Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DENGAN AGREGAT REMAJA DI DESA TOGATEN RT 04 RW 05 KELURAHAN


MANGUNSARI KECAMATAN SIDOMUKTI SALATIGA

Dosen Pengampu : Ns. Puji Purwaningsih, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh :
Miftakhul Vivi Barokah
071202020

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan
MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19
ini sampai saat ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020).
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia belum berakhir. Dengan sejumlah negara
masih terus melaporkan kasus baru infeksi corona. Melansir Worldometers pada Kamis (24
Juni 2021), virus penyebab COVID-19 telah menginfeksi 180.331.914 orang di seluruh
dunia. Dari jumlah tersebut 165.059.958 kasus telah dinyatakan sembuh dan 3.905.308
orang meninggal akibat COVID-19. Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara
yang mencatat 2 juta kasus COVID-19 pada Senin (21 Juni 2021). Jumlah tersebut dicapai
setelah terjadinya lonjakan kasus virus corona beberapa minggu terakhir.
Bahkan Indonesia, mencatat rekor kasus COVID-19 harian tertinggi pada Rabu (23
Juni 2021) dengan 15.308 kasus, sehingga total kasus menjadi 2.033.421 kasus. Dengan
lonjakan ini, kasus aktif pun ikut melonjak dengan 160.524. Akibatnya, banyak rumah
sakit terancam kolap karena tak mampu menampung pasien. Berdasarkan hasil statistik
kasus COVID-19 di Jawa Tengah pada Kamis, 24 Juni 2021 jam 12:00 WIB, pasien
terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat di RS atau isolasi mandiri dirawat (kasus aktif)
sebanyak 19.860 pasein, terkonfirmasi sembuh sebanyak 204.326, meninggal sebanyak
15.380 pasien, dan suspek sebanyak 15.458 pasien.
Di Kabupaten Semarang, berdasarkan data yang diperbarui pada hari Rabu, 23 Juni
2021 diperoleh data pasien suspek sebanyak 60 orang, terkonfirmasi COVID-19 sebanyak
14.230 pasien (dirawat 185, isolasi 1678, sembuh 11.871, dan meninggal 496). Kemudian
di Kecamatan Ungaran Timur terdapat 1.628 pasien dengan suspek 4 pasien, dan yang
terkonfirmasi COVID-19 (sembuh 1.300 pasien, dan meninggal 53 pasien).
Kasus COVID-19 terus mengalami perubahan, saat ini temuan orang yang
terkonfirmasi COVID-19 semakin bertambah, dilihat dari 2 bulan terahir, jumlah kasus
COVID-19 yang sudah terkonfirmasi adalah pada awal bulan mei sejumlah 940 kasus
sedangkan pada awal bulan juni mengalami penambahan kasus sebanyak 4.824 kasus yang
sudah terkonfirmasi. Dari temuan kasus pada 2 bulan terakhir diatas dapat dilihat bahwa
terjadi peningkatan kasus yang sangat signifikan.
Jumlah kasus terus meningkat dikarenakan kurang optimalnya penrtapan protocol
Kesehatan saat berada dirumah dan luar rumah. Selain itu, kurangnya informasi terkait
dengan cara penularan dan cara merawat keluarga yang terkonfirmasi COVID-19
merupakan salah satu factor yang dapat meningkatkan resiko terinfeksi COVID-19. Oleh
karena itu, untuk menanggulangi hal tersebut perlunya dilakukan tindakan promotive dan
preventif untuk masyarakat.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk meelihat masalah yang ada di lingkungan
2. Mengetahui tanda gejala dari Covid-19
3. Mengetahui tatacara menjaga dan merawat anggota keluarga yang menjalani isolasi
mandiri
4. Memfasillitasi warga dalam mencari menggali informasi tentang Covid-19
5. Untuk mengetahui mengenai asuhan keperawatan komunitas di masyarakat terkait
COVID-19
6. Untuk mengetahui mengenai pembahasan masalah COVID-19 pada remaja dari
diskusi kelompok
BAB II
LANDASAN TEORI

A. COVID-19
1. Definisi COVID-19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai
pandemi dan Indonesia telah menyatakan COVID-19 sebagai bencana nonalam berupa
wabah penyakit yang wajib dilakukan penanggulangan, sehingga tidak terjadi
peningkatan kasus. Dalam upaya penanggulangan COVID-19 diperlukan panduan bagi
masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 baik untuk diri
sendiri maupun kemungkinan penularan kepada orang-orang disekitar termasuk keluarga.
(SE Menkes - Komunikasi Covid-19 (1).pdf, n.d.)
Terdapat varian baru, virus corona yang berasal dari India yang masuk ke Indonesia
yaitu Varian Delta. Varian virus corona Delta atau B.1.617.2 merupakan varian mutasi
pertama kali terdeteksi di India dan telah menyebar ke lebih dari 60 negara seperti di
Inggris dan Indonesia. Varian delta menyumbang sekitar 60 persen dari kasus virus
corona di Amerika Serikat. Sementara di Inggris, varian ini telah menyumbang 90 persen
kasus infeksi Covid-19 baru. Mutasi jenis ini merupakan strain asal India.
Varian delta (B.1.617.2) merupakan turunan dari B.1.617 yang pertama muncul di
India pada Oktober 2020. Virus ini pula yang kini dipercaya menjadi penyebab
gelombang dua pandemi Covid-19 di India. Meskipun ada banyak perubahan kecil yang
berbeda dalam urutan genetik virus, ada empat jenis utama yang saat ini beredar lebih
cepat. Strain yang pertama kali terdeteksi di Inggris yang dikenal sebagai strain Kent,
Afrika Selatan, Brasil, dan India masing-masing diidentifikasi melalui kombinasi mutasi
tertentu.
Berdasarkan data PHE pada 3 Juni 2021 belum menunjukkan bukti varian ini lebih
mematikan. Namun, kemungkinan risiko seseorang yang terinfeksi varian ini masuk
rumah sakit lebih tinggi ketimbang varian Alfa (Kent/ varian Inggris). Namun, perlu data
lebih banyak untuk memastikan temuan ini.
2. Karakteristik Coronavirus
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat / Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang melalui
tetesan pernapasan dari batuk dan bersin-bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga
tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga
hari,atau dalam aerosol selama tiga jam.
Virus ini secara genetik sangat berbeda dari virus SARS-CoV dan MERS-CoV.
Penelitian saat ini menunjukkan bahwa homologi antara COVID-19 dan memiliki
karakteristik DNA coronavirus pada kelelawar-SARS yaitu dengan kemiripan lebih dari
85%. Ketika dikultur pada vitro, COVID-19 dapat ditemukan dalam sel epitel pernapasan
manusia setelah 96 jam. Sementara itu untuk mengisolasi dan mengkultur vero E6 dan
Huh-7 garis sel dibutuhkan waktu sekitar 6 hari. Paru-paru adalah organ yang paling
terpengaruh oleh COVID-19, karena virus mengakses sel inang melalui enzim ACE2,
yang paling melimpah di sel alveolar tipe II paru-paru. Virus ini menggunakan
glikoprotein permukaan khusus, yang disebut “spike”, untuk terhubung ke ACE2 dan
memasuki sel inang. Kepadatan ACE2 di setiap jaringan berkorelasi dengan tingkat
keparahan penyakit di jaringan itu dan beberapa ahli berpedapat bahwa penurunan
aktivitas ACE2 mungkin bersifat protektif. Dan seiring perkembangan penyakit alveolar,
kegagalan pernapasan mungkin terjadi dan kematian mungkin terjadi. (Safriza Sofyan,
SE, AK, M.Com, 2020)
Sub-family virus corona dikategorikan ke dalam empat genus; α, β, γ, d an δ. Selain
virus baru ini (COVID 19), ada tujuh virus corona yang telah diketahui menginfeksi
manusia. Kebanyakan virus corona menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),
tetapi Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERSr CoV), severe acute
respiratory syndrome associated coronavirus (SARSr CoV) dan novel coronavirus 2019
(COVID-19) dapat menyebabkan pneumonia ringan dan bahkan berat, serta penularan
yang dapat terjadi antar manusia. Virus corona sensitif terhadap sinar ultraviolet dan
panas, dan dapat di nonaktifkan (secara efektif dengan hampir semua disinfektan kecuali
klorheksidin). (Safriza Sofyan, SE, AK, M.Com, 2020)
Varian virus corona Delta adalah hasil dari perubahan gen virus. Setiap kali virus
bereplikasi, mutasi secara alami terjadi pada materi genetiknya. CDC mencantumkan
total sembilan varian umum yang dipantaunya. Semua virus, termasuk virus corona
bermutasi seiring waktu. Sehingga, hal ini menyebabkan munculnya berbagai varian
virus dengan karakteristik yang berbeda pula. Sebab, ketika virus seperti Covid-19 masuk
ke dalam tubuh, virus itu mulai berkembang biak dengan mereplikasi diri dengan cepat.
Setiap kali mereplikasi itulah kemungkinan mutasi terjadi.

3. Epidemiologi
Penyebaran virus corona penyebab Covid-19 belum juga mereda. Bahkan, di
banyak negara, tengah mengalami lonjakan kasus. Lonjakan kasus Covid-19 di beberapa
negara disinyalir karena penularan varian baru virus corona yang semakin meluas.
Berbagai upaya seperti penerapan protokol kesehatan, vaksinasi dan penguncian wilayah
telah diterapkan. Berdasarkan data Worldometers, hingga Senin (21/6/2021) pagi, angka
kasus Covid-19 di dunia sebanyak 179.238.118 kasus. Dari angka itu, 3.881.421 orang
meninggal dunia dan 163.793.112 orang telah dinyatakan sembuh. Berikut 5 negara
dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia
 Amerika Serikat : 34.405.660 kasus, 617.166 meninggal dunia, 28.711.315 sembuh
 India : 29.934.361 kasus, 388.164 meninggal dunia, 28.836.529 sembuh
 Brasil : 17.927.928 kasus, 501.825 meninggal dunia, 16.220.238 sembuh
 Perancis : 5.757.311 kasus, 110.738 meninggal dunia, 5.556.600 sembuh
 Turki : 5.370.299 kasus, 49.185 meninggal dunia, 5.232.638 sembuh.
Melansir Worldometers pada Kamis (24 Juni 2021), virus penyebab COVID-19
telah menginfeksi 180.331.914 orang di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut 165.059.958
kasus telah dinyatakan sembuh dan 3.905.308 orang meninggal akibat COVID-19.
Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mencatat 2 juta kasus COVID-
19 pada Senin (21 Juni 2021). Jumlah tersebut dicapai setelah terjadinya lonjakan kasus
virus corona beberapa minggu terakhir.
Bahkan Indonesia, mencatat rekor kasus COVID-19 harian tertinggi pada Rabu (23
Juni 2021) dengan 15.308 kasus, sehingga total kasus menjadi 2.033.421 kasus. Dengan
lonjakan ini, kasus aktif pun ikut melonjak dengan 160.524. Akibatnya, banyak rumah
sakit terancam kolap karena tak mampu menampung pasien. Berdasarkan hasil statistik
kasus COVID-19 di Jawa Tengah pada Kamis, 24 Juni 2021 jam 12:00 WIB, pasien
terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat di RS atau isolasi mandiri dirawat (kasus aktif)
sebanyak 19.860 pasein, terkonfirmasi sembuh sebanyak 204.326, meninggal sebanyak
15.380 pasien, dan suspek sebanyak 15.458 pasien.
Di Kabupaten Semarang, berdasarkan data yang diperbarui pada hari Rabu, 23 Juni
2021 diperoleh data pasien suspek sebanyak 60 orang, terkonfirmasi COVID-19
sebanyak 14.230 pasien (dirawat 185, isolasi 1678, sembuh 11.871, dan meninggal 496).
Kemudian di Kecamatan Ungaran Timur terdapat 1.628 pasien dengan suspek 4 pasien,
dan yang terkonfirmasi COVID-19 (sembuh 1.300 pasien, dan meninggal 53 pasien).

4. Etiologi
Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019 (yang
disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan pada pemahaman
sifat fsikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. Dari penelitian lanjutan, edisi
kedua pedoman tersebut menambahkan “coronavirus tidak dapat dinonaktifkan secara
efektif oleh chlorhexidine”, juga kemudian defnisi baru ditambahkan dalam ed- isi
keempat, “nCov-19 adalah genus b, dengan envelope, bentuk bulat dan sering berbentuk
pleomorfk, dan berdiameter 60-140 nm. Karakteristik genetiknya jelas berbeda dari
SARSr- CoV dan MERSr-CoV. Homologi antara nCoV-2019 dan bat-SL-CoVZC45
lebih dari 85%. Ketika dikultur in vitro, nCoV-2019 dapat ditemukan dalam sel epitel
pernapasan manusia setelah 96 jam, sementara itu membutuhkan sekitar 6 hari untuk
mengisolasi dan membiakkan VeroE6 dan jaringan sel Huh-7, serta “corona virus sensitif
terhadap sinar ultraviolet”. CoV adalah virus RNA positif dengan penampilan seperti
mahkota di bawah mikroskop elektron (corona adalah istilah latin untuk mahkota) karena
adanya lonjakan glikoprotein pada amplop. Subfamili Orthocoronavirinae dari keluarga
Coronaviridae (orde Nidovirales) digolongkan ke dalam empat gen CoV:
Alphacoronavirus (alphaCoV), Betacoronavirus (betaCoV), Deltacoronavirus
(deltaCoV), dan Gammacoronavirus (deltaCoV). Selanjutnya, genus betaCoV membelah
menjadi lima sub- genera atau garis keturunan. Karakterisasi genom telah menunjukkan
bahwa mungkin kelelawar dan tikus adalah sumber gen alphaCoVs dan betaCoVs.
Sebaliknya, spesies burung tampaknya mewakili sumber gen deltaCoVs dan
gammaCoVs. Anggota keluarga besar virus ini dapat menyebabkan penyakit pernapasan,
enterik, hati, dan neurologis pada berbagai spesies hewan, termasuk unta, sapi, kucing,
dan kelelawar. Sampai saat ini, tujuh CoV manusia (HCV) - yang mampu menginfeksi
manusia - telah diidentifkasi. Beberapa HCoV diidentifkasi pada pertengahan 1960-an,
sementara yang lain hanya terdeteksi pada milenium baru. (Safriza Sofyan, SE, AK,
M.Com, 2020)

5. Patofisiologi
Kebanyakan coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.
Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan kemampuannya
menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing, dan ayam.
Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan
ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa pathogen dan bertindak sebagai
vektor untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus bamboo, unta, dan musang
merupakan host yang biasa ditemukan untuk coronavirus. Semua orang secara umum
rentan terinfeksi. Penumonia coronavirus jenis baru dapat terjadi pada pasien
immunocompromis dan populasi normal, bergantung paparan jumlah virus. Jika kita
terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu waktu, dapat menimbulkan penyakit walau
sistem imun tubuh berfungsi normal. Orang-orang dengan sistem imun lemah seperti
orangtua, wanita hamil, dan kondisi lainnya, penyakit dapat secara progresif lebih cepat
dan lebih parah. Infeksi coronavirus menimbulkan sistem kekebalan tubuh yang lemah
terhadap virus ini sehingga dapat terjadi re-infeksi. Coronavirus hanya bisa
memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus tidak bisa hidup tanpa sel host. virus
masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di sel epitel saluran napas atas
(melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi
akut terjadi perubahan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh
beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai
muncul penyakit sekitar 3-7 hari. (Indonesia, 2020)

6. Manifestasi Klinis
Edisi keempat pada Buku Pedoman yang dikeluarkan Pemerintah China
mendefnisikan “3 hingga 7 hari, hingga 14 hari” dalam deskripsi periode masa inkubasi
yang telah dimodifkasi menjadi “1 hingga 14 hari, dan umumnya dalam 3 hingga 7 hari
“di edisi kelima sesuai dengan hasil investigasi epidemiologi. Edisi pertama
menggambarkan gejala COVID-19 sebagai “demam, kelelahan, batuk kering, dan lain-
lain”.
Dan edisi keempat menambahkan “beberapa pasien dengan gejala seperti hidung
tersumbat, pilek, dan diare”. Dengan pemahaman patogenesis pasien kritis, edisi keempat
menekankan bahwa kasus yang parah adalah biasanya diperburuk 1 minggu . setelah
timbulnya penyakit, disertai dengan dispnea, dan edisi kelima menambahkan hipoksemia
sebagai manifestasi yang parah. Adapun kasus ringan, edisi kelima menggambarkannya
secara terpisah dan mengubah “kasus kematian lebih umum pada lansia dan mereka
dengan penyakit kronis”. Dalam edisi keempat dengan “lansia dan penderita penyakit
kronis bawaan memiliki prognosis yang buruk”. Beberapa gejala yang mungkin terjadi,
antara lain:
a. Penyakit Sederhana (ringan)
Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala infeksi virus saluran pernapasan
bagian atas, termasuk demam ringan, batuk (kering), sakit tenggorokan, hidung
tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot, atau malaise. Tanda dan gejala penyakit
yang lebih serius, seperti dispnea, tidak ada. Dibandingkan dengan infeksi HCoV
sebelumnya, gejala non-pernapasan seperti diare sulit ditemukan.
b. Pneumonia Sedang
Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau takipnea pada anak-anak) hadir
tanpa tanda-tanda pneumonia berat.
c. Pneumonia Parah
Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan pernapasan, takipnea (> 30
napas / menit), dan hipoksia (SpO2 <90% pada udara kamar). Namun, gejala demam
harus ditafsirkan dengan hati-hati karena bahkan dalam bentuk penyakit yang parah,
bisa sedang atau bahkan tidak ada. Sianosis dapat terjadi pada anakanak. Dalam
defnisi ini, diagnosis adalah klinis, dan pencitraan radiologis digu nakan untuk
mengecualikan komplikasi.

d. Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS)


Diagnosis memerlukan kriteria klinis dan ventilasi. Sindrom ini menunjukkan
kegagalan pernapasan baru-awal yang serius atau memburuknya gambaran
pernapasan yang sudah diidentifkasi. Berbagai bentuk ARDS dibedakan berdasarkan
derajat hipoksia. (Safriza Sofyan, SE, AK, M.Com, 2020)

7. Faktor Risiko
pasien COVID-19 dengan riwayat penyakit sistem respirasi akan cenderung
memiliki manifestasi klinis yang lebih parah. Beberapa factor risiko lain yang ditetapkan
oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah kontak erat, termasuk
tinggal satu rumah dengan pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke area terjangkit.
Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2 meter) dianggap
sebagai risiko rendah. Tenaga medis merupakan salah satu populasi yang berisiko tinggi
tertular. Di Italia, sekitar 9% kasus COVID-19 adalah tenaga medis. Di China, lebih dari
3.300 tenaga medis juga terinfeksi, dengan mortalitas sebesar 0,6%. (Susilo, 2020)

8. Penularan
Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan droplet,
bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah
mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien
COVID-19. (Safriza Sofyan, SE, AK, M.Com, 2020)

9. Pencegahan
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan
dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat
meliputi:
a. melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat
kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor
b. menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;
c. terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan
atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah.
d. pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan
tangan setelah membuang masker, Penggunaan masker adalah efektif Karena tujuan
memakai masker adalah untuk memblokir ‘pembawa’ yang mentransmisikan virus,
daripada secara langsung memblokir virus. Mengenakan masker dengan benar dapat
secara efektif memblokir tetesan pernapasan dan karenanya mencegah virus masuk
langsung ke dalam tubuh. Perlu diingatkan bahwa tidak perlu memakai respirator
KN95 atau N95. Masker bedah biasa dapat menghalangi sebagian besar virus yang
membawa tetesan memasuki saluran pernapasan
e. menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan
pernapasan.

10. Komplikasi
Komplikasi utama pada pasien COVID-19 adalah ARDS, tetapi dalam menunjukkan data
dari 52 pasien kritis, bahwa komplikasi tidak terbatas ARDS (Susilo, 2020), melainkan
juga komplikasi lain seperti :
1. Pankreas
Dalam menunjukkan bahwa eskpresi ACE2 di pankreas lebih tinggi dan lebih
dominan di sel eksokrin dibandingkan endokrin. Hal ini juga diperkuat data kejadian
pankreatitis yang telah dibuktikan secara laboratorium dan radiologis. Bila ini
memang berhubungan, maka perlu perhatian khusus agar tidak berujung pada
pankreatitis kronis yang dapat memicu inflamasi sistemik dan kejadian ARDS yang
lebih berat. Namun peneliti belum dapat membuktikan secara langsung apakah
SARS-CoV-2 penyebab kerusakan pankreas karena belum ada studi yang
menemukan asam virus di pankreas.
2. Miokarditis
Miokarditis fulminan telah dilaporkan sebagai komplikasi COVID-19. Temuan
terkait ini adalah peningkatan troponin jantung, myoglobin, dan n-terminal brain
natriuretic peptide. Pada pemeriksaan lain, dapat ditemukan hipertrofi ventrikel kiri,
penurunan fraksi ejeksi, dan hipertensi pulmonal. Miokarditis diduga terkait melalui
mekanisme badai sitokin atau ekspresi ACE2 di miokardium.
3. Kerusakan hati
Peningkatan transaminase dan bilirubin sering ditemukan, tetapi kerusakan liver
signifikan jarang ditemukan dan pada hasil observasi jarang yang berkembang
menjadi hl yang serius. Keadaan ini lebih sering ditemukan pada kasus COVID-19
berat. Elevasi ini umumnya maksimal berkisar 1,5-2 kali lipat dari nilai normal.
Terdapat beberapa faktor penyebab abnormalitas ini, antara lain kerusakan langsung
akibat virus SARS-CoV-2, penggunaan obat hepatotoksik, ventilasi mekanik yang
menyebabkan kongesti hati akibat peningkatan tekanan pada paru. (Susilo, 2020)

11. Kebijakan Pemerintah Indonesia


Dalam (Kemenkes RI, 2020c) BAB I Pasal 1 Ayat (1) disana tertera bawasannya
“Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam
suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19)”.
Adapula pada BAB II Pasal 13 Ayat (1) dalam (Kemenkes RI, 2020c) menjelaskan
bahwa:
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar meliputi :
 Peliburan sekolah dan tempat kerja;
 Pembatasan kegiatan keagamaan;
 Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum;
 Pembatasan kegiatan social dan budaya;
 Pembatasan moda transportasi
 Pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.
12. Strategi Pemerintah
Menurut (M. L. N. Indonesia, 2020) ada beberapa strategi untuk meminimalisir angka
penyebaran COVID-19, diantaranya:
 Pastikan seluruh area umum dan transportasi umum bersih.
 Deteksi suhu tubuh di setiap titik pintu masuk tempat umum dan transportasi
umum.
 Promosikan cuci tangan secara teratur dan menyeluruh.
 Mensosialisasikan etika batk atau bersin.
 Memperbaharui informasi tentang COVID-19 secara regular.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN DATA CORE


1. Jenis Kelamin

Jumla
Jenis Kelamin h Persentase (%)
Laki-laki 2 40
Perempuan 3 60
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar responden (80%) berjenis kelamin laki-laki

2. Agama

Jumla
Agama h Persentase (%)
Islam 5 100
Jumlah 5 100
Kesimpulan : seluruh responden (100%) beragama Islam

3. Suku

Jumla
Suku h Persentase (%)
Jawa 5 100
Jumlah 5 100
Kesimpulan : seluruh responden (100%) bersuku Jawa
4. Pendidikan

Jumla
Jarak Rumah h Persentase (%)
SMA/SMK 3 60
Sarjana 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar responden (60%) tingkat pendidikannya SMA/SMK

5. Pekerjaan

Jumla
Pekerjaan h Persentase (%)
Mahasiswa 3 60
Swasta 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar responden (60%) pekerjaannya swasta

B. PENGKAJIAN 8 SUB SISTEM


Geografis/Lingkungan
1. Apakah jarak rumah anda dengan rumah tetangga lebih dari 1 meter?

Jumla
Jarak Rumah h Persentase (%)
Ya 3 60
Tidak 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar responden memiliki jarak rumah dengan tetangga lebih
dari 1 meter, yaitu sebanyak 3 dari 5 responden (60%)
2. Apakah di daerah tempat tinggal anda masih ada warga yang berkumpul atau yang tidak
menjalankan social distancing?

Jumla
Tidak Sosial Distancing h Persentase (%)
Ya 3 60
Tidak 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar responden di daerah tempat tinggalnya masih ada yang
berkumpul atau tidak menjalankan social distancing, yaitu sebanyak 3 responden (60%)

3. Jika masih ada warga yang berkumpul dalam kondisi pandemi COVID- 19 ini, apakah
warga sudah menggunakan masker?

Jumla
Penggunaan Masker h Persentase (%)
Ya 5 100
Tidak 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : dari semua responden 100% warga di tempat tinggalnya menggunakan
masker saat berkumpul

4. Apakah tiap- tiap rumah di daerah tempat tinggal anda sudah tersedia fasilitas cuci
tangan?

Jumla
Fasilitas Cuci Tangan h Persentase (%)
Ya 5 100
Tidak 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : dari seluruh responden 100% rumah-rumah di tempat tinggalnya tersedia
fasilitas cuci tangan

5. Apakah di daerah tempat tinggal anda ada layanan kesehatan yang memberikan informasi
terkait dengan pandemic Covid-19?

Jumla
Layanan Kesehatan h Persentase (%)
Ya 4 80
Tidak 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hamper seluruhnya (80%) di daerah tempat tinggal 4 responden ada
layanan kesehatan yang memberikan informasi terkait covid-19

6. Jika iya apakah bentuk informasi yang diberikan?

Jumla
Bentuk Informasi h Persentase (%)
Poster 3 60
Mobil Puskesmas 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : secara keseluruhan responden mendapat informasi, sebagian besar
melalui poster (60%) sebagian kecil melalui mobil keliling puskesmas (40%)

Demografi
1. Setelah adanya pandemi COVID- 19 ini, bagaimana kondisi daerah tempat tinggal anda?

Kondisi Daerah Jumla Persentase (%)


h
Tenang 1 60
Biasa (seperti sebelum pandemic) 3 40
Sepi 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) kondisi daerah tempat tinggal responden biasa
(seperti sebelum pandemic) sisanya tenang dan sepi

2. Apakah anda sudah mendapatkan/mencari informasi terkait Covid-19?

Jumla
Informasi Covid-19 h Persentase (%)
Sudah 4 80
Belum 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruh responden (80%) sudah mendapat atau mencari informasi
terkait covid-19

3. Jika sudah bagaimana respon anda setelah mendapat informasi tersebut?

Jumla
Respon h Persentase (%)
Takut 1 80
Menerapkan Informasi 4 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruh responden (80%) respon terhadap informasi yang telah di
dapat, responden menerapkannya, namun juga ada yang mejadi takut atau was-was

4. Apakah tetangga anda ada yang melakukan isolasi diri?


Jumla
Tetangga Isolasi h Persentase (%)
Ya 3 60
Tidak 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) tetangga responden ada yang melakukan isolasi
mandiri

5. Apakah yang anda lakukan jika menemukan tetangga anda memiliki tanda dan gejala
covid 19?

Jumla
Tindakan h Persentase (%)
Menghindari Karena Takut 2 40
Melapor ke Petugas 3 60
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) responden memilih melaporkan ke petugas jika
menemukan tetangga yang memiliki tanda dan gejala covid-19, sebagian kecil (40%)
memilih menghindari karena takut

Etnik/Suku/Budaya/Nilai
1. Apakah anda yakin dan percaya dengan semua upaya pemerintah (social distance, psycial
distance) dalam mencegah atau menangani COVID- 19?

Jumla
Upaya Pemerintah h Persentase (%)
Ya 4 80
Tidak 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruhnya (80%) responden percaya dengan semua upaya
pemerintah dalam menangani covid-19

2. Sesuai keyakinan agama anda, apakah anda percaya bahwa covid-19 akan hilang?

Jumla
Covid Hilang h Persentase (%)
Percaya 5 100
Tidak Percaya 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : semua responden (100%) percaya bahwa covid-19 akan hilang, sesuai
keyakinan agama yang di anut

3. Apa yang bisa anda lakukan secara agama untuk meingkatkan kekebalan tubuh?

Jumla
Upaya h Persentase (%)
Beribadah dan Berdoa 3 60
Berfikir Positif 1 20
Antisipasi Diri 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) responden, upaya yang dilakukan secara agama
untuk meningkatkan kekebalan tubuh yaitu dengan beribadah dan berdoa, dan lainnya
dengan menanamkan pola piker positif dan juga antisipasi diri

4. Sesuai keyakinan agama anda, apa yang anda lakukan jika Covid-19 ini ada di tetangga
anda?

Jumla
Tetangga Covid-19 h Persentase (%)
Memberi Dukungan/Doa 4 80
Menjauhi/Takut 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruhnya (100%) responden memberikan dukungan dan doa
kepada tetangganya apabila terkena covid-19

5. Apa yang bisa dilakukan bersama tetangga anda, untuk mencegah virus covid-19 di
lingkungan anda?

Jumla
Mencegah Covid-19 h Persentase (%)
Menjalankan Prokes 5 100
Jumlah 5 100
Kesimpulan : semua responden (100%) mejalankan prokes bersama para tetangga di
daerahnya untuk mencegah covid-19

6. Jika ada anggota keluarga kalian yang memiliki tanda gejala Covid-19 apa yang anda
lakukan sesuai dengan kepercayaan/keyakinan anda?

Jumla
Upaya h Persentase (%)
Dibawa ke Pelayanan Kesehatan 4 80
Diobati Sendiri 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruhnya (80%) responden memilih dibawa ke pelayanan
kesehatan jika memiliki tanda gejala covid-19, namun sebagian kecil (20%) responden
memilih untuk diobati sendiri

Lingkungan Fisik
1. Bagaimana kondisi iklim/cuaca di daerah anda ?
Jumla
Iklim/Cuaca h Persentase (%)
Tidak Menentu 5 100
Jumlah 5 100
Kesimpulan : seluruh responden (100%) kondisi iklim/cuaca di daerahnya masing-
masing tidak menentu

2. Apakah dengan kondisi iklim dan cuaca tersebut dapat mempengaruhi kesehatan anda di
tengah pandemic Covid-19 ?

Jumla
Pengaruh Cuaca h Persentase (%)
Ya 2 40
Tidak 0 0
Mungkin 3 60
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) kondisi cuaca di daerah responden memiliki
kemungkinan mempengaruhi kesehatan, dan sebagian kecil (20%) di dapatkan hasil
bahwa kondisi cuara berpegaruh pada kesehatan

3. Dimanakah warga biasanya berkumpul ?

Jumla
Titik Kumpul h Persentase (%)
Mushola 2 40
Balai Desa 0 0
Pos Ronda 3 60
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) warga daerah responden berkumpul di pos rondah,
dan sebagian kecil di mushola (40%)
4. Apakah ditempat perkumpulan (Musola, Masjid, Pos Ronda dan lain-lain) di dusun anda
disediakan fasilitas cuci tangan dengan air mengalir?

Jumla
Fasilitas Cuci Tangan h Persentase (%)
Ya 5 100
Tidak 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : semuanya (100%) tempat perkumpulan warga di daerah responden
memiliki/tersedia fasilitas cuci tangan

5. Bagaimana cara warga untuk mencegah Covid-19 dilingkungan tempat tinggal anda ?

Jumla
Cara Mencegah h Persentase (%)
Menerapkan Prokes 5 100
Jumlah 5 100
Kesimpulan : seluruhnya (100%) warga di daerah responden mencegah covid-19
dengan menerapkan prokes

6. Apakah dilingkungan tempat tinggal anda diterapkan aturan dilarang berpergian? (kecuali
ada kebutuhan mendesak)

Jumla
Tetangga Covid-19 h Persentase (%)
Ya 2 40
Tidak 3 60
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) dilingkungan tempat tinggal diterapkan aturan
dilarang bepergian

Pendidikan
1. Apakah di keluarga anda ada yang buta huruf?

Jumla
Tetangga Covid-19 h Persentase (%)
Ya 0 0
Tidak 5 100
Jumlah 5 100
Kesimpulan : semuanya (100%) keluarga responden tidak ada yang buta huruf

2. Apakah anda mengakses/ membuka informasi dari website COVID-19 (Kemenkes,


Jateng Tanggap, dll)?

Jumla
Akses Informasi h Persentase (%)
Ya 3 60
Tidak 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) responden mengakses informasi dari website
covid-19

3. Apakah anda aktif mengikuti perkembangan berita terkait COVID- 19 saat ini?

Jumla
Perkembangan Berita h Persentase (%)
Ya 3 60
Tidak 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) responden aktif mengikuti berita terkait covid-19

4. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai tanda dan gejala COVID-19?

Jumla
Informasi Gejala h Persentase (%)
Sudah 4 80
Belum 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir semua (80%) responden sudah mengenai tanda gejala covid-19

5. Apakah demam >380 C, batuk pilek, sesak nafas, sakit tenggorokan, dan letih, lesu
merupakan tanda dan gejala dari COVID-19?

Jumla
Gejala Covid-19 h Persentase (%)
Ya 4 80
Tidak 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir semua (80%) responden setuju bahwa hal tersebut merupakan
tanda gejala covid-19

6. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai cara penularan COVID-19?

Jumla
Informasi Penularan h Persentase (%)
Sudah 5 100
Belum 0 0
Jumlah 5 100
7. Apakah COVID-19 ditularkan melalui udara atau percikan air ludah dari orang yang
positif COVID-19 saat batuk atau bersin?

Jumla
Penularan Covid-19 h Persentase (%)
Ya 5 100
Tidak 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : (100%) responden menyetujui bahwa covid-19 ditularkan melalui udara
atau percikan air ludah yang positif covid-19

8. Apakah dengan menjaga jarak aman 1 meter dengan orang lain dapat memutus rantai
penularan COVID- 19?

Jumla
Menjaga Jarak h Persentase (%)
Ya 4 80
Tidak 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruhnya (80%) responden menyetujui jika dengan menjaga
jarak dengan orang lain dapat memutus rantai penularan covid-19

9. Apakah anda sudah mengetahui 6 langkah cuci tangan?

Jumla
Langkah Cuci Tangan h Persentase (%)
Sudah 4 80
Belum 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruhnya (80%) responden sudah mengetahui tentang 6
langkah cuci tangan
10. Apakah dengan menggunakan masker saat keluar rumah dapat memutus rantai penularan
COVID-19?

Jumla
Penggunaan Masker h Persentase (%)
Ya 4 80
Tidak 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruhnya (80%) responden menyetujui bahwa dengan
menggunakan masker saat keluar rumah dapat memutus rantai penularan covid-19

11. Apakah anda sudah mengetahui etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan
hidup dengan tisu atau punggung tangan?

Jumla
Etika Batuk h Persentase (%)
Sudah 5 100
Belum 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : seluruh responden (100%) sudah mengetahui tentang etika batuk dan
bersin yang baik dan benar

12. Bagaimana presepsi anda jika ada penderita yang menginggal akibat Covid-19?

Jumla
Persepsi h Persentase (%)
Menolak 0 0
Menerima 5 100
Jumlah 5 100
Kesimpulan : (100%) responden menerima dan mempercayakan kepada tenaga medis
jika ada penderita yang meninggal akibat covid-19

Ekonomi
1. Apakah anda tetap melakukan pekerjaan anda pada masa pandemi COVID- 19 ini?

Jumla
Bekerja h Persentase (%)
Ya 5 100
Tidak 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : seluruhnya (100%) responden tetap melakukan pekerjaan pada saat
pandemic covid-19

2. Dengan adanya pandemi COVID-19 apakah berdampak pada ekonomi anda?

Jumla
Dampak Ekonomi h Persentase (%)
Ya 3 60
Tidak 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) responden adanya pandemic covid-19 ini
berdampak pada perekonomiannya

3. Apakah anda memakai Alat Pelindung Diri seperti masker saat anda bekerja untuk
mencegah penularan Covid-19?

Jumla
Alat Pelindung Diri h Persentase (%)
Ya 5 100
Tidak 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : seluruhnya (100%) respon memakai APD saat bekerja untuk mencegah
penularan covid-19

4. Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan?

Jumla
Mencuci Tangan h Persentase (%)
Ya 4 80
Tidak 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir semua (80%) responden mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan

5. Apakah anda mempunyai akses untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah selama
covid 19 ini ?

Jumla
Bantuan Pemerintah h Persentase (%)
Ya 0 0
Tidak 5 100
Jumlah 5 100
Kesimpulan : seluruh (100%) responden tidak mempunyai akses untuk mendapatkan
bantua dari pemerintah selama covid-19

Politik Dan Pemerintahan


1. Apakah di tempat tinggal anda diterapkan karantina wilayah?
Jumla
Karantina Wilayah h Persentase (%)
Ya 4 80
Tidak 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruhnya (80%) tempat tinggal responden diterapkan karantina
wilayah

2. Apakah didaerah anda ada bantuan sembako dari pemerintah?

Jumla
Alat Pelindung Diri h Persentase (%)
Ada 2 40
Tidak 3 60
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) responden tidakada bantuan sembako dari
pemerintah di daerahnya

3. Apakah didaerah anda ada warga yang baru datang/pendatang dari luar kota/luar negeri?

Jumla
Warga Baru h Persentase (%)
Ada 4 60
Tidak 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruhnya (80%) responden di tempat tinggalnya ada pendatang
baru baik dari luar kota ataupun luar negri

4. Jika ada, apakah warga tersebut lapor ke perangkat desa tentang kedataganya?
Jumla
Laporan Kedatangan h Persentase (%)
Ya 3 60
Tidak 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) jika di daeah espnden ada pendatang baru melapor
ke apparat desa

5. Lalu , jika ada yang datang dari luar kota/negeri apakah dilakukan pemeriksaan rapid?

Jumla
Pemeriksaan Rapid h Persentase (%)
Ya 3 60
Tidak 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) jika ada warga baru di daerah responden dilakukan
pemeriksaan rapid

6. Apakah ada kesadaran diri untuk isolasi selama 14 hari ketika baru datang dari luar kota/
negeri?

Jumla
Isolasi Mandiri h Persentase (%)
Ada 3 60
Tidak 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) responden ada kesadaran untuk melakukan isolasi
mandiri selama 14 hari ketika baru datang dari luar kota

7. Apakah didaerah anda tersedia tempat isolasi diri dari desa atau pemerintah?

Jumla
Tempat Isolasi h Persentase (%)
Ya 1 20
Tidak 4 80
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruhnya (80%) di daerah responden tidak tersedia tempat
isolasi diri baik dari desa atau pemerintah

8. Apakah anda lapor ke petugas kesehatan jika ada keluarga anda yang sakit?

Jumla
Lapor Petugas h Persentase (%)
Ya 5 100
Tidak 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : (100%) responden melapor ke petugas kesehatan jika ada keluarga yang
sakit

Rekreasi
1. Apakah rumah anda dekat daerah rekreasi?

Jumla
Dekat Rekreasi h Persentase (%)
Ya 1 20
Tidak 4 80
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir semua (80%) rumah responden tidak dekat denhan rekreasi

2. Seberapa seringkah keluarga anda melakukan rekreasi bersama?

Jumla
Melakukan Rekreasi h Persentase (%)
Jarang 3 60
Sering 2 40
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) responden jarang melakukan rekreasi bersama
keluarganya

3. Setelah adanya pandemic Covid-19 apakah keluarga anda tetap melakukan rekreasi?

Jumla
Rekreasi (Pandemi) h Persentase (%)
Ya 1 20
Tidak 4 80
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruhnya (80%) responden tidak melakukan rekreasi selama
adanya pandemic covid-19

4. Setelah adanya pandemic Covid-19 bagaimana cara anda untuk mengisi waktu luang?
Jumla
Kegiatan Waktu Luang h Persentase (%)
Menonton TV 3 60
Main Game 1 20
Pergi Kerumah Teman 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : sebagian besar (60%) responden mengisi waktu luangnya dengan
menonton tv

Peningkatan Imunitas
1. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai pencegahan penularan COVID-19
dengan vaksinasi?

Jumla
Informasi Vaksinasi h Persentase (%)
Ya 5 100
Tidak 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : semua responden (100%) sudah mendapat informasi mengenai vaksinasi

2. Apakah anda melakukan vaksinasi Covid-19?

Jumla
Melakukan Vaksin h Persentase (%)
Sudah 1 20
Belum 4 80
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruh responden (80%) belum melakukan vaksinasi
3. Apakah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dapat mencegah tertularnya
COVID-19?

Jumla
Meningkatkan Imun h Persentase (%)
Ya 5 100
Tidak 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : semua responden (100%) menyetujui jika meningkatkan imun dapat
mencegah tertularnya covid-19

4. Apakah dengan olahraga dan istirahat cukup dapat meningkatkan system kekebalan
tubuh?

Jumla
Olahraga dan Istirahat h Persentase (%)
Ya 5 100
Tidak 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : semua responden (100%) menyetujui jika dengan olahraga dan istirahat
dapat meningkatkan system kekebalan tubuh

5. Apakah dengan mengkonsumsi gizi seimbang (isi piringku) berupa makanan pokok (nasi,
singkong, dll), sayuran, buah, dan lauk pauk dapat meningkatkan system kekebalan
tubuh?

Jumla
Gizi Seimbang h Persentase (%)
Ya 4 80
Tidak 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir seluruhnya (80%) responden menyetujui jika mengkonsumsi gizi
seimbang dapat meningkatkan system kekebalan tubuh

6. Apakah anda sering mengkonsumsi vitamin untuk meningkatkan imunitas?

Jumla
Konsumsi Vitamin h Persentase (%)
Ya 5 100
Tidak 0 0
Jumlah 5 100
Kesimpulan : semua responden (100%) sering mengkonsumsi vitamin meningkatkan
imunitas

7. Apakah efektif mengkonsumsi vitamin untuk meningkatkan imunitas?

Jumla
Efektifitas Vitamin h Persentase (%)
Ya 4 80
Tidak 1 20
Jumlah 5 100
Kesimpulan : hampir semua (80%) setuju jika mengkonsumsi vitamin efektif untuk
meningkatkan imunitas
C. ANALISA DATA

No Data Masalah
1. Data Angket :
- Terdapat 3 responden di daerahnya tidak malakukan
social distancing Perilaku Kesehatan

- Terdapat 1 responden yang mengobati sendiri apabila Cenderung Beresiko

ada keluarga yang mengalami tanda gejala covid-19


- Terdapat 1 responden yang tidak setuju bahwa
menggunakan masker dapat memutus rantai
penyebaran covid-19
- Terdapat 1 responden yang tidak cuci tangan
sebelum/setelah melakukan kegiatan
- Terdapat 2 responden yang di daerahnya tidak
dilakukan isolasi mandiri dan test rapid/swab jika ada
pendaang dari luar kota/luar negri
- Terdapat 4 responden belum melakukan vaksin covid-
19
- Terdapat 3 responden yang didaerahnya tidak ada
aturan dilarang bepergian
- Terdapat 1 responden yang di daerahnya tidak ada
layanan kesehatan yang memberi informasi terkait
covid-19

Data Wawancara :
- Responden mengatakan masih belum memahami
tentang penularan COVID-19 selain melalui udara
- Responden mengatakan sudah disediakan sarana cuci
tangan di depan rumah namun belum semua
melakukan cuci tangan saat keluar atau masuk rumah
Data Observasi :
- Masih banyak warga yang melakukan kegiatan di luar
rumah
- Masih terdapat warga yang berkumpul-kumpul
- Masih terdapat warga yang tidak menggunakan
masker

Data Sekunder :
https://corona.jatengprov.go.id/data
https://corona.salatiga.go.id/

2. Data Angket :
- Terdapat 1 responden yang belummendapat/mencari
informasi terkait covid-19 Defisit Pengetahuan

- Terdapat 2 responden yang tidak mengakses informasi tentang Tanda Gejala dan

covid-19 Pencegahan Covid-19

- Terdapat 1 responden yang tidak tau cara cuci tangan


yang benar
- Terdapat 1 responden yang belum mengetahui
informasi tanda gejala covid-19
- Terdapat 2 responden yang menghindar karena takut
pada tetangga yang mengalami tanda gejala covid-19

Data Wawancara :
- Responden mengatakan tidak mendapat akses
informasi terkait covid-19

Data Observasi :
-
Data Sekunder :
https://corona.jatengprov.go.id/data
https://corona.salatiga.go.id/

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko berhubungan dengan Kurang Terpapar
Informasi (D.0099)
2. Defisit Pengetahuan tentang Tanda Gejala dan Pencegahan Covid-19 berhubungan
dengan Kurang Terpapar Informasi (D.0111)
E. PERENCAAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi Proses
Keperawatan
1. Perilaku Perilaku Kesehatan Edukasi Proses Penyakit Melakukan pendidikan Setelah dilakukan
Kesehatan (L.12107) (I.12444) kesehatan kepada proses pendidikan
Cenderung Kemampuan dalam mengubah  Poses Kelompok responden tentang kesehatan pada
Beresiko gaya hidup/perilaku untuk Mengidentifikasi perilaku covid-19 beserta tanda agregat remaja,
(D.0099) memperbaiki status kesehatan. yang termasuk dalam dan gejalanya pada diharapkan
Setelah dilakukan intervensi perilaku kesehatan agregat remaja di RT responden dapat
keperawatan komunitas selama cenderung beresiko 04/05 Togaten mengetahui,
6 minggu diharapkan : Salatiga memahami varian
- Kemampuan melakukan  Empowerment baru dari covid-19
tindakan pencegahan Meningkatkan partisipasi dan tanda gejalanya.
masalah kesehatan cukup responden untuk aktif
meningkat dari 2 menjadi 4 dalam sosialisasi
- Kemampuan peningkatan
kesehatan cukup meningkat  Partnership
dari 2 menjadi 4 Kerjasama dengan kader
dalam menjalankan
program terkait dengan
perilaku kesehatan
cenderung beresiko
 Pendidikan Kesehatan
Sosialisasi tentang covid-
19 , varian barunya dan
tanda gejalanya

2. Defisit Tingkat Kepatuhan Edukasi Kesehatan Melakukan pendidikan Setelah dilakukan


Pengetahuan (L.12110) (I.12383) kesehatan kepada proses pendidikan
tentang Tanda Perilaku individu dan pemberi  Poses Kelompok responden tentang kesehatan pada
Gejala dan asuhan dalam mengikuti Membuat kelompok berisi pencegahan covid-19 agregat remaja,
Pencegahan rencana perawatan yang 5 orang yang memiliki dengan 3T + 5M dan diharapkan
Covid-19 disepakati dengan tenaga perilaku kesehatan vaksinasi serta responden dapat
(D.0111) kesehatan sehingga hasil cenderung beresiko sosialisasi SIDENI mengetahui,
perawatan efektif. (Sistem Deteksi Dini) memahami sekaligus
Setelah dilakukan intervensi  Empowerment pada agregat remaja di menerapkan
keperawatan selama 6 minggu Meningkatkan partisipasi RT 04/05 Togaten pencegahan covid-
diharapkan : responden untuk aktif Salatiga 19 dengan 3T + 5M
- Verbalisasi kemauan dalam sosialisasi dan vaksinasi serta
mematuhi program cukup dapat mendeteksi
meningkat dari 2 menjadi 4  Partnership dini melalui SIDENI
- Verbalisasi mengikuti Kerjasama dengan kader
anjuran cukup meningkat dalam menjalankan
dari 2 menjadi 4 program untuk
- Perilaku mengikuti meningkatkan
program cukup membaik pengetahuan
dari 2 menjadi 4
- Perilaku menjalankan  Pendidikan Kesehatan
anjuran cuup baik dari 2 - Sosialisasi tentang
menjadi 4 Pencegahan Covid-19
dengan 3T + 5M dan
Vaksinasi
- Sosialisasi SIDENI
(Sistem Informasi
Deteksi Dini)
PLAN OF ACTION PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 04 RW 05 TOGATEN SALATIGA

Masalah Penanggung
Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana
Kesehatan Jawab
Perilaku Sosialisasi kesehatan kepada Remaja RT Selasa, Dirumah Mandiri Vivi
Kesehatan responden tentang covid-19, 04 RW 05 16 Juli 2021 masing-masing
Cenderung varian baru covid-19 beserta Togaten, 19.30 WIB sosialisasi online
Beresiko tanda dan gejalanya Salatiga via video call
(D.0099) whatsapp

Defisit  Sosialisasi tentang Remaja RT Jum.at, Dirumah Mandiri Vivi


Pengetahuan Pencegahan Covid-19 04 RW 05 23 Juli 2021 masing-masing
(D.0111) dengan 3T + 5M dan Togaten, 18.30 WIB sosialisasi online
Vaksinasi Salatiga via chat grup
 Sosialisasi SIDENI (Sistem dan video call
Informasi Deteksi Dini) whatsapp
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 04 RW 05 TOGATEN SALATIGA

Hasil
No Kegiatan Waktu dan Tempat Faktor
Respon Responden
Pendukung Penghambat
1. Sosialisasi tentang Selasa, 16 Juli 2021 5 warga RT04/05 Responden mau dan Sinyal dan koneksi
covid-19 , varian baru Pukul 19.30 WIB Agregat Remaja sangat bersedia mengikuti jaringan yang
covid-19 dan tanda Dirumah masing- antusias saat progam pendidikan kurang stabil
gejalanya masing sosialisasi penyampaian kesehatan yang akan
online via video call pendidikan kesehatan diberikan
whatsapp tentang varian baru
covid-19

2.  Sosialisasi tentang Jum.at, 23 Juli 2021 5 warga RT04/05 Responden mau dan Sinyal dan koneksi
Pencegahan Pukul 18.30 WIB Agregat Remaja sangat bersedia mengikuti jaringan yang
Covid-19 dengan Dirumah masing- antusias saat progam pendidikan kurang stabil
3T + 5M dan masing sosialisasi penyampaian kesehatan yang akan
Vaksinasi online via chat grup pendidikan kesehatan diberikan
 Sosialisasi SIDENI dan video call tentang pencegahan
(Sistem Informasi whatsapp covid dengan 3T + 5M
Deteksi Dini) dan Vaksinasi juga pada
pengisian link SIDENI

Anda mungkin juga menyukai