OLEH
KELOMPOK V
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Provinsi Hubei pada Desember 2019. Sumber penularan kasus ini masih
belum diketahui pasti, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar ikan di
Wuhan (Huang C, 2020). Penyakit ini berkembang sangat pesat dan telah
Thailand dan Korea Selatan dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.
Awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel corona virus
yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute
dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari
190 negara dan teritori lainnya. Sampai tanggal 29 Maret 2020, terdapat 634.835
kasus dan 33.106 jumlah kematian di seluruh dunia. Sementara di Indonesia sudah
ditetapkan 1.528 kasus dengan positif COVID-19 dan 136 kasus kematian (WHO,
2020).
B. Rumusan Masalah
1. Definisi
2. Etiologi
3. Karakteristik epidemiologi
4. Mekanisme penularan
5. Karakteristik klinis
6. Pencegahan
PEMBAHASAN
1. Definisi
orang- orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini
dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel
SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama
tiga jam4. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi hingga Maret
Corona virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian
19). COVID-19 termasuk dalam genus dengan flor elliptic dan sering
berbentuk pleomorfik, dan berdiameter 60- 140 nm. Virus ini secara
kelelawar-SARS
yaitu dengan kemiripan lebih dari 85%. Ketika dikultur pada vitro,
Huh- 7 garis sel dibutuhkan waktu sekitar 6 hari. Paru-paru adalah organ
inang melalui enzim ACE2, yang paling melimpah di sel alveolar tipe II
d an δ. Selain virus baru ini (COVID 19), ada tujuh virus corona yang
dan bahkan , serta penularan yang dapat terjadi antar manusia. Virus
2. Etiologi
hari untuk mengisolasi dan membiakkan VeroE6 dan jaringan sel Huh-7“,
2020). CoV adalah virus RNA positif dengan penampilan seperti mahkota
spesies
burung tampaknya mewakili sumber gen deltaCoVs dan gammaCoVs.
termasuk unta, sapi, kucing, dan kelelawar (Safrizal dkk, 2020). Sampai
saat ini, tujuh CoV manusia (HCV) yang mampu menginfeksi manusia
HCoV baru, yang diisolasi dari pasien kluster dengan pneumonia atipikal.
SARS- CoV11. Untuk alasan ini, virus baru itu bernama SARS-CoV-2.
kelelawar dan manusia, belum diketahui. Karena mutasi pada strain asli
3. Karakteristik Epidemiologi
riwayat demam atau ISPA tanpa pneumonia. Selain itu seseorang yang
pemantauan.
4. Mekanisme Penularan
COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita
5. Pemeriksaan Diagnostik
Dalam rangka diagnosis Covid-19, terdapat dua jenis pemeriksaan
yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah swab test atau RT-PCR. Yang
kedua adalah rapid test atau tes serologis. Keduanya memiliki prosedur dan
diagnosis Covid-19. Namun rapid test juga memiliki peran penting dalam
deteksi dini penularan virus corona di masyarakat. Dari deteksi dini, tim yang
peralatan PCR yang sesuai dengan standar Biosafety Level 2. Faktor yang
kasus positif Covid-19. Hasil rapid test tak bisa dijadikan penopang
bertujuan melihat ada atau tidaknya sistem kekebalan tubuh yang muncul
pemeriksaan juga mempengaruhi hasil rapid test. Bisa jadi belum ada
respons dari sistem imun karena virus corona baru saja masuk. Karena itu,
hasil rapid test yang positif atau reaktif tidak selalu menandakan orang
yang dites positif corona. Diperlukan tes berulang hingga swab test untuk
sederhana dan singkat dibanding swab test. Biayanya pun lebih murah.
Cara yang paling jamak adalah dengan mengambil sampel darah dari
ujung jari. Sampel ini lalu diperiksa menggunakan alat rapid test untuk
melihat sistem imun. Bila ditemukan respons sistem imun atau reaktif, ada
potensi infeksi virus corona. Begitu pula sebaliknya. Hasil ini bisa
saat ini, masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1 hingga 14 hari, dan
terjadi pada kasus yang parah, dispnea dan / atau hipoksemia biasanya
terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih buruk
akut, syok septik, asidosis metabolik sulit untuk dikoreksi dan disfungsi
sedang hingga rendah, atau tidak ada demam sama sekali. Kasus ringan
tanpa manifestasi pneumonia Dari kasus yang ditangani saat ini, sebagian
besar pasien memiliki prognosis yang baik. Orang tua dan orang-orang
buruk
sedangkan kasus dengan gejala yang relatif ringan sering terjadi pada
malaise. Tanda dan gejala penyakit yang lebih serius, seperti dispnea,
b. Pneumonia Sedang
Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau takipnea pada
c. Pneumonia Parah
karena bahkan dalam bentuk penyakit yang parah, bisa sedang atau
7. Pencegahan
virus Corona.
bersin dan batuk, tutup mulut dan hidung agar orang yang ada di
sekitar tidak terpapar percikan kelenjar liur. Lebih baik gunakan tisu
ketika menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk. Cuci
Jaga jarak dengan orang lain sekitar satu meter. Jaga jarak fisik
diterapkan.
Kasus Terkait
Kasus kelolaan utama dalam karya ilmiah ini adalah klien dengan
causa post COVID-19 yang dirawat diruang Instalasi Care Unit (ICU).
Implementasi, dan Evaluasi yang didapatkan dari klien yang akan dibahas, di
bawah ini :
1. Pengkajian
a. Biodata Pasien
1) Identitas Klien
Nama : Tn.R
Jenis kelamin : Laki- Laki
Umur : 30 tahun
Suku/bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
53
54
2) Keluhan Utama
menyayangi keluarganya.
berdoa.
rumah sakit.
4) Pemeriksaan Fisik
e) Inspeksi
f) Palpasi
g) Perkusi
h) Auslkutasi
Suara nafas ronchi basah. BJ1 dan BJ2 normal (lup dup).
57
5) Pemeriksaan Penunjang
HASIL PEMERIKSAAN
JENIS
NO PEMERIKSAAN TGL ... TGL … TGL … TGL .. TGL … NILAI NORMAL
08/01/21
8 pH 7.4 7.37-7.45
08/01/21
posterior.
58
2. Analisa Data
Tabel 4.2
Analisa Data
Masalah
Data Fokus Etiologi
Keperawatan
Data Subjektif : Virus Covid-19
Tn. R mengatakan sesak nafas Bersihan Jalan Nafas
Terpapar orang/benda Tidak Efektif
Data objektif : yang positif Covid-19
- Pasien tampak gelisah (D.0001)
Masuk melalui udara
- Pernafasan cepat dangkal
- Suara nafas ronchi basah ke saluran nafas
- Batuk tidak efektif
Masuk ke dalam paru-
- RR : 24 x/menit
paru
Bronkus/bronkeolud
dan alveolus
Menggangu kerja
makrofag
Infeksi
Peradangan
Produksi sekret
meningkat
Akumulasi sekret
Obstruksi saluran
nafas
Infeksi
Peradangan
Produksi sekret
meningkat
Kapasitas tranportasi
O2 menurun
Gangguan
Pertukaran Gas
Peningkatan
prostagladin
Peningkatan
penggunaan energi
Keletihan/kelelahan
Intoleransi Aktivitas
2. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.3
Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.4
Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Objektif:
- Gelisah
- Sianosis
- Bunyi nafas menurun
- Saturasi Oksigen berubah
- Pola nafas berubah
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
IdentifikasiHasil
Observasi:
62
- Pusing Edukasi
- Pengelihatan kabur Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Objektif : Informasikan hasil pemantauan
- sianosis
- gelisah
- nafas cuping hidung
- pola nafas abnormal
- kesadaran menurun
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kolaborasi
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
Gunakan nada suara yang lembut
dengan irama lambat dan berirama
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, dan
jenis relaksasi yg tersedia (nafas
dalam dan humming)
Jelaskan secara rinci intervensi yg
dipilih
Anjurkan mengambil posisi yg
nyaman
Anjurkan rileks
Anjurkan sering mengulangi teknik
Demontrasikan dan latih teknik
relaksasi
64
Tabel 4.5
Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa
No Tanggal Tujuan Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. 11-02-2021 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (I.01011) S: Pasien mengatakan nafasnya masih
Nafas Tidak Efektif intervensi - Mengatur posisi pasien semifowler atau sesak
keperawatan selama fowler O:
(D.0001) 5 x 15 menit - SPO2 : 87%
diharapkan bersihan - RR: 40 x/mnt
jalan nafas - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan - Suara nafas ronchi basah
kriteria hasil : A : Masalah bersihan jalan nafas
1. Produksi sputum belum teratasi
menurun P : Lanjutkan intervensi
2. Mengi menurun - Atur posisi pasien semifowler
3. Whezing atau fowler
menurun
4. Dipsnea menurun
65
5. Saturasi Oksigen
membaik
6. Pola nafas
membaik
2. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan respirasi (I.1014) S: Pasien mengatakan masih agak
Pertukaran Gas intervensi Melakukan monitoring frekuensi, irama, pusing
keperawatan selama kedalamam, dan upaya nafas O:
(D.0003) 5 x 15 menit Melakukan monitoring saturasi oksigen - SPO2 : 87%
diharapkan gangguan Melakukan monitoring AGD - RR: 40 x/mnt
pertukaran gas - PCO2 : 43,5 mg/dl
meningkat dengan - PO2 : 125 m/dl
kriteria hasil : - Irama nafas cepat dangkal
1. Dipsnea A : Masalah Gangguan Pertukaran
menurun Gas belum teratasi
2. Bunyi nafas P : Lanjutkan intervensi
tambahan - Melakukan monitoring
menurun frekuensi, irama, kedalamam,
3. Pusing menurun dan upaya nafas
66
1. 12-02-2021 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (I.01011) S: Pasien mengatakan nafasnya masih
Nafas Tidak Efektif intervensi - Mengatur posisi pasien semifowler atau sesak
keperawatan selama fowler O:
(D.0001) 5 x 15 menit - SPO2 : 91%
diharapkan bersihan - RR: 37 x/mnt
jalan nafas - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan - Suara nafas ronchi basah
kriteria hasil : A : Masalah bersihan jalan nafas
1. Produksi sputum belum teratasi
menurun P : Lanjutkan intervensi
2. Mengi menurun - Atur posisi pasien semifowler
3. Whezing atau fowler
menurun
4. Dipsnea menurun
68
5. Saturasi Oksigen
membaik
6. Pola nafas
membaik
2. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan respirasi (I.1014) S: Pasien mengatakan masih agak
Pertukaran Gas intervensi Melakukan monitoring frekuensi, irama, pusing
keperawatan selama kedalamam, dan upaya nafas O:
(D.0003) 5 x 15 menit Melakukan monitoring saturasi oksigen - SPO2 : 91%
diharapkan gangguan Melakukan monitoring AGD - RR: 37 x/mnt
pertukaran gas - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan A : Masalah Gangguan Pertukaran
kriteria hasil : Gas belum teratasi
1. Dipsnea P : Lanjutkan intervensi
menurun - Melakukan monitoring
2. Bunyi nafas frekuensi, irama,
tambahan - kedalamam, dan upaya nafas
menurun - Melakukan monitoring
3. Pusing menurun saturasi oksigen
69
4. Pengelihatan
kabur menurun
3. Keluhan lelah
menurun
4. Dispnea saat
aktivitas menurun
1. 15-02-2021 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (I.01011) S: Pasien mengatakan masih agak
Nafas Tidak Efektif intervensi - Mengatur posisi pasien semifowler atau sesak nafas
keperawatan selama fowler O:
(D.0001) 5 x 15 menit - SPO2 : 93%
diharapkan bersihan - RR: 32 x/mnt
jalan nafas - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan - Suara nafas ronchi basah
kriteria hasil : A : Masalah bersihan jalan nafas
1. Produksi sputum belum teratasi
menurun P : Lanjutkan intervensi
2. Mengi menurun - Atur posisi pasien semifowler
3. Whezing atau fowler
menurun
4. Dipsnea menurun
71
5. Saturasi Oksigen
membaik
2. Gangguan 6. Pola nafas Pemantauan respirasi (I.1014) S: Pasien mengatakan pusingnya
Pertukaran Gas membaik Melakukan monitoring frekuensi, irama, berkurang
kedalamam, dan upaya nafas O:
(D.0003) Melakukan monitoring saturasi oksigen - SPO2 : 93%
Setelah dilakukan Melakukan monitoring AGD - RR: 32 x/mnt
intervensi - Irama nafas cepat dangkal
keperawatan selama A : Masalah Gangguan Pertukaran
5 x 15 menit Gas belum teratasi
diharapkan gangguan P : Lanjutkan intervensi
pertukaran gas - Melakukan monitoring
meningkat dengan frekuensi, irama,
kriteria hasil : - kedalamam, dan upaya nafas
1. Dipsnea - Melakukan monitoring
menurun saturasi oksigen
2. Bunyi nafas
tambahan
menurun
3. Pusing menurun
72
4. Pengelihatan
kabur menurun
3. Intoleransi aktivitas Manajemen Energi (I.05178) S: Pasien mengatakan tubuhnya mudah
(D.0056) Setelah dilakukan Terapi Relaksasi (I.09326) lelah saat beraktivitas
intervensi - Monitoring kelelahan fisik dan emosional O:
keperawatan selama - Menganjurkan melakukan aktivitas secara - Pasien tampak lemas
5 x 15 menit bertahap - Irama nafas cepat dangkal
diharapkan - Menganjurkan tirah baring A : Masalah Intoleransi aktivitas belum
Intoleransi aktivitas - Menganjurkan klien rileks teratasi
meningkat dengan - Menganjurkan klien sering mengulangi P : Lanjutkan intervensi
kriteria hasil : teknik - Monitoring kelelahan fisik
1. Kemudahan dan emosional
dalam melakukan - Menganjurkan melakukan
aktivitas sehari- aktivitas secara bertahap
hari Meningkat - Menganjurkan tirah baring
2. Kekuatan tubuh - Menganjurkan klien rileks
bagian atas dan - Menganjurkan klien sering
bawahMeningkat mengulangi teknik
3. Keluhan lelah
menurun
73
4. Dispnea saat
aktivitas menurun
74
1. 16-02-2021 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (I.01011) S: Pasien mengatakan masih agak
Nafas Tidak Efektif intervensi - Mengatur posisi pasien semifowler atau sesak nafas
keperawatan selama fowler O:
(D.0001) 5 x 15 menit - SPO2 : 95%
diharapkan bersihan - RR: 29 x/mnt
jalan nafas - PCO2 : 43,5 mg/dl
meningkat dengan - PO2 : 125 m/dl
kriteria hasil : - Irama nafas cepat dangkal
1. Produksi sputum - Suara nafas ronchi basah
menurun A : Masalah bersihan jalan nafas
2. Mengi menurun belum teratasi
3. Whezing P : Lanjutkan intervensi
menurun - Atur posisi pasien semifowler
4. Dipsnea menurun atau fowler
5. Saturasi Oksigen
membaik
6. Pola nafas
membaik
75
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi (I.05178) S: Pasien mengatakan tubuhnya sudah
(D.0056) intervensi Terapi Relaksasi (I.09326) mulai membaik, perasaan mudah
keperawatan selama - Monitoring kelelahan fisik dan emosional lelah berkurang
5 x 15 menit - Menganjurkan melakukan aktivitas secara O:
diharapkan bertahap - Pasien dapat beraktivitas
Intoleransi aktivitas - Menganjurkan tirah baring - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan - Menganjurkan klien rileks berkurang
kriteria hasil : - Menganjurkan klien sering mengulangi A : Masalah Intoleransi aktivitas
1. Kemudahan teknik belum teratasi
dalam melakukan P : Lanjutkan intervensi
aktivitas sehari- - Monitoring kelelahan fisik
hari Meningkat dan emosional
2. Kekuatan tubuh - Menganjurkan melakukan
bagian atas dan aktivitas secara bertahap
bawahMeningkat - Menganjurkan tirah baring
3. Keluhan lelah - Menganjurkan klien rileks
menurun - Menganjurkan klien sering
4. Dispnea saat mengulangi teknik
aktivitas menurun
77
1. 17-02-2021 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (I.01011) S: Pasien mengatakan masih agak
Nafas Tidak Efektif intervensi - Mengatur posisi pasien semifowler atau sesak nafas
keperawatan selama fowler O:
(D.0001) 5 x 15 menit - SPO2 : 96%
diharapkan bersihan - RR: 28 x/mnt
jalan nafas - PCO2 : 43,5 mg/dl
meningkat dengan - PO2 : 125 m/dl
kriteria hasil : - Irama nafas cepat dangkal
1. Produksi sputum berkurang
menurun - Suara nafas ronchi basah
2. Mengi menurun berkurang
3. Whezing A : Masalah bersihan jalan nafas
menurun teratasi sebagian
4. Dipsnea menurun P : Pertahankan intervensi
5. Saturasi Oksigen - Atur posisi pasien semifowler
membaik atau fowler
6. Pola nafas
membaik
78
2. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan respirasi (I.1014) S: Pasien mengatakan pusingnya sudah
Pertukaran Gas intervensi Melakukan monitoring frekuensi, irama, berkurang
keperawatan selama kedalamam, dan upaya nafas O:
(D.0003) 5 x 15 menit Melakukan monitoring saturasi oksigen - SPO2 : 96%
diharapkan gangguan Melakukan monitoring AGD - RR: 28 x/mnt
pertukaran gas - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan berkurang
kriteria hasil : A : Masalah Gangguan Pertukaran
1. Dipsnea Gas teratasi sebagian
menurun P : Pertahankan intervensi
2. Bunyi nafas - Melakukan monitoring
tambahan frekuensi, irama,
menurun - kedalamam, dan upaya nafas
3. Pusing menurun - Melakukan monitoring
4. Pengelihatan saturasi oksigen
kabur menurun
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi (I.05178)
(D.0056) intervensi Terapi Relaksasi (I.09326)
keperawatan selama - Monitoring kelelahan fisik dan emosiona
5 x 15 menit - Menganjurkan melakukan aktivitas secar
diharapkan bertahap
Intoleransi aktivitas - Menganjurkan tirah baring
meningkat dengan - Menganjurkan klien rileks
kriteria hasil : - Menganjurkan klien sering mengula
1. Kemudahan teknik
dalam melakukan
aktivitas sehari-
hari Meningkat
2. Kekuatan tubuh
bagian atas dan
bawahMeningkat
3. Keluhan lelah
menurun
4. Dispnea saat
aktivitas menurun
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
keperawatan.
pneumonia.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Athena, & Ika, Damayanti. (2014). Pneumonia pada anak balita di
Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 8(8), 359-365.
Guyton A.C. and J.E. Hall (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: EGC. 74,76, 80-81, 244, 248, 606,636,1070,1340.