KOORDINATOR
Ns. Rian Maylina Sari, M.Kep
Di Susun Oleh:
A. Latar Belakang
Penyakit virus corona (COVID-19) disebabkan oleh virus corona yang
menyerang sistem pernapasan. Akibat dari penyebaran wabah dan penularan virus
COVID-19 ini mengakibatkan banyaknya warga sakit dan tertular, hingga
menyebabkan kematian. Penyakit ini sedang menjadi pandemi di seluruh dunia
yang mengancam segala aspek kehidupan masyarakat, seperti social ekonomi,
kesehatan dan psikologis.
Hingga tanggal 21 Juni 2020 Kasus COVID-19 di seluruh dunia adalah
sebanyak 8.690.140 kasus dengan 461,274 kematian pada 2015 negara (WHO,
2020b). Di Indonesia, Terdapat 18.404 orang yang positif COVID-19 dengan 2465
kematian pada 34 propinsi(COVID-19, 2020). Di Papua Barat, terdapat 222 orang
yang positif PCR COVID-19 dengan 15 orang yang meninggal. Terdapat 29 kasus
positif melalui pemeriksaan rapid test dan 82 kasus positif PCR (Dinkes Papua
Barat, 2020).
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang
baru ditemukan dan dikenal sebagai sindrom pernapasan akut parah virus corona 2
(SARS-CoV-2). Kasus manusia pertama COVID-19 di identifikasi di Kota Wuhan,
Cina pada Desember 2019 (WHO, 2020b). Sejak teridentifikasinya awal Januari
2020 lalu, virus tersebut telah menyebar dan menyebabkan ratusan ribu korban di
berbagai belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Virus yang dapat menyebabkan
sindrom gangguan pernafasan akut yang berujung pada kegagalan fungsi paru-paru
dan kematian (COVID-19, 2020).
Karena gejala COVID-19 yang ringan atau bahkan tidak terdeteksi pada
beberapa pasien yang terinfeksi, penyakit pernapasan baru ini telah dapat menyebar
dengan cepat dalam skala global. Perawat adalah profesional kesehatan garis depan
yang bekerja di rumah sakit perawatan akut, lembaga perawatan jangka panjang,
panti jompo, sekolah, masyarakat, dan lembaga kesehatan pemerintah. Berbagai
peran dan fungsi yang dimainkan oleh perawat sangat penting selama pandemi
COVID-19 ini(Azlan et al., 2020).
Perawat menyaring kasus yang dicurigai (mencatat riwayat kasus perjalanan
kontak); menerapkan tindakan pencegahan standar (kebersihan tangan, kebersihan
pernapasan, peralatan pelindung pribadi, keselamatan injeksi, penyimpanan dan
penyerahan obat, dan desinfeksi); dan mendidik dan melatih pasien, keluarga, dan
staf layanan kesehatan. Pasien di fasilitas perawatan jangka panjang dan panti
jompo sangat rentan terhadap infeksi, dengan mereka yang tertular COVID-19
menghadapi contoh tinggi mengalami pneumonia parah atau bahkan kematian
(Azlan et al., 2020).
Dengan demikian, mempersiapkan perawatan dan lingkungan yang aman dan
protektif di lokasi-lokasi ini adalah peran yang sangat penting dari perawat selama
pandemi ini. Rencana perawatan untuk penghuni dan pasien di lembaga-lembaga
ini harus mencakup strategi untuk mengidentifikasi dan mengelola penghuni yang
sakit dengan cepat, mengembangkan kebijakan kunjungan yang aman yang
membatasi jumlah pengunjung, menjaga lingkungan perlindungan, melakukan
pelatihan dan pendidikan kritis, dan mengeluarkan kebijakan cuti sakit yang tepat
untuk staf layanan kesehatan(Cavanagh & Wambier, 2020).
1. Azlan, A. A., Hamzah, M. R., Sern, T. J., Ayub, S. H., & Mohamad, E. (2020).
Public knowledge, attitudes and practices towards COVID-19: A cross-sectional
study in Malaysia. PLOS ONE, 15(5), e0233668.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0233668.
2. Belleza, M., & R.N. (2020, March 12). Coronavirus Disease (COVID-19) Study
Guide. Nurseslabs. https://nurseslabs.com/coronavirus-disease-covid-19/.
3. Cavanagh, G., & Wambier, C. G. (2020). Rational hand hygiene during the
coronavirus 2019 (COVID-19) pandemic. Journal of the American Academy of
Dermatology, 82(6), e211. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2020.03.090.