COVID 19
Disusun oleh:
KELOMPOK I (SATU):
PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji dan syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah
patofisiologi dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita panjatkan ke junjungan kita, Nabi
besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah kezaman
yang modern dan terang benderang seperti sekarang ini sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dan kelemahan
baik dari segi penyusunan maupun segi isi materi. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Kelompok I
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Covid-19 dideklarasikan sebagai pandemi oleh WHO pada tanggal
12 Maret 2020. Hal ini membuat Covid-19 menjadi perhatian utama dunia.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengungkap agen penyebab
Covid-19 serta patogenesis dan manifestasi klinis pada pasien Covid-19..
Ditemukan bahwa agen penyebab Covid-19 merupakan virus RNA yang
berasal dari genus betacoronavirus. Virus ini dinamakan SARS-CoV-2 dan
menggunakan ACE2 yang merupakan reseptor membran ekstraselular yang
diekspresikan pada sel epitel tubuh inang sebagai jalan masuknya. Infeksi dari
SARS-CoV-2 dapat menyebabkan badai sitokin yang berakibat pada
kerusakan jaringan dan dapat menimbulkan Acute Respiratory Distress
Syndrome. Manifestasi klinis Covid-19 beragam, melibatkan traktus
respiratorius, traktus gastrointestinal, hingga dilaporkan manifestasi
neurologis.
Gejala utama Covid-19 yaitu demam, batuk kering, dispnea, fatigue,
nyeri otot, dan sakit kepala. Berdasarkan laporan WHO, pada tanggal 30
Agustus 2020, terdapat 24.854.140 kasus konfirmasi Covid-19 di seluruh
dunia dengan 838.924 kematian (CFR 3,4%). Wilayah Amerika memiliki
kasus terkonfirmasi terbanyak, yaitu 13.138.912 kasus. Selanjutnya wilayah
Eropa dengan 4.205.708 kasus, wilayah Asia Tenggara dengan 4.073.148
kasus, wilayah Mediterania Timur dengan 1.903.547 kasus, wilayah Afrika
dengan 1.044.513 kasus, dan wilayah Pasifik Barat dengan 487.571 kasus.
Kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Berdasarkan
laporan Kemenkes RI, pada tanggal 30 Agustus 2020 tercatat 172.053 kasus
konfirmasi dengan angka kematian 7343 (CFR 4,3%).
DKI Jakarta memiliki kasus terkonfirmasi kumulatif terbanyak,
yaitu 39.037 kasus. Daerah dengan kasus kumulatif tersedikit yaitu Nusa
Tenggara Timur dengan 177 kasus. Seiring dengan terus meningkatnya kasus
terkonfirmasi Covid-19, penelitian mengenai Covid-19 masih berlanjut
hingga saat ini. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa agen penyebab
Covid-19 berasal dari genus betacoronavirus, yang merupakan genus yang
sama dengan agen penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Virus dapat melewati
membran mukosa, terutama mukosa nasal dan laring, kemudian memasuki
paru-paru melalui traktus respiratorius dan selanjutnya menuju organ target.
Saat ini Covid-19 menjadi perhatian utama dunia. Cepatnya penyebaran
penyakit disertai penambahan kasus yang masih terus melonjak, termasuk di
Indonesia, serta beragamnya manifestasi klinis Covid-19 berpotensi pada
kolapsnya sistem kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa pengertian covid-19?
2. Seperti apa tanda atau gejala covid-19?
3. Bagaimana Etiologi covid-19?
4. Bagaimana Patofisiologi covid-19?
5. Terapi farmakologi dan non farmakologi seperti apa yang digunakan
untuk pasien penderita Covid-19?
6. Bagaimana Pencegahan covid-19?
C. Tujuan
Tujuan yang didapat dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu covid-19
2. Mengetahui Tanda atau Gejala covid-19
3. Mengetahui Etiologi covid-19
4. Untuk mengetahui Patofisiologi covid-19
5. Untuk mengetahui Terapi farmakologi dan non farmakologi covid-19
6. Mengetahui Pencegahan covid-19
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN COVID-19
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah salah satu jenis virus
pneumonia yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini merupakan virus korona jenis ketiga
yang sangat patogen setelah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus
(SARS-CoV) dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-
CoV). COVID-19 pertama kali dilaporkan dari Wuhan, provinsi Hubei, China,
pada Desember 2019.(Harahap, Rara. 2020).
Corona merupakan virus RNA dengan ukuran partikel 60-140 nm.
Virus korona bersifat zoonosis dimana dapat ditularkan dari hewan ke manusia,
tapi beberapa bukti telah ditemukan bahwa virus tersebut dapat ditularkan dari
manusia ke manusia melalui
droplet, kontak dengan droplet dan bahkan melalui penularan fekal-oral
khususnya virus korona jenis baru ini yaitu Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV- 2).
Kasus pertama COVID-19 ditemukan di Wuhan, China, dari 49 pasien
pertama terdapat 6 kasus meninggal. Kasus kematian lebih banyak terjadi pada
orang dengan usia lanjut dan orang yang mempunyai penyakit penyerta. Kasus
kematian pertama COVID-19 yaitu pada pasien lelaki dengan usia 61 tahun
yang memiliki penyakit penyerta yaitu tumor intraabdomen dan penyakit liver
(Huang et al., 2020)
C. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus
dengan sel manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan
memfasilitasi ekspresi gen yang membantu adaptasi severe acute respiratory
syndrome virus corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen,
atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang
menyebabkan outbreak di kemudian hari.
D. TERAPI FARMAKOLOG
Identifikasi awal dan penanganan tepat waktu pasien COVID-19
merupakan faktor krusial yang sangat menentukan hasil terapi. Sampai saat ini,
baik WHO maupun CDC belum mengeluarkan standar pengobatan untuk virus
Covid-19. Pengobatan yang dilakukan masih bersifat suportif, sesuai gejala dan
manifestasi klinis pasien. Penatalaksanaan COVID-19 dapat dibagi menjadi
penatalaksanaan terapi secara umum, terapi pada kondisi berat dan kritis, dan
terapi lain-lain.
1. Terapi Umum
Untuk terapi farmakologis, pasien COVID-19 secara umum mendapat terapi
antivirus, Berikut ini adalah beberapa antivirus yang digunakan di China
untuk mengobati pasien COVID-19:
Nebulisasi alpha-interferon (5.000.000 IU atau equivalen per kali untuk
dewasa, ditambah 2 mL aqua pro injeksi; diberikan inhalasi 2 kali sehari)
Lopinavir/ritonavir (200 mg/50 mg per kapsul, 2 kali sehari 2 kapsul
untuk dewasa, lama terapi ≤10 hari).
Ribavirin (direkomendasikan untuk dikombinasi dengan interferon atau
lopinavir/ritonavir, 500 mg untuk dosis dewasa, diinjeksikan intravena 2–
3 kali sehari, lama terapi ≤10 hari).
Chloroquine phosphate (500 mg untuk dewasa, 2 kali sehari, lama terapi
≤10 hari).
Hydroxychloroquine phosphate, mekanisme serupa dengan chloroquine,
digunakan dengan dosis 400 mg 2 kali sehari pada hari ke 1, kemudian
200 mg 2 kali sehari pada hari ke 2-5.
Arbidol (200 mg untuk dewasa, 2 kali sehari, lama terapi ≤10 hari).
Remdesivir, obat ini dulu pernah digunakan untuk mengatasi SARS dan
MERS.
2. Terapi Pasien Kondisi Berat dan Kritis
Pada kondisi COVID-19 yang berat dan kritis, prinsip terapi yang diberikan
adalah aktif mencegah komplikasi, mengatasi penyakit penyerta yang
muncul, mencegah infeksi sekunder, dan menyediakan dukungan fungsi
organ tepat waktu. Selain itu, diberikan terapi terhadap symptom penyakit.
Pada kondisi ini diperlukan berbagai tindakan medis,antara lain:
Dukungan fungsi respirasi: Terapi oksigen, Oksigen nasal aliran tinggi
(HFNO), Ventilasi mekanik invasif, Terapi penyelamatan.
Dukungan sirkulasi, pada prinsipnya diberikan resusitasi cairan yang
adekuat, perbaikan mikrosirkulasi, penggunaan obat vasoaktif, dan
pemantauan hemodinamik sesuai kebutuhan.
3. Terapi Lain-lain
Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat digunakan dalam waktu yang singkat (3–5
hari) untuk menekan inflamasi, jika hanya ada indikasi tertentu.
Pemberian kortikosteroid tidak boleh melebihi dosis yang ekuivalen
dengan 1–2 mg/kg/hari metilprednisolon.
Imunostimulan
Beberapa suplemen di bawah ini memiliki efek terhadap sistem
imun dan berpengaruh pada daya tahan tubuh virus Covid-19.
1) Vitamin C
- Vitamin non-acidic 3-4 × 500 mg (14 hari)
- Tablet hisap Vitamin C 2 ×500 mg (30 hari)
- Multivitamin dengan kandungan vitamin C 1-2 tablet perhari
(30 hari)
2) Zinc: Peningkatan konsentrasi zinc intrasel dengan pyrithione
dapat menghambat replikasi virus RNA, termasuk SARS-CoV.
3) Selenium, kekurangan selenium, mineral renik utama reaksi
reduksi oksidasi pada mamalia, bukan hanya dapat
menyebabkan gangguan sistem imun, tetapi juga membuat
mutasi virus RNA lebih virulens.
4) Meniran (Phylantus niruri). Herbal ini telah dibuktikan dapat
meningkatkan sistem imun dengan mengaktifkan makrofag dan
sel-sel inflamatori lainnya.
5) Echinacea. Diperoleh dari Echinacea purpura, herbal ini dapat
meningkatkan sistem imun melalui aktivasi neutrofil, makrofag,
leukosit polimorfonuklear, dan sel natural killer (NK).
Vaksinasi
Vaksin merupakan suatu antigen atau benda asing yang
dimasukkan ke dalam tubuh untuk menghasilkan reaksi kekebalan tubuh
terhadap penyakit tertentu. Bila diberikan kepada seseorang, vaksin akan
menimbulkan reaksi sistem imun yang spesifik dan aktif terhadap
penyakit tertentu, misalnya vaksin flu untuk mencegah penyakit flu dan
vaksin COVID-19 untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2.
E. TERAPI NON FARMAKOLOGI
Tatalaksana terapi non-farmakologis merupakan komponen utama
dalam terapi terhadap virus. Hal ini karena sebagian besar penyakit akibat virus
bersifat self-limiting, dapat sembuh sendiri (Krinsky, 2016). Tak terkecuali
COVID-19. Kita harus dapat melawan virus Covid-19 tersebut menggunakan
sistem imun alami tubuh. Dengan mengaktifkan sistem imun tubuh melalui
penerapan pola hidup sehat:
a. Pola makan yang teratur, dengan gizi yang mencukupi dan seimbang.
b. Minum air putih sedikitnya 6 gelas per hari, dan sebaiknya air hangat.
c. Olahraga setidaknya 3 kali seminggu, masing-masing minimal 30 menit.
d. Menjaga kebersihan tubuh secara keseluruhan, yaitu mandi setiap hari,
mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer setiap kali akan
makan/minum dan keluar dari kamar mandi.
e. Istirahat cukup, tidur 6-8 jam/hari.
G. PENCEGAHAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gerakan mencegah dari pada mengobati baiknya tetap diterapkan dan
tidak terlambat, mengingat karena penyebaran Virus ini sangat cepat dan
telah banyak menelan korban jiwa. Senantiasa mencuci tangan
menggaunakan sabun dan menggunakan hand sanitizer saat sehabis bepergian
ke luar rumah dan selalu menggunakan maskersesuai standar.
B. Saran
Sebaiknya meningkatkan imun tubuh dengan selalu memakan makanan
yang bergizi, istirahat yang cukup, dan mengonsumsi vitamin yang cukup.
Dan menghindari keramaian dengan beristirahat dirumah. Jika mengalami
gejala virus ini, segeralah melapor ke puskesmas/rumah sakit terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
Lai, S., Shen, C., Xu, Y., Yang, X., Si, Y., Gao, J., … Chen, G. (2018). The
distribution of benefits under China’s new rural cooperative medical
system: evidence from western rural China. International Journal for
Equity in Health, 17(1).
Sahin AR. 2019. Novel Virus corona (COVID-19) Outbreak: A Review of the
Current Literature. Eurasian J Med Investig. 2020;4(1):1–7.
Susilo,A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Sinto,
R., ... Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan
Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45–67.
World Health Organization. Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the
virus that causes it [Internet]. Geneva: World Health Organization; 2020
[cited 2020 March 29]. Available from:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-
2019/technical-guidance/naming-the-coronavirus-disease-(covid-2019)-and-
the-virus-that-causes-it.
Xu, X., Chen, P., Wang, J., Feng, J., Zhou, H., Li, X., ... Hao, P. (2020).
Evolution of Novel Coronavirus from The Ongoing Wuhan Outbreak and
Modeling of Its Spike Protein For Risk Of Human Transmission. Science
China Life Sciences. Science China Life Sciences, 63(3), 457–460.