G e-ISSN : 2828-4828
A
Vol 2 (2) : 77-84 | Artikel Ilmiah
M
B
GAMBARAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)
SETELAH MELAKUKAN VAKSINASI COVID-19 PADA
MASYARAKAT BANJARMASIN SELATAN
Darini Kurniawati1)*, Iwan Yuwindry2), Sariyasih3)
1,2,3Program
Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Sari Mulia. Jalan Pramuka KM.6, 70238
Banjarmasin, Indonesia
ABSTRACT
Background: Covid-19 attacks the respiratory tract which first appeared in
December 2019 in Wuhan City, Hubei Province, China. The World Health
Organization (WHO) has declared it a global pandemic since March 11, 2020.
The Covid-19 vaccination program in Indonesia has started on January 13,
2021. The Covid-19 vaccination can cause Post-Immunization Adverse Events
(KIPI) which can be characterized by mild to moderate symptoms. heavy.
Objective: To find out how post-immunization follow-up (KIPI) occurs in the
https://ejurnal.unism.ac.id/index.php/jpcs 77
Journal of Pharmaceutical Care and Sciences, E-ISSN: 2828-4828, Vol. 2, No.2, Tahun. 2022
Gambaran Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Setelah Melakukan Vaksinasi…
PENDAHULUAN
Penyakit coronavirus 2019 yang dikenal dengan covid-19 merupakan jenis corona baru
yang dikenal dengan SARS-CoV-2. Covid-19 menyerang saluran pernapasan yang muncul
pertama kali pada bulan Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. World Health
Organization (WHO) menyatakan sebagai pandemi global sejak 11 Maret 2020.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang terjadi mempunyai gejala dari ringan sampai
berat, tergantung dari masing-masing orang. Reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi
covid-19 hampir sama dengan vaksin yang lain. Beberapa gejala tersebut antara lain reaksi lokal,
seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan dan reaksi lokal lain yang berat,
misalnya selulitis. Reaksi sistemik seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri
sendi (arthralgia), badan lemah, dan sakit kepala. Reaksi lain, seperti alergi misalnya urtikaria,
oedem, reaksi anafilaksis, dan syncope (pingsan).
Kemungkinan terjadinya adverse event dengan melibatkan terapi, baik yang bersifat
aktual atau potensial dapat mengganggu dalam proses akhir terapi. Salah satunya yaitu ADR
yang merupakan suatu respon terhadap obat yang berbahaya dan tidak sengaja serta dapat
terjadi pada dosis yang digunakan oleh manusia dalam terapi. Salah satu usaha untuk
mengurangi terjadinya hal tersebut, dapat dilakukan dengan dilakukannya studi
Farmakovigilans (BPOM,2020).
METODE
Instrumen penelitian ini terdiri dari pertanyaan sosiodemografi (usia, pekerjaan, jenis
kelamin, dan pendidikan) dan pertanyaan terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
responden saat sesudah melakukan vaksinasi covid-19. Kuesioner yang digunakan memiliki tiga
jawaban pilihan, yaitu Ya, Tidak, dan Tidak Tahu. Hasil dari kuesioner naranjo akan dihitung
skornnya dan dikategorikan berdasarkan jumlah total skor yaitu yaitu: sangat mungkin (skor ≥
9), mungkin (5-8), cukup mungkin (1-4) dan diragukan (0).
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif observasional dengan jenis penelitian
deskriptif, penelitian ini hanya mendeskripsikan suatu objek penelitian, maka data penelitian
yang diperoleh berupa angka akan dikualitatifkan sehingga hasil yang diperoleh dapat
dideskriptifkan.
Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Banjarmasin
Selatan yang sudah melakukan vaksinasi covid-19 dengan minimal sampel yang digunakan
sebanyak 30 responden.
Prosedur Kerja
Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner melalui Google Form kepada
responden masyarakat Banjarmasin Selatan yang sudah melakukan vaksinasi covid-19 yang
penginputan data dilakukan oleh peneliti.
Hasil
Penelitian terkait pemantauan efek Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada
masyarakat Banjarmasin Selatan yang sudah melakukan vaksinasi Covid-19, didapatkan data
dari 37 responden sebagai berikut:
1. Karkteristik Responden
Karakteristik Responden Jumlah responden Presentase
Jenis kelamin
Perempuan 18 49%
Laki-laki 19 51%
Usia
10-20 Tahun 4 11%
21-30 Tahun 13 35%
https://ejurnal.unism.ac.id/index.php/jpcs 79
Journal of Pharmaceutical Care and Sciences, E-ISSN: 2828-4828, Vol. 2, No.2, Tahun. 2022
Gambaran Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Setelah Melakukan Vaksinasi…
2. Karakteristik Tambahan
Pertanyaan YA TIDAK
Apakah Anda memiliki penyakit tidak 10 27
menular seperti jantung, diabetes,
hipertensi, kanker, gagal ginjal kronis,
dll?
Apakah Anda sudah pernah terinfeksi 1 36
Covid-19?
Apakah Anda sudah melakukan 37 0
vaksinasi Covid-19?
https://ejurnal.unism.ac.id/index.php/jpcs 80
Journal of Pharmaceutical Care and Sciences, E-ISSN: 2828-4828, Vol. 2, No.2, Tahun. 2022
Gambaran Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Setelah Melakukan Vaksinasi…
https://ejurnal.unism.ac.id/index.php/jpcs 81
Journal of Pharmaceutical Care and Sciences, E-ISSN: 2828-4828, Vol. 2, No.2, Tahun. 2022
Gambaran Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Setelah Melakukan Vaksinasi…
Pembahasan
Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, dimana seseorang menjadi kebal atau
terlindungi dari suatu penyakit sehingga apabila suatu saat terpapar dengan penyakit
tersebut maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan, biasanya dilakukan
dengan pemberian vaksin (Kemenkes RI, 2021). Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) sendiri
merupakan kejadian medis yang terjadi setelah imunisasi dapat berupa reaksi vaksin, reaksi
suntikan, kesalahan prosedur, ataupun koinsidens sampai ditentukan adanya hubungan kausal.
KIPI diklasifikasikan serius apabila kejadian medik akibat setiap dosis vaksinasi yang diberikan
menimbulkan kematian, kebutuhan untuk rawat inap, dan gejala sisa yang menetap serta
mengancam jiwa. Klasifikasi serius KIPI tidak berhubungan dengan tingkat keparahan (berat
atau ringan) dari reaksi KIPI yang terjadi.
Dari hasil penelitian diatas didapatkan hasil responden yang menjadi sampel adalah
masyarakat di Banjarmasin Selatan yang sudah melakukan vaksinasi covid-19 yaitu sebanyak 37
responden dengan persentasi laki-laki 51% dan perempuan 49%. Hasil wawancara responden
terkait kejadian KIPI didapatkan data sebanyak 13 responden berada dalam ketegori Probable.
23 responden dalam kategori Possible, dan 1 responden pada kategori Doubtful. Dengan
menggunakan analisis algoritma Naranjo diperoleh hasil skor 4-8 yaitu “kemungkinan Besar
Terjasi ROM” yaitu dengan jumlah 13 responden, yang menggunakan vaksin sinovac pada 11
responden dan ada sebanyak 2 responden yang menggunakan vaksin moderna. Kemudian
dengan skor 1-3 yaitu “Kemungkinan terjadi ROM” dengan jumlah 23 responden yang
https://ejurnal.unism.ac.id/index.php/jpcs 82
Journal of Pharmaceutical Care and Sciences, E-ISSN: 2828-4828, Vol. 2, No.2, Tahun. 2022
Gambaran Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Setelah Melakukan Vaksinasi…
menggunakan vaksin sinovac, dan dengan skor 0 yaitu “diragukan terjadi ROM” ada sebanyak 1
responden denan vaksin sinovac. Dari kedua vaksin tersebut yaitu pada vaksin sinovac memiliki
efektivitas sebesar 56-65% sedangkan vaksin modena memiliki efektivitas 94,1%, dapat
diketahui bahwa efektivitas vaksin jenis moderna memiliki efektivitas yang lebih tinggi sehingga
kemungkinan terjadinya efek samping juga lebih tinggi.
Adapun efek samping umum yang dirasakan responden setelah pemberian vaksin
sinovac seperti nyeri pada area yang disuntikan, demam, dan kelelahan. Efek samping pada
vaksin moderna paling umum terjadi adalah demam, nyeri pada area yang disuntikan, sakit
kepala, dan mual. Efek samping tersebut yang biasanya muncul bersifat ringan, biasanya dapat
hilang dalam 1-2 hari, efek samping tersebut dapat diobati dengan mengkonsumsi paracetamol,
ibu profen, aspirin atau antihistamin yang disesuaikan dengan efek samping yang dirasakan
(HARTA General Insurance, 2021). Berdasarkan hasil yang didapatkan, kemudia jawaban
responden dilakukan perhitungan jumlah skor dengan algoritma Naranjo. Hasil perhitungan
dengan algoritma Naranjo didapatkan bahwa penggunaan jenis vaksin Sinovac maupun vaksin
moderna dalam kejadian efek samping kemungkinan terjadi reaksi obat merugikan lebih
banyak dan kemungkinanan besar reaksi obat merugikan lebih sedikit, sehingga kejadian efek
samping yang terjadi lebih sedikit kemungkinannya.
KESIMPULAN
Peneliti sangat berterima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Sari Mulia yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan
ucapan terimakasih Masyarakat Banjarmasin Selatan yang telah memberikan ijin penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM. (2020). Informatoirum Obat Covid19 di Indonesia (B. P. O. & M. R. Indonesia (ed.);
Pertama). Badan Pengawas Obat & Makanan Republik Indonesia.
online.flipbuilder.com/tbog/infi/mobil e/index.html
HARTA General Insurance. (2021). Mengenal vaksin astrazeneca dan keamanannya. 1–4.
https://ejurnal.unism.ac.id/index.php/jpcs 83
Journal of Pharmaceutical Care and Sciences, E-ISSN: 2828-4828, Vol. 2, No.2, Tahun. 2022
Gambaran Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Setelah Melakukan Vaksinasi…
Indonesia, P. D. P. (n.d.). PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK) Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Diagnosis Pneumonia Coronavirus nCoV Kode ICD X: n/a.
Kemenkes RI, 2020. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19). MenKes/413/2020, 2019, 207.
Kemenkes RI, 2021. WARTA KESMAS. Edisi 1. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta
https://ejurnal.unism.ac.id/index.php/jpcs 84