PENDAHULUAN
Corona Virus merupakan virus jenis baru dilakukan dua kali pada bulan Juli-November 2021
yang menjadi pandemi di tahun 2019. di salah satu pondok pesantren mahasiswa di
Update COVID-19 global per 23 September 2021 wilayah kota Malang. Pengambilan data pertama
Berdasarkan data dari worldometers.info, total untuk skrining pengetahuan tentang pandemic
kasus COVID-19 saat ini mencapai 230,826,640. COVID-19, Perilaku santri terhadap kepatuhan
4,731,500 meninggal dunia dan 207,518,284 protokol kesehatan, pengetahuan tentang vaksin
sembuh. Masih ada 18,576,856 kasus aktif yang COVID-19, dan Persepsi tentang vaksin COVID-
tersebar di berbagai negara amerika Serikat 19 sedangkan yang kedua untuk pengambilan data,
menyumbang kasus aktif terbanyak dengan dokumentasi dan wawancara. Analisa hasil
9,765,709 kasus, diikuti UK dengan 1,318,749. menggunakan deskriptif analitik. Penelitian ini
Indonesia berada di urutan 37 dengan 49,662 kasus telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik
aktif.29 Penelitian Kesehatan Rumah Sakit Islam Malang
Penularan dan penyebaran virus ini sangat No.36/XI/2020/KEPK.RSIUNISMA.
cepat, seperti melalui droplet dan bersentuhan,
kedua hal tersebut sulit dihindari hingga saat ini Instrumen Penelitian
karena merupakan kebiasaan masyarakat.1 Sehingga Pada penelitian ini instrumen yang digunakan
hal ini perlu ditangani, upaya pencegahan dilakukan yakni kuisioner yang telah di lakukan sebelumnya
dengan penerapan physical distancing seperti oleh Denny Wulandari27. Peneliti sudah
menjauhi perkumpulan atau kerumunan, mendapatkan izin sebelum melakukan penelitian
menghindari pertemuan masal, dan menjaga jarak ini. Peneliti menggunakan kuesioner tersebut
dengan orang lain dan kepatuhan terhadap protokol dengan membagikan beberapa lembar kertas
kesehatan atau biasa disebut gerakan 5M ini dapat pertanyaan yang disusun dengan terstruktur didasari
mengurangi risiko untuk terinfeksi COVID-19.2 oleh teori dan berisi suatu pertanyaan tertutup
Tetapi Gerakan 5M tidak bisa maksimal bagi dimana jawaban kuesioner tersebut telah
masyarakat komunal seperti pondok pesantren. disediakan, sehingga santri diberi suatu kebebasan
Pondok pesantren adalah lembaga memberi suatu pernyataan dan menjawab
pendidikan Islam yang sifatnya komunal. Mulai pertanyaan. Instrumen terdiri dari bagian:
dari melakukan kegiatan pengajian bersama, belajar 1. Kuesioner bagian 1 berisi tentang inform
bersama, tidur di 1 ruangan yang berisikan lebih consent serta persetujuan dari santriuntuk
dari 5 orang, bahkan makan bersama dalam 1 penelitian ini.
wadah besar yang disebut dengan tradisi talaman. 30 2. Kuesioner bagian 2 berisi tentang
Ditambah dengan usia santri yang kebanyak remaja karakteristik santrimeliputi nama, usia, jenis
memiliki resiko kurang peduli terhadap kebersihan kelamin, riwayat vaksin, pekerjaan, riwayat
dan kesehatan, hal ini dapat menyebabkan gejala COVID-19, riwayat penyakit
peningkatan resiko terpapar dan mengalami penyerta.
penyakit COVID-19. Maka perlu di lakukan 3. Kuesioner bagian 3 berisi tentang
sosialisasi tentang Gerakan 5M. Selain pernyataan – pernyataan pengetahuan
pemberlakukan Gerakan 5M pemerintah juga COVID-19. Kuesioner pengetahuan tentang
mencanangkan vaksin COVID-19.3 Pemberian COVID-19 terdiri atas 10 pertanyaan
vaksin merupakan upaya dari pemerintah dalam menggunakan pilihan jawaban benar atau
menjaga kesehatan masyarakat serta mengurangi salah. Benar diberikan skor 1 dan apabila
transmisi atau penularan COVID 19, mengurangi salah diberi skor 0. Dalam variabel ini hasil
angka kesakitan serta kematian akibat penyakit dibagi dua yaitu kurang baik jika jawaban
COVID-19, mencapai kekebalan kelompok benar <70% dan baik jika jawaban benar ≥
dimasyarakat dan melindungi masyarakat dari 70%.
COVID-19 agar dapat tetap produktif secara sosial 4. Kuesioner bagian 4 (empat) berisi tentang
serta ekonomi.4 pernyataan – pernyataan Perilaku santri
Namun sampai saat ini penelitian tentang terhadap kepatuhan protokol kesehatan
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku terdiri dari 7 pertanyaan dengan pilihan
santri terhadap kepatuhan protocol kesehan dan jawaban Ya dan Tidak. Ya diberikan skor 1
pengetahuan tentang vaksin COVID-19 dengan dan Tidak skor 0. Dalam variabel ini hasil
persepsi santri pondok pesantren tentang COVID- dibagi menjadi dua yaitu kurang baik jika
19 dan vaksin COVID-19 di Kota Malang belum jawaban YA <70% dan baik jika jawaban
pernah dilakukan, sehingga penelitian ini perlu YA ≥ 70%.
dilakukan. 5. Kuesioner bagian 5 berisi tentang
pernyataan – pernyataan persepsi tentang
METODOLOGI Vaksin COVID-19. Kueisioner yang
Desain,Waktu, dan Tempat Penelitian digunakan dalam penelitian ini berbentuk
Penelitian yang dilakukan ini merupakan pernyataan pilihan ganda dengan
penelitian cross sectional menggunakan kuesioner 10pertanyaan dimana pilihan jawaban
dengan pendekatan observasional pada pondok menggunakan skala Likert. Skor kueisioner
pesantren X di Malang, pengambilan data persepsi tentang vaksin COVID-19 untuk
3
Hasil Distribusi dan Analisa Hubungan Pengetahuan Santri Mengenai Pandemi COVID-19,
perilaku Santri terhadap kepatuhan PROKES(Protokol Kesehatan), persepsi Santri Tentang Vaksin
COVID-19 dan pengetahuan Santri tentang Vaksin COVID-19 pada Santri Pondok Pesantren X Tahun
2021
Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Santri Tentang Pandemi COVID-19, perilaku Santri terhadap
kepatuhan protokol kesehatan, persepsi Santri Tentang Vaksin COVID-19 dan pengetahuan Santri
tentang Vaksin COVID-19
Keterangan: Tabel 4 data dalam bentuk angka jumlah dan persentase dengan total 145 responden
Data didapatkan mayoritas santri memiliki tingkat pengetahuan tentang pandemi COVID-19 yang baik
sebanyak 102 santri (70.35%). Kebanyakan santri memiliki tingkat perilaku terhadap kepatuhan protocol
kesehatan yang baik sebanyak 124 santri (85.52%) hal ini menggambarkan tingginya tingkat kepatuhan santri
dalam mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan dalam masa pandemi COVID-19. Mayoritas dari 145
santri pondok pesantren yang mempunyai persepsi positif tentang vaksin COVID-19 yaitu sebanyak 134 santri
(92.4%) dan mayoritas pengetahuan santri terhadap vaksin COVID-19 yaitu 136 santri (93,8%) kurang baik
lebih banyak dibandingkan dengan pengetahuan baik yaitu 9 santri (6,2%).
Tabel 5. Analisis Hubungan Pengetahuan Tentang Pandemi COVID-19 dengan Perilaku Santri terhadap
kepatuhan PROKES(Protokol Kesehatan), Pengetahuan Santri Tentang Vaksin COVID-19 dan Persepsi
Santri Terhadap Vaksin COVID-19
Perilaku Kepatuhan Protokol kesehatan Total
Pengetahuan p- PR
Tentang Perilaku Baik Perilaku Kurang Baik Value
COVID-19 n %
n % n %
Baik 90 72.6 12 11.8
102 100
0,152 1.116
Kurang Baik 34 79.1 9 20.9 43 100
Pengetahuan Tentang Vaksin COVID-19
Pengetahuan Pengetahuan
Baik Kurang Baik
Baik 8 7.8 94 92.2
102 100
0,209 11.14
Kurang Baik 1 2.3 42 97.7 43 100
Persepsi Tentang Vaksin COVID-19
Persepsi
Persepsi Negatif
Positif
Baik 97 95.1 5 4.9
102 100
0,06 1.10
Kurang Baik 37 86 6 14 43 100
Keterangan: Tabel 5 didapatkan dari 145 santri diketahui bahwa proporsi tertinggi santri ber-pengetahuan baik yang
mempunyai perilaku baik tentang pandemi COVID-19 adalah sebanyak 90 orang (72.6%), sedangkan proporsi tertinggi
santri ber-pengetahuan kurang baik yang mempunyai perilaku kurang baik adalah sebanyak 9 orang (20.9%). Dari 145 santri
diketahui bahwa proporsi tertinggi santri ber-pengetahuan baik tentang pandemi COVID-19 yang mempunyai pengetahuan
kurang baik tentang vaksin COVID-19 adalah sebanyak 94 orang (92.2%), sedangkan proporsi tertinggi santri ber-
6
pengetahuan kurang baik tentang pandemi COVID-19 yang mempunyai pengetahuan kurang baik tentang vaksin COVID-19
sebanyak 42 orang (97.7%). Dari 145 santri diketahui bahwa proporsi tertinggi santri ber-pengetahuan baik tentang pandemi
COVID-19 yang mempunyai persepsi positif terhadap vaksin COVID-19 adalah sebanyak 97 orang (95.1%), sedangkan
proporsi tertinggi santri ber-pengetahuan kurang baik tentang pandemi COVID-19 yang menyatakan persepsi positif adalah
sebanyak 37 orang (86%).
Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh nilai P-value yaitu sebesar = 0,152 (p value > 0,05) dengan nilai PR
= 1.116 dapat disimpulkan bahwa Tidak didapatkan adanya Hubungan antara Pengetahuan Tentang Pandemi
COVID-19 dengan Perilaku santri terhadap kepatuhan protokol kesehatan di masa Pandemi COVID-19. Nilai PR
adalah 1.116 (>1) artinya santri dengan pengetahuan yang kurang baik beresiko 1.116 kali berperilaku kurang baik
dibandingkan dengan santri dengan pengetahuan yang baik. Uji Chi-Square didapatkan nilai P-value sebesar
=0,209(p value>0,05) dengan nilai PR=11.14, maka dapat disimpulkan bahwa Tidak didapatkan adanya Hubungan
antara Pengetahuan Tentang Pandemi COVID-19 dengan Pengetahuan Tentang Vaksin COVID-19. Nilai PR adalah
11.14(>1) artinya santri dengan pengetahuan yang kurang baik tentang pandemi COVID-19 beresiko 11.14 kali
berpengetahuan kurang baik tentang vaksin COVID-19 dibandingkan dengan santri dengan pengetahuan yang baik.
Berdasarkan uji Chi-Square lainnya didapatkan nilai P-value sebesar =0,06 (p value>0,05) dengan nilai PR=1.10,
maka dapat disimpulkan bahwa Tidak didapatkan adanya Hubungan antara Pengetahuan Tentang Pandemi COVID-
19 dengan Persepsi Santri Terhadap Vaksin COVID-19. Nilai PR yakni 1.10(>1) artinya santri dengan pengetahuan
yang kurang baik tentang pandemi COVID-19 beresiko 1.10kali mempunyai persepsi negatif tentang vaksin
COVID-19 dibandingkan dengan santri dengan pengetahuan yang baik.
Tabel 6. Analisis Hubungan antara Pengetahuan Tentang Vaksin COVID-19 dengan Persepsi Santri
Terhadap Vaksin COVID-19
Persepsi Total
p- PR
Pengetahuan Persepsi Negatif Persesi Positif Value
n %
n % n %
Baik 0 0 9 100
9 100
0,375 0
Kurang Baik 11 10.3 125 91.9 136 100
Keterangan: Tabel 6 didapatkan dari 145 santri diketahui bahwa proporsi tertinggi santri ber-pengetahuan baik tentang
Vaksin COVID-19 yang mempunyai persepsi positif adalah sebanyak 9 orang (100%), sedangkan proporsi tertinggi santri
ber-pengetahuan kurang baik tentang vaksin COVID-19 yang menyatakan persepsi positif adalah sebanyak 125 orang
(91.9%).
Berdasarkan uji Chi Square didapatkan nilai P value yaitu sebesar = 0,375 (p value > 0,05) dengan
nilai PR = 0, maka dapat disimpulkan bahwa Tidak didapatkan adanya Hubungan antara Pengetahuan Tentang
Vaksin COVID-19 dengan Persepsi Santri Terhadap Vaksin COVID-19. Nilai PR adalah 0 (<1) artinya santri
dengan pengetahuan yang baik dapat mengurangi persepsi negative tentang Vaksin COVID-19 dibandingkan
dengan santri yang pengetahuan kurang baik.
benda-benda di tempat umum, memakai masker remaja, peserta tidak benar-benar memahami bobot
bila berada di tempat umum, menjaga jarak perilaku pencegahan penularan COVID-19,
minimal 1 meter dari orang lain saat berada di luar melainkan mereka melakukannya karena orang lain
rumah, menjaga jarak dengan orang yang ketika di sekitarnya, Oleh karena itu merupakan tekanan
bersin atau batuk.16 Etika batuk dan bersin sosial yang dapat menimbulkan bias dalam hal
diketahui oleh hampir seluruh santri yaitu perilaku dan menambahkan kesalah pahaman dan
(88.96%), sedangkan lebih dari separuh santri yang informasi yang salah, serta perilaku yang tidak
menjawab Ya, menjaga jarak minimal 1 meter dari perlu dilakukan. Pengetahuan masyarakat
orang lain saat berada di luar rumah (72.41%). khususnya santri dalam mencegah transmisi
Hanya sebagian kecil santri yang masih menjawab penyebaran virus COVID-19 berfungsi menekan
opsi jawaban Tidak pada pertanyaan memakai penularan virus tersebut.24 Oleh karena itu perlu
masker bila berada di tempat umum(7.58%). Untuk adanya pengayaan materi atau seminar tentang
perilaku hanya sebagian kecil(14.48%) santri yang pengetahuan terkait menjaga protokol kesehatan
belum baik karena santri yang didominasi remaja dimasa pandemi COVID-19 yang diberikan oleh
memiliki sifat ketidak pedulian dan kurangnya tenaga kesehatan kepada santri pondok pesantren
kesadaran walaupun pada dasarnya mempunyai khususnya yang masih mempunyai pengetahuan
pengetahuan baikdengan memiliki pengetahuan kurang baik tentang menjaga protokol kesehatan.
yang baik terhadap suatu hal seorang akan
memiliki kemampuan untuk menentukan dan Peran Pengetahuan Tentang Vaksin COVID-19
mengambil keputusan bagaimana seseorang Pada Persepsi Santri Terhadap Vaksin COVID-
tersebut dapat menghadapinya.8 19
Hubungan antara pengetahuan dengan Persepsi merupakan proses mengetahui
perilaku telah banyak diteliti pada berbagai studi di atau mengenal objek/kejadian yang menggunakan
berbagai macam disiplin ilmu kesehatan serta indra dan kesadaran dari proses organis.9 Menurut
pemasarandan politik. Pada analisa uji Chi Square Sunaryo, persepsi dapat diartikan sebagai proses
didapatkan nilai P-value=0,152 dengan nilai diterimanya rangsangan melalui panca indera
PR=1.116dapat disimpulkan bahwa tidak yang didahului oleh perhatian sehingga individu
didapatkan adanya Hubungan antara Pengetahuan mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati
Tentang Pandemi COVID-19 dengan Perilaku tentang hal yang diamati, baik yang ada diluar
santri terhadap kepatuhan protokol kesehatan di maupun dalam diri individu.10 dari hasil penelitian
masa Pandemi COVID-19 di “Pondok Pesantren diketahui bahwa mayoritas santri santri pondok
X” Tahun 2021. Hasil nilai PR didapatkan bahwa pesantren mempunyai persepsi positif tentang
santri dengan pengetahuan yang kurang baik vaksin COVID-19(92.4%). Hasil dari observasi
beresiko 1.116kali berperilaku kurang baik penelitian di dapatkan sebagian besar santri yang
dibandingkan dengan santri dengan pengetahuan berpersepsi positif, hal tersebut bisa terjadi karena
yang baik. Hal ini berkebalikan dengan penelitian informasi yang ada di masyarakat bahwa vaksin
penelitian sebelum ini seperti pada di Rwanda yang diberikan pemerintah gratis dan aman serta
Iradukunda didapatkan adanya hubungan antara sosialisasi tentang vaksin COVID-19 juga
pengetahuan dan perilaku serta sikap dan perilaku merupakan salah satu faktor yang dapat
22
dan China Peng menunjukan suatu hubungan meyakinkan dan memberi presepsi positif terhadap
antara pengetahuan dan perilaku, serta sikap dan vaksin tersebut. Persepsi negatif yang dimiliki
perilaku.23 Hal ini diperkuat dari data yang saya santri dalam penelitian terjadi dikarenakan
punya pada tabel 5 didapatkan uji Chi Square informasi terkait vaksin yang digunakan sebagai
dengan nilai P-value 0,209(> 0.05) dengan nilai pembentuk imunitas tubuh/antibody buatan masih
PR=11.14(>1) dan didapatkan nilai P-value=0,06(> jarang dapat diakses oleh santri mengingat santri
0,05) dengan nilai PR=1.10(>1) ternyata dapat yang didominasi remaja kurangnya minat membaca
disimpulkan bahwa tidak didapatkan hubungan melalui jurnal ataupun buku. Masih terdapat
antara pengetahuan pandemi COVID-19 dan sebagian kecil santri yang tidak percaya dan
pengetahuan santri tentang vaksin dengan persepsi meragukan efektivitas dari vaksin yang digunakan.
santri terhadap vaksin. PR dari ke dua analisa Walaupun sebagian besar santri memiliki persepsi
tersebut(>1) memperkuat analisa sebelumnya positif, Tetapi, mereka tetap mempertanyakan
bahwa variabel tersebut merupakan vaktor resiko. mengenai kehalalan dari bahan yang digunakan
Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini untuk membuat vaksin, sebagian santri juga
diantaranya yakni pertama, mengingat situasi dari mempertanyakan mengenai kualitas vaksin yang
para santri yang masih remaja mampu memasukkan disuntikkan, dan sebagian lainnya juga
hasil sambil bercengkrama dengan santri lainnya, mempertanyakan mengenai dampak dari
hal yang dapat terjadi adalah santri yang satu dapat penyuntikan vaksin COVID-19 sendiri.
melihat apa yang dijawab oleh santri yang lain, Berdasarkan hasil penelitian diketahui
sehingga hasil yang seragam dapat muncul dalam bahwa mayoritas santri santri pondok pesantren
data yang dihasilakn. Kedua, dari segi perilaku mempunyai pengetahuan kurang baik tentang
8
vaksin COVID-19. Pengetahuan adalah hasil dari kelamin santri pada penelitian ini di dominasi jenis
kognisi manusia terhadap suatu objek yang kelamin perempuan dengan proporsi terbanyak.
dilakukan melalui proses persepsi dengan Hal ini mungkin bisa mempengaruhi hasil
menggunakan sistem penginderaan.12 Sebagian penelitian karena dalam penelitian yang dilakukan,
besar dari pengetahuan yang dimiliki seseorang biasanya perempuan cenderung tidak bisa
berasal dari pendidikan baik formal dan informal, mengendalikan emosi di bandingkan laki-laki.
pengalaman pribadi maupun orang lain, Yang mana sejalan dengan penelitian Mulyana
lingkungan, serta media massa.13 Pengetahuan menjelaskan bahwa emosi seseorang berpengaruh
sangat dipengaruhi oleh intensitasi perhatian dan terhadap persepsi. Laki–laki cenderung bisa
persepsi seseorang tehadap objek. Pengetahuan mengendalikan emosi dibandingkan wanita.19
tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu Terlihat pada penelitian ini bahwa jumlah santri
positif dan negatif. Aspek ini yang akan dengan jenis kelamin perempuan(52%) lebih
menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek banyak dibandingkan santri laki-laki(48%).
positif yang diketahui, maka akan menimbulkan Menurut Noviana, wanita lebih peduli terhadap
sikap semakin positif terhadap objek tertentu.14 kesehatan dan lebih banyak melakukan pengobatan
Walaupun mayoritas pengetahuan santri kurang mandiri.22 Adapun rentan usia santridalam
baik, tetapi mayoritas santri memiliki persepsi penelitian ini yaitu santriyang berusia 17-28tahun.
positif tentang vaksin COVID-19. Menurut Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir
Hartono setiap orang memiliki persepsi yang seseorang bertambah usia akan semakin meningkat
berbeda, walaupun apa yang dilihatnya sama.15 juga daya tangkap serta pikirnya sehingga
Berdasarkan analisis uji Chi Square didapatkan pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
nilai P-value=0,375(p-value>0,05) dengan nilai Didapatkan presentase usia terbesar pada usia
PR=0, maka dapat disimpulkan bahwa Tidak 19tahun sejumlah 42responden usia mempengaruhi
didapatkan adanya Hubungan antara Pengetahuan daya tangkap serta berpikir, perubahan psikis dan
Tentang Vaksin COVID-19 dengan Persepsi Santri psikologis sehingga pengetahuan yang diperoleh
Terhadap Vaksin COVID-19 di Pondok Pesantren semakin baik semakin cukup umur, kematangan
X Tahun 2021. Hasil analisa juga menyimpulkan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
prevalence ratio(PR) adalah 0, dimana kelompok berpikir dan bekerja.25
santri dengan pengetahuan yang baik dapat Dari data karakteristik santri ini didapatkan bahwa
mengurangi persepsi negative tentang vaksin dari 145santri sebagian besar santri pondok
COVID-19 dibandingkan dengan santri yang pesantren sudah melakukan vaksin, hanya sebagian
pengetahuan kurang baik. Hal ini berkebalikan kecil saja yang belum melakukan vaksin, hal ini
dengan penelitian penelitian sebelumnya, seperti bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang
pada penelitian Nurhasanah, terdapat hubungan vaksin dan informasi tentang kegiatan vaksinasi.
antara persepsi dengan penerimaan terhadap vaksin Hasil analisis menyatakan bahwa santri yang sudah
COVID-19.16 Tetapi hal ini diperkuat dari data vaksin dapat di kategorikan menjadi 2 berdasarkan
yang saya punya pada pada tabel 5 didapatkan uji jenis vaksin yang di dapatkan, vaksin Astrazeneca
Chi Square dengan nilai P value 0,209(> 0.05) dan vaksin Sinovacs, Hal ini dapat terjadi karena di
dengan nilai PR=11.14(>1) dan didapatkan nilai P Indonesia sendiri distribusi vaksin terbanyak masih
value lainnya sebesar=0,06(> 0,05) dengan nilai tergolong dari 2 jenis vaksin tersebut.
PR=1.10(>1) ternyata dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui 145santri
tidak didapatkan Hubungan antara Pengetahuan yang mengisi kueisioner, didapatkan santri yang
Tentang Pandemi COVID-19 dengan Pengetahuan pernah memiliki Riwayat dan mengalami gejala
Santri Tentang Vaksin COVID-19 dan Hubungan dari COVID-19 lebih sedikit dibandingkan yang
antara Pengetahuan Tentang Pandemi COVID-19 belum pernah memiliki Riwayat COVID-19. Dari
dengan Persepsi Santri Terhadap Vaksin COVID- 42santri yang memiliki Riwayat COVID-19,
19 dari masalah ini maka perlu adanya pengayaan diantaranya mengalami Demam/Riwayat Demam,
materi atau seminar vaksinasi yang diberikan oleh Batuk/Pilek, Sakit Tenggorokan, Sesak Napas,
tenaga kesehatan kepada santri pondok pesantren Sakit Kepala, Badan Lemah, Hilangnya Indera
khususnya yang masih mempunyai pengetahuan Perasa, Hilangnya Indera Penciuman. Dari
kurang baik dan persepsi yang negatif. beberapa Riwayat gejala yang pernah di alami
responden, persentase terbanyak Riwayat gejala
Peran Karakteristik Populasi Pada Hasil yaitu demam/Riwayat demam(80,95%) Hal ini
Penelitian sejalan dengan penelitian menurut sahin5,gejala
Karakteristik santri yang diamati meliputi yang paling banyak ditemukan pada COVID-19
usia, jenis kelamin, riwayat vaksin, jenis vaksin adalah deman, batuk kering, myalgia, dan fatigue,
bagi yang sudah, dan pekerjaan. Santri yang dipilih sedangkan gejala yang sedikit ditemukan ialah
pada penelitian ini yaitu seluruh santri berjenis batuk berdahak, sakit kepala, batuk berdarah, dan
kelamin laki-laki dan perempuan sejumlah diare. Hal ini sejalan dengan penelitian heymann,
145santri dari 250santri. Perbedaan proporsi jenis Individu yang memiliki komorbiditas seperti
9
diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, penyakit untuk melakukan penelitian, dr. Rahma
hati, asthma, penyakit paru-paru, gangguan Triliana,M.Kes.,Ph.D selaku peer reviewer.
respirasi lain dan kondisi kronis lainnya lebih
rentan menjadi sakit dan memiliki gejala penyakit DAFTAR PUSTAKA
yang lebih berat.17 Berdasarkan hasil penelitian ini 1. Zu ZY, Jiang MD, Xu PP, et al. (2020).
juga diketahui bahwa sebagian besar santri Coronavirus disease 2019 (COVID-19): A
menjawab tidak dalam mengisi kuisioner riwayat Perspective from China. Radiology RSNA
perilaku berisiko COVID-19. Hal ini didapatkan Journals, 2020
bahwa mayoritas santri(>90%) tidak memiliki 2. Refialdinata,J.(2020). Analisis Upaya
riwayat perilaku yang berisiko terkena penyakit Pencegahan COVID-19 pada Masyarakat
COVID-19 ataupun didapatkan adanya gejala Kampus. Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi
penyakit yang mengindikasikan COVID-19. Hal ini Science Kesehatan, 12(2).
dapat terjadi karena sebagian besar santri pondok 3. Mulyanti, Budi, Wawan Purnama, and Roer
pesantren di dominasi mahasiswa, dimana Eka Pawinanto. "Distance learning in
mahasiswa memiliki pengetahuan yang cukup vocational high schools during the COVID-19
tetang COVID-19 dan cara mencegah pandemic in West Java province,
penularannya. Indonesia." Indonesian Journal of Science
and Technology (2020): 271-282.
KESIMPULAN 4. province,Indonesia." Indonesian Journal of
Berdasarkan teori, analisa data serta Science and Technology (2020): 271-282.
pembahasan yang telah dijelaskan diatas dapat 5. Kemenkumham.go.id.(2021).Availableat:http:/
disimpulkan bahwa: /bpsdm.kemenkumham.go.id/index.php/publik
1. Tidak didapatkan adanya hubungan antara asi/pojok-penyuluhan-hukum/122-sanksi-
pengetahuan tentang pandemi COVID-19 menolak-vaksinasi-antara-hak-dan-kewajiban
dengan perilaku santri terhadap kepatuhan 6. Sahin, A.R., Erdogan, A., Agaoglu, P.M.,
protokol kesehatan masa pandemi COVID-19 Dineri, Y., Cakirci, A.Y., Senel, M.E., Okyay,
di “Pondok Pesantren X”tahun 2021. R.A. and Tasdogan,A.M.,2020.2019 Novel
2. Tidak didapatkan adanya hubungan antara Coronavirus (COVID-19) Outbreak: A Review
pengetahuan tentang vaksin COVID-19 dengan of the Current Literature. EJMO, 4(1): 1-7.
persepsi santri terhadap vaksin di “Pondok 7. Law, S., Leung, A. W., & Xu, C.
Pesantren X”tahun 2021. (2020).Severe acute respiratory syndrome
3. Tidak didapatkan adanya hubungan antara (SARS) and coronavirus disease-2019
pengetahuan tentang pandemi COVID-19 (COVID-19):From causes to preventions in
dengan pengetahuan tentang vaksin di Hong Kong. International Journal of
“Pondok Pesantren X”tahun 2021. Infectious
4. Tidak didapatkan adanya hubungan antara 8. Purnamasari, Ika; Raharyani, A. E. (2020).
pengetahuan tentang Pandemi COVID-19 TingkatPengetahuan Dan Perilaku Masyarakat
dengan persepsi santri terhadap vaksin di Kabupaten Wonosobo Tentang COVID-19.
“Pondok Pesantren X”tahun 2021. 9. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 33–42.
Retrieved from
SARAN https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jik/artic
Untuk mendukung hasil penelitian, le/view/ 1311/783Ref: Estimating the effective
peneliti menyarankan untuk: reproduction number of the 2019- nCoV in
1. Dilakukan penelitian lanjutan jumlah sampel China -ZhidongCao et al., Jan. 29, 2020
yang lebih dari 300orang. 10. J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Terj.
2. Menggunakan kueisioner lain yang lebih bisa Dari Dictionary Of Psychology Oleh Kartini
membedakan. Kartono, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
3. Melakukan penelitian tentang faktor lain yang 2006), Cet. 7, h. 358.
berpengaruh. 11. Sunaryo. (2013). Psikologi untuk Keperawatan
4. Melakukan penggalian informasi lebih dalam Edisi 2 (2nd ed.). Buku Kedokteran ECG
dengan santri pondok pesantren bukan hanya 12. Notoatmodjo S. 2014. Ilmu Perilaku
sekedar menggunakan kuesioner. Kesehatan. 2nd ed. Jakarta: Rineka Cipta.
13. Siltrakool, B. 2017.Assessment of Community
UCAPAN TERIMAKASIH Pharmacists’Knowledge Attitude and Practice
Terimakasih disampaikan kepada Ikatan Regarding Non-Prescription Antimicrobial Use
Orangtua Mahasiswa (IOM) Fakultas Kedokteran and Resistance in Thailand. PhD Thesis.
Universitas Islam Malang yang sudah memberikan University of Hertfordshire
dana penelitian, pihak pondok pesantren X yang 14. Wawan, A. dan D. (2010). Teori dan
berada di kota malang yang sudah mengizinkan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Nuha Medika.
10