PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Coronavirus (Covid-19) merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut
Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama
menyebar di antara orang-orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin.
Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari pada plastik dan stainless steel
SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari atau dalam aerosol selama tiga jam
(Kemendagri, 2020:3). Sesuai hal tersebut, coronavirus hanya bisa berpindah
melalui perantara dengan media tangan, baju ataupun lainnya yang terkena tetesan
batuk dan bersin pada seseorang yang telah terkonfirmasi positif pada pemeriksaan swab.
Indonesia menjadi salah satu negara yang terdapat kasus positif virus corona
(Covid-19). Kasus pertama yang terjadi di Indonesia dialami oleh dua warga Depok,
Jawa Barat. Hal tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana
Kepresidenan Jakarta pada hari senin, 2 maret 2020. Menurut Bapak Joko Widodo, kedua
warga tersebut merupakan seorang ibu usia 64 tahun dan putrinya yang berusia 31 tahun.
Keduanya diduga tertular virus corona karena adanya kontak dengan warga negara
Jepang yang datang ke Indonesia. Warga Jepang tersebut terdeteksi Corona setelah
meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia. Tim Kementrian Kesehatan
(Kemenkes) melakukan penelusuran terhadap warga lainnya yang sebelumnya
melakukan interaksi dengan warga negara Jepang tersebut selama di Indonesia.
Menurut Kementerian Kesehatan, anak tersebut diperkirakan tertular virus corona saat
berdansa dengan warga negara Jepang di sebuah klub di Jakarta pada tanggal 14
Februari 2020. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto (Yuri) menyebutkan bahwa jumlah orang
yang mengikuti acara tersebut ada 50 orang. Pada tanggal 16 Februari 2020, anak
tersebut mengeluh batuk dan agak panas, kemudian berobat ke dokter. Setelah
peristiwa tersebut, Kemenkes berupaya untuk melakukan tracking kepada semua
orang yang ikut berdansa pada acara tersebut (Kompas.com, 2020).
1
Setelah mengumumkan kasus pertama virus corona di Depok tersebut,
Presiden Joko Widodo memastikan pemerintah sudah mempersiapkan fasilitas
kesehatan, peralatan medis untuk merawat pasien virus corona yang memenuhi
standar internasional. Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran untuk penanganan
wabah virus corona agar percepatan penanganan kasus ini segera teratasi (Kompas.com,
2020).
Salah satu Provinsi yang memiliki jumlah pasien positif corona (Covid-19)
terbesar yaitu Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur masuk dalam lima besar dengan
angka kejadian Covid 19 tertinggi di Indonesia dengan jumlah kasus 187,175 (7.7%) dari
jumlah keseluruhan kasus di Indonesia (https://Covid-19.go.id/ 2021-7-8). Untuk
mengetahui jumlah persebaran Covid-19 di Jawa Timur dapat dilihat pada gambar 1.1
dibawah ini:
Gambar 1.1 Peta Persebaran Covid-19 di Provinsi Jawa Timur Per 9 Juli 2021 Sumber: http://infoCovid-
19.jatimprov.go.id/, diakses pada tanggal 8 Juli 2021 pukul 21.30 WIB
Berdasarkan gambar 1.1 diatas dapat diketahui bahwa Kab. Banyuwangi
merupakan penyumbang kasus tertinggi dengan 219 penambahan kasus terkonfirmasi
baru, sementara Kab. Blitar dengan penambahan kasus 25 terkonfirmasi positif baru
sehingga jumlah kumulatif pasien Covid-19 yang terkonfirmasi positif di Kab. Blitar
sebanyak 6558 orang.
Untuk mengatasi penyebaran virus Covid-19 ini perlu adanya
kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan pada diri masing-
masing dengan mematuhi prokes yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai upaya
memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Selain itu sebagai upaya penanganan Covid-
2
19 pemerintah juga mencanangkan program vaksinasi covid 19 yang akan dilakukan
melalui beberapa tahap. Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dimulai pada 13 Januari 2021
dengan vaksinasi pertama dilakukan pada Presiden RI Joko Widodo, serta sejumlah
perwakilan dari berbagai latar belakang seperti tenaga kesehatan, pemuka agama, guru,
dan lain-lain.
Program vaksinasi ini terlaksana setelah pada tanggal 11 Januari 2021, Badan
POM mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin dan
dikeluarkannya fatwa halal oleh Majelis Ulama Indonesia. Vaksin COVID-19 produksi
Sinovac membutuhkan dua kali penyuntikan dengan jarak waktu 14 hari. Para penerima
vaksin akan mendapatkan kartu vaksinasi dan diingatkan untuk kembali menerima vaksin
untuk kedua kalinya. Secara garis besar vaksin merupakan salah satu solusi terbaik yang
dimiliki saat ini. Bukan dengan menyembuhkan, namun dengan menciptakan herd
immunity guna mencegah penyebaran lebih lanjut dari COVID-19, sehingga lambat laun
virus ini dapat hilang dengan sendirinya dalam masyarakat. Sejauh ini Indonesia telah
berhasil memvaksinasi 32,3 juta dosis pertama dan 14 juta dosis kedua, dari target
sasaran vaksinasi nasional 181,5 juta orang untuk mencapai kekebalan kelompok (herd
immunity). Program Vaksinasi ini dilakukan di seluruh wilayah Indonesia termasuk Jawa
Timur. Berdasarkan data Pemprov Jatim pada 11 Maret 2021 kemarin, jumlah sasaran
vaksinasi di 38 kabupaten/kota di Jatim pada tahap I dan II sudah mencapai 4.812.114
orang. Sementara jumlah sasaran Vaksin di Kab. Blitar sendiri sebanyak 299.911 Orang
yang tersebar di beberapa Fasyankes yang melaksanakan vaksinasi termasuk di
Puskesmas Kanigoro dengan jumlah sasaran vaksinasi sebanyak 53.952 Orang yang
terdiri dari kelompok usia produktif sebanyak 43.605 orang dan kelompok lansia 10.337
Orang. Mengingat pentingnya pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 sebagai upaya untuk
mengatasi penyebaran Virus COVID-19, diharapkan semua petugas pelaksana vaksinasi
hendaknya harus senantiasa memperhatikan prinsip serta standart pelayanan yang berlaku
agar pelaksanaan vaksinasi ini bisa berjalan secara aman dan efektif sehingga tidak
beresiko menciptakan klaster baru penambahan angka kejadian COVID-19 di area
vaksinasi. Berdasarkan pemaparan di atas penulis tertarik untuk mengangkat pembahasan
dengan judul “Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Berdasarkan Prinsip dan Standart
Pelayanan di Desa Gogodeso, Puskesmas Kanigoro”.
3
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas didapat sebuah perumusan masalah, “Apakah
Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Desa Gogodeso, Puskesmas Kanigoro Sudah Sesuai
Dengan Prinsip dan Standart Pelayanan Yang Berlaku?”
C. TUJUAN
Tujuan penulisan yang dilakukan adalah :
1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Desa Gogodeso,
Puskesmas Kanigoro
2. Mengetahui bagaimana prinsip dan standart pelayanan Vaksinasi Covid-19
3. Mengetahui apakah pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Desa Gogodeso, Puskesmas
Kanigoro sudah sesuai dengan Prinsip dan Standart Pelayanan Yang Berlaku.
D. MANFAAT PENULISAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis akan didapatkan manfaat :
1. Manfaat terhadap ilmu pengetahuan
Bahwa pembahasan ini akan memberikan kontribusi pada pelaksanaan vaksinasi
Covid-19 yang sesuai dengan prinsip dan standart pelayanan yang telah ditentukan.
2. Manfaat Bagi Instansi
a. Puskesmas
Menambah informasi ke Puskesmas Kanigoro sebagai upaya memperkecil
kesalahan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang sesuai dengan SOP atau
Prinsip dan Standart Pelayanan Vaksinasi Covid-19 yang berlaku.
b. Dinas Kesehatan
Sebagai informasi ke Dinas Kesehatan tentang pelaksanaan vaksinasi Covid-19
di Desa Gogodeso, Puskesmas Kanigoro.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. VIRUS COVID-19
1. Pengertian Covid-19
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus
yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal
sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini
sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia
termasuk Indonesia.
2. Tanda dan Gejala Covid-19
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan
rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien
meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau
perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat
ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya
memiliki gejala ringan.
Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu
perawatan khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi COVID-19 menderita sakit
parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang
dengan kondisi medis penyerta seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan
paru-paru, diabetes, atau kanker memiliki kemungkinan lebih besar mengalami sakit
lebih serius. Namun, siapa pun dapat terinfeksi COVID-19 dan mengalami sakit yang
serius. Orang dari segala usia yang mengalami demam dan/atau batuk disertai dengan
kesulitan bernapas/sesak napas, nyeri/tekanan dada, atau kehilangan kemampuan
berbicara atau bergerak harus segera mencari pertolongan medis. Jika
memungkinkan, disarankan untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan atau
fasilitas kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat diarahkan ke fasilitas
kesehatan yang tepat.
5
3. Cara Covid-19 Menyebar
Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terinfeksi virus ini.
COVID-19 dapat menyebar terutama dari orang ke orang melalui percikan-percikan
dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk,
bersin atau berbicara. Percikan-percikan ini relatif berat, perjalanannya tidak jauh dan
jatuh ke tanah dengan cepat. Orang dapat terinfeksi COVID-19 jika menghirup
percikan orang yang terinfeksi virus ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain. Percikan-percikan ini dapat
menempel di benda dan permukaan lainnya di sekitar orang seperti meja, gagang
pintu, dan pegangan tangan. Orang dapat terinfeksi dengan menyentuh benda atau
permukaan tersebut, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Inilah
sebabnya penting untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air bersih
mengalir, atau membersihkannya dengan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19
dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
4. Istilah dalam Covid-19
Adapun beberapa istilah mengenai karakteristik virus Covid-19, diantaranya:
a. Kasus suspek adalah seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
Orang dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah
Indonesia yang melaporkan transmisi lokal. Orang dengan salah satu gejala/tanda
ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak
dengan kasus konfirmasi/probable Covid-19. Orang dengan ISPA
berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan. Sebagai
catatan, istilah pasien dalam pengawasan (PDP) saat ini diperkenalkan dengan
istilah kasus suspek.
b. Kasus probable adalah kasus suspek dengan ISPA berat/meninggal dengan
gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dan belum ada hasil pemeriksaan
laboratorium real time PCR.
c. Kasus konfirmasi adalah seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-
19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium real time. Kasus konfirmasi
6
dibagi menjadi dua, yaitu: Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) Kasus
konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
d. Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable
atau konfirmasi Covid-19.
e. Pelaku perjalanan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri
(domestik) maupun luar negeri pada 14 hari terakhir.
f. Discarded adalah apabila memenuhi salah satu kriteria berikut: Seseorang dengan
status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif selama dua
hari berturut-turut dengan selang waktu lebih dari 24 jam. Seseorang dengan
status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari.
g. Selesai isolasi yaitu apabila memenuhi salah satu kriteria berikut: Kasus
konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak dilakukan pemeriksaan follow
up RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen
diagnosis konfirmasi. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala
(simptomatik) yang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10
hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal tiga hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan. Kasus probable/kasus
konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang mendapatkan hasil pemeriksaan
follow up RT-PCR 1 kali negatif, dengan ditambah minimal tiga hari setelah tidak
lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
h. Kematian atau kematian Covid-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus
konfirmasi atau prodable Covid-19 yang meninggal (Kompas.com, 2020).
5. Lama Virus Covid-19 Dapat Bertahan Di Permukaan Benda
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti berapa lama COVID-19 mampu
bertahan di permukaan suatu benda, meskipun studi awal menunjukkan bahwa
COVID-19 dapat bertahan hingga beberapa jam, tergantung jenis permukaan, suhu,
atau kelembaban lingkungan. Namun disinfektan sederhana dapat membunuh virus
tersebut sehingga tidak mungkin menginfeksi orang lagi. Dan membiasakan cuci
tangan dengan air dan sabun, atau hand-rub berbasis alkohol, serta hindari menyentuh
mata, mulut atau hidung (segitiga wajah) lebih efektif melindungi diri dari virus ini.
6. Upaya Pencegahan dan Penanganan Covid-19
Pemerintah selalu berupaya semaksimal mungkin dalam menangani pandemi Covid-
19. Hal ini dimulai dari pemerintah di tingkat pusat hingga penanganan ke daerah.
7
Ada beberapa upaya yang digalakkan pemerintah dalam upaya mencegah dan
menangani penyebaran virus Covid-19 ini diantaranya : Gerakan 5M, 3T dan
Vaksinasi.
a. Gerakan 5M Covid-19
Makna gerakan 5M protokol kesehatan adalah sebagai pelengkap aksi 3M. yaitu:
1) Memakai masker
2) Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir
3) Menjaga jarak
4) Menjauhi kerumunan, serta
5) Membatasi mobilisasi dan interaksi.
b. Gerakan 3T Covid-19
Selain perilaku disiplin 5M, 3T adalah upaya pemerintah untuk semakin menekan
penyebaran virus Covid-19, yaitu:
1) Testing
2) Tracing
3) Treatment
Aksi 3T ini hendaknya dilakukan oleh otoritas terkait untuk melakukan
pengujian, pelacakan, kemudian tindakan pengobatan atau perawatan kepada
orang yang terpapar virus tersebut. Selain upaya gerakan 5M dan 3T Pemerintah
juga mencanangkan pelaksanaan Vaksinasi Covid-19. Vaksin tidak hanya
memberikan perlindungan bagi orang-orang yang divaksinasi, tetapi juga bagi
masyarakat luas dengan mengurangi penyebaran penyakit dalam suatupopulasi.
Virus SARS-CoV-2 menyebar dari manusia ke manusia. Menariknya, rantai
penularan dari manusia ke manusia ini dapat terputus, bahkan jika tidak ada
kekebalan 100%, hal tersebut disebut sebagai "herd immunity" atau "community
protection" yang merupakan manfaat penting dari vaksinasi. Herd immunity bisa
tercapai apabila 70% dari populasi di suatu wilayah sudah tervaksinasi.
B. VAKSINASI COVID-19
1. Apa itu Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga
apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan. Vaksin bukanlah obat,
8
vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar terhindar dari tertular
ataupun kemungkinan sakit berat. Selama belum ada obat yang defenitif untuk
COVID-19, maka vaksin COVID-19 yang aman dan efektif serta perilaku 3M
(memakasi masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak) adalah upaya
perlindungan yang bisa kita lakukan agar terhindar dari penyakit COVID-19.
Apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata di suatu daerah maka akan terbentuk
kekebalan kelompok (herd immunity). Kekebalan kelompok inilah yang
menyebabkan proteksi silang, dimana anak tetap sehat meskipun tidak diimunisasi
karena anak-anak lainnya di lingkungan tempat tinggalnya sudah mendapatkan
imunisasi secara lengkap, sehingga anak yang tidak diimunisasi ini mendapatkan
manfaat perlindungan melalui kekebalan kelompok yang ditimbulkan dari cakupan
imunisasi yang tinggi tadi. Anak yang tidak diimunisasi tersebut dilindungi oleh
orang-orang disekitarnya yang telah kebal terhadap penyakit tertentu sehingga risiko
tertular penyakit dari orang sekitarnya menjadi kecil. Hal ini menunjukan bahwa
imunisasi dengan cakupan yang tinggi dan merata sangatlah penting.
2. Siapa Sasaran Penerima Vaksin-19
Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di
Indonesia yang berusia ≥ 18 tahun. Kelompok penduduk berusia di bawah 18 tahun
dapat diberikan vaksinasi apabila telah tersedia data keamanan vaksin yang memadai
dan persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency use authorization) atau
penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
3. Bagaimana pentahapan pelaksanaan Vaksinasi Covid-19
Dilaksanakan dalam 4 tahapan dengan mempertimbangkan ketersediaan, waktu
kedatangan dan Tahapan pelaksanaan vaksinasi COVID 19 dilaksanakan sebagai
berikut:
1) Tahap 1 dengan waktu pelaksanaan Januari-April 2021
Sasaran vaksinasi COVID-19 tahap 1 adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga
kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan
profesi kedokteran yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
2) Tahap 2 dengan waktu pelaksanaan Januari-April 2021 Sasaran vaksinasi
COVID-19 tahap 2 adalah:
a. Petugas pelayanan publik yaitu Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara
Republik Indonesia, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang
9
meliputi petugas di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal, perbankan,
perusahaan listrik negara, dan perusahaan daerah air minum, serta petugas lain
yang terlibat secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat.
b. Kelompok usia lanjut (≥ 60 tahun).
3) Tahap 3 dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022 Sasaran vaksinasi
COVID-19 tahap 3 adalah masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan
ekonomi.
4) Tahap 4 dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022 Sasaran vaksinasi
tahap 4 adalah masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan
kluster sesuai dengan ketersediaan vaksin
Pentahapan dan penetapan kelompok prioritas penerima vaksin dilakukan dengan
memperhatikan Roadmap WHO Strategic Advisory Group of Experts on
Immunization (SAGE) serta kajian dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional
(Indonesian Technical Advisory Group.
4. Siapa saja yang termasuk tenaga kesehatan yang menjadi prioritas utama
vaksinasi COVID-19
SDM Kesehatan yang mendapatkan vaksinasi:
Dokter
Perawat
Bidan
Tenaga Kesehatan lainnya (farmasi, gizi, kesmas, dsb)
Asisten tenaga Kesehatan
Tenaga penunjang
Koas
SDMK TNI/POLRI
Selain petugas kesehatan, kelompok yang paling berisiko lainnya (sebagai garda
terdepan) adalah petugas pelayanan publik seperti anggota TNI/POLRI, Satpol PP,
petugas bandara, stasiun kereta api, pelabuhan, pemadam kebakaran, PLN, PAM yang
bertugas di lapangan dan berhadapan langsung dengan masyarakat.
10
5. Tempat Pelayanan Vaksinasi COVID-19
Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
atau milik masyarakat/ swasta yang memenuhi persyaratan, meliputi:
1. Puskesmas, Puskesmas Pembantu
2. Klinik
3. Rumah Sakit dan/ atau
4. Unit Pelayanan Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
6. Yang Tidak Boleh Divaksinasi COVID-19
vaksin diberikan hanya untuk mereka yang sehat. Ada beberapa kriteria inidvidu atau
kelompok yang tidak boleh di imunisasi Covid-19 :
a. Orang yang sedang sakit
Orang yang sedang sakit, tidak boleh menjalani vaksinasi. Jika sedang sakit,
peserta harus sembuh terlebih dahulu sebelum divaksin.
b. Memiliki penyakit penyerta.
Orang dengan penyakit penyerta yang tidak terkontrol seperti diabetes atau
hipertensi disarankan tidak menerima vaksin. Oleh karena itu, sebelum
pelaksanaan vaksinasi, semua orang akan dicek kondisi tubuhnya terlebih dahulu.
Mereka yang memiliki penyakit komorbid harus dalam kondisi terkontrol untuk
mendapat persetujuan vaksinasi dari dokter yang merawat.
c. Tidak sesuai usia
Sesuai anjuran pemerintah, orang yang mendapat vaksin COVID-19 adalah
kelompok usia 18+ tahun. Artinya, mereka yang diluar kelompok tersebut seperti
anak-anak, belum boleh menerima vaksin.
d. Memiliki riwayat autoimun.
e. Wanita hamil
7. Reaksi Yang Mungkin Terjadi Setelah Vaksinasi COVID-19
Reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi COVID-19 hampir sama dengan
vaksin yang lain. Beberapa gejala tersebut antara lain:
a. Reaksi lokal, seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan dan reaksi
lokal lain yang berat, misalnya selulitis.
b. Reaksi sistemik seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi
(atralgia), badan lemah, dan sakit kepala.
11
c. Reaksi lain, seperti alergi misalnya urtikaria, oedem, reaksi anafilaksis, dan
syncope (pingsan).
8. Jenis Vaksin COVID-19 Yang Akan Digunakan di Indonesia
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020
tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19, jenis
vaksin COVID-19 yang dapat digunakan di Indonesia adalah:
1) Vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero)
2) AstraZeneca
3) China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)
4) Moderna
5) Novavax Inc
6) Pfizer Inc. and BioNTech, dan
7) Sinovac Life Sciences Co., Ltd
Jenis-jenis vaksin tersebut merupakan vaksin yang masih dalam tahap pelaksanaan
uji klinik tahap 3 atau telah selesai uji klinik tahap 3. Penggunaan vaksin tersebut
hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan izin edar atau persetujuan penggunaan
pada masa darurat dari BPOM.
9. Efek Samping Dari Vaksinasi
Secara umum, efek samping yang timbul dapat beragam, pada umumnya ringan
dan bersifat sementara, dan tidak selalu ada, serta bergantung pada kondisi tubuh.
Efek simpang ringan seperti demam dan nyeri otot atau ruamruam pada bekas
suntikan adalah hal yang wajar namun tetap perlu dimonitor.
Melalui tahapan pengembangan dan pengujian vaksin yang lengkap, efek samping
yang berat dapat terlebih dahulu terdeteksi sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut.
Manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila
tidak divaksin.
Apabila nanti terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), kita sudah ada
Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI maupun komite di setiap
daerah untuk memantau dan menanggulangi KIPI.
12
C. PRINSIP DAN STANDART PELAYANAN VAKSINASI COVID-19
1. Prinsip Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19
a. Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh Nakes (dokter, perawat atau
bidan) yang memiliki kompetensi, dibuktikan dengan kepemilikan Surat Tanda
Registrasi (STR).
b. Pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19 tidak menganggu pelayanan
imunisasi rutin dan pelayanan kesehatan lainnya.
c. Melakukan skrining sasaran lebih awal sebelum dilakukan pemberian vaksinasi.
d. Menerapkan protokol kesehatan.
e. Mengintegrasikan dengan kegiatan surveilans COVID-19 terutama dalam
mendeteksi kasus dan analisa dampak.
2. Standart Pelayanan Vaksinasi Covid-19
Selain mengacu pada prinsip pelaksanaan vaksinasi, pelayanan vaksinasi juga
harus mengacu pada standart pelayanan yang ada. Adapun standar pelayanan yang
telah ditetapkan dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Di Indonesia mencangkup 3
hal yaitu ; Ketentuan ruang dan alur, Ketentuan waktu, serta Dosis dan cara
pemberian.
1) Ketentuan Ruang/Tempat Pelayanan dan Alur
a. Ketentuan ruang / tempat pelayanan meliputi :
1) Menggunakan ruang/tempat yang cukup luas dengan sirkulasi udara yang
baik.
2) Ruang/tempat pelayanan dibersihkan dengan cairan disinfektan sebelum dan
sesudah pelayanan.
3) Tersedia fasilitas mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir/ hand
sanitizer.
4) Atur meja pelayanan antar petugas agar menjaga jarak aman minimal 1-2
meter.
5) Ruang/ tempat pelayanan vaksinasi hanya untuk melayani orang sehat.
6) Sediakan tempat duduk bagi sasaran untuk menunggu sebelum dan 30 menit
sesudah vaksinasi dengan jarak aman antar tempat duduk minimal 1-2
meter.
13
b. Ketentuan Alur Pelayanan
Meja 1 Meja 2
(Skrining dan Vaksinasi) (Pencatatan dan Observasi)
Sasaran memberikan kartu kendali kepada petugas Sasaran menyerahkan kartu kendali kepada petugas
dan dilakukan screening oleh dokter dengan meja 2 yang akan dilakukan pencatatan dengan
pemeriksaan fisik sederhana. Jika sasaran menggunakan aplikasi P-Care serta sasaran dilakukan
dinyatakan layak untuk mendapatkan vaksin, maka observasi selama 15 menit untuk pemantauan KIPI.
petugas memberikan vaksinasi kepada sasaran dan Setelah 15 menit sasaran akan menerima kartu vaksin
mencatat jam pemberian serta no bacth di kartu dan diberikan edukasi serta jadwal ulang vaksin
kendali kemudian sasaran diarahkan ke meja 2 berikutnya dan sasaran boleh pulang
Letak geografis yang sangat strategis, berlokasi di tepi jalan raya utama
provinsi Jawa timur yang berjarak ± 500 m sebelah timur ibu kota Kabupaten Blitar
yang mempunyai kontur tanah rata dengan ketinggian 134 diatas permukaan air laut.
Letak geografis masing-masing desa/kelurahan, panjang pantai, topografi, ketinggian
dan letak desa, keberadaan sungai yang melintas, jumlah keluarga dan jumlah rumah
yang berdomisili di bantaran sungai.
15
PETA WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS KANIGORO BLITAR
B. DATA KHUSUS
1. Data Sarana & Prasarana
Kondisi umum bangunan dan unit-unit pelayanan UPT Puskesmas Kanigoro belum
memenuhi standart Permenkes Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
masyarakat. Luas bangunan UPT Puskesmas Kanigoro sangat terbatas. Adapun luas
bangunan UPT Puskesmas Kanigoro sebagai berikut :
a. Fasilitas kesehatan yang terdapat di puskesmas induk
1) Unit pelayanan Rawat jalan dengan luas 4x4 meter
2) Unit pelayanan gigi dan mulut dengan luas 3x3 meter
3) Unit Gawat Darurat dengan luas 3.15 x 6 meter
16
4) Unit pelayanan KIA/ KB dengan luas 3.5x7 meter
5) Unit pelayanan HIV/TB Paru dengan luas 2x3 meter
6) Unit pelayanan konsultasi gizi dan Kesling 2x3.15 meter
b. Fasilitas penunjang
1) Laboratorium dengan luas 2.5x4.5 meter
2) Farmasi dengan luas 2.5x2.75 meter dan gudang farmasi dengan luas 3x3.5
meter
3) Ruang Pendaftaran dan Rekam medik dengan luas 7x3 meter
4) Ruang Administrasi dengan luas 3x6 meter
c. Ruang Kepala Puskesmas dengan luas 2.4x3 meter
Pada akhir juli tahun 2020 ruang kepala puskesmas dan ruang administrasi
pindah ke puskesmas baru. Pada tahun 2020 direncanakan pembangunan tahap II
pembangunan puskesmas, namun diundur tahun 2021 karena adanya pandemi.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat UPT Puskesmas
Kanigoro memiliki jaringan dan juga jejaring sebagagi berikut :
1) Jumlah Jaringan Puskesmas dan Jejaring
a. Fasilitas Puskesmas Pembantu antara lain
1. Pustu Gaprang
2. Pustu Minggirsari
3. Pustu Papungan
4. Pustu Sawentar
b. Fasilitas Polindes
1. Polindes karangsono
2. Polindes Gogodeso
3. Polindes Kuningan
4. Polindes Jatinom
5. Polindes Banggle
6. Polindes Tlogo
7. Polindes Sawentar
c. Fasilitas Ponkesdes Satriyan
17
Rincian jumlah fasilitas kesehatan di wilayah kecamatan kanigoro
No. FASKES JUMLAH KET.
1. Rumah Sakit
19
GANDUSARI 124 4 128 223 223
SUTOJAYAN 101 5 106 280 280
KESAMBEN 193 12 205 306 306
BINANGUN 73 0 73 152 152
KADEMANGAN 207 3 210 330 330
PONGGOK 136 1 137 275 275
BORO 65 2 67 145 145
SLUMBUNG 75 0 75 76 76
BACEM 53 5 58 111 111
WATES 61 6 67 125 125
PANGGUNGREJO 46 2 48 86 86
BAKUNG 35 2 37 82 82
WONOTIRTO 65 4 69 66 66
Dari tabel data di atas dapat diketahui bahwa Total Kumulatif kasus Covid-19 di Kab.
Blitar adalah sebanyak 6558 Orang per tanggal 9 Juli 2021 dengan jumlah keseluruhan
terkonfirmasi Covid-19 terbanyak secara kumulatif adalah wilayah kerja Puskesmas
Kanigoro dengan jumlah kasus per tanggal 9 Juli 2021 sebanyak 763 Orang, sementara yang
paling sedikit adalah wilayah kerja Puskesmas Wonotirto dengan jumlah kasus 66 Orang.
b. Data Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Kanigoro
Data penderita Covid-19 kasus diobservasi di wilayah kerja Puskesmas Kanigoro per
tanggal 9 Juli 2021 :
Dari data Peta di atas dapat diketahui bahwa kasus positif Covid-19 yang
sementara diobesrvasi di Wilayah Kerja Puskesmas Kanigoro per tanggal 9 Juli
2021 adalah sebanyak 27 Orang.
20
4. Data Vaksinasi Covid-19
a. Data Vaksinasi Covid-19 Kab. Blitar
Data harian kumulatif Vaksinasi Covid-19 per tanggal 7 Juli 2021 :
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 TOTAL PENCATATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
BAKUNG 8196 53 46 2372 821 1156 81 4 0 1368 79 2205 11 7158 1038 8192 4
BINANGUN 8405 55 50 2605 552 1240 45 8 0 595 0 3255 0 7758 647 8399 6
BORO 10739 92 88 1104 571 2254 152 0 0 6011 170 297 0 9758 981 10729 10
DOKO 11935 60 60 1791 957 2350 126 0 0 2319 0 4262 10 10782 1153 11913 22
GANDUSARI 11489 78 75 4126 833 2230 195 3 0 1827 0 2120 2 10384 1105 11487 2
GARUM 12117 218 219 3370 831 1686 89 3 0 1139 0 4442 120 10858 1259 12086 31
KADEMANGAN 11452 110 108 3237 840 1397 35 5 0 1420 23 4187 90 10356 1096 11450 2
KANIGORO 14714 80 80 2782 902 1852 44 19 0 2930 0 6023 2 13686 1028 14698 16
KESAMBEN 19754 128 115 4484 1264 4881 58 0 0 2848 99 5403 474 17744 2010 19586 168
PANGGUNGREJO 9814 68 68 2337 675 1180 20 9 0 1825 0 3630 2 9049 765 9805 9
0 7 - Ju l- 2 1
SELOPURO 9494 91 91 1572 574 2457 74 12 0 973 2 3579 69 8684 810 9487 7
SLUMBUNG 5670 40 39 2453 351 494 31 3 0 113 0 2103 43 5206 464 5670 0
SUTOJAYAN 13646 176 177 4163 1113 1876 331 3 0 2086 0 3666 55 11970 1676 13644 2
TALUN 14262 68 69 4441 1057 1900 20 16 0 2735 0 3956 0 13116 1146 14234 28
WATES 8251 50 48 1305 535 1121 21 5 0 1964 20 3117 65 7562 689 8208 43
WLINGI 14255 242 232 3919 1542 3676 254 5 0 458 0 3927 0 12227 2028 14245 10
WONOTIRTO 10205 64 63 2442 632 2028 55 4 0 2244 8 2455 210 9237 968 10197 8
RSUD NGUDI WALUYO 7036 730 718 3653 1135 336 30 0 0 434 0 0 0 5153 1883 7036 0
RSU MEDIKA UTAMA 2847 128 124 1509 510 182 138 0 0 72 0 184 0 2075 772 2847 0
RSU ANNISSA 5153 124 117 1358 618 108 30 0 0 744 0 2006 48 4340 813 5153 0
RSU WAVA HUSADA 953 79 77 502 0 258 0 0 0 0 0 37 0 876 77 909 44
RSU AULIA 1344 15 11 942 313 0 0 0 0 0 0 63 0 1020 324 1344 0
DOKKES POLRES 2407 11 10 598 317 1471 0 0 0 0 0 0 0 2080 327 2407 0
WILAYAH POLRES 214138 2760 2685 57065 16943 36133 1829 99 0 34105 401 60917 1201 191079 23059 213726 412
BACEM 8075 65 64 3038 418 758 11 21 0 1197 8 2478 17 7557 518 8060 15
NGLEGOK 8904 105 101 4162 778 1176 53 1 0 1104 0 1418 6 7966 938 8884 20
PONGGOK 10377 77 66 6672 682 1838 15 0 0 371 0 656 0 9614 763 9593 784
SANANKULON 11871 71 71 3100 759 2453 36 18 0 645 2 4705 11 10992 879 11820 51
0 7 - Ju l- 2 1
SRENGAT 13100 90 90 2931 1220 3419 424 17 0 1836 0 3016 57 11309 1791 13096 4
UDANAWU 10151 94 90 2003 804 1466 98 29 0 2190 88 3160 129 8942 1209 10150 1
WONODADI 11702 88 89 4140 721 1486 149 11 0 1138 47 3719 114 10582 1120 11670 32
RSUD SRENGAT 4967 302 290 1043 682 266 9 36 0 996 29 1313 1 3956 1011 4957 10
RSU AL ITTIHAD 2472 193 187 996 147 291 2 0 0 126 0 530 0 2136 336 2462 10
RSU ANANDA 3382 164 159 996 285 349 218 0 0 985 10 215 1 2709 673 3380 2
WILAYAH POLRESTA 85773 1271 1229 29430 6496 13580 1015 133 0 10705 184 21394 336 76513 9260 84842 931
TOTAL KABUPATEN 299911 4031 3914 86495 23439 49713 2844 232 0 44810 585 82311 1537 267592 32319 298568 1343
Dari tabel data diatas dapat diketahui bahwa jumlah sasaran tervaksin di Kab.
Blitar adalah sebanyak 299.911 orang dengan jumlah sasaran terbanyak di wilayah Polres
sebanyak 214.138 Orang dan jumlah sasaran paling sedikit di Faskes Klinik Puspa
Husada dengan jumlah 772 Orang.
b. Data Vaksinasi Covid-19 Puskesmas Kanigoro
Data sasaran vaksinasi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Kanigoro
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sasaran vaksinasi Covid-19 di
wilayah kerja Puskesmas Kanigoro sebanyak 53.952 Orang yang terdiri dari usia
21
produktif sebanyak 43.605 orang dan usia lansia sebanyak 10.337 orang (Sumber: UPT
Puskesmas Kanigoro). Dari 53.952 sasaran vaksinasi di wilayah kerja Puskesmas
Kanigoro yang sudah tervaksin per tanggal 7 Juli 2021 adalah sebanyak 13.686 orang
(25,36%) yang terdiri dari Nakes 80 0rang (0,58%), Pelayan Publik 2782 orang
(20,32%), Lansia 1852 (13,53%), Disabilitas & ODGJ 19 orang (0,13%), Masyarakat
rentan 2930 orang (21,40%), dan Masyarakat umum 6023 orang (44%) (Sumber Dinkes
Kab. Blitar). Sementara di Desa Gogodeso jumlah penduduk sebanyak 5326 orang
dengan jumlah sasaran vaksinasi sebanyak 3668 orang yang terdiri dari usia produktif
2972 orang dan usia lansia 696 orang. Dari jumlah sasaran vaksinasi di Desa Gogodeso
sebanyak 997 orang (27,18%) sudah tervaksinasi yang terdiri dari usia produktif 854
orang (85,65%), kelompok masyarakat rentan 40 orang (4,01%) dan kelompok usila 103
orang (10,33%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram berikut ini.
MASYARAKAT RENTAN
4%
NAKES PELAYAN LANSIA
1% PUBLIK 10%
20%
Masyarakat
Umum LANSIA
44% 14%
Disabil- USIA PRODUKTIF
itas & 86%
ODGJ
0%
Masyarakat Rentan
TERVAKSIN : 21% TERVAKSIN : 997
13.686
Diagram 1.1 Presentase jumlah sasaran yang tervaksinasi di wilayah kerja Puskesmas
Kanigoro dan di Desa Gogodeso, Kec. Kanigoro per tanggal 7 Juli 2021
22
BAB IV
PEMBAHASAN
3. Melakukan skrining sasaran lebih awal Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Desa Gogodeso
Puskesmas Kanigoro, sebelum sasaran menerima
sebelum dilakukan pemberian vaksinasi.
vaksin petugas melakukan skrining terlebih dahulu
untuk memastikan status kesehatan sasaran.
23
Selain mengacu pada prinsip pelaksanaan vaksinasi di atas, pelayanan vaksinasi juga
harus mengacu pada standart pelayanan yang ada. Adapun standar pelayanan yang telah
ditetapkan dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Di Indonesia mencangkup 3 hal yaitu ;
Ketentuan ruang dan alur, Ketentuan waktu, serta Dosis dan cara pemberian.
1. Ketentuan Ruang/Tempat Pelayanan dan Alur
1) Ketentuan ruang / tempat pelayanan meliputi :
a. Menggunakan ruang/tempat yang cukup luas dengan sirkulasi udara yang
baik. Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Gogodeso dilakukan di ruang terbuka
tepatnya di Pendopo Kantor Desa Gogodeso sehingga bisa dipastikan sirkulasi
udara di tempat tersebut sangat baik.
b. Ruang/tempat pelayanan dibersihkan dengan cairan disinfektan sebelum dan
sesudah pelayanan.
Pada pukul 06.50 WIB pada saat penulis datang ke lokasi pelayanan vaksinasi
penulis tidak melihat apakah tempat pelayanan dibersihkan dengan cairan
disinfektan terlebih dahulu atau tidak. Hal ini dikarenakan pada saat penulis datang
di lokasi pelayanan antrian sasaran vaksinasi sudah lumayan banyak. Pada saat
selesai pelayanan vaksinasi penulis juga tidak melihat ruang/tempat pelayanan
dibersihkan dengan cairan disinfektan.
c. Tersedia fasilitas mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir/ hand
sanitizer. Pada saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Desa Gogodeso Kec.
Kanigoro, Penulis tidak melihat adanya tempat cuci tangan yang disediakan untuk
sasaran di depan pintu masuk tempat pelayanan vaksinasi Covid-19 akan tetapi
petugas membawa hand sanitizer sebagai upaya mencegah resiko penularan.
d. Atur meja pelayanan antar petugas agar menjaga jarak aman minimal 1-2
meter. Meja pelayanan antar petugas sudah diatur agar ada jarak aman minimal 1-2
meter.
e. Ruang/ tempat pelayanan vaksinasi hanya untuk melayani orang sehat.
Ruang/tempat pelayanan vaksinasi di Desa Gogodeso, Kec. Kanigoro hanya untuk
melayani orang sehat.
f. Sediakan tempat duduk bagi sasaran untuk menunggu sebelum dan 30 menit
sesudah vaksinasi dengan jarak aman antar tempat duduk minimal 1-2 meter.
Petugas sudah menyiapkan tempat duduk hanya saja karena jumlah sasaran
24
Vaksinasi Covid-19 terlalu banyak sehingga kursi yang disediakan tidak mencukupi
dan pada akhirnya sedikit terjadi kerumunan dibeberapa titik tertentu.
25
menyebabkan jumlah sasaran yang tidak terkontrol. Selain itu Bidan Desa juga
berkoordinasi untuk persiapan pengaturan ruang/tempat agar selalu memperhatikan
protokol kesehatan dengan ketat.
3. Dosis dan Cara Pemberian Vaksin Covid-19
Vaksin COVID-19 diberikan melalui suntikan intramuskular di bagian lengan kiri
atas. Dosis dan cara pemberian harus sesuai dengan yang direkomendasikan untuk setiap
jenis vaksin COVID-19. Berikut table tentang dosis dan cara pemberian Vaksin Covid-19
:
Vaksin Jumlah Dosis Jadwal Pemberian Cara Pemberian
(Hari ke-)
Vaksin 2 x pemberian (0,5 ml per Jeda waktu antara Intramuskular
Sinovac dosis) vaksin 1-2 adalah
28 hari
Vaksin 2 x pemberian (0,5 ml per Jeda waktu antara Intramuskular
AstraZeneca dosis) vaksin 1-2 adalah
12 minggu
Dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Desa Gogodeso, petugas sudah sesuai
dalam memberikan jumlah dosis serta cara pemberian.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
27
Berdasarkan hasil pembahasanan dari kesimpulan di atas, maka rekomendasi
yang dapat disampaikan adalah :
1. Senantiasa mensetrilkan ruang/tempat pelayanan dengan cairan disinfektan
sebelum dan sesudah pelayanan vaksinasi guna mencegah terjadinya penularan
virus Covid-19.
2. Menyediakan tempat cuci tangan untuk sasaran sebelum memasuki ruang/tempat
pelayanan vaksinasi sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.
3. Memberikan jadwal jam pelayanan sesuai nomor urut antrian sehingga tempat
duduk dan lokasi yang terbatas dapat mencukupi sasaran yang dating. Contoh,
Nomor urut 1-100 dilayani pada pukul 07.00 – 08.00 dst. Sehingga nomor urut
200 dan seterusnya bias menunggu di rumah masing-masing. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi kerumunan yang dapat memicu terjadinya claster Covid-19
baru (Claster Vaksinasi)
4. Membentuk Tim Pelaksana Vaksinasi Covid-19 / memperkuat kembali Tim
tersebut apabila sudah ada. Tim pelaksana melibatkan seluruh lintas program di
lingkungan sektor kesehatan, serta lintas sektor terkait, termasuk orgaisasi profesi,
organisasi kemasyarakatan dan organisasi keagamaan. Tim terdiri dari 5 bidang
diantaranya: 1) Bidang Perencanaan 2) Bidang Vaksin, Logistik dan Sarana
Prasarana 3) Bidang Pelaksanaan 4) Bidang Komunikasi, Advokasi dan
Pemberdayaan Masyarakat 5) Bidang Monitoring Evaluasi. Semua bekerja
terintregitas sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
28
DAFTAR PUS TAKA
29