Anda di halaman 1dari 68

i

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah menjadi wabah di


dunia. Pertama kali muncul di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Setelah itu, dalam beberapa minggu, virus ini menyebar ke seluruh bagian
negara Cina dan dalam kurun waktu 1 bulan menyebar ke negara lainnya,
termasuk Italia, Amerika Serikat, dan Jerman. Penyakit ini menjadi masalah
“Kegawat-daruratan Kesehatan Masyarakat Internasional” Public Health
Emergency of International Concern (Word Health Organization, 2020).

Di Indonesia, gelombang pertama infeksi Covid-19 terjadi pada Januari


dan Februari 2020. Maksimal kasus harian Covid-19 saat itu sebanyak 14.528
kasus pada 30 Januari 2020. Kemudian, pada Juni-Juli 2021, corona versi
Delta Virus tersebut menyebabkan gelombang kedua infeksi Covid-19 di
Indonesia. Gelombang kedua penyakit Covid-19 mencapai puncaknya pada 15
Juli 2021, dengan 56.757 kasus baru infeksi virus corona. Bentuk Omicron dari
virus corona telah memicu gelombang ketiga serangan Covid-19 di Indonesia.
Sejauh ini penambahan kasus Covid-19 terbesar terjadi pada 17 Februari 2022
sebanyak 63.956 kasus (Kemenkes RI, 2022). Pada Sabtu 5 Februari 2022,
Dinas Kesehatan Tangerang melaporkan jumlah infeksi aktif Covid-19 di
wilayahnya mencapai 930 kasus setiap harinya. Jumlah ini meningkat dari 600
orang pada Jumat 20 Februari 2022. Sekitar 250 orang telah dikarantina, 300
orang telah dipulangkan untuk mengisolasi diri, dan lainnya dirawat di rumah
sakit rujukan (Dinkes Tangerang, 2022).

Tingkat morbiditas dan mortalitas pasien covid berhubungan dengan derajat


keparahan penyakit (ada tidaknya komorbid). Jumlah mortalitas mencapai 5,41%
tetapi jumlah kasus berat mencapai 23,80%. Derajat penyakit yang parah (kasus
berat atau gagal nafas merupakan penyebab peningkatan jumlah morbiditas dan

1
mortalitas. Jika derajat keparahan oksigenasi tidak ditanggulangi, maka pasien
akan jatuh ke derajat berat, kritis, sepsis dan syok sepsis. Sehingga meningkatkan
kebutuhan alat bantu oksigen High Flow Nasal Canul (HFNC) dan perawatan
Intensif Unit Care (ICU). Sebagian besar pasien dengan Covid-19 menunjukkan
gejala ringan sampai sedang, namun sekitar 15% berkembang menjadi pneumonia
berat dan sekitar 5% akhirnya mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS) , syok septik dan/atau gagal organ multipel. Klasifikasi kasus ringan,
seperti timbul gejala demam, gangguan pernapasan atas, sesak napas dan diare
bahkan tanpa gejala. Kasus berat, meliputi pneumonia, gagal organ multipel dan
kematian (Word Health Organization, 2020).

Karena banyak masyarakat masih salah paham tentang virus corona dan
tidak menyadari bahayanya serta tidak mengikuti persyaratan protokol kesehatan
yang ditetapkan pemerintah, risiko penularan Covid-19 terus meningkat. Selain
diwajibkan melakukan pelaksanaan prosedur kesehatan, tetapi juga melakukan
intervensi tambahan yang efektif, seperti upaya vaksinasi Covid-19 sedini
mungkin guna mencegah penyebaran Covid-19 (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020).
Vaksin bukan hanya melindungi pada masyarakat yang telah divaksinasi saja,
tetapi akan melindungi seluruh masyarakat lainnya dengan mencegah dan memper
kecil penyebaran penyakit. Pengembangan vaksin sangat penting untuk
menghasilkan vaksinasi yang aman dan efisien karena dapat mencegah dan
menghentikan penyebaran penyakit di masa depan. Apalagi saat virus menyebar
dengan cepat oleh karna itu vaksin yang dapat digunakan dalam jangka cepat
diperlukan untuk mengurangi keparahan penyakit (Sari, 2020).

Selama wabah Covid-19 pemerintah melakukan segala cara untuk mengatasi


wabah tersebut. Presiden Republik Indonesia (RI) diketahui telah membentuk tim
nasional untuk mempercepat pengembangan vaksin Covid-19. Pembentukan tim
pengembangan vaksin Covid-19 di bawah pengawasan Menteri Perekonomian
diatur dengan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 yang diterbitkan pada 3
September 2020. Selanjutnya, Departemen Riset dan teknologi membawahkan
tugasnya melaporkan kepada Presiden tentang kegiatan sehari-hari para tim.
Menanggapi pandemi Covid-19, Presiden menandatangani dan menerbitkan
Peraturan Presiden (Perpres) tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan rencana
vaksin pada 6 Oktober 2020. Berdasarkan Perpres tersebut, pemerintah akan
merencanakan pengadaan dan pendistribusian vaksin, serta pelaksanaan
vaksinasi. (Kemenkes RI, 2020).

Vaksin Covid-19 harus segera dilakukan jika tertundanya peluncuran vaksin


satu minggu saja mengakibatkan jutaan kematian (Kaur, 2020). Salah satu
keberhasilan pemerintah dalam memerangi dan menangani Covid-19 dengan
cara melakukan vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.
Vaksin Covid-19 bertujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19,
meminimalkan kesakitan dan kematian terkait Covid-19, mencapai kekebalan,
dan melindungi masyarakat dari Covid-19. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa
banyak kelompok masyarakat yang terus menentang vaksinasi tersebut. Ada
berbagai alasan mengapa beberapa masyarakat menentang adanya vaksinasi,
mulai dari masalah kesehatan hingga keyakinan agama atau kepercayaan
(Kemenkes RI, 2020).

Secara umum, ada tiga sikap terhadap vaksin pada masyarakat yaitu
kelompok vaksinasi, kelompok ragu atau suspek vaksin dan kelompok
penolakan (Heryana, 2020). Ketika vaksin tersedia secara luas, keraguan
mengenai efektivitas dan potensi keamanannya muncul. Keraguan vaksin
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, penyedia, sikap dan keyakinan vaksinasi,
serta masalah organisasi, politik, budaya atau sejarah yang lebih luas
(MacDonald et al, 2015). Persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, menurut
Krech dan Crutchfield dalam Rakhmat (2007) diantaranya faktor fungsional atau
personal, struktural dan situasional. Usia, jenis kelamin, kebutuhan, pengetahuan,
pendidikan, pekerjaan, uang, masa kerja, motivasi, kepribadian, dan posisi sosial
merupakan faktor fungsional atau personal. Lingkungan, latar belakang budaya,
dan agama merupakan pengaruh dari faktor struktural, Sedangkan faktor
situasional meliputi petunjuk proksemik dan kinesik.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Rt.003/Rw.05


Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang dari 10
responden melalui wawancara diantaranya 7 responden mereka mengatakan tidak
setuju dengan vaksin Covid-19 karna masih ragu disebabkan banyak terdapat
rumor negatif terhadap vaksin Covid-19 contohnya faktor kehalalan, efektivitas
dan manfaat serta keamanan vaksin Covid-19 dan 3 responden lainnya setuju
dengan vaksin dan sudah divaksin. Oleh karena itu persepsi yang berbeda-beda
pada mayarakat di Teluknaga Kabupatern Tangerang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Karna masih banyaknya masyarakat yang belum divaksin
dengan persepsi yang berbeda-beda tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti
lebih lanjut mengenai apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi
masyakarat terhadap vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang Tahun 2022.

1.2 Rumusan Masalah


Masih banyaknya masyarakat yang belum divaksin dengan persepsi yang
berbeda-beda tersebut. Oleh karna itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022.

1.3 Pertanyaan Peneliti


1) Adakah hubungan antara usia dengan persepsi masyarakat terhadap
vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022 ?
2) Adakah hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022 ?
3) Adakah hubungan antara pendidikan dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022 ?
4) Adakah hubungan antara pengetahuan dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022 ?
5) Adakah hubungan antara perkerjaan dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022 ?
6) Adakah hubungan antara status pernikahan dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022?
7) Adakah hubungan antara status ekonomi dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022 ?

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di
Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.

1.4.2 Tujuan Khusus


1) Mengetahui hubungan antara usia dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
2) Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi
masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di di wilayah Kecamatan
Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
3) Mengetahui hubungan antara pendidikan dengan persepsi
masyarakat terhadap Vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan
Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
4) Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan persepsi
masyarakat terhadap Vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan
Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
5) Mengetahui hubungan antara pekerjaan dengan persepsi
masyarakat terhadap Vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan
Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
6) Mengetahui hubungan antara status pernikahan dengan persepsi
masyarakat terhadap Vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan
Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
7) Mengetahui hubungan antara status ekonomi dengan persepsi
masyarakat terhadap Vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan
Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
1.5 Manfaat Peneliti
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian serta
masukan dalam menambah informasi bagi masyarakat tentang
pentingnya vaksin Covid-19.
1.5.2 Manfaat Praktis
a) Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan pada masyarakat semakin baik
persepsi masyarakat tentang vaksin covid-19 maka semakin baik
pula penerimaan terhadap vaksin Covid-19.
b) Bagi Peneliti
Penelitian ini menjadi pengalaan langsung bagi peneliti dalam
pembuatan kuesioner serta terjun langsung dilapangan untuk
mengetahui lebih dalam persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Covid-19

2.1.1 Definisi Covid-19


Corona Virus Disease (Covid-19) adalah penyakit infeksi
pernapasan yang sangat menular yang menyebabkan gangguan fungsi
pernapasan. Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang juga
dapat menyebabkan pneumonia Covid-19 dengan gejala seperti demam,
sesak napas, gejala pernapasan akut, hipoksemia berat dengan keluhan
paru normal, hampir tidak mungkin terjadi pada sindrom gangguan
pernapasan akut (ARDS). ), dan beberapa pneumonia yang tidak
memerlukan terapi oksigen tanpa adanya pneumonia berat
(hipoksemia). Masalah oksigenasi (oxygenous-primary impairment)
merupakan masalah yang menonjol pada pasien Covid-19, dimulai
dengan penurunan kadar oksigen (SpO2 93%) dan peningkatan
frekuensi pernapasan (RR > 30 x/menit). Infeksi virus SAR-CoV-2,
yang menyerang paru-paru dan menyebabkan pneumonia sehingga
terjadi gangguan oksigenasi. Tingkat kematian adalah 5,41%, tetapi
kasus yang parah menncapai total 23,80%. Tingkat derajat penyakit
yang parah (kasus berat /gagal pernapasan) menyebabkan kematian.Jika
gangguan oksigenasi dibiarkan tanpa penatalaksanaan yang baik akan
mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan akut berat/ARDS, sepsis
dan syok sepsis. Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)
merupakan komplikasi utama Covid-19 yang terjadi pada 20-40%
pasien (Word Health Organization, 2020).

2.1.2 Gejala Klinis Covid-19


Tanda awal biasanya ringan lalu berkembang seiring waktu.
Segelintir yang terinfeksi tidak ada indikasi atau gejala dan tampak
sehat. Demam, kelelahan, dan batuk kering adalah gejala Covid-19

7
yang paling umum. Beberapa pasien mungkin akan mengalami nyeri,
hidung tersumbat, pilek, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan,
diare, kehilangan penciuman, dan ruam.Hasil data dari berbagai negara
yang mengalami awal pademi Covid-19, 40% kasus akan berkembang
menjadi penyakit ringan, 40% akan berkembang menjadi penyakit
sedang seperti pneumonia, 15% akan berkembang menjadi penyakit
parah dan 5% kasus akan menjadi kritis. Pasien dengan keluhan ringan
mengatakan mereka merasa lebih baik dan sembuh setelah seminggu.
Dalam kasus yang parah yaitu perkembangan Sindrom gangguan
pernapasan akut (ARDS), sepsis, dan syok septik, serta kegagalan organ
multipel, gagal ginjal atau gagal jantung akut yang berujung kematian.
Orang tua serta mereka yang memiliki riwayat masalah kesehatan
seperti hipertensi, penyakit jantung dan paru-paru, diabetes, dan kanker
akan memiliki risiko sangat rentan terkena penyakit serius
(Kementerian Kesehatan RI, 2020).
2.1.3 Patogenesis Covid-19
Infeksi Covid-19 menyebabkan jumlah sel darah putih yang lebih
besar, pola pernapasan yang tidak normal, dan peningkatan kadar
sitokin proinflamasi plasma pada pasien. Menurut laporan kasus Covid-
19 pasien yang terinfeksi mengalami demam 5 hari, batuk, suara napas
yang keras di kedua paru-paru, dan suhu tubuh 39°C. Dalam tes rantai
polimerase positif secara real-time pada dahak pasien mengkonfirmasi
pasien terinfeksi (Rothan, 2020). Infeksi Covid-19 menyebabkan
pneumonia berat, RNAemia, dan cedera jantung akut karena Covid-19
merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan (Rothan, 2020).

2.1.4 Gambaran Klinis


Demam, mialgia, batuk kering, sesak napas, kelelahan, dan bukti
radiografi ground glass opacity (GGO) dengan penguatan bilateral
terkait dengan Pneumonia Atipikal meruapakan gambaran gejala klinis
khas SARS-CoV2 atau Covid-19. Pada radiografi dada, 25% pasien
memiliki infiltrat paru unilateral, sedangkan 75% pasien memiliki
infiltrat paru bilateral. Covid-19 dengan gagal napas memiliki tingkat
kegagalan yang sangat tinggi dengan kondisi memburuk atau tidak
membaik. Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) yang
mempengaruhi 20-41% pasien yang sakit kritis, merupakan komplikasi
utama dari Covid-19. Intubasi dan pernapasan mekanis diperlukan
untuk pengobatan ARDS, yang mengharuskan masuk ke unit perawatan
intensif (ICU) dan meningkatkan mortalitas. Pneumonia berat pada
orang dengan gejala pneumonia (demam, batuk, dispnea). Pneumonia
berat pada pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk,
dispnea, takipnea), demam atau infeksi saluran pernapasan ditambah 1
dari berikut ini :
 Laju pernapasan >30 x/menit
 Distres pernapasan berat
 SpO2≤ 93% udara ruang
(Huang et al, 2020).

2.1.5 Klasifikasi Pasien Covid-19


Klasifikasi pasien Covid-19 dibagi menjadi 8 bagian, menurut
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Revisi V
(2020), yaitu :

a. Kasus Suspek
1) Seseorang yang memiliki salah satu dari kondisi berikut ini
dianggap sebagai kasus suspek yaitu orang yang menderita
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) telah pergi atau
menetap di suatu wilayah yang dilaporkan telah terjadi
penularan lokal di Indonesia kurun wakru 14 hari terakhir
sebelum munculnya gejala.
2) Seseorang yang memiliki riwayat kontak langsung pada pasien
terkonfirmasi Covid-19 kurun waktu 14 hari terakhir sebelum
munculnya gejala-gejala seperti gejala ISPA
3) Pasien ISPA berat atau pneumonia berat harus dirawat di
rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan, yang harus
berdasarkan bukti klinis.
b. Kasus Probable
Kasus dengan dugaan ARDS berat atau kematian disebabkan
gejala klinis Covid-19 yang menyakinkan tetapi hasil uji
laboratorium Rt-PCR tidak memungkinkan atau tidak ada.
c. Kasus Konfirmasi
Kasus terverifikasi atau seseorang yang hasil pemeriksaan
laboratorium RTPCR virus Covid-19 positif. Ada dua jenis kasus
konfirmasi.yaitu :
1. Gejala kasus terkonfirmasi (dengan gejala / sympromatic)
2. Kasus terkonfirmasi asimtomatik (tidak bergejala)
d. Kontak erat
Orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan kasus
terkonfirmasi atau suspek Covid-19. Berikut ini adalah contoh
catatan riwayat kontak yang mencurigakan :
1) Kontak tatap muka dengan kasus potensial atau terkonfirmasi
pada radius 1 meter dan dalam waktu 15 menit atau lebih.
2) Kontak fisik langsung yang dilakukan dalam kurun waktu
singkat (bersalam)
3) Yang melakukan tindakan kepada kasus yang telah
terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa menggunakan standar alat
perlindungan diri (APD).
e. Pelaku Perjalanan
Dimana pernah memiliki riwayat perjalanan dalam waktu 14
hari terakhir dari dalam negeri maupun luar negeri .
f. Discarded
1) Yang telah dicurigai dan pada tes RT-PCR kurun waktu 2 hari
hasil pada tes tersebut negatif (interval> 24 jam)
2) Seseorang yang telah berstatus kontak langsung dan telah
menyelesaikan 14 hari masa karantina.
g. Selesai Isolasi
1) Kasus tanpa gejala terkonfimasi tidak ada.
2) Demam dan gejala pernapasan memudar setelah tiga hari, dan
kasus/gejala dengan tes RT-PCR negatif dua kali lebih
mungkin untuk diverifikasi sebagai kasus yang dikonfirmasi.
Kemungkinan kasus tanpa RT-PCR tindak lanjut/simptomatik
(gejala) kasus diverifikasi adalah 10 hari setelah awal gejala,
ditambah setidaknya 3 hari setelah timbulnya demam dan
gejala pernapasan.
h. Kematian
Kasus Covid-19 yang sedang dipantau telah terbukti atau
berpotensi mengakibatkan kematian akibat Covid-19.
(Kementerian Kesehatan RI, 2020).

2.2 Vaksinasi Covid-19


2.2.1 Definisi Vaksin
Vaksin berawal dari kata Latin "vaccine" yang mengacu pada
bakteri yang disebut Variolae vaccinae yang awalnya digunakan untuk
mencegah efek cacar atau cacar pada manusia pada tahun 1798. Semua
preparasi biologis dan sintesis bahan menggunakan organisme hidup
yang meningkatkan kekebalan terhadap penyakit, mencegah
(prophylactic vaccines) atau perawatan penyakit yang disebut dengan
vaksin (therapeutic vaccines). Lebih dari sebelumnya, vaksinasi adalah
strategi yang aman dan efisien untuk mencegah penyakit dan
menyelamatkan nyawa. Setidaknya 20 penyakit saat ini dilindungi oleh
vaksin, termasuk difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak.
Setiap tahun, vaksin ini membantu menyelamatkan nyawa hingga 3 juta
orang. (Word Health Organization, 2020).

Pengembangan vaksin Covid-19 dibuat untuk memerangi wabah


SARS-CoV-2 yang bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan
mortalitas terkait Covid-19. Sejumlah kandidat vaksin telah ditemukan
dan penelitian untuk pengembangan vaksin sedang dilakukan dengan
menggunakan vaksin berbasis asam nukleat, protein subunit, virus
hidup yang dilemahkan, virus inaktif, dan vektor virus lainnya (Sunita,
2020).

Vaksin Covid-19 adalah produk biologis yang terdiri dari antigen


yang ketika diberikan kepada manusia menyebabkan mereka
memperoleh kekebalan pada tiap penyakit. Vaksin untuk pencegahan
infeksi SARS-CoV-2 sedang dikembangkan oleh sejumlah negara,
termasuk Indonesia terdiri antara lain vaksin virus yang dilemahkan,
vaksin hidup yang dilemahkan, vaksin vektor virus, dan vaksin asam
nukleat, seperti virus. Vaksinasi (vaksin mirip virus) dan vaksin subunit
protein adalah dua jenis vaksin. Tujuan pengembangan vaksin adalah
untuk menghentikan penyebaran Covid-19, meminimalkan kesakitan
dan kematian terkait Covid-19, memperoleh kekebalan pada masyarakat
dan melindungi masyarakat dari Covid-19 sehingga bisa tetap
menyeimbangkan aktivitas sosial dan ekonomi pada masyarakat
(Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020). Dalam vaksin Covid-19 menurut
Menteri Kesehatan memiliki tiga keunggulan termasuk memperkuat
kekebalan setiap orang yang divaksinasi langsung, jika jumlah
penduduk yang sudah divaksinasi besar maka sistem kekebalan
penduduk tersebut akan melindungi mereka yang belum divaksinasi
atau yang belum menjadi populasi target vaksin (Winanto, 2020).

2.2.2 Tujuan Vaksinasi Covid-19


Kajian ITAGI (2020) dalam Grand Design / Roadmap
Pelaksanaan vaksin Covid-19 merumuskan tujuan dilakukan vaksinasi
Covid-19 (Kemenkes RI, 2021).

a. Mengurangi morbiditas dan mortalitas terkait


Covid-19.
b. Untuk mencegah, menjaga kesehatan dan kekbalan masyarakat
(herd imunity)
c. Memperkuat sistem kesehatan dengan keseluruhan
d. Mempertahankan produktifitas serta meminimalisirkan
dampak penurunan sosial dan ekonomi.
2.2.3 Jenis-Jenis Vaksin Covid-19
Pemerintah telah menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 yang
harus digunakan di Indonesia, menurut Menteri Kesehatan RI Therawan
Agus Putranto (2021), antara lain :

1) Vaksin Merah Putih


BUMN PT Bio Farma (Persero) dan Lembaga Eijkman
bekerjasama mengembangkan vaksin merah putih. Vaksinasi
merah putih diharapkan selesai pada akhir tahun 2021, menurut
pemerintah. Bio Farma serta Sinovac Biotech ialah produsen
vaksinasi asal China.
2) Astra Zeneca
Menurut uji AstraZeneca dan Oxford University, aktivitas
efiesiensi pembuatan vaksin terhadap virus corona memasuki
jumlah 70%. Saat ini, tes sedang dilakukan pada total 20.000
orang. Diperkirakan bahwa vaksin AstraZeneca akan mudah
didistribusikan, karena penyimpanannya tidak perlu terpapar suhu
yang sangat rendah atau dingin.
3) China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)
Perusahaan Grup Farmasi Nasional China. Terlepas dari
kenyataan bahwa fase akhir pengujian belum selesai, China telah
memvaksinasi 1 juta masyarakat di bawah perizinan darurat.
Sebelum terobosan yang sebenarnya, Sinopharm hanya digunakan
oleh pejabat Cina, karyawan perjalanan, dan pelajar. Uni Emirat
Arab menjadi pemerintah pertama di luar China yang menyetujui
penggunaan vaksin pada September 2020.

4) Moderna
Moderna menyatakan memiliki tingkat produksi vaksin efektif
94,5 %. Moderna mengaku telah mengajukan permohonan kepada
badan regulasi di Amerika Serikat dan Eropa untuk penggunaan
darurat vaksin Covid-19 pada akhir November lalu. Moderna
berpikir bahwa vaksinnya memenuhi pedoman penggunaan darurat
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
5) Pfizer Inc and BioNTech
Di Amerika Serikat dan Eropa, Pfizer Vaccines dan BioNTech
telah mendorong BPOM untuk segera menggunakan vaksin virus
corona mereka. Mereka menyatakan bahwa 95 persen vaksinasi
efektif melawan virus corona dalam eksperimen terbaru, yang
berlangsung pada 18 November 2020, dan tidak ada risiko
keamanan.
6) Sinovac Biotech Ltd
CoronaVac saat ini sedang melalui studi fase 3. Di Brasil,
Indonesia, dan Bangladesh, Sinovac sedang menguji vaksin
mereka. Antibodi yang dihasilkan oleh vaksin tersebut dapat
menetralkan 10 jenis Sars-coV-2, menurut data awal percobaan
pada monyet yang diterbitkan dalam jurnal Science (Kemenkes RI,
2021).
2.2.4 Efek Samping Vaksin Covid-19
Secara umum, efek samping dapat bervariasi, biasanya ringan
dan sementara, tidak selalu terjadi, dan tergantung pada kondisi
tubuh. Efek samping ringan contohnya demam, nyeri otot, atau ruam
di tempat suntikan adalah suatu hal yang wajar tetapi masih harus
dipantau.
Hal ini dapat dikenali sejak awal pengembangan dan pengujian
vaksin, sehingga memungkinkan untuk dipelajari lebih lanjut bahwa
manfaat vaksin jauh lebih besar dari pada risiko infeksi jika tidak
divaksinasi (Kemenkes RI, 2021).
2.2.5 Keamanan Vaksin Covid-19
Pemerintah membuat kemajuan pesat dalam mengembangkan
vaksinasi untuk memerangi Covid-19. Namun, karena keamanan dan
keefektifan adalah hal yang terpenting, maka itu semua dilakukan
dengan hati-hati dan presisi dengan perencanaan yang matang.
Keamanan dan efektivitas vaksin selalu menjadi prioritas utama,
bahkan dalam situasi yang mengancam jiwa. Unsur keamanan vaksin
yang telah dibuktikan melalui beberapa fase uji klinis adalah tepat dan
sesuai dengan prinsip ilmiah dan norma medis. Proses penelitian vaksin
masih memiliki banyak tahapan yang harus dilalui sebelum dapat
digunakan secara internasional, antara lain :

a) Tahap praklinik
b) Tahap klinis (fase 1-3)
c) Penetapan penggunaan vaksin.

Vaksinasi Covid-19 hanya diberikan oleh pemerintah jika telah


terbukti aman dalam uji klinis dan telah mendapatkan Emergency Use
Authorization (EUA) dari BPOM. Pengembangan vaksin yang rata-rata
memakan waktu 10-20 tahun, kini bisa selesai dalam 1 hingga 3 tahun.
Kandidat vaksin harus melalui semua fase praklinis, uji klinis tahap 1,
2, dan 3dan penetapan penggunaan vaksin, meskipun prosesnya
dipercepat. Vaksin yang akan tersedia untuk masyarakat umum telah
menyelesaikan uji klinis fase 3 yang menilai keamanan dan kemanjuran
vaksin. Vaksin dengan tingkat efikasi 50-70 persen dan kekebalan
terhadap penyakit setidaknya selama 12-18 bulan akan dinyatakan layak
digunakan di seluruh dunia (Kemenkes RI, 2021).

2.3 Persepsi Masyarakat terhadap Vaksin Covid-19


2.3.1 Pengertian Persepsi
Setiap orang memiliki persepsi sendiri terhadap sesuatu yang
dipikirkan, dilihat, dan dirasakan. Hal ini juga menyiratkan bahwa
persepsi seseorang mempengaruhi apa yang dia lakukan untuk
memenuhi berbagai kepentingan, baik untuk dirinya sendiri,
keluarganya, maupun lingkungan masyarakat tempat dia
berinteraksi. Meskipun objek yang dilihat adalah sama, namun
persepsi terbentuk dari konkritisasi pikiran, yang selanjutnya
menimbulkan pengertian atau gagasan yang berbeda dari setiap
orang (Safitri, 2015).

Individu telah mengakui persepsi ialah suatu proses internal


untuk memilih, menyeleksi, mengelola dan mengatur rangsangan
atau stimuli yang berasal dari luar. Hal ini dikumpulkan olen panca
indera seseorang, lalu secara alami perasaan dan pikiran individu
akan memberikan makna dari rangsangan yang ada. Persepsi secara
sederhana adalah proses individu memahami interaksi atau kontak
dengan lingkungan di sekitarnya (Sunaryo, 2013).

Seleksi yaitu proses penyaringan rangsangan eksternal atau dari


luar oleh indera yang intensitas dan jenisnya bisa banyak atau
sedikit dan interpretasi yaitu proses pengorganisasian informasi
sehingga memiliki makna bagi seseorang hal tersebut adalah tiga
komponen utama dari proses persepsi. Interpretasi dan persepsi
tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam perilaku sebagai reaksi
atau tingkah laku. Tujuan dari proses persepsi adalah untuk
memilih, menginterpretasikan, dan membulatkan suatu infromasi
yang telah masuk (Sobur, 2013).

Pengertian persepsi masyarakat adalah tanggapan atau


pengetahuan lingkungan dari sekelompok orang yang berinteraksi
satu sama lain karena memiliki nilai, norma, metode, dan tata cara
yang sama dalam bentuk suatu sistem adat istiadat yang
berkesinambungan dan terikat oleh suatu identitas bersama yang
bersumber dari interpretasi data indera (Raden, 2019).

Pandangan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 tentu


dipengaruhi oleh informasi yang tersebar di lingkungan sekitar.
Namun, persepsi masyarakat tentang vaksin Covid-19 dipengaruhi
oleh kualitas informasi yang mereka terima melalui pendengaran
atau penglihatan mereka yang akan berdampak pada bagaimana
persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19. Bisa dikatakan
bahwa ketika seseorang memiliki persepsi negatif terhadap vaksin
Covid-19 mereka akan menolak divaksinasi, Oleh karena itu, sangat
penting untuk menyebarkan informasi yang akurat mengenai
manfaat vaksin Covid-19 keseluruh penduduk setempat (Tasnim,
2021).

Persepsi masyarakat terhadap Covid-19 cukup memprihatinkan.


Maka, pemerintah mengeluarkan himbauan pencegahan Covid-19.
Terlihat dari opini publik yang positif, dan kesadaran masyarakat
akan bahaya penyakit Covid-19, serta rencana kesehatan pencegahan
Covid-19 (Aulia, 2020).

Masyarakat sudah tahu banyak tentang strategi pemerintah untuk


vaksin Covid-19, menurut Kementerian Kesehatan.Temuansurvei
tingkat penerimaan vaksin Covid-19 pada Oktober 2020 menunjukkan
masyarakat menerima vaksinasi Covid-19 64,8 % dan menolak segala
macam vaksin 7,6 % (Kemenkes RI, 2021).

2.3.2 Macam-Macam Persepsi


Menurut Sunaryo (2013), persepsi dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu Persepsi Eksternal dan Persepsi Perseption yaitu :

a) Eksternal Perseption yaitu terjadi suatu persepsi sebagai akibat


adanya rangsangan dari luar diri orang tersebut.
b) Self Perseption, yaitu suatu persepsi akibat rangsangan dari dalam
individu tersebut. Kesimpulan obyek tersebut adalah diri sendiri
(Sunaryo, 2013).
2.3.3 Proses Terjadinya Persepsi
Proses terjadinya persepsi dari adanya suatu objek yang
menimbulkan suatu rangsangan dimana suatu rangsangan tersebut
(stimulus) berhubungan dengan indera. Saraf sensorik membawa
rangsangan yang diterima oleh organ indera ke otak. Lalu ada proses di
otak yang bertindak sebagai pusat kesadaran, memungkinkan orang
untuk menyadari apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Individu
mungkin merespon dalam berbagai cara sebagai akibat dari persepsi
mereka (Walgito, 2013).
Menurut (Twentinio, 2013) seseorang dapat mengalami persepsi
yang berbeda atas objek yang sama karena terdapat tiga proses persepsi
yaitu sebagai berikut :
a. Perhatian Selektif
Setiap hari seseorang yang dihadapkan pada banyak rangsangan.
b. Distorsi Selektif
Kecenderungan untuk menafsirkan suatu informasi dengan
cara yang menegaskan asumsi atau praduga.
c. Ingatan Selektif
Orang akan banyak melupakan apa yang mereka pelajari,
tetapi karena ingatan selektif, mereka akan mempertahankan suatu
hal-hal baik.
2.3.4 Syarat Terjadi Persepsi
Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi yaitu terjadinya
stimulasi alat indera dan ditafsirkan :
1. Objek yang diamati menghasilkan sensasi yang diterima oleh indera
atau reseptor. Rangsangan dapat berasal dari luar individu yang
mempersepsikan, tetapi dapat juga berasal dari dalam diri individu
yang mengenai saraf penerima yang berfungsi sebagai reseptor.
2. Sistem saraf, dan organ indera juga dikenal sebagai reseptor ialah
organ sensorik yang menerima stimulus. Selain itu, saraf sensorik
harus hadir sebagai sarana untuk mentransmisikan rangsangan yang
diterima oleh reseptor ke sistem saraf pusat, khususnya otak, yang
berfungsi sebagai pusat kesadaran.
3. Memperhatikan atau menyadari ialah perhatian yang diperlukan
untuk mewujudkan atau membuat suatu persepsi hal tersebut
merupakan langkah awal dalam proses membuat suatu persepsi.
(Walgito, 2010).

2.3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengarahui Persepsi


Persepsi seseorang tidak terjadi begitu saja, tentu ada faktor-faktor
yang mempengaruhinya. David Krech dan Richard S. Crutchfield
(1977) dalam (Shambodo, 2020) beberapa faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang diantaranya faktor fungsional dan faktor struktural :
a. Faktor Fungsional
Faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi disebut
kerangka rujukan. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu dan hal – hal lain yang termasuk di dalam
faktor - faktor personal. Faktor personal terdiri dari usia, jenis
kelamin, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan,
status ekonomi :
• Usia
Usia mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
mengenali pola dan berpikir, serta perubahan aspek
psikologis, sehingga semakin cukup umur seseorang, semakin
kuat dan semakin matang kapasitas dalam berpikir(Budiman,
2013).
Persepsi dan pemikiran seseorang dipengaruhi oleh
usianya. Daya tangkap dan pemikiran individu akan
berkembang seiring bertambahnya usia yang menghasilkan
pengetahuan yang lebih tinggi. Anak-anak (5-11 tahun),
remaja (12-17 tahun), dewasa (18-45 tahun), dan orang tua
(46-65 tahun) merupakan empat kelompok umur yang
diklasifikasikan manusia (Muchammad, 2017).
• Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah pembedaan antara laki-laki dan
perempuan dalam hal peran tugas, fungsi, hak, tanggung
jawab, dan perilaku, yang ditentukan oleh nilai-nilai sosial,
budaya, dan adat istiadat kelompok masyarakat hal tersebut
dapat berubah dari waktu ke waktun dan tempat. Nilai-nilai
sosial, budaya, dan adat istiadat kelompok masyarakat
menentukan tanggung jawab dan perilaku, yang mungkin
berubah seiring waktu dan sesuai dengan kondisi setempat
(Puspita, 2013).
Menurut Hillier dalam (Argista, 2021) jenis kelamin yaitu
mengacu pada perbedaan biologis antara laki-laki dan
perempuan Gambaran perempuan sebagai makhluk yang lebih
lemah dan lebih rentan terhadap penyakit daripada laki-laki.
Maka adanya perbedaan dalam hal perhatian dan pandangan
yang menyebabkan jenis kelamin secara sosial yang mengacu
pada peran, perilaku, aktifitas atau budaya tertentu yang akan
mempengaruhi persepsi seseorang. Emosi seseorang
berpengaruh terhadap persepsi, pada laki-lakicenderung bisa
mengendalikan emosi dibandingkan wanita (Mulyana, 2008).
• Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang mengalami suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Banyak pengetahuan manusia
diterima melalui mata dan telinga(Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan datang setelah merasakan sesuatu,
pengetahuan merupakan hasildaripenginderaan,Indera
penglihatan (mata)dan pendengaran adalah tempat sebagian
besar pengetahuan seseorang benrasal. Pengetahuan adalah
suatu gagasan yang berkembang untuk memperoleh informasi
dan memahami hal-hal yang diketahui dan yang dapat
disimpan dalam pikiran agar dapat diungkap gagasan atau
informasi baru.Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
persepsi seseorang untuk memahami sesuatu adalah
pengetahuan (Argista, 2021).

• Pendidikan
Pendidikan, terutama pendidikan formal adalah kegiatan
proses dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa yang
teramat penting.Peertumbuhan dan perkembangan
bermasyarakat dan berbangsa akan sangat baik dan besar
pengaruhnya bilamana sumber manusia telah terdidik sebagai
hasil dari pendidikan (Soeprapto, 2013).
Pendidikan tinggi dapat membantu membentuk
seseorang, meningkatkan pengetahuan, keterampilan analitis,
dan pemecahan masalah, serta meningkatkan rasa tanggung
jawab. Semua hal tersebut tidak lepas dari pengalaman yang
dimiliki seseorang selama menempuh pendidikan, khususnya
pendidikan tinggi, walaupun pendidikan tinggi bukanlah
syarat mutlak seseorang untuk sukses (Nurkaromah, Pitoewas,
and Yanzi, 2017)..
• Pekerjaan
Pekerjaan sebagai sarana penghidupan atau sebagai
bagian dari rutinitas sehari-hari untuk mencari nafkah, orang
yang bekerja akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk
mendapatkan segala informasi dari rekan kerja ataupun
tempat pekerjana, karna faktor pekerjaan mempengaruhi
pengetahuan terutama tentang vaksin Covid-19 (Khusniyah,
2012).

• Status Pernikahan
Belum menikah/ menikah, cerai/ duda/ duda, dan
menikah/ duda/ duda merupakan contoh status perkawinan
(Sarkenas, 2012).
Orang yang sudah menikah dan bekeluarga
cenderung mengikuti tanggapan yang dituturkan keluarga
seperti hal nya tentang vaksin Covid-19 (Reiter, 2020).
• Status Ekonomi
Pendapatan bulanan menentukan status ekonomi
seseorang atau keluarga. Akibatnya, tingkat ekonomi
seseorang dapat mempengaruhi penerimaan mereka
terhadap vaksinasi Covid-19, karena seseorang dengan
status ekonomi tinggi akan dengan mudah menerima
rencana vaksin, sementara seseorang dengan status
ekonomi yang rendaj akan ragu-ragu dengan alasan biaya
(García, 2020).
b. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah faktor eksternal atau di luar idividu
seperti lingkungan, latar belakang budaya, dan agama yang
memiliki dampak signifikan terhadap bagaimana seseorang
mempersepsikan sesuatu. Manusia biasanya mempertimbangkan
rangsangan dalam konteks, dalam hal struktur mereka, oleh karena
itu mereka mencoba untuk membedakan organisasi dalam
serangkaian rangsangan. Struktur ini dibuat dengan
mengelompokkan item berdasarkan kedekatan atau kesamaannya.
Menurut prinsip kedekatan, rangsangan yang dekat satu sama lain
dianggap sebagai kelompok. Dari prisnip ini berasal muncul
keempat perseps. Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam
ruang dan waktu atau mirip satu sama lain lebih mungkin untuk
dilihat sebagai bagian dari struktur tersebut diantaranya :
1. Lingkungan
Menggambarkan persepsi dalam kaitannya dengan
lingkungan, yaitu sebagai proses di mana orang mengatur dan
menafsirkan persepsi pada indera mereka untuk memahami
lingkungan mereka.
2. Latar Belakang Budaya
Kebudayaan di mana seseorang hidup dan dibesarkan
memiliki dampak yang signifikan terhadap bagaimana sikap
orang itu terbentuk.Disadari atau tidak budaya telah
menorehkan arah sikap seseorang terhadap berbagai tantangan
atau masalah yang dialaminya (Raden, 2020).
3. Agama
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(keyakinan) dan peribadahan kepada Tuhan Yang Maha kuasa
serta peraturan yang mengatur tentang interaksi manusia dan
lingkungannya (KBBI, 2020).
2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel Penelitian Tedahulu
Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19
No Nama Judul Variabel Peneliti Hasil Peneliti
Peneliti Peneliti
1 Zisi Lioni Persepsi Variabel Berdasarkan temuan penelitian ini,
Argista Masyarakat Independen: 277 responden (63 %) berpandangan
2021 Terhadap pendidikan, umur, positif terhadap vaksin covid-19,
Vaksin jenis kelamin sedangkan 163 responden (37 %)
Covid-19 di agama/kepercayaan berpandangan negatif terhadap vaksin
Sumatera . budaya. status covid-19. pendidikan,umur, jenis
Selatan pernikahan kelamin agama/ kepercayaan, budaya,
pengetahuan. status pernikahan, pengetahuan.
pekerjaan, status pekerjaan, status ekonomi, riwayat
ekonomi, riwayat penyakit tidak menular, riwayat
penyakit tidak Covid-19.
menular, riwayat Pengetahuan mempengaruhi persepsi
covid-19. keamanan masyarakat terhadap vaksin covid-19,
vaksin kesedian oleh karena itu diperlukannya untuk
untuk divaksin memberikan informasi secara
menyuluruh dan merata pada semua
Variabel Dependen: masyarakat tentang kegunaan,
Persepsi keamanan vaksin covid-19 dan semua
masyarakat pada informasi ter-update mengenai vaksin
vaksin covid-19 covid-19.
2 Denny Faktor- Independen; Hasil Penelitian ini faktor – faktor
Wulandari faktor yang umur, jenis dari persepsi tenaga kesehatan
2020 berhubungan kelamin, terhadap vaksin COVID-19 adalah
dengan pengetahuan, masa usia, jenis kelamin, dan pengetahuan.
persepsi kerja Diharapkan instansi terkait lebih
tenaga banyak memberikan pelatihan,
kesehatan Dependen : pemahaman serta peran aktif dari
terhadap Persepsi masing-masing tenaga kesehatan
vaksin Masyarakat pada supaya persepsi yang negatif pada
Covid-19 di vaksin Covid-19 tenaga kesehatan dapat dihilangkan
Puskesmas mengingat saat ini dukungan vaksin
X tahun dari tenaga kesehatan sangat
2020 dibutuhkan pada era pandemic.
2.1 Kerangka Teori

Covid-19

Vaksin Covid-
19

Faktor
Fungsional/Personal
Stimulus
1) Usia
Respon/Reaksi
2) Jenis Kelamin
3) Pendidikan
4) Pengetahuan
5) Pekerjaan Persepsi Masyarakat
6) Status terhadap vaksin Covid-
pernikahan 19
7) Status
Ekonomi
Faktor Struktural
1) Lingkungan
2) Latar Budaya
3) Agama

Keterangan :
= Yang ditelilti
= Yang tidak diteliti

Bagan 2.5 Kerangka Teori


Sumber : (Kemenkes RI, 2021 ; David Krech dan Crutchfield dalam
Shambodo, 2020 ; Walgito, 2013)
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah uraian dan visualisasi tentang hubungan atau


kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya atau antara variable satu
dengan variable lainnya sesuai dengan masalah yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
(independen) yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan,
status pernikahan status ekonomi dan yang menjadi variabel terikat
(dependen), yaitu persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19. Variabel
tersebut dapat digambarkan bagan kerangka konsep penelitian sebagai
berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan Persepsi Masyarakat
4. Pengetahuan terhadap vaksin
5. Pekerjaan Covid-19
6. Status pernikahan
7. Status Ekonomi

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

27
3.2. Hipotesisn

Hipotesis adalah jawaban sementara. Hipotesis dibuat sebagai pernyataan


tentatif antara satu, dua variabel atau lebih (Donsu, 2016). Hal ini
digambarkan sebagai sementara karena informasi yang diberikan semata-mata
didasarkan pada teori yang relevan. Sementara tidak berdasarkan fakta-fakta
empiris yang dikumpulkan melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2014).
3.2.1 Hipotesis Statistik (Ha)
1. Ada hubungan antara usia dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun
2022.
2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi masyarakat terhadap
vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
3. Ada hubungan antara pendidikan dengan persepsi masyarakat terhadap
vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan persepsi masyarakat terhadap
vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
5. Ada hubungan antara pekerjaan dengan persepsi masyarakat terhadap
vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
6. Ada hubungan antara status pernikahan dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022.
7. Ada hubungan antara status ekonomi dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022
3.3. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat & Cara Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
Varibel
Independen
1. Usia Lama hidup Alat : Kuesioner 1. = Usia tua, Ordinal
yang dilalui Cara Ukur :
≥40 tahun
responden Menyebar
dihitung sejak Kuesioner 2. = Usia muda
tahun lahir , < 40 tahun
sampai (Papalia, 2010).
dilakukan
pengisian
kuesioner.

2 Jenis Pembagian jenis Alat : Kuesioner 1. = Laki-Laki Nominal


kelamin seksual yang Cara Ukur : 2. = Perempuan
ditentukan Menyebar
secara biologis Kuesioner
& anatomis.

3 Pendidikan Tingkat Alat : Kuesioner 1. = Rendah Ordinal


pendidikan Cara Ukur : (Tidak
formal Menyebar sekolah, SD,
seseorang Kuesioner
SMP).
dalam
mengembangka 2. = Tinggi
n sesuatu atau
(SMA,
informasi agar
menjadi lebih PT/Akademi)
baik.

4. Pengetahuan Tingkat Alat : Kuesioner Pengukuran Ordinal


pengetahuan Cara Ukur : menggunakan
dan pemahaman Menyebar skala Guttman
responden Kuesioner dengan penilaian
vaskin Covid- Benar (1) dan
19 Salah (0)
dikategorikan
menjadi :
1. = Baik jika
jawaban
benar
≥ 75%
2. = Kurang
baik jika
jawaban
benar <75%
(Arikunto, 2010).

5 Pekerjaan Suatu aktivitas Alat : Kuesioner 1. = Bekerja Nominal


yang dilakukan Cara Ukur : 2. = Tidak
oleh manusia Menyebar Bekerja
untuk Kuesioner
menghasilkan
uang.

6 Status Status Alat : Kuesioner 1. = Menikah Nominal


Pernikahan pernikahan Cara Ukur :
dikategorikan Menyebar 2. = Belum
dalam bentuk Kuesioner Menikah
hidup bersama
pasangan dan
tidak bersama
pasangan/
belum menikah

7 Status Status ekonomi Alat : Kuesioner 1. = Rendah , Ordinal


Ekonomi dilihat dari Cara Ukur : Jika <
penghasilan Menyebar Rp.4.230.792
perbulan yang Kuesioner
,65 perbulan
didapatkan
dalam keluarga.
2. = Tinggi,
Jika≥
Rp.4.230.792
,65 perbulan

Variabel
Dependen

1. Persepsi Penilaian atau Alat : Kuesioner Persepsi Ordinal


Masyarakat persepsi Cara Ukur : responden
terhadap terhadap vaksin Menyebar terhadap vaksin
vaksin Covid-19 yang Kuesioner Covid-19
Covid-19 meliputi :  Sangat Setuju dikelompokan
1) Efektivitas (4) menjadi negatif &
vaksin  Setuju (3) positif
Covid-19
 Tidak setuju menggunakan cut
2) Keamanan
of point :
vaksin (2)
Covid-19  Sangat Tidak Nilai tertinggi : 40
Setuju (1) Nilai Terendah :1
0

Cut Off Point :


20 (Mean)
1. =Persepsi
Positif :
jika skor
> 20
2. =Persepsi
Negatif :
jika skor
< 20
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Pada Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif


menggunakan studi desain cross sectional. Dalam penelitian ini dilakukan
pada periode tertentu dan pengambilan sampel dilakukan dalam satu waktu
yang serentak, tidak ada pengulangan dalam pengambilan sampel data,
dimana responden dalam penelitian ini hanya mendapat satu kali untuk
menjadi responden. Metode penelitian ini menggunakan rancangan cross
sectional dimana rancangan ini mempelajari hubungan antar variabel dengan
dengan observasi atau pengumpulan datanya hanya dilakukan sekaligus atau
dalam satu waktu (point time approach), yang maksudnya adalah
pengambilan data pada subjek penelitian diobservasi dan dilakukan sekali
saja dalam satu waktu secara bersamaan tanpa dilakukan evaluasi ulang pada
setiap variabelnya dan tidak memerlukan waktu yang lama (Notoatmodjo,
2012). Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapat dari data primer yang
dianalisis, selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui Faktor – Faktor
Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan
Teluknaga Kabupaten Tangerang. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah Usia, Jenis Kelamin, Agama, Status Pernikahan, Pengetahuan,
Pekerjaan, Status Ekonomi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rt.003/ Rw.05 Desa Kampung Besar,


Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.Waktu penelitian ini dilakukan
pada bulan Agustus 2022.

32
4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari sampel di dalam penelitian
yang akan dilakukan. Populasi penelitian ini adalah masyarakat di
Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten
Tangerang yang jumlahnya adalah 173 orang.
4.3.2 Sampel
Pada penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan
teknik yang diambil yaitu Purposive Sampling. Purposive Sampling
merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara menentukan
kriteria khusus terhadap sampel yang akan diteliti. Menurut Taro
Yamane dan Slovin, apabila jumlah Populasi (N) diketahui maka
Teknik pengambilan sampel dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
N
n= 2
1+ N . e

Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
e = Batas toleransi kesalahan (error)
1 = bilangan konstan
maka perhitungan jumlah sampel adalah sebagai berikut:
N
n=
1+ N . e 2
173
¿ 2
=138,4 ( 138 orang )
1+173.0,05
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan jumlah sampel yang
digunakan dalam penelian ini adalah 138 sampel. Adapun sampel yang
harus diambil memiliki beberapa kriteria diantaranya ialah :

1. Kriteria Inklusi

a. Dewasa (18 - 40 Tahun)


Lansia (41 - 59 Tahun)
b. Masyarakat di Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan
Teluknaga, Kabupaten Tangerang yang sudah atau belum
melakukan vaksin Covid-19.
c. Berkenan menjadi responden dalam penelitian.
2. Kriteria Eklusi
a. Masyarakat yang berumur kurang dari 18 tahun
b. Responden yang sedang mengalami penyakit kronis
4.4 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data

4.4.1 Instrumen Penelitian


(Notoatmodjo, 2012) menyatakan bahwa instrumen penelitian
merupakan fasilitas atau alat yang digunakan dalam pengumpulan data.
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar
kuesioner. Kuesioner adalah suatu aturan dalam akumulasi data
menggunakan angket atau lembar kuesioner berisi sejumlah pertanyaan
yang diajukan kepada responden (Hidayat , 2017).
Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner
usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, status
ekonomi, pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-
19.
1. Variabel Independen
Kuesioner variabel independen meliputi nama, usia, jenis
kelamin, pendidikan, status pernikahan, status ekonomi dan
pengetahuan.
a) Usia
Variabel ini untuk mengetahui usia masyarakat di
Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga,
Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data variabel usia
menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan mengenai
usia responden pada saat penelitian berlangsung dengan 2
kategori. Pengkategoriannya sebagai berikut :
1. = Usia tua, ≥ 40 tahun
2. = Usia muda , < 40 tahun (Papalia, 2010).
b) Jenis Kelamin
Variabel ini untuk mengetahui jenis kelamin masyarakat
di Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga,
Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data variabel jenis
kelamin menggunakan lembar kuisioner yang diwakili dengan
1 butir pertanyaan mengenai jenis kelamin sampel pada saat
penelitian berlangsung. Pengkategoriannya sebagai berikut:

1. = Laki-Laki
2. = Perempuan
c) Pendidikan
Variabel ini untuk mengetahui pendidikan masyarakat di
Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga,
Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data variabel pendidikan
menggunakan lembar kuisioner yang diwakili dengan 1 butir
pertanyaan mengenai jenis pendidikan sampel pada saat
penelitian berlangsung. Pengkategoriannya sebagai berikut:

1. = Rendah (Tidak sekolah, SD, SMP)

2. = Tinggi (SMA, PT/Akademi)


d) Status Pernikahan
Variabel ini untuk mengetahui status pernikahan
masyarakat di Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar,
Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Pengumpulan
data variabel status pernikahan menggunakan lembar kuisioner
yang diwakili dengan 1 butir pertanyaan mengenai status
pernikahan sampel pada saat penelitian berlangsung.
Pengkategoriannya sebagai berikut:
1. = Menikah

2. = Belum menikah
e) Status Ekonomi
Variabel ini untuk mengetahui status ekonomi yaitu
pendapatan masyarakat di Rt.003/Rw.05 Desa Kampung
Besar, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang
ditentukan bedasarkan UMR Kabupaten Tangerang sesuai
Surat Edaran Nomor 561/Kep.272.-Huk/2020. Pengumpulan
data variabel status ekonomi menggunakan lembar kuisioner
yang diwakili dengan 1 butir pertanyaan mengenai status
ekonomi sampel pada saat penelitian berlangsung.
Pengkategoriannya sebagai berikut:

1. = Rendah , Jika< Rp.4.230.792,65 perbulan

2. = Tinggi , Jika ≥ Rp.4.230.792,65 perbulan


f) Pengetahuan
Kuesioner bagian pengetahuan masyarakat terhadap
vaksin Covid-19 berbentuk pertanyaan pilihan ganda sebanyak
20 pertanyaan.
Kisi- Kisi pertanyaan kuesioner sebagai berikut :

Item No.Pertanyaan
Jenis vaksin Covid-19 1, 3
Kandungan vaksin Covid-19 7, 9
Efek samping vaksin Covid-19 5, 13 , 14, 18
Efikasi vaksin Covid-19 2, 4 , 6, 8, 11, 12, 17
Pemberian vaksin Covid-19 10, 15 , 16 , 20
Jawaban salah nilai 0 dan jawaban benar nilai 1.
Pengumpulandata variabel pengetahuan berisi sebanyak
pertanyaan. Pengkategoriannya dalam (Arikunto, 2010)
sebagai berikut::

1. = Baik jika jawaban benar ≥ 75%


2. = Kurang baik jika jawaban benar <75%

2. Kuesioner Variabel Dependen


Kuesioner Dependen meliputi tentang persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 terdiri dari 10 pertanyaan.
Kisi-kisi pertanyaan kuesioner sebagai berikut :

Item No.Pertanyaan

Efek samping vaksin Covid-19 1, 2

Manfaat vaksin Covid-19 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

Untuk mengukur tentang Persepsi Masyarakat terhadap vaksin


Covid-19 menggunakan Skala Likert kuesioner yang terdiri dari 10
pertanyaan dikategorikan sebagai berikut :
a. Sangat setuju (4)
b. Setuju (3)
c. Kurang setuju (2)
d. Tidak setuju (1)
Setelah data penelitian terkumpul, peneliti memasukan data
yang telah terkumpul ke software computer. Peneliti menggunakan
cut of point mean untuk mengkategorikan persepsi responden.
Pembagian persepsi dikategorikan menjadi 2, yaitu :

1. = Persepsi Positif : skor total > 20


2. = Persespi Negatif : skor total < 20
4.4.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu rangkaian kegiatan penelitian
yang mencakup data yang dikumpulkan untuk menjawab masalah pada
penelitian, cara pengumpulan data dan alat pengumpulan data, data
yang dikumpulkan mencakup pada variabel independen dan variabel
dependen terikat.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membagikan
kuesioner yang kemudian diisi oleh responden sendiri. Pengumpulan
data dalam penelitian mengacu pada tahap yang ditetapkan dalam
prosedur penelitian, sebagai berikut :
1. Peneliti mengajukan surat permohonan izin surat pendahuluan
kepada Universitas Yatsi Madani
2. Peneliti memberikan surat izin studi pendahuluan dilokasi
penelitian yang akan dilaksanakan di Rt.003/Rw.005 Desa
Kampung Besar Kecamatan Telukanaga Kabupaten Tangerang.
3. Peneliti mendapatkan balasan tentang perizinan studi pendahuluan
di Rt.003/Rw.005 Desa Kampung Besar Kecamatan Telukanaga
Kabupaten Tangerang.
4. Peneliti melakukan uji etik di Universitas Yatsi Madani.
5. Peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian yang dilakukan
kepada responden untuk diminta kesediaanya dapat mengisi
kuesioner dengan lengkap, peneliti mengenalkan diri dan
menjelaskan infromed consent bahwa dapat menjaga kerahasiaan
data kepada calon responden mengenai penelitian yang dilakukan.

6. Pada saat pengisian kuesioner diharapkan peneliti berada di


samping responden, apabila responden tidak mengerti dalam
pertanyaan diharapkan peneliti dapat menjelaskannya.
7. Setelah pengumpulan data cukup, peneliti menginformasikan
bahwa proses pengumpulan data dalam penelitian ini selesai dan
masuk pada tahap editing, coding,processing dan cleaning.

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.5.1 Uji Validitas

Uji validitas ialah suatu indeks yang dapat menunjukkan alat


ukur tersebut benar - benar mengukur apa yang diukur. Keusioner
pada penelitian ini terdiri dari 20 pertanyaan untuk aspek pengetahuan
dan 10 pertanyaan untuk aspek persepsi. Uji validitas dilakukan
dengan menggunakan korelasi Pearson, kemudian skor yang didapat
tersebut dari setiap pertanyaan akan dikorelasikan dengan skor total
untuk setiap variabel. Setelah semua korelasi dari setiap pertanyaan
dengan skor diperoleh, maka nilai-nilai tersebut akan dibandingkan
dengan nilai r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah responden sebesar 20
orang ialah 0.442. Sehingga jika nilai dari koefisien korelasi Pearson
dari suatu pertanyaan itu berada di atas nilai . r tabel tersebut, maka
pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas pada
instrumen persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 didapatkan
10 pertanyaan dinyatakan valid karna hasil dari total korelasi berada
diatas nilai r (Wulandari, 2020). Hasil uji validitas pada instrumen
pengetahuan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 didapatkan 20
pertanyaan valid dengan hasil total kolerasi person berada diatas nilai
r (Putra, 2021).

4.5.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabiliatas adalaha suatu angka indeks yang


menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur
gejala yang sama. Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan koefisien Croanbach Alpha. Instrumen untuk
mengukur masing-masing variabel dikatakan reliable jika memiliki
Croanbach Alpha lebih besar dari 0.60. Pada uji reliabilitas persepsi
masyarakat terhadap vaksin Covid-19 didapatkan nilai Cronbach
Alpha sebesar 0,82(Wulandari, 2020). Pada uji reliabilitas
pengetahuan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 didapatkan nilai
Cronbach Alpha sebesar 0,893,Kesimpulannya kuesioner persepsi
dan pengetahuan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 reliabel untuk
digunakan(Putra, 2021).

4.6 Pengolahan dan Analisa Data

4.6.1 Pengolahan Data


Pengolahan data merupakan salah satu dari sebagian rangkaian
dalam kegiatan penelitian setelah pengumpulan data. Pengolahan data
pada penelitian ini menggunakan cara elektronik (program SPSS).
Sehingga ketika menganalisis penelitian mendapatkan informasi yang
sebenar-benarnya (Hastono, 2016). Tahap-tahap pengolahan data
sebagai berikut :
1) Editing
Proses memeriksa kembali suatu analisi pada kuesioner atau
formulir untuk melihat jawaban yang terdapat apakah sudah jelas,
saling berhubungan, lengkap, dan konsisten. Peneliti akan
memeriksa kembali tanggapan responden pada lembar kuesioner
untuk memastikan tidak ada data yang hilang atau tidak jelas.
2) Coding
Coding merupakan tindakan mengubah bentuk suatu tulisan
menjadi data dengan berbentuk angka atau bilangan. Pada
penelitian ini data yang dikumpulkan dari hasil kuesioner yang
sudah diisi, akan dikategorikan seperti: pengetahuan diberi kode 1
dan persepsi diberi kode 2.
3) Processing
Adalah proses memasukan data dari kuesioner kedalam
program komputer (SPSS for windows).
4) Cleaning
Pembersihan data atau cleaing ialah suatu kegiatan
pemeriksaan ulang kembali untuk data yang sudah di input pada
komputer, apakah ada kesalahan atau tidak.

4.6.2 Analisis Data


Data yang sudah dikumpulkan menggunakan kuesioner, akan
diproses dan diuji untuk mengetahui Faktor-Faktor yang berhubungan
dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di Rt.003/Rw.05
Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.
Analisa data yang dipakai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk memperoleh gambaran
distribusi frekuensi dan besarnya proporsi dari variable dependen
dan variable independen yang disajikan secara deskriptif. Adapun
variabel yang akan dianalisis menggunakan analisis univariat
adalah Persepsi Masyarakat, Usia, Jenis kelamin, Pendidikan,
Pengetahuan, Pekerjaan, Status Pernikahan, Status Ekonomi di
Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga,
Kabupaten Tangerang.
2) Analisis Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk
menganalisis hubungan antar dua variabel. Tujuan dari analisi
bivariat penelitian ini adalah untuk menegtahui ada atau tidaknya
hubungan antara variabel independen ( Usia , Jenis Kelamin,
Pendidikan, Pengetahuan . Pekerjaan, Status Pernikahan, Status
Ekonomi) dengan variabel dependen (Persepsi masyarakat terhadap
vaksin Covid-19) karna terdapat dua kelompok yang tidak
berpasangan dan kategorik skala ordinal/nominal, maka digunakan
uji Chi-Square dalam analisis bivariat penelitian ini.
4.7 Etika Penelitian

(Notoatmodjo, 2018b) menyatakan bahwa, etika penelitian yang harus


diperhatikan dalam penelitian adalah meliputi :
1) Menghormati hak dan martabat manusia (respect for human dignity)
Dalam hal ini peneliti perlu memperhatikan wewenang dari pada
subjek penelitian, untuk mendapatkan berbagai informasi tentang tujuan
peneliti dalam melakukan penelitian tersebut.
2) Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for
privacy and confidentiality).
Peneliti dilarang mempublikasikan atau menyebarkan informasi
tentang kerahasiaan data yang dimiliki oleh peneliti.
3) Keadilan dan inklusivitas/keterbukan (respect for justice an
inclusiveness)
Peneliti harus melindungi prinsip keterbukaan dan adil dengan
menerapkan kejujuran, keterbukaan serta kehati-hatian dalam melakukan
penelitian.
4) Memperhitungkan kerugian dan manfaat yang ditimbulkan (balancing
harms and benefits).
Didalam penelitian diharapakan terdapat banyak benefit yang dapat
diperoleh masyarakat, khususnya responden. Peneliti harus menekan
kesusahan seminimalisir untuk responden.
4.8 Keterbatasan Penelitian

Peneliatian ini tidak lepas tentunya dari ketebatasan, adapun keterbatasan


yang ada dipenelitian ini :

1. Kesediaan responden meluangkan waktu untuk berpatisipasi dalam


penelitian.
2. Faktor – faktor persepsi yang diteliti pada responden pada penelitian
adalah faktor fungsional. Variabel yang digunakan dalam penelitia masih
terbatas seperti pada faktor sturuktural yaitu Lingkungan, Latar Belakang
Budaya dan Agama.

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Karakteristik Responden


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor Persepi
Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang. Dimana pelaksanaan penyebaran responden ini kuesioner
ini dilakukan dalam waktu 1 minggu dengan 138 responden sesuai dengan kriteria
inklusi.
Analisis data pertama yang dilakukan adalah Analisis Univariat, Hasil dari
penyajian data yaitu menyajikan gambaran distribusi frekuensi dan besarnya
proporsi dari variable dependen yaitu persepsi masyarakat dan variable
independen diantaranya Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pengetahuan,
Pekerjaan, Status Ekonomi dan Status Pernikahan yang disajikan secara
deskriptif. Sedangkan untuk analisa yang kedua adalah analisa bivariat dengan
tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin,
pendidikan, pengetahuan, status ekonomi dan status pernikahan pada persepsi
masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang.

5.2 Hasil Penelitian


5.2.1 Analisis Univariat
Analisis Univariat pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui distribusi frekuensi pada variabel terikat dan variabel
bebas. Variabel terikat meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan,
pengetahuan, status ekonomi, status pernikahan dan variabel bebas
meliputi persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Pada Masyarakat Di
Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
No Usia Responden Frekuensi Presentase %
1 Usia tua 76 55,1%
2 Usia muda 62 44,9 %
Total 138 100,0
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)

Hasil penelitian dalam pengukuran usia diberikan kepada 138 masyarakat


di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan menggunakan
kuisioner. Dalam variabel ini usia dibagi menjadi dua yaitu usia tua jika (> 40
Tahun ) dan usia muda, jika (> 40 Tahun ).
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan data yang menunjukkan bahwa proporsi
usia masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun
2022 yaitu usia tua 76 responden (55,1%) lebih banyak dibandingkan usia muda
yaitu 62 responden (44,9 %).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase %
1 Laki-Laki 61 44,2 %
2 Perempuan 77 55,8 %
Total 138 100,0
(Sumber :Data Diolah, Agustus 2022).
Hasil penelitian dalam pengukuran jenis kelamin diberikan kepada 138
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuisioner. Dalam variabel ini jenis kelamin dibagi menjadi dua
yaitu Laki-Laki dan perempuan.
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan data yang menunjukkan bahwa usia
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022
yaitu 77 responden (55,8 %) jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan
responden dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 61 responden (41,2 %).

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan
Pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
No Pendidikan Frekuensi Presentase %
1 Rendah 43 31,2%
2 Tinggi 95 68,8%
Total 138 100.0
(Sumber: Data Diolah, Agustus 2022).
Hasil penelitian dalam pengukuran pendidikan diberikan kepada 138
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuesioner. Dalam variabel ini pendidikan dibagi menjadi dua yaitu
Rendah (tidak sekolah, SD, SMP) dan Tinggi (SMA, PT/AKADEMI).
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan data yang menunjukkan bahwa
pendidikan masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022 yaitu 95 responden (68,8%) tingkat pendidikan tinggi lebih banyak
dibandingkan dengan tingkat pendidikan rendah yaitu 43 responden (31,2%).

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
Pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
No Pekerjaan Presentase Frekuensi %
1 Bekerja 106 76,8%
2 Tidak Bekerja 32 23,2%
Total 138 100.0
(Sumber: Data Diolah, Agustus 2022)
Hasil penelitian dalam pengukuran pekerjaan diberikan kepada 138
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuesioner. Dalam variabel ini pekerjaan dibagi menjadi dua yaitu
bekerja dan tidak bekerja.
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan data yang menunjukkan bahwa
pekerjaan masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022 yaitu 106 responden (76,8%) bekerja lebih banyak dibandingkan
dengan tidak bekerja yaitu 32 responden (23,2%).
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Ekonomi
Pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
No Status Ekonomi Frekuensi Presentase %
1 Rendah 68 49,3 %
2 Tinggi 70 50,7 %
Total 138 100.0
(Sumber:Data Diolah, Agustus 2022)
Hasil penelitian dalam pengukuran pekerjaan diberikan kepada 138
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuesioner. Dalam variabel ini status ekonomi dibagi menjadi dua
yaitu rendah dan tinggi.
Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan data yang menunjukkan bahwa status
ekonomi masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022 yaitu 70 responden (50,7%) status ekonomi tinggi lebih banyak
dibandingkan dengan status ekonomi rendah yaitu 68 responden (49,3%).

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Pernikahan
Pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
No Status Pernikahan Frekuensi Presentase %
1 Menikah 82 59,4%
2 Belum Menikah 56 40,6%
Total 138 100.0
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Hasil penelitian dalam pengukuran status pernikahan diberikan kepada 112
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuesioner. Dalam variabel ini status pernikahan dibagi menjadi dua
yaitu menikah dan belum menikah.
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan data yang menunjukkan bahwa status
pernikahan masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022 yaitu 82 responden (59,4 %) berstatus menikah lebih banyak
dibandingkan dengan status belum menikah yaitu 56 responden (40,6%).
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan
Pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
No Pengetahuan Frekuensi Presentase %
1 Baik 59 42,8 %
2 Kurang Baik 79 57,2 %
Total 138 100.0
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Hasil penelitian dalam pengukuran pengetahuan diberikan kepada 138
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuesioner. Dalam variabel ini pengetahuan dibagi menjadi dua
yaitu baik jika jawaban benar ≥ 75%.dan kurang baik jika jawaban benar <75% .
Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan data yang menunjukkan bahwa
pengetahuan masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022 yaitu 79 responden (57,2 %) pengetahuan kurang baik lebih banyak
dibandingkan dengan pengetahuan baik yaitu 59 responden (42,8 %).

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Persepsi Pada Masyarakat
di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
No Pengetahuan Frekuensi Presentase %
1 Positif 75 54,3 %
2 Negatif 63 45,7%
Total 138 100.0
(Sumber : Data diolah, Agustus 2022)

Hasil penelitian dalam pengukuran persepsi diberikan kepada 138


masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuesioner. Dalam variabel ini persepsi dibagi menjadi dua yaitu
positif dan negatif. Maka jika nilai skor responden di <cut of point dikategorikan
persepsi negatif , jika skor total ≥ cut of point dikategorikan persepsi positif.
Berdasarkan tabel 5.8 didapatkan data yang menunjukkan bahwa persepsi
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022
yaitu 75 responden (54,3 %) persepsi positif lebih banyak dibandingkan dengan
persepsi negatif yaitu 63 responden (45,7 %).
5.2.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat suatu hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Analisis bivariat dalam penelitian ini
adalah menggunakan uji chi square, dengan hasil analisa datanya sebagai berikut
:

Tabel 5.9
Uji Chi-Square Hubungan Usia dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022.
Usia Persepsi Masyarakat Terhadap Total P OR
Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
P e Positif Negatif
N % N % N %
Usia tua 50 65,8% 26 34,2% 76 100%
Usia muda 25 40,3% 37 59,7% 62 100% 0,003 2.846
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan hasil analisis dari 138 responden
hubungan antara usia dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di
Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang menunjukan bahwa
kelompok usia tua cenderung memiliki persepsi positif terhadap vaksin Covid-19
yaitu 50 (65.8%) dan memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19
sebanyak 26 (34,2%), Kemudian kelompok usia muda memiliki persepsi positif
terhadap vaksin Covid-19 yaitu sebanyak 25 (40,3%) dan memiliki lebih banyak
persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 yaitu 37 (59,7%).
Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukan nilai P- value yaitu sebesar
0,003 (p value < 0,05) maka dapat dikatakan Ho ditolak Ha di terima yang artiya
ada hubungan antara Usia dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19
di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang.Dari hasil analisis juga
diperoleh nilai OR 2,846 artinya usia muda 2,8 kali cenderung beresiko memiliki
persepsi negatif dan sulit menerima vaksin Covid-19 dibandingkan dengan usia
tua.

Tabel 5.10
Uji Chi-Square Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022.
Jenis Persepsi Masyarakat Total P OR
Kelamin Terhadap Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
Pe Positif Negatif
N % N % N %
Laki-Laki 44 72,1% 17 27,9% 61 100%
Perempuan 31 40,3% 46 59,7% 77 100% 0,000 3.841
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Berdasarkan tabel 5.10 didapatkan hasil analisis dari 138 responden
hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang menunjukan
bahwa masyarakat berjenis kelamin laki-laki yang mempunyai persepsi positif
terhadap vaksin Covid-19 adalah 44 (72,1%) lebih banyak dibandingan persepsi
negatif terhadap vaksin Covid-19 yaitu 17 (27,9%).Sedangkan pada jenis kelamin
perempuan yang mempunyai persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 adalah
46 (59,7%) lebih banyak dibandingkan persepsi positif terhadap vaksin Covid-19
yaitu 31 (40,3%).
Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukan nilai P- value yaitu sebesar
0,000 (p value < 0,05), maka dapat dikatakan Ho ditolak Ha di terima yang artiya
ada hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Dari hasil
analisi juga diperoleh nilai OR 3.841 artinya Perempuan 3,8 kali cenderung
beresiko memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 dan sulit menerima
vaksin Covid-19 dibandingkan Laki-Laki.

Tabel 5.11
Uji Chi-Square Hubungan Pendidikan dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022.
Pendidikan Persepsi Masyarakat Terhadap Total P OR
Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
P Positif Negatif

N % N % N %
Rendah 16 37,2% 27 62,8% 43 100%
Tinggi 59 62,1% 36 37,9% 95 100% 0.007 0.362
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)

Berdasarkan tabel 5.11 didapatkan hasil analisis dari 138 responden


hubungan antara pendidikan dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-
19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang menunjukan bahwa
masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah memiliki persepsi negatif terhadap
vaksin Covid-19 adalah 27 (62,8%) lebih banyak dibandingkan dengan persepsi
positif terhadap vaksin Covid-19 yaitu 16 (37,2%). Sedangkan pada masyarakat
dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki persepsi positif terhadap vaksin Covid-
19 yaitu 59 (62,1%) lebih banyak dibandingkan dengan persepsi negatif terhadap
vaksin Covid-19 yaitu 36 (37,9%).
Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukan nilai P- value yaitu sebesar
0,007 (p value < 0,05) maka dapat disimpulkan Ho ditolak Ha di terima yang
artinya ada hubungan antara pendidikan dengan persepsi masyarakat terhadap
vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Dari
hasil analisi juga diperoleh nilai OR 0,362 artinya masyarakat dengan tingkat
pendidikan rendah 0,3 kali cenderung beresiko memiliki persepsi negatif terhadap vaksin
Covid-19 dan sulit menerima vaksin Covid-19 dibandingkan masyarakat dengan tingkat
pendidikan tinggi,

Tabel 5.12
Uji Chi-Square Hubungan Pekerjaan dengan Persepsi Masyarakat Terhadap
Vaksin Covid-19 Di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
Pekerjaan Persepsi Masyarakat Terhadap Total P OR
Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
Pe Positif Negatif
N % N % N %
Bekerja 64 60,4% 42 39,6% 106 100%
Tidak 11 34,4% 21 65,6% 32 100% 0,010 2,909
Bekerja
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)

Berdasarkan tabel 5.12 didapatkan hasin analisis 138 responden hubungan


antara pekerjaan dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di
Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang menunjukan masyarakat
dengan kelompok bekerja memiliki persepsi positif terhadap vaksin Covid-19
yaitu 64 (60,4%) lebih banyak dibandingkan dengan persepsi negatif dengan hasil
42 (39,6%). Sedangakan pada masyarakat kelompok tidak bekerja memiliki
persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 yaitu 21 (65,6%) lebih banyak
dibandingkan dengan persepsi positif dengan hasil 11 (34,4%).
Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukan nilai P- value yaitu sebesar
0,010 (p value < 0,05) , maka dapat dikatakan Ho ditolak Ha di terima yang
artinya ada hubungan antara pekerjaan dengan persepsi masyarakat terhadap
vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Dari
hasil analisi juga diperoleh nilai OR 2,909 artinya kelompok tidak bekerja 2,9 kali
cenderung beresiko memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 dan lebih
sulit menerima vaksin Covid-19 dibandingkan dengan kelompok bekerja

Tabel 5.13
Crosstabulation Berdasarkan Hubungan Status Ekonomi dengan Persepsi
Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
Status Persepsi Masyarakat Total P OR
Ekonomi Terhadap Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
Pe Positif Negati
f
N % N % N %
Rendah 28 41,2% 40 58,8% 68 100
%
Tinggi 47 67,1% 23 32,9% 70 100 0,002 0.343
%
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100
%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Berdasarkan tabel 5.13 didapatkan hasil analisis dari 138 responden
hubungan antara status ekonomi dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang bahwa
masyarakat pada kelompok status ekonomi rendah memiliki persepsi negatif
terhadap vaksin Covid-19 yaitu 40 (58,8%) lebih banyak dibandingkan dengan
persepsi positif yang berjumlah 28 (41,2%). Sedangkan pada masyarakat
kelompok status ekonomi tinggi memiliki persepsi positif terhadap vaksin
Covid-19 yaitu 47 (67,1%) lebih banyak dibandingkan dengan persepsi negatif
yang berjumlah 23 (32,9%).
Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukan nilai P- value yaitu sebesar
0,002 (p value < 0,05), maka dapat dikatakan Ho ditolak Ha di terima yang artinya
ada hubungan antara status ekonomi dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang.Dari hasil
analisis juga diperoleh nilai OR 0,343 artinya status ekonomi rendah 0,3 kali
cenderung beresiko memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 dan lebih
sulit menerima vaksin Covid-19 dibandingkan dengan status ekonomi tinggi.

Tabel 5.14
Uji Chi-Square Hubungan Status Pernikahan dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
tangerang Tahun 2022.
Status Persepsi Masyarakat Total P OR
Pernikahan Terhadap Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
Pe Positif Negatif
N % N % N %
Menikah 51 62,2% 31 37,8% 82 100%
Belum 24 42,9% 32 57,1% 56 100% 0,025 2,194
Menikah
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)

Berdasarakan tabel 5.14 Didapatkan hasil analisis dari 138 responden


hubungan antara Status Pernikahan dengan persepsi masyarkat terhadap vaksin
Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang bahwa
masyarakat pada kelompok menikah memiliki persepsi positif terhadap vaksin
Covid-19 dengan hasil 51 (62,2%) lebih banyak dibandingkan dengan persepsi
negatif terhadap vaksin Covid-19 yaitu 31 (37,8%). Sedangkan pada masyarakat
kelompok belum menikah memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19
dengan hasil 32 (57,1%) lebih banyak dibandingkan dengan persepsi positif
terhadap vaksin Covid-19 yaitu 24 (42,9%).
Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukan nilai P- value yaitu sebesar
0,025 (p value < 0,05), maka dapat dikatakan Ho ditolak Ha di terima yang artinya
ada hubungan antara status pernikahandengan persepsi masyarakat terhadap
vaksin Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang.Dari
hasil analisis juga diperoleh nilai OR 2,194 artinya masyarakat belum menikah
2,1 kali cenderung beresiko memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19
dan sulit menerima vaksin Covid-19 dibandingkan masyarakat dengan status
pernikahan sudah menikah.

Tabel 5.15
Uji Chi-Square Hubungan Pengetahuan dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022.

Pengetahuan Persepsi Masyarakat Total P OR


Terhadap Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
Pe Positif Negatif
N % N % N %
Baik 42 71,2% 17 28,8% 59 100%
Kurang Baik 33 41,8% 46 58,2% 79 100% 0,001 3,444
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)

Berdasaelan tabel 5.15 Hasil analisis dari 138 responden hubungan antara
pengetahuan dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di Wilayah
Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang bahwa masyarakat dengan tingkat
pengetahuan baik memiliki persepsi positif terhadap vaksin Covid-19 dengan
hasil 42 (71,2%) lebih banyak dibandingkan dengan persepsi negatif terhadap
vaksin Covid-19 yaitu 17 (28,8%). Sedangkan pada masyarakat dengan tingkat
pengetahuan kurang baik memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19
dengan hasil 46 (58,2) lebih banyak dibandingkan dengan persepsi positif
terhadap vaksin Covid-19 yaitu 33 (41,8%).
Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukan nilai P- value yaitu sebesar
0,001 (p value < 0,05), maka dapat dikatakan Ho ditolak Ha di terima yang artinya
ada hubungan antara pengetahuan dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Dari hasil
analisis juga diperoleh nilai OR 3,444 artinya pengetahuan kurang baik 3,4 kali
cenderung beresiko memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 dan lebih
sulit menerima vaksin Covid-19 dibandingkan masyarakat yang mempunyai
pengetahuan baik mengenai vaksin Covid-19.
BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Pembahasan Hasil Penelitian


Dalam bab ini akan menjelaskan pembahasan penelitian yang telah
dilakukan mengenai Faktor-faktor persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-
19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
Dalam pembahasan ini hasil penelitian oleh peneliti akan dibandingkan
dengan penelitian-penelitian sejenis yang sebelumnya ada, kemudian
dikaitkan dengan konsep dan teori yang mendasarinya baik secara substansi
maupun metodologinya.
6.1.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Wilayah
Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masyarakat di
Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang sebagian besar
memiliki persepsi positif terhadap vaksin Covid-19 sebanyak (54,3%)
dan sebanyak (45,7%) masyarakat yang memiliki persepsi negatif
terhadap vaksin Covid-19di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang, penelitian ini sejalan dengan penelitian
(Argista, 2021) yang berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin
Covid-19 Di Sumatera Selatan.
Dalam hasil kuesioner pada penelitian ini masyarakat setuju
bahwa vaksin Covid-19 tidak menimbulkan efek samping yang berat
dan tidak setuju apabila vaksin Covid-19 dapat memperkecil
kemungkinan untuk tertular Covid-19 dalam jangka panjang dan
vaksin Covid-19 memberikan dampak angka kejadian Covid-19
menurun secara bertahan.Setiap orang memiliki persepsi sendiri
terhadap sesuatu yang dipikirkan, dilihat, dan dirasakan.
Hal ini juga menyiratkan bahwa persepsi seseorang
mempengaruhi apa yang dia lakukan untuk memenuhi berbagai
kepentingan, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, maupun
lingkungan masyarakat tempat dia berinteraksi. Meskipun objek
yang dilihat adalah sama, namun persepsi terbentuk dari
konkritisasi pikiran, yang selanjutnya menimbulkan pengertian atau
gagasan yang berbeda dari setiap orang (Safitri, 2015).
Pandangan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 tentu
dipengaruhi oleh informasi yang tersebar di lingkungan sekitar.
Namun, persepsi masyarakat tentang vaksin Covid-19 dipengaruhi
oleh kualitas informasi yang mereka terima melalui pendengaran
atau penglihatan mereka yang akan berdampak pada bagaimana
persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19. Bisa dikatakan
bahwa ketika seseorang memiliki persepsi negatif terhadap vaksin
Covid-19 mereka akan menolak divaksinasi, Oleh karena itu, sangat
penting untuk menyebarkan informasi yang akurat mengenai
manfaat vaksin Covid-19 keseluruh penduduk setempat
(Tasnim ,2021).
Mengingat permasalahan diatas, diperlukan inisiatif edukasi
kesehatan yang memadai untuk menginformasikan kepada masyarakat
tentang peran kegunaan, manfaat dan efektivitas vaksin dalam
memerangi pandemi Covid-19. Penyakit Covid-19 masih menyebar
sebagai akibat dari informasi yang tidak memadai, menjadikan
persepsi negatif dan penentangan publik yang terang-terangan
terhadap vaksin Covid-19. Maka diperlukannya tindakan untuk terus
dapat melacak rumor palsu tentang vaksin Covid-19 dalam upaya
menghentikan penyebaran informasi yang salah.
6.1.2 Hubungan Antara Usia dengan Persepsi Masyarakat Terhadap
Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar


masyarakat di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
berada di usia tua. memiliki persepsi positif lebih banyak 65,8% dan
memiliki persepsi negatif 34,2%, sedangkan pada usia muda cenderung
memiliki persepsi negatif sebanyak(59,7%)dibandingkan persepsi
positif(40,3%). Berdasarkan hasil analisa chi square diketahui ada
hubungan antara usia dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 dengan p-value yang dihasilkan yaitu 0,003. Kelompok usia
muda pada masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang cenderung memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19
dibanding kelompok usia tua. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(Wulandari, 2020) yang berjudul Faktor – Faktor Yang Berhubungan
Dengan Persepsi Tenaga Kesehatan Terhadap Vaksin Covid-19 Di
Puskesmas X Tahun 2020 dengan hasil nilai (P-Value 0,048).

Usia mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengenali pola


dan berpikir, serta perubahan aspek psikologis, sehingga semakin cukup
umur seseorang, semakin kuat dan semakin matang kapasitas dalam
berpikir(Budiman, 2013). Usia adalah faktor yang secara signifikan
memengaruhi cara masyarakat memandang vaksin Covid-19 karena usia
berdampak pada cara mereka memandang dan berpikir.Perkembangan
pandangan dan persepsi seseorang seiring bertambahnya usia akan juga
berdampak pada cara pandangnya salah satunya terhadap vaksin Covid-
19 (Argista, 2021).

Kematangan berpikir dan bertindak dalam masyarakat dipengaruhi


oleh usia,masyarakat yang berusia lebih tua memiliki pemikiran yang lebih
baik dan lebih bijaksana dalam menanggapi suatu hal dilingkungan yang
dapat membantu mereka menghasilkan persepsi yang lebih baik daripada
masyarakat yang berusia lebih muda. Agar generasi muda memiliki
persepsi positif terhadap vaksin Covid-19 dan tidak mudah ditipu berita
hoaks, pemerintah harus berperan dalam menyebarluaskan informasi
tentang vaksin yang akan membangun kepercayaan serta persepsi positif
terhadap vaksin Covid-19, Hal itu akan membantu mereka menerima
informasi yang lebih bijak karena mengingat kunci sukses berhasilnya
program vaksin Covid-19 adalah dukungan masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 .
6.1.3 Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar masyarakat


di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang berjenis kelamin
perempuan (>40 tahun) dengan hasil 77 (55,8 %). Kelompok jenis kelamin
perempuan pada masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang memiliki persepsi negatif (59,7% ) lebih banyak terhadap vaksin
Covid-19 dibanding kelompok berjenis kelamin laki-laki cenderung
memiliki persepsi negatif hanya (27,9%).Berdasarkan hasil analisa chi
square diketahui ada hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi
masyarakat terhadap vaksin Covid-19 dengan P-value yang dihasilkan yaitu
0,000 Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Wulandari, 2020) yang
berjudul “Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Persepsi Tenaga
Kesehatan Terhadap Vaksin Covid-19 Di Puskesmas X Tahun 2020”
dengan hasil nilai p-value 0.048.

Menurut Hillier dalam (Argista, 2021) jenis kelamin yaitu mengacu


pada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan Gambaran
perempuan sebagai makhluk yang lebih lemah dan lebih rentan terhadap
penyakit daripada laki-laki. Maka adanya perbedaan dalam hal perhatian
dan pandangan yang menyebabkan jenis kelamin secara sosial yang
mengacu pada peran, perilaku, aktifitas atau budaya tertentu yang akan
mempengaruhi persepsi seseorang. Emosi seseorang berpengaruh terhadap
persepsi, pada laki-lakicenderung bisa mengendalikan emosi dibandingkan
wanita (Mulyana, 2008).

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu adanya diskusi


terbuka di masyarakat sekitar mengenai vaksin Covid-19 agar masyarakat
dapat menyaring informasi dengan bijak, terutama perempuan yang lebih
mudah terpengaruh karena perempuan mudah dipengaruhi oleh lingkungan
dan lainnya. Pentingnya meluruskan persepsi negatif pada perempuan agar
kebijakan vaksin Covid-19 dapat mencapai target yang telah direncanakan
oleh pemerintah.
6.1.4 Hubungan Antara Pendidikan dengan Persepsi Masyarakat Terhadap
Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar masyarakat
di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang pada kelompok
tingkat pendidikan tinggi dengan hasil 95 (68,8 %). Kelompok tingkat
pendidikan tinggi pada masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang cenderung memiliki persepsi positif terhadap vaksin
Covid-19 (62,1%) dibandingkan kelompok tingkat pendidikan rendah
(37,2%). Berdasarkan hasil analisis chi-suqare diketahui ada hubungan
antara pendidikan dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19
dengan P-value yang dihasilkan yaitu 0,007. Hal ini sejalan dengan
penelitian (Argista 2021) yang berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap
Vaksin Covid-19 Di Sumatera Selatan dengan hasil nilai (p-value 0,038).
Pendidikan tinggi dapat membantu membentuk seseorang,
meningkatkan pengetahuan, keterampilan analitis, dan pemecahan masalah,
serta meningkatkan rasa tanggung jawab. Semua hal tersebut tidak lepas
dari pengalaman yang dimiliki seseorang selama menempuh pendidikan,
khususnya pendidikan tinggi, walaupun pendidikan tinggi bukanlah syarat
mutlak seseorang untuk sukses(Nurkaromah, Pitoewas, and Yanzi, 2017).
Hasil analisa penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan tinggi
pada masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
memiliki persepsi positif lebih banyak terhadap vaksin Covid-19
dibandingkan dengan tingkat pendidikan rendah. Karena salah satu upaya
yang dilakukan orang untuk meningkatkan sesuatu atau pengetahuannya
adalah melalui pendidikan. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi cenderung memiliki persepsi positif terhadap vaksin Covid-19;
ini mungkin terkait dengan faktor pengalaman yang dimiliki oleh individu
itu sendiri. Pendidikan berdampak pada bagaimana seseorang
mengembangkan pola pikir dan pandangan baik mereka tentang vaksin
Covid-19, Ketika masyarakat memiliki informasi yang lebih baik pada
vaksin Covi-19 pasti akan mengubah persepsi masyarakat tentang vaksin
Covid-19 tersebut.
6.1.5 Hubungan Antara Pekerjaan dengan Persepsi Masyarakat Terhadap
Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar masyarakat
di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang kelompok
tingkat bekerja lebih tinggi 106 (76,8 %).Kelompok tingkat bekerja pada
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
cenderung memiliki persepsi positif (60,4%) terhadap vaksin Covid-19
dibanding kelompok tidak bekerja. Berdasarkan hasil analisis chi-square
diketahui ada hubungan antara pekerjaan dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 dengan P-value yang dihasilkan yaitu 0,010. Hal
ini sejalan dengan penelitian (Seale et al. 2021) yang berjudul Examining
Australian public perceptions and behaviors towards a future Covid-19
vaccine dengan hasil nilai P-Value 0,001.
Pekerjaan sebagai sarana penghidupan atau sebagai bagian dari
rutinitas sehari-hari untuk mendapatkan nafkah, orang yang bekerja akan
memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan segala informasi
dari rekan kerja ataupun tempat bekerja, karna faktor pekerjaan
mempengaruhi pengetahuan terutama tentang vaksin Covid-19(Khusniyah,
2012).
Hasil dari penelitian ini responden yang bekerja cenderung memiliki
persepsi yang positif terhadap vaksin covid-19 karena mereka yang saat ini
bekerja mempunyai banyak peluang bersosialisasi dengan banyak orang dan
akan terpapar dengan banyak pengetahuan seperti infromasi tentang vaksin
Covid-19 dari lingkungan sekitar. Jika pada masyarakat yang belum bekerja
kemudian memiliki persepsi yang baik, mungkin bias dipengaruhi oleh
jaringan sosial, lingkaran pertemanan, dan tingkat pendidikan seseorang.

6.1.6 Hubungan antara Status Ekonomi dengan Persepsi Masyarakat


Terhadap vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang Tahun 2022
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian masyarakat di
Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang kelompok tingkat
status ekonomi tinggi lebih banyak dengan hasil 70 (50,7 %).Kelompok
status ekonomi tinggi pada masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang cenderung memiliki persepsi positif (67,1%) dan
persepsi negatif (32,9%) terhadap vaksin Covid-19 dibanding kelompok
status ekonomi rendah memiliki lebih banyak persepsi negatif (58,8%)
dibandingkan dengan persepsi positif (41,2%). Berdasarkan hasil analisis
chi-suqare diketahui ada hubungan antara status ekonomi dengan persepsi
masyarakat terhadap vaksin Covid-19 dengan P-value yang dihasilkan yaitu
0,002. Hal ini sejalan dengan penelitian (Elhadi et al. 2021) yang berjudul
Knowledge, attitude, and acceptance of healthcare workers and the public
regarding the Covid-19 vaccine dengan hasil nilai P-value 0,001.
Pendapatan bulanan menentukan status ekonomi seseorang atau
keluarga. Akibatnya, tingkat ekonomi seseorang dapat mempengaruhi
penerimaan mereka terhadap vaksin Covid-19, karena seseorang dengan
status ekonomi tinggi akan dengan mudah menerima rencana vaksin,
sementara seseorang dengan status ekonomi yang rendah akan ragu-ragu
dengan alasan biaya (García, 2020).
Hasil dari penelitian ini responden yang memiliki status ekonomi
tinggi cenderung memiliki persepsi positif terhadap vaksin Covid-19 karna
status ekonomi seseorang mempengaruhi besarnya permintaan akan
pemeliharaan kesehatan, orang yang memiliki status ekonomi tinggi
cenderung lebih ektensif dalam pelayanan kesehatan dan juga lebih sering
memeriksa dan memelihara kesehatan dibanding dengan orang yang
bestatus ekonomi rendah karna mereka akan mengutamakn kebutuhan
primer terlebih dahulu agar tercukupi.
Dalam hal ini, pemerintah telah menawarkan vaksinasi gratis kepada
seluruh masyarakat sehingga masyarakat dengan status ekonomi rendah
tidak perlu khawatir dengan biaya, selain itu perlunya edukasi yang
memadai bagi masyarakat yang memiliki status ekonomi rendah agar dapat
membentuk persepsi yang baik tentang vaksin Covid-19.Jika, masyarakat
sudah bersedia melakukan vaksin Covid-19 dan menegatahui efektifitas
vaksin Covid-19, tentu akan mempengaruhi lebih banyak tingkat kesediaan
masyarakat untuk melakukan vaksin Covid-19(Argista, 2021).
6.1.7 Hubungan antara Status Pernikahan dengan Persepi Masyarakat
Terhadap vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian masyarakat di
Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang kelompok menikah
lebih banyak dengan hasil 82 (59,4 %).Kelompok menikah pada
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
cenderung memiliki persepsi positif (62,2%) negatif (37,8) terhadap vaksin
Covid-19 sedangkan kelompok belum menikah cenderung lebih banyak
memiliki persepsi negatif (57,1%) dibandingkan persepsi negatif (42,9%)
terhadap vaksin Covid-19. Berdasarkan hasil analisis chi-sqoare diketahui
ada hubungan antara status pernikahan dengan persepsi masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 dengan P-value yang dihasilkan yaitu 0,025.Hal
ini sejalan dengan penelitian oleh (Argista, 2021) yang berjudul Persepsi
Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Sumatera Selatan dengan hasil
p-value 0,023.
Orang yang sudah menikah dan bekeluarga cenderung mengikuti
tanggapan yang dituturkan keluarga seperti hal nya tentang vaksin Covid-19
(Reiter, 2020).
Hasil dari penelitian ini responden pada kelompok menikah
cenderung memiliki persepsi positif terhadap vaksin Covid-19 karna orang
yang sudah menikah cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap
vaksin covid-19, dikarenakan orang sudah menikah lebih mendengarkan
pendapat dari keluarganya.Kemudianorang tidak hidup bersama
pasangannya atau belum menikah jika memiliki persepsi yang positif hal ini
mungkin saja berkaitan dengan tingkat pendidikan dan lingkungan.Maka,
dari hasil tersebut akan mebentuk persepsi positif masyarakat terhadap
vaksin Covid-19.
6.1.8 Hubungan antara Pengetahuan dengan Persepsi Mayarakat Terhadap
vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian masyarakat di
Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang kelompok
pengetahuan kurang baik lebih banyak dengan hasil 79 (57,2%)
dibandingkan dengan kelompok pengetahuan baik yaitu 59 (42,8%).
Kelompok pengetahuan kurang baik pada masyarakat di Wilayah
Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang cenderung lebih banyak
memiliki persepsi negatif (58,2%) dibandingkan persepsi positif
(41,8%)terhadap vaksin Covid-19 sedangkan kelompok pengetahuan baik
cenderung lebih banyak memiliki persepsi positif(71,2%) dibandingkan
persepsi negatif (28,8%) terhadap vaksin Covid-19. Berdasarkan hasil
analisis chi-square diketahui ada hubungan antara spengetahuan dengan
persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 dengan P-value yang
dihasilkan yaitu 0,001. Hal ini sejalan dengan penelitin(Argista, 2021) yang
berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Sumatera
Selatan dengan hasil nilai p-value 0,000.
Hasil dari penelitian ini, responden pada kelompok pengetahuan
kurang baik cenderung lebih banyak memiliki persepsi negatif terhadap
vaksin Covid-19 dibandingkan dengan kelompok pengetahuan baik. Dalam
kuesioner pengetahuan skor terendah adalah pertanyaan pada nomor 9 yaitu
pertanyaan tentang vaksin Covid-19 secara umum memiliki 4 kandungan
yaitu antigen, adjuvat pengawet dan stabilisator, kemudia skor terendah
pada kuesioner pengetahuan adalah pertanyaan pada nomor 15 yaitu
pertanyaan vaksin Covid-19 bisa diberikan bersama vaksin lain.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
mengalami suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui indera
manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Banyak pengetahuan manusia diterima melalui mata dan
telinga(Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan datang setelah merasakan sesuatu, pengetahuan


merupakan hasildaripenginderaan,Indera penglihatan (mata)dan
pendengaran adalah tempat sebagian besar pengetahuan seseorang berasal.
Pengetahuan adalah suatu gagasan yang berkembang untuk memperoleh
informasi dan memahami hal-hal yang diketahui dan yang dapat disimpan
dalam pikiran agar dapat diungkap gagasan atau informasi baru.Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang untuk memahami
sesuatu adalah pengetahuan (Argista, 2021).
Karena persepsi seseorang terhadap vaksin covid-19 sangat
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuannya tentang vaksin, hal ini mungkin
terkait dengan interaksi sosial mengingat orang-orang terdekat ataupun
peran orang tua dapat menyampaikan pesan secara efektif untuk
meningkatkan kesadaran menjadi sumber informasi yang sangat baik
terhadap vaksin Covid-19,sehingga peningkatan pengetahuan akan
mengarah pada peningkatan persepsi positif terhadap vaksin Covid-19.
Proses ini dimulai dari keluarga dan kemudian didukung oleh faktor
eksterna atau lingkunganl, seperti inisiatif kelompok masyarakat dalam
menyebarkan informasi yang benar terakit vaksin Covid-19. Hal itu pasti
akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang vaksinasi Covid-19
sehingga mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19
menjadi positif.
BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 138 masyarakat di


Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang, maka penulis dapat dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1) Ada hubungan antara Usia dengan Persepsi Masyarakat Terhadap
Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupatem
Tangerang. Nilai P-value sebesar 0,003.
2) Ada hubungan antara Jenis Kelamin dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupatem Tangerang. Nilai P-value sebesar 0,000.
3) Ada hubungan antara Pendidikan dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupatem Tangerang. Nilai P-value sebesar 0,007.
4) Ada hubungan antara Pekerjaan dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupatem Tangerang. Nilai P-value sebesar 0,010.
5) Ada hubungan antara Status Ekonomi dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupatem Tangerang. Nilai P-value sebesar 0,002.
6) Ada hubungan antara Status Pernikahan dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupatem Tangerang. Nilai P-value sebesar 0,025.
7) Ada hubungan antara Pengetahuan dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupatem Tangerang. Nilai P-value sebesar 0,001.
7.2 Saran
1) Bagi Masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat di Wilayah Kecamatan
Teluknaga Kabupaten Tangerang, untuk meningkatkan kesadaran
betapa pentingnya vaksin Covid-19 dalam upaya penghentian
penyebaran Covid-19,diharapkan masyarakat di wilayah Kecamatan
Teluknaga Kabupaten Tangerang terus mengupdate informasi tentang
vaksin Covid- 19 melalui sumber terpercaya seperti Kementerian
Kesehatan, WHO serta Dinas Kesehatan.Karena kunci sukses
program vaksin Covid-19 adalah dukungan dari seluruh masyarakat.
2) Bagi Pemerintah
Diharapkan,pemerintah dapat membatasi situs web yang
menyebarkan informasi tentang vaksin Covid-19 dimedia sosial,
dimaksudkan agar meningkatkan keutamaan informasi tentang vaksin
Covid-19 yang benar dan memasang label peringatan pada informasi
yang salah,dan juga dalam rangka meningkatkan pengetahuan
masyarakat dan menumbuhkan persepsi positif masyarakat terhadap
vaksin Covid-19 sehingga dapat terbentuk kepercayaan masyarakat
terhadap vaksin Covid-19,perlu menginformasikan atau memberikan
edukasi kepada masyarakat tentang keamanan, efektivitas vaksin
Covid-19 yang telah diuji berdasarkan pada bukti klinis.
3) Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan adanya penelitian yang
lebih lanjut untuk mendapatkan informasi lebih mengenai persepsi
masyarakat terhadap vaksin Covid-19, kemudian diharapkan untuk
peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian dengan metode
kualitatif dan menambahkan variabel karna dalam penelitian hanya
faktor fungsional yang diteliti, pada faktor sturuktural terdiri dari
lingkungan, latar belakang budaya dan agama belum diteliti.

Anda mungkin juga menyukai