 37 orang. Kasus
dan tingkat keparahan infeksi virus. Ini OTG terbanyak berada di banjar Samsaman
menunjukkan kompetensi kekebalan tubuh Kelod dengan jumlah 30 orang, dan sudah
dapat terjaga. Begitu juga apabila mengalami ada 2 orang dengan hasil swab positif.
masalah psikologis tentu akan mempengaruhi Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada
sistem imunitas seseorang akan menjadi tanggal 22 Juli 2020 kepada 12 orang
menurun, sehingga memudahkan terkena responden dengan teknik wawancara
infeksi virus, (Rossi et al, 2020). didapatkan hasil 6 orang mengalami
Studi yang dilakukan oleh Ike Mardianti kecemasan berat, 4 orang mengalami
et al 2020 mendapatkan hasil penelitian kecemasan sedang dan 2 orang mengalami
gambaran psikologis relawan bencana covid kecemasan ringan. Berdasarkan
19 yaitu 68 orang (95,83%) mengalami permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk
kecemasan ringan, sebanyak 69 orang mempelajari lebih lanjut tentang gambaran
(95,83%) mengalami depresi ringan, dan tingkat kecemasan masyarakat terhadap
sebanyak 69 orang (95,83%) mengalami stres pandemi Covid-19 di Banjar Samsaman
ringan. Hasil penelitian ini menunjukan Kelod Desa Kukuh Kerambitan.
bahwa pandemi covid 19 dapat memberikan
dampak psikologis bagi setiap orang, tidak 2. Metode Penelitian
terkecuali seorang relawan bencana. Covid Penelitian ini menggunakan metode
19 yang merupakan bencana non alam ini, penelitian Deskriptif dengan pendekatan
baru pertama kali dialami secara luas hampir kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
diseluruh belahan dunia. adalah seluruh masyarakat yang tinggal di
Penelitian yang dilakukan oleh Osdin Banjar Samsaman Kelod Desa Kukuh
Selcuk & Sukriye, 2020 mendapatkan hasil Kerambitan dari usia 17-55 tahun yang
penelitian rata-rata responden memiliki skor berjumlah 165 orang yang tercatat pada buku
kecemasan dan depresi masing-masing sensus penduduk Desa Kukuh per tahun
Dari hasil data penelitian yang telah sehingga perlu diketahui cara apa yang paling
dilakukan terhadap masyarakat di Banjar tepat yang dapat memaksimalkan remaja
Samsaman Kelod menunjukkan bahwa pada dalam memperoleh pengetahuan, karena
semua kategori usia responden, memiliki informasi yang tidak tepat dapat
kecemasan terhadap pandemi Covid-19. menyebabkan kecemasan dan stress.
Namun sebagian besar (30,1%) kategori usia Kecemasan juga dialami oleh para remaja
17-25 tahun mengalami kecemasan berat. karena usia remaja dapat dikatakan usia yang
Kategori usia tersebut termasuk ke dalam masih labil dalam menghadapi kondisi-
usia remaja akhir, hasil penelitian ini sejalan kondisi yang tidak tertuga (Gozali et al,
dengan penelitian Natalia et al, 2020 yang 2018). Kondisi emosi remaja akan mudah
mengatakan bahwa remaja adalah individu terguncang seperti cemas yang berlebihan,
yang mampu menangkap informasi dengan ketakutan akan tertular virus ini dan
cepat, namun cara yang digunakan sebagainya (Dani & Mediantara, 2020).
menangkap informasi tersebut berbeda-beda,
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan wabah tersebut sedang atau berat;16,5%
penelitian Hanifah et al, 2020 yang melaporkan gejala depresi sedang hingga
mendapatkan hasil kajian kecemasan berat; 28,8% melaporkan gejala kecemasan
masyarakat didapat pada usia 15-19 sebanyak sedang hingga berat; dan 8,1% melaporkan
168 (27%), usia 20-24 212 orang (34%), usia tingkat stres sedang hingga berat. Hasil
25-29 sebanyak 68 orang (11%). Suryani & penelitian tersebut juga menunjukan bahwa
Eduardo 2020, mengatakan bahwa usia perempauan, lebih rentan terkena stress,
produktif merupakan usia yang banyak cemas dan depresi.
mendapatkan informasi dari media sosial Survei Mental Nasional India tahun 2016
tanpa memilah informasi yang didapatkan yang melaporkan bahwa perempuan lebih
sehingga memudahkan seseorang lebih mungkin cemas daripada laki-laki (Verma
mudah cemas dan khawatir terhadap situasi and Mishra, 2020). Penelitian dari Martaria et
saat ini. Jadi dapat dikatakan bahwa hampir al, 2020, yang mendapatkan perbedaan hasil
semua kategori usia produktif yang yang signifikan antara kecemasan perempuan
didalamnya termasuk remaja merasakan dan laki-laki, yang mengatakan kecemasan
kecemasan karena merupakan respon diri perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.
terhadap situasi yang mengancam kesehatan Namun Beberapa studi menunjukkan bahwa
dan keselamatan dirinya. Apalagi dalam pria cenderung lebih rentan terhadap
situasi saat ini dimana penyebaran Covid-19 berlebihnya beban kognitif, sedangkan
semakin hari semakin meningkat. wanita memiliki toleransi yang lebih besar
Dari hasil penelitian di Banjar Samsaman terhadap beban kognitif, (Strombach, et al
Kelod, didapatkan hasil responden berjenis 2016).
kelamin perempuan yaitu sebanyak 64 orang Jadi dari hasil penelitian dapat dikatakan
dan laki-laki sebanyak 39 orang. Berdasarkan rasa cemas dapat dirasakan oleh laki-laki
hasil distribusi tingkat kecemasan yang maupun perempuan. Mereka merasa khawatir
dirasakan, kecemasan berat lebih dirakan takut akan terinfeksi, meninggal, cemas
oleh laki-laki dengan nilai 61,5%. Hasil dengan kesehatan keluarga anak-anaknya,
penelitian ini sejalan dengan temuan lain dari tanggung jawab dirumah semakin bertambah,
penelitian Wahyu et al, 2020 menunjukkan sebagai tulang punggung keluarga yang harus
bahwa mahasiswa pria lebih rentan menerima selalu melindungi keluarganya serta hal yang
kelebihan informasi di media sosial, merasa lain yang ikut terkena dampak dari adanya
terinvasi hidupnya, lebih mudah merasa Corona Virus ini.
cemas, dan mengalami social media fatigue. Dari hasil data penelitian yang telah
Lebih tingginya kecemasan pada pria dilakukan terhadap masyarakat di Banjar
sebetulnya dapat dijelaskan dari tingginya Samsaman Kelod didapatkan hasil sebagian
invasion of life, dan social media fatigue besar responden memiliki tingkat kecemasan
dibandingkan pada partisipan wanita. berat yaitu pada pendidikan SMA/SMK
Namun penelitian Regina & Malinti 34.0%. Hasil ini menunjukkan pendidikan
2020, yang mengatakan bahwa kecemasan seseorang mempengaruhi cara orang-orang
dan depresi banyak dialami oleh perempuan mencari tahu informasi terkait Covid-19.
karena memiliki mental yang kurang kuat Tingkat pendidikan yang cukup bahkan lebih
dibandingkan laki-laki dalam menghadapi tinggi berkaitan dengan self-
situasi yang mengancam dirinya. Dari awareness terhadap kesehatan yang lebih
beberapa penelitian yang telah dilakukan tinggi, sehingga mereka mudah mengalami
menunjukkan kecemasan dan gangguan stress.
depresi lebih sering terjadi pada perempuan Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
(Liu, 2020). Hasil penelitian Wang, et al penelitian dari Hario, 2020 mendapatkan
(2020) yang melibatkan 1.210 responden dari hasil responden yang memiliki pendidikan
194 kota di Cina. Secara total, 53,8% minimal SMA alami kecemasan terbanyak
responden menilai dampak psikologis dari yaitu sebanyak 77,8%, dan lulusan
perguruan tinggi alami kecemasan sebanyak orang yang terpaksa tinggal di rumah.
71,1%, hal tersebut membuktikan pendidikan Individu sedang mengalami situasi krisis dan
mempengaruhi seseorang dalam pola pikir, merasa tidak memiliki kendali atas hidup
serta memilah informasi yang didapat. mereka karena karantina dan pembatasan
Penelitian lain juga menyatakan respon yang dikenakan pada mereka. Remaja
emosi negatif saat COVID-19 tidak hanya muda dan kelompok usia dewasa dalam
terjadi pada orang awam saja, namun kaum menghadapi karier dan kehidupan
pekerja medis yang memiliki pendidikan profesional, serta pekerjaan dipertaruhkan
tinggi pun terkena. Hasil studi di Singapura (Haifah, et al, 2020). Selain itu para pekerja
menunjukkan bahwa COVID-19 berdampak medis yang menjadi garda terdepan dalam
terhadap pekerja medis dan non medis yang menghadapi permasalah Covid-19 juga
bekerja di rumah sakit, seperti kecemasan, mengalami kecemasan, Penelitian lainnya
stres, post tautamtic stress disorder (PTSD) mengunakan studi berbasis survei tentang
dan depresi (Tan, et al 2020). Jadi kesehatan mental dari 1.257 petugas
kecemasan terhadap pandemi Covid-19 dapat kesehatan yang merawat pasien Covid-19 di
dirasakan oleh siapa saja baik memiliki 34 rumah sakit di Tiongkok. Hasilnya,
pendidikan cukup atau tinggi, karena sebagian besar dari mereka melaporkan
pendidikan dan pengetahuan mempengaruhi gejala depresi 50%, kecemasan 45%,
seseorang dalam berpikir dan memilah insomnia 34% dan tekanan psikologis 71,5%
informasi yang didapat. karena setiap orang (Lai et al, 2020).
pasti akan cemas apabila menghadapi sesuatu Masyarakat di berbagai negara
yang mengancam keselamatan diri dan mengalami gangguan psikologis Status
keluarganya. bekerja secara signifikan terkait dengan
Dari hasil penelitian dari 103 responden depresi dan kecemasan spekulasi tentang
yang ada di Banjar Samsaman Kelod, pemotongan gaji dan ketidakpastian atau
didapatkan hasil sebagian besar responden ketidakamanan masa depan mungkin terjadi.
bermata pencaharaian sebagai pegawai Selain itu karena larangan perjalanan, kantor
swasta memiliki kecemasan berat yaitu ditutup dan beberapa karyawan bekerja dari
30,1%. Hasil penelitian ini menunjukkan rumah. Beberapa karyawan tidak terbiasa dan
pegawai swasta lebih banyak mengalami tidak bisa untuk memenuhi tenggang waktu
kecemasan akibat pandemi Covid-19. Hasil atau target dan tekanan kerja, sehingga
penelitian ini sejalan dengan penelitian perekonomian setiap orang juga ikut terkena
Hario, 2020 yang mendapatkan hasil survei dampak akibat Covid-19 dan menyebabkan
mereka yang belum atau tidak bekerja kecemasan serta kekhawatiran apabila virus
mengalami kecemasan sebanyak 75,3%, para ini berlangsung terlalu lama, (Rina et al,
pekerja swasta sebanyak 75,7%, dan para ibu 2020).
rumah tangga sekitar 74,4%, hal tersebut Jadi dapat dikatakan semua jenis
dikarenakan seseorang yang memiliki pekerjaan seseorang terkena dampak adanya
pekerjaan yang berpengahsilan tinggi serta Covid-19 ini, namun sebagian besar jenis
ekonomi berkecukupan cenderung lebih pekerja swasta atau yang pekerjaan dengan
rendah untuk mengalami kecemasan, lain penghasilan menengah ke bawah memiliki
halnya dengan para pegawai swasta atau kecemasan yang lebih, karena terkait dengan
pekerja lainnya yang banyak terkena PHK status ekonomi masyarakat sehingga
dan kehilangan pekerjaannya. membuat orang-orang cemas dan khawatir
Hal serupa juga disebutkan dalam Studi apabila pandemi ini berlangsung terlalu lama.
yang mengungkapkan bahwa COVID -19
menciptakan tekanan psikologis di antara
individu-individu di komunitas, karena ada
Dalam penelitian ini sebagian besar setiap individu yang menjadi ancaman nyata.
responden memiliki kecemasan dalam Pandemi Covid-19 telah menyebabkan
kategori berat yaitu sebanyak 62 orang tingkat tekanan psikologis yang tinggi di
(60,2%), memiliki kecemasan sedang masyarakat umum, termasuk gejala
sebanyak 28 orang (27,2%), dan kecemasan kecemasan dan depresi. Masalah seperti ini
ringan sebanyak 13 orang (12,6%). Hasil dikaitkan dengan perubahan fungsi kekebalan
analisis deskriptif dari nilai total tingkat tubuh termasuk peningkatan resiko infeksi
kecemasan didapatkan nilai mean 42,0. Hasil virus ini, (Rossi, et al, 2020).
tersebut menunjukkan sebagian masyarakat Hasil penelitian ini sejalan dengan
merasa cemas yang tinggi dan khawatir penelitian Wang, et al (2020) yang
terhadap pandemi yang mewabah di melibatkan 1.210 responden dari 194 kota di
lingkungan sekitar kita. Semakin banyaknya Cina. Secara total, 53,8% responden menilai
orang yang terinfeksi, informasi yang beredar dampak psikologis dari wabah tersebut
di media sosial dan dampak yang diakibatkan sedang atau berat, 16,5% melaporkan gejala
membuat setiap orang merasa cemas depresi sedang hingga berat, 28,8%
terhadap pandemi yang mewabah saat ini. melaporkan gejala kecemasan sedang hingga
Berdasarkan hasil penelitian yang berat, dan 8,1% melaporkan tingkat stres
dilakukan terhadap 103 responden di Banjar sedang hingga berat.
Samsaman Kelod didapatkan hasil sebagian Berdasarkan hasil survey Perhimpunan
besar masyarakat memiliki tingkat Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia
kecemasan dalam kategori tinggi yaitu (PDSKJI) didapatkan sebanyak 64.3% dari
sebanyak 62 orang (60,2%), kecemasan 1.522 orang responden memiliki masalah
sedang sebanyak 28 orang (27,2%) dan psikologis terkait dampak pandemi Covid-19.
kecemasan ringan sebanyak 13 orang Gejala cemas dan depresi yang dirasakan
(12,6%). Hal tersebut menunjukkan adalah rasa takut dan khawatir yang
masyarakat di Samsaman Kelod sebagian berlebihan, merasa tidak rileks dan nyaman,
besar memiliki perasaan cemas tinggi mengalami gangguan tidur, dan kewaspadaan
terhadap adanya pandemi Covid-19 ini, yang yang berlebih, (PDSKJI, 2020). Sedangkan
selain berdampak pada kehidupan sosial dan Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Psikiatri
ekonomi namun berdampak juga terhadap Amerika (APA) terhadap lebih dari 1000
psikologis mereka. orang dewasa di Amerika Serikat ditemukan
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa sebanyak 48% responden merasa
menurut seorang ahli neurosains dari Unsrat cemas akan tertular virus corona. Sekitar
Manado mengatakan bahwa pandemi Covid- 40% mengkhawatirkan mereka akan sakit
19 berefek pada kehidupan multidimensial berat atau meninggal akibat Covid-19, dan 62
manusia, mengubah paradigma berfikir setiap persen mencemaskan keluarga atau orang
individu hingga ke tingkat negara. Pandemi tercintanya tertular. Lebih dari sepertiga
ini mengubah kondisi politik, sosial, budaya responen (36 %) mengatakan pandemi
ekonomi bahkan psikologis, (Rossi et al, Covid-19 berdampak serius pada kesehatan
2020). Wabah penyakit Corona Virus atau mental mereka, dan 59% menjawab efeknya
Covid-19 meningkatkan kekhawatiran akan cukup berat pada kehidupan sehari-hari,
kepanikan dan kecemasan yang meluas bagi (APA, 2020).
Population in China.,
International.Journal of Environment
Research and . Public Health.
Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov.
Diakses tanggal 12 Juli 2020
Zamroni. (2017). Persepsi Pemustaka
Terhadap Desain Interior Baru
Gedung Perpustakaan Khairul Rasyid
Akademi Kepolisian Semarang.
Available at:
https://www.ejournal3.undip.ac.id.
Diakses tanggal 13 Juli 2020