Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS DATA SPASIAL PASIEN RAWAT INAP KASUS COVID 19 DI

RS X

MAGANG

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1-TERAPAN MANAJEMEN INFORMASI


KESEHATAN

JAKARTA

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2020, dunia sedang dilanda oleh pandemi hebat bernama

Covid-19 (Corona Virus Disease). Peningkatan dari hari kehari jumlah pasien

terinfeksi virus Covid-19 sudah sulit dikendalikan diperlukannya suatu

perencanaan yang jelas dan lugas dari pemerintah untuk menangulangi

permasalahan ini. Virus penyebab Covid-19, Sars-CoV-2 terus alami mutasi

yang membentuk varian baru yang paling baru dan sudah terdeteksi di banyak

negara adalah varian Omicron. Kasus pertama Omicron di Indonesia pertama

kali ditemukan pada bulan maret 2021. Pandemi virus ini telah menimbulkan

dampak besar bagi negara Indonesia. Tidak hanya dirasakan oleh sektor

kesehatan tetapi pandemi juga memukul sektor-sektor lain seperti ekonomi,

industri, pendidikan, sosial dan pariwisata

Pada bulan Desember 2019, kasus yang mirip seperti pneumonia

dilaporkan pertama kali terdapat di Wuhan, Hubei, Cina. Pada saat itu kasus

tersebut masih dianggap misterius karena belum diketahui pasti sumber

penyakit tersebut, namun diduga ada hubungannya dengan keberadaan pasar

ikan di Wuhan (Rohan et al, 2020). Pada tanggal 29 Desember 2020 telah

tercatat sebanyak lima orang yang dirawat dengan kasus Acute Respiratory

Distress Syndrome (ARDS) (Ren at al., 2020). Hingga di awal Januari 2020,

jumlah kasus meningkat pesat dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Pada

bulan berikutnya, penyakit tersebut dilaporkan telah menyebar di beberapa


negara lain seperti Thailand, Jepang, dan Korea Selatan (Huang et al, 2019).

Semenjak itu, banyak peneliti berlombalomba untuk menemukan etiologi

penyakit tersebut. Penelitian yang dilakukan pada sampel menunjukkan

etiologi Coronavirus baru (Ren at al, 2020). Awalnya penyakit diberi nama

2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV), namun pada pada tanggal 11 Februari

2020 World Health Organization (WHO) memberikan nama baru Coronavirus

Disease (Covid-19).

Pada tahun 2020, berbagai upaya dilakukan untuk mereformasi sistem

kesehatan negara dari tahun 2021 hingga 2024 akibat dampak dari pandemi. Fokus

dari kegiatan disesuaikan mengikuti perintah dan arahan dari presiden untuk

memperkuat sistem kesehatan. Kegiatan yang dilakukan melibatkan dari berbagai

macam elemen kementerian atau Lembaga. Penyebaran COVID-19 berdampak kuat

terhadap kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan mengganggu sistem

kesehatan, penghancuran aktivitas ekonomi, perubahan perilaku pribadi dan sosial

(Kemenkes, 2021). Kasus dan kematian akibat COVID-19 menjadi pertimbangan

utama dalam penekanan penyebaran, tingginya kasus COVID-19 seringkali

disebabkan oleh kurangnya kedisiplinan bagi masyarakat terhadap penerapan

protokol kesehatan, munculnya jenis virus yang lebih infeksius terlihat dengan

munculnya varian baru novel coronavirus di banyak Negara dan program vaksinasi

yang belum efektif terlaksana dengan baik. Pandemi COVID-19 yang masih

berlangsung di banyak negara tidak boleh dibiarkan berlanjut secara terus menerus.

Dikarenakan dampaknya tidak hanya dirasakan di dalam negeri, tetapi juga

menyebar ke lintas sektor bilateral maupun multilateral (Muhamad, 2021).


Corona Virus Diseases 19 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh sindrom coronavirus pernapasan akut 2 atau Severe acute

Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Kasus pertama

diidentifikasi di Wuhan, Cina pada Desember 2019. Penularan COVID-19

terjadi ketika orang doplet yang mengandung virus dan partikel udara yang

dihembuskan oleh orang yang terinfeksi. Menyentuh permukaan atau benda

yang terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi meskipun hal ini tidak

berkontribusi besar terhadap penularan. Orang yang terinfeksi dapat

menularkan virus ke orang lain hingga dua hari sebelum mereka sendiri

menunjukkan gejala, seperti halnya orang yang tidak mengalami gejala

(Hairunisa dan Amalia, 2020). Diagnosa COVID-19 tetap harus dituliskan

oleh Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK) ke dalam rekam medis

yang akan menjadi bukti rekaman selama masa perawatan pasien di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan (Nurjanah & Setiatin, 2021).

Penyakit tersebut disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory

Syndrome Coronavirus-2 (SARSCoV-2) (World Health Organization, 2020).

Selain itu, WHO juga mengumumkan bahwa penyakit tersebut telah menyebar

secara luas di Cina dan lebih dari 190 negara lainnya dengan metode

penularan dari manusia ke manusia (World Health Organization, 2020). Oleh

karena itu, tanggal 12 Maret 2020 WHO menetapkan Covid-19 sebagai

pandemik. Hingga tanggal 18 Juni 2020, terdapat 8.352.940 kasus dan

449.785 jumlah kematian di seluruh dunia (World Health Organization, 2020).


Sementara di Indonesia sudah ditetapkan 41.431 kasus dengan positif COVID-

19 dan 2.276 kasus kematian.

Orang dengan karakteristik tertentu memiliki faktor risiko yang lebih

tinggi meninggal karena covid-19, diantaranya faktor usia, jenis kelamin,

tempat tinggal, dan penyakit penyerta. Data pasien positif virus corona di

Jawa Tengah dan sekitarnya hingga 20 Juni 2020, hampir sepertiganya pasien

berusia >60 tahun. Di Jawa Tengah dan sekitarnya lebih dari separuh pasien

postif virus corona berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan asal daerah tempat

tinggal, pasien positif virus corona paling banyak dari Jawa Tengah sedangkan

penyakit penyerta yang paling sering ditemukan pada pasien meninggal akibat

virus corona adalah hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit jantung (Gugus

Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, 2020)

Data survei menunjukkan jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 di salah

satu rumah sakit rujukan lini pertama covid-19 di Jawa Tengah pada triwulan

2 tahun 2020 sebanyak 501 yang terdiri dari 387 dinyatakan sembuh dan 114

pasien meninggal. Berdasarkan data tersebut, terdapat berbagai macam

perbedaan karakteristik pasien meninggal akibat covid-19. Oleh karena itu,

perlu dilakukan sebuah analisis data spasial pasien rawat inap kasus covid 19

di RS X. Hasil analisis ini dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan

pencegahan pada kelompok Cobid-19 di RS X.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah

dalam penulisan ini adalah “Bagaimana analisis data spasial pasien rawat inap

kasus Covid 19 di RS X.?”.

1.3 Tujuan Magang

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui analisis data spasial pasien rawat inap kasus Covid 19 di

RS X.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menentukan faktor yang penyebab pasien rawat inap kasus Covid 19 di

RS X.

2. Menentukan faktor rawan penyebaran Covid-19 di pa sien rawat inap kasus

Covid 19 di RS X.

1.4 Manfaat Magang

1.4.1 Bagi Penulis

Hasil penulisan ini diharapkan menambah wawasan, khususnya

mengenai analisis data spasial pasien rawat inap kasus Covid 19 di RS X.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca atau pihak

lain dalam mempelajari ilmu analisis data spasial sebagai bahan referensi

untuk penulisan selanjutnya dalam persiapan implementasi telepsikiatri di

pelayanan kesehatan.
1.4.3 Bagi Rumah Sakit

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

pertimbangan dalam mengevaluasi proses pelayanan Covid-19 agar dapat

memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

2.1.1 Pengertian Covid 19

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

coronavirus (SAR-Cov-2) yang baru ditemukan. Virus baru ini ditemukan

di Wuhan, China pada bulan Desember 2019. Virus ini menular dengan

cepat dan hampir menyebar semua negara, termasuk Indonesia, hanya

dalam waktu beberapa bulan (Sulisnadewi et al., 2020). Beberapa jenis

coronavirus dapat menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai

dari batuk, pilek, sesak nafas, pnemonia berat hingga yang lebih serius.

(WHO, 2022b).

2.1.2 Penyebab Covid-19

Covid-19 merupakan virus RNA yang berasal dari genus

betacoronavirus. Virus ini dinamakan SARS-CoV-2 atau biasa disebut

coronavirus dan menggunakan ACE2 yang merupakan reseptor membran

ekstraselular yang diekspresikan pada sel epitel tubuh inang sebagai jalan

masuknya. Infeksi dari SARS-CoV-2 dapat menyebabkan badai sitokin

yang berakibat pada kerusakan jaringan dan dapat menimbulkan Acute

Respiratory Distress Syndrome bahkan bisa menyebabkan kematian

(Fitriani, 2020).

2.1.3 Tanda Gejala Covid 19


Menurut (WHO, 2022a) Covid-19 mempengaruhi orang yang

berbeda dengan cara yang berbeda. Kebanyakan orang yang terinfeksi

akan 9 mengembangkan penyakit ringan sampai sedang dan sembuh tanpa

rawat inap. Adapun beberapa gejalanya yaitu :

a. Gejala yang paling umum

1. Demam

2. Batuk

3. Kelelahan

4. Hilangnya rasa atau bau (anosmia)

b. Gejala yang kurang umum:

1. Sakit tenggorokan

2. Sakit kepala

3. Sakit dan nyeri

4. Diare

5. Ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki

6. Mata merah atau iritasi

c. Gejala serius:

1) Kesulitan bernapas atau sesak napas

2) Kehilangan bicara atau mobilitas, atau kebingungan

3) Nyeri dada. Rata-rata dibutuhkan 5-6 hari sejak seseorang

terinfeksi virus untuk menunjukkan gejala, namun bisa memakan

waktu hingga 14 hari

2.1.4 Patogenesis Covid 19


Coronavirus atau Covid-19 termasuk dalam genus betacoronavirus,

hasil anasilis menunjukkan adanya kemiripan dengan SARS. Pada kasus

Covid-19, 10 trenggiling diduga sebagai perantaranya karena genomnya

mirip dengan coronavirus pada kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV2

(91%). Coronavirus disease 2019 Covid-19 atau yang sebelumnya disebut

SARS-CoV2. Covid-19 pada manusia menyerang saluran pernapasan

khususnya pada sel yang melapisi alveoli. Covid-19 mempunyai

glikoprotein pada enveloped spike atau protein S. Untuk dapat meninfeksi

“manusia” protein S virus akan berikatan dengan reseptor ACE2 pada

plasma membrane sel tubuh manusia. Di dalam sel, virus ini akan

menduplikasi materi genetik dan protein yang dibutuhkan dan akan

membentuk virion baru di permukaan sel. Sama halnya SARS-CoV

setelah masuk ke dalam sel selanjutnya virus ini akan mengeluarkan

genom RNA ke dalam sitoplasma dan golgi sel kemudian akan

ditranslasikan membentuk dua lipoprotein dan protein struktural untuk

dapat bereplikasi. Faktor virus dengan respon imun menentukan keparahan

dari infeksi Covid-19 ini. Sistem imun yang tidak adekuat dalam merespon

infeksi juga menentukan tingkat keparahan, di sisi lain respon imun yang

berlebihan juga ikut dalam kerusakan jaringan (Levani et al., 2021).

2.1.5 Pencegahan Covid 19

Ada beberapa pencegahan yang dilakukan dengan disiplin

menerapkan protokol kesehatan menurut (World Health Organization,

2022) yaitu:
1) Pakai masker

Media penularan covid-19 adalah melalui udara. Udara akan

membawa droplet pindah dan menyebar dari orang yang terinfeksi ke

orang lain. Akibatnya, orang lain akan terinfeksi dan penyebarannya

semakin luas. Oleh karena itu, penggunaan masker berguna untuk

mengurangi penularan dan mencegah penyebaran dari orang tanpa

gejala. Penggunaan masker harus dilakukan saat berada di tempat

umum dengan penggunaan masker ini maka dapat memperkecil risiko

penularan covid-19.

2) Hindari menyentuh area wajah

Virus masuk serta menginfeksi tubuh melalui mulut, hidung, dan

mata. Jika menyentuh suatu permukaan yang terinfeksi virus covid-19

kemudian langsung menyentuh area wajah dan virus bisa masuk ke

bagian tubuh. Oleh karena itu, jika tangan kotor sebaiknya hindari

menyentuh area wajah. Jika memang terpaksa, gunakan tisu atau

cucilah tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh wajah. Sementara

tidak menggigit kuku juga termasuk dalam upaya pencegahan agar

virus tidak masuk ke mulut.

3) Menjaga jarak fisik

Penularan dapat terjadi saat tidak menjaga jarak dengan orang lain,

terutama dengan orang yang telah terpapar virus covid-19. Sebab,

virus dapat pindah dengan cepat ke tubuh dan menginfeksi tubuh. Oleh

karena itu disarankan untuk setiap orang agar selalu menjaga jarak
ketika di luar rumah. Dengan menjaga jarak, maka akan mencegah

agar tidak tertular atau menularkan virus kepada orang lain. Terutama

bagi yang memiliki risiko sakit parah dan memiliki penyakit bawaan.

Karena beberapa orang bisa saja menyebarkan virus covid-19 meski

tidak menunjukkan gejala apapun. Pastikan jarak aman untuk

mencegah penularan setidaknya 1 meter dari orang lain.

4) Hindari keramaian dan ruang berventilasi buruk

Berada di keramaian seperti pasar, restoran, atau mal berisiko

tinggi tertular virus covid-19. Sebab, keramaian dapat memicu

penyebaran dan penularan virus. Disarankan untuk menghindari

keramaian dan tidak keluar rumah jika bukan karena kondisi darurat.

Selain itu, ruangan dengan ventilasi buruk juga bisa menjadi tempat

penyebaran virus covid-19. Misalnya, ruang tertutup atau ruangan

yang tidak ada sirkulasi udaranya. Jadi,bukalah pintu atau jendela di

ruangan tersebut agar udara segar dapat masuk ke ruangan.

5) Sering mencuci tangan

Sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

Terutama usai dari tempat umum atau melakukan kontak dengan orang

yang sakit. Karena virus covid-19 dapat pindah dari permukaan ke

tubuh. Selain itu, mencuci tangan direkomendasikan sebelum makan,

menyentuh wajah, atau setelah menggunakan kamar kecil, dan setelah

menyentuh hewan. Tata cara mencuci tangan minimal 20 detik

menggunakan sabun dan air mengalir hingga bersih. Jika tidak ada
sabun dan air, gunakan handsanitizer dengan kandungan alkohol

minimal 60%.

6) Melakukan vaksinasi

Vaksinasi adalah langkah penting yang dapat membantu

melindungi diri dari virus covid-19. Vaksin memberikan banyak

manfaat bagi tubuh, sekalipun tidak membuat kita kebal dari virus

covid-19. Efektivitas dari vaksin yang diterima bermanfaat untuk

menstimulasi kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang sudah terbentuk

akan melawan virus di dalam tubuh dan melindungi dari infeksi.

7) Melakukan disinfektan

Melakukan disinfektan bisa menjadi langkah pencegahan covid-19.

Bersihkan permukaan dengan melakukan disinfektan yang

mengandung alkohol. Langkah ini akan membunuh virus covid-19

yang menempel dan bertahan pada benda. Menyemprotkannya pada

pegangan pintu, mainan, ponsel, laptop, atau benda lainnya. Lakukan

penyemprotan disinfektan ini beberapa kali sehari untuk upaya

pencegahan Covid-19.

8) Tutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin

Virus Covid-19 banyak ditemukan pada hidung dan mulut. Ketika

batuk dan bersin virus akan terbawa keluar ke udara dan dapat menular

ke orang lain. Oleh karena itu menutupi mulut dan hidung saat batuk

atau bersin dapat menggunakan tisu atau masker untuk menutupinya.

9) Mencuci bahan makanan segar sebelum dikonsumsi


Sebaiknya cuci bahan makanan segar seperti buah atau sayuran.

Sebab, permukaan dari bahan makanan segar seperti buah atau sayuran

bisa menjadi tempat bersarang virus covid-19. Cuci bahan tersebut di

bawah air mengalir sebelum dimakan atau disiapkan akan membantu

untuk menghilangkan virus pada permukaannya. Tidak

direkomendasikan untuk mencuci buah dan sayuran menggunakan

sabun, detergen, atau produk lainnya. Karena dapat membahayakan

tubuh saat di konsumsi.

2.1.6 Penatalaksanaan Covid 19

Ada beberapa pencegahan yang dilakukan dengan disiplin

menerapkan protokol kesehatan menurut (World Health Organization,

2022) yaitu:

a) Pakai masker

Media penularan covid-19 adalah melalui udara. Udara akan

membawa droplet pindah dan menyebar dari orang yang terinfeksi ke

orang lain. Akibatnya, orang lain akan terinfeksi dan penyebarannya

semakin luas. Oleh karena itu, penggunaan masker berguna untuk

mengurangi penularan dan mencegah penyebaran dari orang tanpa

gejala. Penggunaan masker harus dilakukan saat berada di tempat

umum dengan penggunaan masker ini maka dapat memperkecil risiko

penularan covid-19.

b) Hindari menyentuh area wajah


Virus masuk serta menginfeksi tubuh melalui mulut, hidung, dan

mata. Jika menyentuh suatu permukaan yang terinfeksi virus covid-19

kemudian langsung menyentuh area wajah dan virus bisa masuk ke

bagian tubuh. Oleh karena itu, jika tangan kotor sebaiknya hindari

menyentuh area wajah. Jika memang terpaksa, gunakan tisu atau

cucilah tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh wajah. Sementara

tidak menggigit kuku juga termasuk dalam upaya pencegahan agar

virus tidak masuk ke mulut.

c) Menjaga jarak fisik

Penularan dapat terjadi saat tidak menjaga jarak dengan orang lain,

terutama dengan orang yang telah terpapar virus covid-19. Sebab,

virus dapat pindah dengan cepat ke tubuh dan menginfeksi tubuh. Oleh

karena itu disarankan untuk setiap orang agar selalu menjaga jarak

ketika di luar rumah. Dengan menjaga jarak, maka akan mencegah

agar tidak tertular atau menularkan virus kepada orang lain. Terutama

bagi yang memiliki risiko sakit parah dan memiliki penyakit bawaan.

Karena beberapa orang bisa saja menyebarkan virus covid-19 meski

tidak menunjukkan gejala apapun. Pastikan jarak aman untuk

mencegah penularan setidaknya 1 meter dari orang lain.

d) Hindari keramaian dan ruang berventilasi buruk

Berada di keramaian seperti pasar, restoran, atau mal berisiko

tinggi tertular virus covid-19. Sebab, keramaian dapat memicu

penyebaran dan penularan virus. Disarankan untuk menghindari


keramaian dan tidak keluar rumah jika bukan karena kondisi darurat.

Selain itu, ruangan dengan ventilasi buruk juga bisa menjadi tempat

penyebaran virus covid-19. Misalnya, ruang tertutup atau ruangan

yang tidak ada sirkulasi udaranya. Jadi,bukalah pintu atau jendela di

ruangan tersebut agar udara segar dapat masuk ke ruangan.

e) Sering mencuci tangan

Sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

Terutama usai dari tempat umum atau melakukan kontak dengan orang

yang sakit. Karena virus covid-19 dapat pindah dari permukaan ke

tubuh. Selain itu, mencuci tangan direkomendasikan sebelum makan,

menyentuh wajah, atau setelah menggunakan kamar kecil, dan setelah

menyentuh hewan. Tata cara mencuci tangan minimal 20 detik

menggunakan sabun dan air mengalir hingga bersih. Jika tidak ada

sabun dan air, gunakan handsanitizer dengan kandungan alkohol

minimal 60%.

f) Melakukan vaksinasi

Vaksinasi adalah langkah penting yang dapat membantu

melindungi diri dari virus covid-19. Vaksin memberikan banyak

manfaat bagi tubuh, sekalipun tidak membuat kita kebal dari virus

covid-19. Efektivitas dari vaksin yang diterima bermanfaat untuk

menstimulasi kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang sudah terbentuk

akan melawan virus di dalam tubuh dan melindungi dari infeksi.

g) Melakukan disinfektan
Melakukan disinfektan bisa menjadi langkah pencegahan covid-19.

Bersihkan permukaan dengan melakukan disinfektan yang

mengandung alkohol. Langkah ini akan membunuh virus covid-19

yang menempel dan bertahan pada benda. Menyemprotkannya pada

pegangan pintu, mainan, ponsel, laptop, atau benda lainnya. Lakukan

penyemprotan disinfektan ini beberapa kali sehari untuk upaya

pencegahan Covid-19.

h) Tutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin

Virus Covid-19 banyak ditemukan pada hidung dan mulut. Ketika

batuk dan bersin virus akan terbawa keluar ke udara dan dapat menular

ke orang lain. Oleh karena itu menutupi mulut dan hidung saat batuk

atau bersin dapat menggunakan tisu atau masker untuk menutupinya.

i) Mencuci bahan makanan segar sebelum dikonsumsi

Sebaiknya cuci bahan makanan segar seperti buah atau sayuran.

Sebab, permukaan dari bahan makanan segar seperti buah atau sayuran

bisa menjadi tempat bersarang virus covid-19. Cuci bahan tersebut di

bawah air mengalir sebelum dimakan atau disiapkan akan membantu

untuk menghilangkan virus pada permukaannya. Tidak

direkomendasikan untuk mencuci buah dan sayuran menggunakan

sabun, detergen, atau produk lainnya. Karena dapat membahayakan

tubuh saat di konsumsi.

2.1.7 Pemeriksaan Covid 19


Di Indonesia ada beberapa tes untuk mendeteksi infeksi COVID-

19. Jadi sejauh ini pemerintah sudah memiliki tiga jenis pemeriksaan,

yakni tes cepat molekuler (TCM), polymerase chain reaction (PCR), dan

rapid test. Kenali perbedaan ketiganya berikut menurut (Fadhli Rizal

Makarim, 2022) :

a) Tes Cepat Molekuler (TCM)

Tes ini digunakan untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis (TB)

dengan berdasarkan pemeriksaan molekuler. Metode pemeriksaan

COVID-19 ini menggunakan dahak dengan amplifikasi asam nukleat

berbasis cartridge. Virus SARS-CoV-2 diidentifikasi pada RNA-nya

yang menggunakan cartridge khusus. Hasil tes ini terbilang cukup

cepat, karena bisa diketahui hasilnya dalam waktu kurang lebih dua

jam. Kamu bisa melakukan pemeriksaan TCM ini di 132 rumah sakit

dan beberapa puskesmas yang ditunjuk pemerintah.

b) Polymerase Chain Reaction (PCR)

Jenis pemeriksaan ini menggunakan sampel lendir dari hidung atau

tenggorokan. Dua lokasi ini dipilih karena menjadi tempat virus akan

menggandakan dirinya. Namun, beberapa sampel seperti sampel cairan

dari saluran pernapasan bawah atau mengambil sampel tinja juga bisa

jadi pilihan untuk tes ini. Metode pemeriksaan ini membutuhkan waktu

lebih lama untuk mendapatkan hasilnya karena melalui dua kali proses

yaitu, ekstraksi dan amplifikasi.

c) Rapid Test
Pemeriksaan rapid test menggunakan sampel darah untuk diuji.

Darah digunakan untuk mendeteksi imunoglobulin, yakni antibodi

yang terbentuk saat tubuh mengalami infeksi. Rapid test bisa dilakukan

di mana saja dan waktu untuk melakukannya juga singkat, yakni hanya

15-20 menit untuk mendapatkan hasilnya. Tes ini memiliki kelemahan,

karena bisa 18 menghasilkan 'false negative' atau kondisi saat hasil tes

tampak negatif meski sebenarnya positif. Biasanya, hal ini terjadi saat

tes dilakukan kurang dari 7 hari setelah infeksi.


BAB III

KERANGKA OPERASIONAL

3.1 Tempat dan Waktu Magang

Magang dilakukan pada tanggal 1 Juli 2023 – 1 September 2023 selama 30

hari kerja (Senin-Jumat) di Rumah Sakit X yang beralamat di Jl. X.

3.2 Model Kerangka Kerja Magang

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat deduktif

dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan deskriptif. Pendekatan

deduktif adalah pendekatan secara teoritik untuk mendapatkan konfirmasi

berdasarkan hipotesis dan observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Metode

ini disebut metode kuantitaif karena data penelitan yang digunakan berupa

angkaangka (Sugiyono, 2012). Proses penelitian bersifat deduktif dengan

tujuan untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep dan teori

sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Untuk mengumpulkan data digunakan

instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara

kuantitatif dengan menggunakan metode statistik deskriptif atau inferensial

(Sugiyono, 2012). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif,

analisis spasial, dan analisis scoring. Analisis deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan atau menjelaskan hasil dari kompilasi data. Analisis

deskriptif dapat mendeskripsikan atau menjelaskan hasil dari analisis spasial

yang disebut dengan deskriptif spasial dan hasil dari perhitungan rumus yang
disebut dengan deskriptif kuantitatif. Analisis spasial yang dilakukan dalam

penelitian ini menggunakan bantuan GIS.

3.3 Prosedur Pengumpulan Data dan Instrumen Magang

3.4.1 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan suatu teknik atau cara yang

dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan data untuk penulisan

laporan. Dalam laporan magang ini, penulis menggunakan prosedur

pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Jenis

kuesioner yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu menggunakan

kuesioner tertutup karena berisikan daftar pertanyaan yang sudah tersedia

4 pilihan jawaban, responden hanya memilih jawaban mana yang paling

tepat dan sesuai dengan kondisi di lapangan saat ini.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yakni sebagai berikut :

1. Observasi

Berfungsi untuk pencarian data dengan mengidentifikasi data

melalui pengukuran serta pengambilan data secara langsung

kelapangan. Kegiatan observasi ini dilakukan secara sistematis untuk

menjajaki masalah dalam penelitian yang dilakukan. Observasi tidak

terbatas pada orang tapi juga pada obyek-obyek alam yang lain

(Sugiyono, 2013). Observasi ini dilakukan dengan pengumpulan data


fakta lapangan maupun pengumpulan data melalui instansiinstansi

terkait seperti BPS, Badan Pertanahan, dan lain sebagainya.

2. Telaah pustaka

Merupakan cara pengumpulan data dan informasi dengan cara

membaca atau mengambil literatur laporan, jurnal, bahan seminar,

bahan perkuliahan, dan sumber-sumber bacaan lainnya yang ada

kaitannya dengan permasalahan yang diteliti.

3. Studi Dokumentasi

Untuk melengkapi data maka kita memerlukan informasi dari

dokumentasi yang ada hubungannya dengan obyek yang menjadi studi.

Caranya yaitu dengan cara mengambil gambar, lefeat/brosur objek,

dan dokumentasi foto

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada laporan magang ini dengan

menggunakan pengisian kuesioner yang dilakukan secara online melalui

aplikasi google forms, sehingga kuesioner dapat diisi kapan pun dan di

mana pun. Pengisian kuesioner hanya boleh dilakukan 1 kali oleh setiap

responden, dan tidak diperbolehkan mengubah dari jawaban yang telah

dikirimkan.

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penulisan

magang ini adalah analisis univariat, yaitu analisa yang dilakukan

menganalisis tiap variabel dan meringkas kumpulan data hasil pengukuran


sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi

yang berguna. Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang diisi

oleh beberapa staf RS X yang terkait dengan persiapan implementasi

telepsikiatri dilakukan perhitungan sehingga diperoleh nilai akhir mengenai

data spasial.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Dara Maulidini & Aidha, Zuhrina 2020. Perilaku penerapan gizi seimbang

masyarakat kota binjai pada masa pandemi covid-19 tahun 2020. Menara

Medika, 3.

Ambrawati, Retno, Baharuddin, Alfina & Ikhtiar, Muhammad 2022. Analisis

Spasial Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Terhadap Kejadian

COVID-19: Spatial Analysis of the Effect of the Physical Environment of

the House and Behavior on the Incidence of COVID-19. Journal of Muslim

Community Health, 3, 87-101.

Anggreni, Dhonna & Safitri, Citra Adityarini 2020a. Hubungan Pengetahuan

Remaja tentang COVID-19 dengan Kepatuhan dalam Menerapkan Protokol

Kesehatan di Masa New Normal. Hospital Majapahit (Jurnal Ilmiah

Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto) 12, 134-142.

Anggreni, Dhonna & Safitri, Citra Adityarini 2020b. Hubungan Pengetahuan

Remaja tentang COVID-19 dengan Kepatuhan dalam Menerapkan Protokol

Kesehatan di Masa New Normal. Jurnal Ilmiah Kesehatan Politeknik

Kesehatan Majapahit Mojokerto, 12, 134-142.

Anugrah, Panji 2021. Sistem Informasi Geografis Sebaran Kasus Covid-19

Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. JURNAL PERENCANAAN, SAINS

DAN TEKNOLOGI, 4, 902-909.


Ariani, Rizka & Riza, Fetra Venny. Peningkatan Derajat Kesehatan Melalui

Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Sejak Dini. Prosiding Seminar

Nasional Kewirausahaan, 2019. 319-322.

Arifin, M Husnul 2021. Higienic and Healthy Lifestyle During the Covid-19

Pandemic. Prosiding Pengembangan Masyarakat Mandiri Berkemajuan

Muhammadiyah, 1, 338-341.

Asma'Amanina, Rodhwa, Nurjazuli, Nurjazuli & Setiani, Onny 2021. Analisis

Tingkat Pengetahuan Terhadap Personal Hygiene Dalam Pencegahan

COVID-19 di RW II Desa Kedusan Kecamatan Wirosari Kabupaten

Grobogan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9, 426-432.

Azhari, Achmad Rizki & Kusumayati, Agustin 2021. Studi Faktor Iklim dan

Kasus COVID-19 Di Kota Serang, Provinsi Banten. HIGEIA (Journal of

Public Health Research and Development), 5.

Basuki, Hyan Oktodia, Faizah, Hanim Nur, Pitaloka, Dyah & Suhartono,

Suhartono 2021. Pendidikan Kesehatan Tentang Rumah Sehat Covid-19

Bagi Kader Covid-19 Di Desa Bogorejo Merakurak Tuban Tahun 2021.

Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 1.

Bu, Jin, Peng, Dong-Dong, Xiao, Hui, Yue, Qian, Han, Yan, Lin, Yu, Hu, Gang &

Chen, Jing 2020. Analysis of meteorological conditions and prediction of

epidemic trend of 2019-nCoV infection in 2020. MedRxiv.


Dalziel, Benjamin D, Kissler, Stephen, Gog, Julia R, Viboud, Cecile, Bjørnstad,

Ottar N, Metcalf, C Jessica E & Grenfell, Bryan T 2018. Urbanization and

humidity shape the intensity of influenza epidemics in US cities. Science,

362, 75-79.

Edriani, Tiara Shofi, Rahmadani, Anisa & Noor, Dear Michiko Mutiara 2021.

Analisis Hubungan Kepadatan Penduduk dengan Pola Penyebaran

COVID19 Provinsi DKI Jakarta menggunakan Regresi Robust. Indonesian

Journal of Applied Mathematics, 1, 51-60.

Fadli, Ari 2020. Mengenal covid-19 dan cegah penyebarannya dengan “peduli

lindungi” aplikasi berbasis andorid. Jurnal Artikel Pengabdian Kepada

Masyarakat Jurusan Teknik Elektro.

Forbes, Amy W. Covid-19 in historical context: Creating a practical past. HEC

forum, 2021. Springer, 7-18.

Harmooshi, Narges Nazari, Shirbandi, Kiarash & Rahim, Fakher 2020.

Environmental concern regarding the effect of humidity and temperature on

2019-nCoV survival: fact or fiction. Environmental Science Pollution

Research, 27, 36027-36036.

Hayati, Alfia Nur & Pawenang, Eram Tunggul 2021. Analisis Spasial Kesehatan

Lingkungan dan Perilaku di Masa Pandemi untuk Penentuan Zona

Kerentanan dan Risiko. Indonesian Journal of Public Health Nutrition, 1,

164-171.
Hidayani, Wuri Ratna 2020. Faktor Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan

COVID 19: Literature Review. Jurnal untuk masyarakat sehat, 4, 120-134.

HR, H Syamsunie Carsel 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Pendidikan,

Penebar Media Pustaka.

Hutama, Surya Tri Esthi, Hadi, Muhammad Indera, Pramitasari, Angrenggani &

Purnama, Arif Ganda 2020. Rekomendasi Lokasi Shelter Karantina Mandiri

Sebagai Upaya Mitigasi Penyebaran COVID19 pada Permukiman Padat di

Pesisir Utara Kota Semarang. Jurnal Riptek, 14, 23-33

Mulyani, Asri, Kurniadi, Dede & Fauziah, Nurul 2021. Perancangan Sistem

Informasi Geografis Pemetaan Sebaran Kasus Covid-19 di Kabupaten

Garut. Jurnal Algoritma, 18, 119-130.

Nugroho, Rizky, Safira, Lucky, Maya, Safra Arrevi, Rani, Dewi Novita,

Puspitasari, Ria & Rahmawati, Eva Merita 2020. Kerentanan masyarakat

Kabupaten Karanganyar terhadap coronavirus disease-19 (COVID-19).

Jurnal Pendidikan Ilmu Geografi, 5, 144-153.

Anda mungkin juga menyukai