Anda di halaman 1dari 50

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN

MELAKSANAKAN VAKSINASI COVID 19 PADA LANSIA DI


PUSKESMAS SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2021

PROPOSAL

OLEH
AHMAD SYAIFUDIN
NIM. 2020206203234P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2021
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN
MELAKSANAKAN VAKSINASI COVID 19 PADA LANSIA DI
PUSKESMAS SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2021

Proposal
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Program Studi Sarrant Keperawatan

OLEH
AHMAD SYAIFUDIN
NIM. 2020206203234P

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2021

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia menghadapi tantangan yang tidak biasa dan belum pernah terjadi

sebelumnya dengan munculnya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Covid-

19 telah dinyatakan oleh World health Organization (WHO) menjadi global

pandemic serta telah dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan

kerugian ekonomi yang cukup besar yang dapat menyebabkan kedaruratan

kesehatan masyarakat bahkan dapat menyebabkan kematian (Kemenkes RI,

2020).

Covid-19 telah menjadi fokus utama permasalah kesehatan berbagai negara di

seluruh dunia dengan peningkatan jumlah kasus yang berlangsung cukup

cepat dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat. Sejak pertama

kali dilaporkan WHO China Country Office pada 31 Desember 2019 sampai

periode Oktober 2021, lebih dari 219 juta orang di seluruh dunia telah

terjangkit Covid 19 dan lebih dari 4.55 juta meninggal, sedangkan kejadian di

Indonesia juga menunjukan jumlah yang tinggi mencapai angka lebih dari

4.22 juta kejadian dengan angka kematian mencapai 142 ribu (Kemenkes RI,

2021). Angka kejadian Covid-19 di Provinsi Lampung mencapai angka

45.345 dengan angka kematian mencapai 3.814 kematian (Dinkes Lampung,

2021).

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

Covid-19 memilik proses penularan yang sangat cepat dengan virus penyebab

yang ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat

orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. Droplet ini

terlalu berat dan tidak bisa bertahan di udara, sehingga dengan cepat jatuh dan

menempel pada lantai atau permukaan lainnya. Penyebaran Covid-19 dapat

terjadi saat menghirup udara yang mengandung virus ketika terlalu dekat

dengan orang yang sudah terinfeksi Covid-19. Penularan juga dapat terjadi

apabila menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi lalu menyentuh

mata, hidung, atau mulut. Pemutusan mata rantai penularan dapat dilakukan

dengan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian Covid-19

seperti menggunakan masker, sering mencuci tangan pakai sabun atau

menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak satu sama lain. (physical

distancing), menggunakan pelindung mata/wajah, serta menerapkan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pola hidup baru (Kemenkes RI, 2020).

Situasi COVID-19 di tingkat global maupun nasional masih dalam risiko

sangat tinggi terutama dalam pemutusan mata rantai penularan. Protokol

tatalaksana COVID-19 harus melibatkan berbagai multidisiplin ilmu sebagai

langkah penting dalam upaya mencapai keberhasilan pengobatan dan

pemutusan mata rantai penularan. Salah satu faktor penting dalam penanganan

Covid-19 adalah dengan melaksanakan Vaksin Covid-19 (Kemenkes RI,

2021).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Vaksinasi bertujuan untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap suatu

penyakit tertentu sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut

maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Vaksinasi Covid-19

tidak hanya bertujuan untuk memutus rantai penularan penyakit dan

menghentikan wabah saja, tetapi juga dalam jangka panjang untuk

mengeliminasi bahkan mengeradikasi (memusnahkan/ menghilangkan)

penyakit itu sendiri. Vaksinasi Covid-19 juga bertujuan membentuk

Kekebalan kelompok atau herd Immunity merupakan situasi dimana sebagian

besar masyarakat terlindung/kebal terhadap penyakit tertentu sehingga

menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect), yaitu turut

terlindunginya kelompok masyarakat yang rentan dan bukan merupakan

sasaran vaksinasi. Kondisi tersebut hanya dapat tercapai dengan cakupan

vaksinasi yang tinggi dan merata (Kemenkes RI, 2021).

Kepatuhan pelaksanaan Vaksii Covid-19 pada lansia dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor meliputi faktor predisposisi, pemungkin dan faktor penguat.

Faktor Predisposisi merupakan faktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan,

sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi. Faktor pemungkin

merupakan faktor yang memungkinkan atau menfasilitasi perilaku atau

tindakan artinya bahwa faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau

fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. Faktor penguat adalah faktor-

faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku meliputi

dukungan petugas kesehatan dan dukungan keluarga (Notoatmodjo, 2014).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam mempengaruhi

kepatuhan maupun perilaku kesehatan seseorang. Keluarga merupakan

kelompok kecil yang terdiri dari individu-individu yang mempunyai hubungan

satu sama lain, saling bergantung merupakan sebuah lingkungan sosial dimana

secara efektif keluarga keluarga memberi perasaan aman, secara ekonomi

keluarga berfungsi untuk mengadakan sumber-sumber ekonomi yang

memadai secara sosial keluarga menumbuhkan rasa percaya diri, memberi

umpan balik, membantu memecahkan masalah, sehingga tampak bahwa peran

dari keluarga sangat penting untuk setiap aspek perawatan kesehatan

(Friedman, 2013).

Survey pendahuluan telah dilakukan penulis pada Oktober 2021 di Puskesmas

Seputih Banyak Lampung Tengah. Survey pendahaluan diketahui bahwa

kejadian Covid-19 di Puskesmas Trimulyo mencapai 322 pasien, sedangkan

pelaksanaan vaksin di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah telah

mencapai 25 ribu dosis dari target sebanyak 39 ribu dosis. Hasil wawancara

yang dilakukan dengan 6 lansia yang belum melaksanakan vaksin diketahui

bahwa, 5 lansia mengatakan takut melaksanakan vaksin, sedangkan 1 lansia

memiliki penyakit kronis yaitu penyakit jantung.

Berdasarkan latar belakang di atas serta pentingnya penelitian tentang faktor

yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan vaksin pada Lansia penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

keluarga dengan kepatuhan melaksanakan vaksinasi Covid 19 pada Lansia di

Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2021”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Adakah hubungan hukungan keluarga dengan kepatuhan

melaksanakan vaksinasi Covid 19 pada Lansia di Puskesmas Seputih Banyak

Lampung Tengah Tahun 2021?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan hukungan keluarga dengan kepatuhan

melaksanakan vaksinasi Covid 19 pada Lansia di Puskesmas Seputih

Banyak Lampung Tengah Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

usia, jenis kelamin dan pendidikan di Puskesmas Seputih Banyak

Lampung Tengah Tahun 2021.

b. Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

dukungan keluarga di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah

Tahun 2021.

c. Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

kepatuhan vaksin Covid-19 di Puskesmas Seputih Banyak Lampung

Tengah Tahun 2021.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

d. Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan

melaksanakan vaksinasi Covid 19 pada Lansia di Puskesmas Seputih

Banyak Lampung Tengah Tahun 2021.

D. Ruang Lingkup

1. Jenis penelitian : Survey Analitik dengan rancangan Cross

Sectonal
2. Obyek penelitian : Dukungan keluarga dan kepatuhan vaksin Covid-

19
3. Subjek penelitian : Lansia di Puskesmas Seputih Banyak Lampung

Tengah
4. Tempat penelitian : Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah
5. Waktu penelitian : Maret-April 2022

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat

terutama responden penelitian tentang pentingnya dukungan keluarga

dalam meningkatkan motivasi lansia dalam melaksanakan vaksin.

2. Bagi Puskesmas Seputih Banyak

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas

Seputih Banyak Lampung Tengah tentang pentingnya dukungan keluarga

dalam mempengaruhi kepatuhan masyarakat terutama lansia dalam

melaksanakan vaksin Covid-19.

3. Bagi Universitas Muhammadiyah pringsewu

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

Penelitian ini dapat menjadi referensi serta tambahan bahan bacaan bagi

mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah pringsewu

tentang manfaat dukungan keluarga dalam mempengaruhi perilaku serta

kepatuhan lansia dalam melaksanakan Vaksin Covid-19.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam

mengembangkan penelitian tentang faktor lain yang dapat meningkatkan

kepatuhan masyarakat terutama lansia dalam melaksanakan vaksin Covid-

19.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kepatuhan

1. Pengertian

Kepatuhan adalah sejauh mana perilaku sesuai dengan ketentuan yang

diberikan oleh petugas kesehatan. Kepatuhan pasien sangat diperlukan

untuk mencapai keberhasilan sebuah terapi pada pasien yang mengikuti

ketentuanketentuan kesehatan professional (Niven, 2012).

Kepatuhan (adherence) secara umum didefinisikan sebagai tingkatan

perilaku seseorang yang mendapatkan pengobatan, mengikuti diet, dan

atau melaksanakan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi

pelayanan kesehatan (WHO, 2015).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Niven

(2012) adalah:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya.. Tingginya pendidikan seseorang

dapat meningkatkan kepatuhan dalam menajalanakan program

pengobatan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan

pendidikan yang aktif.

7
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
8

b. Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien

yang dapat mempengaruhi kepatuhan adalah jarak dan waktu

c. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial

Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-

teman, kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk

membantu kepatuhan

d. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien

Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien adalah

suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada klien setelah

memperoleh infomasi tentang diagnosis.

e. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, dari

pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan.

Kepatuhan atau perilaku kesehatan seseorang dapat dipengaruhi atau

ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek.

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2014), perilaku

kesehatan terbagi menjadi tiga teori penyebab masalah kesehatan yang

meliputi :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


9

a. Faktor predisposisi (Predisposing factors)

Faktor Predisposisi merupakan faktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain

pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi.

Seseorang dengan pengetahuan yang cukup tentang perilaku perilaku

kesehatan maka secara langsung akan bersikap positif dan menuruti

aturan pengobatan, disertai munculnya keyakinan untuk sembuh, tetapi

terkadang masih ada yang percaya dengan pengobatan alternatif bukan

medis yang dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat yang sudah

membudaya.

b. Faktor pemungkin (Enabling factors)

Faktor pemungkin merupakan faktor yang memungkinkan atau

menfasilitasi perilaku atau tindakan artinya bahwa faktor pemungkin

adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku

kesehatan. dimana lingkungan yang jauh atau jarak dari pelayanan

kesehatan yang memberikan kontribusi rendahnya perilaku kesehatan.

c. Faktor penguat (Reinforcing factors)

Faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat

terjadinya perilaku antara lain :

1) Dukungan Petugas Kesehatan

Dukungan Petugas sangat membantu, dimana dengan adanya

dukungan petugas dari petugas sangatlah besar artinya bagi

seseorang.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

2) Dukungan keluarga

Dukungan keluarga sangatlah penting karena keluarga merupakan

unit terkecil dalam masyarakat dan sebagai penerima asuhan

keperawatan.

B. Dukungan Keluarga

1. Pengertian

Dukungan keluarga menurut Friedman (2013) adalah sikap, tindakan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan

emosional. Jadi dukungan sosial keluarga adalah suatu bentuk hubungan

interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap

anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang

memperhatikan.

2. Tipe Dukungan Keluarga

Tipe dukungan keluarga menurut Friedman (2013) terdapat empat tipe

yaitu:

a. Dukungan Emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk bersistirahat dan

juga menenangkan pikiran. Setiap orang pasti membutuhkan bantuan

dari keluarga. Individu yang menghadapi persoalan atau masalah akan

merasa terbantu kalau ada keluarga yang mau mendengarkan dan

memperhatikan masalah yang sedang dihadapi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

b. Dukungan Penilaian

Keluarga bertindak sebagai penengah dalam pemecahan masalah dan

juga sebagai fasilitator dalam pemecahan masalah yang sedang

dihadapi. Dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan bentuk

penghargaan positif yang diberikan kepada individu.

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan dalam hal

pengawasan, kebutuhan individu. Keluarga mencarikan solusi yang

dapat membantu individu dalam melakukan kegiatan.

d. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai penyebar dan pemberi informasi. Disini

diharapkan bantuan informasi yang disediakan keluarga dapat

digunakan oleh individu dalam mengatasi persoalan-persoalan yang

sedang dihadapi.

3. Sumber Dukungan Keluarga

Sumber dukungan keluarga adalah sumber dukungan sosial keluarga yang

dapat berupa dukungan sosial keluarga secara internal seperti dukungan

dari keluarga atau keluarga serta dukungan dari saudara kandung atau

dukungan sosial keluarga secara eksternal seperti paman dan bibi

(Friedman, 2013).

4. Macam-macam Dukungan Keluarga

Menurut Musbikin (2012) macam-macam dukungan keluarga adalah :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

a. Dukungan psikologi

Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang yang

bersangkutan. Misalnya menemani keluarga yang sakit saat periksa

kesehatan.

b. Dukungana sosial

Dukungan yang bersifat nyata dan dalam bentuk materi semisal

kesiapan finansial, keluarga menyisihkan dana khusus untuk keperluan

pemeriksaan.

c. Dukungan informasi

Keluarga harus memberikan perhatian kepada masalah keluarga

misalnya berdiskusi mengenai perkembangan yang terjadi.

d. Dukungan lingkungan

Perlakuan ini dapat menimbulkan rasa senang dalam diri keluarga dan

tenaga kesehatan. Keluarga akan mengambil peran besar dalam turut

menjaga kesehatan kejiwaan keluarganya agar tetap stabil, tenang dan

bahagia.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Dukungan Keluarga

Menyangkut struktur kekuasaan keluarga, ada faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan peran keluarga menurut Friedman (2013)

meliputi:

a. Kelas sosial

Fungsi dari peran keluarga tentu dipengaruhi kepentingan dan

kebutuhan yang ada dalam keluarga.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

b. Bentuk keluarga

Keluarga dengan orang tua tunggal jelas berbeda dengan orang yang

masih lengkap, demikian juga antara keluarga inti dengan keluarga

besar yang beragam dalam pengambilan keputusan dan kepentingan

akan rawan konflik peran.

c. Latar belakang keluarga

1) Kesadaran dan kebiasaan keluarg

2) Kesadaran merupakan titik temu atau equilibrium dari berbagai

pertimbangan dan perbandingan yang menghasilkan keyakinan

3) Sumber daya atau pendapatan keluarga merupakan penerimaan

seseorang sebagai imbalan atas semua yang telah dilakukan dengan

tenaga atau pikiran seseorang terhadap orang lai atau organisasi

lain

d. Siklus keluarga yang merupakan fungsi keluarga yang sedang dialami

juga merupakan hal yang dapat mempengaruhi peran karena perbedaan

kebutuhan dan kepentingan.

C. Covid 19

1. Pengertian

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2

(SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang

belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya

dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome

(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Kemenkes RI,

2020).

Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh virus corona yang baru-baru ini ditemukan (WHO, 2020).

2. Epidemiologi

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular

yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan

munculnya kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan,

China pada akhir Desember 2019 (Li et al, 2020). Berdasarkan hasil

penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut diduga berhubungan dengan

Pasar Seafood di Wuhan. Pada tanggal 7 Januari 2020. Pemerintah China

kemudian mengumumkan bahwa penyebab kasus tersebut adalah

Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe

Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berasal dari famili

yang sama dengan virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal

dari famili yang sama, namun SARS-CoV-2 lebih menular dibandingkan

dengan SARS-CoV dan MERS-CoV.

Proses penularan yang cepat membuat WHO menetapkan COVID-19

sebagai KKMMD/PHEIC pada tanggal 30 Januari 2020. Angka kematian

kasar bervariasi tergantung negara dan tergantung pada populasi yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

terpengaruh, perkembangan wabahnya di suatu negara, dan ketersediaan

pemeriksaan laboratorium (Kemenkes RI, 2020).

3. Etiologi

Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family

coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif,

berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada

Coronavirus yaitu: protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membran),

glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung). Coronavirus tergolong

ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronavirus ini dapat

menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Terdapat 4 genus yaitu

alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus, dan

deltacoronavirus. Sebelum adanya COVID-19, ada 6 jenis coronavirus

yang dapat menginfeksi manusia, yaitu HCoV-229E (alphacoronavirus),

HCoV-OC43 (betacoronavirus), HCoVNL63 (alphacoronavirus) HCoV-

HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV (betacoronavirus), dan MERS-CoV

(betacoronavirus) (Kemenkes RI, 2020).

Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus

betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan beberapa

pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis filogenetik

menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan

coronavirus yang menyebabkan wabah SARS pada 2002-2004 silam,

yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab COVID-19 sebagai

SARS-CoV-2 (Kemenkes RI, 2020).

4. Penularan

Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).

Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak

(civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan

yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.

Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14

hari namun dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh

di hari-hari pertama penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus pada

sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat menularkan

sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala (presimptomatik) dan sampai

dengan 14 hari setelah onset gejala. Sebuah studi Du Z et. al, (2020)

melaporkan bahwa 12,6% menunjukkan penularan presimptomatik.

Penting untuk mengetahui periode presimptomatik karena memungkinkan

virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang

terkontaminasi. Sebagai tambahan, bahwa terdapat kasus konfirmasi yang

tidak bergejala (asimptomatik), meskipun risiko penularan sangat rendah

akan tetapi masih ada kemungkinan kecil untuk terjadi penularan

(Kemenkes RI, 2020).

Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa

COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

ke orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan

partikel berisi air dengan diameter >5-10 μm. Penularan droplet terjadi

ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan

seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin)

sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung) atau

konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan

permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi.

Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak

langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan

permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi

(misalnya, stetoskop atau termometer) (Kemenkes RI, 2020).

Dalam konteks COVID-19, transmisi melalui udara dapat dimungkinkan

dalam keadaan khusus dimana prosedur atau perawatan suportif yang

menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal, bronkoskopi, suction

terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi manual sebelum

intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus koneksi

ventilator, ventilasi tekanan positif non-invasif, trakeostomi, dan resusitasi

kardiopulmoner. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai

transmisi melalui udara (Kemenkes RI, 2020).

5. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara

bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

apapun dan tetap merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum

adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin

mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala,

konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan

atau ruam kulit (Kemenkes RI, 2020).

Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi, 40%

kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit

sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah,

dan 5% kasus akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan

dilaporkan sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami

Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik,

gagal multi-organ, termasuk gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga

berakibat kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi

medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan

jantung dan paru, diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami

keparahan (Kemenkes RI, 2020).

6. Diagnosis

WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien

yang terduga terinfeksi COVID-19. Metode yang dianjurkan adalah

metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) seperti

pemeriksaan RT-PCR (Kemenkes RI, 2020).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

7. Tata Laksana

Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik untuk mencegah

atau mengobati COVID-19. Pengobatan ditujukan sebagai terapi

simptomatis dan suportif. Ada beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu

yang masih diteliti melalui uji klinis (Kemenkes RI, 2020).

8. Pencegahan COVID-19

COVID-19 merupakan penyakit yang tingkat penularannya cukup tinggi,

sehingga perlu dilakukan upaya perlindungan kesehatan masyarakat yang

dilakukan secara komprehensif. Perlindungan kesehatan masyarakat

bertujuan mencegah terjadinya penularandalam skala luas yang dapat

menimbulkan beban besar terhadap fasyankes. Tingkat penularan COVID-

19 di masyarakat dipengaruhi oleh adanya pergerakan orang, interaksi

antar manusia danberkumpulnya banyak orang, untuk itu perlindungan

kesehatan masyarakat harus dilakukan oleh semua unsur yang ada

dimasyarakat baik pemerintah, dunia usaha, aparat penegak hukumserta

komponen masyarakat lainnya. Adapun perlindungan kesehatan

masyarakat dilakukan dengan upaya pencegahan sebagai berikut :

a. Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan melalui sosialisasi,

edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi untuk memberikan

pengertian dan pemahamanbagi semua orang, serta keteladanan dari

pimpinan, tokoh masyarakat, dan melalui media mainstream.

b. Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan melalui

penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses dan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

memenuhi standar atau penyediaan handsanitizer, upaya penapisan

kesehatan orang yang akan COVID-19 merupakan penyakit yang

tingkat penularannya cukuptinggi, sehingga perlu dilakukan upaya

perlindungan kesehatanmasyarakat yang dilakukan secara

komprehensif. Perlindungan kesehatan masyarakat bertujuan

mencegah terjadinya penularan dalam skala luas yang dapat

menimbulkan beban besar terhadap fasyankes. Tingkat penularan

COVID-19 di masyarakat dipengaruhi oleh adanya pergerakan orang,

interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang, untuk itu

perlindungan kesehatan masyarakat harus dilakukan oleh semua unsur

yang ada dimasyarakat baik pemerintah, dunia usaha, aparat penegak

hokum serta komponen masyarakat lainnya. Adapun perlindungan

kesehatan masyarakat dilakukan melalui (Kemenkes RI, 2020).

D. Vaksin Covid-19

1. Pengertian

Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menibulkan atau

meningkatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit, sehingga apabila

suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya

akan mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan

(Kemenkes RI, 2021).

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme

atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan

menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu

(Kemenkes RI, 2021).

2. Manfaat Vaksin COVID-19

Vaksin COVID-19 bermanfaat untuk memberi perlindungan tubuh agar

tidak jatuh sakit akibat COVID-19 dengan cara menimbulkan atau

menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh dengan pemberian vaksin

(Kemenkes RI, 2021).

3. Cara Kerja Vaksin

Cara kerja vaksin dalam melindungi tubuh dari Virus menurut Kemenkes

RI (2021) adalah sebagai berikut :

a. Vaksin adalah produk biologi yang diberikan kepada seseorang untuk

melindunginya dari penyakit yang melemahkan, bahkan mengancam

jiwa.

b. Vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan terha- dap penyakit

tertentu pada tubuh seseorang.

c. Tubuh akan mengingat virus atau bakteri pembawa penyakit,

mengenali dan tahu cara melawannya.

4. Sasaran Penerima Vaksin COVID-19

Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di

Indonesia yang berusia ≥ 18 tahun. Kelompok penduduk berusia di bawah

18 tahun dapat diberikan vaksinasi apabila telah tersedia data keamanan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

vaksin yang memadai dan persetujuan penggunaan pada masa darurat atau

penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan

Makanan (Kemenkes RI, 2021).

5. Lokasi Pelaksanaan Vaksin

Pelayanan vaksinasi COVID-19 menurut Kemenkes RI (2021)

dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau

milik masyarakat/ swasta yang memenuhi persyaratan meliputi

a. Puskesmas, Puskesmas Pembantu

b. Klinik

c. Rumah Sakit dan/ atau

d. Unit Pelayanan Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

e. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas juga dapat membuat

pos pelayanan vaksinasi COVID-19

6. Pelaksanan Vaksinasi

Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan

yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan yang dibuktikan dengan STR

(Kemenkes RI, 2021).

7. Efek Samping Vaksin

a. Secara umum, efek samping yang timbul dapat beragam, pada

umumnya ringan dan bersifat sementara, dan tidak selalu ada, serta

bergantung pada kondisi tubuh. Efek simpang ringan seperti demam

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

dan nyeri otot atau ruamruam pada bekas suntikan adalah hal yang

wajar namun tetap perlu dimonitor.

b. Melalui tahapan pengembangan dan pengujian vaksin yang lengkap,

efek samping yang berat dapat terlebih dahulu terdeteksi sehingga

dapat dievaluasi lebih lanjut. Manfaat vaksin jauh lebih besar

dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak divaksin.

c. Apabila nanti terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), kita

sudah ada Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI

maupun komite di setiap daerah untuk memantau dan menanggulangi

KIPI (Kemenkes RI, 2021).

8. Pemberian Vaksin Covid-19

Dosis dan cara pemberian setiap jenis Vaksin Covid-19 adalah sebagai

berikut :

Jensi Vaksin Dosis Interval Cara Pemberian


Pemberian
Antar Dosis
Sinovac 2 (0.5 ml per dosis) 28 Hari Intramuskular
Sinopharm 2 (0.5 ml per dosis) 21 Hari Intramuskular
AstraZeneca 2 (0.5 ml per dosis) 12 Minggu Intramuskular
Novavax 2 (0.5 ml per dosis) 21 Hari Intramuskular
Moderna 2 (0.5 ml per dosis) 28 Hari Intramuskular
Pfizer 2 (0.5 ml per dosis) 21-28 Hari Intramuskular
Cansino 1 (0.5 ml per dosis) - Intramuskular
Sputnik V 2 (0.5 ml per dosis) 21 Hari Intramuskular

Sumber : Kemenkes RI (2021)

9. Kontraindikasi Vaksin Covid 19

Kontraindikasi Vaksin Covid-19 menurut Kemenkes RI (2021) adalah

sebagai berikut :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

a. Orang yang sedang demam dengan suhu > 37,5 °C

b. Orang dengan tekanan darah tidak terkontrol atau tekanan darah >

180/110 mmHg (Jika tekanan darah >180/110 mmHg ditunda sampai

terkontrol)

c. Orang yang mengalami alergi berat setelah divaksinasi pada vaksin

sebelumnya maka tidak mendapat vaksinasi COVID-19 dosis kedua.

d. Orang yang sedang hamil, ditunda sampai melahirkan

e. Orang dengan penyakit autoimun seperti asma, lupus. Vaksinasi

ditunda jika sedang dalam kondisi akut atau belum terkendali.

f. Orang yang sedang mendapat pengobatan untuk gangguan pembekuan

darah, kelainan darah, defisiensi imun dan penerima produk

darah/transfusi. Vaksinasi ditunda dan dirujuk.

g. Orang yang sedang mendapat pengobatan immunosu atau kmoterapi

ditunda dan dirujuk.

h. Orang yang memiliki penyakit jantung berat dalam keadaan sesak.

Vaksinasi ditunda dan dirujuk.

i. Lansia yang dalam pemeriksaannya (sesuai format skrining) menjawab

lebih dari 3 pertanyaan dengan jawaban ya.

10. Vaksin bagi Penyintas Covid-19

Penyintas COVID-19 dapat divaksinasi 3 bulan setelah sembuh. Apabila

setelah dosis pertama sasaran terinfeksi Covid-19 maka dosis pertama

vaksinasi tidak perlu diulang tetap diberikan dosis kedua dengan interval

yang sama yaitu 3 bulan sejak dinyatakan sembuh (Kemenkes RI, 2021).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

11. Pemeriksanaan Kesehatan Sebelum Vaksinasi

Meskipun tidak diwajibkan sasaran dapat memeriksakan kesehatan

terlebih dahulu sebelum datang ke tempat pelayanan vaksinasi COVID-19.

Di tempat pelayanan nan vaksinasi, juga akan dilakukan

skrining/penapisan sebesuhu tubuh dan tekanan darah serta penggalian

informasi status kesehatan sasaran melalui pertanyaan standar yang akan

diajukan petugas kesehatan (Kemenkes RI, 2021).

E. Lansia

a. Pengertian

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat

mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan

tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar

dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna

dan bahagia (Maryam, dkk, 2012).

b. Proses Menua

Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan

secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan

menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh,

sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

keseluruhan. Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis

yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


26

mulai mengendur, timbul kriput, rambut beruban, gigi mulai ompong,

pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi

lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di

perut dan pinggul (Maryam, dkk, 2012).

c. Batas Umur Lansia

Klasifikasi lanjut usia menurut Maryam, dkk (2012) adalah sebagai

berikut:

a. Pralansia (presinilas) (45 – 60 tahun).

b. Lansia (60 tahun), 3).

c. Lansia resiko tinggi (70 tahun).

d. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

Perubahan yang terjadi pada lansia menurut (Maryam, dkk 2012), meliputi

perubahan fisik, sosial, dan psikologis.

a. Perubahan fisik

1) Sel : Jumlah berkurang, cairan tubuh menurun.

2) Kardiovaskuler : Katup jantung menebal dan kaku, elastisitas

pembuluh darah menurun, serta meningkatanya resistensi

pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat.

3) Respirasi : otot-otot pernapasan kekuatanya menurun dan kaku,

serta terjadi penyempitan pada bronkus.

4) Persarafan: penurunan respon motorik dan reflek.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

5) Muskuloskeletal : bungkuk persendian membesar dan menjadi

kaku (atrofi otot), kram, tremor, tendon mengalami sklerosis.

6) Pendengaran : membrane timpani atrofi sehingga terjadi gangguan

pendengaran.

7) Penglihatan : respon terhadap sinar menurun, lapang pandang

menurun dan katarak.

b. Perubahan sosial

1) Peran : single women dan single parent.

2) Keluarga : kesindirian, kehampaan.

3) Teman : ketika lansia lainya meninggal, maka muncul perasaan

kapan akan meninggal.

4) Abuse : kekerasan berbentuk verbal (dibentak).

5) Masalah hukum : berkaitan dengan perlindungan aset dan

kekayaan pribadi yang dikumpulkan sejak masih muda.

6) Rekreasi : untuk ketenangan batin

7) Keamanan : jatuh, kepleset.

8) Agama : melaksanakan ibadah.

9) Panti jompo : merasa dibuang/diasingkan.

c. Perubahan psikologis

Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory frustasi,

kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian,

perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan. Masalah-masalah

umum yang sering dialami oleh lansia:

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

1) Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus bergantung

pada orang lain.

2) Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan

untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya.

3) Menentukan hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi

dan kondisi fisik.

4) Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang

telah meninggal atau pergi jauh dan cacat.

5) Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus

direncanakan untuk orang dewasa

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

F. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan gambaran dari dimana suatu program riset berasal

atau di kaitkan. (Notoatmodjo, 2018). Kerangka Teori dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Kepatuhan

1. Pendidikan
2. Akomodasi
3. Modifikasi faktor lingkungan dan Vaksin Covid-19
sosial/Dukungan
Sosial/Dukungan Keluarga
4. Meningkatkan interaksi
profesional
5. Pengetahuan

Sumber : Niven (2012); Kemenkes RI (2020).

G. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu abstrak yang terbentuk oleh generelasasi

dari hal-hal khusus (Notoatmodjo, 2018) Kerangka Konsep dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2
Kerangka Konsep

Dukungan Keluarga Vaksin Covid-19

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

H. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara, patokan duga, atau dalil sementara, yang

kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2014).

Berdasarkan kerangka konsep di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha :

Ada hubungan hukungan keluarga dengan kepatuhan melaksanakan vaksinasi

Covid 19 pada Lansia di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun

2021.

Ho :

Tidak ada hubungan hukungan keluarga dengan kepatuhan melaksanakan

vaksinasi Covid 19 pada Lansia di Puskesmas Seputih Banyak Lampung

Tengah Tahun 2021.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah survey analitik dengan

cross sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,

dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan hukungan keluarga dengan kepatuhan

melaksanakan vaksinasi Covid 19 pada Lansia di Puskesmas Seputih Banyak

Lampung Tengah Tahun 2021.

B. Variabel penelitian

Variabel merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau yang didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu

konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2018). Variabel-Variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen

Merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga.

2. Variabel Dependen (variabel bebas)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat variabel bebas.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status imunisasi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

C. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah batasan pada variabel-variabel yang diamati atau

yang diteliti untuk mengarahkan kepada pengukur atau pengamataan terhadap

variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat

ukur (Notoatmodjo, 2018). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Cara
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Operasional Ukur
VARIABEL INDEPENDEN
1. Dukungan Hubungan Mengisi Kuisioner 0 : Dukungan Ordinal
keluarga interpersonal Kuisioner keluarga
yang meliputi Kurang
sikap, tindakan baik
atau penerimaan 1 : Dukungan
terhadap anggota keluarga
keluarga, Baik
sehingga anggota
keluarga merasa
mendapat
dukungan
meliputi
emosional,
penilaian,
instrumental dan
informasional

VARIABEL DEPENDEN
2. Vaksin Pelaksanaan Mengisi Kuisioner 0 : Tidak Ordinal
Covid-19 pemberian Kuisioner Patuh
antigen berupa 1 : Patuh
bakteri Covid-
19 yang telah
tidak aktif
sebagai upaya
meningkatkan
kekebalan
tubuh

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek dan subjek yang di teliti

(Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah Lansia di

Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah sebanyak 2065 lansia.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian responden diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2018).

a. Besar Sampel

Untuk menghitung jumlah sample rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

N
n=
1+ N ( d 2 )

Keterangan :
n : Besar sample
N : Besar populasi
d : Tingkat kepercayan yang atau ketepatan yang diinginkan (0,1)

Sehingga ditetapakan sample sebanyak :


N
n=
1+ N ( d 2 )
2065
n=
1+2065( 0,1 )2
157
n=
2 .57
n = 95.38 dibulatkan menjadi 95 sample

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


34

b. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2018). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a) Bersedia menjadi responden

b) Lansia (>60 Tahun) di Puskesmas Seputih Banyak Lampung

Tengah.

a) Mampu berkomunikasi dengan baik.

2) Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah karakteristik atau ciri-ciri anggota

populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,

2018). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah

a) Responden yang sedang terpapar Covid-19 atau penyintas

Covid-19 <3 Bulan lalu.

b) Lansia yang mengalami gangguan pengelihatan dan

pendengaran.

c) Lansia yang mengalami penyakit autoimun atau kanker

sehingga menghalangi pemberian Vaksin.

c. Tekhnik Pengambilan Sampel

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik Accidental sampling. Accidental sampling  merupakan tekhnik

pengambilan sampel secara aksidental (accidental) dengan mengambil

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


35

kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat

sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2018).

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2022 di Puskesmas Seputih

Banyak Lampung Tengah.

F. Etika Penelitian

Etika penelitain yaitu hak objek penelitian dan yang lainya harus di lindungi

(Nursalam, 2013). Beberapa prinsip dalam pertimbangan etika meliputi :

bebas eksplorasi, kerahasiaan, bebas dari penderita, bebas menolak menjadi

responden, dan perlu surat persetujuan (informed consent).

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada setiap responden yang menjadi

subyek penelitian dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan

tujuan dari penelitian serta menjelaskan akibat-akibat yang akan terjadi

bila bersedia menjadi subyek penelitian. Apabila responden tidak bersedia

maka peneliti wajib menghormati hak-hak pasien tersebut.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasian responden, responden hanya mengisi lembar

persetujuan menjadi responden menggunakan nama inisial saja. Dalam

penelitian ini kerahasiaan identitas subyek sangat diutamakan, sehingga

peneliti sengaja tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan

data.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti menjamin semua informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan. Penulis melindungi

privasi dan kerahasiaan identitas atau jawaban yang diberikan. Subyek

berhak untuk tidak mencantumkan identitasnya dan berhak mengetahui

kepada siapa saja data tersebut disebarluaskan.

4. Respect for Justice an Inclusiveness (Keadilan dan Keterbukaan)

Peneliti tidak membanding-bandingkan responden, Prinsip keadilan ini

menjamin bahwa semua subyek penelitiaan baik memperoleh keuntungan

yang sama, dan perlakuan yang sama tanpa membedakan gender, agama,

etnis dan sebagainya.

5. Balancing Harm and Benefits (Memperhitungkan Manfaat dan

Kerugian yang ditimbulkan)

Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

responden, pelaksanaan penelitian tidak merugikan responden dan dapat

mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit.

6. Asas Kemanfaatan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi responden secara

optimal.

7. Respect for Human Dignity (menghormati harkat dan martabat

manusia)

Peneliti mempertimbangkan hak-hak responden, untuk mendapat

informasai tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut. Peneliti

juga memberikan informasi atau tidak memeberikan informasi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

G. Instrumen Penelitian

1. Instrumen

Instrumen penelitian adalah pengumpulan data dengan cara apapun dan

selalu di perlukan suatu alat (Notoatmodjo, 2018). Instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah Kuisioner yang digunakan untuk

mengukur dukungan keluarga dan pelaksanan Vaksin Covid-19 responden.

2. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur benar-benar

mengukur apa yang di ukur (Sugiyono, 2017).

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah uji untuk mengetahui ketepatan intrument pengukuran

dengan konsistensi. Data yang tidak reliable, tidak dapat diproses lebih

lanjut karena akan menghasilkan kesimpulan yang bias pengujian

reabilitas (Sugiono, 2017).

H. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2017). Data dalam penelitian ini

merupakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden

setelah responden mengisi kuesioner penelitian berupa dukungan keluarga

dan Kepatuhan Vaksin Covid-19.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

I. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan penelitian

setelah pengumpulan data. Data yang masih mentah perlu diolah sedemikian

rupa sehingga menjadi informasi yang dapat digunakan untuk menjawab

tujuan penelitian (Hastono, 2017). Agar analisa data menghasilkan informasi

yang benar, ada 4 tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui yaitu :

1. Editing

Melakukan pengecekan instrumen penelitian apakah jawaban telah

memenuhi syarat, yaitu :

a. Lengkap : Semua instrumen penelitian telah terisi.

b. Jelas : Jawaban pertanyaan apakah tulisan cukup terbaca

c. Relevan : Jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan

penelitian

d. Konsisten : Apakah pertanyaan yang berkaitan isi jawaban konsisten.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan mengubaha data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka/atau bilangan. Coding pada variabel dukungan

keluarga kode 0 bila dukungan keluarga kurang baik dan kode 1 dukungan

keluarga baik, sedangkan pada variabel kepatuhan vaksin kode 0 bila tidak

patuh, kode 1 bila patuh.

3. Processing

Setelah semua isian instrumen terisi dengan benar dan juga telah melewati

pengkodingan serta pemberian skor terhadap item yang perlu diberi skor,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


39

selanjutnya adalah memproses data yang sudah dientri untuk dapat

dianalisis. Pemrosesan dapat dilakukan dengan cara mengentri data dari

kuesioner atau instrument kepaket program komputer. Kemudian

menghitung atau mencatat data yang telah terkumpul, selanjutnya diolah

dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

4. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali

data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan

tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry ke komputer.

Misalnya pada variabel.

J. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoadmodjo, 2014). Analisa

univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, dukungan keluarga

dan kepatuhan Vaksin Covid-19.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoadmodjo, 2018).

Keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dapat

dilihat dari nilai P value. Berlaku ketentuan bila P value lebih besar dari

0,05 maka Ho diterima dan apabila P value lebih kecil atau sama dengan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


40

(≤) 0,05 maka Ho ditolak (Sugiyono, 2017). Analisa bivariat dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hukungan keluarga

dengan kepatuhan melaksanakan vaksinasi Covid 19 pada Lansia di

Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2021..

K. Jalannya penelitian

Langkah –langkah pengumpulan data dalam penelitian

1. Langkah persiapan

a. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

pendidikan program S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan

Universitas Muhamadiyah.

b. Menyerahkan permohonan izin yang diperoleh ke tempat penelitian di

Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah.

2. Langkah pelaksanaan

a. Menyerahkan surat izin dan tanggal penelitian

b. Memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi lalu menjeleskan

tujuan penelitian.

c. Memberikan lembar persetujuan menjadi responden

d. Memberikan kuisioner kepada masing-masing responden.

e. Peneliti meneliti kembali apakah sudah memenuhi persyaratan

pengisian.

f. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dan

analisis data, hasil pengolahan dan analisis data dirumuskan

kesimpulan penelitian, kemudian data disajikan dalam bentuk tabel.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


LAMPIRAN-LAMPIRAN

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Responden yang saya hormati, saya yang tertulis di bawah ini :

Nama : Ahmad Syaifudin

NPM : 2020206203234P

Merupakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang akan melaksanakan penelitian

dengan judul “Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan melaksanakan

vaksinasi Covid 19 pada Lansia di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah

Tahun 2021”. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi syarat kelulusan program

Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah serta diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan tentang faktor faktor

yang dapat mempengaruhi pelaksanaan Vaksinasi Covid-19.

Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan

dalam kepentingan penelitian. Jika ditengah-tengah penelitian saudara/i/bapak/ibu

tidak bersedia menjadi responden maka diperbolehkan mengundurkan diri untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini. Apabila saudara/i/bapak/ibu mengetujui, saya

mohon untuk menandatangani surat persetujuan dan menjawab pertanyaan yang

diajukan peneliti.

Lampung Timur, 2021

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut

berpartisipasi dalam penelitian :

Nama :

Usia :

Alamat :

Setelah mendapatkan informasi mengenai penelitian ini, saya mengerti dan

memahami tujuan dan manfaat yang akan dilakukan. Saya yakin bahwa peneliti

akan menghargai menjunjung tinggi hak-hak saya. Saya mengerti partisipasi saya

sebagi responden akan memberikan manfaat dalam meningkatkan cakupan Vaksin

Covid-19 serta memutus rantai penularan Covid-19. Maka dengan ini, saya

menyatakan bersedia menjadi responden dan menandatangani lembar persetujuan.

Dengan ini, maka saya menyatakan untuk bersedia berpartisipasi secara aktif

dalam penelitian ini dan bersedia menandatangani lembar persetujuan ini.

Lampung Timur, ...........2021

Responden,

.........................................

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

LEMBAR KUISIONER

A. Karakteristik responden   

1. Kode Responden : Diisi oleh peneliti


2. Usia : . . . . . . .Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Pendidikan : SD SMP SMA
Perguruan Tinggi
5. Status Vaksin : Vaksin Belum Vaksin

B. Kuesioner Dukungan Keluarga

Berilah tanda Check list (√) pada jawaban yang paling sesuai denganpendapat

anda

No Pernyataan Ya Tidak
Dukungan Emosional
1. Keluarga mendengarkan saya bila saya memiliki
keluhan tentang masalah kesehatan
2. Keluarga mendampingi sayaketika akan
melaksanakan vaksin Covid-19
3. Keluarga menanyakan keadaan saya ketika akan
melaksanakan vaksin.
4. Keluarga selalu memotivasi saya dalam
melaksanakan vaksin Covid-19
5. Keluarga memberikan perhatian khusus selama
pandemi Covid-19.
6. Keluarga mengingatkan saya untuk berhati-hati
dalam melaksanakan aktifitas terutama pada masa
pandemi Covid-19
7. Keluarga menanyakan kondisi dan perasaan saya
setelah melaksanakan perkejaan
Dukungan Penilaian

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

8. Keluarga memberi pujian dan perhatian kepada


saya untuk melaksanakan Vaksin Covid-19
9. Keluarga memahami perasaan dan ketakutan saya
dalam melaksanakan vaksin Covid-19
Dukungan Instrumental
10. Keluarga bersedia memfasilitasi atau
mengantarkan saya dalam melaksanakan Vaksin
Covid-19
11. Keluarga memberikan saya bantuan materil
selama masa pandemi
12. Keluarga memperhatikan asupan nutrisi saya
selama masa pandemi dan proses ketika akan
melaksanakan vaksin Covid-19
Dukungan Informasional
13. Keluarga mencari informasi kesehatan tentang
perkembangan vaksin Covid-19
14. Keluarga memberikan informasi terbaru tentang
perkembangan vaksin Covid-19
15. Keluarga mengingatkan saya tentang manfaat
vaksin Covid-19

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KONVERSI
Jalan Makam KH. Gholib No.112 Telp/Fax/ (0729)22537 Pringsewu Lampung 35373

LEMBAR KONSUL

Nama Mahasiswa : Ahmad Syaifudin


NIM : 2020206203234P
Prodi : S1 Keperawatan Konversi
Pembimbing : Ns Pira Prahmawati. S.Kep., M.Kes.
Judul Penelitian : Hubungan hukungan keluarga dengan kepatuhan
melaksanakan vaksinasi Covid 19 pada Lansia di
Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun
2021.

No
Tanggal BAB Perbaikan Paraf
.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai