Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STRATEGI PENCEGAHAN COVID-19 DI INDONESIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK

NAMA KELOMPOK:

1. ANGEL NATALIA SIHOMBING (NIM : P00933119005)


2. EIRENE TAMPUBOLON (NIM : P00933119012)
3. EMA FIOLINA BR TARIGAN (NIM: P00933119014)
4. FICELA SIMANJUNTAK (NIM: P00933119017)
5. CHINDY ANGGELLICA (NIM: P00933119010)
6. RESTU FAUJIA GIRSANG (NIM: P00933119043)
7. VANIA.E.SIMANUNGKALIT (NIM :P00933119049)
8. VININGSIH Br. HOTANG (NIM: P00933119051)
9. VINSEN NOPRIAWATI SIMAMORA (NIM: P0093319052)

DOSEN PEMBIMBING: MARINA Br. KARO, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDY D-III SANITASI

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

KABANJAHE

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Covid 19/Virus Corona pertama kali muncul kota Wuhan, Propinsi Hubei Cina
pada tanggal 31 desember 2019. dengan gejala pneumonia pada pasien. Pada tanggal 7
Januari 2020, pneumonia tersebut diidentifikasi sebagai jenis baru coronavirus (novel
coronavirus), dan di awal tahun 2020 dinyatakan sebagai pendemi global. Penyebarannya
yang sangat cepat dan mematikanlah yang menyebabkan hingga terjadinya pandemic
global tersebut, dan menyebabkan permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Sehingga
tanggal 30 Januari 2020, Covid-19 ditetapkan sebagai Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang
Meresahkan Dunia (KKMMD).
Dalam istilah kesehatan, pandemi berarti terjadinya wabah suatu penyakit yang
menyerang suatu wilayah dan dapat mengakibatkan banyak korban, terjadi secara
serempak di berbagai belahan dunia. Sementara dalam kasus Covid-19, penyakit ini
ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai badan kesehatan dunia
menjadi pandemi.
Berdasarkan data dari worldometers, hingga senin (24/5/2021) pagi, angka kasus
covid-19 di dunia sudah mencapai 167.502.621 kasus. Dari jumlah tersebut, 3,477.593
orang meninggal dunia dan 148.491.511 orang sembuh. Dan Negara yang memiliki jumlah
kasus covid-19 tertinggi di dunia adalah:
 Amerika Serikat, dengan jumlah: 33.895.659 kasus, 604.080 meniggal dunia, dn
27.501.378 sembuh.
 India, dengan jumlah: 26.285.069 kasus, 303.751 meniggal dunia, dan 23720.919
sembuh
 Brasil, dengan jumlah: 16.083.258 kasus, 449.068 meninggal dunia, dan
14.462.432 sembuh
 Prancis, dengan jumlah: 5.603.666 kasus, 108. 596 menigal dunia, dan 5.199.310
sembuh
 Turki, dengan jumlah:5. 186. 487 kasus, 46.268 meniggal dunia, dan 5.024.313
sembuh.
Menurut data yang dihimpun pemerintah Indonesia pada Minggu (26/5/2021),
terdapat 5.034 kasus baru covid-19 dalam 24 jam terakhir. Dengan penambahan tersebut
maka jumlah total kasus covid-19 di Indonesia sekarang sebanyak 1.791.221 orang
terhitung sejak diumumkan pasien pertama pada 2 Maret 2020. Pemerintah
mengungkapkan pada periode 25-26 Mei 2021 terdapat 144 pasien Covid-19 yang
meninggal dunia. Dengan demikian, angka kematian akibat penularanCovid-19 di
Indonesia kini mencapai 49.771 orang.
Menurut update data terkahir kamis, 27 Mei, 2021 jam 21:17 jumlah korfirmasi
positif Covid-19 di Medan adalah 16.246 kasus, 15.061 sembuh, 550 meninggal dunia dan
635 di rawat. Sedangkan data yang tersuspek adalah 24.534 kasus, 23.111 pulang/sembuh,
637 meninggal dunia dan 786 dirawat.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa hingga
kini sudah terdapat 19 kasus transmisi local varian of concern di Indonesia. Varian of
concern yang dimkasud yaitu mutasi corona B.1.1.7 Inggris, B1352 Afrika Selatan, dan B
1617 dari India. Ia menjelaskan transmisi local mutasi virus tersebut dapat diartikan bahwa
penularan tidak hanya berasal atau dibawa oleh riawayat perjalanan ke luar negeri.
Faktor-faktor yang menyebabkan Indonesia sulit mengatasi Covid-19 adalah: 1,
Faktor internal yang berasal dari masyarakat Indonesia sendiri. Misalnya masih banyak
masyarakat yang tidak mematuhi protocol kesehatan. 2,faktor eksr=ternal masyarakat yaitu
banyaknya medi yang tidak kredibel. 3,terakhir yaitu faktor yang bersifat institusional.
Di India kasus Covid-19 sempat meledak sehingga rumah sakit tidak dapat lagi
menampung pasien. Melansir BBC, ada dua kemungkinan pennyebab hal tersebut. Yang
pertama, dilangsungkannya festival kumbh, festival ini dilakukan denngan mandi bersama
di sungai Gangga, situs cuci bagi umat Hindu India. Penyebab kedua adalah munculnya
dua mutasi baru pada varian Virus Corona di India. Mutasi virus Corona dipercaya bisa
membuat seseorang lebih cepat terinfeksi virus Corona.

1.2 Tujuan
 Agar dapat mengetahui berapa jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia, ,dan
seluruh total jumlah di Indonesia s/d sekarang
 Jumlah angka kasus covid-19 di Sumatra Utara berapa yang sakit dan berapa
yang meninggal dunia.
 Mengetahui data terbaru tentang kasus Mutasi Virus SARS-COv-2 yang ada di
Indonesia yang berasal dari Inggris, India maupun Afrika Selatan
 Apa penyebab di India kasus Covid-19 meledak yang menyebabkan Rumah
sakit tidak dapat lagi menampung pasien., mengetahui Apa yang perlu dipetk
pelajaran dari kejadian tersebut.dan mengetahui apa kaitannya dengan
penanggulangan kasus covid-19 di Indonesia
 Kita dapat mengetahui pengalaman dari negara lain yang telah sukses menekan
angka covid-19.
 Dan kita juga bisa mengetahui Apa yang menghambat Indonesia dalam
menanggulangi kasus Covid-19
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Covid-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena
infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan
ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan
usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu
menyusui.
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan
pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini
menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara,
termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di
Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan
berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan,
misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang
kurang baik atau kontak langsung dengan droplet.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk
dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu
coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan
MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Bila Anda memerlukan pemeriksaan COVID-19, klik tautan di bawah ini agar
Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat:
 Rapid Test Antibodi
 Swab Antigen (Rapid Test Antigen)
 PCR
Tingkat Kematian Akibat Virus Corona (COVID-19) Virus Corona yang
menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data yang dirilis
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus
terkonfirmasi positif hingga 03 Mei 2021 adalah 1.677.274 orang dengan jumlah
kematian 45.796 orang. Tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19
adalah sekitar 2,7%.
Jika dilihat dari persentase angka kematian yang di bagi menurut golongan usia,
maka kelompok usia 46-59 tahun memiliki persentase angka kematian yang lebih tinggi
dibandingkan golongan usia lainnya.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 56,6% penderita yang meninggal akibat COVID-19
adalah laki-laki dan 43,4% sisanya adalah perempuan.
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat
hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa
mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu:
 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
 Batuk kering
 Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih
jarang, yaitu:
 Diare
 Sakit kepala
 Konjungtivitis
 Hilangnya kemampuan mengecap rasa
 Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
 Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa
mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut happy
hypoxia.
Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona,
diperlukan rapid test atau PCR.

2.2 Jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia, ,dan seluruh total jumlah di Indonesia
s/d sekarang.
Kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia terdeteksi pada
Maret 2020. Sejak hari itu, jumlah kasus positif Corona semakin bertambah dari hari
ke hari. Ada pasien yang meninggal dunia, banyak juga yang dinyatakan negatif dan
akhirnya sembuh. Setiap hari, Merdeka.com akan terus memperbarui data terkini
jumlah kasus virus Corona di Indonesia. Berikut perkembangan terkini kasus Covid-
19 di Indonesia selama Januari 2021:
Minggu (31/1):
Kasus Covid-19 bertambah 12.001 menjadi 1.078.314 kasus. Pasien sembuh bertambah
10.719 menjadi 873.221 orang. Pasien meninggal bertambah 270 menjadi 29.998 orang.
Sabtu (30/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 14.518 menjadi 1.066.313 kasus. Pasien sembuh
bertambah 10.242 menjadi 862.502 orang. Pasien meninggal bertambah 210 menjadi
29.728 orang.
Jumat (29/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 13.802 menjadi 1.051.795 kasus. Pasien sembuh
bertambah 10.138 menjadi 852.260 orang. Pasien meninggal bertambah 187 menjadi
29.518 orang.
Kamis (28/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 13.695 menjadi 1.037.993 kasus. Pasien sembuh
bertambah 10.792 menjadi 842.122 orang. Pasien meninggal dunia bertambah 476 menjadi
29.331 orang.
Rabu (27/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 11.948 menjadi 1.024.298 kasus. Pasien sembuh
bertambah 10.974 menjadi 831.330 orang. Pasien meninggal dunia bertambah 387 menjadi
28.855 orang.
Selasa (26/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 13.094 menjadi 1.012.350 kasus. Pasien sembuh
bertambah 10.868 menjadi 820.356 orang. Pasien meninggal dunia bertambah 336 menjadi
28.468 orang.
Senin (25/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 9.994 menjadi 999.256 kasus. Pasien sembuh
bertambah 10.678 menjadi 809.488 orang. Pasien meninggal dunia bertambah 297 menjadi
28.132 orang.
Minggu (24/1):
Kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 11.788 menjadi 989.262 kasus. Pasien
sembuh bertambah 7.751 menjadi 798.810 orang. Pasien meninggal bertambah 171
menjadi 27.835 orang.
Sabtu (23/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 12.191 menjadi 977.474 kasus. Pasien sembuh
bertambah 9.912 menjadi 791.059 orang. Pasien meninggal bertambah 211 menjadi 27.664
orang.
Jumat (22/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 13.632 menjadi 965.283 kasus. Pasien sembuh
bertambah 8.357 menjadi 781.147 orang. Pasien meninggal bertambah 250 menjadi 27.453
orang.
Kamis (21/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 11.703 menjadi 951.651 orang. Pasien sembuh
bertambah 9.087 menjadi 772.790 orang. Pasien meninggal bertambah 346 menjadi 27.203
orang.
Rabu (20/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 12.568 menjadi 939.948 kasus. Pasien sembuh
bertambah 9.755 menjadi 763.703 orang. Pasien meninggal bertambah 267 menjadi 26.857
orang.
Selasa (19/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 10.365 menjadi 927.380 kasus. Pasien sembuh
bertambah 8.013 menjadi 753.948 orang. Pasien meninggal bertambah 308 menjadi 26.590
orang.
Senin (18/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 9.086 menjadi 917.015 kasus. Pasien sembuh
bertambah 9.475 menjadi 745.935 orang. Pasien meninggal bertambah 295 menjadi 26.282
orang.
Minggu (17/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 11.287 menjadi 907.929 kasus. Pasien sembuh
bertambah 9.102 menjadi 736.460 orang. Pasien meninggal bertambah 220 menjadi 25.987
orang.
Sabtu (16/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 14.224 menjadi 896.642 kasus. Pasien sembuh
bertambah 8.662 menjadi 727.358 orang. Pasien meninggal bertambah 283 menjadi 25.767
orang.
Jumat (15/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 12.818 menjadi 882.418 kasus. Pasien sembuh
bertambah 7.491 menjadi 718.696 orang. Pasien meninggal bertambah 238 menjadi 25.484
orang.
Kamis (14/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 11.557 menjadi 869.600 kasus. Pasien sembuh
bertambah 7.741 menjadi 711.205 orang. Pasien meninggal bertambah 295 menjadi 25.246
orang.
Rabu (13/1):
Kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 11.278 menjadi 858.043 kasus. Pasien
sembuh bertambah 7.657 menjadi 703.464 orang. Pasien meninggal bertambah 306
menjadi 24.951 orang.
Selasa (12/1):
Kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 10.047 menjadi 846.765 kasus. Pasien
sembuh bertambah 7.068 menjadi 695.807 orang. Pasien meninggal bertambah 302
menjadi 24.645 orang.
Senin (11/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 8.692 menjadi 836.718 kasus. Pasien sembuh
bertambah 7.715 menjadi 688.739 orang. Pasien meninggal bertambah 214 menjadi 24.343
orang.
Minggu (10/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 9.640 menjadi 828.026 kasus. Pasien sembuh
bertambah 7.513 menjadi 681.024 orang. Pasien meninggal bertambah 182 menjadi 24.129
orang.
Sabtu (9/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 10.046 menjadi 818.386 kasus. Pasien sembuh
bertambah 6.628 menjadi 673.511 orang. Pasien meninggal bertambah 194 menjadi 23.947
orang.
Jumat (8/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 10.617 menjadi 808.340 kasus. Pasien sembuh
bertambah 7.446 menjadi 666.883 orang. Pasien meninggal bertambah 233 menjadi 23.753
orang.
Kamis (7/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 9.321 menjadi 797.723 kasus. Pasien sembuh
bertambah 6.924 menjadi 659.437 orang. Pasien meninggal bertambah 224 menjadi 23.520
orang.
Rabu (6/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 8.854 menjadi 788.402 kasus. Pasien sembuh
bertambah 6.767 menjadi 652.513 orang. Pasien meninggal bertambah 187 menjadi 23.296
orang.
Selasa (5/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 7.445 menjadi 779.548 kasus. Pasien sembuh
bertambah 6.643 menjadi 645.746 orang. Pasien meninggal bertambah 198 menjadi 23.109
orang.
Senin (4/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 6.753 menjadi 772.103 kasus. Pasien sembuh
bertambah 7.166 menjadi 639.103 orang. Pasien meninggal bertambah 177 menjadi 22.911
orang.
Minggu (3/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 6.877 menjadi 765.350 kasus. Pasien sembuh
bertambah 6.419 menjadi 631.937 orang. Pasien meninggal bertambah 179 menjadi 22.734
orang.
Sabtu (2/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 7.203 menjadi 758.473 kasus. Pasien sembuh
bertambah 7.582 menjadi 625.518 orang. Pasien meninggal bertambah226 menjadi 22.555
orang.
Jumat (1/1):
Kasus positif Covid-19 bertambah 8.072 menjadi 751.270 kasus. Pasien sembuh
bertambah 6.839 menjadi 617.936 orang. Pasien meninggal bertambah 191 menjadi 22.329
orang.

2.3 Jumlah angka kasus covid-19 di Sumatra Utara berapa yang sakit dan berapa
yang meninggal dunia.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat jumlah pasien terpapar virus
corona di Sumatera Utara (Sumut) hingga 1 Januari 2021 mencapai 18.233 orang. Artinya,
dalam sehari, jumlah kasus bertambah 84.Dari 84 orang pasien terkonfirmasi, terbanyak dari
Kota Medan sejumlah 40 orang dan Deliserdang, 22 orang."Satgas meningkatkan
pengawasan khususnya di libur tahun baru. Meski pun jumlah kasus pasien sembuh
bertambah juga," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah
di Medan, dikutip dari Antara, Sabtu .Sementara itu, dua pasien terkonfirmasi Covid-19 di
Sumut meninggal sehingga total kasus kematian hingga 1 Januari 2021 mencapai 681 orang.
Penambahan jumlah kasus meninggal seiring meningkatnya kasus covid-19 di Sumut."Dua
pasien meninggal itu dari Kota Medan," ujar Aris.Adapun hingga 1 Januari 2021, total jumlah
pasien sembuh di Sumut sudah mencapai 15.499, setelah dalam satu hari bertambah 89
orang.

2.4 Data terbaru tentang kasus Mutasi Virus SARS-COv-2 yang ada di Indonesia
yang berasal dari Inggris, India maupun Afrika Selatan
Dua mutasi baru virus corona (Covid-19) telah terdeteksi di Indonesia. Satu
dikatakan berasal dari India, dan satunya lagi kasus varian virus corona B1351 asal
Afrika Selatan.
Hal tersebut dibenarkan Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin dalam konferensi
pers virtual yang digelar hari ini Senin (3/5).
Berikut sejumlah fakta mengenai mutasi baru corona di Indonesia.
Ditemukan di 2 Kota Berbeda
Masing-masing mutasi baru virus tersebut pertama ditemukan pada dua kota berbeda
di Indonesia. Seperti mutasi dari India pertama terdeteksi di Jkarta, sementara mutasi
asal Afrika Selatan ditemukan di Bali.
Varian India Masih Abu-abu
Menurut Budi kasus varian virus corona Afrika Selatan yang ditemukan di Bali
merupakan B1351, sedangkan mutasi dari India masih belum dijelaskan.
Budi tak mengungkap jelas varian virus corona dari India yang dimaksud apakah B1617
atau B117, varian Inggris yang juga telah menyebar di wilayah India.
Sebelumnya, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menduga varian
virus corona (Covid-19) B1617 dari India dikenal bermuatan dua mutasi E484Q dan
L452R.
B117 merupakan varian corona yang berasal dari Inggris. Sedangkan B1617
banyak disebut sebagai mutasi ganda atau mutasi 'double' yang dilaporkan berasal dari dari
India dan kini sudah menyebar ke lebih dari 20 negara, termasuk ke Inggris.
6 Varian Telah Teridentifikasi
Sejauh ini sudah ada enam varian corona yang berhasil teridentifikasi di Indonesia, yakni
varian D614G, B117, N439K, E484K, B1525, dan B1351. Khusus varian B117 kasusnya
yang ditemukan sudah bertambah jadi 13 kasus.
Pada awal April Kemenkes mengumumkan temuan awal 10 kasus virus corona B117 di
Indonesia. Temuan tersebut didapatkan secara berkala melalui metode Whole Genome
Sequence (WGS).
Dua kasus di Jawa Barat merupakan hasil penelusuran kontak dari kasus pekerja migran di
Karawang yang pulang dari Arab Saudi.
Jadi perhatian WHO
Varian baru yang menjadi mutasi virus corona tekah menjadi perhatian Badan Kesehatan
Dunia (WHO) akibat tingkat penularannya yang dinilai masif dan cepat.
"Mutasi ini yang masuk sebagai varian of concern atau mutasi yang memang sangat
diperhatikan oleh WHO, karena penularannya relatif lebih tinggi. Ini yang harus kita jaga,"
kata Budi.

2.5 Penyebab di India kasus Covid-19 meledak yang menyebabkan Rumah sakit
tidak dapat lagi menampung pasien., yang perlu dipetk pelajaran dari kejadian
tersebut.dan kaitannya dengan penanggulangan kasus covid-19 di Indonesia.
Kasus virus Corona COVID-19 di India mengalami ledakan beberapa waktu
belakangan. Bukan cuma kasus positif, negara ini juga melaporkan rekor kasus
kematian harian. Dikutip dari laman Worldometers, India melaporkan adanya
256.947 kasus baru harian dan 1.757 kematian pada Senin (19/4/2021).
Jumlah ini menambah banyaknya kasus positif COVID-19 di India, dengan total
keseluruhan mencapai 15.321.089 kasus. Saat ini, terdapat 2.031.957 kasus aktif,
dengan 13.108.581 orang sudah sembuh dan 180.550 orang meninggal dunia akibat
terpapar Corona.
Meski demikian, apa sih penyebab melonjaknya kasus di India?
1) Lengah protokol kesehatan
Kurang disiplinnya penerapan protokol kesehatan disebut menjadi penyebab
meningkatnya kasus COVID-19 di India. Seperti tidak memakai masker, tidak
menetapkan jarak sosial, dan kurangnya regulasi di tempat kerja dan ruang publik.
2) Daerah yang kumuh
Tak hanya abai dengan prokes, daerah yang kumuh juga menjadi penyebabnya.
Dikutip dari laman The Conversation, penduduk setempat yang tidak memiliki
toilet di tempat tinggalnya menjadi yang terdampak paling parah.
Hal ini menyebabkan sanitasi yang buruk ikut berkontribusi dalam penyebaran
Corona.
3) Mutasi ganda virus
Peningkatan kasus harian Corona yang tinggi mencerminkan infeksi menyebar
pada tingkat yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan pemulihan.
Dikutip dari laman livemint.com, varian baru yang disebut dengan mutasi ganda
diduga menjadi pemicu gelombang baru infeksi di India, yang mendorong negara
ini berada di posisi kedua dengan kasus terbanyak di dunia.
Adapun 16 negara bagian dengan laporan kasus peningkatan setiap harinya. Salah
satunya di Delhi dan Maharashtra.
Maharashtra melaporkan kasus harian baru tertinggi dengan 63.729 kasus, diikuti
Uttar Pradesh dengan 27.360 kasus baru dan Delhi dengan 19.486 infeksi baru.
Dari sini kita bisa belajar bahwasanya pentingnya prokes itu, dan jangan pernah
sepele dengan hal mencuci tangan setelah dari luar dan memakai masker Ketika keluar,
dan terutama kita harus menjaga sanitasi agar tetap lebih baik, karna semua dimulai dan
diawali dari kesadaran diri sendiri.

2.6 Pengalaman dari negara lain yang telah sukses menekan angka covid-19.\
 Taiwan
Mencatat kasus pertama positif Virus Corona jenis baru pada 21 Januari. Namun,
Negeri Formosa itu berhasil mempertahankan jumlah kasus yang dikonfirmasi
menjadi hanya 363 dengan 5 kematian, pada Senin (6/4/2020). Yang dilakukan
pemerintah Taiwan adalah segera bertindak setelah ada berita tentang penyakit
misterius di Wuhan. Taiwan, yang terletak hanya 100 mil dari daratan Cina, mulai
memeriksa para pelancong yang datang dari kota itu pada 31 Desember, membuat
sistem untuk melacak mereka yang dikarantina mandiri, dan meningkatkan
produksi peralatan medis pada Januari. Hilton Yip dari Foreign Policy mengaitkan
respons awal dan efektif Taiwan dengan pengalaman masa lalu. "Mengingat
bahwa Taiwan telah menghadapi segala sesuatu mulai dari tetangganya yang
raksasa — penyebaran berita palsu, ancaman militer, pemotongan informasi
medis vital selama wabah SARS pada 2003 — negara itu tahu bahwa itu harus
dijaga sepenuhnya ketika ada masalah besar muncul di China
 Korea Selatan,
Yang memiliki salah satu wabah awal terbesar di luar China, juga berhasil
memperlambat penyebaran kasus Virus Corona jenis baru tanpa melakukan
lockdown atau karantina wilayah. Korea Selatan, yang memiliki populasi 51 juta,
menguji lebih dari 20.000 orang setiap hari di tempat pengujian yang ditunjuk dan
menggunakan isolasi dan pelacakan kontak luas untuk memutus rantai penularan
— seperti yang direkomendasikan WHO.
"Korea Selatan menunjukkan bagaimana model ini pada akhirnya
terbayarkan dalam mengurangi penyebaran, menghilangkan tekanan pada layanan
kesehatan, dan menjaga tingkat kematiannya menjadi salah satu yang terendah di
dunia," ujar Ketua Global Public Health di Universitas Edinburgh, Profesor Devi
Sridhar.
 Kanada
Di negeri Barat, Kanada berhasil melakukan pengujian COVID-19 lebih banyak
dari Amerika Serikat. Pada Januari dan Februari, Kanada mulai menyiapkan
infrastruktur untuk melakukan tes dan pelacakan kontak. Respons awal sebagian
berasal dari pengalaman negara itu selama wabah SARS pada tahun 2003.
Kemudian, Kanada adalah satu-satunya negara di luar Asia yang melaporkan
kematian akibat virus itu.
Kanada memiliki sistem perawatan kesehatan publik yang didanai dengan
baik, dan kriteria untuk yang dapat dites untuk COVID-19 tidak terbatas seperti di
Amerika Serikat. Kanada telah menghabiskan dua dekade terakhir mempersiapkan
diri dari ancaman virus. Dengan mengungkap kasus lebih awal dan menyelidiki
asal-usulnya, Kanada telah menumpulkan dampak Virus Corona jenis baru.
 Georgia
Negara Perbesar Bendera negara Georgia.Meskipun ukuran negaranya kecil dan
ekonominya sedang berjuang, Georgia mulai mengambil tindakan pencegahan
COVID-19 dengan serius pada akhir Februari, termasuk menutup sekolah dan
melakukan tes diagnostik yang luas. Georgia sejauh ini mengkonfirmasi 117 kasus
dan tidak ada kematian akibat COVID-19. "Saya pikir fakta bahwa pemerintah
menganggapnya serius sejak awal telah membantu," kata wartawan Georgia Natalia
Antelava.Begitu juga pola pikir Georgia. "Ini adalah negara yang terbiasa dengan
krisis, dan ini adalah negara yang telah hidup melalui perang saudara dan invasi
Rusia pada 2008 dan periode yang sangat gelap selama tahun 90-an setelah
runtuhnya Uni Soviet," kata Antelava.
 Islandia
Aurora Borealis Perbesar Aurora borealis atau Cahaya Utara terlihat di atas lahan
pertanian dekat air terjun Godafoss di Thingeyjarsveit, Islandia, 14 Oktober 2018.
Lukisan abstrak alam semesta dari tabrakan spektrum warna Aurora Borealis begitu
spektakuler. (Mariana SUAREZ/AFP) Islandia memiliki salah satu tingkat per
kapita tertinggi dari kasus Virus Corona baru yang dikonfirmasi. Hal itu karena
Islandia telah menguji lebih banyak orang dari pada tempat lain di dunia — upaya
yang dipimpin perusahaan riset medis swasta yang berbasis di Reykjavik.
Penelitian ini akan digunakan untuk menginformasikan respons global terhadap
pandemi. "Apa yang kita dapat di Islandia adalah gambaran lebih jelas tentang
bagaimana virus menyebar melalui populasi umum," kata Jelena Ciric, seorang
jurnalis di Islandia. "Pertumbuhan kami sebenarnya tidak menjadi eksponensial
karena langkah-langkah awal mengkarantina orang yang kemungkinan terkena
virus ini."
 Swedia
Swedia tetap tabah di tengah pandemi Virus Corona baru yang berisiko
tinggi dengan tidak melakukan lockdown. Negara ini telah melaporkan 4.947
kasus, tetapi pemerintahnya bertaruh bahwa budaya kepercayaan yang tinggi berarti
bahwa individu akan bertindak secara bertanggung jawab tanpa diperintahkan
untuk melakukannya, tulis Nathalie Rothschild dari Foreign Policy."Di sini adalah
harapan bahwa warga negara akan menyesuaikan diri, bahwa mereka akan
mengambil tanggung jawab pribadi dan menghindari keramaian, bekerja dari
rumah, menjaga jarak dengan transportasi umum, dan seterusnya, tanpa
dipersenjatai dengan kuat untuk melakukannya," tulisnya.
 Rusia
Vladimir Putin Perbesar Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan alat pelindung diri
lengkap mengunjungi rumah sakit tempat pasien positif corona dirawat di
Kommunarka, Moskow, Selasa (24/3/2020). Putin memberikan apresiasi kepada
para dokter dan tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19. (Alexey
DRUZHININ/SPUTNIK/AFP)Di tempat lain, warganya tidak begitu mempercayai
keahlian pemerintah mereka. Di Rusia, kehidupan sehari-hari berlanjut seperti biasa
hingga pertengahan Maret, ketika para ahli medis mulai mempertanyakan statistik
resmi
2.7 Yang menghambat Indonesia dalam menanggulangi kasus Covid-19
Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
mengidentifikasi tiga hal yang membuat Covid-19 menjadi masalah yang sulit selesai
khususnya di Indonesia. Peneliti Penduduk dan Lingkungan LIPI, Lengga Pradipta mengatakan,
ketiga faktor tersebut yaitu internal, eksternal, dan institusional.
Ia menjelaskan, faktor pertama yaitu internal yang berasal dari masyarakat Indonesia sendiri.
Misalnya saja, di banyak daerah masih banyak masyarakat yang tidak mematahui anjuran
untuk tidak beribadah secara berjamaah di tempat ibadah.
"Di daerah-daerah yang agamanya kuat, mereka percaya bahwa kematian datangnya dari
Tuhan. Jadi, Covid-19 adalah trigger saja, tapi yang punya kuasa itu Tuhan. Ini mengubah
stigmanya agak sulit," kata Lengga, dalam sebuah diskusi daring, Jumat (15/5).
Faktor kedua adalah berkaitan dengan eksternal masyarakat yaitu banyaknya media
yang tidak kredibel. Begitu banyak propaganda beredar di internet menyebabkan masyarakat
merasa resah.
Terutama informasi yang beredar di media sosial. "Di Google banyak media yang
kredibilitasnya belum tentu, tapi sudah membuat berita tentang Covid-19. Kemudian, di sosial
media, ada berita-berita yang menjelaskan Covid-19 itu justru bikin saya jadi takut," kata
Lengga menjelaskan.
Terakhir, yaitu faktor ketiga yang bersifat institusional. Ia menjelaskan, dinamika
pernyataan pemerintah yang dimuat di media. Pada Januari, di saat negara-negara lain
mempersiapkan diri dengan Covid-19, narasi yang beredar di Indonesia adalah negara ini tidak
akan mudah tertular.
Ternyata, pada Maret 2020, terdeteksi kasus pertama di Indonesia. Sejak itu, jumlah
kasus positif Covid-19 di Indonesia terus bertambah dengan penambahan yang cukup besar
serta tidak menentu setiap harinya."Data kita masih miskin. Kemudian tidak ada transparansi
awal-awalnya terhadap jumlah pasien dan jumlah orang yang terdampak dan orang yang
meninggal. Di bulan pertama, itu masih simpang siur," kata dia lagi.
Sementara itu, Direktur Legal Culture Institute (LeCi) M. Rizqi Azmi menilai, saat ini
peraturan yang ada di Indonesia menangani pencegahan Covid-19 tidak jelas termasuk
mengenai pembatasan sosial berskala besar (PSBB). "PSBB atau bisa disebut peraturan sering
berubah-berubah," kata Rizqi.

Selain itu, terdapat beberapa peraturan yang tumpang tindih dan pernyataan pejabat
yang tidak konsisten. Salah satunya mengenai peraturan memperbolehkan ojek online untuk
membawa penumpang. Ada yang membolehkan namun ada yang melarang hal tersebut.
Ia juga mencontohkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengatakan
penerapan lockdown paling tepat dilakukan. Pernyataan tersebut sudah dikeluarkan Anies
sejak Januari lalu.Indonesia akhirnya membuat konsep karantina sendiri yakni PSBB yang baru
dikeluarkan 31 Maret 2020. "Tapi pada 10 April itu baru pertama kali diterapkan di Jakarta,"
kata Rizqi.Terkait masalah-masalah ini, Lengga melanjutkan, ada beberapa hal yang perlu
didorong agar Covid-19 di Indonesia segera teratasi. Pertama adalah menyiapkan masyarakat
untuk terbiasa dengan risiko-risiko, khususnya bagi mereka yang pasrah karena merasa
kematian berada di tangan Tuhan. Orang-orang ini biasanya menjadi tidak berhati-hati.

Ia mengakui stigma tersebut tidak dapat dengan mudah diubah. Namun, agar aman, pola pikir
masyarakat yang demikian harus diubah dan segera dihilangkan. Sebab, akan berbahaya bagi
dirinya sendiri dan orang lain.
Kemudian, Lengga menambahkan, informasi yang salah atau melenceng mengenai Covid-19
harus diluruskan. Jangan sampai berita-berita yang beredar justru membuat masyarakat
merasa takut dan tidak aman.
Selain itu, pemerintah harus mengambil kebijakan berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan
politik. "Ini kan banyak para pembisik yang mungkin memberikan masukan kebijakan kepada
pimpinan. Nah, ini harus difilter," kata Lengga.
Ia juga mendorong agar masyarakat dan pemerintah terus fokus pada sektor-sektor yang
fundamental. Misalnya adalah kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan.
Dan satu factor yang mendominasi yang kami lihat dan kaji, adanya fikiran rakyat,
jikalau sudah vaksin diterima, kita akan terbebas dari virus selamanya,dan bebas mau
kemana mana serta bebas tidak memakai masker lagi, padahal tidak adanya, orang
yang sudah di vaksin tetap bisa rentan terhadap covid.karna vaksin yang diberikan,
hanya membunuh virus yang dikhususkan saja yaitu virus Sars Cov-19, sedangkan
seperti yang kita ketahui banyak virus baru yang muncul lagi.
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Maka kesimpulannya, karna semakin maraknya yang terjangkit covid,kini berbagai
penelitian dan uji klinis vaksin COVID-19 juga sedang dilakukan. Vaksin tersebut
diharapkan dapat memberikan pencegahan terhadap penyakit COVID-19.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus Corona, di antaranya:
1. Mencuci tangan dengan benar
2. Menggunakan masker
3. Menjaga daya tahan tubuh
4. Menerapkan physical distancing dan isolasi mandiri .
5. Membersihkan rumah dan melakukan disinfeksi secara rutin
Selain kebersihan diri, menjaga kebersihan rumah juga sangat penting dilakukan selama
pandemi COVID-19 berlangsung. Hal ini dikarenakan virus Corona terbukti dapat
bertahan hidup selama berjam-jam dan bahkan berhari-hari di permukaan suatu benda.
Oleh karena itu, rumah harus rutin dibersihkan dan dilakukan disinfeksi secara
menyeluruh, termasuk perabotan dan peralatan rumah yang sering disentuh, seperti gagang
pintu, remote televisi, kran air, dan permukaan meja.
Selain beberapa cara di atas, kini COVID-19 juga bisa dicegah dengan pemberian
vaksin COVID-19. Agar vaksin bisa bekerja lebih efektif, ada beberapa hal yang perlu
Anda lakukan sebelum dan setelah mendapatkan vaksin COVID-19.
Bila Anda dikategorikan sebagai pasien suspek atau probable COVID-19, yang ditandai
dengan gejala flu, seperti batuk, demam, dan pilek, yang disertai lemas dan sesak napas,
apalagi bila dalam 2 minggu terakhir Anda bepergian ke daerah atau negara yang terjangkit
infeksi virus Corona, segeralah periksakan diri ke dokter agar dapat dipastikan
penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai