NAMA :
DICKY AGUSTIAWAN
(1911131010)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji ayukur penulia panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
izinnyalah penulis ,asih diberikan kesempatan untuk menyusun makalah tentang
Hukum Administrasi, tema Kosenkuensi Hukum Penyalagunaan Wewenang Pejabat
Pemerintahan Dalam Penerapan Ketentuan Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19.
Dengan judul “Penerapan Denda Kepada Masyarakat Yang Tidak Mematuhi Protokol
Kesehatan Pencegahan Covid-19” ini sebagai tambahan ilmu, tugas, dan pedoman.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengumpulkan dari berbagai sumber terutama
dari internet yang memudahkan saya dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan walaupun kita
menginginkan kesempurnaan dalam hal pembangunan dan penyempurnaan makalah
ini penulis mengharapkan kritik, masukan dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
I.2.2 Tujuan Khusus
I.3 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Covid-19
2.2 Potokol Kesehatan Covid-19
2.3 Konsekuesni bagi Pejabat Pemerintah yang Menyalagunakan Wewenang
dalam Protokol Kesehatan Covid-19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada
tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru
coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut
sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020,
WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.
1. 2. Tujuan Pedoman
1. 2. 1. Tujuan Umum
Penerapan denda kepada masyarakat yang tidak mematuhi protokol
kesehatan pencegahan covid-19
1. 2. 2. Tujuan Khusus
a. Memahami apa yang dimaksud dengan covid-19
b. Menjelaskan pentingnya protokol kesehatan covid-19
c. Mematuhi protokol kesehatan covid-19
1. 3. Rumusan masalah
a. Apa yang di maksud dengan covid-19 ?
b. Seberapa penting protokol kesehatan covid-19?
c. Bagaimana upaya pemerintah / pemegang wewenang dalam mematuhi
penerapan protokol kesehatan covid-19 ?
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bagian ini, dijelaskan definisi operasional kasus COVID-19 yaitu Kasus
Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, Pelaku Perjalanan,
Discarded, Selesai Isolasi, dan Kematian. Untuk Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus
Konfirmasi, Kontak Erat, istilah yang digunakan pada pedoman sebelumnya adalah
Orang Dalam.Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa
Gejala (OTG).
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap.
Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan tetap merasa
sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk
kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat,
pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang penciuman dan
pembauan atau ruam kulit. Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak
awal pandemi, 40% kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami
penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah,
dan 5% kasus akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan
sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multiorgan, termasuk gagal
ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan
orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi,
gangguan jantung dan paru, diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami
keparahan.
Angka kasus COVID-19 hingga saat ini terus mengalami peningkatan yang cukup
signifikan di Indonesia. Masyarakat pun terus dihimbau untuk tetap berada di dalam
rumah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Namun, pada kondisi tertentu kita
tetap harus keluar rumah untuk melakukan aktivitas tertentu. Agar tetap aman saat
harus pergi keluar rumah, Kementerian Kesehatan membuat sebuah protokol
kesehatan sebagai solusinya.
Protokol kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang perlu diikuti oleh segala
pihak agar dapat beraktivitas secara aman pada saat pandemi COVID-19 ini. Protokol
kesehatan dibentuk dengan tujuan agar masyarakat tetap dapat beraktivitas secara
aman dan tidak membahayakan keamanan atau kesehatan orang lain. Jika masyarakat
dapat mengikuti segala aturan yang tertera di dalam protokol kesehatan, maka
penularan COVID-19 dapat diminimalisir.
8. Jasa ekonomi kreatif (arsitektur, fotografis, periklanan, penerbitan, televisi, dan lain-
lain)
Poin-poin protokol di atas adalah aturan-aturan secara umum. Tempat atau fasilitas
tertentu memiliki aturan yang lebih ketat dan rumit karena kerentanan dan kemungkinan
penularan yang lebih tinggi. Untuk mengakses aturan-aturan protokol kesehatan di
tempat atau fasilitas umum secara lebih lengkap, Anda dapat melihatnya di laman resmi
Kemkes.
Jadi, jika oknum pejabat sudah mengetahui tentang sanksi dan denda yang telah
di tentukan maka oknum pejabat harus mentaati peraturan konsekuensi yang telah di
tetapkan di wilayah masing-masing tersebut. Jika oknum pejabat masih menolak
tentang sanksi dan denda yang telah diberikan. maka seharusnya konsekuensi yang di
berikan lebih berat lagi ( di keluarkan dari jabatannya ).
Kebijakan mengenai penerapan berbagai sanksi atau denda atas pejabat yang
pelanggaran protokol kesehatan covid-19. Kebijakannya yang dimaksud telah
dituangkan ke dalam produk hukum dan peraturan perundang-undangan tingkat pusat
maupun daerah. Inpres Nomor 6 Tahun 2020 tanggal 4 Agustus 2020 antara lain
memerintahkan Gubernur/Bupati/Wali Kota agar menetapkan peraturan yang memuat
ketentuan sanksi berupa teguran lisan atau tertulis, "kerja sosial", denda administratif,
atau penghentian/penutupan sementara penyelenggaraan usaha.
Tetapi dari Teori lain soal penyalahgunaan wewenang juga disebutkan dalam Putusan
Mahkamah Agung Nomor 977 K/PID/2004. Dalam putusan tersebut dikatakan bahwa
pengertian "menyalahgunakan kewenangan" tidak ditemukan eksplisitasnya dalam
Hukum Pidana, maka Hukum Pidana dapat mempergunakan pengertian dan kata yang
sama yang terdapat atau berasal dari cabang hukum lainnya. Hal ini berangkat dari
hukum pidana mempunyai otonomi untuk memberikan pengertian yang berbeda
dengan pengertian yang terdapat dalam cabang ilmu hukum lainnya, akan tetapi jika
Hukum Pidana tidak menentukan lain, maka dipergunakan pengertian yang terdapat
dalam cabang hukum lainnya (De Autonomie van bet Materiele Strafrecbt).
Hal yang terpenting dan menjadi tujuan kita semua adalah masyarakat melaksanakan protokol
kesehatan dengan harapan dapat secara efektif mencegah penularan virus corona. Tindakan petugas
yang melaksanakan harus juga sportif dalam menjalankan tugasnya. Dalam Perundang-undangan yang
telah diuraikan di atas menuliskan sanksi yang bersifat alternatif ditandai dengan penghubung 'atau'
sehingga menjadi peluang bagi petugas untuk bersikap lebih patuh dan bijaksana. Agar masyarakat juga
mematuhi tentang protokol kesehatan covid-19.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam masa sulit ini, ingatlah setiap kita memiliki peran penting. Bersama-sama
kita bisa melindungi diri dan melindungi sesama dan selamat dari wabah COVID-19.
Kita bisa atasi wabah lebih cepat dengan aksi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-05_Pedoman_P2_COVID-
19_13_Juli_2020.pdf
https://tirto.id/apakah-yang-dimaksud-protokol-kesehatan-covid-19-f3W3
https://covid19.go.id/edukasi/pengantar/pengantar
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5f561d694d51b/penyalahgunaan-
wewenang-oleh-pejabat-pemerintahan--administrasi-atau-pidana/
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt54fbbf142fc22/arti-
menyalahgunakan-wewenang-dalam-tindak-pidana-korupsi/