PENDAHULUAN
Cov-2) menjadi pandemi global. Penularan virus ini ditengarai terkait dengan
penjualan daging yang berasal dari binatang liar atau penangkaran hewan di pasar
Gejala umum yang didapati oleh pasien adalah demam, batuk dan mialgia atau
kelelahan. Gejala yang spesifik yaitu batuk berdahak, sakit kepala, hemoptisis (batuk
pernapasan akut, cedera jantung akut dan infeksi bakteri sekunder (Huang, dkk.,
2020). Sampai saat ini, jumlah informasi tentang virus ini meningkat setiap hari dan
semakin banyak data tentang penularan dan rutenya, reservoir, masa inkubasi, gejala
dan hasil klinis, termasuk tingkat kelangsungan hidup yang dikumpulkan diseluruh
Sebagai penyakit baru, banyak yang belum diketahui tentang pandemi COVID-
19. Manusia cenderung takut pada sesuatu yang belum diketahui dan lebih mudah
menghubungkan rasa takut pada “kelompok yang berbeda/ lain”. Inilah yang
menyebabkan munculnya stigma sosial dan diskriminasi terhadap etnis tertentu dan
1
2
juga orang yang dianggap mempunyai hubungan dengan virus COVID-19, Tingginya
Masyarakat kepada pasien yang terpapar covid, bahkan bukan hanya pasien yang
positif COVID-19 yang mendapatkan stigma negatif, tenaga medis yang merupakan
garda terdepan dalam penanganan COVID-19 pun mendapatkan stigma negatif ketika
pulang kerumah untuk bertemu keluarga bahkan sampai menolak jenazah petugas
medis yang gugur dalam tugas kemanusiaan ini. Semuanya itu terjadi karena
kondisi terkait sudut pandang atas sesuatu yang dianggap bernilai negatif. Stigma
konstruksi sosial dimana tanda membedakan aib sosial melekat pada orang lain untuk
terkait pasien positif covid-19 dan tenaga kesehatan, masyarakat lebih menjaga jarak
sebanyak 47,63% dibandingkan dengan jumlah kunjungan tahun 2019, dari data
2
3
berbagai dampak dibidang kesehatan salah satunya adalah tidak terpantaunya masalah
masalah kesehatan semakin berkurang, oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui
pandemi covid-19?
Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi petugas puskesmas untuk
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir
adalah Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berasal dari famili yang
sama dengan virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili
laboratorium.
4
5
kasus pertama COVID-19 adalah Jepang dan Korea Selatan yang kemudian
konfirmasi dengan 503.862 kematian di seluruh dunia (CFR 4,9%). Negara yang
Rusia, India, dan United Kingdom. Sementara, negara dengan angka kematian
paling tinggi adalah Amerika Serikat, United Kingdom, Italia, Perancis, dan
Spanyol. Peta sebaran COVID- 19 di dunia dapat dilihat pada gambar 1.1
2020 dan jumlahnya terus bertambah hingga sekarang. Sampai dengan Desember
5
6
banyak terjadi pada rentang usia 45-54 tahun dan paling sedikit terjadi pada usia
0-5 tahun. Angka kematian tertinggi ditemukan pada pasien dengan usia 55-64
tahun.
kasus paling banyak terjadi pada pria (51,4%) dan terjadi pada usia 30-79 tahun
dan paling sedikit terjadi pada usia <10 tahun (1%). Sebanyak 81% kasus
Orang dengan usia lanjut atau yang memiliki penyakit bawaan diketahui
lebih berisiko untuk mengalami penyakit yang lebih parah. Usia lanjut juga
CFR pada pasien dengan usia ≥ 80 tahun adalah 14,8%, sementara CFR
keseluruhan hanya 2,3%. Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian di Italia,
di mana CFR pada usia ≥ 80 tahun adalah 20,2%, sementara CFR keseluruhan
7,3% pada pasien dengan diabetes, 6,3% pada pasien dengan penyakit
pernapasan kronis, 6% pada pasien dengan hipertensi, dan 5,6% pada pasien
dengan kanker
2.1.2 Etiologi
dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada coronavirus yaitu:
6
7
berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini
wabah SARS pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini,
7
8
selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam
pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain,
dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, ethanol 75%,
2.1.3 Penularan
cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi
sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui. Masa inkubasi COVID-
8
9
19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari namun dapat mencapai
disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi
dapat langsung dapat menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala
Sebuah studi (Du Z et. al, 2020) melaporkan bahwa 12,6% menunjukkan
karena memungkinkan virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda
orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel
berisi air dengan diameter >5-10 µm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang
berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala
penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang
yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan atau benda yang
9
10
bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan
tetap merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa
lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan
Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi, 40%
kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit sedang
termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah, dan 5% kasus
akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan sembuh
setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multi-organ, termasuk gagal
ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia
(lansia) dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti
10
11
tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru, diabetes dan kanker berisiko
2.1.5 Diagnosis
RT- PCR.
Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik untuk mencegah
suportif. Ada beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu yang masih diteliti
11
12
oleh Puskesmas merupakan program pokok (public health essential) yang wajib
(Herlambang, 2016).
12
13
kesehatan.
13
14
2016).
antara lain faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan
oleh bupati dan waliKota, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan
ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana disebut dengan
Puskesmas pembantu dan Puskesmas keliling. Khusus untuk Kota besar dengan
14
15
masyarakat.
15
16
mengubah posisi tempat duduk pasien pada saat pelayanan (jarak dengan
physical distancing.
16
17
scaler ultrasonik dan high speed air driven dilakukan dengan APD
aerosol.
17
18
18
19
physical distancing.
Puskesmas, yang dapat juga melibatkan lintas sektor seperti RT/ RW,
C. Pelayanan Farmasi
ISPA dapat dilakukan terpisah dari pasien non ISPA untuk mencegah
19
20
(rapid test, kontainer steril, swab dacron atau flocked swab dan Virus
4. Untuk pelayanan farmasi bagi lansia, pasien PTM, dan penyakit kronis
lainnya, obat dapat diberikan untuk jangka waktu lebih dari 1 bulan,
D. Pelayanan Laboratorium
distancing.
20
21
steril, swab dacron atau flocked swab dan Virus Transport Medium
E. Sistem Rujukan
dengan memperhatikan:
sesuai dengan kasus dan sistem rujukan yang telah ditetapkan oleh
2. Standar pelayanan:
21
22
ambulan.
F. Pemulasaraan Jenazah
22
23
pemakaman.
apakah terkait dengan COVID-19 atau tidak karena hal ini akan
23
24
A. Dalam gedung
kesehatan.
klinik sanitasi.
24
25
puskesmas.
B. Luar gedung
2010).
25
26
Menurut (Pane, 2018) ada lima tingkat pencegahan penyakit yaitu sebagai
berikut:
3. Menegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat
berikut:
26
27
dan sebagainya.
kesehatan.
sebagainya.
dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt teratment) meliputi
27
28
2.3 Stigma
kondisi terkait sudut pandang atas sesuatu yang dianggap bernilai negatif. Stigma
membedakan aib sosial melekat pada orang lain untuk mengidentifikasi dan
28
29
2011).
untuk mengadopsi Perilaku sehat. Stigma dari beberapa penyakit dan kelainan
Susanti, 2018).
yang memberikan rasa rendah diri. Penderita kusta, TBC, diabetes, dan lain-lain
sekitarnya cenderung menjauh dan tidak mau terlibat kontak dengan mereka
struktural.
29
30
2005), yaitu:
dapat terjadi dibeberapa tempat seperti di sebuah toko, tempat kerja, setting
fullfilling prophecy (Jussim dkk., dalam Major & O’Brien, 2005). Persepsi
30
31
berikut:
seseorang.
diketahui seperti bekas narapidana, pasien rumah sakit jiwa dan lain
sebagainya.
sebagai berikut:
1. Labeling
tersebut (Link & Phelan dalam Scheid & Brown, 2010). Sebagian besar
31
32
2. Stereotip
dari pengetahuan dan keyakinan tentang kelompok sosial tertentu dan traits
tertentu (Judd, Ryan & Parke dalam Baron & Byrne, 2004). Menurut
3. Separation
pemberian Stereotip berhasil (Link & Phelan dalam Scheid & Brown,
2010).
4. Diskriminasi
32
33
menyebabkan stigma.
Menurut (Major & O’Brien, 2005) stigma terjadi karena individu memiliki
beberapa atribut dan karakter dari identitas sosialnya namun akhirnya terjadi
devaluasi pada konteks tertentu. Menurut Link dan Phelan (dalam Scheid &
33
34
Brown, 2010) stigma terjadi ketika muncul beberapa komponen yang saling
menimbulkan Stereotip.
telah diberikan label pada individu atau kelompok dalam kategori yang
mengalami diskriminasi.
Pada awal tahun 2020, seiring dengan munculnya pandemi global COVID-19,
menular dengan sangat cepat dan bisa mengakibatkan kematian. Terlebih lagi
A. Faktor Individu
34
35
benar atau salahnya hal ini memicu timbulnya stigma maupun diskriminasi.
apabila terkena virus Covid-19 tidak akan sembuh sepenuhnya hal itu
dicap sebagai pembawa virus yang dapat menularkan pada orang lain.
35
36
kontak dengan pasien Covid-19. Selain itu, faktor lainnya adalah ketakutan
dari tenaga kesehatan akibat banyak dokter, perawat dan tenaga medis
akun sosial media di sela kesibukan dengan alat pelindung yang berlapis-
pendapat. Ada yang kagum dengan perjuangan tenaga kesehatan dan ada
yang sedih melihat mereka letih bekerja namun angka kasus baru tetap
bertambah.
D. Faktor Sosial-Ekonomi
36
37
orang dengan kasus suspek, kasus probable dan kasus konfirmasi positif
dengan pesat trend-nya. Bagi sebagian orang dengan imunitas yang baik,
COVID-19 dapat dilawan dengan sistem imun dalam tubuhnya sendiri. Karena
orang yang menderita COVID-19 atau terinfeksi virus corona ini baru bisa
yaitu, orang dalam pemantauan (ODP), orang tanpa gejala (OTG), positif
sejumlah kriteria: demam (suhu ≥ 38°C) atau riwayat demam, batuk atau pilek,
37
38
sebelum timbul gejala, namun tidak memiliki riwayat kontak dengan orang
orang yang memenuhi keriteria: memiliki demam dan atau riwayat demam dan
satu dari gejala berikut batuk/ pilek/ sesak napas tanpa disertai pneumoni,
lokal di Indonesia dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, atau riwayat
demam atau batuk/pilek tanpa disertai pneumonia, dan memiliki riwayat kontak
dengan kasus konfirmasi positif COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG) adalah
orang-orang yang tidak menunjukkan gejala tetapi mempunyai risiko tertular dari
orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kategori OTG juga memiliki riwayat
kontak erat, baik kontak fisik atau berada dalam ruangan dengan radius satu
meter dari pasien COVID-19. Dan kelompok yang paling ditakuti adalah “Positif
Corona” atau bisa juga disebut dengan “kasus konfirmasi”. Pada status ini,
laboratorium.
pernapasan atau darah, sebagai indikator kunci untuk rawat inap. Selanjutnya
bisa dilakukan CT scan dada yang memiliki sensitivitas yang lebih tinggi untuk
38
39
d. Memperkuat suara, gambar atau cerita dari orang yang telah sembuh
sama
39
40
: Tidak diteliti
Gambar 3.1: Kerangka konsep stigma pada masyarakat terhadap pelayanan puskesmas selama pandemi covid-19
40
41
BAB 3
METODOLOGI PENILITIAN
deskriptif eksplorasi. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskriptif, gambar atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Sugiyono, 2013).
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
41
42
sebagai berikut:
4.658
n= 2
4.658 ( 0 , 10 ) +1
4.658
n=
4.658(0 ,01)+1
4.658
n=
465 , 8+1
4.658
n=
466 , 8
n = 99,7 = 100
Dari hasil perhitungan tersebut maka jumlah sampel yang diambil adalah
42
43
3.3.3 Sampling
Sampling.
43
44
44
45
kuesioner penelitian ini adalah teknik skala likert, Untuk keperluan analisis
45
46
jawaban dari setiap pertanyaan yang ada pada kuesioner diberi nilai skor sebagai
berikut:
S : Setuju skor 4
RG : Ragu skor 3
S : Setuju skor 2
RG : Ragu skor 3
Sp
N= x 100
Sm
Keterangan:
46
47
pandemi covid-19)
47
48
dijadikan penelitian.
memberikan arti dan data yang ada sesuai kenyataan yang ada di lapangan
48
49
Keterangan:
P = Prosentase
N= Jumlah responden
covid-19)
diantaranya:
3.7.1 Editing
3.7.2 Coding
49
50
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book)
untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan suatu kode dari satu variabel
(Notoatmodjo, 2010).
3.7.4 Tabulating
untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti
50
51
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan
(Sugiyono, 2012).
pemikiran baginya untuk bersikap dan berperilaku, cukup, atau kurang. Demikian
pula dengan stigma terhadap pelayanan puskesmas selama pandemi covid-19 saat ini.
permasalahan ini, tentu terkait erat dengan tingkat pengetahuan masyarakat yang
dimiliki terhadap stigma pandemi covid-19 yang terjadi saat ini. Diharapkan dengan
tingkat pengetahuan yang semakin baik, semakin besar pula tingkat kunjungan
51
52
Berdasarkan pada pemikiran di atas, maka kerangka kerja penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Sampel:
Mengambil 100 orang yang dipilih secara acak untuk dijadikan sampel penelitian
Pengumpulan Data:
Melakukan survey lapangan dan memberikan kuisioner tentang stigma
masyarakat terhadap pelayanan puskesmas selama pandemi covid 19 melalui
google formulir di Kelurahan Sananwetan Kota Blitar.
Penyajian data
Kesimpulan
52
53
53
54
BAB 4
Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang stigma
dilakukan pada bulan april 2021. Pengumpulan data dilakukan pada 100 responden
Penyajian dalam data ini yaitu data khusus dan data umum. Data khusus terdiri
pandemi covid-19. Sedangkan data umum terdiri dari usia responden. Data–data hasil
kelurahan sananwetan.
dengan besar sampel 102 responden. Pemilihan responden dipilih secara acak, calon
responden yang bersedia mengisi kuisioner dipilih sebagai responden. Adapun hasil
54
55
Hasil penelitian pada tabel 4.1 dijelaskan bahwa responden yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 88 orang (86,3%) dan responden yang berjenis kelamin laki-
<45 th 92 90.2
>45 th 10 9.8
Jumlah 102 100
Hasil penelitian pada tabel 4.2 dijelaskan bahwa sebagian besar responden yang
55
56
Tabel 4.3 Analisis Data Frekuensi stigma masyarakat terhadap pelayanan puskesmas
Hasil analisa data univariat untuk mengetahui ada tidaknya stigma pada masyarakat
terhadap pelayanan puskesmas selama pandemi covid-19 ditunjukkan pada tabel 4.6
menunjukkan nilai rata-rata dari pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah
56
57
4.5 Pembahasan
Pada pembahasan ini dari hasil data umum akan diuraikan mengenai jenis
kelamin dan usia responden yang telah bersedia mengisi kuisioner yang telah
diberikan oleh peneliti. Hasil penelitian pada 102 responden yang bersedia mengisi
kuisioner yang dibagikan oleh peneliti pada tabel 4.1 adalah jenis kelamin laki-laki
dengan jumlah 14 (13.7%) responden, dan responden dengan jumlah terbanyak yaitu
Sedangkan data destribusi menurut usia dengan rentan usia terbanyak adalah usia
dibawah 45 tahun dengan jumlah 92 (90.2%) responden dan usia diatas 45 tahun
tertentu dari anggota kelompok tertentu. Sparation adalah komponen kognitif yang
merupakan keyakinan tentang atribut personal yang dimiliki oleh orang-orang dalam
suatu kelompok tertentu atau kategori sosial tertentu (Taylor, Peplau, & Sears, 2009).
Sparation adalah kerangka berpikir atau aspek kognitif yang terdiri dari pengetahuan
dan keyakinan tentang kelompok sosial tertentu dan traits tertentu (Judd, Ryan &
cenderung lebih memiliki stigma negatif, dan rentan umur kurang dari 45 tahun
covid-19.
57
58
Hasil analisa data univariat untuk mengetahui ada tidaknya stigma pada
ditunjukkan pada tabel 4.3 menunjukkan nilai rata-rata dari pertanyaan yang
penelitian yang sangat sempit sehingga rentang hasil penelitian yang didapat sangat
kecil. Maka diharapkan adanya penelitian selanjutnya dengan waktu yang lebih
58
59
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan meguraikan kesimpulan hasil dan saran pada penelitian.
Kesimpulan menjelaskan secara singkat hasil penelitian. Selain itu, pada bab ini juga
1. Hasil analisa data univariat untuk mengetahui ada tidaknya stigma masyarakat
1. Bagi Responden
59
60
2. Bagi Peneliti
penanganan dan sebagai acuan agar dapat memberikan informasi yang edukatif
puskesmas.
60
61
DAFTAR PUSTAKA
Ai, T., Yang, Z. and Xia, L. Correlation of Chest CT and RT-PCR Testing in
Coronavirus Disease. Radiology, 2020; 2019, pp. 1-8. doi:
10.14358/PERS.80.2.000.
Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asnawi, Nur & Masyhuri. 2009. Metodologi Risert Manajemen Pemasaran. UIN.
Malang Press
Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Burhan, E., Susanto, A. D., Nasution, S. A., Ginanjar, E., Pitoyo, W., Susilo, A.,
Firdaus, I., Santoso, A., Arifa, D., Arif, S. K., Wulung, N. G. H. L.,
Adityaningsih, D., Syam, F., Rasmin, M., Rengganis, I., Sukrisman, L., Wiyono,
W. H., Isbaniah, F., Elhidsi, M., … Sambo, M. (n.d.). COVID-19.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2020. Supplement: Community
Containment Measures, Including Non Hospitasl Isolation and Quarantine.
https://www.cdc.gov/sars/guidance/d-quarantine/app3.html
Corman, V. M., Landt, O., Kaiser, M., Molenkamp, R., Meijer, A., Chu, D. K.,
Bleicker, T., Brünink, S., Schneider, J., Schmidt, M. L., Mulders, D. G.,
Haagmans, B. L., van der Veer, B., van den Brink, S., Wijsman, L., Goderski,
G., Romette, J.-L., Ellis, J., Zambon, M., … Drosten, C. (2020). Detection of
2019 novel coronavirus (2019-nCoV) by real-time RT-PCR. Eurosurveillance,
25(3). https://doi.org/10.2807/1560-7917.ES.2020.25.3.2000045\
61
62
Hartono, B., 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. Rineka cipta.
Jakarta.
Ilmiah, J., Batanghari, U., & Putri, R. N. (2020). Indonesia dalam Menghadapi
Pandemi Covid-19. 20(2), 705–709. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.1010
Indahtianti, V. (2013). Hubungan Pelayanan Sirkulasi Dengan Pembentukan Citra
Perpustakaan (Studi Deskriptif di Perpustakaan Universitas Pendidikan
Indonesia). 25–41.
file:///C:/Users/USER/Downloads/S_KTP_0903939_CHAPTER3.pdf
62
63
Link BG, Phelan JC. 2001. Conceptualizing stigma. Annu. Rev. Sociol, 27, 363-385.
Major, B., & O'Brien, L. T. (2005). The social psychology of stigma. Annual review
of psychology (56), 393. doi:10.1146/annurev.psych.56.091103.070137
Oktaviannoor, H., Herawati, A., Hidayah, N., Martina, M., & Hanafi, A. S. (2020).
Pengetahuan dan stigma masyarakat terhadap pasien Covid-19 dan tenaga
kesehatan di Kota Banjarmasin. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan
Keperawatan, 11(1), 98–109. https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1.557
Onder G, Rezza G, Brusaferro S. Case-Fatality Rate and Characteristics of Patients
Dying in Relation to COVID-19 in Italy. JAMA. Published online March 23,
2020. doi:10.1001/jama.2020.4683
Pelayanan, D., Primer, K., Jenderal, D., Kesehatan, P., & Kesehatan, K. (2020).
pandemi COVID-19 dengan.
63
64
Scheid, T. L., & Brown, T. N. (2010). A handbook for the study of mental health
social context, theories, and system second edition. New York: Cambridge
University Press.
penelitiankesehatan/article/download/173/134.
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi sosial edisi kedua belas.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Wilsher, E. J. (2011) The impact of Neglected Tropical Diseases, and their associated
stigma, on people’s basic capabilities. Durham University. Available at:
http://etheses.dur.ac.uk/3301/1/THESIS_FINALpdf.pdf.
64