0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan11 halaman
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penggunaan masker pada masa new normal setelah pandemi COVID-19, dengan metode penyuluhan kepada masyarakat setempat. Hasilnya, masyarakat mulai menggunakan masker saat berada di luar rumah atau kerumunan.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penggunaan masker pada masa new normal setelah pandemi COVID-19, dengan metode penyuluhan kepada masyarakat setempat. Hasilnya, masyarakat mulai menggunakan masker saat berada di luar rumah atau kerumunan.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penggunaan masker pada masa new normal setelah pandemi COVID-19, dengan metode penyuluhan kepada masyarakat setempat. Hasilnya, masyarakat mulai menggunakan masker saat berada di luar rumah atau kerumunan.
Prodi Hukum Tata Negara FS UIN Raden Intan Lampung
1)
Abstrak
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru
yaitu Corona Virus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari ringan sampai berat. Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok yang ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk memberi penyuluhan ini dilaksanakan atas dasar kerjasama mahasiswa KKN-DR UIN Raden Intan Lampung dengan Pejabat Desa RT 002 Lingkungan 1 Kelurahan Way Tataan Kecamatan Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung untuk memberikan penyuluhan kepada warga setempat mengenai penggunaan masker pada masa new normal. Metode yang digunakan ialah metode ceramah, dengan sampel 20 KK yang diselenggarakan melalui door to door. Tujuan penyuluhan ini yaitu untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengetahui pentingnya penggunaan masker pada masa new normal. Hasilnya, masyarakat di RT 002 Lk 1 ini mulai menggunakan masker jika berada diluar rumah atau berada pada kerumunan.
Abstract
In 2020, a new type of Coronavirus (SARS-Cov-2) was spread, called a
disease called Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Coronavirus (Cov) is a large family of viruses that cause disease ranging from mild to severe. This virus was discovered in Wuhan , Tiongkok which was discovered at the end of Desember 2019.The Community Service Program in the from of this counseling was carried out on the basis of collaboration betwen student of UIN Raden Intan Lampung, and Village Official RT 002 Neighborhood 1 Way Tataan, Teluk Betung Timur District, Bandar Lampung City, Lampung Province to regarding the use of masks during the new normal period. The method used is the lecture method, with a sample of 20 families held door to door. The purpose of this counseling is to provide education to the public to find out the importance of using masks during the new normal period. As a result, people in RT 002 Lk 1 started wearing masks when they were outside the house or in a crowd.
Keyword : use and masks
PENDAHULUAN kematian di seluruh dunia. Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat Diawal tahun 2020, dunia digemparkan pandemi COVID-19, dengan kasus dan merebaknya virus baru yaitu coronavirus kematian telah melampaui China. (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Amerika Serikat menduduki peringkat Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). pertama dengan kasus COVID-19 Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar terbanyak dengan penambahan kasus baru virus yang menyebabkan penyakit mulai sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30 dari ringan sampai berat seperti common Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan cold atau pilek dan penyakit yang serius 6.549 kasus baru dan Italia memiliki seperti MERS dan SARS. Diketahui, asal tingkat mortalitas tertinggi di dunia yaitu mula virus ini berasal dari Wuhan, 11.3%. Tiongkok yang ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. COVID-19 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari sejumlah 2 kasus. Data 31 Maret 2020 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai menunjukkan kasus yag terkonfirmasi dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus Tidak sampai satu bulan penyakit ini telah kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 menyebar diberbagai provinsi lain di di Indonesia sebesar 8.9%, angka ini China, Thailand, Jepang, dan Korea merupakan angka tertinggi di Asia Selatan. Sampel yang diteliti Tenggara. menunjukkan etiologi coronavirus baru. Awalnya, penyakit ini dinamakan Coronavirus memiliki kapsul, partikel sementara sebagai 2019 novel coronavirus berbentuk bulat atau elips, sering (2019-nCoV), kemudian WHO pleimorfik dengan diameter sekitar 50- mengumumkan nama baru pada 11 200m. Semua virus ordo Nidovirales Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease memiliki kapsul, tidak bersegmen, dan (COVID-19) yamh disebabkan oleh virus virus positif RNA serta memiliki genom Severe Acute Respiratory Syndrome RNA sangat panjang. Struktur coronavirus oronavirus-2 (SARS-CoV-2). membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Pada mulanya, belum ditentukan apakah Protein S atau spike protein merupakan virus ini dapat menular dari manusia ke salah satu protein antigen utama virus dan manusia. Tetapi jumlah kasus terus merupakan struktur utama untuk penulisan bertambah seiring dengan waktu, selain gen. Protein S ini berperan dalam itu terdapat kasus petugas medis terinfeksi penempelan dan masuknya virus kedalam oleh salah satu pasien dan salah satu sel host (interaksi protein S dengan pasien tersebut dicurigai kasus “super reseptornya di sel inang). spreader”. Akhirnya dikonfirmasi bahwa penularan COVID-19 ini dapat menular Coronavirus bersifat senditif terhadap dari manusia ke manusia dan telah panas dan secara efektif dapat diinaktifkan menyabar secara luas di China dan lebih oleh disinfektan mengandung klorin, dari 190 negara dan teritory lainnya. pelarut lipid dengan suhu 56ºC selama 30 Karena penularan virus corona sangat menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, cepat inilah, pada 12 Maret 2020 WHO dengan non-ionik, formalin, axidizing mengumumkan COVID-19 sebagai agent dan kloroform. pandemi. Hingga tanggal 29 Maret 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah Coronavirus adalah virus RNA dengan Pada SARS-CoV, protein ini memiliki ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini afinitas yang kuat terhadap angiotensin- utamanya menginfeksi hewan, termasuk converting-enzyme 2 (ACE2). Pada diantaranya adalah kalelawar dan unta. SARS-CoV-2, data in vitro mendukung Sebelum terjadinya wabah COVID-19 ada kemungkinan virus mampu masuk ke 6 jenis coronavirus yang dapat dalam sel menggunakan reseptor menginfeksi manusia, yaitu coronavirus lainnya seperti alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus Aminopeptidase N (APN) dan Dipeptidyl NL63, betacoronavirus OC43, peptidase-4 (DPP-4). betacoronavirus HKU1, Serve Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS- TRANSMISI CoV), dan middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui melalui kontak langsung, kontak Coronavirus yang menjadi strategi etiologi tidak langsung, atau kontak erat dengan COVID-19 termasuk dalm genus orang yang terinfeksi melalui sekresi betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik seperti air liur dan sekresi saluran menunjukkan bahwa virus ini measuk pernapasan atau droplet saluran napas dalam subgenus yang sama dengan yang keluar pada saat orang yang coronavirus yang menyebabkan SARS terinfeksi batuk, bersin ataupun berbicara. pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Droplet saluran napas memiliki ukura Atas dasar ini, International Commite on diameter >5-10µm sedangkan droplet Taxonomy of Viruses mengajukan nama yang berukuran ≤5µm disebut sebagai SARS-CoV-2. droplet nuclei atau aerosol. Transmisi droplet saluran napas dapat terjadi ketika Struktur genom virus ini memiliki pola sesorang melakukan kontak erat (berada seperti coronavirus pada umumnya. dalam jarak 1 meter) dengan ornag yang Sekuens SARS-CoV-2 memiliki terinfeksi yang mengalami gejala-gejala kemiripan dengan coronavirus yang pernapasan (seperti batuk dan bersin) atau diisolasi pada kalelawar, sehingga muncul yang sedang berbicara. hipotesis bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kalelawar yang kemudian bermutasi dan Transmisi SARS-CoV-2 melalui udara menginfeksi manusia, mamalia, dan dapat terjadi selama pelaksanaan prosedur burung diduga sebagai reservoir perantara. medis yang menghasilkan aerosol. WHO bersama dengan kalangan ilmuan, terus Pada kasus COVID-19 trenggiling diduga secar aktif mendiskusikan dan sebagai reservoir perantara. Strain mengevaluasi apakah SARS-CoV-2 juga coronavirus pada trenggiling adalah yang dapat menyebar melalui aerosol, di mana mirip genomnya dengan coronavirus prosedur yang menghasilkan aerosol tidak kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV-2 dilakukan di tempat dalam ruangan (91%). Genom SARS-CoV-2 sendiri dengan ventilasi yang buruk. memiliki homologi 89% terhadap coronavirus kelelawar ZXC21 dan 82 % Pemahaman akan fisika hembusan udara terhadap SARS-CoV. dan fisika aliran udara telah menghasilkan hipotesis-hipotesis tentang kemungkinan Hasil pemodelan melalui komputer mekanisme transmisi SARS-CoV-2 menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 melalui aerosol. Hipotesis-hipotesis ini memiliki struktur tiga dimensi pada mengindikasikan bahwa 1) sejumlah protein spike domain receptor-binding droplet saluran napas menghasilkan yang jampir identik dengan SARS-CoV. aerosol (<5µm) melalui penguapan dan 2) proses normal bernapas dan berbicara restoran, atau kelas kebugaran. Dalam menghasilkan aerosol yang dihembuskan. kejadian-kejadian ini, kemungkinan Karena itu, orang yang rentan dapat terjadinya transmisi aerosol dalam jarak menghirup aerosol dan dapat menjadi dekat, terutama di lokasi-lokasi dalam terinfeksi jika aerosol tersebut ruangan tertentu seperti ruangan yang mengandung virus dalam jumlah yang padat dan tidak berventilasi cukup di cukup untuk menyebabkan infeksi pada mana orang yang terinfeksi berada dalam orang yang menghirupnya. Namun, waktu yang lama. proporsi droplet saluran napas yang manguap dan menghasilkan aerosol, serta Sekresi saluran pernapasan atau droplet dosis SARS-CoV-2 hidup yang diperlukan yang dikeluarkan oleh orang yang untuk menyebabkan infeksi pada orang terinfeksi dapat mengontaminasi lain tidak diketahui. permukaan dari benda, sehingga terbentuk fomit (permukaan yang terkontaminasi). Salat satu penelitian ekperimental yang Virus dan/atau SARS-CoV-2 yang hidup menghasilkan sampel aerosol infeksius dan terinfeksi melalui RT-PCR dapat menggunakan nebulisator jet berdaya ditemui di permukaan-permukaan tersebut tinggi dalam kondisi laboratorium yang selam berjam-jam hingga berhari-hari, terkontrol menemukan adanya RNA virus tergantung lingkungan sekitarnya SARS-CoV-2 di dalam aerosol pada (termasuk suhu dan kelembapan)dan jenis sampel udara yang bertahan hingga 3 jam. permukaan. Karena itu, transmisi juga Penelitian sejenis lain menemukan RNA dapat terjadi secara tidak langsung melalui virus ini bertahan hingga 16 jam dan lingkungan sekitar atau benda-benda yang menemukan virus hidup yang dapat terkontaminasi virus melalui orang yang bereplikasi. terinfeksi yang dilanjutkan dengan sentuhan dimata, hidung dan mulut. Beberapa penelitian yang dilakukan di tempat pelayanan kesehatan di mana PATOGENESIS pasien COVID-19 dirawat, tetapi yang tidak menjalankan prosedur yang Kebanyakan Coronavirus menginfeksi menghasilkan aerosol, melaporkan adanya hewan dan bersikulasi di hewan. RNA SARS-CoV-12 di sampel udara, Coronavirus menyebabkan sejumlah besar sedangkan penelitian-penelitian lain di penyakit pada hewan dan kemampuannya tempat pelayanan kesehatan dan bukan menyebabkan penyakit berat pada hewan tempat pelayanan kesehatan tidak seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam. menemukan keberadaan RNA SARS- Coronavirus disebut dengan virus CoV-2, tidak ada penelitian yang zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan menemukan virus hidup (viabel) di sampel dari hewan ke manusia. Banyak hewan udara. Deteksi RNA menggunakan asai liar yang membawa pantogen dan berbasis reverse transcription polymerase bertindak sebagai vektor untuk penyakit chan reaction (RT-PCR) tidak selalu menular tertentu. mengidikasikan virus mampu bereplikasi dan menginfeksi (viabel) yang dapat Patogenesis SARS-CoV-2 masih belum menyebar dan menyebabkan infeksi. banyak diketahui, tetapi diduga tidak jauh berbeda dengan SARS-CoV yang sudah Beberapa laporan kejadian diluar fasilitas lebih banyak diketahui. Pada manusia, medis, terkait dalam ruangan yang padat SARS-CoV-2 terutama menginfeksi sel- mengidikasikan kemungkinan transmisi sel pada saluran pernapasan yang melapisi aerosol, yang disertai transmisi droplet alveoli. SARS-CoV-2 akan berkaitan misalnya pada saat lathan paduan suara, di dengan reseptor-reseptor dan membuat jalan masuk ke dalam sel. Glikoprotein kompleks replikasi virus. Tahap yang terdapat pada envelope spike virus selanjuynya adalah perakitan dan rilis akan berkaitan dengan reseptor selular virus. berupa ACE2 pada SARS-CoV-2. Di dalm sel, SARS-CoV-2 melakukan Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke duplikasi materi genetik dan mensintesis saluran napas atas kemudian bereplikasi di protein-protein yang dibutuhkan, sel epitel saluran napas atas (melakukan kemudian membentuk virion baru yang siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke muncul di permukaan sel. saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas Sama dengan SARS-CoV pada SARS- dan virus dapat berlanjut meluruh CoV-2 disuga setelah virus masuk beberapa waktu di sel gastrointestinal kedalam sel, genom RNA virus akan setelah penyembuhan. Masa inkubasi dikeluarkan ke sitoplasma sel dan virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 ditranslasikan menjadi dua poliprotein dan hari. protein struktural. Selanjutnya genom virus akan mulai untuk bereplikasi. Studi pada SARS menunjukkan virus Glikoprotein pada selubung virus yang bereplikasi di saluran napas bawah diikuti baru terbentuk masuk ke dalam memberan dengan respon sistem imun bawah dan retikulum endoplasma atau golgi sel. spesifik. Faktor virus dan sistem imun Terjadi pembentukan nukleokapsid yang berperan penting dalam patogenesis. Pada tersusun dari genom RNA dan protein tahap pertama terjadi kerusakan difus nukleokapsid. Partikel virus akan tumbuh alveolar, makrofig, dan infiltrasi sel T dan ke dalam retikulum endoplasma dan golgi proliferasi pneumosit tipe 2. Pada rontgen sel. Pada tahap akhir, vesikel yang toraks diawal tahap infeksi terlihat infiltrat mengandung partikel virus akan pulmonar seperti bercak-bercak. Pada bergabung dengan memberan plasma tahap kedua, organisasi terjadi sehingga untuk melepaskan komponen virus yang terjadi perubahan infiltrat atau konsolidasi baru. luas di paru. Infeksi tidak sebatas di sitem pernapasan tetapi virus juga bereplikasi di Coronavirus hanya bisa memperbanyak enterosit sehingga menyebabkan diare dan diri melalui sel hostnya. Virus tidak bisa luruh di feses juga urin dan cairan tubuh hidup tanpa sel host. Siklus dari lainnya. coronavirus setelah menemukan sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan Respon imun yang tidak kuat dan masuk virus ke sel host diperantari menyebabkan replikasi virus dan oleh protein S yang ada dipermukaan kerusakan jaringan. Di sisi lain, respon virus. Protein S penentu utama dalam imun yang berlebihan dapat menyebabkan menginfeksi spesies hostnya serta penentu kerusakan jaringan. Respon imun yang tropisnya. Pada studi SARS-Cov protein S disebabkan oleh SARS-CoV-2 juga belum berkaitan dengan reseptor di sel host yaitu sepenuhnya dapat dipahami, namun dapat enzim ACE-2. ACE-2 dapat ditemukan dipelajari dari mekanisme yang ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, pada SARS-CoV dan MERS-CoV. Ketika paru, lambung, usus halus, usu besar, virus mask ke dalm sel, antigen virus akan kulit, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, dipresentasikan ke antigen presentstion otak, dan sel otot polos. Setelah berhasil cells (APC). Presentasi antigen virus masuk selanjutnya translasi replikasi gen terutama bergantung pada molekul major RNA genom virus . selanjutnya replikasi histocompatibility complex (MHC) kelas I dan transkripsi dimana sintesis virus RNA namun, MHC kelas II juga turut melalui translasi dan perakitan dari berkontribusi. Presentasi antigen selanjutnya menstimulus respon imunitas oksigen. Pada pasien geriatri dapat humoral dan selular tubuh yang dimediasi muncul gejala-gejala yang atipikal. oleh sel T dan sel B yang spesifik terhadap virus. Para respon imun humoral Sebagian besar pasien yang terinfeksi terbentuk IgM dan IgG terhadap SARS- SARS-CoV-2 menunjukkan gejala pada CoV. sistem pernapasan seperti demam, batuk, bersin dan sesak napas. Berdasarkan data Perbedaan profil imunologi antara kasus gejala tersering adalah demam, batuk COVID-19 ringan dengan berat dapat kering, dan fotique. Lebih dari 40% dilihat dari suatu penelitian di China. demam pada pasien COVID-19 memiliki Penelitian tersebut, mendapatkan hitung suhu puncak antara 38-39ºC, sementara limfosit yang lebih rendah, leikosit dan 34% mengalami demam dengan suhu rasio neutrofil-limfosit yang lebih tinggi, lebih dari 39ºC. serta presentase monosit, eosinofil, dan basofil yang lebih rendah pada kasus Perjalanan penyakit dimulai dengan mas COVId-19 yang berat. ARDS merupakan inkubasi yang lamanya sekitar 3-14 hari. penyebab utama kematian pada pasien Pada masa itu leukosit dan limfosit masih COVID-19. Penyebab terjadinya ARDS normal atau sedikit menurun dan pasien pada infeksi SARS-CoV-2 adalah badai tidak bergejala. Pada fase berikutnya virus sitokin, yaitu respon inflamasi sistemik menyebar melalui aliran darah diduga yang tidak terkontrol akibat pelepasan terutama pada jaringan yang mengekspresi sitokin proinflamasi dalam jumlah besar, ACE2 seperti paru-paru, saluran cerna dan serta kemokin dalm jumlah besar. Respon jantung, gejala pada fase ini merupakan imun yang berlebihan ini dapat gejala ringan. Serangan kedua terjadi menyebabkan kaerusakan paru dan hingga 4-7 hari setelah timbul gejala awal, fibrosis sehingga terjadi disabilitas pada saat ini pasien masih demam dan fungsional. mulai sesak, lesi di paru memburuk, limfosit menurun. Penanda imflamasi MANIFESTASI KLINIS meningkat dan mulai terjadi hiperkoagulasi. Jika tidak teratasi fase Manifestasi klinis pasien COVID-19 selanjutnya inflamasi semakin tidak memiliki spektrum yang luas mulai dari terkontrol, terjadi badai sitokin yang tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan, mengakibatkan ARDS, sepsis dan pneumonia, pneumonia berat, ARDS, komplikasi lainnya. sepsis, hingga syok sepsis.gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu > DIAGNOSIS 38ºC), batuk dan kesulitan bernapas. Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien Diagnosis ditegakkan dengan anamnesia, dengan infeksi akut saluran napas atas pneumonia Coronavirus Disease 2019 tanpa komplikasi, bisa disertai dengan adalah peradangan pada parenkim paru demam, fotique, batuk (dengan atau tanpa yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. sputum), anoreksia, mataise, nyeri Sindrom gejala klinis yang muncul tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit beragam, dari mulai tidak berkomplikasi kepala. Pada beberapa kasus pasien juga (ringan) sampai syok septik (berat). Pada mengeluhkan diare dan muntah. Pasien anamnesia gejala yang dapat ditemukan COVID-19 dengan pneumonia berat yaitu tiga gejala utama, batuk kering, ditandai dengan demam, ditambah slah (sebagian kecil tidak berdahak), demam, satu dari gejala frekuensi pernapasan > dan sesak napas/ tapi perlu dicatat demam 30×/menit, distres pernapasan berat, atau dapat tidak didapatkan pada beberapa saturasi oksigen 93% tanpa bantuan keadaan, terutama pada usia geritari atau orofaring), saluran napas bawah (sputum, pada mereka dengan imunokompromis. bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan endotrakel tube dapat berupa aspirat Kasus probable didefinisikan sebagai PDP endotrakel). 3) bronkoskopi. 4) fungsi (pasien dalam pantauan) yang diperiksa pluera sesuai kondisi. 5) pemeriksaan untuk COVID-19 tetapi hasil inkonklusif kimia darah. Darah perifer lengkap atau seseorang dengan hasil konfirmasi (leukosit dapat ditemukan norma atau positif betacoronavirus. Kasus menurun, hitung jenis limfosit menurun, terkonfirmasi adalah bila hasil pada kebanykan pasien LED dan CPR pemeriksaan laboratorium positif COVID- meningkat), analisis gas darah, fungsi 19, apapun temuan klinisnya. Salain itu, hepar, fungsi ginjal, gula darah sewaktu, dikenal juga istilah OTG (orang tanpa elektrolit, faal hemostasis, prokalsitonin, gejala yaitu orang yang tidak memiliki dan laktat. 6) pemeriksaan fase urin gejala tetapi memiliki resiko tertular atau (investigasi kemungkinan penularan). ada kontak erat dengan pasien COVID-19. Diagnosis banding diantaranya ialah; 1) Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan pneumonia bakterial. Gejala umum yang tergantung ringan atau beratnya muncul diantaranya batuk, batuk manifestasi klinis, yaitu; tingkat kesadaran berdahak, atau memberat seperti muncul (kompos mentis atau penurunan dahak purulen, dahak berdarah, dengan kesadaran), tanda vital (frekuensi nadi atau tanpa adanya nyeri dada. Pada meningkat, frekuensi napas meningkat, umunya tidak bersifat infeksius, dan tekanan darah normal atau menurun, suhu bukan penyakit infeksius. 2) tubuh meningkat, saturasi oksigen dapat SARS/MERS. Jenis virus baru ini normal atau turun), dapat disertai retraksi memiliki kemiripan dengan virus SARS otot pernapasan, pemeriksaan fisis paru dan MERS namun analisis genetik didapatkan inpeksi dapat tidak simetris menunjukkan serupa tetapi tidak sama. statis dan dinamis, fremitus raba Virus jenis baru ini sudah mengalami mengeras, redup pada daerah konsolidasi, evolusi. Studi menunjukkan virus baru ini suara napas bronkovesikuler atau bronkial kemampuan penyebaran dan dan ronki kasar. patogenitasnya lebih rendah daripada SARS. 3) Pnumonia jamur dan Edema Pemeriksaan penunjang yang dapat paru kardiogenik (gagal jantung). dilakukan diantaranya ialah; 1) pemeriksaan radiologi (foto toraks, CT- Diagniosis komplikasi seperti ARDS, scan toraks, USG toraks) pada pencitraan sepsis, dan syok sepsis pada pasien dapat menunjukkan opasitas bilateral, COVID-19 dapat ditegaskan konsolidasi sebsegmental. Lobar atau menggunakan kriteria standar masing- kolaps paru atau nodul, tampilan ground- masing yang sudah ditetapkan. Tidak glass. Pada stage awal, terlihat bayangan terdapat standar khusus penegakan multiple plak kecil dengan perubahan diagnosis ARDS, sepsis dan syok sepsis intertisial yang jelas menunjukkan di pada pasien COVID-19. perifer paru dan kemudian berkembang menjadi bayangan multiple groud-glass TATA LAKSANA dan infiltrate dikedua paru. Pada kasus berat ditemukan konsolidasi pada bahkan Detksi dini dan pemilihan pasien yang white-lung dan efusi pleura. 2) berkaitan dengan infeksi COVID-19 harus pemeriksaan spesimen salauran napas atas dilakukan dari mulai pasien dateng ke dan bawah. Saluran napas atas dengan rumah sakit. Triase merupakan garda swab tenggorok (nasofaring dan terdepan dan titik awal bersentuhan dengan rumah sakit sehingga penting dengan interval pengambilan sampel dalam deteksi dini dan penangkapan minimal 24 jam. Bila tidak kasus. Salian itu, Pengendalian memungkinkan maka pasien diisolasi Pencegahan Infeksi merupakan bagian hingga dua minggu setelah gejala hilang. vital terintegrasi dalam menegemen klinis dan harus diterapkan dari mulai triase dan Beberpa indikasi pertimbangan indikasi selama perawatan pasien. Tata laksana rawat di rumah anatara lain pasein dapat secepatnya pasien dengan hipoksemia atau dimonitor atau ada keluarga yang dapat gagal napas dan acute respiratory distress merawat, tidak ada komobid seperti syndrome (ARDS), syok sepsis dan jantung, paru, ginjal atau gangguan sistem kondisi kritis lainnya. imun, tidak ada faktor yang meningkatkan resiko mengalami komplikasi, atau Saat ini belum tersedia rekomendasi tata fasilitas rawar inap tidak tersedia atau laksana khusus pasien COVID-19, tidak adekuat. termasuk antivirus atau vaksin. Tata laksana yang dapat dilakukan adalah Sela di rumah, pasien harus ditempatkan terapi simtomatik dan oksigen. Pada di ruangan yang memiliki jenda yang pasien gagal napas dapat dilakukan dapat dibuka dan terpisah dengan ruangan ventilasi mekanik. Pada saat melakukan lainnya. Anggota keluarga disarankan ventilasi mekanik invansif, operator wajib tinggal di ruangan yang berbeda, bila tidak waspada, menggunkan APD lengkap,dan memungkinkan jaga jarak setidaknya satu memakai masker N95 ketika prosedur meter. Pasien tidak boleh dikunjungi intubasi. Ventilasi mekanik noninvasif selam perawatan di rumah. dapat dipertimbangkan jika didukung dengan sistem fasilitas kesehatan yang PENCEGAHAN dapat memastikan tidak terjadi penyebaran secara luas dari udara Cara penyebaran beberapa virus atau ekshalasi pasien. Teknik ini dapat patogen dapat melalui kontak dekat, digunakan pada pasien derajat tidak berat lingkungan atau benda yang dan patut dipertimbangkan mengganti ke terkontaminasi virus, droplet saluran ventilasi mekanik jika tidak terdapat napas, dan partikel airbone. Pathogen perbaikan. airbone dapat menyebar melalui kontak. Kontak langsung merupakan transmisi Salah satu yang harus diperhatikan dalam pathogen secara langsung dengan kulit tata laksana adalah pengendalian atau memberan mukosa, darah atau cairan komorbid. Dari gambaran klinis pasien darah yang masuk ke tubuh melalui COVID-19 diketahui komorbid memberan mukosa atau kulit yang rusak. berhubungan dengan morbiditas dan Oleh karena itu, kita dapat melakukan mortalitas. Komorbid yang diketahui pencegahan transmisi virus. berhubungan dengan luarana pasien adalah usia lanjut, hipertensi, diabetes, Prinsip pencegahan dan strategi penyakit kardiovaskular, dan penyakit pengendalian secara umum. Saat ini serebrovaskular. belum ada vaksin masih belum ada vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19. Cara Pasien dengan infeksi ringan boleh tidak terbaik untuk mencegah infeksi dengan dirawat di rumah sakit, tetapi pasien harus menghindari terpapar virus penyebab. diajarkan langkah pencegahan transmisi Lakukan tindakan-tindakan pencegahan virus. Isolasi di rumah dapat dikerjakan penularan dalam praktik kehidupan sehari- sampai pasien mendapatka hasil tes hari. Beberapa upaya pencegahan yang virologi negatif dua kali berturut-turut dapat dilakukan pada masyarakat; cuci tangan dengan air dan sbun sedikitnya kali pakai ketika bersin atau batuk untuk selam 20 detik, gunakan handsanitizer menghindari penyebaran droplet. berbasis alkohol yang setidaknya mengandung 80% alkohol, jika air dan Pencegahan sesuai kondisi dan tempat. sabun tidak tersedia. Hindari menyentuh Pencegahan transmisi di rumah yaitu pola mata, hidung dan mulut dengan tangan hidup sehat untuk meningkatkan sistem yang belum dicuci. Sebisa mungkin imun tubuh, personal higenitas yang baik, hindari kontak dengan orang yang sedang etika batuk dan bersin, cuci tangan dan sakit. Saat anda sakit gunakan masker jangan menyentuh mata, hidung dan mulut medis, tetepa tinggal di rumah saat anda dengan tangan kotor, hindari kontak dekat sakit ataua segera ke fasilitas kesehatan dengan orang yang mempunyai gajala yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di sistem pernapasan, hindari tempat ramai luar. Tutupi mulut dan hidung anda saat jika perlu gunkaan masker, hindar kontak batuk atau bersin dengan tissue, buang dengan hewan liar, unggas ataupun ternak, tissue pada tempat yang telah di tentukan. hindari makan makanan yang mentah, dan Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara perhatikan tanda atau gejala infeksi sistem rutin permukaan dan benda yang sering pernapasan. disentuh. Pencegahan dan pengendalian infeksi di Perilaku cuci tangan yang harus fasilitas kesehatan. Program pencegahan diterapkan oleh seluruh tenaga medis pada dan pengendalian infeksi (PPI) merupakan lima waktu yaitu, sebelum menyentuh komponen penting yang harus diterapkan pasien, sebelum melakukan prosedur, dalam managemen kasus infeksi. Strategi setelah terpajan cairan tubuh, setelah PPI untuk mencegah atau membatasi menyentuh pasien dan setalah menyentuh penularan infeksi di fasilitas kesehatan lingkungan pasien. Air sering disebut yaitu: triage, deteksi dini dan sebagai pelarut universal, namun mencuci pengontrolan sumber, penerapan standar tangan dengan air saja tidak cukup untik pencegahan untuk semua pasien, menghilangkan coronavirus karena virus penerapan tindakan pencegahan tambahan tersebut merupakan virus RNA dengan secara empiris untuk kasus yang dicurigai selubung lipid bilayer. infeksi COVID-19, penerapan kontrol administratif, penggunaan kontrol Sabun dapat mengangkat dan mengurai lingkungan engineering. senyawa hidrofobik seperti lemak atau minyak. Selain menggunakan air dan Triase klinis merupakan sistem sabun, etanol 62-71% dapat mengurang pemeriksaan pasien dititik pertama infektivitas virus. Oleh karena itu masuka rumah sakit yang merupakan membersihkan tangan depat dilakukan bagian penting dalam mengindentifikasi, dengan hand rub berbasis alkohol atau deteksi dini dan menempatkan segera sabun dan air. Berbasis alkohol lebih pasien di area terpisah dari pasien lain dipilih ketika secara kasat mata tangan atau isolasi serta merawat pasien dengan tidak kotor sedangkan sabun dipilih ketika dugaan infeksi COVID-19. Standar tangan terlihat kotor. Precautions mencakup kebersihan tangan dan pernapasan, penggunaan alat Hindari menyentuh wajah terutama bagian pelindung diri, bergantung penilaian mata, hidung dan mulut dengan resiko, pencegahan luka tertusukjarum permukaan tangan, ketika tangan suntik atau benda tajam, pembersih terkontaminasi dengan virus, menyentuh lingkungan dan sterilisasi peralatan dan wajah dapat menjadi portal masuk, dan linen yang digunakan dalam merawat terakhir pastikan menggunakan tisue satu pasien. Kontrol dan kebijakan administratif untuk pencegahan dan Penanganan jenazah dengan COVID-19 kontrol penularan infeksi COVID-19 harus mematuhi prosedur penggunaan diantaranya pembangunan infrastruktur APD baik ketika pemeriksaan autopsi atau dan kegiatan PPI berkelanjutan, pelatihan luar. Seluruh prosedur autopsi yang petugas kesehatan, edukasi untuk perawat memiliki potensi membentuk aerosol pasien, kebijakan tentang deteksi dini harus dihindari. infeksi pernapasan akut berpotensi COVID-19, akses ke laboratoriu uji yang Berdasarkan rekomendasi WHO dan cepat untuk identifikasi agen etiologi dan memperhatikan perkembangan penyakit di pencegahan kepadatan yang berlebihan. Indonesia. Gugus tugas percepatan Pengontrolan bertujuan untuk menjamin penanganan Corona Virus Desease 19 bentilasi yang memadai di seluruh area (COVID 19) menyampaikan bahwa fasilitas kesehatan sekaligus menjamin pertahanan terdepan dalam upaya pembersihan yang memadai. Pemisahan pencegahan penularan COVID 19 jaran minimal 1 meter harus dilakukan diantaranya adalah di luar rumah dan cuci untuk setiap pasien terduga. [engontrolan tangan pakai sabun (CTPS). Dengan ini ini dapat mengurangi transmisi patogen disampaikan kepada kepala Dinas selama perawatan. Pastikan pembersihan Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas dan desinfektan dilakukan dengan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan konsisten dan benar. Pembersih gerakan “semua pakai masker” dan lingkungan dengan air dan detergen serta penyidiaan sarana CTPS. Membuat desinfektan yan g biasa digunakan yaitu kebijakan yang mewajibkan penggunaan sodium hipoklorit. masker oleh semua orang ketika berada di luar rumah dan himbauan penyediaan Semua spesimen yang dikumpulkan untuk sarana CTPS. Melakukan sosialisasi dan investigasi laboratorium harus dianggap komunikatif masif penggunaan masker berpotensi menular. Petugas kesehatan kepada masyarakat baik secara langsung yang mengumpulkan dang mengankut maupun melalui tidak langsung, dengan spesimen klinis harus mematuhi pesan kunci. kewaspadaan standar untuk meminimalkan kemungkinan paparan METODE PENGABDIAN pathogen yaitu; pastikan petugas menggunaka APD yang memadai juika Metode yang digunakan yaitu metode sampel diambil dengan prosedur ceramah, yaitu dimana penulis yangdapat menciptakan aerosol maka menjelaskan tentang COVID-19 kepada gunakan masker N95, pastikan bahwa masyarakat dengan tujuan agar semua personel yang mengangkut masyarakat mengenal apa itu COVID-19, spesimen dilatih dalam praktik bagaimana gejala dan penyebaran penanganan dan prosedur dekontaminasi COVID-19, dan bagaimana cara pada kejadian tumpahan yang aman, pencegahan COVID-19 serta pentingnya tempatkan spesimen untuk pengankutan menggunakan masker. Dengan sampel dalam tas spesimen anti bocor (wadah 20kk sebagai peserta penyuluhan yang sekunder) yang memiliki sealable pocket dilaksanakan melalui system door to door terpisah untuk spesimen dengan label dan juga atas dasar kerjasama dengan pasien pada wadah dan formulir pihak pejabat desa setampat. permintaan laboratorium yang ditulis dengan jelas, pastikan bahwa laboratorium HASIL DAN PEMBAHASAN asilitas layanan kesehatan mematuhi praktik biosafety dan pengankutan yang Sebelum adanya penyuluhan mengenai sesuai dengan persyaratan. pentingnya penggunaan masker pada masa new masyarakat belum sadar pentingnya menggunakan masker dan mengabaikan himbaua-himbauan yang ada.
Setelah diadakannya penyuluhan tentang
pentingnya menggunakan masker ini sekarang masyarakat sudah dapat sadar akan pentingnya penggunaan masker pada masa pandemi jika sedang berada diluar dan berada pada kerumunan.
KESIMPULAN
Covid-19 merupakan penyakit baru yang
telah menjadi pandemi. Penyakit ini harus diwaspadai karena penularan yang relatif cepat, memiliki tingkat mortalitas yang tidak dapat diabaikan, dan belum adanya terapi definitif. Karna penggunaan masker ini pun amat sangat dianjurkan oleh pemerintah. Dan amat sangat mencegah penularan melalui air liur serta menjadi tren yang ada pada masa new normal.
DAFTAR PUSTAKA
Soedarsono, dkk., Pneumonia COVID-19:
Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia, Jakarta: PDPI, 2020.
Nailul, Mona, ‘Konsep Isolasi Dalam
Jaringan Sosial Meminimalisasi Efek Contagius (Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia)’, Jurnal Sosial Humaniora Terapan, Vol. 2, No. 2, hh. 117-118.