Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEPATUHAN PADA

PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN COVID-19


DI KECAMATAN ENREKANG TAHUN 2021

Nurdiyanah S1, Nildawati2, Nurhafidah3


1
Dosen Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar
2
Dosen Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar
3
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar

Email : nrhafidah12@gmail.com

ABSTRAK
Penyebaran virus Corona antar manusia sangat cepat, perkembangan kasus Covid-19
sangat signifikan melihat dari data persebaran. Oleh karena itu, tindakan pencegahan harus
diutamakan untuk memutus rantai penularan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Kementerian kesehatan telah mengeluarkan pedoman yang dapat digunakan untuk
mengendalikan Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran persepsi
masyarakat terhadap kepatuhan pada protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di Kecamatan
Enrekang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional
study dengan pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 400 sampel
menggunakan kuesioner yang dibuat dalam bentuk google form. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 400 responden, yang telah patuh pada protokol kesehatan sebanyak
179 (45%) responden, responden yang kadang-kadang patuh menerapkan protokol kesehatan
sebanyak 107 (27%), dan tidak patuh menerapkan protokol kesehatan sebanyak 114 (28%)
responden. Berdasarkan persepsi menunjukkan bahwa masyarakat di kecamatan Enrekang
cenderung memiliki persepsi kerentanan yang tinggi sebesar 337 (84%) responden, pada
persepsi keparahan cenderung masyarakat pada persepsi keparahan yang tinggi sebesar 229
(57%) responden, persepsi hambatan cenderung pada kategori rendah sebesar 216 (54%)
responden, persepsi manfaat cenderung pada kategori tinggi sebesar 245 (61%) responden,
self efficacy cenderung pada kategori tinggi sebesar 264 (66%) responden, Cues to action
cenderung pada kategori tinggi sebesar 267 (67%) responden.
Kata kunci : Covid-19, Kepatuhan Masyarakat, Health Belief Model (HBM)

ABSTACK

The spread of the Corona virus between humans is very fast, the development of Covid-
19 cases is very significant, judging from the distribution data. Therefore, preventive
measures must be initiated to break the chain of transmission by implementing health
protocols. The Ministry of Health has issued guidelines that can be used to control Covid-19.
The purpose of this study was to describe the public's perception of compliance with the
Covid-19 prevention health protocol in Enrekang District. This type of research is a
quantitative research with a cross sectional study approach with a sampling of 400 samples
by accidental sampling using a questionnaire made in the form of google form. The results
showed that of the 400 respondents, who had complied with the health protocols as many as
179 (45%) respondents, respondents who sometimes complied with implementing the health
protocols were 107 (27%), and 114 (28%) did not comply with the health protocols.
respondents. Based on the perception shows that the people in the Enrekang sub-district tend
to have a high vulnerability of 337 (84%) respondents, on the perception of the community's
tendency to the perception of high severity of 229 (57%) respondents, the perception of the
tendency in the low category is 216 (54) %) respondents, perception tends to be in the high
category of 245 (61%) respondents, self-efficacy tends to be in the high category of 264
(66%) respondents, Cues to action in the high category of 267 (67%) respondents.

Keywords: Covid-19, Community Compliance, Health Belief Model (HBM)


PENDAHULUAN mengurangi risiko penyebaran virus
Secara global dan nasional corona, seperti tinggal di rumah,
pertambahan kasus semakin hari semakin menggunakan masker, sering mencuci
bertambah. Berdasarkan data dari World tangan dengan sabun dengan
Health Organization (WHO) pada Maret menggunakan air mengalir, dan
2021 sebanyak 121.464.666 kasus yang menjaga jarak.
dikonfirmasi Covid-19 dan telah Kementerian kesehatan juga telah
menewaskan 2.684.093 orang di seluruh mengeluarkan pedoman yang dapat
dunia. Di Indonesia, berdasarkan data digunakan Masyarakat dikatakan patuh
dari Satgas Covid-19 pada Maret 2021, terhadap protokol kesehatan apabila
sebanyak 1.450.132 kasus yang masyarakat menerima dan berusaha
dikonfirmasi dan kasus kematian untuk mengikuti arahan dari pemerintah.
sebanyak 39.339 (CFR 2.7%). Blass menyatakan bahwa kepatuhan yaitu
Berdasarkan data dari Diskominfo apabila perintah orang lain dapat diterima
Enrekang pada maret 2021, jumlah kasus dengan baik oleh individu itu sendiri atau
yang terkonfirmasi sebanyak 368 kasus, menunjukkan ketaatannya terhadap
dengan kematian sebanyak 25 kasus seseorang atau sesuatu.
(WHO, 2021). Di Provinsi Sulawesi Selatan, dari
Di Indonesia, berdasarkan data dari 23 kota yang dipantau, terdapat 2
Satgas Covid-19 pada Maret 2021, (8.69%) kota dengan tingkat kepatuhan
sebanyak 1.450.132 kasus yang memakai masker kurang dari 60%,
dikonfirmasi dan kasus kematian kemudian 4 (17.39%) kab/kota dengan
sebanyak 39.339 (CFR 2.7%). DKI tingkat kepatuhan penggunaan masker
Jakarta menjadi wilayah dengan jumlah 61% - 75%, terdapat 11 (47.83%)
kasus konfirmasi tertinggi sebanyak kab/kota dengan tingkat kepatuhan
359.987 kasus. Wilayah dengan kasus penggunaan masker sebesar 76% - 90%
paling rendah adalah Maluku Utara dan sebanyak 6 (26.09%) kab/kota
dengan 4.173 kasus. Sulawesi Selatan dengan tingkat kepatuhan penggunaan
berada pada urutan ke-6 dengan total masker > 90% selama satu pekan
58.315 kasus konfirmasi dan sebanyak terakhir pada Februari 2021 (Satgas
902 kasus kematian pada maret 2021 Covid, 2021).
(Satgas Covid, 2021). Tingkat kepatuhan masyarakat yang
Berdasarkan data dari Diskominfo berbeda-beda terhadap protokol
Enrekang pada maret 2021, jumlah kasus kesehatan dipengaruhi oleh sikap
yang terkonfirmasi sebanyak 368 kasus, masyarakat yang peduli dan sikap acuh
dengan kematian sebanyak 25 kasus. tak acuh atau ketidakpedulian pada
Kecamatan Enrekang merupakan protokol kesehatan. Guna menekan laju
kecamatan dengan kasus konfirmasi penyebaran dan penambahan kasus
tertinggi sebanyak 115 kasus, kemudian Covid-19 (Rahmawan, 2020).
tertinggi kedua Kecamatan Alla dengan Di Sulawesi Selatan, Kabupaten
total kasus konfirmasi sebanyak 58 dan Enrekang berada pada urutan kedua
tertinggi ketiga Kecamatan Anggeraja tertinggi dengan tingkat kepatuhan
dengan total kasus konfirmasi sebanyak penggunaan masker > 90%. Namun,
48 kasus (Diskominfo Enrekang, 2021). pada tingkat kepatuhan menjaga jarak
Tingginya angka kasus dan Kabupaten Enrekang berada pada urutan
penularan, maka pemerintah memaksa tiga terbawah dengan tingkat kepatuhan
masyarakat untuk mematuhi prosedur menjaga jarak kurang dari 60% selama
kesehatan. Satgas Covid-19 terus satu pekan terakhir pada Februari 2021
bekerja keras menyampaikan informasi (Satgas Covid, 2021).
kepada seluruh masyarakat untuk

3
Teori Health Belief Model (HBM) Efikasi diri yaitu kepercayaan
menyatakan bahwa individu akan seseorang pada kemampuannya
melakukan suatu tindakan untuk dalam mengambil suatu tindakan.
mengendalikan atau mencegah kondisi Apabila seseorang percaya bahwa
penyakit seperti kerentanan penyakit, ada manfaat yang akan diperoleh
tingkat keparahan, manfaat, dan dari perilaku tersebut tetapi ia
hambatan, karena adanya persepsi atau berpikir bahwa ia tidak mampu
kepercayaan tentang kerentanan suatu melakukannya maka perilaku
penyakit yang dapat mengancam tersebut tidak akan dilakukan.
kesehatannya (Glanz, 2008). 5. Isyarat untuk bertindak (cues to
Menurut (Rosenstock, 1974) action)
komponen HBM adalah sebagai berikut: Isyarat untuk bertindak adalah
1. Persepsi kerentanan (perceived sesuatu yang dapat memotivasi
susceptibility) seseorang untuk terlibat dalam
Persepsi kerentanan adalah salah kegiatan yang sehat, seperti
satu dari sekian konsep yang dukungan keluarga, dukungan teman,
mendorong masyarakat untuk atau informasi media sosial.
melakukan perilaku kesehatan.
Tingginya risiko yang dihadapi, METODE PENELITIAN
maka semakin besar kemauan Jenis penelitian ini yaitu penelitian
seseorang untuk berperilaku sehat. kuantitatif dengan pendekatan cross
Persepsi keparahan (perceived sectional study. Penelitian dilaksanakan
severity) pada bulan Agustus - September 2021 di
Persepsi keparahan tentang Kecamatan Enrekang, Kabupaten
keparahan suatu penyakit diperoleh Enrekang. Data yang digunakan adalah
dari informasi medis. Kesadaran data sekunder yang diperoleh dari
akan parahnya suatu penyakit dokumen terkait Covid-19, dan data
memaksa individu untuk melakukan primer yang diperoleh dari hasil
pencegahan atau mencari pengambilan data responden
pengobatan. menggunakan kuesioner pada google
2. Persepsi manfaat (perceived benefits) form. Populasi dalam penelitian ini yaitu
Individu melakukan suatu seluruh masyarakat kecamatan Enrekang.
tindakan tertentu berdasarkan Sampel penelitian yaitu sebagian
manfaat yang akan diperoleh. masyarakat kecamatan Enrekang. Besar
Besarnya manfaat yang akan sampel diperoleh dari hasl perhitungan
diperoleh maka semakin besar pula menggunakan rumus Slovin. Penentuan
perilaku pencegahan yang dilakukan. jumlah sampel dalam penelitian ini
3. Persepsi hambatan (perceived menggunakan rumus Slovin :
barriers)
Persepsi hambatan adalah N
kepercayaan seseorang terhadap n = 1 + N (e)2
hambatan yang diperoleh dari Ket :
tindakan pencegahan yang n = Jumlah sampel/jumlah responden
dilakukan. Jika tindakan menjadi yang akan diteliti
lebih kecil maka hambatan yang N = Jumlah populasi
dihadapi akan semakin besar, namun e = Persentase akurasi atau kesalahan
jika hambatan yang dihadapi kecil yang dapat ditoleransi dalam
maka tindakan untuk melakukan pengambilan sampel : e= 0,1
pencegahan akan semakin besar. Jumlah sampel pada penelitian ini :
4. Efikasi diri (self efficacy) 37.080

4
n = 1 + 37.080 (0,05)2 berdasarkan kepatuhan masyarakat
terhadap protokol kesehatan diatas, dapat
37.080 dilihat bahwa dari 400 responden
n = 92,7 terdapat 179 (45%) responden dengan
kategori patuh sedangkan responden
n = 400 yang kadang-kadang patuh terhadap
Jadi, sampel dalam peneltian ini protokol kesehatan dalam kategori
sebanyak 400 sampel. rendah sebanyak 107 (28%) responden.
Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah dengan teknik Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Persepsi
Accidental Sampling dengan kriteria Kerentanan Terhadap Covid-19 pada
sampel adalah usia remaja awal sampai Masyarakat di Kecamatan Enrekang
dewasa akhir yaitu usia 15-45 tahun. Tahun 2021
Berdasarkan pertimbangan bahwa usia Persepsi Jumlah Persentase
tersebut mampu mengoperasikan Kerentanan (n) (%)
teknologi karena kuesioner pada Tinggi 337 84
penelitian ini menggunakan google form. Rendah 63 16
Metode pengumpulan data yang Total 400 100
digunakan peneliti adalah online survey. Sumber : Data Primer 2021
Dengan pertimbangan masih dalam Berdasarkan tabel distribusi persepsi
suasana pandemi dan efektivitas kerentanan diatas diketahui bahwa
pengambilan sampel maka kuesioner hampir seluruh responden dalam kategori
tersebut dibuat pada google form dan kerentanan tinggi atau memiliki persepsi
disebarkan secara daring kepada bahwa kemungkinan responden rentan
masyarakat yang diketahui contact terkena covid-19 yakni sebanyak 337
personnya, dan kemudian disebarkan (84%) responden, sedangkan untuk
lagi kepada orang lain. Analisis univariat kategori rendah sebanyak 63 (16%)
dilakukan dengan tujuan mengetahui responden.
gambaran untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan distribusi frekuensi Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Persepsi
dan besarnya proporsi menurut berbagai Keparahan Terhadap Covid-19 pada
variabel. Masyarakat di Kecamatan Enrekang
HASIL PENELITIAN Tahun 2021
Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Persepsi Jumlah Persentase
Kepatuhan Masyarakat Terhadap Keparahan (n) (%)
Protokol Kesehatan Pencegahan Covid- Tinggi 229 57
19 pada Masyarakat di Kecamatan Rendah 171 43
Enrekang Tahun 2021 Total 400 100
Jumlah Persentase Sumber : Data Primer 2021
Kepatuhan Berdasarkan tabel distribusi persepsi
(n) (%)
Patuh 179 45 keparahan diatas diketahui bahwa
Kadang-Kadang 107 27 sebagian responden dalam kategori tinggi
Tidak Patuh 114 28 atau memiliki persepsi bahwa
Total 400 100 kemungkinan responden rentan terkena
Sumber : Data Primer 2021 covid-19 yakni sebanyak 229 (57%)
Berdasarkan tabel distribusi responden, sedangkan untuk kategori
rendah sebanyak 171 (43%) responden.
Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Persepsi Enrekang Tahun 2021
Manfaat Terhadap Protokol Pencegahan
Covid-19 pada Masyarakat di Kecamatan Persepsi Jumlah Persentase

5
Manfaat (n) (%) Diri Terhadap Protokol Pencegahan
Tinggi 245 61 Covid-19 pada Masyarakat di Kecamatan
Rendah 155 39 Enrekang Tahun 2021
Total 400 100
Persepsi Jumlah Persentase
Sumber : Data Primer 2021
Efikasi Diri (n) (%)
Berdasarkan tabel distribusi Tinggi 264 66
persepsi manfaat diatas dapat dilihat Rendah 136 34
bahwa sebagian responden memiliki Total 400 100
persepsi manfaat yang tinggi apabila Sumber : Data Primer 2021
menerapkan protokol kesehatan Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
pencegahan covid-19 yaitu sebanyak 245 bahwa persepsi efikasi diri atau adanya
(61%) responden dan untuk kategori kemampuan responden untuk melakukan
persepsi manfaat rendah sebanyak 155 perilaku penerapan protokol kesehatan
(39%) responden. pencegahan covid-19 pada masyarakat di
Kecamatan Enrekang tertinggi yaitu pada
kategori tinggi sebanyak 264 (66%)
Tabel 5. Distribusi Berdasarkan Persepsi responden sedangkan dengan kategori
Hambatan Terhadap Protokol Pencegahan rendah terhadap kemampuan untuk
Covid-19 pada Masyarakat di Kecamatan menerapkan protokol kesehatan di
Enrekang Tahun 2021 Kecamatan Enrekang sebanyak 136 (34%)
responden.
Persepsi Jumlah Persentase
Hambatan (n) (%) Tabel 7. Distribusi Berdasarkan Isyarat
Tinggi 184 46 untuk Bertindak Terhadap Protokol
Rendah 216 54 Pencegahan Covid-19 pada Masyarakat di
Total 400 100 Kecamatan Enrekang Tahun 2021
Sumber : Data Primer 2021
Isyarat Jumlah Presentasi
Berdasarkan tabel distribusi persepsi Untuk (n) %
hambatan diatas dapat dilihat bahwa Bertindak
sebagian responden memiliki persepsi Tinggi 267 67
hambatan yang rendah saat menerapkan Rendah 133 33
protokol kesehatan pencegahan covid-19 Total 400 100
yaitu sebanyak 216 (54%) responden dan Sumber : Data Primer 2021
untuk kategori persepsi hambatan tinggi
sebanyak 184 (46%) responden. Berdasarkan tabel distribusi isyarat
untuk bertindak pada masyarakat di
kecamatan Enrekang, sebanyak 267 (67%)
responden dengan kategori tinggi atau
adanya dukungan untuk menerapkan
Tabel 6. Distribusi Berdasarkan Efikasi protokol kesehatan dan sebanyak 133
(33%) responden dengan kategori rendah.
responden dengan kategori patuh yang
PEMBAHASAN tinggi sebanyak 179 (45%) responden
Hasil penelitian yang dilakukan di kemudian urutan kedua yakni tidak patuh
Kecamatan Enrekang menunjukkan terhadap protokol kesehatan Covid-19
kepatuhan masyarakat terhadap protokol sebanyak 114 (28%) responden dan urutan
kesehatan cukup tinggi yakni dari 400 ketiga yakni kategori masyarakat yang
responden diperoleh hasil bahwa jumlah kadang-kadang patuh terhadap protokol

6
kesehatan Covid-19 di Kecamatan sehat (Suryani & Purwodiharjo, 2021).
Enrekang sebanyak 107 (27%) responden. Penerimaan situasi yang diyakini
Berdasarkan teori Health Belief Model seseorang menimbulkan ancaman yang
(HBM), tingginya kepatuhan masyarakat serius (perceived threat) mendorongnya
terhadap protokol kesehatan karena untuk mengembangkan kekuatan yang
dipengaruhi oleh persepsi atau mendorong perubahan perilaku. Persepsi
kepercayaan responden bahwa responden hambatan yang diyakini dapat
tersebut memiliki kerentanan yang tinggi menyebabkan individu dapat melakukan
yang disebabkan karena berada di perilaku kesehatan yang efektif, serta
lingkungan yang ramai, dan memiliki manfaat yang dirasakan dari perilaku
penyakit bawaan (Glanz et al.,2008). kesehatan. Ketika seseorang
Berdasarkan survey terhadap 400 orang mengungkapkan kepercayaan dalam
di Kecamatan Enrekang, 337 (84%) kerentanan dan keseriusan mereka,
meyakini mereka rentan terhadap infeksi intervensi kesehatan yang
atau terpapar Covid-19, yang dapat direkomendasikan biasanya tidak diterima
disebabkan oleh sumber internal maupun kecuali terbukti berhasil dan sesuai.
eksternal. Kerentanan yang dirasakan Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada
mengacu pada seberapa rentan seseorang persepsi manfaat yang dimiliki oleh
percaya bahwa dia akan menjadi sakit atau masyarakat di Kecamatan Enrekang relatif
mengembangkan penyakit, serta apakah tinggi atau ada manfaat sebanyak 245
dia beresiko atau mudah terinfeksi oleh (61%) responden. Hal ini menunjukkan
orang lain. Persepsi kerentanan mengarah bahwa hampir semua orang memahami
kepada kepercayan atau keyakinan manfaat dari mengikuti protokol
individu yang bervariasi dalam kesehatan.
penerimaan mereka terhadap suatu kondisi Menurut ermayanti (2021) persepsi
atau penyakit. Ketika seseorang merasa hambatan yaitu hambatan yang dirasakan
bahwa dirinya rentan atau berisiko individu untuk mengubah perilaku atau
terhadap penyakit, maka mereka akan mengadopsi tindakan pencegahan penyakit
melakukan tindakan pencegahan. Elemen-elemen ini dianggap sebagai
Berdasarkan hasil penelitian yang telah rintangan atau karakteristik negatif
dilakukan pada 400 responden di potensial dalam upaya membangun pola
Kecamatan Enrekang didapatkan hasil hidup sehat (misalnya, ketidakpastian, efek
masyarakat di Enrekang memiliki persepsi samping) (seperti: biaya relatif, tekanan
bahwa Covid-19 memiliki tingkat ekonomi untuk melanjutkan aktivitas di
keparahan tinggi jika kita terinfeksi atau luar rumah, himbauan para pemimpin
terkena Covid-19 yakni lebih dari setengah informal yang bertentangan dengan
jumlah responden yakni sebanyak 229 rekomendasi pemerintah resmi) dalam
(57%) responden. Persepsi keparahan penerapan perilaku hidup sehat dalam
menentukan individu mengambil suatu pencegahan penularan Covid-19
tindakan apabila merasa dalam bahaya (Ermayanti et al., 2020).
suatu penyakit. Tingkat keparahan yang Dalam penelitian sebelumnya oleh
meningkat dengan sejauh mana penyakit Rosenstock (1974) keyakinan pada
itu akan mempengaruhi persepsinya kemampuan seseorang untuk mengambil
tentang organ-organ tertentu, membuatnya tindakan dikenal sebagai self-efficacy. Self-
lumpuh, atau menyebabkan dia mati. efficacy adalah konstruksi psikologis yang
Dengan cara yang sama ketika dia melihat mengatur sebagaimana individu merasa,
tindakan tidak aman yang membahayakan berpikir, memotivasi diri, dan berperilaku.
kesehatannya akan membuatnya sakit, dia Efikasi diri individu, berupa kepercayaan
merasakan tindakan yang berhubungan diri individu dan keyakinan diri saat
dengan kesehatan akan membuatnya tidak menerapkan prosedur kesehatan selama

7
pandemi Covid-19 (Pramono, 2018). Covid-19 Risk Perception and Self-
Berdasarkan hasil penelitian Efficacy in Facing COVID-19 with
menunjukkan bahwa persepsi efikasi diri Compliance wit. 1(1).
masyarakat di Kecamatan Enrekang
dominan dengan kategori tinggi sebanyak Emawati, R. (2021). Gambaran Persepsi
264 (66%) responden. Dalam penelitian Perilaku Pencegahan Covid-19 Pada
Diana (2021) mengatakan self-efficacy Mahasiswa UIN Alauddin Makassar
tinggi yang dimiliki oleh setiap individu Tahun 2021 (Dengan Menggunakan
membuat individu mudah untuk mengatur Metode Health Belief Model). 4(1), 6.
tindakan apa yang akan dilakukan. Ermayanti, Syaiful, Zetra, A., & Fajri, M.
Kemampuan tersebut dapat mempengaruhi (2020). Faktor-faktor yang
aspek kognitif, dan motivasi individu mempengaruhi perilaku kesehatan
dalam beradaptasi dengan tuntutan masyarakat Sumatera Barat dalam
lingkungan dan sosial bahkan tuntutan mematuhi protokol kesehatan.
yang dipaksakan oleh keadaan seperti Journal FISIP UNIVERSITAS
pandemi Covid-19 (Diana & Noviekayati, ANDALAS, September, 1–70.
2021).
Ketika orang dihadapkan pada situasi Glanz Karen. Rimer Barbara K. Viswanath
tertentu, terutama ketika tubuh mereka K. (2008). Health Behavior and
mengalami keluhan, mereka harus Health Education : theory, research,
membangun keyakinan bahwa mereka and practice. In John Wiley and Sonsl
harus segera bertindak secara sehat. (4th ed.).
Dengan demikian, suatu penyakit dapat
dihentikan sebelum memburuk. Istiarini, C. H. (2021). Gambaran
Pencegahan tingkat individu dan Kepatuhan Masyarakat Dalam
komunitas diperlukan dalam konteks Melaksanakan Protokol Kesehatan
pandemi Covid-19. Upaya individu, Covid-19. Jurnal Kesehatan, 9(1),
seperti lebih sering mencuci tangan dengan 52–63.
sabun dan air selama minimal 20 detik https://doi.org/10.35913/jk.v9i1.229
atau menggunakan hand sanitizer berbasis Karen Glanz, Barbara K. Rimer, K.
alkohol, mandi atau mencuci muka jika (2008). Health Behavior and Health
memungkinkan, menghindari menyentuh Education: Theory, Research, and
mata, hidung, dan mulut dengan tangan Practice. In John Wiley and Sons (ke-
yang tidak bersih, menghindari berjabat 4).
tangan, menghindari kontak fisik dengan https://books.google.co.id/books?id=
orang yang memiliki gejala sakit, menutup 1xuGErZCfbsC&lpg=PT12&ots=-
mulut dengan bagian dalam lengan atas q2a2O360s&lr&hl=id&pg=PT13#v=
saat batuk, dll. Oleh karena itu, keluarga onepage&q&f=false
dan teman dekat harus memberikan
semangat dan dukungan kepada Kemenkes RI. (2020). Corona Virus.
masyarakat (Emawati, 2021). https://www.kemkes.go.id/
DAFTAR PUSTAKA Lutpiah, S., & Hatta, M. I. (2020).
Diana, Z., & Noviekayati, I. (2021). Pengaruh Health Belief Model
Hubungan antara Persepsi Risiko terhadap Kepatuhan Mengikuti
COVID-19 dan Self-Efficacy Protokol Kesehatan di Masa Pandemi.
Menghadapi COVID-19 dengan Jurnal PSikologi, 38–41.
Kepatuhan terhadap Protokol
Kesehatan pada Masyarakat Pramono, A. P. (2018). Analisis
Surabaya The Relationship between Kepatuhan Pemenuhan Kebutuhan

8
Gizi Pada Klien Dengan Diabetes Penanganan Covid-19, 68.
Mellitus Berbasis Teori Health Belief www.covid19.go.id
Model. Universitas Airlangga, 184.
Suryani, A. O., & Purwodiharjo, O. M.
Rosenstock, I. M. (1974). Historical (2021). Aplikasi Health Belief Model
Origins of the Health Belief Model. Dalam Penanganan Pandemi Covid-
Health Education & Behavior, 2(4), 19 Di Provinsi Dki Jakarta. Jurnal
328–335. Perkotaan, 12(1), 21–38.
https://doi.org/10.1177/10901981740 https://doi.org/10.25170/perkotaan.v1
0200403 2i1.1262
Satgas Covid. (2021). Monitoring WHO. (2021). Dasbor WHO Coronavirus
Pemantauan Protokol Kesehatan di Disease (Covid-19). Who.Int.
Wilayah Indonesia. Satuan Tugas https://covid19.who.int/

Anda mungkin juga menyukai