Oleh:
Pembimbing:
September, 2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. COVID-19.......................................................................................... 4
1. Definisi......................................................................................... 4
2. Epidemiologi................................................................................ 4
3. Etiologi......................................................................................... 5
4. Patogenesis................................................................................... 7
5. Faktor Resiko................................................................................ 10
6. Manifestasi Klinis......................................................................... 10
7. Diagnosis...................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus
tersebut berjumlah 44 pasien dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah ribuan
kasus. Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau
terpajan dengan satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei
Tiongkok. Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi
coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel Coronavirus
nama virus baru tersebut Severa acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-
CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Pada
mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara
manusia-manusia. Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu. Selain itu,
terdapat kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh salah satu pasien. Salah satu pasien
pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia. Sampai saat ini virus ini
dengan cepat menyebar masih misterius dan penelitian masih terus berlanjut.1,2
terakhir website oleh Center for Systems Science and Engineering (CSSE)
1
Universitas John Hopkins yang diperbaharui berkala, data terakhir menunjukkan total
kasus lebih dari 60.331 pasien, dengan total kematian lebih dari 1.369 pasien dan
perbaikan lebih dari 6.061 pasien. Saat ini data terus berubah seiring dengan waktu.
Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Australia, Nepal dan lainnya. Kasus-kasus yang
Wuhan atau berkontak dengan kasus confirmed yang memiliki riwayat bepergian ke
negara Tiongkok Bersama keluarganya datang pada 22 januari dengan tanpa gejala
kemudian hari berikutnya mengeluh batuk dan dikonfirmasi COVID-19 pada tanggal
25 Januari 2020. Laporan terbaru per tanggal 9 Februari 2020 sudah terdapat 43 kasus
dunia 2,1% sedangkan khusus di kota Wuhan adalah 4,9%, dan di provinsi Hubei
3,1%. Angka ini diprovinsi lain di Tiongkok adalah 0,16%.8,9 Berdasarkan penelitian
ICU dan 1 orang pasien non-ICU).2 Kasus kematian banyak pada orang tua dan
dengan penyakit penyerta. Kasus kematian pertama pasien lelaki usia 61 tahun
2
Kejadian luar biasa oleh Coronavirus bukanlah merupakan kejadian yang
pertama kali. Tahun 2002 severe acute respiratory syndrome (SARS) disebakan oleh
akumulatif kasus sekitar 10.000 (1000-an kasus MERS dan 8000-an kasus SARS).
Mortalitas akibat SARS sekitar 10% sedangkan MERS lebih tinggi yaitu sekitar
40%.1,2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. COVID-19
1. Definisi
dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum
dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan
(civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang
menjadi sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui. 1,2
2. Epidemiologi
mencapai 25.298.875 kasus. Awalnya kasus terbanyak terdapat di Cina, namun saat
ini kasus terbanyak terdapat di amerika dengan 13.356.411 kasus, diikut oleh asia
tenggara dengan 4.233.837 kasus dan eropa 4.232301 kasus. Virus ini telah menyebar
hingga ke 216 negara. Kematian akibat virus ini telah mencapai 847.602 kasus.
Tingkat kematian akibat penyakit ini mencapai 4-5% dengan kematian terbanyak
4
terjadi pada kelompok usia di atas 65 tahun. Indonesia melaporkan kasus pertama
pada 2 Maret 2020, yang diduga tertular dari orang asing yang berkunjung ke
Indonesia. Kasus di Indonesia pun terus bertambah, hingga telah terdapat 178.000
kasus dengan kematian mencapai 7.505 jiwa. Provinsi tertinggi Jakarta yaitu 40.086
3. Etiologi
pleimorfik dengan diameter sekitar 50-200m. Semua virus ordo Nidovirales memiliki
kapsul, tidak bersegmen, dan virus positif RNA serta memiliki genom RNA sangat
berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu
protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen.
Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host
5
Gambar 2.1 SARS-CoV-2 6
6
Gambar 2.2 Klasifikasi Virus RNA7
4. Patogensis
diketahui virus ini mungkin memiliki kesamaan dengan SARS dan MERS CoV,
7
tetapi dari hasil evaluasi genomik isolasi dari 10 pasien, didapatkan kesamaan
mencapai 99% yang menunjukkan suatu virus baru, dan menunjukkan kesamaan
(identik 88%) dengan batderived severe acute respiratory syndrome (SARS)- like
2018 di Zhoushan, Cina bagian Timur, kedekatan dengan SARS-CoV adalah 79%
dan lebih jauh lagi dengan MERS-CoV (50%). Gambar 2 menunjukkan evaluasi
virus corona ke dalam sel target. Proses ini bergantung pada pengikatan protein S ke
reseptor selular dan priming protein S ke protease selular. Penelitian hingga saat ini
SARS. Hai ini didasarkan pada kesamaan struktur 76% antara SARS dan COVID-19.
sebagai reseptor masuk dan menggunakan serine protease TMPRSS2 untuk priming S
protein, meskipun hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. 1,4,5
Proses imunologik dari host selanjutnya belum banyak diketahui. Dari data
kasus yang ada, pemeriksaan sitokin yang berperan pada ARDS menunjukkan hasil
terjadinya badai sitokin (cytokine storms) seperti pada kondisi ARDS lainnya. Dari
penelitian sejauh ini, ditemukan beberapa sitokin dalam jumlah tinggi, yaitu:
8
(IP10) dan monocyte chemoattractant protein 1 (MCP1) serta kemungkinan
(misalnya, IL4 and IL10) yang mensupresi inflamasi berbeda dari SARS-CoV. Data
lain juga menunjukkan, pada pasien COVID-19 di ICU ditemukan kadar granulocyte-
1A (MIP1A) dan TNFα yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang tidak
memerlukan perawatan ICU. Hal ini mengindikasikan badai sitokin akibat infeksi
berasal dari hewan dan ditularkan ke manusia. Pada COVID-19 belum diketahui
dengan pasti proses penularan dari hewan ke manusia, tetapi data filogenetik
droplet dan kontak dengan virus yang dikeluarkan dalam droplet. Hal ini sesuai
dengan kejadian penularan kepada petugas kesehatan yang merawat pasien COVID-
19, disertai bukti lain penularan di luar Cina dari seorang yang datang dari Kota
Shanghai, Cina ke Jerman dan diiringi penemuan hasil positif pada orang yang
ditemui dalam kantor. Pada laporan kasus ini bahkan dikatakan penularan terjadi pada
saat kasus indeks belum mengalami gejala (asimtomatik) atau masih dalam masa
inkubasi. Laporan lain mendukung penularan antar manusia adalah laporan 9 kasus
9
penularan langsung antar manusia di luar Cina dari kasus index ke orang kontak erat
Penularan ini terjadi umumnya melalui droplet dan kontak dengan virus
kemudian virus dapat masuk ke dalam mukosa yang terbuka. Suatu analisis mencoba
mengukur laju penularan berdasarkan masa inkubasi, gejala dan durasi antara gejala
dengan pasien yang diisolasi. Analisis tersebut mendapatkan hasil penularan dari 1
inkubasi menyebabkan masa kontak pasien ke orang sekitar lebih lama sehingga
risiko jumlah kontak tertular dari 1 pasien mungkin dapat lebih besar. 1,4,5
5. Faktor Resiko
Terdapat beberapa factor resiko pada penyakit covid 19 ini, yaitu :8,9
Lanjut usia
Laki laki
Diabetes mellitus
Obesitas
Penyakit jantung
6. Manifestasi Klinis
Infeksi covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang, atau berat. Gejala
klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38 C), batuk, dan kesulitan bernapas.
10
Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, myalgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien
timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan
progesif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolic yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disgungsi system koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa
pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan
pasien memiliki prognosis baik, muncul jika terinfeksi. Berikut sindrom klinis yang
- Tidak berkomplikasi
berkomplikasi Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa
gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat
disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri
otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien
immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu,
pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan.
Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis
- Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada
tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai
11
dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas cepat atau
- Pneumonia berat
- Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas.
- Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit), distress
- Gejala: batuk atau tampak sesak, ditambah satu diantara kondisi berikut: Sianosis
central atau SpO2, Distress napas berat (retraksi dada berat) - Pneumonia dengan
tanda bahaya (tidak mau menyusu atau minum; letargi atau penurunan kesadaran;
12
Dalam menentukan pneumonia berat ini diagnosis dilakukan dengan diagnosis
komplikasi.1,10,11
- Sepsis
infeksi atau infeksi yang terbukti dengan disertai disfungsi organ. Tanda disfungsi
organ perubahan status mental, susah bernapas atau frekuensi napas cepat, saturasi
oksigen rendah, keluaran urin berkurang, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, akral dingin atau tekanan darah rendah, kulit mottling atau terdapat bukti
hiperbilirubinemia. 1,10,11
Skor SOFA dapat digunakan untuk menentukan diagnosis sepsis dari nilai 0-24
dengan menilai 6 sistem organ yaitu respirasi (hipoksemia melalui tekanan oksigen
Glasgow coma scale) dan ginjal (luaran urin berkurang atau tinggi kreatinin). Sepsis
Pada anak-anak didiagnosis sepsis bila curiga atau terbukti infeksi dan ≥ 2
kriteria systemic inflammatory Response Syndrom (SIRS) yang salah satunya harus
13
- Syok septik
Definisi syok septik yaitu hipotensi persisten setelah resusitasi volum adekuat
Definisi syok septik pada anak yaitu hipotensi dengan tekanan sistolik <
persentil 5 atau >2 SD dibawah rata rata tekanan sistolik normal berdasarkan usia
- Bradikardia atau takikardia - Pada balita: frekuensi nadi 160x/menit - Pada anak-
- Capillary refill time meningkat (>2 detik) atau vasodilatasi hangat dengan bounding
pulse
- Takipnea
- Peningkatan laktat
- Oliguria
7. Diagnosis
parenkim paru yang disebabkan oleh Severe acute respiratory syndrome coronavirus
14
2 (SARS-CoV-2). Sindrom gejala klinis yang muncul beragam, dari mulai tidak
Pada anamnesis gejala yang dapat ditemukan yaitu, tiga gejala utama: demam,
batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernapas atau sesak. Tapi perlu
dicatat bahwa demam dapat tidak didapatkan pada beberapa keadaan, terutama pada
usia geriatri atau pada mereka dengan imunokompromis. Gejala tambahan lainnya
yaitu nyeri kepala, nyeri otot, lemas, diare dan batuk darah. Pada beberapa kondisi
dapat terjadi tanda dan gejala infeksi saluran napas akut berat (Severe Acute
Respiratory Infection-SARI). Definisi SARI yaitu infeksi saluran napas akut dengan
riwayat demam (suhu≥ 38 C) dan batuk dengan onset dalam 10 hari terakhir serta
perlu perawatan di rumah sakit. Tidak adanya demam tidak mengeksklusikan infeksi
virus.1,10,11
Tanda vital: frekuensi nadi meningkat, frekuensi napas meningkat, tekanan darah
normal atau menurun, suhu tubuh meningkat. Saturasi oksigen dapat normal atau
turun.
15
Pemeriksaan fisis paru didapatkan inspeksi dapat tidak simetris statis dan dinamis,
fremitus raba mengeras, redup pada daerah konsolidasi, suara napas bronkovesikuler
Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks Pada pencitraan
paru atau nodul, tampilan groundglass. Pada stage awal, terlihat bayangan multiple
plak kecil dengan perubahan intertisial yang jelas menunjukkan di perifer paru dan
kedua paru. Pada kasus berat, dapat ditemukan konsolidasi paru bahkan “white-lung”
16
Gambar 2.3 CT-Scan Covid 195
- Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan endotrakeal
sampel dari saluran napas atas, gunakan swab viral (Dacron steril atau rayon bukan
kapas) dan media transport virus. Jangan sampel dari tonsil atau hidung. Pada pasien
dengan curiga infeksi COVID-19 terutama pneumonia atau sakit berat, sampel
tunggal saluran napas atas tidak cukup untuk eksklusi diagnosis dan tambahan saluran
napas atas dan bawah direkomendasikan. Klinisi dapat hanya mengambil sampel
saluran napas bawah jika langsung tersedia seperti pasien dengan intubasi. Jangan
(saluran napas atas dan bawah) dapat diperiksakan jenis patogen lain. 1,10,11
17
Bila tidak terdapat RT-PCR dilakukan pemeriksaan serologi.
saluran napas atas dan bawah untuk petunjuk klirens dari virus. Frekuensi
pemeriksaan 2- 4 hari sampai 2 kali hasil negative dari kedua sampel serta secara
pencegahan infeksi dan transmisi, specimen dapat diambil sesering mungkin yaitu
harian. 1,10,11
Bronkoskopi
- Darah perifer lengkap Leukosit dapat ditemukan normal atau menurun; hitung jenis
- Fungsi hepar (Pada beberapa pasien, enzim liver dan otot meningkat)
- Fungsi ginjal
- Elektrolit
18
Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas (sputum, bilasan
Kultur darah untuk bakteri dilakukan, idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun,
Onset: baru atau perburukan gejala respirasi dalam 1 minggu setelah diketahui
Pemeriksaan penunjang yang penting yaitu pencitraan toraks seperti foto toraks,
CT Scan toraks atau USG paru. Pada pemeriksaan pencitraan dapat ditemukan:
opasitas bilateral, tidak menjelaskan oleh karena efusi, lobar atau kolaps paru atau
nodul. Sumber dari edema tidak sepenuhnya dapat dijelaskan oleh gagal jantung atau
mengeksklusi penyebab hidrostatik penyebab edema jika tidak ada faktor risiko.
Penting dilakukan analisis gas darah untuk melihat tekanan oksigen darah dalam
19
menentukan tingkat keparahan ARDS serta terapi. Berikut rincian oksigenasi pada
Dewasa:
- ARDS ringan : 200 mmHg < PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg (dengan PEEP atau CPAP ≥5
- ARDS sedang : 100 mmHg < PaO2/FiO2 ≤200 mmHg dengan PEEP ≥5 cmH2O atau
tanpa diventilasi
- ARDS berat : PaO2/FiO2 ≤ 100 mmHg dengan PEEP ≥5 cmH2O atau tanpa
diventilasi
- Tidak tersedia data PaO2 : SpO2/FiO2 ≤315 diduga ARDS (termasuk pasien tanpa
ventilasi)
Anak:
- Bilevel NIV atau CPAP ≥5 cmH2O melalui masker full wajah : PaO2/FiO2 ≤ 300
- ARDS ringan (ventilasi invasif): 4 ≤ oxygenation index (OI) < 8 or 5 ≤ OSI < 7.5
- ARDS sedang (ventilasi invasif): 8 ≤ OI < 16 atau 7.5 ≤ oxygenation index using
Skrining dan isolasi semua pasien dengan dugaan COVID-19 pada titik
kontak pertama dengan sistem perawatan kesehatan (seperti unit gawat darurat atau
20
etiologi pasien dengan penyakit pernapasan akut dalam kondisi tertentu. Triase pasien
sakit. Skrining harus dilakukan pada titik kontak pertama di unit gawat darurat atau
bagian / klinik rawat jalan. Pasien suspek COVID-19 harus diberi masker dan
diarahkan ke area terpisah. Jaga jarak setidaknya 1 m antara pasien yang dicurigai.
Tatalaksana yang dilakukan adalah pasien harus tetap di tempat tidur dan
diawasi secara ketat untuk tanda-tanda vital dan tingkat saturasi oksigen. Sesuai
dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun sedang. Pasien bed-rest dan
termasuk pasokan energi dan cairan yang cukup, pemeliharaan homeostasis elektrolit
tingkat saturasi oksigen darah tidak kurang dari 90% pada pria dan wanita tidak
hamil, dan antara 92% dan 95% pada wanita hamil. 12,13,14
Jika pasien menjadi lebih buruk, high flow kanula nasal harus dipertimbangkan,
dimulai dengan 20 L / menit dan meningkat menjadi 50-60 L / menit secara bertahap.
21
harus dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dengan peralatan pelindung
diri.12,13,14
harus selalu diterapkan secara rutin di semua area fasilitas kesehatan. 1,12,13,14
Saat ini, tidak ada bukti yang mendukung keefektifan obat antivirus yang ada
Pasien yang parah dapat menerima glukokortikoid pada tahap awal, misalnya
metilprednisolon intravena 40-80 mg, sekali sehari selama 5 hari, dan pengobatan
dapat diperpanjang sesuai dengan kondisi klinis dan manifestasi radiologis. 1,12,13,14
yang sakit kritis, berdasarkan kondisi klinis mereka, pada 0,25-0,5 g / (kg · d), selama
Jika infeksi bakteri dicurigai sesuai dengan temuan klinis dan pencitraan
pasien, pasien dengan tipe ringan dapat menggunakan antibiotik oral untuk
pneumonia yang didapat dari komunitas, seperti sefalosporin generasi kedua atau
fluoroquinolon. Untuk pasien tipe parah, semua kemungkinan patogen harus ditutup
Beberapa kondisi berikut dapat menjadi acuan untuk kriteria pasien discharge
22
● Kondisi stabil
● Tanda vital: kompos mentis; pernapasan stabil; komunikasi normal; bebas demam
selama 3 hari
● Dua hasil negatif dari test asam nukleat pathogen COVID19 (interval setidaknya 1
hari)
23
BAB III
KESIMPULAN
dari gejala ringan sampai berat. virus ini menarget Angiotensin Converting Enzyme 2
(ACE2) sebagai reseptor masuk dan menggunakan serine protease TMPRSS2 untuk
priming S protein, meskipun hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Infeksi covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang, atau berat. Acute
di bidang pulmonology yang terjadi karena adanya akumulasi cairan di alveoli yang
jaringan menjadi berkurang. Tatalaksana yang dilakukan adalah pasien harus tetap di
tempat tidur dan diawasi secara ketat untuk tanda-tanda vital dan tingkat saturasi
oksigen. Penderita hipoksemia harus segera diberikan terapi oksigen dan menjaga
tingkat saturasi oksigen darah tidak kurang dari 90% pada pria dan wanita tidak
hamil, dan antara 92% dan 95% pada wanita hamil. Pasien dengan hipoksemia
untuk pasien yang dapat mentolerir.Untuk pasien dengan ARDS paling parah,
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Buhan E, Isbaniah F, Susantu AD, Aditama TY, Soedarsono, Sartono TR, Sugiri YJ,
2. Yuliana. Corona Virus Disease (Covid-19) Sebuah Tinjauan Literatur. Wellness and
6. Chhikara BS, Rathi B, Singh J, Poonam. Corona Virus SARS-CoV-2 Disease Covid-
19: Infection, Prevention and Clinical Advances of the Prospective Chemical Drug
8. Chang MC, Park Y, Kim B, Park D. Risk Factors for Disease Progession in COVID-
9. Albitar O, Ballouze R, Ooi JP, Ghadzi S. Risk Factors For Mortality Among COVID-
25
10. World Health Organization. Clinical Management of Severe Acute Respiratory
Infections When Novel Coronavirus Is Suspected: What To Do and What Not To Do.
2020;9:582-5
14. Arif SK, Muchtar F, Wulung NL, Hisbullah, Herdarjana P, Nurdin H. Penanganan
26