BAB I
PENDAHULUAN
1
mortalitas. Jika derajat keparahan oksigenasi tidak ditanggulangi, maka pasien
akan jatuh ke derajat berat, kritis, sepsis dan syok sepsis. Sehingga meningkatkan
kebutuhan alat bantu oksigen High Flow Nasal Canul (HFNC) dan perawatan
Intensif Unit Care (ICU). Sebagian besar pasien dengan Covid-19 menunjukkan
gejala ringan sampai sedang, namun sekitar 15% berkembang menjadi pneumonia
berat dan sekitar 5% akhirnya mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS) , syok septik dan/atau gagal organ multipel. Klasifikasi kasus ringan,
seperti timbul gejala demam, gangguan pernapasan atas, sesak napas dan diare
bahkan tanpa gejala. Kasus berat, meliputi pneumonia, gagal organ multipel dan
kematian (Word Health Organization, 2020).
Karena banyak masyarakat masih salah paham tentang virus corona dan
tidak menyadari bahayanya serta tidak mengikuti persyaratan protokol kesehatan
yang ditetapkan pemerintah, risiko penularan Covid-19 terus meningkat. Selain
diwajibkan melakukan pelaksanaan prosedur kesehatan, tetapi juga melakukan
intervensi tambahan yang efektif, seperti upaya vaksinasi Covid-19 sedini
mungkin guna mencegah penyebaran Covid-19 (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020).
Vaksin bukan hanya melindungi pada masyarakat yang telah divaksinasi saja,
tetapi akan melindungi seluruh masyarakat lainnya dengan mencegah dan memper
kecil penyebaran penyakit. Pengembangan vaksin sangat penting untuk
menghasilkan vaksinasi yang aman dan efisien karena dapat mencegah dan
menghentikan penyebaran penyakit di masa depan. Apalagi saat virus menyebar
dengan cepat oleh karna itu vaksin yang dapat digunakan dalam jangka cepat
diperlukan untuk mengurangi keparahan penyakit (Sari, 2020).
Secara umum, ada tiga sikap terhadap vaksin pada masyarakat yaitu
kelompok vaksinasi, kelompok ragu atau suspek vaksin dan kelompok
penolakan (Heryana, 2020). Ketika vaksin tersedia secara luas, keraguan
mengenai efektivitas dan potensi keamanannya muncul. Keraguan vaksin
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, penyedia, sikap dan keyakinan vaksinasi,
serta masalah organisasi, politik, budaya atau sejarah yang lebih luas
(MacDonald et al, 2015). Persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, menurut
Krech dan Crutchfield dalam Rakhmat (2007) diantaranya faktor fungsional atau
personal, struktural dan situasional. Usia, jenis kelamin, kebutuhan, pengetahuan,
pendidikan, pekerjaan, uang, masa kerja, motivasi, kepribadian, dan posisi sosial
merupakan faktor fungsional atau personal. Lingkungan, latar belakang budaya,
dan agama merupakan pengaruh dari faktor struktural, Sedangkan faktor
situasional meliputi petunjuk proksemik dan kinesik.
7
yang paling umum. Beberapa pasien mungkin akan mengalami nyeri,
hidung tersumbat, pilek, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan,
diare, kehilangan penciuman, dan ruam.Hasil data dari berbagai negara
yang mengalami awal pademi Covid-19, 40% kasus akan berkembang
menjadi penyakit ringan, 40% akan berkembang menjadi penyakit
sedang seperti pneumonia, 15% akan berkembang menjadi penyakit
parah dan 5% kasus akan menjadi kritis. Pasien dengan keluhan ringan
mengatakan mereka merasa lebih baik dan sembuh setelah seminggu.
Dalam kasus yang parah yaitu perkembangan Sindrom gangguan
pernapasan akut (ARDS), sepsis, dan syok septik, serta kegagalan organ
multipel, gagal ginjal atau gagal jantung akut yang berujung kematian.
Orang tua serta mereka yang memiliki riwayat masalah kesehatan
seperti hipertensi, penyakit jantung dan paru-paru, diabetes, dan kanker
akan memiliki risiko sangat rentan terkena penyakit serius
(Kementerian Kesehatan RI, 2020).
2.1.3 Patogenesis Covid-19
Infeksi Covid-19 menyebabkan jumlah sel darah putih yang lebih
besar, pola pernapasan yang tidak normal, dan peningkatan kadar
sitokin proinflamasi plasma pada pasien. Menurut laporan kasus Covid-
19 pasien yang terinfeksi mengalami demam 5 hari, batuk, suara napas
yang keras di kedua paru-paru, dan suhu tubuh 39°C. Dalam tes rantai
polimerase positif secara real-time pada dahak pasien mengkonfirmasi
pasien terinfeksi (Rothan, 2020). Infeksi Covid-19 menyebabkan
pneumonia berat, RNAemia, dan cedera jantung akut karena Covid-19
merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan (Rothan, 2020).
a. Kasus Suspek
1) Seseorang yang memiliki salah satu dari kondisi berikut ini
dianggap sebagai kasus suspek yaitu orang yang menderita
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) telah pergi atau
menetap di suatu wilayah yang dilaporkan telah terjadi
penularan lokal di Indonesia kurun wakru 14 hari terakhir
sebelum munculnya gejala.
2) Seseorang yang memiliki riwayat kontak langsung pada pasien
terkonfirmasi Covid-19 kurun waktu 14 hari terakhir sebelum
munculnya gejala-gejala seperti gejala ISPA
3) Pasien ISPA berat atau pneumonia berat harus dirawat di
rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan, yang harus
berdasarkan bukti klinis.
b. Kasus Probable
Kasus dengan dugaan ARDS berat atau kematian disebabkan
gejala klinis Covid-19 yang menyakinkan tetapi hasil uji
laboratorium Rt-PCR tidak memungkinkan atau tidak ada.
c. Kasus Konfirmasi
Kasus terverifikasi atau seseorang yang hasil pemeriksaan
laboratorium RTPCR virus Covid-19 positif. Ada dua jenis kasus
konfirmasi.yaitu :
1. Gejala kasus terkonfirmasi (dengan gejala / sympromatic)
2. Kasus terkonfirmasi asimtomatik (tidak bergejala)
d. Kontak erat
Orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan kasus
terkonfirmasi atau suspek Covid-19. Berikut ini adalah contoh
catatan riwayat kontak yang mencurigakan :
1) Kontak tatap muka dengan kasus potensial atau terkonfirmasi
pada radius 1 meter dan dalam waktu 15 menit atau lebih.
2) Kontak fisik langsung yang dilakukan dalam kurun waktu
singkat (bersalam)
3) Yang melakukan tindakan kepada kasus yang telah
terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa menggunakan standar alat
perlindungan diri (APD).
e. Pelaku Perjalanan
Dimana pernah memiliki riwayat perjalanan dalam waktu 14
hari terakhir dari dalam negeri maupun luar negeri .
f. Discarded
1) Yang telah dicurigai dan pada tes RT-PCR kurun waktu 2 hari
hasil pada tes tersebut negatif (interval> 24 jam)
2) Seseorang yang telah berstatus kontak langsung dan telah
menyelesaikan 14 hari masa karantina.
g. Selesai Isolasi
1) Kasus tanpa gejala terkonfimasi tidak ada.
2) Demam dan gejala pernapasan memudar setelah tiga hari, dan
kasus/gejala dengan tes RT-PCR negatif dua kali lebih
mungkin untuk diverifikasi sebagai kasus yang dikonfirmasi.
Kemungkinan kasus tanpa RT-PCR tindak lanjut/simptomatik
(gejala) kasus diverifikasi adalah 10 hari setelah awal gejala,
ditambah setidaknya 3 hari setelah timbulnya demam dan
gejala pernapasan.
h. Kematian
Kasus Covid-19 yang sedang dipantau telah terbukti atau
berpotensi mengakibatkan kematian akibat Covid-19.
(Kementerian Kesehatan RI, 2020).
4) Moderna
Moderna menyatakan memiliki tingkat produksi vaksin efektif
94,5 %. Moderna mengaku telah mengajukan permohonan kepada
badan regulasi di Amerika Serikat dan Eropa untuk penggunaan
darurat vaksin Covid-19 pada akhir November lalu. Moderna
berpikir bahwa vaksinnya memenuhi pedoman penggunaan darurat
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
5) Pfizer Inc and BioNTech
Di Amerika Serikat dan Eropa, Pfizer Vaccines dan BioNTech
telah mendorong BPOM untuk segera menggunakan vaksin virus
corona mereka. Mereka menyatakan bahwa 95 persen vaksinasi
efektif melawan virus corona dalam eksperimen terbaru, yang
berlangsung pada 18 November 2020, dan tidak ada risiko
keamanan.
6) Sinovac Biotech Ltd
CoronaVac saat ini sedang melalui studi fase 3. Di Brasil,
Indonesia, dan Bangladesh, Sinovac sedang menguji vaksin
mereka. Antibodi yang dihasilkan oleh vaksin tersebut dapat
menetralkan 10 jenis Sars-coV-2, menurut data awal percobaan
pada monyet yang diterbitkan dalam jurnal Science (Kemenkes RI,
2021).
2.2.4 Efek Samping Vaksin Covid-19
Secara umum, efek samping dapat bervariasi, biasanya ringan
dan sementara, tidak selalu terjadi, dan tergantung pada kondisi
tubuh. Efek samping ringan contohnya demam, nyeri otot, atau ruam
di tempat suntikan adalah suatu hal yang wajar tetapi masih harus
dipantau.
Hal ini dapat dikenali sejak awal pengembangan dan pengujian
vaksin, sehingga memungkinkan untuk dipelajari lebih lanjut bahwa
manfaat vaksin jauh lebih besar dari pada risiko infeksi jika tidak
divaksinasi (Kemenkes RI, 2021).
2.2.5 Keamanan Vaksin Covid-19
Pemerintah membuat kemajuan pesat dalam mengembangkan
vaksinasi untuk memerangi Covid-19. Namun, karena keamanan dan
keefektifan adalah hal yang terpenting, maka itu semua dilakukan
dengan hati-hati dan presisi dengan perencanaan yang matang.
Keamanan dan efektivitas vaksin selalu menjadi prioritas utama,
bahkan dalam situasi yang mengancam jiwa. Unsur keamanan vaksin
yang telah dibuktikan melalui beberapa fase uji klinis adalah tepat dan
sesuai dengan prinsip ilmiah dan norma medis. Proses penelitian vaksin
masih memiliki banyak tahapan yang harus dilalui sebelum dapat
digunakan secara internasional, antara lain :
a) Tahap praklinik
b) Tahap klinis (fase 1-3)
c) Penetapan penggunaan vaksin.
• Pendidikan
Pendidikan, terutama pendidikan formal adalah kegiatan
proses dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa yang
teramat penting.Peertumbuhan dan perkembangan
bermasyarakat dan berbangsa akan sangat baik dan besar
pengaruhnya bilamana sumber manusia telah terdidik sebagai
hasil dari pendidikan (Soeprapto, 2013).
Pendidikan tinggi dapat membantu membentuk
seseorang, meningkatkan pengetahuan, keterampilan analitis,
dan pemecahan masalah, serta meningkatkan rasa tanggung
jawab. Semua hal tersebut tidak lepas dari pengalaman yang
dimiliki seseorang selama menempuh pendidikan, khususnya
pendidikan tinggi, walaupun pendidikan tinggi bukanlah
syarat mutlak seseorang untuk sukses (Nurkaromah, Pitoewas,
and Yanzi, 2017)..
• Pekerjaan
Pekerjaan sebagai sarana penghidupan atau sebagai
bagian dari rutinitas sehari-hari untuk mencari nafkah, orang
yang bekerja akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk
mendapatkan segala informasi dari rekan kerja ataupun
tempat pekerjana, karna faktor pekerjaan mempengaruhi
pengetahuan terutama tentang vaksin Covid-19 (Khusniyah,
2012).
• Status Pernikahan
Belum menikah/ menikah, cerai/ duda/ duda, dan
menikah/ duda/ duda merupakan contoh status perkawinan
(Sarkenas, 2012).
Orang yang sudah menikah dan bekeluarga
cenderung mengikuti tanggapan yang dituturkan keluarga
seperti hal nya tentang vaksin Covid-19 (Reiter, 2020).
• Status Ekonomi
Pendapatan bulanan menentukan status ekonomi
seseorang atau keluarga. Akibatnya, tingkat ekonomi
seseorang dapat mempengaruhi penerimaan mereka
terhadap vaksinasi Covid-19, karena seseorang dengan
status ekonomi tinggi akan dengan mudah menerima
rencana vaksin, sementara seseorang dengan status
ekonomi yang rendaj akan ragu-ragu dengan alasan biaya
(García, 2020).
b. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah faktor eksternal atau di luar idividu
seperti lingkungan, latar belakang budaya, dan agama yang
memiliki dampak signifikan terhadap bagaimana seseorang
mempersepsikan sesuatu. Manusia biasanya mempertimbangkan
rangsangan dalam konteks, dalam hal struktur mereka, oleh karena
itu mereka mencoba untuk membedakan organisasi dalam
serangkaian rangsangan. Struktur ini dibuat dengan
mengelompokkan item berdasarkan kedekatan atau kesamaannya.
Menurut prinsip kedekatan, rangsangan yang dekat satu sama lain
dianggap sebagai kelompok. Dari prisnip ini berasal muncul
keempat perseps. Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam
ruang dan waktu atau mirip satu sama lain lebih mungkin untuk
dilihat sebagai bagian dari struktur tersebut diantaranya :
1. Lingkungan
Menggambarkan persepsi dalam kaitannya dengan
lingkungan, yaitu sebagai proses di mana orang mengatur dan
menafsirkan persepsi pada indera mereka untuk memahami
lingkungan mereka.
2. Latar Belakang Budaya
Kebudayaan di mana seseorang hidup dan dibesarkan
memiliki dampak yang signifikan terhadap bagaimana sikap
orang itu terbentuk.Disadari atau tidak budaya telah
menorehkan arah sikap seseorang terhadap berbagai tantangan
atau masalah yang dialaminya (Raden, 2020).
3. Agama
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(keyakinan) dan peribadahan kepada Tuhan Yang Maha kuasa
serta peraturan yang mengatur tentang interaksi manusia dan
lingkungannya (KBBI, 2020).
2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel Penelitian Tedahulu
Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19
No Nama Judul Variabel Peneliti Hasil Peneliti
Peneliti Peneliti
1 Zisi Lioni Persepsi Variabel Berdasarkan temuan penelitian ini,
Argista Masyarakat Independen: 277 responden (63 %) berpandangan
2021 Terhadap pendidikan, umur, positif terhadap vaksin covid-19,
Vaksin jenis kelamin sedangkan 163 responden (37 %)
Covid-19 di agama/kepercayaan berpandangan negatif terhadap vaksin
Sumatera . budaya. status covid-19. pendidikan,umur, jenis
Selatan pernikahan kelamin agama/ kepercayaan, budaya,
pengetahuan. status pernikahan, pengetahuan.
pekerjaan, status pekerjaan, status ekonomi, riwayat
ekonomi, riwayat penyakit tidak menular, riwayat
penyakit tidak Covid-19.
menular, riwayat Pengetahuan mempengaruhi persepsi
covid-19. keamanan masyarakat terhadap vaksin covid-19,
vaksin kesedian oleh karena itu diperlukannya untuk
untuk divaksin memberikan informasi secara
menyuluruh dan merata pada semua
Variabel Dependen: masyarakat tentang kegunaan,
Persepsi keamanan vaksin covid-19 dan semua
masyarakat pada informasi ter-update mengenai vaksin
vaksin covid-19 covid-19.
2 Denny Faktor- Independen; Hasil Penelitian ini faktor – faktor
Wulandari faktor yang umur, jenis dari persepsi tenaga kesehatan
2020 berhubungan kelamin, terhadap vaksin COVID-19 adalah
dengan pengetahuan, masa usia, jenis kelamin, dan pengetahuan.
persepsi kerja Diharapkan instansi terkait lebih
tenaga banyak memberikan pelatihan,
kesehatan Dependen : pemahaman serta peran aktif dari
terhadap Persepsi masing-masing tenaga kesehatan
vaksin Masyarakat pada supaya persepsi yang negatif pada
Covid-19 di vaksin Covid-19 tenaga kesehatan dapat dihilangkan
Puskesmas mengingat saat ini dukungan vaksin
X tahun dari tenaga kesehatan sangat
2020 dibutuhkan pada era pandemic.
2.1 Kerangka Teori
Covid-19
Vaksin Covid-
19
Faktor
Fungsional/Personal
Stimulus
1) Usia
Respon/Reaksi
2) Jenis Kelamin
3) Pendidikan
4) Pengetahuan
5) Pekerjaan Persepsi Masyarakat
6) Status terhadap vaksin Covid-
pernikahan 19
7) Status
Ekonomi
Faktor Struktural
1) Lingkungan
2) Latar Budaya
3) Agama
Keterangan :
= Yang ditelilti
= Yang tidak diteliti
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan Persepsi Masyarakat
4. Pengetahuan terhadap vaksin
5. Pekerjaan Covid-19
6. Status pernikahan
7. Status Ekonomi
27
3.2. Hipotesisn
Variabel
Dependen
32
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari sampel di dalam penelitian
yang akan dilakukan. Populasi penelitian ini adalah masyarakat di
Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten
Tangerang yang jumlahnya adalah 173 orang.
4.3.2 Sampel
Pada penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan
teknik yang diambil yaitu Purposive Sampling. Purposive Sampling
merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara menentukan
kriteria khusus terhadap sampel yang akan diteliti. Menurut Taro
Yamane dan Slovin, apabila jumlah Populasi (N) diketahui maka
Teknik pengambilan sampel dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
N
n= 2
1+ N . e
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
e = Batas toleransi kesalahan (error)
1 = bilangan konstan
maka perhitungan jumlah sampel adalah sebagai berikut:
N
n=
1+ N . e 2
173
¿ 2
=138,4 ( 138 orang )
1+173.0,05
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan jumlah sampel yang
digunakan dalam penelian ini adalah 138 sampel. Adapun sampel yang
harus diambil memiliki beberapa kriteria diantaranya ialah :
1. Kriteria Inklusi
1. = Laki-Laki
2. = Perempuan
c) Pendidikan
Variabel ini untuk mengetahui pendidikan masyarakat di
Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga,
Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data variabel pendidikan
menggunakan lembar kuisioner yang diwakili dengan 1 butir
pertanyaan mengenai jenis pendidikan sampel pada saat
penelitian berlangsung. Pengkategoriannya sebagai berikut:
2. = Belum menikah
e) Status Ekonomi
Variabel ini untuk mengetahui status ekonomi yaitu
pendapatan masyarakat di Rt.003/Rw.05 Desa Kampung
Besar, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang
ditentukan bedasarkan UMR Kabupaten Tangerang sesuai
Surat Edaran Nomor 561/Kep.272.-Huk/2020. Pengumpulan
data variabel status ekonomi menggunakan lembar kuisioner
yang diwakili dengan 1 butir pertanyaan mengenai status
ekonomi sampel pada saat penelitian berlangsung.
Pengkategoriannya sebagai berikut:
Item No.Pertanyaan
Jenis vaksin Covid-19 1, 3
Kandungan vaksin Covid-19 7, 9
Efek samping vaksin Covid-19 5, 13 , 14, 18
Efikasi vaksin Covid-19 2, 4 , 6, 8, 11, 12, 17
Pemberian vaksin Covid-19 10, 15 , 16 , 20
Jawaban salah nilai 0 dan jawaban benar nilai 1.
Pengumpulandata variabel pengetahuan berisi sebanyak
pertanyaan. Pengkategoriannya dalam (Arikunto, 2010)
sebagai berikut::
Item No.Pertanyaan
BAB V
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan
Pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
No Pendidikan Frekuensi Presentase %
1 Rendah 43 31,2%
2 Tinggi 95 68,8%
Total 138 100.0
(Sumber: Data Diolah, Agustus 2022).
Hasil penelitian dalam pengukuran pendidikan diberikan kepada 138
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuesioner. Dalam variabel ini pendidikan dibagi menjadi dua yaitu
Rendah (tidak sekolah, SD, SMP) dan Tinggi (SMA, PT/AKADEMI).
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan data yang menunjukkan bahwa
pendidikan masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022 yaitu 95 responden (68,8%) tingkat pendidikan tinggi lebih banyak
dibandingkan dengan tingkat pendidikan rendah yaitu 43 responden (31,2%).
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
Pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
No Pekerjaan Presentase Frekuensi %
1 Bekerja 106 76,8%
2 Tidak Bekerja 32 23,2%
Total 138 100.0
(Sumber: Data Diolah, Agustus 2022)
Hasil penelitian dalam pengukuran pekerjaan diberikan kepada 138
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuesioner. Dalam variabel ini pekerjaan dibagi menjadi dua yaitu
bekerja dan tidak bekerja.
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan data yang menunjukkan bahwa
pekerjaan masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022 yaitu 106 responden (76,8%) bekerja lebih banyak dibandingkan
dengan tidak bekerja yaitu 32 responden (23,2%).
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Ekonomi
Pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
No Status Ekonomi Frekuensi Presentase %
1 Rendah 68 49,3 %
2 Tinggi 70 50,7 %
Total 138 100.0
(Sumber:Data Diolah, Agustus 2022)
Hasil penelitian dalam pengukuran pekerjaan diberikan kepada 138
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuesioner. Dalam variabel ini status ekonomi dibagi menjadi dua
yaitu rendah dan tinggi.
Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan data yang menunjukkan bahwa status
ekonomi masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022 yaitu 70 responden (50,7%) status ekonomi tinggi lebih banyak
dibandingkan dengan status ekonomi rendah yaitu 68 responden (49,3%).
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Pernikahan
Pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
No Status Pernikahan Frekuensi Presentase %
1 Menikah 82 59,4%
2 Belum Menikah 56 40,6%
Total 138 100.0
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Hasil penelitian dalam pengukuran status pernikahan diberikan kepada 112
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuesioner. Dalam variabel ini status pernikahan dibagi menjadi dua
yaitu menikah dan belum menikah.
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan data yang menunjukkan bahwa status
pernikahan masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022 yaitu 82 responden (59,4 %) berstatus menikah lebih banyak
dibandingkan dengan status belum menikah yaitu 56 responden (40,6%).
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan
Pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
No Pengetahuan Frekuensi Presentase %
1 Baik 59 42,8 %
2 Kurang Baik 79 57,2 %
Total 138 100.0
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Hasil penelitian dalam pengukuran pengetahuan diberikan kepada 138
masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan kuesioner. Dalam variabel ini pengetahuan dibagi menjadi dua
yaitu baik jika jawaban benar ≥ 75%.dan kurang baik jika jawaban benar <75% .
Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan data yang menunjukkan bahwa
pengetahuan masyarakat di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022 yaitu 79 responden (57,2 %) pengetahuan kurang baik lebih banyak
dibandingkan dengan pengetahuan baik yaitu 59 responden (42,8 %).
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Persepsi Pada Masyarakat
di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
No Pengetahuan Frekuensi Presentase %
1 Positif 75 54,3 %
2 Negatif 63 45,7%
Total 138 100.0
(Sumber : Data diolah, Agustus 2022)
Tabel 5.9
Uji Chi-Square Hubungan Usia dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022.
Usia Persepsi Masyarakat Terhadap Total P OR
Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
P e Positif Negatif
N % N % N %
Usia tua 50 65,8% 26 34,2% 76 100%
Usia muda 25 40,3% 37 59,7% 62 100% 0,003 2.846
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan hasil analisis dari 138 responden
hubungan antara usia dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di
Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang menunjukan bahwa
kelompok usia tua cenderung memiliki persepsi positif terhadap vaksin Covid-19
yaitu 50 (65.8%) dan memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19
sebanyak 26 (34,2%), Kemudian kelompok usia muda memiliki persepsi positif
terhadap vaksin Covid-19 yaitu sebanyak 25 (40,3%) dan memiliki lebih banyak
persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 yaitu 37 (59,7%).
Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukan nilai P- value yaitu sebesar
0,003 (p value < 0,05) maka dapat dikatakan Ho ditolak Ha di terima yang artiya
ada hubungan antara Usia dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19
di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang.Dari hasil analisis juga
diperoleh nilai OR 2,846 artinya usia muda 2,8 kali cenderung beresiko memiliki
persepsi negatif dan sulit menerima vaksin Covid-19 dibandingkan dengan usia
tua.
Tabel 5.10
Uji Chi-Square Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022.
Jenis Persepsi Masyarakat Total P OR
Kelamin Terhadap Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
Pe Positif Negatif
N % N % N %
Laki-Laki 44 72,1% 17 27,9% 61 100%
Perempuan 31 40,3% 46 59,7% 77 100% 0,000 3.841
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Berdasarkan tabel 5.10 didapatkan hasil analisis dari 138 responden
hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang menunjukan
bahwa masyarakat berjenis kelamin laki-laki yang mempunyai persepsi positif
terhadap vaksin Covid-19 adalah 44 (72,1%) lebih banyak dibandingan persepsi
negatif terhadap vaksin Covid-19 yaitu 17 (27,9%).Sedangkan pada jenis kelamin
perempuan yang mempunyai persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 adalah
46 (59,7%) lebih banyak dibandingkan persepsi positif terhadap vaksin Covid-19
yaitu 31 (40,3%).
Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukan nilai P- value yaitu sebesar
0,000 (p value < 0,05), maka dapat dikatakan Ho ditolak Ha di terima yang artiya
ada hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Dari hasil
analisi juga diperoleh nilai OR 3.841 artinya Perempuan 3,8 kali cenderung
beresiko memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 dan sulit menerima
vaksin Covid-19 dibandingkan Laki-Laki.
Tabel 5.11
Uji Chi-Square Hubungan Pendidikan dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022.
Pendidikan Persepsi Masyarakat Terhadap Total P OR
Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
P Positif Negatif
N % N % N %
Rendah 16 37,2% 27 62,8% 43 100%
Tinggi 59 62,1% 36 37,9% 95 100% 0.007 0.362
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Tabel 5.12
Uji Chi-Square Hubungan Pekerjaan dengan Persepsi Masyarakat Terhadap
Vaksin Covid-19 Di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
Pekerjaan Persepsi Masyarakat Terhadap Total P OR
Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
Pe Positif Negatif
N % N % N %
Bekerja 64 60,4% 42 39,6% 106 100%
Tidak 11 34,4% 21 65,6% 32 100% 0,010 2,909
Bekerja
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Tabel 5.13
Crosstabulation Berdasarkan Hubungan Status Ekonomi dengan Persepsi
Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
Status Persepsi Masyarakat Total P OR
Ekonomi Terhadap Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
Pe Positif Negati
f
N % N % N %
Rendah 28 41,2% 40 58,8% 68 100
%
Tinggi 47 67,1% 23 32,9% 70 100 0,002 0.343
%
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100
%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Berdasarkan tabel 5.13 didapatkan hasil analisis dari 138 responden
hubungan antara status ekonomi dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di Wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang bahwa
masyarakat pada kelompok status ekonomi rendah memiliki persepsi negatif
terhadap vaksin Covid-19 yaitu 40 (58,8%) lebih banyak dibandingkan dengan
persepsi positif yang berjumlah 28 (41,2%). Sedangkan pada masyarakat
kelompok status ekonomi tinggi memiliki persepsi positif terhadap vaksin
Covid-19 yaitu 47 (67,1%) lebih banyak dibandingkan dengan persepsi negatif
yang berjumlah 23 (32,9%).
Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukan nilai P- value yaitu sebesar
0,002 (p value < 0,05), maka dapat dikatakan Ho ditolak Ha di terima yang artinya
ada hubungan antara status ekonomi dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang.Dari hasil
analisis juga diperoleh nilai OR 0,343 artinya status ekonomi rendah 0,3 kali
cenderung beresiko memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 dan lebih
sulit menerima vaksin Covid-19 dibandingkan dengan status ekonomi tinggi.
Tabel 5.14
Uji Chi-Square Hubungan Status Pernikahan dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
tangerang Tahun 2022.
Status Persepsi Masyarakat Total P OR
Pernikahan Terhadap Vaksin Covid-19 Value (95%
CI)
Pe Positif Negatif
N % N % N %
Menikah 51 62,2% 31 37,8% 82 100%
Belum 24 42,9% 32 57,1% 56 100% 0,025 2,194
Menikah
Total 75 54,3% 63 45,7% 138 100%
(Sumber : Data Diolah, Agustus 2022)
Tabel 5.15
Uji Chi-Square Hubungan Pengetahuan dengan Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksin Covid-19 Di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten
Tangerang Tahun 2022.
Berdasaelan tabel 5.15 Hasil analisis dari 138 responden hubungan antara
pengetahuan dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di Wilayah
Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang bahwa masyarakat dengan tingkat
pengetahuan baik memiliki persepsi positif terhadap vaksin Covid-19 dengan
hasil 42 (71,2%) lebih banyak dibandingkan dengan persepsi negatif terhadap
vaksin Covid-19 yaitu 17 (28,8%). Sedangkan pada masyarakat dengan tingkat
pengetahuan kurang baik memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19
dengan hasil 46 (58,2) lebih banyak dibandingkan dengan persepsi positif
terhadap vaksin Covid-19 yaitu 33 (41,8%).
Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukan nilai P- value yaitu sebesar
0,001 (p value < 0,05), maka dapat dikatakan Ho ditolak Ha di terima yang artinya
ada hubungan antara pengetahuan dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Dari hasil
analisis juga diperoleh nilai OR 3,444 artinya pengetahuan kurang baik 3,4 kali
cenderung beresiko memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 dan lebih
sulit menerima vaksin Covid-19 dibandingkan masyarakat yang mempunyai
pengetahuan baik mengenai vaksin Covid-19.
BAB VI
PEMBAHASAN
PENUTUP
7.1 Kesimpulan