Anda di halaman 1dari 15

DETERMINAN KEPUASAN PASIEN PESERTA VAKSINASI COVID 19 DI

RSUD MAMPANG PRAPATAN TAHUN 2022

1
Rio Surya Saputro, 2Andriyani, 3Munaya Fauziah, 4 Budi Hartono, 5 Lenny Asyita Cahyani
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah
Jakarta
Jln. K.H. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten, 15419.
E-mail: riosurya140991@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Pada awal tahun 2020, dunia menghadapi infeksi berat yang kemudian dikenal
dengan nama Covid 19. Covid 19 menyerang seluruh negara di dunia dan dinyatakan sebagai pandemi
oleh WHO. Indonesia berada pada urutan ke 13 di dunia yang memiliki kasus terkonfirmasi dan kasus
kematian tertinggi. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan penyebaran Covid 19, salah satu yang
dinilai paling efektif dan masih dilakukan adalah vaksinasi Covid-19. Cakupan vaksinasi dosis 1 dan 2
dinilai sudah cukup baik, namun untuk dosis 3 angka cakupan masih rendah dan belum mencapai target
di beberapa wilayah di Indonesia. Data cakupan vaksinasi di wilayah Mampang Prapatan per
didapatkan untuk dosis 1 sebesar 108.120 (74,94%), dosis 2 sebesar 118.905 (82,41), Sedangkan dosis
3 masih sangat rendah, yaitu sebesar 53.132 (32,97%).
Tujuan: Mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien peserta Vaksinasi Covid 19
di RSUD Mampang Prapatan pada tahun 2022.
Metode: Desain Crossectional dengan sampel 106 pasien peserta vaksinasi Covid 19 di RSUD
Mampang Prapatan tahun 2022. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Analisis
dengan chi square α=0,05.
Hasil: Dari 106 responden mayoritas berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 55 responden (51,9%).
Mayoritas dari responden tidak memiliki penyakit komorbid, yaitu berjumlah 85 orang (80,2%).
Pendidikan terbanyak adalah pendidikan menengah dengan jumlah 63 responden (59,4%). Sebagian
besar responden tidak memiliki efek samping setelah vaksinasi, yaitu berjumlah 100 orang (94,3%).
Sebagian responden memiliki tingkat kepuasan puas, yaitu berjumlah 57 orang (53,8%), dan Tangibles
puas berjumlah 57 orang (53,8%), sedangkan Emphaty puas berjumlah 64 orang (60,4%), Reliability
puas 62 orang (58,5%), Responsiveness puas berjumlah 67 orang (63,2%), dan Assurance puas
berjumlah 55 orang (51,9%).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, penyakit komorbid,
pendidikan, dan efek samping setelah vaksinasi dengan kepuasan peserta vaksinasi Covid-19 di RSUD
Mampang Prapatan. Dimensi Tangibles merupakan dimensi yang paling berpengaruh terhadap
kepuasan pasien peserta Vaksinasi Covid 19 di RSUD Mampang Prapatan. Jenis kelamin merupakan
faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan peserta vaksinasi Covid-19 di RSUD Mampang Prapatan
dengan nilai OR terbesar yaitu 33,022.
Saran: Petugas kesehatan di RSUD Mampang Prapatan agar memperhatikan aspek tangibles, emphaty,
reliability, responsiveness, dan assurance dalam memberikan pelayanan Vaksinasi Covid 19.
Kata Kunci : Covid 19, Vaksinasi Covid 19, Kepuasan Pasien

ABSTRACT
Background: At the beginning of 2020, the world faced a severe infection that became known as Covid
19. Covid 19 affected all countries in the world and was declared a pandemic by WHO. Indonesia is
ranked 13th in the world with the highest number of confirmed cases and deaths. Various efforts have
been made to suppress the spread of Covid-19, one of the most effective and still being carried out is
the Covid-19 vaccination. The coverage of doses 1 and 2 vaccinations is considered to be quite good,
but for dose 3 the coverage figure is still low and has not reached the target in several regions in
Indonesia. Data on vaccination coverage in the Mampang Prapatan area per obtained for dose 1 of
108,120 (74.94%), dose 2 of 118,905 (82.41), while dose 3 is still very low, which is 53,132 (32.97%).
Purpose: Knowing the factors that affect the satisfaction of patients participating in the Covid 19
Vaccination at Mampang Prapatan Hospital in 2022.
Methods: Crossectional Design with a sample of 106 patients participating in the Covid 19 vaccination
at Mampang Prapatan Hospital in 2022. The sampling technique uses quota sampling. Analysis with
chi square α=0.05. Results: Of the 106 respondents, the majority were male with 55 respondents
(51.9%). The majority of respondents did not have comorbid diseases, which amounted to 85 people
(80.2%). The most education was secondary education with 63 respondents (59.4%). Most of the
respondents had no side effects after vaccination, which amounted to 100 people (94.3%). Some
respondents had a satisfied satisfaction level, which was 57 people (53.8%), and satisfied Tangibles
totaled 57 people (53.8%), while Satisfied Emphaty amounted to 64 people (60.4%), Reliability
satisfied 62 people (58.5%), Responsiveness satisfied amounted to 67 people (63.2%), and Assurance
satisfied amounted to 55 people (51.9%).
Conclusion: There is a meaningful relationship between age, gender, comorbid diseases, education,
and side effects after vaccination with the satisfaction of Covid-19 vaccination participants at
Mampang Prapatan Regional Hospital. The Tangibles dimension is the dimension that most affects the
satisfaction of patients participating in the Covid 19 Vaccination at Mampang Prapatan Hospital.
Gender is the dominant factor that affects the satisfaction of Covid-19 vaccination participants at
Mampang Prapatan Hospital with the largest OR value of 33,022.
Suggestion: Health workers at Mampang Prapatan Regional Hospital should pay attention to aspects
of tangibles, emphaty, reliability, responsiveness, and assurance in providing Covid 19 Vaccination
services.

Keywords : Covid 19, Covid 19 Vaccination, Patient Satisfaction


PENDAHULUAN
Pada awal tahun 2020, dunia menghadapi infeksi berat yang penyebabnya belum diketahui.
Menurut laporan dari Cina yang disampaikan melalui WHO, ditemukan sedikitnya 44 pasien pneumonia
berat di China. Tepat di tanggal 10 Januari 2020, penyebab dari penyakit tersebut sudah dapat
diidentifikasi dan ditemukan kode genetic berupa virus corona baru (Handayani et al., 2020).
Wabah sejenis flu yang saat ini kita kenal dengan Covid-19 yang awalnya ditemukan di kota
Wuhan, China pada tanggal 31 Desember 2019 dengan sangat cepat menyebar ke seluruh negara di
belahan dunia. Dilaporkan dalam waktu 10 minggu, tepatnya pada tanggal 11 Maret 2020, Covid-19 yang
diduga awal mulanya berasal dari hewan kelelawar dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO (Falah et al.,
2020).
Secara global, Negara Indonesia mecatat terjadinya 3.871.738 kasus terkonfirmasi Covid-19 dan 118.633
kasus kematian, dan menempati posisi ke 13 setelah Amerika Serikat, India, Brazil, Rusia, Prancis,
Inggris, Turki, Argentina, Kolombia, Spanyol, Iran, dan Italia. Didapatkan penambahan kasusnya setiap
hari sekitar 25.000 kasus dan 1.500 kematian.
Kasus terkonfirmasi Covid-19 Nasional sampai saat ini berjumlah 6.434.585 dan DKI Jakarta
merupakan provinsi dengan kasus terkonfirmasi tertinggi di Indonesia yaitu dengan angka terkonfirmasi
sebanyak 1.425.915.
Banyak usaha yang terus diupayakan untuk dapat mencegah, menekan, atau memutus penularan
Covid-19 di berbagai negara. Mulai dari melakukan lockdown, karantina wilayah, pembatasan sosial skala
besar (PSBB), pembatasan perjalanan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan
vaksinasi massal (Junaedi et al., 2021).
Berdasarkan data cakupan vaksinasi Covid-19 Nasional per tanggal 19 Juli 2022 didapatkan data
cakupan Vaksinasi dosis 1 sebesar 201.994.141 dosis (96,99%). Untuk dosis 2 sebesar169.163.168 dosis
(81,44%). Sedangkan untuk dosis ketiga baru mencapai 53.319.158 dosis (25,60%) (Kementerian
Kesehatan, 2022).
Wilayah Jakarta Selatan merupakan wilayah yang sudah mencapai cakupan vaksinasi tertinggi
dibanding wilayah lain yaitu Jakarta Barat. Timur, Utara, dan Pusat baik akumulasi cakupan vaksin dosis
1, dosis 2, ataupun dosis 3 (Booster). Namun jika dilihat lebih mendalam, di wilayah Jakarta Selatan juga
masih ada beberapa kecamatan yang angka cakupan vaksinasinya masih rendah. Mampang Prapatan ikut
masuk ke dalam 3 kecamatan dengan cakupan vaksinasi Covid-19 dosis 3 terendah.
Berdasarkan data cakupan vaksinasi di wilayah Mampang Prapatan per 19 juli 2022, didapatkan
data cakupan untuk dosis 1 sebesar 108.120 (74,94%) dosis. dosis 2 sebesar 118.905 (82,41) dosis.
Sedangkan untuk cakupan dosis 3 masih sangat rendah, yaitu sebesar 53.132 (32,97%) dosis.
(Kementerian Kesehatan, 2022).
Kepuasan pasien pada layanan kesehatan yang diterima Rumah Sakit menjadi penentu apakah
pasien ini akan tetap memakai jasa Rumah Sakitnya atau tidak. Jika pasien merasa puas, mereka akan
cenderung memakai layanannya lagi dan dapat memberikan rekomendasi untuk teman atau kerabatnya.
Akan tetapi jika layanan kesehatan tidak memberikan rasa puas maka bisa membuat pasien memilih
Rumah Sakit lainnya (Widya Astari et al., 2021). Model terpopuler yang dapat menggambarkan tingkat
kualitas pelayanan adalah model SERVQUAL (Service Quality) yang dikemukakan oleh Parasuraman,
Zeithalm, dan Berry pada tahun 1988.
Melihat angka cakupan vaksinasi dois 3 atau booster yang masih rendah pihak manajemen RSUD
Mampang Prapatan ingin mengetahui lebih lanjut apakah penurunan cakupan vaksinasi di wilayah
Mampang Prapatan dipengaruhi oleh kepuasan pasien dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kepuasan pasien di RSUD Mampang Prapatan.

METODE
Jenis penelitian ini dengan menggunakan metode kuantitatif dan pendekatan crosssectional.
Penelitian dilakukan pada unit pelayanan Vaksinasi Covid-19 RSUD Mampang Prapatan pada bulan
Agustus 2022. Populasi pada penelitian ini adalah semua peserta vaksinasi Covid-19 di RSUD mampang
Prapatan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 106 orang dengan pengambilan sampel menggunakan
teknik quota sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
secara langsung pada saat penelitian yaitu dengan menyebarluaskan kusioner dengan cara pengisian
angket pada responden yang ingin diteliti. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk melihat
gambaran karakteristik dari tiap variabelnya, analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen, dan analisis multivariat untuk melihat variabel independen mana
yang paling berhubungan erat dengan variabel dependen. Selain itu juga dilakukan analisis dengan Gap
analisis untuk melihat kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang didapatkan, serta analisis diagram
cartesius untuk dapat memetakan nilai skor rata-rata kinerja petugas pelayanan Vaksinasi Covid 19 di RSUD
Mampang Prapatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel dependen (Kepuasan
pasien) dan variabel independen Umur, Jenis Kelamin, Penyakit Komorbid, Pendidikan, Efek samping
setelah vaksinasi. Berdasarkan tabel di bawah, dari 106 responden mayoritas berjenis kelamin laki-laki
dengan jumlah 55 responden (51,9%). Mayoritas dari responden tidak memiliki penyakit komorbid, yaitu
berjumlah 85 orang (80,2%). Pendidikan terbanyak adalah pendidikan menengah dengan jumlah 63
responden (59,4%). Sebagian besar responden tidak memiliki efek samping setelah vaksinasi, yaitu
berjumlah 100 orang (94,3%). Sebagian responden memiliki tingkat kepuasan puas, yaitu berjumlah 57
orang (53,8%), dan Tangibles puas berjumlah 57 orang (53,8%), sedangkan Emphaty puas berjumlah 64
orang (60,4%), Reliability puas 62 orang (58,5%), Responsiveness puas berjumlah 67 orang (63,2%), dan
Assurance puas berjumlah 55 orang (51,9%).
Tabel 1. Hasil Analisis Univariat
Nama Variabel n %
A Umur
Remaja (18-25 tahun) 61 57,5
Dewasa (26-45 tahun) 26 24,5
Lansia (46-65 tahun) 19 17,9
B Jenis Kelamin
Laki-laki 55 51,9
Perempuan 51 48,1
B Penyakit Komorbid
Ada 21 19.8
Tidak ada 85 80.2
C Pendidikan
Pendidikan Menengah 63 59,4
Pendidikan Tinggi 43 40,6
D Efek Samping Setelah Vaksinasi
Ada 6 5.7
Tidak ada 100 94.3
E Tingkat Kepuasan
Tidak Puas 49 46.2
Puas 57 53.8
F Tangibles
Tidak Puas 49 46.2
Puas 57 53.8
G Emphaty
Tidak Puas 42 39.6
Puas 64 60.4
H Reliability
Tidak Puas 44 41.5
Puas 62 58.5
I Responsiveness
Tidak Puas 39 36.8
Puas 67 63.2
J Assurance
Tidak Puas 51 48.1
Puas 55 51.9

Hasil Analisis Bivariat


Dari hasil uji statistik bivariat didapatkan bahwa responden dengan kelompok umur
remaja berjumlah 45 responden (73,8%) dengan tingkat kepuasan kurang puas, kelompok umur
dewasa berjumlah 2 responden (7,7%) dengan tingkat kepuasan kurang puas, sedangkan
responden dengan kelompok umur lansia berjumlah 2 responden (10,5%) dengan tingkat
kepuasan kurang puas.
Hasil uji statistik analisis multivariat diperoleh p value = 0,000 maka dapat disimpulkan
ada hubungan umur terhadap kepuasan peserta vaksinasi Covid-19 di RSUD Mampang Prapatan.
Dari hasil analisis multivariat diperoleh pula nilai OR = 30,540 artinya responden yang masih
berumur remaja memiliki resiko 30,540 kali untuk kurang puas dibandingkan dengan responden
yang sudah berumur dewasa ataupun lanjut usia.
Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Dzomeku (2013) yang menyatakan
bahwa umur memiliki pengaruh atau hubungan dengan kepuasan layanan pasien, diperoleh hasil
responden dengan umur dibawah 40 tahun menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan
sebesar 37% sedangkan umur diatas 46 tahun menyatakan puas sebesar 46%. Berdasarkan
analisis lapangan yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa umur adalah satuan waktu yang
mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati.
Umur seorang pasien dikatakan ikut menentukan bagaimana sikap apsien terhadap penyakitnya
dan bagaimana hubungan pasien dengan tenaga kesehatan (Gunarsa, 2012). Dikatakan bahwa
semakin tua usia, harapan terhadap pelayanan semakin rendah sehingga mereka cenderung lebih
mudah puas.
Tabel 2. Distribusi umur berdasarkan tingkat kepuasan
Tingkat Kepuasan
OR
Umur Kurang Puas Puas
Jumlah (95% CI)
Pv
n % n % n %

Remaja 45 73,8 16 26,2 61 100 10,1


(3,9- 0,000
Dewasa 2 7,7 24 92,3 26 100 25,7)
Lansia 2 10,5 17 89,5 19 100

Total 49 46.2 57 53.8 106 100

Dari hasil uji statistik bivariat didapatkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki
berjumlah 8 responden (14,5%) dengan tingkat kepuasan kurang puas, sedangkan responden
dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 41 responden (80,4%) dengan tingkat kepuasan
kurang puas. Hasil uji statistik multivariat diperoleh p value = 0,000 maka dapat disimpulkan ada
hubungan jenis kelamin terhadap kepuasan peserta vaksinasi Covid-19 di RSUD Mampang
Prapatan.
Dari hasil analisis bivariat diperoleh pula nilai OR = 24,0 artinya responden yang berjenis
kelamin perempuan memiliki resiko 24 kali untuk kurang puas dibandingkan dengan responden
berjenis kelamin laki-laki.
Penelitian yang dilakukan oleh (Dzomeku, 2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa
adanya hubungan antara karakteristik pasien dengan kepuasan yang menunjukkan hasil 38%
pasien sangat puas dengan pelauanan kesehatan dibandingkan perempuan yang hanya 30%.
Berdasarkan hasil analisis lapangan yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa jenis kelamin
merupakan faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku, dimana laki-laki cenderung tidak
terlalu memperhatikan suatu hal secara detail sehingga cenderung untuk lebih mudah merasa
puas dibandingkan perempuan (Budiman, 2010).

Tabel 3. Distribusi jenis kelamin berdasarkan tingkat kepuasan


Tingkat Kepuasan
OR
Jenis Kelamin Kurang Puas Puas
Jumlah (95% CI)
Pv
n % n % n %
Perempuan 41 80,4 10 19,6 51 100 24,0
(8,6- 0,000
Laki-laki 8 14,5 47 85,5 55 100 66,7)
Total 49 46.2 57 53.8 106 100

Dari hasil uji statistik bivariat didapatkan bahwa responden dengan pendidikan menengah
berjumlah 14 responden (22,2%) dengan tingkat kepuasan tidak puas, sedangkan responden
dengan pendidikan tinggi berjumlah 35 responden (81,4%) dengan tingkat kepuasan tidak puas.
Hasil uji statistik multivariat diperoleh p value = 0,001 maka dapat disimpulkan ada hubungan
pendidikan terhadap kepuasan peserta vaksinasi Covid-19 di RSUD Mampang Prapatan.
Dari hasil analisis multivariat diperoleh pula nilai OR = 0,006 artinya responden dengan
pendidikan tinggi memiliki memiliki resiko 0,065 kali untuk tidak puas dibandingkan dengan
responden dengan tingkat pendidikan menengah.
Penelitian yang dilakukan oleh (Dzomeku, 2013) didapatkan 68% pasien dengan
pendidikan terbatas menyatakan puas dengan pelayanan keperawatan dibandingkan pasien
dengan pendidikan tinggi hanya 31%. Berdasarkan analisis lapangan yang dilakukan peneliti
didapatkan bahwa status pendidikan sangat erat kaitannya dengan kesadaran dan pengetahuan
seseorang, sehingga status pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan
pelayanan kesehatan. Biasanya masyarakat yang memiliki pendidikan lebih rendah cenderung
kurang memiliki kesadaran dan pengetahuan yang baik tentang manfaat pelayanan kesehatan
(Rumengan, 2015).
Tabel 4. Distribusi Pendidikan berdasarkan tingkat kepuasan
Tingkat Kepuasan
OR
Pendidikan Kurang Puas Puas
Jumlah (95% CI)
Pv
n % n % n %
Pendidikan 0,065 0,000
14 22,2 49 77,8 63 100
Menengah (0,025-
0,172)
Pendidikan 35 81,4 8 18,6 43 100
Tinggi
Total 49 46.2 57 53.8 106 100

Hasil Analisis Multivariat


Berdasarkan hasil analisis multivariat diperoleh bahwa variable yang memiliki hubungan paling
dominan dengan kepuasan peserta vaksinasi Covid-19 adalah Jenis Kelamin karena memiliki nilai OR dan
Koefiesiensi Regresi paling besar yaitu (p=0,000; OR=33,022; B=3,497). Hasil analisis didapatkan odds
ratio (OR) dari variable jenis kelamin adalah 33,022 artinya responden yang berjenis kelamin perempuan
memiliki risiko 33 kali lebih tinggi untuk merasa tidak puas dibandingkan dengan responden yang
berjenis kelamin laki-laki. Dari analisis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa variable yang paling dominan
berpengaruh dengan signifikasi terhadap kepuasan peserta vaksinasi Covid-19 di RSUD Mampang
Prapatan adalah jenis kelamin.

Perbedaan antara laki-laki dan perempuan terletak pada sifat-sifat sekundaritas,


emosionalitas, aktivitas dari fungsi-fungsi kejiwaan dan sifat perempuan lebih emosional jika
dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan lebih tidak puas dikarenakan menggunakan perasaan
emosionalnya dalam menilai tingkat kepuasannya. Hal ini dapat dsimpulkan bahwa memandang
pasien sebagai manusia yang terganggu kesehatannya sehingga membutuhkan bantuan tenaga
medis baik dokter ataupun perawat memang sudah selayakmya diperhatikan. Memberikan
pelayanan medis dengan memperhatikan jenis kelamin dari pasien tersebut agar tercapainya
kepuasan.

Tabel 5. Pemodelan Multivariat Akhir

95,0% C.I.
for EXP
Variable (B)
B S.E. Sig. OR Lower Upper
Umur 3,305 0,867 .000 27,242 4,984 148,892
Jenis Kelamin 3,497 0,910 .000 33,022 5,545 196,637

Pendidikan -4,877 1,319 .001 .008 .001 .101

Hasil Gap Analisis


Analisis gap atau analisis kesenjangan merupakan kesenjangan antara harapan pasien terhadap
kualitas layanan yang harusnya mereka terima dari pihak rumah sakit.
Pada dimensi Tangibles, pasien masih merasa belum puas dengan kebersihan dan kenyamanan
fasilitas yang ada di unit Vaksinasi Covid-19 di RSUD Mampang Prapatan. Hal ini terbukti dengan
adanya gap sebesar -0,84. Ketidakpuasan ini dikarenakan fasilitas ruang tunggu unit vaksinasi Covid-19 di
RSUD Mampang Prapatan yang terlihat kotor dan kurang indah karena saat ini RSUD Mampang Prapatan
dalam proses renovasi perluasan. Pertanyaan mengenai kerapihan dan aroma juga masih terdapat gap
sebesar -0,82 yang artinya bangunan rumah sakit dan unit vaksinasi Covid-19 di RSUD Mampang
Prapatan masih belum tertata rapi dan tidak beraroma harum. Ruang tunggu vaksinasi yang nyaman juga
masih terdapat gap sebesar -0,53, artinya ruang tunggu vksinasi Covid-19 di RSUD Mampang Prapatan
masih kurang nyaman. Rumah sakit memiliki peralatan vakinasi yang lengkap masih terdapat gap -0,06,
yang berarti bahwa masih ada yang sedikit kurang lengkap pada peralatan vaksinasi di RSUD Mampang
Prapatan. Pertanyaan mengenai penampilan tenaga medis juga masih terdapat gap sebesar -0,03, artinya
penampilan tenaga medis di RSUD Mampang Prapatan dinilai masih kurang rapi. Persepsi kualitas rumah
sakit menurut pasien juga masih terdapat gap -0,44, artinya persepsi kualitas rumah sakit menurut pasien
masih kurang baik.
Pada dimensi Emphaty pasien masih merasa kurang terhadap waktu pelayanan yang diberikan
oleh dokter, hal tersebut terlihat dengan masih adanya gap sebesar -0,56. Pada pertanyaan pelayan
memberikan pelayananan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasien juga masih ditemukan gap
sebesar -0,63, yang artinya perawat masih belum memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan pasien. Pertanyaan perawat memperhatikan dengan sunguh-sungguh juga masih ditemukan
gap sebesar -0,39 yang artinya perawat dinilai tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh saat
melayani pasien. Dokter mendengarkan keluhan penyakit dan memberikan solusi juga masih didapatkan
gap sebesar -0,36, yang berarti dokter dinilai masih kurang memperhatikan dalam mendengarkan keluhan
pasien serta kurang komunikatif dalam meberikan solusi kepada pasien. Pertanyaan dokter dan perawat
besikap sopan dan ramah juga masih terdapat gap -0,31 yang berarti dokter dan perawat dinilai kurang
bersikap sopan dan ramah terhadap pasien.
Pada dimensi Reliability, pasien masih merasa tenaga medis kurang teliti dan tidak tepat waktu
saat memberikan pelayanan. Hal itu terbukti dengan masih ditemukannya gap sebesar -0,34. Pertanyaan
tenaga medis dan petugas lainnya membantu jika ada permasalahan pada pasien juga masih ditemukan
gap sebesar -0,36, yang artinya tenaga medis dan petugas lainnya dinilai kutang membantu jika ada
permasalahan pada pasien. Perawat juga dinilai kurang komunikatif dalam memberitahu hasil
pemeriksaan, cara minum obat post vaksinasi, dan cara menyampaikan keluhan jika terjadi KIPI. Hal itu
terlihat dengan masih adanya gap sebesar -0,19. Pertanyaan tenaga medis memberikan informasi pada
pasien sebelu pelayanan juga masih terdapat gap sebesar -0,14, yang berarti tenaga medis masih kurang
dalam peyampaian informasi kepada pasien sebelum pelayanan diberikan. Tenaga medis bersedia
menanggapi keluhan pasien juga masih ditemukan gap sebesar -0,19, yang berarti tenaga medis masih
tidak semuanya bersedia menanggapi keluhan pasien.
Pada dimensi Responsiveness, perawat masih dinilai tidak tanggap dalam melayani pasien.hal ini
terlihat dengan masih adanya gap sebesar -0,35. Tenaga medis menerima dan melayani pasien dengan
baik juga masih ditemukan gap sebesar -0,30, yang atinya tenaga medis masih kurang baik dalam
menerima dan melayani pasien. Tenaga medis juga dinilai belum melakukan tindakan vaksinasi secara
cepat dan tepat. Hal tersebut terlihat dengan masih ditemukannya gap sebesar -0,47. Pada pertanyaan
tenaga medis melakukan tindakan vaksinasi sesuai prosedur juga masih ditemukan gap sebesar -0,32,
yang berarti tenaga medis masih belum melakukan tindakan vaksinasi sesuai prosedur.
Pada dimensi Assurance, kemampuan dan pengetahuan dokter dalam pemberian pelayanan
dinilai masih kurang. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya gap sebesar -0,46. Tenaga medis
menyediakan obat dan alam medis yang lengkap sekali pakai juga masih ditemukan gap sebesar -0,43,
yang artinya tenaga medis dinilai masih belum menyediakan obat dan alat medis yang lengkap. Tenaga
medis juga dinilai kurang cekatan dan kurang menghargai pasien, hal tersebut terlihat dari masih adanya
gap sebesar -0,37. Pertanyaan dokter melayani dengan sikap meyakinkan sehingga pasien merasa aman
juga masih terdapat gap sebesar -0,45, yang artinya dokter dinilai kurang meyakinkan dalam melayani
pasien sehingga pasien merasa kurang aman terhadap pelayanan yang diberikan. Tenaga medis
mempunyai catatan medis pasien juga masih ditemukan gap sebesar -0,55, yang artinya tenaga medis
belum mempunyai catatan medis pasien dengan lengkap.

Menguraikan karakteristik subjek penelitian, hasil univariat, hasil bivariat dan hasil multivariat
(jika ada). Interpretasi dijabarkan sebelum tabel dan gambar, dengan ketentuan tabel dan gambar sebagai
berikut :
Tabel
Tabel diberi nomor sesuai urutan dengan urutan penyebutan dalam teks dan diberi judul singkat di bagian
atas tabel dengan ukuran 10pt. Setiap kolom diberi subjudul singkat. Tempatkan penjelasan singkat tidak
baku baku yang ada pada tabel di catatan kaki, bukan pada judul. Jumlah tabel maksimal 6 buah. Tabel
tidak diberi garis vertikal dan tidak berwarna (hitam putih). Ditempatkan paling atas atau bawah halaman
teks.

Gambar
Gambar dibuat secara professional. Setiap gambar harus memiliki label pada bagian bawah dengan ukuran
10pt dan berisi nomor gambar serta nama penulis. Gambar harus diberi nomor urut sesuai dengan
pemunculan dalam teks. Jumlah gambar maksimal 6 buah. Gambar yang dimuat tidak berwarna (hitam
putih). Ditempatkan paling atas atau bawah halaman teks.
Menjabarkan hasil penelitian mulai dari hasil univariat, hasil bivariat dan hasil multivariat (jika
ada). Mencantumkan dan membandingkan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya baik yang
sejalan maupun tidak sejalan.

KESIMPULAN
Kesimpulan berisi ringkasan dari uraian hasil dan pembahasan dan menjawab tujuan dari
penelitian.
SARAN
Saran dapat berupa tindakan praktis, teori atau penemuan baru dan saran untuk penelitian
selanjutnya.

UCAPAN TERIMAKASIH
Batasi ucapan terimakasih pada para professional yang membantu penyusunan naskah, termasuk
pemberi dukungan teknis, dan ada dukungan umum dari suatu institusi.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka ditulis sesuai aturan penulisan Vancouver. Daftar pustaka menggunakan mendeley
reference manager. Referensi 80% berasal dari acuan primer (jurnal) dengan rentang 10 tahun terakhir
dan dipersilahkan mensitasi artikel yang ada di jurnal kedokteran dan kesehatan. Berikut contoh penulisan
daftar pustaka :

Artikel Ilmiah Penulis Individu:


Nurfadhilah.Pemenuhan hak reproduksi perempuan muslim menikah, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.
2009; 5 (1): 121-21.

Artikel Jurnal Penulis Organisasi:


Diabetes Prevention Program Research Group. Hypertension, insulin, and proinsulin in particip-ant with
inpaired glucose tolerance, Hypertension. 2002; 40 (5): 679-86.

Buku yang ditulis Individu:

Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA.Medical microbiology. 4 th ed. St. Lois: Mo-sby;
2002.

Buku yang ditulis Organisasi dan Penerbit:


Royal Adelaide Hospital; University of Adelaide, Departement of Clinical Nursing.Compendium of
nursing research and practice development, 1999-2000. Adelaide (Australia): Adelaide University; 2001.

Bab dalam Buku:


Meltzer PS, Kallioniemi A, Trent JM. Chromoso-me alterations in human solid tumor. In: Vogels-tein B,
Kinzler KW, editors. The genetic basis of human cancer. New York: McGraw-Hill; 2002.p.93-113.

Materi Hukum atau Peraturan:


Regulated Health Professions Act, 1991, Stat. Of Ontario, 1991 Ch.18, as amended by 1993, Ch. 37:
office consolidation. Toronto: Queen’s Printer for Ontario; 1994.
CD-ROM:
Anderson SC, Poulsen KB. Anderson’s electronic atlas of hematology [CD-ROM]. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2002.

Artikel Jurnal di Internet:


Abood s. Quality improvement initiative in nursi-ng homes: the ANA acts in an advisory role. Am J Nurs
[serial on the Internet]. 2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102 (6); [about 3 p.]. available from:
http://www.nursingword.org/AJN/2002/june/Wawatch.htm.

Buku di Internet:
Foley KM, Gelband H, editors. Improving pallia-tive care for cancer [monograph on the Internet].
Washington: National Academy Press; 2001 [cited 2002 Jul 9]. Available from:
http://www.nap.edu/books/0309074029/html/.

Ensiklopedia di Internet:
A.D.A.M. medical encyclopedia [Internet]. Atlanta; A.D.A.M., Inc.; c2005 [cited 2007 Mar 26]. Available
from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/encyclopedia.html.

Situs Internet:
Canadian Cancer Society [homepage on the Internet]. Toronto: the Society; 2006 [update 2006 May 12;
cited 2006 Oct 17]. Available from: http://www.cancer.ca

Anda mungkin juga menyukai