PNEUMONIA
Disusun Oleh
NIM : 4006200065
Pembimbing Klinik
( )
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus
adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia dan MARS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang sumber
berbagai negara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020,
pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus meningkat dan menyebar dengan
SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat
batuk atau bersin (Han & Yang, 2020). Beberapa laporan kasus menunjukkan
memiliki riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 (Bai et al., 2020; Han
& Yang, 2020). Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office
cepat, bahkan hampir seluruh negara di dunia merasakan dampak dari virus
ini. Virus ini sangat berbahaya apabila menginfeksi orang yang memiliki
faktor resiko. Faktor resiko yang telah teridentifikasi untuk penyakit ini
diantaranya; usia, jenis kelamin, perokok aktif, imunitas yang lemah, dan
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat Penulisan
terinfeksi COVID-19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP COVID-19
1. Definisi
(Zulva, 2019).
2. Epidemiologi
Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut diduga
2). Virus ini berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab
SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili yang sama, namun
pada laki-laki. Kasus paling banyak terjadi pada rentang usia 45-54
tahun dan paling sedikit terjadi pada usia 0-5 tahun. Angka kematian
bahwa kasus paling banyak terjadi pada pria (51,4%) dan terjadi pada
usia 30-79 tahun dan paling sedikit terjadi pada usia < 10 tahun (1%).
Sebanyak 81% kasus merupakan kasus yang ringan 14% ringan, dan
5% kritis (Wu Z dan McGoogan JM, 2020). Orang dengan usia lanjut
3. Etiologi
dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke
4. Patofisiologi
kemudian hari.
virus dan sel inang. Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan
pada pasien.
5. Manifestasi Klinis
diantaranya yaitu :
a. Demam
b. batuk kering
c. dispnea
d. fatigue
e. nyeri otot
yaitu :
a. Demam (98%)
b. Batuk (76%)
Gejala lain yang terdapat pada pasien, namun tidak begitu sering
ditemukan yaitu :
b. sakit kepala 8%
c. batuk darah 5%
d. diare 3%.
6. Penatalaksanaan
diikuti oleh anemia dan infeksi sekunder. Oleh karena itu, antibiotik
dapat diatasi diberi ventilasi invasif (Wu P, Hao X, Lau EH, Wong JY,
H. Drug, 2020)
W,dkk 2020).
1. Demam (83-99%)
2. Batuk (59-82%)
3. Kelelahan (44-70%)
4. Anoreksia (40-84%)
b. Diagnosa keperawatan
4. Hipertermi (D.0078)
1. Ansietas
2. Defisit pengetahuan
Pengetahuan meningkat
4. Hipertermi
Termoregurasi membaik
-37,5̊C)
5. Intoleransi aktivitas
Batuk efektif
Tidak sesak
Ventilasi spontan
d. Intervensi
percaya.
informasi :
dan informasi
cairan
cairan
penurunan mobilitas)
napas
gas
monitoring SPO2
pemantauan
1. Definisi
saluran pernapasan bawah dengan tanda dan gejala seperti batuk dan sesak
napas. Hal ini diakibatkan oleh adanya agen infeksius seperti virus, bakteri,
2017).
bawah akut (ISNBA) dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas
2. Epidemiologi
hanya 20% sampai 50% pasien yang membutuhkan rawat inap. Perkiraan
insiden CAP 2 sampai 15 kasus per 1000 orang per tahun, dan meningkat
pada usia lanjut.( Torest et al, 2016) Prevalensi penderita pneumonia yang
sampai 10,6 per 1000 populasi orang dewasa di Eropa. Kejadian CAP
klinis yang berat, mulai dari penyakit self-limiting sampai syok septik dan
sebesar 2 sampai 2,6 kali lipat. Meskipun kemajuan terapi antimikroba dan
terapi suportif, mortalitas pasien sCAP tetap tinggi, mulai dari 31% sampai
58%. Data ini meningkat dari waktu ke waktu.(Chalmers et al., 2014). Data
insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Nusa
Selatan.(Kemenkes, 2013)
3. Etiologi
1) Bakteri
2) Virus
3) Jamur
4) Protozoa, dan
5) Mikroba.
Kusuma, 2015).
4. Patofisiologi
pun aliran darah. Diawali dari saluran pernafasan dan akhirnya masuk ke
bronkhus menyebabkan sel berisi esudat dan sel epitel menjadi rusak.
reaktif (Smeltzer & Bare, 2013). Gejala umum yang biasanya terjadi pada
5. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddarth, (2011) Gambaran klinis beragam,
b. Nyeri dada pleuritik yang semakin berat ketika bernafas dan batuk
disangga.
f. Tanda lain : infeksi alura nafas atas, sakit kepala, demam derajat
lelah.
j. Tanda dan gejala penumonia dapat juga bergantung pada kondisi
infeksi).
6. Penatalaksanaan
a. Keperawatan
tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung
ml cairan
hidrasi
4) Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral
mukosilier
b. Medis
community base :
a. Pengkajian
1) Identitas
Gejala saat ini dan durasinya : adanya sesak nafas atau kesulitan
lain: kesakitan pernapasan atas saat ini atau kesakitan akut lain;
3) Pemeriksaan fisik
(Mutaqqin, 2010)
b. Kesadaran
(Tachypnea).
1. Kepala
kanan dan ada atau tidaknya massa atau nyeri tekan pada
mata
telinga
4) Hidung Kesimetrisan hidung: biasnya simetris, kebersihan
3. Thorak
a) Paru-paru
dan kanan.
seperti pneumonia.
b) Jantung
normal
4. Abdomen
menit).
hepar.
5. Punggung
gravitasi,
ringan,
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Therapy
f. Analisa data
donna. L, 2009).
g. Diagnosa.
jalan nafas
h. Intervensi
Bulechek, 2004).
Intervensi perawat tidak membutuhkan intruksi dokter atau
2) Intervensi dokter
Intervensi
jumlah nafas.
berlebihan.
- batuk yang
tidak efektif.
- Gelisah. Faktor-
faktor yang
berhubungan
- Lingkungan.
- Obstruksi jalan
nafas.
- Fisiologis
2. Gangguan Respiratory Status: Gas Posisikan pasien untuk
kedalaman). mental.
- Takikardia.
- Warna kulit
abnormal
(mis., pucat,
kehitaman).
Factor yang
berhubungan
- Ketidakseimb
angan
ventilasi-
perfusi.
- Perubahan
membrane
alveolar-
kapiler
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Kolaborasikan dengan
abnormal luang
terhadap - Bantu
yang untuk
berhubungan : mengidentifikasi
oksigen. spiritual .
- Tirah baring
lama.
4. Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan - Kaji adanya alergi
pucat. harian
mengunyah nutrisi
kenyang,
sesaat setelah
mengunyah
makanan.
- Dilaporkan
atau fakta
adanya
kekurangan
makanan
- Dilaporkan
adanya
perubahan
sensasi rasa.
- Perasaan
ketidakmampu
an untuk
mengunyah
makanan.
- Miskonsepsi.
- Kehilangan
BB dengan
makanan
cukup
- Keengganan
untuk makan.
- Kram pada
abdomen.
- Tonus otot
jelek.
- Nyeri
abdominal
dengan atau
tanpa patologi.
- Kurang
berminat
terhadap
makanan
- Pembuluh
darah kapiler
mulai rapuh
- Diare dan atau
steatorrhea.
- Kehilangan
rambut yang
cukup banyak
(rontok).
- Suara usus
hiperaktif.
- Kurangnya
informasi
Faktor-faktor
yg berhubungn
Ketidakmamp
uan
pemasukan
atau mencerna
makanan atau
mengabsorpsi
zatzat gizi
berhubungan
dengan faktor
biologis,
psikologis atau
ekonomi.
5. Hipertermi Setelah dilakukan - Monitor suhu
ulang kapiler
lambat.
- Peningkatan
komsumsi
oksigen.
- Peningkatan
laju meta
bolik.
- Penurunan
kadar glukosa
darah
- Penurunan
ventilasi.
- Piloereksi.
- Takikardia.
- Vasokonstriksi
perifer.
Factor yang
berhubungan
dengan:
- Agens
farmaseutikal.
- Berat badan
ekstrem
- Ekonomi
rendah.
Kerusakan
hipotalamus.
- Komsumsi
alcohol.
- Kurang
pengetahuan
pemberian
asuhan tentang
pencegahan
hipotermia.
- Kurang suplai
lemak subkutan.
- Lingkungan
bersuhu rendah.
- Malnutrisi.
- Pemakaian
pakaian yang
tidak adekuat.
- Terapi radiasi.
- Penurunan laju
metabolisme
- Tidak
beraktivitas.
- Tranver panas
(msl;
konduksi,konve
ksi evaporasi,
radiasi). -
Trauma.
- Usia ekstem
i. Implementasi
j. Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
A. Identitas Pasien
2) No RM : 4002160100
3) Usia : 40 tahun
5) Pekerjaan : Wiraswasta
6) Agama : Islam
7) Pendidikan : SMP
8) Suku : Sunda
9) Alamat rumah : Jl. Purwakarta 5 No 15
B. Identitas Penanggungjawab
1) Nama : Ny.S
2) Umur : 35 Tahun
4) Pendidikan : SMP
a. Keluhan utama
(PQRST) :
pasien mengeluh batuk darah dan sesak kurang lebih sejak satu bulan
Isolasi Melati. Pada saat pengkajian pasien mengatakan sesak dan batuk
yang tak kunjung berhenti terutama pada saat malam hari , pasien juga
ditemukan demam.
c. Riwayat kesehatan lalu
maupun menahun.
2. Komunikasi terdiri dari pola interaksi sosial sebelum dan saat sakit
Komunikasi klien pada saat sakit dan sebelum sakit sama saja, hanya
f. Lingkungan
1. Rumah
penduduk
2. Pekerjaan
kesehatan
Hal yang dianggap penting Dapat membantu karena Dapat membantu karena
banyak banyak
dan minuman, latihan dan baginya bekerja juga baginya bekerja juga
Hal yang dilakukan untuk Klien selalu menjaga Klien selalu menjaga
pengobatan.
apapun apapun
2. Pola Nutrisi
a. Asupan Oral Oral
terakhir
g. Asupan cairan Oral Oral
h. Jenis Air putih, Air putih,
j. Volume 1,5 L 1, 5 L
3. Pola Eliminasi
BAK
a. Frekuensi 5x/hari 5x/hari
BAB
a. Frekuensi 1x/hari 1x/hari
Tt
4. Pola Personal Hygiene
a. Mandi 2x/hari 2x/hari
b. Oral higiene
Frekuensi 2x/hari 2x/hari
frekuensi apapun
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan √
minum
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
6. Pola istirahat dan tidur
a. Lama tidur 6 jam/hari 4-5 jam/hari
b. Waktu
Kegiatan lain
Nonton TV Nonton TV
d. Kesulitan dalam tidur
Sering terbangun Sering terbangun
Menjelang tidur
Sering terbangun
bangun tidur
7.Pola Kognitif dan Persepsi
Menggambarkan penginderaan Masih dalam keadaan Masih dalam keadaan
Penggunaan alat bantu: kaca mata, alat bantu apapun alat bantu apapun
tempat.
Terkadang-kadang Terkadang-kadang
Persepsi dan manajemen nyeri
nyeri apabila sedang nyeri apabila sedang
(tingkat, lokasi, waktu/durasi,
kambuh penyakit kambuh penyakit
karakteristik)
yang di deritanya yang di deritanya
Fungsi kognisi dalam memori
Ingatan klien masih Ingatan klien masih
istilah, ingatan jangka pendek,
baik baik
ingatan jangka panjang
Komunikasi dengan Komunikasi dengan
Komunikasi; bahasa utama,
orang lain juga dalam orang lain juga
bahasa lain, tingkat pendidikan,
keadaan baik dalam keadaan baik
kemampuan membaca dan
menulis
Mampu Mampu
Kemampuan memecahkan
masalah dan mengambil menyelesaikan menyelesaikan
dalam hidup.
Pemeriksaan:
suara,
pasien.
Perubahan yang dirasakan pada Sedikit merasa nyeri Sedikit merasa nyeri
Ancaman terhadap konsep diri: besar tanpa tau jalan besar tanpa tau jalan
Efek terhadap status kesehatan Klien merasa puas Klien merasa puas
sekitar.
Pemeriksaan:
Ada perubahan/masalah?
dan reproduksi
Tidak terkaji Tidak terkaji
Dampak pada status kesehatan
Orientasi seksual
Wanita
perimenstruasi, Riwayat
menstruasi : umur
menarche, durasi,
frekwensi, keteraturan,
masalah
terakhir, Riwayat
melahirkan kembar,
kelainan genetic
Riwayat PMS
Pemeriksaan:
Pemeriksaan genitalia, pa
Gambaran umum dan spesifik beberapa bulan ini beberapa bulan ini
atau perhatian
Krisis saat ini missal; sakit atau Tidak terkaji Tidak terkaji
menanganinya?
fisik/emosional)
keluarga.
berpengaruh terhadap
praktek kesehatan
hidup
Pentingnya agama/spiritualitas
dan nilai
Spiritualitas/agama yang
kesehatan.
pencegahan penyakit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 380 C
Pemeriksaan Fisik :
nyeri
Konjungtiva : Anemis
Kornea : normal
Sklera : Putih
cahaya
2. Sistem Pendengaran
Kesimetrisan : Simetris
telinga
3. Sistem Pernapasan
RR : 26x/menit
Irama : Regular
Kedalaman : Normal
4. Sistem Kardiovaskular
Sirkulasi periver
Nadi : 80x/menit
5. Sistem Pencernaan
gaster timpani
6. Sistem Imunologi
8. Sistem Urinaria
9. Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan
1. Hemoglobin 9,3 gr/dl L : 14 - 17,5
gr/dl P : 12 -
15,3 gr/dl
2. Leukosit 15.900 mm/jam 5.000-10.000
mm/jam
3. Eritrosit 3,55 Juta L : 4,5 - 5,5 juta
0
5. Hematokrit 29,3 % L : 40 - 48 % P :
37 - 43 %
o
1. Fluimucil 3 x 3 Ml Jam 06 jam 12 dan jam Digunakan untuk terapi Tidak boleh digunakan Efeksamping : umumnya
18 mukolitik yang berfungsi pada orang yang memiliki jarang terjadi : rasa panas
paruparu dan penyakit aktif dalam obat ini. Selain seperti gatal-gatal, bentol
malabsorbsi
glukosagalaktosa, dan
defisiensi sukrosa
2. Ranitidin 2 x 2 MI Jam 06 dan jam 18 Tukak lambung dan Riwayat alergi terhadap Sakit kepala, mengantuk,
tukak duodenum, refluks ranitidin; Ibu yang sedang masalah tidur, seperti
episodik kronis, tukak ranitidin juga perlu sembelit, diare, mual dan
Zollinger-Ellison,
pengurangan asam
lambung akan
bermanfaat.
3. Cefriaxson 2 x 1 gr Jam 06 dan jam 18 Antibiotik dengan fungsi Hipersensitif terhadap Bengkak, nyeri, dan
meningitis, infeksi
intra abdominal
4. Nacl 0,9 % 20 tts/ Per 8 jam Pengganti cairan plasma Hipernatremia, asidosis, Efek yang terjadi selama
darah
5. Condistati n 4 x 1 ml Jam 06 jam 12 jam 18 Untuk mengobati Riwayat hipersensitif atau Efek samping condistatin
dan jam 24 penyakit kandidiasis alergi terhadap kandungan antara lain : Diare, mual
akibat jamur candida obat (Nystatin) ini tidak dan muntah, sakit pada
mulut
6. Azithrom ycin 1 x 20 ml Jam 22 Hanya untuk mengobati jika menderita gangguan Efek samping dari
hati.
C. ANALISA DATA
dengan menggunakan
Akumulasi sekret
Obstruksi jalan nafas
Ketidakefektifan
DO :
meningkat 38°C
lembab
Peradangan
hipertemi
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
dan alveolus.
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
bersihan jalan nafas keperawatan selama 3x24 tentang penyebab dan cara pengetahun pasien
mendemonstrasikan 3. Meningkatkan
x/menit tambahan.
6. Penurunan aliran
area konsolidasi
dengan cairan.
7. Alat untuk
menurunkan spasme
bronkus dengan
mobilisasi sekret.
2 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan kepada pasien 1. Berguna untuk
tentang penyebab dan cara 3. Ajarkan pada pasien untuk kesehatan pasien dan
hangat. membantu
mempercepat
penyembuhan dan
menurunkan demam.
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Keperawatan
Ketidakefektifan Selasa, 15 2020 1. Menjelaskan kepada pasien 1. Pasien memperhatikan saat
bersihan jalan tentang penyebab dan cara diberi penjelasan dan pasien
nafas 10.00 WIB mencegah terhambatnya jalan mampu menjelaskan kembali
anterior.
anjuran perawat.
6. Mengobservasi tanda-tanda
38°C
7. Berkolaborasi pemberian
terapi obat :
perinhalasi.
mengeluarkan dahak.
- Menggunakan alat bantu nafas
sinistra anterior.
dilanjutkan.
Hipertemi Rabu,16 S : klien mengatakan suhu badannya Riska Yulianti
tenta
PEMBAHASAN
A. HASIL
B. PEMBAHASAN
(2016), biasanya pasien dengan pneumonia terjadi pada usia rentan yaitu usia
alergi, paparan radiasi, dan gaya hidup. Penyebab yang terjadi pada klien Tn.
X berasal dari factor usia dan gaya hidup yang tidak baik. Bisa dilihat dari
penjelasan diatas, virus ini akan masuk ke tubuh seseorang yang memiliki
system imun rendah sama halnya pada anak-anak atau lanjut usia. Jika virus
ini sudah masuk ke tubuh seseorang, maka respon tubuh akan ditandai dengan
adanya batuk berdahak, sesak napas, demam, berkeringat dingin, nafsu makan
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari hasil Discovery Learning ini dapat disimpulkan bahwa mortalitas dan
disebabkan oleh satu atau lebih agens yaitu : virus, bakteri (mikoplasma),
fungi, parasit atau aspirasi zat asing (Betz & sowden, 2009). Pneumonia
tanda dan gejala seperti : Batuk, dispnea, lemah, demam, pusing, nyeri dada
pleuritik, napas cepat dan dangkal, menggigil, sesak napas, produksi sputum
penyebab dari pneumonia bernama virus baru yaitu novel coronavirus (2019-
temuan ACE2, setelah virus ditangkap oleh reseptor maka glikoprotein yang
menengahi fusi membran virus ke sel. 20 Fusi pada membrane melalui cara
dan Golgi, genom baru, RNA, protein nukleocapsid dan amplop glikoprotein
B. SARAN
tetap menjaga pola hidup dan meningkatkan kesehatan pada masa pandemi.
DAFTAR PUSTAKA
emerging/info-coronavirus/situasi-terkiniperkembangan-coronavirusdisease-covid-
19-31-agustus2020/#.X0y2bNwzZxQ
Lapostolle, F., Schneider, E., Vianu, I., Dollet, G., Roche, B., Berdah, J., … Adnet, F.
in the Greater Paris : the COVID - Call Study. Internal and Emergency Medicine,
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., Hu, Y., … Gu, X. (2020). Clinical
Features of Patients Infected with 2019 Novel Coronavirus in Wuhan , China. Lancet,
Kumar, C. V. S., Mukherjee, S., Harne, P. S., Subedi, A., Ganapathy, M. K.,
Patthipati, V. S., & Sapkota, B. (2020). Novelty in the Gut : A Systematic Review
Wu P, Hao X, Lau EH, Wong JY, Leung KSM, Wu JT, dkk. Real-time tentative
Holshue ML, DeBolt C, Lindquist S, Lofy KH, Wiesman J, Bruce H, dkk. First Case
of 2019 Novel Coronavirus in the United States. The new england journal of