PENDAHULUAN
1
Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang sudah hampir menjangkau
seluruh wilayah provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian
semakin meningkat dan berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia, Pemerintah
Indonesia telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
(COVID-19). Keputusan Presiden tersebut menetapkan COVID-19 sebagai jenis
penyakit yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) dan
menetapkan KKM COVID-19 di Indonesia yang wajib dilakukan upaya
penanggulangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu, atas
pertimbangan penyebaran COVID- 19 berdampak pada meningkatnya jumlah korban
dan kerugian harta benda, meluasnya cakupan wilayah terdampak, serta menimbulkan
implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia, telah dikeluarkan juga
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional.
Penanggulangan KKM dilakukan melalui penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan baik di pintu masuk maupun di wilayah. Dalam penyelenggaraan
kekarantinaan kesehatan di wilayah, setelah dilakukan kajian yang cukup
komprehensif Indonesia mengambil kebijakan untuk melaksanakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) yang pada prinsipnya dilaksanakan untuk menekan
penyebaran COVID-19 semakin meluas, didasarkan pada pertimbangan
epidemiologis, besarnya ancaman, efektifitas, dukungan sumber daya, teknis
operasional, pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan. Pengaturan PSBB ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dan secara teknis dijabarkan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19).
Sampai saat ini, situasi COVID-19 di tingkat global maupun nasional masih
dalam risiko sangat tinggi. Selama pengembangan vaksin masih dalam proses, dunia
dihadapkan pada kenyataan untuk mempersiapkan diri hidup berdampingan dengan
COVID-19. Oleh karenanya diperlukan pedoman dalam upaya pencegahan dan
pengendalian COVID-19 untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan agar
tetap sehat, aman, dan produktif, dan seluruh penduduk Indonesia mendapatkan
pelayanan yang sesuai standar. Pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19
disusun berdasarkan rekomendasi WHO yang disesuaikan dengan perkembangan
pandemi COVID-19, dan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
2
e. Apa faktor risiko infeksi dari Covid-19?
f. Bagaimana mekanisme penularan pada virus Covid-19?
g. Apa saja ciri-ciri dari virus Covid-19?
h. Bagaimana cara kerja virus Covid-19 menyerang tubuh makhluk hidup?
i. Bagaimana asal mula Covid-19 bisa terjadi di Indonesia?
j. Apa gejala dan karakteristik dari virus Covid -19?
k. Apa saja kasus kematian yang terjadi di Indonesia yang disebabkan oleh virus
Covid-19?
l. Apa dampak yang terjadi dari virus Covid -19?
m. Apa pengertian dari protokol kesehatan?
n. Bagaimana cara mencegah penularan virus Covid-19?
o. Bagaimana cara pengobatan infeksi dari virus Covid-19?
p. Apa perbedaan karantina dan isolasi mandiri?
q. Apa yang harus dilakukan saat karantina dan isolasi mandiri?
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
dalam membentuk selubung dan mempertahankan struktur virus Corona. Struktur
virus Corona rata-rata memiliki 74 S di permukaannya. Sedangkan dalam amplop,
tersimpan protein nukleokapsid (N) yang melindungi informasi genetik RNA virus.
Amplop, M, dan N melindungi virus Corona saat berada di luar inang.
2. Varian Beta
Adalah mutasi virus corona yang pertama kali ditemukan pada Oktober
2020 di Afrika Selatan. Varian dengan kode B. 1.351 ini diketahui 50 persen lebih
mudah menular dari varian sebelumnya. Gejala infeksi varian Beta sama seperti
5
gejala pada varian Alfa dan infeksi COVID-19 secara umum. Virus corona varian
Beta pertama kali ditemukan di Teluk Nelson Mendela. Varian ini dua kali lebih
infeksius dibandingkan virus COVID-19 yang muncul pertama kali.
3. Varian Delta
Sempat menjadi penyebab gelombang kedua di berbagai negara, varian
Delta pertama kali ditemukan pada Oktober 2020 di India. Varian ini juga disebut
dengan kode B.1.617.2. Tingkat penularan varian virus ini 30–100 persen lebih
mudah menular dari varian Alfa. Selain itu, varian ini juga dapat menular lebih
cepat dan berpotensi tinggi menyebabkan gejala yang parah. Varian Delta pertama
kali ditemukan di India yang diduga menyebabkan peningkatan kasus pada
gelombang kedua pandemi di India sejak Februari 2021. Varian ini telah
ditemukan di lebih dari 74 negara. Pada 3 Mei 2021, varian ini juga telah masuk
ke Indonesia. Penularan dan penyebaran varian Delta mencapai 40% lebih cepat
dibandingkan varian Alpha. Selain itu, varian ini dapat menimbulkan komplikasi
yang lebih parah pada pasien lansia dan pasien dengan penyakit penyerta seperti
diabetes dan hipertensi.
Gejala infeksi varian delta dapat muncul dalam 3-4 hari setelah
terinfeksi. Berikut beberapa gejala yang umum dialami:
Sakit kepala.
Sakit tenggorokan.
Pilek.
Batuk.
Sesak napas.
Sakit kepala.
Kelelahan.
Kehilangan indera perasa atau penciuman.
4. Varian Gamma
Pertama kali ditemukan di Brazil dan Jepang pada November 2020, varian
Gamma dikenal dengan kode P. 1. Gejala umum yang ditimbulkan infeksi varian
virus ini sama seperti varian lain, yaitu sesak napas, sakit kepala, sakit
tenggorokan, batuk dan pilek. Varian Gamma adalah varian yang ditemukan di
Brasil. Varian ini awalnya mengakibatkan ledakan wabah di Brasil hingga
memicu kenaikan jumlah pasien dan angka kematian yang drastis. Para peneliti di
Harvard University, Amerika Serikat mendapatkan fakta tingkat kematian akibat
varian Gamma lebih tinggi dibandingkan dengan varian awalnya.
5. Varian Epsilon
Varian Epsilon atau B.1.427/B.1.429 adalah mutasi virus corona yang
pertama kali ditemukan di California, Amerika Serikat. Pada 19 Maret 2021,
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memasukkan varian ini
sebagai variant of concern (VOC) karena sempat menyebabkan peningkatan kasus
6
di beberapa wilayah. Varian Epsilon merupakan varian COVID-19 yang muncul
dari negara bagian California di Amerika Serikat pada Juli 2020. Munculnya
varian ini diikuti dengan bertambahnya kasus positif COVID-19 di Amerika
Serikat. Di seluruh dunia, sebanyak 46 negara melaporkan kasus positif akibat
terjangkitnya varian ini. Namun, tingkat penularannya tidak begitu tinggi seperti
di Amerika Serikat. Indonesia tidak melaporkan munculnya varian ini di dalam
negeri, dari infeksi varian ini mirip seperti varian lain, yaitu:
Sesak napas.
Sakit kepala.
Sakit tenggorokan.
Batuk.
Pilek.
6. Varian Lambda
Varian Lambda atau C. 37 pertama kali ditemukan di Peru dan beberapa
negara di Amerika pada Desember 2020. Hingga saat ini, belum diketahui tingkat
penularan dan keparahan infeksi akibat varian ini. Namun, tingkat penularan
varian ini diketahui tidak berbeda jauh dengan virus corona jenis pertama. Varian
virus ini pertama kali ditemukan di Peru. Selain Peru, sejauh ini varian Lambda
telah terdeteksi pula di Chile, Argentina, dan Ekuador. Varian baru ini sangat
menular dibandingkan dengan virus aslinya.
7. Varian Zeta
Varian Zeta adalah mutasi virus corona yang pertama kali ditemukan di
Brazil, dengan kore P. Varian ini disebut sama seperti varian Gamma, termasuk
dari segi gejala. Varian virus corona ini lebih dahulu terdeteksi di Rio de Janeiro,
Brasil. Sebelumnya, varian ini sudah menyebar dan terdeteksi lebih dulu di
Inggris. Varian virus corona Zeta dianggap tidak menyebabkan kekhawatiran dari
segi penyebarannya.
8. Varian Eta
Varian Eta pertama kali teridentifikasi di Inggris pada Desember 2020.
Varian yang disebut B.1525 ini membawa mutasi E484-K seperti yang ditemukan
di varian Gamma, Beta, dan Zeta. Gejala dari infeksi varian ini sama seperti
gejala COVID-19 secara umum. Namun, hingga saat ini, WHO masih
menetapkan varian Eta sebagai Variant of Interest (VOI), karena tidak menjadi
kekhawatiran seperti varian lain. Varian Eta adalah varian yang baru didapatkan
dan diidentifikasi di Inggris. Menurut para ilmuwan, varian ini memiliki beberapa
mutasi pada gen. Meski demikian, sejauh ini tak ada yang bisa membuktikan
bahwa virus corona varian Eta ini lebih menular hingga menyebabkan keparahan
pada penderitanya.
7
9. Varian Theta
Pertama ditemukan di Filipina pada Maret 2021, varian Theta dikenal juga
dengan kode P. 3. Hingga kini belum banyak informasi mengenai tingkat
penularan dan keparahan infeksi akibat varian ini. Namun, varian Theta
disebut-sebut lebih cepat menular dibanding varian sebelumnya. Dari segi gejala,
secara umum sama seperti varian lainnya. Virus varian ini dideteksi ada di
Filipina. Varian ini belum cukup memiliki bukti bahwa akan berdampak pada
kesehatan masyarakat seperti kebanyakan varian lainnya. Namun, varian ini
memiliki kemungkinan besar lebih cepat dalam tingkat penularannya.
11. Varian Mu
Varian Mu pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari 2021, lalu
secara ilmiah disebut dengan kode B.1.621. Hingga saat ini WHO masih
mengklasifikasikan varian Mu sebagai VOI. Sebab, varian ini diketahui belum
menimbulkan kekhawatiran seperti pada varian Alpha dan Delta. Gejala umum
infeksi varian Mu mirip seperti varian lainnya, yaitu demam, batuk, dan hilangnya
indra perasa serta penciuman.
8
membuat varian Omicron berpotensi lebih cepat menular dibanding varian Delta
dan memungkinkan terjadinya reinfeksi atau infeksi berulang.
Hingga saat ini, ada beberapa subvarian turunan lainnya dari Omicron yang perlu
diwaspadai, yaitu:
● BA.2
Subvarian Omicron BA.2 sudah terdeteksi di Indonesia sejak awal Januari
2022. Gejala-gejala yang timbul adalah mirip dengan subvarian BA.1. Cenderung
seperti flu biasa, sakit tenggorokan, batuk, pilek, dan badan terasa pegal-pegal.
Kendati demikian tingkat penularan subvarian Omicron BA.2 lebih tinggi
dibandingkan subvarian sebelumnya.
● BA.3
Subvarian BA.3 pertama kali terdeteksi di barat laut Afrika Selatan. Subvarian
Omicron BA.3 menyebar dengan kecepatan yang sangat rendah. Selain itu, subvarian
ini juga menyebabkan lebih sedikit kasus dibanding BA.1 dan BA.2. Gejala yang
timbul dari infeksi subvarian BA.3 dikabarkan cukup ringan dan hampir sama dengan
BA.1 dan BA.2.
● BA.4 dan BA.5
Pertama kali terdeteksi di Indonesia pada 6 Juni 2022. Sub varian BA.4 dan
BA.5 ini dikabarkan memiliki efektivitas angka reproduksi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan BA.2 atau subvarian lain. Artinya, sub varian ini memiliki
tingkat penularan yang lebih tinggi dibandingkan sub varian sebelumnya.
Beberapa gejala umum dari infeksi varian Omicron adalah:
Pilek.
Sakit kepala.
Kelelahan ringan hingga parah.
Bersin-bersin.
Sakit tenggorokan.
Selain berbagai varian virus tadi, ada juga kondisi lain yang perlu diwaspadai, yaitu:
Flurona adalah koinfeksi atau infeksi ganda yang terjadi ketika seseorang
terinfeksi virus corona dan virus flu secara bersamaan. Gejala yang ditimbulkan mirip
seperti gejala infeksi COVID-19 pada umumnya.
Pada kasus yang ringan dan sedang, gejala yang dapat muncul adalah:
Demam.
Batuk.
Kelelahan.
Diare.
Pilek.
Mual dan muntah.
Sakit kepala.
9
Sakit tenggorokan.
Hilangnya kemampuan indra penciuman dan perasa.
Beberapa orang juga dapat mengalami gejala berat akibat flurona. Misalnya
sesak napas, nyeri dada, sulit bicara, penurunan kesadaran, serta wajah, bibir, dan
kuku tampak kebiruan atau pucat.
10
Hal itu disebabkan oleh beberapa hal:
1. Orang berusia lanjut memiliki masalah kesehatan jangka panjang sehingga
lebih berisiko ketika terkena virus
2. Daya tahan tubuh seseorang berkurang ketika menginjak usia senja, sehingga
sulit melawan infeksi
3. Lapisan pada paru kurang elastis pada masa tua, sehingga penyakit seperti
Covid-19 cukup mematikan
4. Inflamasi pada orang usia senja bisa lebih membahayakan, dan menyebabkan
kerusakan organ.
11
atau keluhan yang dialami. Selain itu, dokter juga akan melakukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah untuk membantu menegakkan
diagnosis. Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel
dari tenggorokan, atau spesimen pernapasan lainnya. Sementara itu, untuk
kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan melakukan swab
tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.
2) Komplikasi Infeksi Coronavirus
Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan
komplikasi pneumonia dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak
ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, SARS juga bisa menyebabkan
kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian. Hampir sama dengan
SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang serius.
Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut,
gagal ginjal, bahkan kematian.
12
Tahap replikasi virus yang pertama adalah pelekatan (attachment).
Proses ini terjadi ketika protein virus pada kapsid atau selubung fosfolipid
berinteraksi dengan reseptor spesifik pada permukaan sel dalam tubuh inang.
Di tahap ini akan terjadi proses perubahan struktural pada virus.
2. Penetrasi
Tahap replikasi virus selanjutnya adalah penetrasi. Setelah proses
pengikatan, partikel virus akan dibawa langsung ke dalam sel. Prosesnya
dikenal dengan sebutan penetrasi. Beberapa DNA virus juga dapat memasuki
sel inang melalui endositosis yang diperantarai oleh reseptor.
3. Pelepasan Selubung
Pelepasan selubung menjadi tahap replikasi virus selanjutnya.
Pelepasan selubung adalah proses pemisahan fisik asam nukleat dari
komponen struktural luar virus. Tujuannya agar asam nukleat tersebut dapat
berfungsi. Dalam prosesnya pelepasan selubung, membutuhkan pH asam
dalam endosome.
Di tahap ini, kapsid virus dihilangkan dan diganti oleh enzim virus atau
enzim inang yang melepaskan asam nukleat genom virus. Genom dilepaskan
sebagai asam nukleat bebas (picornavirus) atau sebagai nukleokapsid
(reovirus). Prosesnya bisa terjadi secara bersamaan atau setelah proses
penetrasi selesai.
4. Replikasi
Genom virus yang dilepaskan dan tidak tersalur, transkripsi atau
translasi genom virus dimulai. Tahap replikasi virus ini sangat berbeda antara
virus DNA dan RNA, serta virus dengan polaritas asam nukleat yang
berlawanan. Proses ini memuncak dalam sintesis de novo protein virus dan
genom.
5. Perakitan
Setelah sintesis de novo genom virus dan protein, protein virus akan
dibungkus dengan genom virus yang baru direplikasi. Protein tersebut akan
dibentuk menjadi virion baru yang siap dilepaskan dari sel inang. Tahap
replikasi virus ini bisa juga disebut sebagai proses pematangan.
6. Pelepasan Virus
Tahap replikasi virus yang terakhir adalah pelepasan virus. Sejauh ini,
ada dua metode pelepasan virus, yaitu lisis atau tunas. Ini penjelasannya
masing-masing:
● Lisis
Metode ini menghasilkan virus dari kematian sel inang yang terinfeksi.
Jenis virus ini disebut dengan sitolitik. Contohnya adalah variola
mayor, yang dikenal sebagai cacar air.
● Tunas
Metode ini menghasilkan virus baru dari proses pelepasan sel inang
yang bertunas. Jenis virus ini disebut dengan sitopatik. Contohnya
adalah virus influenza. Jenis virus ini biasanya tidak membunuh sel
yang terinfeksi.
13
VIRUS masuk ke sel tubuh
↓
Melepaskan spike
↓
RNA virus bertranslasi (Replikasi)
↓
Membentuk nucleocapsid membran, envelope baru
↓
VIRUS dewasa
↓
Dilepaskan
Virus ini mempunyai protein dengan ujung tajam yang membuat virus bisa
menempel ke membran sel, dan dari situ, materi genetis virus masuk ke sel tubuh
manusia. Materi genetis tersebut kemudian membajak metabolisme sel dan membuat
sel tidak lagi berkembang untuk kesehatan tubuh melainkan untuk memperbanyak
virusnya.
14
(infeksi mungkin telah menyebar dari kelelawar ke manusia secara langsung
atau melalui hewan perantara seperti trenggiling atau mamalia lain yang belum
teridentifikasi).
Yang pertama “masih merupakan kemungkinan valid yang tidak boleh
diabaikan,” tulis para ilmuwan dari Austria, Jepang, Spanyol, Kanada, AS, dan
Australia pada bulan Maret. Organisasi Kesehatan Dunia menerbangkan
sekelompok ahli ke China awal tahun ini untuk menyelidiki asal-usul virus.
Namun laporan yang mereka susun tidak menarik kesimpulan apa pun tentang
dari mana Sars-CoV-2 berasal dan, bagi banyak orang, menghasilkan lebih
banyak pertanyaan daripada jawaban. Pada bulan Mei, 18 ilmuwan terkemuka
menulis surat di majalah Science yang mengajukan kasus ini untuk diselidiki
lebih lanjut. “Kita harus menganggap serius hipotesis tentang penyebaran
[virus] alami dan [kebocoran] laboratorium sampai kita memiliki data yang
cukup,” tulis mereka. Mereka juga menekankan bahwa “penyelidikan yang
tepat harus transparan, objektif, berdasarkan data”, serta “tunduk pada
pengawasan independen”.
Lompatan virus jika dikonfirmasi dapat menyebabkan dibuatnya
peraturan yang lebih ketat untuk pasar basah, yang populer di seluruh Asia,
serta pedoman baru untuk pertanian dan eksploitasi komersial satwa liar.
Namun, jika proposisi kebocoran laboratorium terbukti benar, itu akan
menantang beberapa asumsi terkait penelitian tingkat tinggi yang dilakukan
hari-hari ini - khususnya, apa yang disebut eksperimen "gain-of-function",
yakni patogen dibuat lebih berbahaya untuk mensimulasikan skenario wabah
yang berbeda. Dan itu bisa mengarah pada peraturan baru di laboratorium
biosafety, yang telah lama diminta oleh para ahli di seluruh dunia. China juga
telah mendorong teori lain, bahwa virus corona mungkin telah memasuki
negara itu melalui pengiriman daging beku, sebuah teori yang didukung oleh
penelitian dari salah satu ahli virologi terkemuka. Jika teori ini dikonfirmasi,
tentu akan berimplikasi pada perdagangan internasional, transportasi makanan,
dan perusahaan komersial lainnya.
15
ditemukannya pasien 01 dan 02, Indonesia disebut kebal dari COVID-19
dalam berbagai celetukan yang dilontarkan sejumlah pejabat. Sebab, saat
banyak negara mulai melaporkan kasus COVID-19, Indonesia masih belum
melaporkan kasus Corona. Namun, setelah ditemukannya pasien 01 dan 02 ini
mematahkan mitos bahwa Indonesia ‘kebal Corona’.
Lonjakan kasus pertama COVID-19 di Indonesia pertama kali
mengalami lonjakan kasus pertama pada 9 Mei 2020 dengan jumlah 533 kasus.
Selanjutnya, pada 9 Juli 2020 kembali terjadi lonjakan kasus baru mencapai
1.043 kasus. Ini menjadi penambahan kasus tertinggi sejak kapan COVID-19
masuk ke Indonesia
A. Gejala umum terjadi pada hari ke-2 hingga ke-14 setelah terpapar virus
SARS-CoV-2, yaitu:
Demam: 99%
Kelelahan: 70%
Batuk kering: 59%
Kehilangan nafsu makan: 40%
Sakit tubuh: 35%
Sesak napas: 31%
Lendir atau dahak: 27%
16
B. Gejala lain yang muncul setelah atau tanpa gejala umum meliputi :
Sakit tenggorokan
Sakit kepala
Menggigil, terkadang dengan gemetar
Kehilangan bau atau rasa
Hidung tersumbat atau meler
Mual atau muntah
Diare
17
Indonesia yang berasal dari pemeriksaan 153.330 spesimen. Total kumulatif kasus
Covid-19 yang ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020 hingga kemarin
berjumlah 2.983.831 kasus. Kasus aktif Covid-19 di Indonesia dilaporkan ada
sebanyak 549.694. Selain itu, ada 32.867 pasien yang dinyatakan sembuh dari
Corona kemarin. Total pasien Corona yang dinyatakan sembuh hingga saat ini
berjumlah 2.356.533 orang. Kemarin, ada 271.662 suspek Corona yang dipantau
pemerintah. Sedangkan spesimen Covid-19 yang diperiksa berjumlah 153.330.
Daerah yang melaporkan penambahan kasus baru terbanyak kemarin adalah Jawa
Barat dengan 5.950 kasus dan diikuti DKI Jakarta dengan 5.904 kasus baru.
Sedangkan daerah dengan kasus sembuh tertinggi ada di DKI Jakarta,
yaitu 10.558 kasus. Kematian akibat Covid-19 di Indonesia tercatat mencapai
150.430 jiwa pada 8 Maret 2022, berdasarkan Worldometers. Kasus kematian
Covid-19 Indonesia menyumbangkan 11% dari total kematian di Asia yang
sebanyak 1.362.269 kasus dan sekaligus menjadi yang tertinggi kedua di Asia.
Adapun, kematian Covid-19 tertinggi berasal dari pusat penyebaran varian Delta,
India. Kematian akibat infeksi virus corona di India sebanyak 515.241 jiwa.
Setelah Indonesia, Iran menjadi negara dengan kasus ketiga tertinggi. Kematian
akibat Covid-19 di Iran sebanyak 138.116 jiwa. Kemudian disusul Turki dengan
jumlah kematian sebanyak 95.681 jiwa. Disusul Filipina yang berada di peringkat
kelima Asia dengan kematian sebanyak 57.066 jiwa. Lantaran terdapat ragam
risiko dari Covid-19, masyarakat diharapkan untuk melakukan vaksinasi guna
mengurangi risiko infeksi virus corona dan kematian.
18
risiko terjadinya learning loss. Studi menemukan bahwa pembelajaran tatap
muka menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik saat dibandingkan
dengan PJJ.
3) Kekerasan pada anak dan risiko eksternal
Selama pemberlakuan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ), peserta
didik lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Hal ini tentu meningkatkan
risiko kekerasan yang tidak terdeteksi. Tanpa sekolah, banyak anak yang
terjebak di kekerasan rumah tanpa diketahui oleh guru. Selain kekerasan di
rumah, risiko eksternal juga menjadi hantu bagi peserta didik. Ketika anak
tidak lagi datang ke sekolah, terdapat peningkatan risiko untuk pernikahan
dini, eksploitasi anak terutama perempuan, dan kehamilan di kalangan remaja.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan
melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas. Pemerintah
telah mendorong pelaksanaan PTM terbatas bagi sekolah yang berada di zona
kuning dan hijau.
Tidak hanya melaksanakan PTM terbatas, peranan guru serta sekolah
dalam memerhatikan dan memantau anak didiknya selama pelaksanaan PJJ
sangat diperlukan untuk meminimalisasi risiko-risiko di atas.
19
4. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan
menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh
mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat
dengan mudah masuk ke tubuh kita.
5. Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika
Anda sakit atau saat sedang keluar rumah. Macam-macam jenis masker:
● Masker biasa ( Surgical Mask ) Masker biasa atau yang dikenal dengan
nama masker bedah (surgical Mask) yang sudah umum digunakan
masyarakat.Perlu diingat, masker ini tidak didesign untuk menyaring
partikel dan Mikroorganisme yang berukuran sangat kecil, termasuk virus
influenza dan Bakteri tuberculosis. Oleh karena itu orang yang sehat tidak
disarankan untuk Menggunakan masker jenis ini dan cukup hanya orang
yang sakit saja.
● Masker N95 Masker jenis ini merupakan alternative bagi orang yang sehat
untuk Berinteraksi dengan orang sakit. Masker ini disebut N95 karena
dapat menyaring Hingga 95% dari keseluruhan partikel yang berada di
udara.
● Masker kain Masker kain yang dianjurkan yakni yang memiliki 3 lapisan
kain, yaitu:
➔ Lapisan pertama adalah lapisan kain hidrofilik seperti katun, kemudian
dilapisi oleh kain yang bisa mendukung filtrasi lebih optimal.
➔ Lapisan kedua ini bisa juga menggunakan katun atau polyester.
6. Tetap dirumah, hindari kontak dengan orang lain dan bepergian ke tempat
umum. bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, ketikan
merasa demam, batuk dan sulit bernapas. Konsumsi secara rutin vitamin yang
dapat meningkatkan kekebalan tubuh saat sehat dan mempercepat
penyembuhan saat sedang sakit.
7. Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, jika merasa gejala COVID 19 ada
ditubuh kita. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda
pernah melakukan perjalanan terutama ke negara atau wilayah terjangkit, atau
pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama.
8. Menunda perjalanan ke wilayah/ negara dimana virus ini ditemukan.
9. Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan
akurat. Ikuti arahan dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat.
10. Jagalah kebersihan lingkungan, diri agar tidak ada virus atau penyakit yang
menempel atau tertular ke tubuh kita.
11. Gunakan hand Sanitizer sesudah memegang benda atau tangan orang lain yang
kita tidak tau riwayat mereka.Membersihkan dan mendisinfeksi secara berkala
barang-barang yang sering disentuh. Hand Sanitizer merupakan pembersih
tangan yang biasa digunakan untuk membunuh bakteri dan virus yang
nemenpel pada tangan. Hand sanitizer memiliki kemampuan antibakteri yang
dapat menghambat hingga membunuh bakteri. Ada dua jenis varian hand
sanitizer yaitu:
20
➔ Hand sanitizer gel merupakan jenis hand sanitizer yang berbentuk gel,
kandungan bahan aktif alkohol 60%.
➔ Hand sanitizer spray merupakan hand sanitizer yang berbentuk spray,
memiliki kandungan bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1% dan alkohol 60%.
Jenis hand sanitizer ini lebih efektif dibandingkan jenis hand sanitizer gel
dalam menurunkan jumlah kuman yang menempel pada tangan.
12. Vaksin merupakan salah satu prosedur untuk memasukkan vaksin ke dalam
tubuh dilakukan untuk memicu sistem imun tubuh, sehingga ada imunitas
terhadap suatu penyakit tertentu. Vaksinasi COVID-19 akan dilakukan setelah
kepastian keamanan dan keampuhannya ada, merupakan upaya untuk
menurunkan kesakitan dan kematian dan mendorong terbentuknya kekebalan
kelompok. Selain itu, vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk melindungi dan
memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh, juga menjaga produktivitas
dan mengurangi dampak sosial dan ekonomi masyarakat.
21
emergency use authorization (EUA) kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan
Amerika Serikat (FDA) sebelum diedarkan.
e. Sinopharm
Vaksin buatan Sinopharm ini dibuat menggunakan bahan baku atau metode
virus infaktif. Artinya, di dalam vaksin terdapat virus penyebab Covid-19 yang
sudah dilemahkan atau dibuat tidak aktif, sehingga tidak akan memicu infeksi,
tapi tetap bisa memicu respons dari sistem kekebalan tubuh.
22
2.16 Karantina dan Isolasi Mandiri (ISOMAN)
1. Perbedaan Karantina dan Isolasi Mandiri
Karantina adalah upaya memisahkan seseorang yang terpapar
COVID-19 (baik dari riwayat kontak atau riwayat bepergian ke wilayah yang
telah terjadi transmisi komunitas) meskipun belum menunjukkan gejala
apapun atau sedang dalam masa inkubasi yang bertujuan untuk mengurangi
risiko penularan.
Isolasi adalah upaya memisahkan seseorang yang sakit yang
membutuhkan perawatan COVID-19 atau seseorang terkonfirmasi COVID19,
dari orang yang sehat yang bertujuan untuk mengurangi risiko penularan.
Apa yang harus dilakukan saat karantina dan isolasi mandiri?
a. Gunakan kamar terpisah dengan anggota keluarga lainnya
b. Gunakan kamar mandi terpisah dengan keluarga yang lain
c. Monitor gejala demam, flu, batuk, sesak nafas dan gejala covid lainnya,
jika gejala memberat segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat
d. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang mencakup tekanan darah,
suhu, laju nadi, laju pernapasan, dan saturasi oksigen.
e. Hindari kontak dan jaga jarak 1 meter dengan anggota keluarga dan
hewan peliharaan
f. Jangan berbagi peralatan seperti alat makan dan handuk dengan
anggota keluarga lainnya
g. Selalu memakai masker dan membuang masker bekas di tempat yang
ditentukan.
h. Jangan pergi bekerja, sekolah, ke ruang publik untuk mencegah
penularan masyarakat
i. Manfaatkan fasilitas telemedicine atau sosial media kesehatan.
j. Terapkan perilaku hidup sehat dan bersih, serta konsumsi makan
bergizi, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan lakukan
etika batuk dan bersin.
k. Jaga kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan desinfektan
l. Selalu berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari
setiap pagi (15-30) menit.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
● Banyaknya sudah kasus yang disebabkan oleh virus corona membuat kita
semakin ragu dan takut untuk memulai kehidupan yang disebut dengan new
normal, alhasil yang kita hadapi adalah kapan, dimana, bagaimana, kenapa,
apa, dan siapa saja yang akan tertular oleh virus tersebut.
● Tapi dibalik rasa panik dan rasa takut itulah masyarakat berusaha untuk sadar
dan merubah pikiran mereka, serta pola hidup mereka, mau tidak mau mereka
harus lebih serius menghadapi dunia yang baru, pakai masker setiap harinya,
cuci tangan sebelum dan sesudah makan, pake hand sanitizer dan lain-lain.
● Sikap dan sifat mereka sendiri lah yang dapat membantu mereka menghadapi
situasi dan kondisi yang berbahaya dimasa pandemi corona, tidak hanya itu,
mereka harus melindungi Kesehatan mereka, menjaga imunitas tubuh mereka
sendiri bagaimanapun caranya, maka himbauan yang diberikan harus mereka
dengar dan lakukan demi diri mereka sendiri dan lingkungan mereka.
● Dampak yang disebabkan memang diluar perkiraan, bahkan tidak bisa lagi
dihitung dan hanya menunggu dimana tidak ada lagi virus tersebut dan sampe
sekarang hanya bisa berharapnya dengan adanya vaksin kita bisa disembuhkan
untuk sementara waktu.
● Tindakan yang harus diambil adalah keseriusan untuk tetap bertahan dan
membuat sebuah mindset hingga pandemic ini berakhir, maka semuanya
kembali kepada diri sendiri, semakin banyak kita peduli dan mengingat atau
diperingatkan, semakin banyak juga orang akan sadar dan ikut serta untuk
melakukan yang kita lakukan sekarang dan seterusnya.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Saran yang diambil adalah memulai pola hidup baru, memulai
segalanya dari awal, lebih peduli, lebih serius menangani dan menanggapi hal-hal
kecil/sepele, tidak meremehkan informasi dan berita yang beredar, tetap waspada,
jaga diri sendiri, ikuti protokol kesehatan, ikuti saran dan prasarana di situasi dan
kondisi pandemi virus corona, tetap lakukan kegiatan sehari-hari namun tetap
hati-hati dan untuk kedepannya masyarakat semua bisa beradaptasi dengan apa
yang terjadi sekarang di masa yang akan datang.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/27203
https://indonesiabaik.id/infografis/6-jenis-vaksin-yang-akan-digunakan-di-indo
nesia
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5216476/struktur-virus-corona-car
a-hidup-gejala-terinfeksi-klasifikasi
https://amari.itb.ac.id/artikel-dan-berita/
https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/13/200200423/faktor-risiko-covi
d-19-dari-usia-sampai-penyakit-bawaan
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/11-varian-virus-covi
d-19-dari-berbagai-negara-dunia
https://www.halodoc.com/artikel/cara-virus-corona-menyerang-tubuh#:~:text=
Virus%20corona%20suka%20masuk%20ke,dapat%20menyerang%20organ%2
Dorgan%20vital.
https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/27/100500023/begini-perjalanan-
masuknya-virus-corona-ke-dalam-tubuh-sampai-merusak
https://kawalcovid19.id/content/650/bagaimana-virus-corona-menyerang-tubu
h
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/3-potensi-dampak-sosial-negatif-pandemi-covi
d-19-bagi-peserta-didik-yang-harus-diwaspadai/
https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-du
nia-pendidikan
https://www.dprd-diy.go.id/dampak-besar-pandemi-di-sektor-ekonomi/
https://humbanghasundutankab.go.id/main/index.php/read/news/2167
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-60664347.amp
https://www.kompas.com/tag/kasus+kematian+covid-19+indonesia
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/08/jumlah-kematian-covid
-19-indonesia-capai-1504-ribu-kasus-tertinggi-kedua-di-asia
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220916142813-4-372717/kasus-kema
tian-covid-ri-naik-lagi-kala-endemi-kian-nyata/amp
https://sdip.dpr.go.id/search/detail/category/Info%20Singkat/id/1157
https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-faq.html
https://corona.kendalkab.go.id/berita/profil/kenalan-dengan-covid-19
https://bali.kemenag.go.id/jembrana/berita/18013/struktur-virus-corona
https://bbpmpjateng.kemdikbud.go.id/yuk-mengenal-virus-covid-19-lebih-dekat/
https://genecraftlabs.com/id/reagen-pcr-untuk-deteksi-covid-19/
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jateng/baca-artikel/13981/Protokol-
Kesehatan-5M-dan-Kesehatan-Imun-untuk-Hadapi-Varian-Baru-Covid-19.html/
https://indonesiabaik.id/infografis/6-jenis-vaksin-yang-akan-digunakan-di-indo
nesia
25