Ristiawini Ahmad1
1
Ristiawini Ahmad : Mahasiswa Keperawatan, Prodi S1 Keperawatan STIK KESOSI.
*Email : ristiawiniahmad@gmail.com
Abstract
Abstrak
Coronavirus Disease-19 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh evere acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), yang sama
dengan penyebab SARS pada tahun 2003. Meski tergolong dalam satu keluarga
besar virus , namun berbeda jenis virus, dan penyebarannya lebih luas dan cepat
dibandingkan virus SARS. Pandemic COVID-19 ini berdampak pada berbagai
aspek kehidupan khususnya pada lanjut usia, dan lanjut usia umumnya
menghadapi resiko yang signifikan terkena COVID-19. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan keluarga dengan perilaku
pencegahan covid-19 pada lansia di RT.10/Rw.004, Rawa Buaya, Cengkareng-
Jakarta Barat. Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasi
dengan metode pendekatan Cross sectional. Sample berjumlah 53 reponden dan di
1
ambil dengan cara total sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2021 di
wilayah RT 010 RW 004 Rawa Buaya, Cengkareng Jakarta Barat. Pengumpulan
data menggunakan Kuesioner. Analisa data menggunakan uji Kolmogorov
Sminrov. Dari data penelitian tersebut didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan keluarga dengan perilaku pencegahan covid-19
pada lansia di dapatkan hasil p-value 0,073. Maka kesimpulan tidak terdapat
hubungan pengetahuan keluarga dengan perilaku pencegahan covid-19 pada
lansia di rt 010/rw 004 rawa buaya, cengkareng Jakarta barat.
2
kasus terkonfirmasi di 25 negara Di Indonesia, kasus COVID-
dengan 1.699 kematian (CFR 3,2%) 19 pertama Dilaporkan pada 2 Maret
(World Health Organization, 2020). 2020 Sebanyak 2 kasus. Data per 31
Rincian negara dan jumlah kasus Maret 2020 di tunjukkan kasus yang
sebagai berikut: China 51.174 kasus dikonfirmasi 1.528 kasus dan 136
konfirmasi dengan 1.666 kematian, kasus kematian. Angka kematian
Jepang 53 kasus, 1 kematian dan 255 COVID-19 di Indonesia sebanyak
kasus di cruise ship pelabuhan 8,9% dari jumlah ini merupakan
Jepang. Thailand 34 kasus, Korea angka tertinggi di Asia Tenggara2.
Selatan 29 kasus, Vietnam 16 kasus,
Singapura 72 kasus, dan Amerika Penularan virus Corona
Serikat 15 kasus (World Health (SARS-Cov2) di tubuh manusia
Organization, 2020).3 menimbulkan gejala penyakit
pneumonia dan gejala serupa sakit
Dari data Global yang flu pada umumnya. Gejala tersebut
terkonfirmasi Covid-19 sebanyak di antaranya batuk, demam, letih,
127,877,462, kasus kematian sesak napas, dan tidak nafsu makan
sebanyak 2,796,561(CFR 2,2%) (Kemenkes, 2020). Namun berbeda
Negara yang terjangkit sebanyak dengan influenza, virus corona dapat
222, Negara transmisi lokar berkembang dengan cepat hingga
sebanyak 190. Di Indonesia sendiri mengakibatkan infeksi lebih parah
pada tanggal 31 maret 2021 terdapat dan gagal organ serta kematian
kasus dengan specimen diperiksa (Morfi, 2020). Kondisi darurat ini
sebanyak 8.490.864, kasus negative terutama terjadi pada pasien dengan
sebanyak 6.979.152 , kasus konfi- masalah kesehatan sebelumnya
rmasi sebanyak 1.511.712, kasus (Mona, 2020). Inilah yang
meninggal sebanyak 40.858, kasus menyebabkan COVID-19 sangat
sembuh sebanyak 1.348.330, kasus berbahaya dan dapat menyebabkan
aktif sebanyak 122.326. Untuk kematian. Kondisi seperti ini harus
provinsi DKI Jakarta yang benar-benar diwaspadai terutama
terkonfirmasi positif Covid-19 pada lanjut usia. Kasus kematian usia
sebanyak 382.055, kasus sembuh lanjut di pandemi ini menduduki
sebanyak 368.935, kasus sembuh rank teratas di Indonesia3. Kejadian
meninggal sebanyak 6.340, kasus ini menjadi perhatian bagi semua
yang dirawat sebanyak 3.679, kasus pihak terutama adalah keluarga atau
dengan tanpa gejala sebanyak 1.005, yang menjadi keluarga pendamping
kasus dengan yang bergejala lansia. Keluarga memegang peranan
sebanyak 3.961, yang isolasi mandiri penting dalam keberlanjutan kualitas
sebanyak 3.0284. kesehatan terutama yang memiliki
usia lanjut. Keluarga memiliki peran
2
dan fungsi untuk saling menjaga dan Indonesia. Di DKI Jakarta sendiri
menciptakan keseimbangan status terdapat 2.257 kasus terkonfirmasi
kesehatan salah satunya adalah positif pada kelompok usia >60
menjalankan fungsi pemeliharaan tahun, 1.938 kasus pada kelompok
kesehatan di dalamnya (Freidman usia 50-59 tahun dan pada kelompok
dalam Susanto,T 2012)5. usia 40-49 tahun sebanyak 6.207
kasus (Jakarta Smart City, 2020).
Jumlah lanjut usia secara
global diperkirakan lebih dari 625 Lansia dikatakan rentan
juta jiwa, pada tahun 2025 lanjut usia karena berbagai sebab. Faktor usia
akan mencapai 1,2 milyar. Tanpa yang tua menjadi salah satu penanda.
disadari ternyata indonesia telah Hidup yang lebih lama bukan berarti
memasuki era pertumbuhan jumlah hidup dalam kondisi sehat. Riset
penduduk lansia, sejak tahun 2000, sebelumnya menemukan bahwa
proporsi penduduk lanjut usia di bertambahnya usia juga diikuti
Indonesia telah mencapai diatas7% dengan meningkatnya kecen-
pada tahun 2010, jumlan lansia derungan untuk sakit dan memiliki
diperkirakan naik menjadi 9,58% keterbatasan fisik (disable) karena
dengan usia harapan hidup rata-rata terjadinya penurunan kemampuan
70 tahun.(Akbar, Syamsidar, and fisik yang cukup drastis
Nengsih 2020). Lanjut usia adalah (Christensen, dkk., 2009; Gatimu
tahap akhir dari perkembangan pada dkk., 2016). Usia yang bertambah
kehidupan manusia. Menurut juga cenderung diikuti oleh
Undang-undang tentang lanjut usia munculnya berbagai penyakit kronis,
batasan umur seseorang dikatakan tidak sedikit lansia yang memiliki
lansia yaitu mencapai umur 60 tahun. penyakit kronik, seperti penyakit
Pada umur ini ditandai dengan jantung, diabetes, asma, atau kanker.
adanya penurunan atau kemunduran Hal ini dapat meningkatkan risiko
kemampuan fungsi tubuh. Hal ini atau bahaya infeksi virus Corona.
bisa membuat lansia rentan terkena Pasien kanker dan penyakit hati
penyakit. (Misnaniarti 2017)6. kronik lebih rentan terhadap infeksi
SARS-CoV-27.
Usia lansia dan pra lansia
pada pandemik covid-19 ini menjadi Pengetahuan keluarga tentang
salah satu kelompok yang rentan kesehatan anggota keluarga sangat
terdampak, dibuktikan dengan data dibutuhkan karena juga merupakan
yang tertulis dalam Gugus Tugas satu hal penting demi mencegah
Percepatan Penanganan Covid-19 penyebaran Covid-19, terutama bagi
(2020) dimana terdapat 12,2% kasus keluarga lanjut usia. Perubahan
terkonfirmasi positif pada lansia dan fisiologis terkait usia pada lansia
pada pra lansia sebanya 25,1% di akan menurunkan fungsi internal,
3
seperti malnutrisi, penurunan bersifat biologis, psikologis,
kognitif, dan gejala depresi. Para sosialnya serta aspek spiritualnya.
lansia memiliki risiko yang lebih
besar, dan keluarga berperan penting Dengan adanya keluarga atau
dalam memutus rantai penularan pendamping lansia sangatlah menjadi
COVID-19 agar tidak menimbulkan kunci keberhasilan upaya
sumber penularan baru. Mengingat pencegahan terhadap segala masalah
penyebaran infeksi droplet kesehatan yang berhubungan dengan
berdasarkan dari orang ke orang, lansia yang dalam hal ini adalah pada
penularan dapat terjadi di rumah, kondisi pandemi, lansia diharapakan
perjalanan, tempat kerja, dan tempat bisa tetap sehat dan bebas ancaman
lain dimana orang berinteraksi secara dari resiko tertular covid-19. Seperti
sosial8. hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Abidin (2019), bahwa keluarga
Kemampuan keluarga dalam sangat memegang peranan penting
pengelolaan kesehatan bagi untuk menjaga dan mempertahankan
keluarganya sangatlah penting, dari status kesehatan keluarganya5.
segi aspek sejauh mana keluarga
harus memiliki kemampuan untuk Permasalahan yang dida-
bisa mengenal masalah kesehatan, patkan di keluarga antara lain adalah
pengambilan keputusan, memberikan terbatasnya pengetahuan keluarga
pelayanan kesehatan keluarga, mengenai tindakan pencegahan virus
mempertahankan kondisi lingkungan Covid-19, kurangnya kesadaran
rumah yang menunjang kesehatan keluarga untuk menggunakan masker
serta mempertahankan hubungan ketika keluar rumah, kurangnya
yang menguntungkan keluarga dan pemahaman keluarga dalam
fasilitas kesehatan (Ali,Z,2010). penggunaan antiseptik dan
Kesadaran setiap individu dalam desinfektan saat batuk dan bersin
keluarga dalam memenuhi kebutuhan (Han Y, 2020)9.
kesehatan adalah modal awal untuk
Berdasarkan hasil wawancara
tetap menjaga status kesehatannya.
pada 20 keluarga dengan lansia yang
Seorang lansia yang merupakan usia
dilakukan oleh peneliti di lingkungan
renta harusnya menjadi perhatian
RT.10/RW.004 Rawa Buaya,
lebih, seorang lansia harus dilihat
Peneliti mendapatakan 16 dari 20
juga kemampuannya terkait
keluarga dengan lansia yang tidak
kesehatan agar bisa tetap mandiri di
mengetahui tentang bagaimana cara
usianya (Effendi & Chayatin, 2018).
pencegahan Covid-19 seperti,
Pada kondisi pandemi ini, segala
menjaga jarak, memakai masker, dan
kegiatan dan aktivitas lansia benar-
mencuci tangan pakai sabun di air
benar harus dipandu baik yang
4
mengalir ataupun menggunakan Dengan metode pendekatan Cross
antiseptic setelah beraktifitas. sectional. Cross sectional adalah
penelitian yang menekankan waktu
Berdasar pada fenomena ini pengukuran/observasi data variable
maka menarik untuk dilakukan independen dan dependen hanya satu
penilitian tentang hubungan antara kali pada satu saat (Nursalam, 2020).
pengetahuan keluarga dengan Dalam penelitian ini bertujuan untuk
perilaku pencegahan Covid- 19, di menjelaskan ada atau tidaknya
Kelurahan Rawa Buaya. Dengan hubungan pengetahuan keluarga
pertanyaan berikut : Apakah ada dengan perilaku pencegahan covid-
hubungan pengetahuan keluarga 19 pada lansia. Data diperoleh
dengan perilaku pencegahan covid- setelah pengisian kuesioner
19 pada lansia?. Bagaimana pengetahuan keluarga dan perilaku
Distribusi frekuensi pengetahuan pencegahan covid-19 pada lansia.
keluarga dengan pencegahan covid-
19 pada lansia? Distribusi frekuensi Populasi Dan Sampel
perilaku keluarga dengan penc-
egahan covid-19 pada lansia? Populasi yang diambil dalam
Bagaiamana hubungan pengetahuan penelitian ini adalah semua keluarga
keluarga dengan perilaku dengan lansia di wilayah RT 10 /
pencegahan covid-19 pada lansia?. RW 04 Rawa Buaya, Cengkareng-
Jakarta Barat.
Berkaitan dengan pertanyaan
diatas penulis tertarik melakukan Teknik pengambilan sampel ini
penelitian mengenai Hubungan adalah Total Sampling. Jadi jumlah
Pengetahuan Keluarga dengan sampel dalam penelitian ini sebanyak
Perilaku Pencegahan Covid-19 yang 53 keluarga dengan lansia di wilayah
dituangkan kedalam bentuk Skripsi RT 10 / RW 004 Rawa Buaya,
di lingkungan RT.10/RW.004, Cengkareng-Jakarta Barat. Pada
Kelurahan Rawabuaya, Kecamatan sampel penelitian ini menggunakan
Cengkareng-Jakarta Barat. dua kriteria yakni, Pertama Kriteria
Inklusi : a. Keluarga dengan lansia di
METODOLOGI PENELITIAN wilayah RT 10 / RW 004 Rawa
Buaya, Cengkareng-Jakarta Barat b.
Desain Penelitian Keluarga dengan lansia dalam
keadaan sadar penuh mampu
Desain penelitian ini
berkomunikasi dengan baik, jelas,
menggunakan metode kuantitatif
dan kooperatif. (Ditujukan kepada
korelasi yang bertujuan untuk
anak, saudara atau orang yang
menggambarkan fakta dan juga sifat-
tinggal bersama dengan lansia) c.
sifat variable yang sedang diteliti.
Bersedia mengisi kuesioner sesuai
5
penjelasan yang diberikan peneliti. d. Kuesioner Tingkat Pengetahuan
Sudah mendapatkan penjelasan Tentang Covid-19, Kuesioner ini
tentang mengisi kuesioner dan terdiri dari 15 pertanyaan
kriteria kedua yaitu Kriteria Eksklusi menggunakan multiple choice.
: a. Keluarga dengan lansia yang Tingkat pengetahuan baik yaitu 76%
tidak kooperatif. b. Keluarga dengan - 100% jika responden menjawat
lansia yang tidak bersedia menjadi pertanyaan 11-15 soal benar,
responden dalam pelaksanaan pengetahuan cukup yaitu 56% - 75%
penelitian. jika responden menjawab 6-10 soal
benar, pengetahuan kurang yaitu <
Lokasi dan Waktu Penelitian 56% jika responden menjawab < 5
soal benar. (Arikunto, 2006 dalam
Lokasi pengambilan sampel
Wawan & Dewi). Dan yang Ketiga
Penelitian ini dilakukan di
Kuesioner Perilaku Pencegahan,
Lingkungan RT 10 / RW 004, Kel.
Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan
Rawa Buaya, Kec. Cengkareng,
menggunakan skala Guttman dengan
Jakarta Barat.
2 kategori yaitu “Ya atau Tidak”
Waktu Penelitian ini dimulai pada rumus yang digunakan untuk untuk
minggu ketiga bulan Maret sampai menggukur presentase dari jawaban
minggu ketiga bulan Mei 2021. yang didapat dari kuesioner menurut
Arikunto, 2013, yaitu :
Alat Pengumpulan Data
Presentase = jumlah nilai yang benar x 100
Alat yang digunakan dalam Jumlah soal
6
2) Menyerahkan surat permohonan menjelaskan frekuensi karakteristik
izin penelitian kepada Ketua RT responden dari data demografi,
10 Rawa Buaya, Cengkareng, variable independen yaitu tingkat
Jakarta Barat. pengetahuan keluarga dan variable
3) Setelah mendapatkan izin dari dependen yaitu perilaku pencegahan
ketua RT 10 dilanjutkan dengan covid-19 pada lansia. Kedua adalah
menyeleksi calon responden yang Analisa Bivariat, Analisis bivariat
sesuai dengan kriteria yang telah adalah analisis yang digunakan
ditentukan sebelumnya. terhadap dua variabel yang diduga
4) Setelah mendapatkan calon berhubungan atau berkorelasi
responden yang telah ditentukan (Notoatmodjo, 2010). Analisis
peneliti melakukan pendekatan dilakukan melalui uji statistic
dengan mendatangi rumah Kolmogorov Sminrov. untuk
responden satu persatu (door to menentukan hubungan antara
door) dengan menerapkan variable tingkat pengetahuan
protokol kesehatan 3 M. keluarga terhadap variable perilaku
5) Jika responden setuju untuk pencegahan.
menjadi responden maka
diberikan lembar persetujuan Hasil diperoleh pada analisis uji
kemudian menandatanganinya. Kolmogorov sminrov, dengan
6) Selanjutnya responden akan menggunakan program SPSS versi
diberikan penjelasan tentang 16.0. Jika hasil nilai p velue < 0,05
pengisian kuesioner oleh peneliti. maka terdapat hubungan yang
7) Peneliti memberikan waktu kira- signifikan antara variable independen
kira 20 menit untuk menjawab dan dependen , dan apabila nila p
pertanyaan yang ada dalam velue > 0,05 maka tidak ada
kuesioner. hubungan antara variable independen
8) Setelah kuesioner di isi oleh dan dependen. Alasan memilih uji
responden kemudian akan di olah statistic Kolmogorov Sminrov karena
dan di analisa oleh peneliti tabel yang digunakan lebih dari 2 x 2
sehingga tidak memenuhi syarat
Analisa Data untuk uji statistic chi-square.
7
2021 di wilayah RT 010 RW 004, Tabel 5.4 Tabel Distribusi frekuensi
Rawa Buaya, Cengkareng Jakarta Responden berdasarkan
Barat, Didapatkan hasil yang dapat pendidikan.
dilihat pada table berikut.
Jenjang Frekuensi Persen
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan (n) (%)
Responden Berdasrakan Usia SD 11 20.8
Frekuensi SMP 22 41.5
Usia Persen (%)
(n) SMA 18 34.0
20-30 thn 17 32.1 Perguruan tinggi 2 3.8
30-40 thn 23 43.4 Total 53 100.0
>40 thn 13 24.5
Total 53 100.0 Dari hasil analisa data yang didapat
dari tabel diatas menunjukkan bahwa
Dari hasil analisa data yang didapat
ada 2 responden berpendidikan
dari tabel diatas menunjukkan bahwa
perguruan tinggi dengan presentase
ada 13 responden yang berusia >40
3,8 % dan 22 respon yang
tahun dengan presentase 24,5 dan
berpendidikan SMP dengan
ada 23 responden yang berusia 30-40
presentase 41,5 %
tahun dengan presentase 43,4 %.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat
responden berdasarkan pekerjaan pengetahuan.
Frekuensi Persen
Pekerjaan Tingkat Frekuensi Persen
(n) (%)
Pengetahuan (n) (%)
Swasta 6 11.3
Baik 19 35.8
PNS 2 3.8
Cukup 8 15.1
Ibu rumah tangga 31 58.5
Kurang 26 49.1
lain-lain 14 26.4
Total 53 100.0
53 100.0
Dari hasil analisa data yang Dari hasil analisa data yang didapat
diperoleh dari tabel diatas dari tabel diatas menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa ada 2 ada 19 responden yang memiliki
responden yang bekerja PNS dengan pengetahuan baik dengan presentase
presentase 3.8 % dan ada 31 35.8 %, sedangkan ada 26 responden
responden yang bekerja sebagai ibu yang memiliki pengetahuan kurang
rumah tangga dengan presentase 58,5 dengan presentase 49.1 %.
%.
8
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dari hasil analisa data yang
responden berdasarkan perilaku di peroleh pada tabel 5.7
pencegahan menunjukan bahwa responden yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak
Frekuensi 12 orang dengan perilaku sangat baik
Perilaku Persen (%)
(n) dengan presentase 63.2%
sangat baik 17 32.1 sedangakan respondeng yang
Baik 13 24.5 memiliki pengetahuan kurang
sebanyak 3 orang dengan perilaku
Cukup 8 15.1
pencegahan sangat buruk. Hasil
Kurang 9 17.0 analisis uji Kolmogorov sminrove
sangat buruk 6 11.3 didapatkan hasil nilai p velue
Total 53 100.0 sebasar 0.073 yang artinya nilai
p>0.05 menandakan jika Ho gagal
Dari hasil tabel 5.6 diatas ditolak sehingga dapatdisimpulkan
menunjukkan bahwa ada 17 bahwa tidak ada hubungan yang
responden yang memiliki perilaku signifikan antara pengetahuan
sangat baik dengan presentase 32.1% dengan perilaku pencegahan covid-
sedangkan ada 6 responden yang 19.
memiliki perilaku pencegahan sangat
buruk dengan presentase 11.
Tabel 5.7
9
PEMBAHASAN
1
melalui pendidikan formal dalam terhadap seseorang yang sehat tetapi
sekolah namun juga bisa diperoleh dapat pula ditujukan terhadap
dari pendidikan nonformal di luar penderita yang sedang sakit. Sesuai
sekolah dan melalui pengalaman. dengan batasan "pencegahan" ialah
"the act of keeping from happening",
Perilaku Pencegahan Covid-19 Di yang maksudnya merupakan
Rt 010/Rw 004 Rawa Buaya, tindakan yang menjaga jangan
Cengkareng Jakarta Barat sampai terjadi sesuatu atau dengan
kata lain jangan sampai terlanjur
Ditinjau dari hasil penelitian pada
parah (Hariyono, 2013). Dalam
tabel 5.6 mengenai distribusi
melakukan upaya pencegahan maka
frekuensi responden berdasarkan
terdapat 3 tingkat pencegahan (Ievel
perilaku pencegahan covid-19,
of prevention) ialah :
sebagian besar responden memiliki
perilaku yang sangat baik yaitu Pencegahan primer (primary
sebanyak 17 responden dengan prevention), ialah tingkat
presentase 32.1% sedangkan yang pencegahan awal dengan cara
memiliki perilaku yang sangat buruk menghindari atau mengatasi faktor -
sebanyak 6 responden dengan faktor fisiko, misalnya: memakai
presentase 11.3%. masker, sering mencuci tangan
dengan air dan sabun, dan menjaga
Hasil dari penelitian yang dilakukan
jarak satu sama lain.
oleh Andina Bunga Syafel (2020)
dimana mayoritas responden Pencegahan sekunder (secondary
memiliki perilaku baik sebanyak 72 prevention), ialah tingkat
orang (60%) dan mayoritas pencegahan dengan cara melakukan
responden memiliki perilaku yang deteksi dini pcnyakit pada saat
kurang baik sebanyak 48 orang penyakit tersebut belum
(40%). menampilkan gejala -gejalanya yang
khas, sehingga pengobatan dini
Perilaku yang baik dapat menjadi
masih mampu menghentikan
upaya pencegahan terhadap
perjalanan penyakit lebih lanjut,
penularan COVID-19 (Audria,
misalnya: pemeriksaan PCR untuk
2019). Perilaku kesehatan
mengetahui ada tidaknya terinfeksi
dipengaruhi oleh banyak faktor,
COVID-19.
diantaranya pengetahuan, persepsi,
emosi, mot-ivasi, dan lingkungan Pencegahan tersier (tertiary
(Rahayu, 2014). prevention) ialah tingkat pencegahan
dengan cara melakukan tindakan
Perilaku pencegahan dalam arti luas
klinis yang bcrtujuan mencegah
tidak hanya terbatas ditujukan
kerusakan lebih lanjut atau
2
mengurangi komplikasi setelah kepatuhan menggunakan masker dan
penyakit tersebut diketahui, kepatuhan cuci tangan sebagai upaya
contohnya : penggunaan obat – obat pencegahan penyebaran virus
simptomatik pada pasien COVID-19 corona. Kepatuhan merupakan
untuk mengurangi keparahan pada perilaku positif dari keluarga.
pasien (Hariyono, 2013). Sebaliknya perilaku keluarga yang
tidak baik akan meningkatkan
Hubungan Pengetahuan Keluarga jumlah kasus dan angka kematian
Dengan Perilaku Pencegahan akibat penularan COVID-19.
Covid-19 Pada Lansia Di Rt
010/Rw 004 Rawa Buaya, Perilaku yang baik dapat menjadi
Cengkareng Jakarta Barat upaya pencegahan terhadap
penularan COVID-19. Perilaku
Berdasarkan pengetahuan didapat kesehatan dipengaruhi oleh banyak
sebagian responden memiliki faktor diantaranya pengetahuan,
pengetahuan kurang sebanyak 26 persepsi, emosi, motivasi dan
orang dengan presentase 49.1%. lingkungannya. Eksplorasi tentang
berdasarkan hasil uji Kolmogorov perilaku Kesehatan masyarakat dapat
sminrove didapatkan hasil nilai p dilihat dari berbagai komponen,
velue sebasar 0.073 yang artinya diantaranya persepsi tentang
nilai p>0.05 menandakan jika Ho kerentanan penyakit, persepsi
gagal ditolak sehingga dapat hambatan dalam upaya pencegahan,
disimpulkan bahwa tidak ada persepsi tentang manfaat, adanya
hubungan yang signifikan antara dorongan, dan persepsi individu
pengetahuan dengan perilaku tentang kemampuan yang dimiliki
pencegahan covid-19. untuk melakukan upaya pencegahan
(Almi,2020).
Teori yang dikemukakan oleh
Notoadmodjo yang terkait bahwa Penelitian ini menunjukkan bahwa
responden dengan tingkat perilaku pencegahan yang dilakukan
pengetahuan yang baik memiliki responden sebagian besar pada
tindakan pencegahan COVID-19 kategori sangat baik (32.1%). Bentuk
yang cukup hingga baik. Hal ini perilaku yang ditunjukkan antara lain
dapat diartikan bahwa pengetahuan kepatuhan dalam menjaga jarak saat
merupakan domain yang sangat di luar rumah, selalu mencuci tangan
penting untuk terbentuknya tindakan dengan sabun atau hand sanitizer
seseorang karena dengan sebelum masuk rumah, taat
pengetahuan yang baik dapat menggunakan masker saat
menciptakan perilaku yang baik pula. berpergian dan tidak bersentuhan
Dimana tingkat pengetahuan atau salaman dengan oranglain.
keluarga juga mempengaruhi Seseorang yang telah mengetahui
3
tentang suatu informasi tertentu, kembali seperti sediakala (Ashidiqie,
maka dia akan mampu menentukan 2020).
dan mengambil keputusan bagaiman
dia harus menghadapinya. Dengan Keluarga yang memiliki usia lanjut
kata lain, saat seseorang mempunyai dengan resiko penyakit penyerta
informasi tentang COVID-19, maka seperti hipertensi, diabetes melitus,
ia akan mampu untuk menentukan penyakit jantung dan penyakit
bagaimana dirinya harus berperilaku pembuluh darah, penyakit ginjal
terhadap COVID-19 tersebut akan berpotensi terinfeksi Covid-19.
(Ahmadi, 2013). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan
Seperti hasil penelitian yang untuk memperbaiki diri atau
dilakukan oleh Tutik Yuliyanti mengganti dan mempertahankan
(2021) bahwa ada hubungan yang fungsi normalnya secara berlahan-
signifikan antar Pengetahuan dan lahan sehingga tidak dapat bertahan
Sikap dengan perilaku Pencegahan terhadap infeksi dan memperbaiki
Covid-19 Pada Keluarga Usia Lanjut kerusakan yang terjadi (Sunaryo et
Di Wilayah Kecamatan Sukoharjo al, 2016).
dengan nilai p value 0,000.
Pengetahuan, sikap dan perilaku Peran keluarga dalam memelihara
merupakan hal yang memiliki kesehatan anggota keluarganya
keterkaitan antara satu dengan diperlukan untuk mencegah
lainnya dan saling berpengaruh satu penularan khususnya bagi keluarga
sama lain. Tingakat pengetahuan dengan usia lanjut. Perubahan
dapat berpengaruh terhadap sikap fisiologis usia lanjut terkait umur
dan perilaku seseorang (Achmadi, akan menurunkan fungsi intrinsik
2013). seperti malnutrisi, penurunan fungsi
kognitif dan gejala depresi. Deteksi
Keluarga memiliki peran dan fungsi dini mengenai kemungkinan
yang bisa dilakukan sebagai uapya pemberian obat yang tidak tepat
melawan dan mencegah persebaran harus dilakukan untuk menghindari
wabah covid-19. Dengan munculnya kejadian tidak diharapkan
menjalankan peran dan fungsi .Orang berusia lanjut memiliki resiko
keluarga tersebut merupakan suatu yang lebih besar , keluarga memiliki
gerakan gotong royong nasional peran penting dalam memutus rantai
antara masyarakat dan pemerintah penularan COVID-19 agar tidak
untuk membasmi, melawan dan menimbulkan sumber penularan
memutus persebaran Covid-19 baru.
sehingga bangsa Indonesia dapat
mengalahkan wabah tersebut dan Perilaku pemeliharaan kesehatan ada
kaitannya dengan fungsi keluarga
4
yang pertama yaitu mengenal bermakna antara pengetahuan
kesehatan anggota keluarga yang keluarga dengan perilaku
sakit. Pemeliharaan kesehatan adalah pencegahan covid-19 pada
kemampuan mempertahankan status lansia di rt 010/rw 004 rawa
kesehatan (Taylor dan Ralph, 2010). buaya, cengkareng Jakarta
Dengan pengetahuan yang baik barat.
tentang pencegahan COVID-19
maka perilaku pemeliharaan Saran
kesehatan pada keluarga menjadi Berdasarkan hasil kesimpulan diatas,
efektif dalam mempertahankan status ada beberapa saran yang perlu
kesehatan terutama pada usia lanjut. dipertimbangkan :
5
Bagi Peneliti Selanjutnya pencegahan covid-19 karena akan
Diharapkan peneliti selanjutnya memperbaiki generalisasi hasil
dapat meningkatkan penelitian yang penelitian serta memiliki nilai
berkaitan dengan perilaku manfaat yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA “Pengaruh
Perkembangan
Ahmad Zainal Abidin Dan Errix Teknologi Informasi
Kristian Julianto. 2020. Dan Faktor Keluarga
“Hubungan Fungsi Terhadap Prestasi
Pemeliharaan Kesehatan Belajar Siswa
Keluarga Dengan Sekolahdasar ( Study
Pencegahan Penularan Kasus Di Kecamatan
Covid19 Bagi Lansia Di Pondok Betung ,
Desa Kadungrejo Tangerang Selatan ),”
Baureno Bojonegoro. 3.1
6
Kecamatan Papar Supardi, S., & Rustika. (2013).
Kabupaten Kediri. Buku Ajar Metodologi
Riset Keperawatan.
Melvin Josua Wonok, Ribka Trans Info Media,
Wowor, Ardiansa A. T. Jakarta.
Tucunan. 2020.
Gambaran Perilaku
Masyarakat Tentang
Pencegahan Covid-19 Di Widanarti Setyaningsih,
Desa Tumani Kecamatan S.Kp.,Mn, Dkk. Laporan
Maesaan Kabupaten Akhir Pengabdian
Minahasa Selatan Kepada Masyarakat.
2020. Hidup Sehat Bagi
Nursalam, 2020. Metodologi Lansia Pada Era New
Penelitian Ilmu Normal Pandemik
Keperawatan Covid-19.
Rusmini. 2018. “Dasar Dan Jenis Willy, 2021. Hubungan
Ilmu Pengetahuan,” Pengetahuan, Persepsi,
Dan Sikap Masyarakat
Suryaningrum, Fatma Nur. 2021, Dengan Perilaku
Hubungan Pengetahuan Pencegahan Wabah
Dan Persepsi Virus Corona.
Masyarakat Dengan
Upaya Pencegahan Wawan, A, Dewi, M.,2010. Teori
Covid-19 Di Kelurahan Dan Pengukurannya
Srondol Wetan, Pengetahuan, Sikap, Dan
Semarang. Perilaku Manusia. Nuha
Medika : Yogyakarta.